Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penggumpalan darah bisa terjadi akibat gangguan pada proses penggumpalan darah atau
adanya masalah pada katup vena sehingga darah menggumpal di tengah perjalanan balik
kembali ke jantung. Penggumpalan darah bisa berakibat fatal. Maka, kenali gejala
penggumpalan darah sedini mungkin.
Trombolisis adalah manfaat bersih pada pasien dengan stroke iskemik akut, yang
berusia kurang dari 80 tahun dan dirawat dalam waktu 4,5 jam sejak onset. Uji Coba Stroke
Internasional ketiga (IST-3) berusaha untuk menentukan apakah rentang pasien yang lebih
luas mungkin mendapat manfaat hingga 6 jam dari onset stroke
Kondisi demikian meningkatkan risiko gangguan kesehatan serius yang mengancam
jiwa, salah satunya adalah stroke iskemik. Ini adalah jenis stroke yang terjadi karena
gumpalan darah menyumbat pembuluh di otak. Stroke iskemik menyebabkan aliran darah
yang mendistribusikan oksigen ke otak terhambat. Karenanya, sel-sel dan jaringan otak
mengalami kerusakan, bahkan mati dalam hitungan menit. Keadaan ini dapat mencetuskan
sederet gejala stroke berbahaya, seperti kelumpuhan, kejang, bahkan kematian. 
Sedangkatn Embolisme adalah penyumbatan pembuluh darah yang terjadi di berbagai
bagian tubuh oleh embolus (zat asing) yang di bawa ke tempat tersebut oleh aliran darah.
Salah satu embolus adalah trombus, yaitu gumpalan darah yang mudah terbentuk di dalam
rongga aneurisma.
Embolisme paru terjadi karena tersumbatnya arteri di paru-paru. Penyebab sumbatan
paling umum adalah bekuan darah dari pembuluh darah vena dalam yang terbawa aliran
darah hingga ke paru-paru dan tersangkut di pembuluh darah paru yang berukuran lebih
kecil.
Lebih tepatnya, trombosis adalah kondisi ketika aliran darah terhambat lantaran adanya
darah yang menggumpal. Sedangkan, emboli merupakan penyumbatan aliran darah yang
tidak hanya diakibatkan oleh gumpalan darah, namun bisa jadi karena gelembung udara,
lemak, dan lain sebagainya.
1.2 Rumusan Masalah
a) Apa saja yang kamu ketahui tentang trombolisis?
b) Apa saja yang kamu ketahui tentang embolisme?
1.3 Tujuan
a) Untuk mengertahui apa yang dimasksut dengan trombolisis
b) Untuk mengetahui apa yang dimaksut dengan embolisme.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Trombolisis
Trombolisis, juga dikenal sebagai terapi trombolitik, adalah prosedur pengobatan untuk
melarutkan gumpalan darah dalam pembuluh darah, melancarkan aliran darah, serta
mencegah kerusakan jaringan dan organ.Terapi trombolitik sering digunakan sebagai
pengobatan darurat untuk melarutkan gumpalan darah yang terbentuk di pembuluh darah
besar atau arteri.Terapi trombolitik dilakukan dengan memberikan suntikan obat litik atau
penghilang gumpalan melalui saluran intravena (IV) atau melalui kateter panjang yang
mengantarkan obat langsung ke lokasi penyumbatan

Obat litik untuk trombolisis meliputi berikut ini;

 Anistreplase.
 Reteplase.
 Streptokinase dan kabikinase.
 Alteplase atau recombinant tissue plasminogen activator (rt-PA).
 Tenecteplase.
 Urokinase

Jika gumpalan darah cukup parah dan mengancam jiwa, terapi trombolitik bisa menjadi
pilihan pengobatan jika dilakukan sesegera mungkin.Idealnya, obat ini diberikan dalam
waktu satu sampai dua jam setelah timbulnya gejala serangan jantung, stroke, atau emboli
paru (jika diagnosis telah dibuat.

Anda mungkin perlu menjalani terapi trombolik pada kondisi berikut.

 Jika gumpalan darah tiba-tiba menyumbat pembuluh darah besar atau arteri.

 Jika obat pengencer darah (antikoagulan) tidak mampu mengurangi


penggumpalan darah akibat trombosis vena dalam (DVT) , pulmonary embolism (PE), atau
PAD.

Terapi trombolik dapat digunakan untuk mengatasi penyakit atau gangguan berikut ini.
 Penyumbatan pada arteri koroner penyebab serangan jantung yang tidak bisa
ditangani dengan sten atau operasi.
 Penyumbatan di dalam pembuluh darah (trombosis).

 DVT yang bertambah parah akibat penyumbatan pembuluh darah vena.

 Serangan jantung (infark miokard).

 Stroke iskemik.

 Penyakit Peripheral Artery Disease (PAD).


 Gumpalan darah di paru-paru (emboli paru).

 Gangguan akibat penggunaan kateter terlalu lama (oklusi kateter).

 Penurunan aliran darah ke tungkai (oklusi arteri perifer akut).

terapi trombolik dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu sebagai berikut.

A. Trombolisis sistemi
Terapi trombolik sistemik dapat dilakukan untuk mengatasi serangan jantung dan
stroke iskemik serta penyumbatan arteri paru-paru (acute pulmonary embolism).
Berikut langkah-langkah melakukan trombolisis sitemik.

1) Dokter akan memberikan obat penenang.


2) Obat bius akan diberikan untuk membuat bagian yang akan disuntikan mati rasa.
3) Obat diberikan melalui infus yang dipasang pada pembuluh darah yang terlihat
di lengan.
4) Prosedur dilakukan saat Anda berbaring di kasur sambil diukur fungsi jantung
dan paru-paru.
5) Obat akan mengalir di dalam darah hingga mencapai posisi darah yang
menggumpal.
6) Infus akan dicopot setelah terpai selesai dan bekas suntikan akan ditutup dengan
kapas steril.

B. Trombolisis kateter
Trombolisis kateter umumnya dilakukan secara rutin untuk menangani DVT dan
PAD.Untuk melakukan terapi trombolik ini, berikut langkah-langkahnya.

1) Obat penenang akan diberikan untuk membuat Anda tenang.


2) Obat bius akan diberikan untuk membuat bagian tubuh tempat terapi dilakukan
mati rasa.
3) Dokter akan menusuk kulit untuk memasukan selang plastik ke dalam pembuluh
darah, biasanya pada selangkangan, leher, atau di belakang lutut.
4) Obat dimasukan melalui selang hingga mencapai gumpalan.
5) Jika dibutuhkan, alat kecil dimasukan ke dalam selang untuk menghancurkan
atau menyedot gumpalan.
6) Bila ada bagian pembuluh darah yang menyempit, angioplasti atau sten bisa
digunakan untuk memperbesar pembuluh darah. Angioplasti dilakukan dengan
memasukan balon yang bisa mengembang di dalam pembuluh darah. Sementara
itu, pada kondisi yang penyempitan yang parah, sten, yang berupa tabung metal,
dapat masukan ke dalam selang.
7) Setelah terapi selesai dilakukan, kateter akan dikeluarkan dan lubang ditutup
dengan kapas steril.
Pada prosedur trombolisis kateter panjang, bisa diberikan penambahan alat pelengkap.
Alata-alat ini meliputi alat putar atau ultrasonografi, cangkir isap (suction cup), atau pancaran
cairan di ujungnya yang memecah atau menyedot bekuan darah.

Tambahan alat tersebut juga disebut dengan trombolisis mekanik yang digunakan bersamaan
dengan trombolisis kateter.

2.2. Pengertian Ambolisme\


Embolisme paru adalah kondisi medis yang terjadi ketika satu atau lebih pembuluh darah
arteri di paru-paru tersumbat oleh bekuan darah. Ketika arteri pulmonalis ini tersumbat, aliran
darah antara paru-paru dan jantung kanan akan terhambat. Dalam banyak kasus, saat
sumbatan tersebut kecil dan tak mematikan, tapi bisa merusak organ paru dan mempengaruhi
organ lain, terutama jantung. Namun saat sumbatan yang muncul besar, bisa terjadi komplikasi
yang lebih serius, termasuk kematian.
Terdapat beberapa emboilisme;
A. Embolisme paru akut
Embolisme paru akut adalah sumbatan baru pada pembuluh darah paru yang
muncul secara tiba-tiba atau bekuan darah yang berasal dari sumber lain seperti bekuan
darah dari pembuluh balik tungkai bawah. Sumbatan itu biasanya bermula dari bekuan
darah dari pembuluh darah vena pada suatu organ dalam tubuh yang berjalan hingga ke
paru-paru. Emboli paru akut adalah penyebab kematian paling umum nomor tiga akibat
penyakit kardiovaskular setelah serangan jantung dan stroke. Kira-kira 25-30 persen
pasien akan meninggal tanpa penanganan secepatnya.

B. Embolisme paru kronis


Embolisme paru kronis adalah sumbatan pada pembuluh darah paru yang terjadi
ketika bekuan darah sebelumnya belum terurai meski sudah ditangani secara medis. Bisa
juga sumbatan ini adalah emboli paru akut yang tak terdeteksi atau tak tertangani
sebelumnya.
Akumulasi bekuan darah bisa memicu pembentukan jaringan parut dalam
pembuluh darah paru yang menghambat aliran darah normal dan membuat bagian kanan
jantung bekerja lebih keras. Walhasil, dapat menyebabkan peningkatan tekanan
pembuluh darah paru, yakni hipertensi paru atau chronic thromboembolic pulmonary
hypertension (CTEPH). Hanya 2-4 persen pasien emboli paru kronis mengalami CTEPH.

Anda mungkin juga menyukai