Anda di halaman 1dari 9

TROMBOSIS VENA

DEFINISI

Thrombosis adalah keadaan dimana terjadi pembentukan massa bekuan darah intravaskuler,
yang berasal dari konstituen darah, pada orang yang masih hidup. Dalam pengertian yang luas
thrombus dapat bersifat fisiologik disebut sebagai “hemostaticthrombus” yang berguna untuk
menutup kerusakan dinding pembuluh darah setelah injury, dapat juga bersifat patologik, disebut
sebagai“pathologicthrombus“, thrombus yang justeru dapat menyumbat lumen pembuluh darah.
Pada umumnya yang dimaksud dengan thrombosis ialah pembentukan pathologicthrombus.

Thrombosis dapat terjadi pada arteri, disebut sebagai thrombosis arteri (arterial thrombosis),
dapat juga terjadi pada vena disebut sebagai thrombosis vena (venousthrombosis). Thrombus
arteri berbeda sifatnya dengan thrombus vena. Komponen thrombus arteri sebagian besar terdiri
dari platelet(thrombosit) diselingi oleh anyaman fibrin, komponen eritrositnya sangat rendah
sehingga thrombus berwarna putih disebut sebagai “white thrombus”. Sedangkan thrombus vena
sebagian besar terdiri dari sel darah merah disela-sela anyaman fibrin, komponen thrombosit
sangat sedikit, thrombus berwarna merah disebut sebagai “red thrombus

EPIDEMIOLOGI

Thrombosis merupakan penyebab kematian terbanyak di Amerika Serikat. Lebih dari 2juta orang
meninggal setiap tahun akibat thrombosis arteri atau vena atau penyakit-penyakit yang
ditimbulkannya.

Jika dibandingkan dengan kematian akibat kanker sebesar 550.000per tahun, thrombosis
menimbulkan kematian 4 kali lebih banyak. Ini menunjukkan bahwa thrombosis memberikan
dampak luar biasa pada morbiditas, mortalitas dan biaya perawatan medik.

Kecenderungan yang sama dapat dijumpai di negaran-negara berkembang termasuk Indonesia.


Di Indonesia, thrombosis (penyakit jantung koroner dan stroke) merupakan penyebab kematian
nomor satu, lebih sering dari penyakit infeksi.
Data epidemiologik menunjukkan bahwa kejadian thrombosis baik arteri ataupun vena semakin
meningkat dengan meningkatnya usia.

ETIOLOGI

Penyebab Trombosis Arteri


Trombosis arteri umumnya terjadi pada individu yang telah mengalami aterosklerosis, atau
penumpukan plak, di dalam pembuluh darah arteri. Aterosklerosis menyebabkan terjadinya
penumpukan deposit ateroma, atau plak lemak, pada dinding pembuluh darah tersebut.

Aterosklerosis umumnya terjadi pada area di mana aliran darah mengalami turbulensi. Proses
tersebut dapat mengalami percepatan apabila tubuh terekspos faktor risiko yang berat. Hal ini
juga dapat terjadi lebih sering saat seseorang bertambah usia dan pada orang dengan riwayat
keluarga mengalami penyakit tersebut.

Beberapa faktor risiko untuk trombosis arteri adalah:

 Merokok
 Tekanan darah tinggi
 Peningkatan kadar kolesterol
 Diabetes
 Usia tua
 Riwayat keluarga
 Pola makan yang kurang baik
 Mengalami berat badan yang berlebih
 Kurangnya aktivitas fisik

MANIFESTASI KLINIS

Gumpalan darah biasanya tidak menimbulkan gejala, selama tidak menyumbat aliran darah pada
bagian tubuh tertentu. Namun ketika penyumbatan terjadi, dapat muncul masalah serius, seperti:

 Serangan jantung, yang terjadi ketika aliran darah menuju otot jantung tersumbat secara
tiba-tiba, sehingga menyebabkan nyeri dada, sesak dan pusing. 
 Stroke, yang terjadi ketika aliran darah menuju otak tersumbat. Gejala utamanya adalah
wajah terkulai di satu sisi, kelemahan pada salah satu lengan, dan bicara cadel.

 Transient ischemic attack (TIA) atau mini stroke, yang terjadi ketika aliran darah ke


otak tersumbat sementara, dan menyebabkan gejala stroke sementara.

 Critical limb ischemia. Kondisi ini terjadi apabila aliran darah ke tungkai tersumbat,
sehingga menyebabkan kesakitan dan perubahan warna menjadi pucat atau biru. Tungkai
tersebut juga terasa dingin. 

Atherothrombosis adalah pembentukan thrombus di atas plak atheroma yang sudah ada.
Atherothrombosis merupakan terminologi baru yang melihat bahwa proses atheroskelrosis dan
thrombosis akut berhubungan secara integral dengan kelainan pembuluh darah (vascular event)
yang terjadi. Terjadi perubahan paradigma, sebelumnya proses atherosklerosis dianggap sebagai
penyebab utama kelainan vaskuler, dimana plak atheroma menutup lumen arteri dan bersifat
stabil sehingga secara perlahanlahan menimbulkan penyempitan lumen. Manifestasi utama
adalah angina pektoris, sedangkan infark miokard lebih jarang. Menurut konsep yang baru
penutupan lumen arteri terjadi karena timbulnya deposisi thrombus di atas plak atheroma.
Penutupan ini bersifat tidak stabil dan prosesnya akut. Kelainan yang timbul berupa angina tidak
stabil dan miokard infark yang disertai sudden death. Perubahan paradigma ini menimbulkan
perubahan konsep dalam diagnosis, terapi dan prevensi penyakit jantung koroner. Manifestasi
Atherothrombosis Atherothrombosis terutama mengenai arteri berukuran sedang dan besar.
Penutupan lumen arteri menyebabkan iskhemia atau infark jaringan yang mengenai bermacam
organ.

Manifestasi utama atherothrombosis adalah: 1. Penyakit jantung koroner a. Angina pektoris b.


Unstable angina c. Infark miokard d. Sudden cardiac death 2. Cerebrovascular disease a.
Transient ischemic attack b. Ischemic stroke c. Ishemic sudden death 3. Peripheral Vascular
Disease a. Claudicatio intermitten b. Iskhemia akut c. Gangren/nekrosis

Gejala kondisi tersebut bisa beragam, tergantung lokasi sumbatan yang terjadi.

Sumbatan pada pembuluh arteri koroner


Trombosis arteri yang menyumbat pembuluh darah arteri koroner akan menyebabkan serangan
jantung. Kondisi ini umumnya ditandai dengan beberapa gejala berikut:

 Nyeri dada
 Sesak napas
 Pusing
 Pucat
 Keringat dingin
 Mual dan muntah

Sumbatan pada pembuluh arteri ke otak

Jika trombosis arteri menyumbat arteri di otak, maka akan terjadi stroke iskemik. Kondisi ini
umumnya ditandai dengan beberapa gejala berikut:

 Mati rasa atau kelemahan pada salah satu sisi tubuh


 Wajah tampak tidak simetris atau salah satu terlihat lebih turun
 Bicara pelo, sulit berbicara, atau memahami pembicaraan
 Sulit mempertahankan keseimbangan
 Sakit kepala atau pusing
 Sulit menelan

Terkadang, sumbatan akibat gumpalan darah ini bisa hanya berlangsung sementara. Kondisi ini
disebut stroke ringan atau TIA (transient ischemic attack).

Sumbatan pada pembuluh arteri perifer

Kondisi ini umumnya terjadi akibat komplikasi dari penyakit arteri perifer. Pada penyakit arteri
perifer, penumpukan plak yang terjadi bisa pecah. Akibatnya, bisa terjadi gumpalan darah.
Gumpalan darah yang menyumbat arteri perifer bisa menyebabkan timbulnya keluhan dan
gejala, seperti:

 Nyeri tungkai
 Tungkai tampak pucat, kebiruan, atau terasa dingin
 Mati rasa atau kelemahan pada tungkai

PATOFISIOLOGI :

Pemicu utama trombosis arteri adalah pecahnya pembuluh darah aterosklerotik, menyebabkan
oklusi pembuluh darah lengkap atau sebagian. Ketika plak pecah, inti lipidnya terpapar ke
sirkulasi darah di lumen arteri. Area inti dari plak mengandung TF dan fragmen kolagen, yang
sangat trombogenik (42, 43). TF yang bersirkulasi juga meningkat pada pasien dengan penyakit
kardiovaskular dan mungkin berkontribusi pada trombosis setelahnya pecahnya plak (44). Pada
tahap awal pecahnya plak, trombosit direkrut dengan cepat ke lokasi, diikuti oleh agregasi dan
pertumbuhan trombus yang cepat. Kaskade koagulasi adalah juga diaktifkan pada tahap ini
dengan pembentukan trombin, yang mengaktifkan trombosit. Trombosit teraktivasi mendorong
perekrutan, adhesi, agregasi, dan aktivasi trombosit lebih lanjut (44). Jadi, trombus arteri kaya
akan trombosit dan terkena darah yang mengalir cepat Komponen fibrin dari trombus meningkat
seiring meluasnya ke dalam lumen arteri, meskipun luas permukaan trombus itu terkena darah di
lumen akan ditutup dengan diaktifkan trombosit. Jaringan fibrin yang longgar dengan sejumlah
besar yang terperangkap sel darah merah juga merupakan bagian dari trombus pada tahap akhir
trombosis (43) (Gbr. 5). ACS biasanya merupakan hasil dari aterosklerosis dan trombosis di
arteri koroner. Infark miokard paling akut adalah disebabkan oleh trombosis yang
berkembang pada plak aterosklerotik koroner penyebab. Trombosis juga merupakan
faktor pemicu utama
angina tidak stabil. Studi menunjukkan bahwa peristiwa koroner trombotik baru
menyumbang 50-70% kematian mendadak yang disebabkan oleh penyakit jantung
iskemik (43). Trombus arteri yang kaya fibrin seringkali tertutup sepenuhnya dan menyebabkan
peningkatan miokard
infark, sedangkan trombus arteri yang kaya trombosit sering tertutup sebagian, mengakibatkan
angina tidak stabil dan peningkatan non-ST infark miokard.Sekarang diketahui dengan baik
bahwa peradangan memainkan peran kunci patogenesis penyakit arteri koroner dan manifestasi
aterosklerosis lainnya. Sel-sel inflamasi dan kekebalan yang ditularkan melalui darah merupakan
bagian penting dari ateroma. Kebanyakan sel-sel ini diaktifkan, menghasilkan beberapa jenis
molekul (termasuk sitokin inflamasi dan protease), yang dapat mengganggu kestabilan plak,
mengakibatkan pengangkatan plak dan ACS (45). Itu kadar protein C-reaktif dan IL-6, serta
inflamasi lainnya penanda, meningkat pada pasien dengan angina tidak stabil dan infark miokard
(24, 45, 46). Menariknya, hal itu telah disarankan bahwa beberapa efek menguntungkan dari
statin mungkin sebagian disebabkan sifat anti-inflamasi mereka (47-49). Namun, hasil dari
sebuah meta-analisis menunjukkan bahwa sebagian besar anti-inflamasi efek statin terkait
dengan besarnya kepadatan rendah lipoprotein (LDL), dan potensi efek non-LDL statin pada
inflamasi relatif kecil (50). Namun dqemikian, memang demikian kemungkinan penurunan LDL
mungkin menjadi pendorong utama untuk pengurangan tersebut dalam peradangan yang
berkontribusi untuk menurunkan risiko kardiovaskular (50). Siklooksigenase (COX) -2 adalah
bentuk siklooksigenase yang dapat diinduksi dan telah terbukti terlibat dalam respons
proinflamasi jaringan vaskular, berpartisipasi dalam aterosklerosis dan trombosis (51).
Peningkatan aktivitas inflamasi yang melibatkan COX-2 dapat mempengaruhi pasien terhadap
kejadian kardiovaskular. Baru bukti juga menunjukkan bahwa tingkat asetilasi histon yang
berubah dalam proses inflamasi dikaitkan dengan aterosklerosis dan restenosis, dan hiperasetilasi
histon mungkin memiliki mekanisme perlindungan dalam cedera vaskular dan remodeling,
mungkin dengan mengurangi ekspresi faktor yang terlibat dalam proses patologis ini (52).
Pada kejadian trombotik arteri akut, obat yang mengurangi pertumbuhan trombus harus
diberikan, dengan trombosit sebagai target utama. Meskipun agen antiplatelet paling sering
digunakan untuk mencegah kejadian trombosis arteri dan kejadian iskemik berulang, koagulasi
dengan jelas diaktifkan setelah ruptur plak, yang memberikan alasan mekanistik untuk
antikoagulasi. terapi. Bukti klinis menunjukkan bahwa kombinasi terapi antikoagulan dan
antiplatelet lebih efektif daripada keduanya pengobatan saja (53). Selain itu, berdasarkan peran
inflamasi dalam patogenesis ACS, antikoagulan dengan sifat antiinflamasi mungkin bermanfaat.
Itu telah dibuktikan kombinasi antagonis vitamin K dengan asam asetilsalisilat menyebabkan
tingkat perdarahan yang lebih tinggi (42). Memiliki antikoagulan oral baru menunjukkan
antikoagulasi yang efektif dalam beberapa studi klinis. Namun, studi penemuan dosis yang
memadai untuk agen oral baru diberikan bersama dengan obat antiplatelet dalam pengaturan ini
perlu untuk memastikan bahwa potensi manfaat dari kombinasi tersebut terapi tidak diimbangi
dengan peningkatan komplikasi perdarahan.
TATA LAKSANA

PENCEGAHAN :

Pencegahan dari trombosis arteri merupakan salah satu hal yang penting untuk ditekankan.
Terdapat dua area utama, yaitu pencegahan primer yang berkaitan dengan pencegahan
perkembangan penyakit, dan pencegahan sekunder yang berkaitan dengan pencegahan rekurensi
penyakit.

Seseorang yang berisiko juga dapat disarankan untuk menggunakan stoking kompresi guna
menekan pembuluh darah vena pada tungkai untuk menstimulasi aliran darah. Penting juga
untuk memastikan bahwa stoking tersebut memadai.
Terdapat dua cara utama untuk mencegah trombosis arteri, yakni perubahan gaya hidup dan
pengobatan. Seseorang yang pernah mengalami serangan jantung atau stroke sebelumnya akan
disarankan untuk melakukan perubahan gaya hidup.

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko terjadinya trombosis arteri adalah:

 Menghindari kebiasaan merokok

 Menjalani pola makan sehat, dan tidak mengonsumsi makanan berlemak 

 Berolahraga secara teratur

 Mempertahankan berat badan yang ideal

 Membatasi konsumsi alkohol

Jika Anda mempunyai risiko tinggi untuk mengalami terjadinya penggumpalan darah, maka
dokter akan memberikan obat-obatan berikut ini. 
Obat-obat antithrombotik dapat digolongkan menjadi 3 golongan besar: 1. Obat antiplatelet. 2.
Antikoagulansia. 3. Obat thrombolitik atau fibrinolitik. Rincian lebih lengkap obat
antithrombotik dapat dilihat pada table 4. Tabel 4. Obat-obat antithrombotik I. Obat antiplatelet
a. Aspirin b. Phosphodiesterase inihibitor: dipyridamole c. Derivat thienopyridines 1. Ticlopidin
2. Clopidogrel d. Glycoprotein IIb/IIIa receptor antagonist II. Obat antikoagulan A. Parenteral 1.
Heparin a. Unfractionated heparin b. Low molecular weight heparin 2. Pentasaccharides a.
Fondafarinux b. Idraparinux

3. Heparinoids 4. Direct thrombin inhibitor a. Lepirudin b. Argatroban B. Oral anticoagulant 1.


Vitamin-K dependent coagulation proteins inhibitor 2. Ximelagatran III. Obat thrombolitik a.
Streptokinase b. Urokinase-type plasminogen activator c. Tissue-tyep plasminogen activator

PROGNOSIS

KOMPLIKASI

Komplikasi yang disebabkan oleh trombosis arteri tergantung pada letak pembuluh darah yang
tersumbat. Bila trombosis arteri terjadi di pembuluh darah otak, dapat terjadi stroke; bila terjadi
di pembuluh darah jantung, dapat terjadi serangan jantung. Komplikasi trombosis arteri juga bisa
berupa kematian jaringan pada tungkai.
Kondisi-kondisi tersebut selanjutnya bisa menyebabkan komplikasi lebih jauh. Sebagai contoh,
serangan jantung akibat sumbatan di pembuluh darah arteri koroner bisa menyebabkan
kerusakan jantung, gagal jantung, bahkan kematian.

Anda mungkin juga menyukai