Anda di halaman 1dari 8

NAMA : CANTIKA VADIA AQLI

NRP : 1910211029

TUGAS : KEPEMIMPINAN

1. Apa perbedaan leadership jaman yunani dan jaman modern?


Dalam definisi secara luas kepemimpinan adalah meliputi proses mempengaruhi
dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai
tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Selain itu juga
mempengaruhi interpretasi mengenai peristiwa-peristiwa kepada para pengikutnya,
pengorganisasian dari aktivitas-aktivitas untuk mencapai sasaran tersebut, memelihara
hubungan kerjasama dan kerja kelompok, perolehan dukungan dan kerjasama dari orang-
orang di luar kelompok atau organisasi.

Kepemimpinan adalah terjemahan dari bahasa lnggris leadership yang berasal dari
kata leader. Kata leader muncul pada tahun 1300-an sedangkan kata leadership muncul
belakangan sekitar tahun 1700-an. Untuk menjelaskan "apa yang membuat pemimpin itu
efektif' terdapat beberapa pendekatan. Pertama, pendekatan berdasarkan sifat-sifat
kepribadian umum yang dimiliki seorang pemimpin lebih besar daripada yang bukan
pemimpin. Kedua, berdasarkan pendekatan tingkah laku pemimpin. Ketiga, berdasarkan
pendekatan kemungkinan (situasional). Keempat, pendekatan kembali kepada sifat atau
ciri clari suatu persfektif yang berbeda yaitu mencoba mengidentifikasi seperangkat ciri
pemimpin yang menjadi acuan orang lain. Hingga tahun 1940-an ( masa Yunani Kuno)
kajian tentang kepemimpinan didasarkan pada teori sifat. Teori kepemimpinan sifat
adalah teori yang mencari sifat-sifat kepribadian, sosial, fisik atau intelektual yang
membeclakan antara pemimpin dan bukan pemimpin. Berdasarkan teori ini
kepemimpinan itu dibawa sejak Jahir atau merupakan bakat bawaan. Misalnya ditemukan
adanya enam macam sifat yang membedakan antara pemimpin dan bukan pemimpin
yaitu ambisi clan energi, keinginan untuk memimpin, kejujuran clan integritas, rasa
percaya diri, intelegensi, dan pengetahuan yang relevan dengan pekerjaan. Namun
demikian teori sifat ini tidak memberikan bukti kesuksesan seorang pemimpin. Antara
tahun 1940-an hingga 1960-an berkembangkan toeri kepemimpinan tingkah laku. Teori
kepemimpinan tingkah laku yang mengusulkan bahwa tingkah laku tertentu membedakan
antara pemimpin dan bukan pemimpin. Berdasarkan teori ini kepemimpinan itu dapat
diajarkan, maka untuk melahirkan pemimpin yang efektif kita bisa mendesain sebuah
program khusus. Selanjutnya antara tahun 1960-an hingga tahun 1970-an berkembang
kajian-kajian kepemimpinan yang mendasarkan pada teori kemungkinan. Teori
kemungkinan atau situasional mendasarkan bukan pada sifat atau tingkah laku seorang
pemimpin, namun efektivitas kepemimpinan dipengaruh oleh situasi tertentu. Dalam
situasi tertentu memerlukan gaya kepemimpinan tertentu, demikian pula pada situasi
yang lain memerlukan gaya kepemimpinan yang lain. Teori kepemimpinan mutakhir
berkembang antara tahun 1970-an hingga tahun 2000-an. Teori yang berkembang
selanjutnya tidak didasarkan pada sifat, tingkat laku atau situasi tertentu melainkan
didasarkan pada kemampuan lebih pada seorang pemimpin dibandingkan dengan yang
lain.
Teori sifat lahir pada zaman Yunani kuno dan zaman Roma. Pada waktu itu orang
– orang percaya bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukannya dibuat. Theory the great Man
yang menyatakan bahwa seseorang yang dilahirkan sebagai pemimpin ia akan menjadi
pemimpin apakah ia mempunyai sifat atau tidak mempunyai sifat sebagai pemimpin.
Teori “Great Man” memberikan arti lebih realistis terhadap pendekatan sifat dari
pemimpin, setelah mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi. Dengan
demikian maka perhatian terhadap kepemimpinan dialihkan kepada sifat – sifat umum
yang dipunyai oleh pemimpin, tidak lagi menekankan apakah pemimpin itu dilahirkan
atau dibuat. Oleh karena itu sifat – sifat seperti fisik, mental, kepribadian menjadi pusat
perhatian untuk diteliti sekitar tahun 1930 – 1950an. Dari penelitian itu diketahui bahwa
seorang pemimpin memiliki empat sifat umum dann mempunyai pengaruh terhadap
keberhasilan kepemimpinan organisasi yaitu Kecerdasan, kedewasaan dan keluasan
hubungan sosial, motivasi diri dan dorongan berprestasi dan sikap – sikap hubungan
kemanusian seperti simpati, kejujuran, dan kepercayaan.
Bangsa Yunani, berbeda dengan bangsa Mesir kuno, menggambarkan pemimpin
sebagai pahlawan, yang dipersonifikasikan dalam wujud dewadewa, yang merupakan
simbol dari atribut-atribut pahlawan, seperti berikut :
1. Agamemnon adalah dewa penegak hukum yang adil.
2. Nestor adalah dewa pemberi nasihat yang bijaksana.
3. Odysseus adalah dewa yang pintar dan licik.
4. Achilles adalah dewa pemberani dan kuat.
Jadi, bagi bangsa Yunani seorang pemimpin haruslah orang yang memiliki atribut-atribut
pahlawan, yaitu adil, bijaksana, pandai, berani, dan kuat.
Wacana teoritis modern menegaskan bahwa kepemimpinan adalah proses yang
melibatkan pemimpin dan pengikut yang bertindak dalam konteks fluida, sehingga orang
membangun identitas pemimpin atau pengikut dari waktu ke waktu. Teori kepemimpinan
„baru‟ termasuk kepemimpinan karismatik dan teori kepemimpinan transformasional
yang sangat berpengaruh. Fokus dari teori-teori ini mencerminkan kebutuhan untuk
memahami kepemimpinan dalam konteks lingkungan bisnis yang dicirikan oleh krisis
dan perubahan. Teori kepemimpinan baru lebih mampu menjelaskan kemampuan
pemimpin untuk mengatasi perubahan radikal dan mengelola perputaran bisnis yang
gagal. Sebuah tubuh yang berkembang dari pekerjaan empiris juga memberikan
dukungan empiris yang substansial untuk teori kepemimpinan baru (dibandingkan
dengan temuan campuran penelitian ke dalam teori yang lebih tua). Teori kepemimpinan
baru termasuk kepemimpinan karismatik dan kemudian, dan sangat berpengaruh, teori
transformasional kepemimpinan. Fokus dari teori-teori ini mencerminkan kebutuhan
untuk memahami kepemimpinan dalam konteks lingkungan bisnis yang dicirikan oleh
krisis dan perubahan. Teori kepemimpinan baru lebih mampu menjelaskan kemampuan
pemimpin untuk mengatasi perubahan radikal dan mengelola perputaran bisnis yang
gagal. Sebuah badan kerja empiris yang berkembang juga memberikan dukungan empiris
yang substansial untuk teori kepemimpinan baru (dibandingkan dengan temuan campuran
penelitian ke teori yang lebih lama).
Perbedaan kepemimpinan tradisional dan modern terletak pada fokusnya, di mana
kepemimpinan tradisional berfokus pada perintah, permintaan, otoritas, dan komunikasi
satu arah, sedangkan fokus kepemimpinan modern adalah kinerja jangka panjang,
komunikasi dua arah, dan desentralisasi. Selain itu, kepemimpinan tradisional sangat
bergantung pada „hierarki‟, sedangkan kepemimpinan modern bergantung pada
kolaborasi antara pemimpin dengan yang dipimpin dan Transisi dalam teori
kepemimpinan berkembang dari waktu-ke waktu berdasarkan keingintahuan para ilmuan
dan peneliti. Mula-mula kepemimpinan itu dilihat dari sudut pandang sifat, ciri atau bakat
yang dibawa sejak lahir. Ketidakpuasan akan hasil dari pendekatan ciri tersebut
melahirkan pendekatan kepemimpinan berdasarkan perilaku. Kedua pendekatan tersebut
belum memuaskan para peneliti sehingga menggunakan pendekatan lain yaitu
keberhasilan seseorang tergantung pacla situasinya. Bahkan perkembangan terakhir
pendekatan kembali ke ciri-ciri seorang pemimpin.

2. Berikan contoh kepemimpinan yunani dan kepemimpinan modern dan contoh


pemimpinnya !
Contoh kepemimpinan yunani:
1) The great Man Theory of Leadership
Orang-orang seperti Mahatma Gandhi, yang tidak terlatih dalam kepemimpinan tetapi
menjadi pemimpin yang hebat, memiliki gaya kepemimpinan yang merupakan
perpanjangan dari pengalaman pribadi dan kisah hidup mereka.
2) Teori Sifat atau Trait Theory of leadership
Pemilihan ketua berdasarkan sifat-sifat yang dimilikinya: keahlian, motivasi, dan sifat
personal dari orang tersebut. Contohnya penilaian layaknya seseorang untuk menjadi
ketua dalam suatu organisasi berdasarkan pengetahuannya mengenai organisasi tersebut,
bagaimana orang tersebut mampu dalam mengambil keputusan, dan kekuatan apa yang ia
miliki melebihi orang lain.
3) Monarki
Monarki merupakan sejenis pemerintahan yang dipimpin oleh seorang penguasa monarki.
Monarki atau sistem pemerintahan kerajaan adalah sistem tertua di dunia. Pada awal
kurun abad ke-19, terdapat lebih 900 tahta kerajaan di dunia, tetapi menurun menjadi 240
dalam abad ke-20. Sedangkan pada dekade kedelapan abad ke-20, hanya 40 takhta saja
yang masih ada. Dari jumlah tersebut, hanya empat negara mempunyai penguasa monarki
yang mutlak dan selebihnya memiliki sistem monarki konstitusional. Perbedaan di antara
penguasa monarki dengan presiden sebagai kepala negara adalah penguasa monarki
menjadi kepala negara sepanjang hayatnya, sedangkan presiden biasanya memegang
jabatan ini untuk jangka waktu tertentu. Namun dalam negaranegara federasi seperti
Malaysia, penguasa monarki atau Yang dipertuan Agung hanya berkuasa selama 5 tahun
dan akan digantikan dengan penguasa monarki dari negeri lain dalam persekutuan. Pada
zaman sekarang, konsep monarki mutlak hampir tidak ada lagi dan kebanyakannya
adalah monarki konstitusional, yaitu penguasa monarki yang dibatasi kekuasaannya oleh
konstitusi.
4) Oligarki
Oligarki adalah sebuah struktur pemerintahan dimana kekuasaan berpusat hanya pada
sekelompok orang. Seringkali golongan ini mengendalikan kekuasaan sesuai dengan
kepentingan mereka sendiri. Menurut Aristoteles, oligarki, yang makna literalnya dapat
diterjemahkan menjadi ‘kekuasaan oleh segelintir orang,’ merupakan manifestasi
pemerintahan yang buruk. Oleh karena sifatnya yang elitis dan eksklusif, terlebih lagi
biasanya beranggotakan kaum kaya, oligarki tidak memperhatikan kebutuhan masyarakat
luas dan yang membutuhkan.
5) Tirani
Tirani kekuasaan yang digunakan sewenang-wenang, dan negara yang diperintah oleh
seorang raja atau penguasa yang bertindak sekehendak hatinya, dibawah pemerintahan
yang bersifat tirani, kedaulatan rakyat akan hilang. Tirani ialah aristokrat yang bertindak
sebagai penguasa tinggal di polis pada zaman Yunani Kuno. Tiran sering bertindak
mematahkan kelompok aristokrat dan membentuk persahabatan masyarakat yang lebih
baik. Sekarang kata ini dikaitkan dengan penguasa tunggal yang memerintah secara
brutal dan menempatkan diri dan golongannya di atas kepentingan rakyat banyak. Tiran
adalah seseorang yang memegang suatu bentuk pemerintahan dengan kepentingan
pribadi yang disebut dengan sistem pemerintahan Tirani.

Contoh pemimpin :
1. Alaric the Visigoth ( menjarah kota Roma )
Kota Roma yang terkenal sebagai pusat Kekaisaran Romawi dijarah pada tahun 410 M.
Peristiwa itu pun menjadi yang pertama kali selama lebih dari 800 tahun berdirinya kota
Roma. Pelakunya adalah ahli strategi cemerlang yang dikenal sebagai Alaric. Lahir dari
keluarga bangsawan Goth, ia bertugas sebagai tentara Romawi selama bertahun-tahun
sebelum pergi untuk menjadi raja pertama kaum Visigoth. Selama bertahun-tahun, ia
berkeliaran di sekitar Yunani dan Italia, dan hanya berhenti ketika orang-orang Romawi
membayar sejumlah besar uang kepadanya. Alasan di balik pengepungan dan penjarahan
Roma ternyata sangat sederhana. Alaric tidak senang karena sukunya tidak diberi lebih
banyak tanah dan subsidi oleh Kekaisaran Romawi. Diduga, sekutu di dalam Roma
membuka gerbang untuk Alaric sehingga pasukannya bisa menyerbu ke dalam ibukota.
Selama tiga hari, mereka menjarah, tanpa melukai warga dan merusak bangunan di
dalamnya. Tak lama setelah peristiwa ini Alaric meninggal, kemungkinan besar karena
demam.
2. Augustus ( Mendirikan Kekaisaran Romawi )
Augustus, yang pada awalnya dikenal sebagai Gayus Octavius, sakit-sakitan dan menjadi
yatim piatu pada usia empat tahun. Dia tampaknya tidak ditakdirkan untuk menjadi orang
hebat, samai ia diadopsi oleh pamannya: Julius Caesar. Setelah menjadi pewaris Romawi,
Augustus membentuk Triumvirat Kedua bersama Mark Antony dan Marcus Lepidus
untuk merebut kekuasaan dari musuh-musuh mereka. Lepidus kemudian mati di
pengasingan, dan Antony bunuh diri setelah dikalahkan di Pertempuran Actium.
Augustus berhasil mengakuisisi Mesir dan memperluas Romawi sampai sisi lain Afrika
dan Germania. Melalui penggunaan kekuatan militer, ia meyakinkan Senat Romawi dan
orang-orang Roma untuk memberinya gelar Augustus dan princeps sesuaiis ("warga
negara pertama"). Ia juga menjadi kaisar, peran yang diciptakan untuk menandakan
keberangkatannya sebagai pendiri Kekaisaran Romawi. Augustus adalah ahli strategi
militer yang sangat sukses, politikus yang lihai, dan perintis yang sempurna. Menurut
Suetonius, Augustus yang selalu sombong berkata: “Saya menemukan Roma dari sebuah
kota batu bata, dan meninggalkannya sebagai kota marmer."
3. Cyrush the Great ( Mendirikan Kerajaan Akhemeniyah )
Cyrus the Great (alias Cyrus II) lahir pada awal abad ke-6 SM, kemungkinan besar di
Persia. Seperti banyak penguasa kuno, kehidupan awalnya dikelilingi oleh mitos. Ibu
Cyrus memiliki visi di mana Cyrus menggulingkan kakeknya. Karena takut dengan
penglihatan itu, kakeknya memerintahkan Cyrus untuk dibunuh. Untungnya, kepala
penasihat raja mengabaikan perintah itu dan mengirim bocah itu untuk tinggal bersama
seorang gembala. Setelah Cyrus mencapai usia dewasa, dia berbaris untuk melawan
kakeknya dan menjadi raja Media. Tahuntahun penaklukan pun menyusul, dimulai
dengan sebagian besar Asia Kecil dan berlanjut dengan invasi ke Suriah dan Yudea.
Puncaknya saat ia berhasil menaklukkan Babilonia, suatu prestasi yang membuat Cyrus
menyatakan dirinya sebagai "raja dari empat penjuru dunia." Dihormati karena
toleransinya terhadap adat istiadat dan kepercayaan agama setempat, Cyrus juga konon
menjadi pencetus "Piagam Hak Asasi Manusia" pertama. Namun, banyak sejarawan
membantah hal ini, dengan alasan bahwa ia hanya mengikuti tradisi yang sudah ada.
Akhirnya, Cyrus mendirikan kekaisaran terbesar yang pernah ada di dunia pada waktu
itu. Kekaisarannya membentang dari Laut Mediterania di barat sampai ke Lembah Indus
di timur.

Contoh kepemimpinan modern:


1) Kepemimpinan Karismatik Pemimpin karismatik berasal dari semua lapisan masyarakat.
Selain bisnis, gaya kepemimpinan ini bisa ditemukan di lembaga keagamaan dan gerakan
politik dan sosial. Sir Winston Churchill adalah seorang orator handal yang menggunakan
pidato radio untuk mendukung ketahanan rakyat Inggris selama pemboman Inggris pada
Perang Dunia II oleh Jerman.
2) Kepemimpinan Transformasional Steve Jobs menginspirasi karyawan untuk berpikir
melampaui apa yang telah mereka lakukan. Semangatnya untuk inovasi, kesempurnaan,
dan kesederhanaan mendorong Apple mencapai hasil yang luar biasa. Dia menantang
karyawannya dan membuat mereka menciptakan hal-hal yang belum pernah dilihat dunia
sebelumnya. Kepemimpinan transformasional dimana seorang pemimpin dalam bekerja
dengan dan/atau melalui orang lain untuk mentransformasikan, secara optimal sumber
daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang bermakna sesuai dengan target
capaian yang telah ditetapkan jadi kepemimpinan modern tidak lain merupakan
partisipasi aktif antara pemimpin dan pengikut. Melalui partisipasi ini, terjalin relasi yang
akrab yang saling mempengaruhi antara pemimpin dan pengikut guna pencapaian tujuan
yang diinginkan bersama.
DAFTAR PUSTAKA :

Bothwell, Lin, The Art of Leadership: Skill-Building Techniques that Produce Results. New
York: Prentice Hall Press, 1988.

Gardner,John W., On Leadership: New York: The Free Press, 1990.

Gibson, James L., John. M. Ivancevich clan James H. Donnelly, Jr., Organisasi tetjemahan
Nunuk Adiarni, Jakarta: Binarupa Aksara, edisi ke delapan, jilid satu, 1996

Anda mungkin juga menyukai