Anda di halaman 1dari 19

JELANG PENETAPAN KENAIKAN UM 2022 KEMNAKER GELAR DIALOG

DEPENAS DENGAN BPLKS TRINPAS

Disusun Oleh
Kelompok 3 : Patiyah Npm : 7420109091
Suhanton Npm : 7420109019
M. Kurnia T Npm : 74201090
Ferlian A Npm : 7420109043
Saeful Charim Npm : 7420109055
M. Fikry H Npm : 7420109073
Rombel: B Matkul: Hukum Ketenagakerjaan

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS WIRALODRA INDRAMAYU
Jl. Ir H. Juanda Km 3 Singaraja Indramayu 45213

Telp. (0234)275946 Fax. (0234)275946

1
KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Dan Maha Penyayang segala puji dan syukur
bagi Allah yang dengan ridhonya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
lancar. karena dengan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan paper dengan judul “JELANG
PENETAPAN KENAIKAN UM 2022 KEMNAKER GELAR DIALOG DEPENAS
DENGAN BPLKS TRINPAS” untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Ketenagakerjaan.
Kami menyadari bahwa dalam menyelesaikan laporan ini terdapat kekurangan dalam
penyajianya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan
makalah ini. Makalah ini di harapkan bisa menambah wawasan dan pengetauhan bagi para
pembaca.

Indramayu, 31 Oktober 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................................


Daftar Isi ......................................................................................................................................
Bab I Pendahuluan ......................................................................................................................
A. Latar Belakang ........................................................................................................................
B.Rumusan Masalah ....................................................................................................................
C.Metode Penulisan ....................................................................................................................
D. Tujuan dan Manfaa Penulisan……………………………………………………………….
Bab II Pembahasan ......................................................................................................................
A. Pengertian Upah dan Upah Minimum…...…………………………………….…………….
B. Sistem Pengupahan………………………………………………………………….……….
C. Penetapan dan Perkembangan Upah Minimum……………………………...…....................
D. Permasalahan Pelaksanaan Naiknya Upah Minimum……………………………………….
BAB III PENUTUP…..................................................................................................................
A. Kesimpulan .............................................................................................................................
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………..

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebijakan Upah Minimum telah menjadi hal yang penting dalam masalah ketenagakerjaan di
beberapa negara baik di negara maju maupun di negara berkembang termasuk di Indonesia.
Sasaran dari kebijakan upah minimum ini adalah untuk menutupi kebutuhan hidup minimum
dari pekerja dan keluarganya. Kebijakan upah minimum adalah untuk menjamin penghasilan
pekerja sehingga tidak lebih rendah dari suatu tingkat tertentu, meningkatkan produktivitas
pekerja, dan mengembangkan dan meningkatkan perusahaan dengan cara-cara produksi yang
lebih efisien .
Beberapa saat ini Pemerintah memberi sinyal kuat bakal ada kenaikan Upah Minimum
Provinsi (UMP) 2022.Hal ini berbeda dengan kondisi 2021,dimana pemerintah memutuskan
tak menaikkan UMP karena kondisi pandemi.Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), sempat
merilis Surat Edaran Menaker No.11/2020, yang menetapkan bahwa Upah Minimum
Provinsi (UMP) tahun 2021 tidak naik.
Belum lama ini, menjelang penetapan Upah Minimum (UM) Tahun 2022, Kementerian
Ketenagakerjaan menggelar dialog bersama Dewan Pengupahan Nasional (Depenas) dan
Badan Pekerja Lembaga Kerja Sama Tripartit Nasional (BP LKS Tripnas) di Jakarta. Dalam
pertemuan tersebut, Depenas dan LKS Tripnas sepakat untuk mendorong penetapan Upah
Minimum yang sesuai dengan ketentuan PP Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan.
Dialog pada 21-22 Oktober 2021, digelar sebagai persiapan dan penyamaan pandangan
khususnya mengenai mekanisme penetapan upah minimum, sejalan dengan berlakunya
Undang-Undang (UU) Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 36 tahun 2021 tentang Pengupahan.
Dalam pertemuan tersebut, Depenas dan LKS Tripnas sepakat untuk mendorong penetapan
Upah Minimum yang sesuai dengan ketentuan PP Nomor 36 Tahun 2021 tentang
Pengupahan. Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) mendorong agar ada
kenaikan upah minimum provinsi (UMP) di tahun 2022. Naiknya upah buruh diharapkan
mendongkrak kesejahteraan rakyat, khususnya kaum buruh yang terdampak pandemi Covid-
19. Apalagi, di tahun 2021 tak ada kenaikan upah minimum akibat menurunnya
perekonomian nasional. Kspsi meminta agar ada kenaikan upah minimum provinsi di 2022.
Besaran kenaikannya 5% hingga 8%. naiknya UMP diharapkan menjadi momentum
kebangkitan daya beli buruh yang selama ini terpuruk karena pandemi Covid-19.
Pimpinan Konfederasi Buruh Se-ASEAN (ATUC) ini meminta agar Kementerian
Ketenagakerjaan mempertimbangkan upah berdasarkan survei terhadap peningkatan harga-
harga komoditas di berbagai daerah. Begitu juga dengan mempertimbangkan perhitungan
kebutuhan hidup layak (KHL).KSPSI upah buruh harus naik. Karena, barang-barang yang
diproduksi akan bisa dibeli jika upah naik. Naiknya upah juga diharapkan mampu
memperbaiki kondisi buruh sekaligus perekonomian nasional. Pada prinsipnya penetapan
upah bertujuan mewujudkan sistem pengupahan yang berkeadilan bagi seluruh pihak dalam
4
konteks untuk mencapai kesejahteraan pekerja/buruh, namun tetap memperhatikan
kemampuan perusahaan dan kondisi perekonomian nasional.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalahan tersebut diatas dan tidak menjadi kerancuan dalam
penulisan, maka penulis membatasi masalah permasalahan dengan rumusan:
1. Apa yang dimaksud Upah?
2. Bagaimana system pengupahan di Indonesia?
3. Bagaimana Penetapan dan Perkembangan Upah Minimum?
4. Apa saja yang menjadi Permasalahan Pelaksanaan Naiknya Upah Minimum?

C. Metode Penelitian
Metode pendekatan ayang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis empiris, pendekatan
yuridis empiris. Pendekatan yuridis digunakan untuk menganalisis berbagai peraturan
perundang-undangan yang berhubungan dengan mekanisme penetapan Upah Minimum
Provinsi. Sedangkan pendekatan empiris digunakan utuk menganalisis hukum bukan semata-
mata sebagai perangkat peraturan perundang-undangan bersifat normative belaka, tetapi
hukum dilihat sebagai perilaku masyarakat yang menggejala dalam kehidupan masyarakat.

D. Tujuan dan Manfaat Penulisan


1. Menjelaskan peran buruh, masyarakat, pengusaha dan pemerintah dalam
mengangkat kemajuan ekonomi di bidang industri melalui kebijakan Upah
Minimum yang di akan di tetapkan.
2. Sebagai bahan reverensi bagi semua pihak dibawah dunia Industri
Ketenagakerjaan untuk menyikapi dan menciptakan system pengupahan nasional
yang lebih baik.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Upah dan Upah Minimum
Sebagaimana dirumuskan pada Pasal 30 ayat 1 UU No.13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan yang selanjutnya disingkat UU Ketenagakerjaan: Upah adalah hak
pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari
pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut
suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang- undangan, termasuk tunjangan
bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan
dilakukan.
Pengertian Upah Minimum dan Komponen Hidup Layak (KHL) Upah Minimum adalah
suatu standar minimum yang digunakan oleh para pengusaha atau pelaku industri untuk
memberikan upah kepada pekerja di dalam lingkungan usaha atau kerjanya. Karena
pemenuhan kebutuhan yang layak di setiap propinsi berbeda-beda, maka
1
disebut Upah Minimum Provinsi.

Menurut Imam Soepomo, upah terdiri atas komponen-komponen sebagai berikut :2


a. Upah Pokok adalah upah dasar yang dibayarkan kepada pekerja menurut tingkat atau jenis
pekerjaan, dan besarnya ditetapkan berdasarkan kesepakatan;
b. Tunjangan Pokok adalah tunjangan yang diberikan bersamaan dengan upah tiap bulannya.
Tunjangan ini tidak dipengaruhi jumlah kehadiran;
c. Tunjangan Tidak Tetap adalah tunjangan yang diberikan bersamaan dengan upah tiap
bulannya. Tunjangan ini hanya diberikan bila pekerja masuk kerja.
Pasal 28D ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 (hasil amandemen dan selanjutnya disingkat
UUD 1945) memberi suatu deskripsi bahwa Setiap orang berhak untuk bekerja serta
mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja. Prinsip hukum
ini, selanjutnya dijabarkan dalam ketentuan Pasal 88 ayat (1) UndangUndang No. 13 tahun
2003 tentang ketenagakerjaan, bahwa Setiap pekerja berhak memperoleh penghasilan yang
memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.3
Upah Minimum Propinsi (UMP) adalah Upah Minimum yang berlaku untuk seluruh
Kabupaten/Kota di satu Provinsi. Upah minimum ini di tetapkan setiap satu tahun sekali oleh
Gubernur berdasarkan rekomendasi Dewan Pengupahan Provinsi. Penetapan upah minimum
propinsi dilakukan serentak seluruh Indonesia tanggal 1 November setiap tahunnya dan mulai
berlaku tanggal 1 Januari tahun berikutnya.

1
Syarifa Mahila, Analisis Mekanisme Penetapan Upah Minimum Provinsi Jambi ,( Jambi, 2015) vol.15 No.3
2
Hanitijo Ronny, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (UNDIP,Yogyakarta,2001).
3
UU Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
6
Dalam penetapan upah minimum, institusi yang paling berperan adalah Dewan Pengupahan
yang berfungsi merumuskan besaran upah minimum yang menjadi dasar penetapan upah
minimum oleh Kepala Daerah. Dewan Pengupahan adalah sebuah lembaga nonstruktural
yang bersifat tripartit yang bertugas untuk memberikan saran dan pertimbangan kepada
Kepala Daerah dalam menetapkan upah minimum dan menerapkan sistem pengupahan serta
menyiapkan bahan perumusan sistem pengupahan. Dewan ini terdiri atas tripartit dengan
model keterwakilan berimbang yang melakukan perundingan setiap tahun untuk menetapkan
besaran nilai upah minimum. Dasar utama untuk mendapatkan angka usulan kenaikan upah
minimum adalah survei harga pasar Kebutuhan Hidup Layak (KHL).
Perlindungan tenaga kerja dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam 4 :
1) Perlindungan secara ekonomis, yaitu perlindungan pekerja dalam bentuk penghasilan
yang cukup, termasuk bila tenaga kerja tidak bekerja diluar kehendaknya.
2) Perlindungan sosial, yaitu perlindungan tenaga kerja dalam bentuk jaminan kesehatan
kerja, dan kebebasan berserikat dan
perlindungan hak untuk berorganisasi.
3) Perlindungan teknis, yaitu perlindungan tenaga kerja dalam bentuk keamanan dan
keselamatan.
Perlindungan upah termasuk perlindungan secara ekonomis, merupakan aspek perlindungan
yang paling penting bagi tenaga kerja. Bentuk perlindungan pengupahan merupakan tujuan
dari pekerja/buruh dalam melakukan pekerjaan untuk mendapatkan penghasilan yang cukup
untuk membiayai kehidupannya bersama dengan keluarganya, yaitu penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan.
Selama pekerja/buruh melakukan pekerjaannya, ia berhak atas pengupahan yang menjamin
kehidupannya bersama dengan keluarganya. Selama itu memang majikan wajib membayar
upah itu. Kebijakan penetapan upah minimum sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 13 tahun 2003 diarahkan untuk mencapai Kebutuhan Hidup Layak (KHL) selain
memberi jaminan pekerja/buruh penerima upah untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Survei harga komponen KHL dilakukan untuk mendapatkan besaran nilai KHL dalam rangka

persiapan perumusan usulan upah minimum, karena nilai KHL merupakan dasar
pertimbangan utama dalam perumusan upah minimum. KHL bukanlah satu-satunya faktor
yang dipertimbangkan dalam penetapan upah minimum, masih ada empat faktor lain yaitu
produktivitas, pertumbuhan ekonomi, kemampuan usaha marginal dan kondisi pasar kerja.
Namun keempat faktor tersebut masih bersifat kualitatif. KHL merupakan faktor yang
bersifat kuantitatif oleh karena itu dalam menetapkan nilai KHL yang akan dijadikan sebagai
dasar pertimbangan dalam penetapan upah minimum haruslah tepat dan akurat.
Dalam perumusan Upah Minimum Provinsi (UMP) Pemeritah Daerah membentuk dewan
pengupahan Provinsi yang beranggotakan dari wakil pemerintah, kantor/dinas, unit terkait,
organisasi serikat pekerja, organisasi pengusaha, dan akademisi. Dewan pengupahan
Provinsi berfungsi melakukan survei dan pendataan harga-harga bahan pokok di daerah
sekitarnya, dalam komponen kelompok-kelompok kebutuhan hidup layak yang antara lain
4
Zainal Asikin, Dasar-Dasar Hukum Perburuhan (Jakarta,2002) hal. 76
7
meliputi komponen sandang, pangan, perumahan, kesehatan, transportasi, rekreasi, dan
tabungan. Hasil survei KHL tersebut nantinya akan menjadi dasar perumusan UMP.
Usulan besaran upah minimum yang disampaikan oleh dewan pengupahan merupakan hasil
survey kebutuhan hidup seorang pekerja lajang. Ketentuan yang terbaru kebutuhan hidup
seorang pekerja lajang diatur dalam Permenakertrans No, 13 Tahun 2012 tentang komponen
dan pentahapan kebutuhan hidup layak. Dalam peraturan ini, pemerintah menetapkan 7
Kelompok dan 60 komponen kebutuhan bagi buruh/pekerja lajang yang menjadi
dasar dalam melakukan survey harga dan menentukan besaran nilai upah minimum. 5
Peninjauan terhadap besarnya Upah Minimum Propinsi dan Upah Minimum
Kabupaten/Kota diadakan 1 (satu) tahun sekali atau dengan kata lain upah minim berlaku
selama 1 th.
Untuk memastikan upah yang layak bagi buruh di satu sisi dan terjaminnya kelangsungan
usaha di sisi lain, DPR dan pemerintah membuat serangkaian regulasi yang mengatur sistim
dan mekanisme pengupahan di pasar kerja. Regulasi pengupahan ini pada dasarnya terdiri
dari dua bagian besar yaitu :
1) Regulasi terkait mekanisme penetapan upah.
2) Regulasi terkait perlindungan upah

Regulasi terkait mekanisme penetapan upah diatur dalam UU Ketenagakerjaan dengan


sistimatika sebagai berikut:
a) Penetapan upah minimum di tingkat Propinsi & kabupaten/kota (Pasal 88)
b) Penetapan upah melalui kesepakatan/perundingan kolektif (Pasal 91)
c) Penerapan struktur & skala upah (pasal 92 ayat 1).
d) Peninjauan Upah Secara Berkala (Pasal 92 ayat 2). 6

Sedangkan regulasi terkait perlindungan upah diatur dalam UU Ketenagakerjaan Pasal 88


ayat 2 yang berbunyi:
Untuk mewujudkan penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan ....................., pemerintah menetapkan kebijakan pengupahan yang melindungi
pekerja/buruh. Di samping regulasi yang mengatur secara makro (dalam bentuk undang-
undang), pemerintah juga membuat aturan pelaksananya baik dalam bentuk peraturan
pemerintah, keputusan menteri maupun juga dalam bentuk peraturan menteri.
Upah Minimum Provinsi yang selanjutnya disingkat UMP adalah Upah Minimum yang
berlaku untuk seluruh kabupaten/kota di satu provinsi. Untuk masing-masing provinsi,
besaran UMP.ditetapkan oleh Gubernur. Ketentuan mengenai UMP berlaku bagi seluruh
kabupaten/kota di suatu provinsi, dalam hal di kabupaten-kabupaten/kota-kota di provinsi

5
Sony, Sumarsono, Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia dan Ketenagakerjaan, (Yogyakarta,2003)

6
Syarifa Mahila, Analisis Mekanisme Penetapan Upah Minimum Provinsi Jambi ,( Jambi, 2015) vol.15 No.3
8
tersebut belum ada pengaturan mengenai Upah Minimum Kota (UMK) masing-masing
kabupaten/kota.
Peraturan pelaksana terkait upah minimum diatur dalam Permenakertrans No. 17 Tahun 2013
tentang Upah minimum. Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan Upah Minimum adalah
upah bulanan terendah yang terdiri atas upah pokok termasuk tunjangan tetap yang ditetapkan
oleh gubernur sebagai jaring pengaman. Sedangkan yang dimaksud dengan Upah Minimum
Provinsi yang selanjutnya disingkat UMP adalah Upah Minimum yang berlaku untuk seluruh
kabupaten/kota di satu provinsi. Pasal 6 (1) Gubernur menetapkan UMP (2) UMP
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dan diumumkan oleh masing-masing
gubernur secara serentak setiap tanggal 1 November.
Proses pembahasan upah minimum di Dewan Pengupahan tingkat provinsi sesuai dengan tata
laksana kerja Dewan Pengupahan. Semua unsur yang tergabung dalam Dewan Pengupahan
mempunyai kesempatan yang sama dalam menyampaikan aspirasi. Kondisi saat ini, buruh
masih merasa tidak puas terhadap rumusan yang dihasilkan oleh Dewan Pengupahan karena
kriteria upah minimum yang diberlakukan dianggap tidak sesuai dengan kondisi riil pekerja.

B. Sistem Pengupahan
1. Asas Pengupahan
a. Hak penerima upah yang timbul dari adanya suatu hubungan kerja yang berahir pada saat
hubungan kerja itu putus. Hal ini diatur dalam pasal 2 peraturan Pemerintah No. 8 Tahun1981
mengenai perlindungan upah.
b. Pengusahaan yang memberi kerja pada pekerja atau buruh melebihi waktu kerja sebagai
mana ayat (2) harus membayar upah lembur. Ini juga diatur dalam pasal 85 ayat (3) UU No.
13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
c. Pengusaha tidak diharapkan mengadakan diskriminasi terhadap upah pada buruh laki-laki
maupun buruh perempuan dan harus melakukan secara adil.
d. Dalam pengupahan ada nya ketentuan waktu kerja yang harus ditaati pengusaha, pasal 77
ayat 1 UU No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjan
e. Pengusaha yang memperkerjakan buruh untuk bekerja pada hari libur yang sudah
ditetapkan pemerintah yang ada dalam pasa 85 ayat (3) wajib membayar upah lembur
f. Dalam pasal 90 ayat 1 uu No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, pengusaha haruslah
membayar upah sesuai atau melebihi upah minimum yang ditetapkan oleh pemerintah.
g. Upah dapat tidak dibayarkan apabila seorang pekerja/buruh yang tidak melakukan
pekerjaan yaitu dalam pasal 93 ayat 1 UU No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.

9
C. Penetapan dan Perkembangan Upah Minimum
Dalam rangka memberikan perlindungan terhadap pekerja atas jumlah penghasilan yang
diperoleh, maka ditetapkan upah minimum oleh pemerintah. Tetapi dalam praktik, penetapan
upah minimum masih menjadi permasalahan di beberapa provinsi yang memiliki pengalaman
dan permasalahan dalam menetapkan upah minimum sebagai kebutuhan dasar pekerja.
Sementara itu, pemerintah mengubah sejumlah ketentuan terkait pengupahan dalam
UndangUndang Cipta Kerja. Beberapa perubahan dalam pengupahan tersebut antara lain
penghapusan ketentuan mengenai upah minimum kabupaten/kota (UMK) dan upah minimum
berdasarkan sektor pada wilayah provinsi atau kabupaten/kota. Pengaturan tentang UMK dan
upah minimum berdasarkan sektor sebelumnya tercantum dalam Pasal 89 dan Pasal 90 UU
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Sebagai gantinya, pemerintah memberikan
kewajiban bagi gubernur untuk menetapkan upah minimum provinsi dan dapat menetapkan
upah minimum kabupaten/kota dengan syarat tertentu, yakni pertumbuhan ekonomi dan
inflasi pada kabupaten/kota yang bersangkutan.
UMK dengan syarat itu harus lebih tinggi dari upah minimum provinsi, termasuk mengenai
upah berdasarkan satuan waktu dan satuan hasil. Sebelumnya, besaran upah minimum suatu
daerah ditentukan berdasarkan Kebutuhan Hidup Layak (KHL). Hal ini dengan
memerhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi yang dihitung berdasarkan kebutuhan
hidup pekerja dalam memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan 2.100 Kkal, perumahan,
pakaian, pendidikan, dan lain-lain.
Dalam UU Cipta Kerja juga terdapat tambahan dua pasal baru, pertama, yang menyatakan
bahwa upah di atas upah minimum ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara pengusaha
dengan buruh, dan kedua, pemerintah mengatur jika ketentuan upah minimum dikecualikan
bagi pelaku Usaha Mikro dan Kecil (UMK). Upah pada sektor ini ditetapkan berdasarkan
kesepakatan antara pengusaha dengan buruh di UMK.Setiap gubernur diharapkan
menetapkan dan mengumumkan Upah Minimum Provinsi (UMP) Tahun 2021 yang sedianya
dijadwalkan pada 1 November.2020, namun mundur dari target. 7
Hal ini terjadi karena belum semua provinsi menetapkan UMP tersebut dan melaporkannya
secara resmi ke pemerintah pusat. Pandemi yang melatarbelakangi penetapan upah minimum
tahun ini membuat situasi tidak pasti dan pengambilan keputusan lebih lama.
Sampai dengan tanggal 3 November 2020, 30 provinsi sudah resmi menetapkan UMP 2021
dan melaporkan Surat Keputusan (SK) Gubernur masingmasing ke pemerintah pusat. Dari
jumlah itu, 25 provinsi mengikuti Surat Edaran Menaker, sedangkan lima provinsi lainnya
memilih tetap menaikkan UMP 2021. Meskipun beberapa provinsi tidak mengikuti arahan SE
Menaker, pada dasarnya penetapan UMP 2021 menjadi kewenangan gubernur. Berikut ini
gambaran mengenai upah minimum di beberapa provinsi yang ada di Indonesia.

7
Dewi Restu Mangeswuri, Dampak Upah Minimum Provinsi 2021 di Tengah Pandemi Covid-19,(Jakarta,2020)
hal. 21
10
Tabel 1 menampilkan secara jelas pergerakan UMP yang selalu mengalami kenaikan di setiap
tahunnya. Dari data di atas dapat dihitung kenaikan UMP dari tahun 2015 ke 2016 rata-rata
lebih dari 10% di berbagai wilayah Indonesia. Kemudian pada tahun
2017, Kemnaker kembali menaikkan UMP sebesar 8,25%. Kenaikan itu didapatkan dengan
asumsi inflasi 3,07% dan pertumbuhan ekonomi tahun 2017. Selanjutnya, pada 2018 UMP
juga dinaikkan sebesar 8,71%, dengan menggunakan asumsi yang sama pada tahun 2017.
Pada tahun 2019 dan 2020, Kemnaker menaikkan UMP masing-masing sebesar 8,03%
dan 8,51%. Kenaikan itu berlaku untuk seluruh provinsi dan didasarkan pada data inflasi
nasional dan pertumbuhan ekonomi nasional 2019. Dari tabel tersebut dapat disimpukan
bahwa selama masa pemerintahan Jokowi sampai tahun 2020, upah terus mengalami
kenaikan setiap tahunnya. Dampak Kenaikan UMP 2021Pandemi Covid-19 telah berdampak
pada kondisi perekonomian dan kemampuan perusahaan dalam memenuhi hak buruh
terutama upah minimum. Masalah upah minimum bukan menjadi satu-satunya masalah
penentuan besaran upah, tetapi iklim usaha serta upaya daerah untuk menarik investasi ke
daerah perlu terus dibenahi. Hal ini secara langsung berpengaruh terhadap penciptaan
lapangan kerja baru.
Dengan pandemi yang belum juga usai, maka kenaikan upah minimum menimbulkan dampak
baru baik bagi pekerja maupun pemberi kerja atau perusahaan. Bagi pekerja, dengan
dinaikkannya upah minimum diyakini mampu mendukung daya beli dan konsumsi rumah
tangga. Dampak lainnya, dengan adanya kenaikan upah dapat menjaga stabilitas dan
menciptakan suasana hubungan industrial yang kondusif. Namun, dari sisi perusahaan dengan
kondisi sekarang ini, jika memaksakan upah minimum tetap naik, pada akhirnya juga tidak
menguntungkan pekerja sendiri jika kemudian membuat perusahaan memilih untuk menutup
usahanya. Bagi pengusaha yang tidak mampu menaikkan upah minimum kepada pekerja,

11
maka konsekuensi yang harus dilakukan adalah efisiensi berupa pemutusan hubungan kerja
(Bisnis Indonesia, 2 November 2020). 8
Dampaknya akan menambah tingkat pengangguran ke depan. Ekonom Bank Permata Josua
Pardede mengatakan apabila pemerintah tetap bersikukuh tidak menaikkan upah dan daerah-
daerah mengikutinya, maka perlu diimbangi aspek lain. Misalnya, dengan peningkatan
anggaran stimulus ekonomi serta penyesuaian harga pangan agar selaras dengan daya beli
masyarakat (Bisnis Indonesia, 4 November 2020). 9
Sedangkan menurut ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance
(Indef) Enny Sri Hartati, pemerintah perlu memiliki strategi agar daya beli masyarakat dapat
kembali tumbuh di tengah pandemi Covid-19 dengan memberikan subsidi yang tepat sasaran,
menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok, dan memperkuat program-program perlindungan
sosial (Bisnis Indonesia, 2 November 2020).
Untuk menjaga agar daya beli masyarakat tidak menurun dengan tidak naiknya upah
minimum, pemerintah dapat menyiapkan bantuan sosial. Langkah ini dirasa tepat untuk
mengakomodasi kepentingan baik pengusaha maupun pekerja yang sama-sama terdampak,
demi menjaga keberlangsungan usaha perusahaan sekaligus lapangan kerja bagi pekerja.

D. Permasalahan Pelaksanaan Naiknya Upah Minimum


Mekanisme Penetapan UM Permasalahan yang selalu muncul dalam penetapan UM adalah
Organisasi serikat pekerja selalu minta lebih tinggi dari wakil pengusaha, sedangkan untuk
wakil pemerintah berperan sebagai stabilisator. Ketiga lembaga tripartit tersebut mewakili
kepentingan masing-masing. Tidaklah mudah untuk mencapai kesepakatan dalam
menentukan tingkat upah minimum tersebut, karena masing-masing pihak memiliki
pandangan dan latar belakang kepentingan yang berbeda.
Hal yang menjadi perdebatan dalam forum atau rapat dewan pengupahan adalah usulan akan
tingkat upah minimum yang akan disepakati nantinya. Serikat
pekerja/serikat buruh akan mengusulkan tingkat upah yang tinggi dan diatas dari nilai KHL,
namun sebaliknya tingkat upah yang diusulkan dunia usaha cenderung rendah dan dibawah
nilai KHL
Pemerintah daerah sendiri sebagai penengah juga akan mengusulkan tingkat upah yang
dinilai mampu menengahi kedua kepentingan dari serikat pekerja dan pengusaha. Perdebatan
dan perbedaan usulan antara serikat pekerja dan pengusaha ini disebabkan karena mereka
belum memposisikan diri secara benar sebagai anggota dewan pengupahan. Masih ada
diantara mereka yang diintimidasi oleh anggota kelompoknya, sehingga tidak bebas
mengeluarkan pendapatnya.
1. Menurunnya Tingkat Investasi di Perusahaan

8
Dewi Restu Mangeswuri, Dua Mata Pedang Kebijakan UMP 2021, Bisnis Indonesia ,(Jakarta 4 November
2020), hal.18
9
Dewi Restu Mangeswuri, Dampak Upah Minimum Provinsi 2021 di Tengah Pandemi Covid-19 (Jakarta,2020)

12
Indonesia adalah negara yang memiliki luas wilayah yang sangat besar dibandingkan negara
negara lainya didunia. Luas wilayah tersebut secara langsung berdampak pada pertumbuhan
penduduk yang semakin tahun kian meningkat. Adanya bom pertumbuhan penduduk ini
menghasil kan keuntungan dalam terpenuhinya tenaga kerja Indonesia. Banyaknya tenaga
kerja harus dapat diimbangi dengan lapangan pekerjaan yang luas. Lapangan pekerjaan ini
merupakan tanggungjawab pemerintah dan masyarakat yang harus bekerjasama dalam
mendayagunakan masyarakat. karena dalam upaya memenuhi kebutuhanya harus berhadapan
dengan aspek kelangkaan tersedianya barang-barang yang diperlukan sebagai penunjang
kebutuhan hidup (Agustinus dkk. 2018)10
Dari banyaknya sumberdaya manusia tersebut dapat diimbangi dengan adanya perusahaan
atau lapangan kerja yang memadai. Namun Indonesia dalam menjamin pekerjaan yang layak
sesuai UUD 1945 memiliki beberapa kendala, diantaranya kendala dalam bidang Modal.
Modal adalah aspek yang sangat penting dalam sebuah perusahaan, yang mana dari adanya
modal tersebut, perusahaan dapat meningkatkan keevektifitas dan memperluas pemasaran
dan berdampak pada kesejaheteraan pekerja atau buruh. Pengertian perusahaan ada dalam PP
No. 78 Tahun 2015 tentang pengupahan yaitu “setiap usaha yang berbadan hukum atau tidak,
mikik orang perserorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik swasta
maupun milik negara yang memperkerjakan pekerja /buruh dengan membayar upah atau
imbalan bentuk lain” dari pasal 4 ini terkandung makna bahwa setiap perusahaan pastinya
memerlukan pekerja dalam proses usahanya. Jadi jika semakin banyak perusahaan yang ada
di Indonesia maka akan semakin banyak tenaga kerja yang terserap dan akan menaikan mutu
kesejahteraan buruh (Trijono, 2014)
Perusahaan itu tidak hanya memerlukan pekerja atau buruh untuk proses usaha, hal lainya
yang juga penting adalah modal. Indonesia sendiri masih banyak mengharapkan modal dari
luar karena keterbatasan modal di Negara Indonesia. Orang asing yang umumnya dari negara
maju banyak yang ingin menanam modal atau investasi di Indonesia karena sumberdaya alam
yang memadai (dekat dengan bahan baku) dan tenaga kerja yang banyak menyebabkan
perusahaan–perausahaan asing tergiur untuk melakukan investasi di Indonesia. Tentunya
secara tidak langsung dengan banyaknya investor tersebut maka akan meningkatkan
kesejahteraan pekerja.
Dari permasalahaan upah minimum yang dirasa masih kurang akan berdampak pada
melemahnya investasi dalam dunia perekonomian. Bisa dibayangkan karena Investor akan
memilih suatu negara yang mereka tanami modal dengan upah minimum rendah dari pada
upah minimum tinggi. Bisa dicontohkan, Laos dan Indonesia, Laos adalah negara dengan
upah minimum lebih kecil dari Indonesia, hal ini berdampak pada investor akan lebih
memilih Laos menjadi tempat investasinya, karena mereka akan memperhitungkan biaya
yang keluar untuk proses produksi. Dalam proses produksi, seorang pengusahan akan
mempertimbangkan beberapa elemen, yaitu salah satunya upah buruh. Jika upah yang
dibayar semakin kecil, maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan dalam
barang/jasanya semakin besar karena hanya terpotong minim untuk upah buruh tersebut.
Namun sebaliknya juga, jika upah buruh di suatu wilayah semakin besar, dan perusahaan
membayar dengan upah yang sudah ditetapkan maka perusahaan tersebut akan mendapatkan
untung yang minim, karena sudah terpotong oleh upah buruh tersebut. Dapat dianalisis dari
10
Mentari Berliana Kemala Dewi, Analisis Dmpak Permintaan naiknya Upah MinimumTerhadap
Perekonomian Hukum dan Ksejahteraan Nasional, (Semarang,2019)
13
permasalahaan diatas, bahwa Indonesia jika menetapkan upah minimum untuk buruh dan
pekerja yang lebih tinggi dengan negara-negara tetangganya, maka akan berdampak pada
melemahnya sektor ekonomi yang akan berdampak pada melemahnya ketahanan pangan
nasional. Jika buruh terus beramai-ramai melakukan demo untuk kenaikan penetapan upah
minimum dan pemerintah menetapkan dari jauh yang lebih tinggi dari standar maka para
investor akan enggan melakukan investasinya di Indonesia dan akan memilih melakukan
investasi di negara lain (Asyhadie, 2008).
Memang jika upah minimum di tetapkan tinggi pada suatu wilayah maka akan meningkatkan
kesejatreaan pekerja atau buruhnya dan akan meningkatkan mutu hidup yang terhindar dari
garis kemiskinan. Hal ini tidak bisa dipungkiri, bahwa pemerintah menetapkan upah
minimum pekerja karena mereka memiliki alasan untuk keamanan pekerja atau buruh dan
agar terhindar dari tindakan ekploitasi sumber daya manusia atau tenaga kerja, namun jika
upah minimum ini di tetapkan dengan tinggi maka investor asing enggan melakukan investasi
di Indonesia. Padahal dapat kita lihat bahwa Indonesia adalah negara yang masih
membutuhkan banyak investasi dari pihak luar, sehingga dapat menampung banyak tenaga
kerja yang ada.
2. Pengangguran yang Semakin Banyak
Adanya penetapan upah minimun oleh pemerintah dilakukan untuk menanggulangi
kemiskinan dan pemerataan pendapatan sehingga tidak ada kesenjangan ekonomi.
Upahminimum yang ditetapkan menimbang banyak hal salah satunya kesanggupan
perusahaan untuk membayar atau memberi upah pada pekerja. Kesanggupan ini dilihat dari
tingkat penghasilan perusahaan dan tingkat keuntunganya yang dilaporkan dalam suatu
platform ekonomi. Pemerintah juga mempertimbangkan tingkat kebutuhan rata-rata pekerja
sehingga upah minimum tersebut dapat mengangkat pekerja dalam kesejahteraan ekonomi.
Jika upah minimum yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia tidak memperhatikan
kesanggupan perusahaan maka, akan banyaknya perusahaan yang mengalami gulung tikar
karena tidak sanggup membayar upah minimum buruh. Jika perusahaan mengalami gulung
tikar atau pailit maka pekerja atau buruh akan mengalami PHK. PHK dalam hukum
ketenagakerjaan merupakan upaya terahir setelah melalui berbagai langkah untuk dilakukan
dalam mencapai upaya yang diharapkan namun tidak terlaksana. Undang Undang No. 13
Tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan memiliki pengertian PHK yaitu pengahiran hubungan
kerja karena suatu hal tertuntu yang dappat mengakibatkan berakhirnya ada dalam pasal 1
angka 25. Menurut Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 syarat PHK akan ada ketika adanya
penetapan dari lembaga penyelesaian perselisihan perburuhan. Lembaga penyelesaian
perselisihan hubungan perburuhan itu adalah mediator dan konsiliator. Lembaga ini adalah
lembaga yang bertugas diwilayah luar pengadilan, sedangkan lembaga didalam pengadilan
yaitu pengadilan hubungan industrial (PHI). Kedua pengaturan lembaga ini ada dalam
Undang – Undang No. 2 Tahun 2003.
Dikaitkan lagi dengan kepailitan perusahaan yang mana buruh akan di PHK menurut
Undang-Undang dapat dilakukan ketika perusahaan itu gulung tikar. Adapun beberapa alasan
terjadinya PHK menurut Undang-Undang No 13 Tahun 2003 yaitu:

14
1. Pekerja/buruh berhalangan masuk untuk bekerja karena sakit menurut keterangan dari
dokter yang ada pada bidangnya, dan waktunya adalah 12 bulan secara terus menerus
berkelanjutan.
2. Pekerja atau buruh tidak dapat menjalankan kewajibanya terhadap negara sesuai peraturan
yang ada dalam Undang-Undang yang berhak
3. Pekerja atau buruh sedang menjalankan perintah agamnya sesuai kaidah yang dipercayai
4. Pekerja atau buruh melakukan delik pidana ringan maupun pidana berat
5. Pekerja atau buruh sudah memasuki usia pensiun
6. Perusahaan mengalami pailit selama 2 tahun berturut-turut1. 11
Pada poin ke 7 alasan PHK tersebut, maka dinyatakan sah apabila perusahaan pailit
memutuskan hubungan kerja dengan pekerja. Namun ada beberapa akibat jika perusahaan
melakukan PHK kepada buruh atau pekerja, yakni yang paling terlihat pertama yaitu pekerja
secara nyata kehilangan pekerjaanya. Arti dari kehilangan pekerjaanya tidak hanya dianggap
enteng, karena dari kehilangan pekerjaanya tersebut maka pekerja tidak mendapat upah dari
perusahaan sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup secara layak seperti yang
ditetapkan Undang-Undang. Setelah pekerja kehilangan pekerjaanya maka pekerja tersebut
menambah angka pengangguran di Indonesia. Bisa dibayangkan jika perusahaan melakukan
PHK masal, maka berapa persen tingkat pengangguran negara bertambah. Jika tingkat
pengangguran kian menambah maka berdampak pada kesenjangan ekonomi yaitu perbedaan
kelas pendapatan yang jauh, dilihat dari bidang sosial akan adanya kemiskinan yang meraja
lela, dilihat dari bidang kesehatan akan menimbulkan pemenuhan kebutuhan tubuh yang
kurang, dan dilihat dari segi hukum akan berdampak pada banyaknya kejahatan dan tindakan
kriminal. Jika dibiarkan terus menerus maka permasalahan ini akan memperparah
kesejahteran di Indonesia.
Pengangguran memberikan dampak yang tidak baik bagi negara Indonesia. Pengangguran
dapat menurunkan keevektivitas dalam dunia kerja, sebagai contoh pengangguran akan
menurunkan tingkat daya beli masyarakat dan perusahaan lagi. lalu pengangguran juga
mengancam generasi muda Indonesia. Dalam bidang pendidikan generasi muda mendapatkan
masalah karena tidak dapat bersekolah dengan baik. Anak – anak yang putus sekolah ini
kebanyakan akan menjadi pengamen atau pengemis dan menimbulkan masalah baru bagi
bangsa yang mana mengganggu ketertiban umum. Singkatnya akibat dari permintan naiknya
upah minimum pekerja akan berdampak pada pengangguran. Disebabkan oleh
ketidakmampuan perusahaan dalam membayar upah minimum pekerja dan mengakibatkan di
PHK nya pekerja, entah karena perusahaan itu pailit atau karena pengurangan jumlah tenaga
kerja karena terlalu banyak biaya dalam pengupahan. Pada intinya PHK tersebut akan
menjadikan hilangnya pekerjaan dan menyebabkan meningkatnya pengangguran (Merizal,
2008)

Mentari Berliana Kemala Dewi, Analisis Dmpak Permintaan naiknya Upah MinimumTerhadap
11

Perekonomian Hukum dan Ksejahteraan Nasional, (Semarang,2019)

15
3. Tidak Dapat Bersaing Dalam Pasar Bebas
Tuntutan naiknya upah minimum mempengaruhi persaingan dagang dalam pasar bebas. Dari
melemahnya sektor perdagangan tersebut juga akan melamahkan tenaga kerja yang
dibutuhkan. Persaingan dagang tentunya memperhatikan nilai barang dan kualitas nya sesuai
dengan harga yang paling murah. Maka jika perusahaan enggan melakukan investasi di
Indonesia maka produk yang dihasilkan Indonesia lebih sedikit, lebih mahal dengan kualitas
yang tidak memenuhi standar lainnya. Lalu karena menurunya ekspor oleh Indonesia juga
berkurangnya tenaga kerja yang dipekerjakan. Menurunya tenaga kerja yang dipekerjakan
karena perusahaan melemah dalm segi ekspor yang mana tadinya membutuhkan tenaga kerja
sekian banyak menjadi menurun dengan hanya memakai tenaga kerja seadanya. Hal ini masih
bersangkutan dengan masalah dalam peningkatan pengangguran. Selanjutnya karena
perusahaan kekurangan investor maka prodak yang dikeluarkan menjadi menurun, sehingga
persaingan dagang tidak dapat dilakukan dengan baik. Oleh karena itu, menjadikan tingkat
perdagangan mengecil, dan menyebabkan permasalahan dalam ekonomi. 12
4. Naiknya Harga Produk
Sudah disinggung sedikit mengenai harga pokok suatu barang dihitung adalah harga
produksi, upah, serta keuntungan perusahaan. Jika tenaga kerja meminta upah lebih tinggi
maka, pengusaha mau tidak mau akan menaikan harag prodak baik barang atau jasa. Dari hal
tersebut jika harga barang-barang kebutuhan itu banyak yang mengalami kenaikan, maka
perekonomian Indonesia akan semakin hancur. Bukan hanya pekerja saja yang dirugikan,
masyarakat umum juga dirugikan karena melonjaknya bahan kebutuhan. Padahal setiap saat
setiap, setiap orang memerlukan produk untuk memenuhi kehidupan mereka. Baik buruh dan
pekerja sering terjadi perselisihan di kedua belah pihak. Perselisihan yang timbul dari
hubungan kerja tersebut biasanya mengenai perselisihan hak yang mana buruh ingin memiliki
upah yang banyak, serta pengusaha ingin memanfaatkan tenaga dengan optimal. Maka jika
dilihat ketika para buruh banyak menuntuk dengan penetapan upah yang tinggi, maka hal ini
akan berdampak pada bidang hukum. Dampaknya yaitu banyaknya kasus yang harus
diselesaikan antara pekerja, pemberi kerja, dan serikat kerja. Jika permasalahan tersebut dapat
diselesaikan secara dua pihak tanpa bantuan pihak lain, maka hanya akan membuat perjanjian
bersama yang disepakati. Namun jika permasalahan tidak dapat diselesaikan secara biparti,
maka harus ada penyelesaian selanjutnya, baik mediasi, konsiliasi, maupun arbitrase.

12
Randy, Pengaruh Upah Minimum dan Investasi Terhadap Kesempatan Kerja di Provinsi Sulawesi Selatan,
(Sulawesi, 2017). Jurnal Pemikiran Ilmiah dan Pendidikan Vol. 4, No.1
16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penetapan Upah Minimum setiap tahunnya selalu menjadi sorotan terutama dari pekerja.
Mekanisme penetepan UMP sudah diatur secara jelas dalam berbagai pearturan perundang-
undangan. KHL merupakan salah satu unsur yang paling dominan dalam penentuan awalan
usulan UMP, karena KHL merupakan faktor yang bersifat kuantitatif. Dalam pelaksanaan
mekanisme penetapan usulan UMP selalu ditemui masalah terutama sulitnya mencapai
kesepakatan secara musyawarah terutama dari Serikat Pekerja dan Pengusaha. ,
Depenas dan LKS Tripnas sepakat untuk mendorong penetapan Upah Minimum yang sesuai
dengan ketentuan PP Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan. Konfederasi Serikat
Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) mendorong agar ada kenaikan upah minimum provinsi
(UMP) di tahun 2022. Naiknya upah buruh diharapkan mendongkrak kesejahteraan rakyat,
khususnya kaum buruh yang terdampak pandemi Covid-19. Apalagi, di tahun 2021 tak ada
kenaikan upah minimum akibat menurunnya perekonomian nasional. Kspsi meminta agar ada
kenaikan upah minimum provinsi di 2022 memiliki besaran kenaikannya 5% hingga 8%.
naiknya UMP diharapkan menjadi momentum kebangkitan daya beli buruh yang selama ini
terpuruk karena pandemi Covid-19.
Dibalik rencana kenaikan UM yang sedang hangatnya, Mekanisme Penetapan UM selalu ada
hambatan yang selalu muncul dalam penetapan UM. Organisasi serikat pekerja selalu minta
lebih tinggi dari wakil pengusaha, sedangkan untuk wakil pemerintah berperan sebagai
stabilisator. Ketiga lembaga tripartit tersebut mewakili kepentingan masing-masing. Tidaklah
mudah untuk mencapai kesepakatan dalam menentukan tingkat upah minimum tersebut,
karena masing-masing pihak memiliki pandangan dan latar belakang kepentingan yang
berbeda.
Hal yang menjadi perdebatan dalam forum atau rapat dewan pengupahan adalah usulan akan
tingkat upah minimum yang akan disepakati nantinya. Serikat
pekerja/serikat buruh akan mengusulkan tingkat upah yang tinggi dan diatas dari nilai KHL,
namun sebaliknya tingkat upah yang diusulkan dunia usaha cenderung rendah dan dibawah
nilai KHL
Pemerintah daerah sendiri sebagai penengah juga akan mengusulkan tingkat upah yang
dinilai mampu menengahi kedua kepentingan dari serikat pekerja dan pengusaha. Perdebatan
dan perbedaan usulan antara serikat pekerja dan pengusaha ini disebabkan karena mereka
belum memposisikan diri secara benar sebagai anggota dewan pengupahan. Masih ada

17
diantara mereka yang diintimidasi oleh anggota kelompoknya, sehingga tidak bebas
mengeluarkan pendapatnya.

18
DAFTAR PUSTAKA

1. Syarifa Mahila, Analisis Mekanisme Penetapan Upah Minimum Provinsi Jambi ,


( Jambi, 2015) vol.15 No.3
2. Hanitijo Ronny, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (UNDIP,Yogyakarta,2001).
3. UU Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
4. Zainal Asikin, Dasar-Dasar Hukum Perburuhan (Jakarta,2002) hal. 76
5. Sony, Sumarsono, Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia dan
Ketenagakerjaan, (Yogyakarta,2003)
6. Syarifa Mahila, Analisis Mekanisme Penetapan Upah Minimum Provinsi Jambi ,
( Jambi, 2015) vol.15 No.3
7. Dewi Restu Mangeswuri, Dampak Upah Minimum Provinsi 2021 di Tengah
Pandemi Covid-19,(Jakarta,2020) hal. 21
8. Dewi Restu Mangeswuri, Dua Mata Pedang Kebijakan UMP 2021, Bisnis
Indonesia ,(Jakarta 4 November 2020), hal.18
9. Dewi Restu Mangeswuri, Dampak Upah Minimum Provinsi 2021 di Tengah
Pandemi Covid-19 (Jakarta,2020)
10. Mentari Berliana Kemala Dewi, Analisis Dmpak Permintaan naiknya Upah
MinimumTerhadap Perekonomian Hukum dan Ksejahteraan Nasional,
(Semarang,2019)
11. Mentari Berliana Kemala Dewi, Analisis Dmpak Permintaan naiknya Upah
MinimumTerhadap Perekonomian Hukum dan Ksejahteraan Nasional,
(Semarang,2019)
12. Randy, Pengaruh Upah Minimum dan Investasi Terhadap Kesempatan Kerja di
Provinsi Sulawesi Selatan, (Sulawesi, 2017). Jurnal Pemikiran Ilmiah dan
Pendidikan Vol. 4, No.1

19

Anda mungkin juga menyukai