Anda di halaman 1dari 26

PANDUAN PELAYANAN

GERIATRI

RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH


CIREBON
2019

1
DAFTAR ISI

Daftar Isi…………………………………………………………………………… 2
Kata Pengantar……………………………………………………………………. 3
Peraturan Direktur Rumah Sakit Muhammadiyah Cirebon…………………… 4
BAB I DEFINISI …………………………………………………………………... 12
BAB II. RUANG LINGKUP……………………………………………………… 14
BAB III TATA LAKSANA……………………………………………………….. 15
1. Pengertian Umum …………………………………………………………… 15
2. Tujuan ………………………………………………………………………... 15
3. Tugas Pokok dan Fungsi ……………………………………………………. 15
4. Kebijakan Pelayanan Geriatri ………………………………………………. 16
5. Kebijakan Operasional Pelayanan Geriatri ………………………………… 19
6. Penjelasan Kebijakan Operasional Pelayanan Geriatri …………………….. 19
1) Kebijakan pelayanan geriatri rawat jalan ………………………………. 19
2) Kebijakan Pelayanan Homecare ……………………………………………... 19
3) Pelayanan Kesehatan Warga Lanjut usia di Masyarakat Berbasis Rumah Sakit
(Hospital Based Community Geriatric Service) ………………………... 20
4) Kegiatan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) ............................... 22
BAB IV DOKUMENTASI ………………………………………………………… 23
Lampiran skala risiko jatuh khusus geriatri (Ontario Modified Stratify – Sydney
Scoring)…………………………………………………………………………. 24

KATA PENGANTAR

2
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Alalh SWT yang telah memeberikan
rahmat dan karunia-Nya kepda kita sehingga buku Panduan Pelayanan Geriatri ini
dapat di selesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Shalawat beserta salam
semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wa sallam
beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Buku panduan ini merupakan acuan Rumah Sakit Muhammadiyah


Cirebon dalam memberikan pelayanan kepada pasien khususnya kepada pasien
lanjut usia. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
panduan ini, oleh sebab itu kami mengharapkan saran dan masukan bagi
penyempurnaan buku ini di kemudian hari.

Tim Penyusun

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM MUHAMMADIYAH

3
CIREBON
NOMOR :094/PAN/RSUM/I/2019

TENTANG
PANDUAN PELAYANAN GERIATRI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM MUHAMMADIYAH


CIREBON,

Menimbang : a. Bahwa rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki
peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat;
b. bahwa terjadi peningkatan populasi lanjut usia di Indonesia yang
dapat menimbulkan permasalahan terkait aspek medis,
psikologis, ekonomi, dan sosial sehingga diperlukan peningkatan
pelayanan kesehatan terhadap warga lanjut usiamelalui pelayanan
geriatri terpadu yang paripurna dengan pendekatan multidisiplin
yang bekerja secara interdisiplin;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, dan huruf b, perlu Menetapkan Peraturan Direktur
Rumah Sakit Muhammadiyah Cirebon tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Geriatri di Rumah Sakit;

Mengingat : 1. Undang-Undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;


2. Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 79 tahun 2014
tentang Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri di Rumah Sakit;
4. Keputusan Dirjend Bina Upaya Kesehatan RI Nomor
HK.02.04/1/2.790/2011 tentang Standar Akreditasi Rumah Sakit;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM

4
MUHAMMADIYAH CIREBON TENTANG PANDUAN PELAYANAN
GERIATRI

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
(1) Lanjut Usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60
(enam puluh) tahun ke atas.
(2) Geriatri adalah cabang disiplin ilmu kedokteran yang
mempelajari aspek kesehatan dan kedokteran pada warga
Lanjut Usia termasuk pelayanan kesehatan kepada Lanjut
Usia dengan mengkaji semua aspek kesehatan berupa
promosi, pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan
rehabilitasi.
(3) Pelayanan Geriatri diberikan kepada
a. Pasien usia lanjut dengan criteria usia 60 (enam puluh)
tahun keatas yang memiliki lebih dari 1 (satu) penyakit
fisik dan/atau psikis; atau memiliki 1 (satu) penyakit dan
mengalami gangguan akibat penurunan fungsi organ,
psikologi, sosial, ekonomi dan lingkungan yang
membutuhkan pelayanan kesehatan.
b. Pasien dengan usia 70 (tujuh puluh) tahun keatas yang
memiliki 1 (satu) penyakit fisik dan/atau psikis.
(4) Tim Terpadu Geriatri adalah suatu tim Multidisiplin yang
bekerja secara Interdisiplin untuk menangani masalah
kesehatan Lanjut Usia dengan prinsip tata kelola pelayanan
terpadu dan paripurna dengan mendekatkan pelayanan
kepada pasien Lanjut Usia.

5
BAB II
TINGKATAN PELAYANAN GERIATRI
Pasal 2
(1) Berdasarkan kemampuan pelayanan, pelayanan Geriatri di
Rumah Sakit dibagi menjadi:
a. tingkat sederhana;
b. tingkat lengkap;
c. tingkat sempurna; dan
d. tingkat paripurna.
(2) Tingkatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
berdasarkan:
a. jenis pelayanan;
b. sarana dan prasarana;
c. peralatan; dan
d. ketenagaan.
Pasal 3
(1) Rumah Sakit Muhammadiyah Cirebonmenyediakan
pelayanan geriatri tingkat sederhana.

BAB III
JENIS PELAYANAN
Pasal 4
(1) Jenis pelayanan Geriatri tingkat sederhana paling sedikit
terdiri atas rawat jalan dan kunjungan rumah (home care).
(2) Rumah Sakit Muhammadiyah Cirebonmelakukan perawatan
rawat inap untuk pasien geriatri, namun karena belum
terdapat ruang rawat khusus yakni ruang rawat akut geriatri
maka dapat dirawat di ruang rawat biasa.
(3) Ketenagaan dalam pelayanan Geriatri di Rumah Sakit terdiri

6
atas tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan yang bekerja
bersama-sama sebagai Tim Terpadu Geriatri.

BAB IV
ALUR PELAYANAN DAN SISTEM RUJUKAN
Pasal 5
(1) Pelayanan Geriatri diberikan sesuai dengan alur pelayanan
Geriatri.
(2) Semua pasien lanjut usia yang datang ke poliklinik/UGD
akan dilakukan triase apakah tergolong ke dalam pasien
geriatri. Untuk pasien lanjut usia biasa akan diteruskan ke
dokter spesialis yang sesuai dengan penyakitnya. Apabila
tergolong pasien geriatri (misalnya memiliki: penurunan
status fungsional, ada sindrom geriatri, gangguan kognitif-
demensia, jatuh–osteoporosis dan inkontinensia) akan
dilakukan asesmen geriatri komprehensif oleh Tim Terpadu
Geriatri.
(3) Asesmen geriatri menggunakan asesmen pasien umum
lainnya ditambahkan dengan penilaian skala risiko jatuh
khusus geriatri (Ontario Modified Stratify – Sydney
Scoring).
(4) Sistem rujukan sebagaimana dimaksud pada ayat terdiri atas:
a. rujukan internal adalah rujukan di dalam Rumah Sakit;
atau
b. rujukan eksternal adalah rujukan antar fasilitas pelayanan
kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

7
BAB VI
KETENAGAAN
Pasal 6
(1) Ketenagaan dalam pelayanan Geriatri di Rumah Sakit terdiri
atas tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan yang bekerja
bersama-sama sebagai Tim Terpadu Geriatri.
(2) Tim Terpadu Geriatri sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas ketua dan koordinator pelayanan yang merangkap
sebagai anggota, dan anggota.
(3) Tim Terpadu Geriatri sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dibentuk oleh Kepala/Direktur Rumah Sakit.
(4) Ketua Tim Terpadu Geriatri sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) terdiri atas dokter spesialis penyakit dalam untuk
pelayanan Geriatri tingkat sederhana, lengkap, dan
sempurna.
(5) Koordinator pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dibentuk sesuai dengan masing-masing pelayanan pada
pelayanan Geriatri tingkat sederhana, lengkap, sempurna,
dan paripurna.

BAB VII
PERSYARATAN
Bagian Kesatu
Lokasi
(1) Pelayanan Geriatri dilakukan secara mandiri dan terpisah
yakni untuk rawat jalan dilakukan di poliklinik penyakit
dalam.

8
Bagian Kedua
Bangunan
(1) Bangunan pelayanan Geriatri tingkat sederhana paling
sedikit terdiri atas:
a. ruang pendaftaran/administrasi;
b. ruang tunggu;
c. ruang periksa; dan
d. ruang Tim Terpadu Geriatri.

(2) Ruang pendaftaran/administrasi sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) huruf a dapat bergabung dengan ruang
pendaftaran/administrasi lain di Rumah Sakit.

Bagian Ketiga
Peralatan
(1) Peralatan pada pelayanan Geriatri meliputi peralatan untuk
pemeriksaan, terapi, dan latihan.
(2) Jenis peralatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun
sesuai tingkatan pelayanan Geriatri.

BAB VIII
PEMANTAUAN DAN EVALUASI MUTU
Pasal 7
(1) Tim Terpadu Geriatri melakukan pemantauan dan evaluasi
mutu pelayanan Geriatri secara berkesinambungan untuk
mewujudkan keberhasilan pelayanan Geriatri bagi Pasien
Geriatri.

(2) Pemantauan dan evaluasi mutu sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) dilakukan dalam bentuk kegiatan pencatatan dan
pelaporan.

9
Pasal 8
(1) Pencatatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling
sedikit memuat:
a. lama perawatan;
b. Status Fungsional;
c. kualitas hidup;
d. rawat inap ulang (rehospitalisasi); dan
e. kepuasan pasien.
(2) Pencatatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
ditandatangani oleh Ketua Tim Terpadu Geriatri dan
dilaporkan secara berkala paling lambat 1 (satu) tahun sekali
kepada Kepala/Direktur Rumah Sakit.

BAB IX
PRINSIP PELAYANAN HOLISTIK
Pasal 9
1) Pemberian pelayanan secara holistik berarti memberikan
pelayanan secara vertikal dan horizontal.
2) Pelayanan vertikal berarti memberikan pelayanan dimulai
dari masyarakat sampai ke rujukan tertinggi (Rumah Sakit
yang mempunyai dokter subspesialis geriatri)
3) Pelayanan horizontal berarti pelayanan kesehatan harus
merupakan bagian dari pelayanan kesejahteraan warga lanjut
usia secara menyeluruh, bekerja sama dengan dinas/lembaga
yang terkait.
4) Pelayanan holistik harus mencakup aspek promotif,
pencegahan (preventif), penyembuhan (kuratif) dan
pemulihan (rehabilitatif).
5) Untuk mengupayakan prinsip pelayanan holistik yang
berkesinambungan, Rumah Sakit Muhammadiyah Cirebon

10
memberikan Pelayanan Kesehatan Warga Lanjut usia di
Masyarakat Berbasis Rumah Sakit (Hospital Based
Community Geriatric Service).

Pasal 10
1) Rumah Sakit Muhammadiyah Cirebon bertugas membina
warga lanjut usia di wilayah kerja rumah sakit.
2) Pembinaan diberikan kepada Puskesmas yang berada di
wilayah kerjanya, dengan cara “Transfer of knowledge”
berupa lokakarya, simposium, ceramah-ceramah baik kepada
tenaga kesehatan ataupun kepada masyarakat awam.
3) Puskesmas merupakan unit terdepan dalam pelayanan
geriatri di masyarakat.
4) Pasien lanjut usia yang sudah mendapatkan perawatan dan
pelayanan di Rumah Sakit, setelah kembali ke masyarakat
menjadi tanggung jawab Puskesmas.

BAB X
PENGEMBANGAN PELAYANAN GERIATRI
Pasal 11

(1) Tim Terpadu Geriatri dapat melakukan upaya


pengembangan pelayanan Geriatri untuk mengantisipasi
kompleksitas kasus penyakit dan permasalahan kesehatan
Pasien Geriatri serta kebutuhan masyarakat terhadap
pelayanan Geriatri yang aman, terjangkau, dan bermutu.
(2) Ruang lingkup pengembangan pelayanan Geriatri meliputi:
a. pengembangan sumber daya manusia;
b. pengembangan jenis pelayanan; dan/atau
c. pengembangan sarana, prasarana, dan peralatan

11
BAB XI
PENUTUP
Pasal 12
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Cirebon
pada tanggal 28 Januari 2019

Direktur RS Muhammadiyah Cirebon

dr. M. Dipa Daulatala

12
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR RS MUHAMMADIYAH
CIREBON
NOMOR : 094/PAN/RSUM/I/2019
TENTANG :
PANDUAN PELAYANAN GERIATRI

BAB I
DEFINISI

a) Lanjut Usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke
atas.
b) Geriatri adalah cabang disiplin ilmu kedokteran yang mempelajari aspek
kesehatan dan kedokteran pada warga Lanjut Usia termasuk pelayanan kesehatan
kepada Lanjut Usia dengan mengkaji semua aspek kesehatan berupa promosi,
pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan rehabilitasi.
c) Pasien Geriatri adalah pasien Lanjut Usia dengan multi penyakit dan/atau
gangguan akibat penurunan fungsi organ, psikologi, sosial, ekonomi dan
lingkungan yang membutuhkan pelayanan kesehatan secara terpadu dengan
pendekatan Multidisiplin yang bekerja secara Interdisiplin.
d) Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
e) Hendaya (Handicap) adalah kondisi kemunduran seseorang akibat adanya
ketunaan/kelainan dan/atau ketidakmampuan yang membatasinya dalam
memenuhi peran sosialnya yang normal menurut umur, jenis kelamin serta faktor
sosial, ekonomi dan budaya.
f) Status Fungsional adalah kemampuan untuk mempertahankan kemandirian dan
untuk melakukan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari.
g) Multidisiplin adalah berbagai disiplin atau bidang ilmu yang secara bersama-sama
menangani penderita dengan berorientasi pada ilmunya masing-masing.

13
h) Interdisiplin adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh berbagai
disiplin/bidang ilmu yang saling terkait dan bekerja sama dalam penanganan
pasien yang berorientasi pada kepentingan pasien.
i) Tim Terpadu Geriatri adalah suatu tim Multidisiplin yang bekerja secara
Interdisiplin untuk menangani masalah kesehatan Lanjut Usia dengan prinsip tata
kelola pelayanan terpadu dan paripurna dengan mendekatkan pelayanan kepada
pasien Lanjut Usia.

14
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang Lingkup Pelayanan Geriatri di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Cirebon


Meliputi :
1. Dokter Spesialis Obstetri Ginekologi
2. Dokter Spesialis Penyakit Dalam
3. Dokter Spesialis Penyakit Bedah
4. Dokter Spesialis Penyakit Syaraf
5. Instalasi Rawat Jalan
6. Instalasi Gawat Darurat (IGD)
7. Unit Pendaftaran/Administrasi
8. Laboratorium
9. Farmasi

15
BAB III
TATA LAKSANA

1. Pengertian Umum
a. Pelayanan geriatri Rumah Sakit Muhammadiyah Cirebon adalah cabang disiplin
ilmu kedokteran yang mempelajari aspek kesehatan dan kedokteran pada warga
lanjut usia termasuk pelayanan kesehatan kepada lanjut usia dengan mengkaji
semua aspek kesehatan berupa promosi, pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan
rehabilitasi.
b. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 79 tahun
2014 tentang penyelenggaraan pelayanan geriatri di Rumah Sakit dinyatakan
bahwa Rumah Sakit mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan geriatri di
Rumah Sakit.

2. Tujuan
a. Meningkatkan kualitas hidup, kualitas pelayanan dan keselamatan pasien geriatri
Rumah Sakit Muhammadiyah Cirebon.
b. Memberikan acuan dalam penyelenggaraan dan pengembangan pelayanan
Geriatri di Rumah Sakit.

3. Tugas Pokok dan Fungsi


a. Tugas pokok
1) Pelayanan klinik geriatri
2) Penyelenggaraan Homecare
3) Pelayanan kesehatan warga lanjut usia di masyarakat berbasis Rumah Sakit
(Hospital Based Community Geriatric Servicer)
b. Fungsi
1) Melaksanakan kegiatan pelayanan klinik geriatri
2) Melaksanakan kegiatan penyelenggaraan Homecare.
3) Melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan warga lanjut usia di masyarakat
berbasis Rumah Sakit (Hospital Based Community Geriatric Servicer)

16
4. Kebijakan Pelayanan Geriatri
1) Rumah Sakit Muhammadiyah CirebonMenyelenggarakan pelayanan geriatri di
Rumah Sakit.
2) Berdasarkan kemampuan pelayanan, Rumah Sakit Muhammadiyah
Cirebonmenyediakan pelayanan geriatri tingkat sederhana.
3) Jenis pelayanan Geriatri tingkat sederhana paling sedikit terdiri atas rawat jalan
dan kunjungan rumah (home care).
4) Pelayanan geriatri Rumah Sakit Muhammadiyah Cirebondi berikan kepada :
a. Apabila pasien masuk dengan usia 60 tahun dan saat masuk hanya didapatkan
satu diagnosa, maka pasien tersebut dirawat sesuai dengan DPJP nya.
b. Pasien usia lanjut dengan criteria usia 60 (enam puluh) tahun keatas yang
memiliki lebih dari 1 (satu) penyakit fisik dan/atau psikis; atau memiliki 1
(satu) penyakit dan mengalami gangguan akibat penurunan fungsi organ,
psikologi, sosial, ekonomi dan lingkungan yang membutuhkan pelayanan
kesehatan.
c. Pasien dengan usia 70 (tujuh puluh) tahun keatas yang memiliki 1 (satu)
penyakit fisik dan/atau psikis.
5) Rumah Sakit Muhammadiyah Cirebonmelakukan perawatan inap terhadap pasien
geriatri namun karena belum terdapat ruang rawat khusus yakni ruang rawat akut
geriatri maka dapat dirawat di ruang rawat biasa.
6) Bangunan pelayanan Geriatri tingkat sederhana paling sedikit terdiri atas:
a. ruang pendaftaran/administrasi dapat bergabung dengan ruang
pendaftaran/administrasi Rumah Sakit.
b. ruang tunggu;
c. ruang periksa; dan
d. ruang Tim Terpadu Geriatri
7) Ketenagaan dalam pelayanan Geriatri di Rumah Sakit terdiri atas tenaga
kesehatan dan tenaga non kesehatan yang bekerja bersama-sama sebagai Tim
Terpadu Geriatri.

17
8) Tim Terpadu Geriatri pada pelayanan Geriatri tingkat sederhana paling sedikit
terdiri atas:
a. dokter spesialis penyakit dalam;
b. dokter spesialis lainnya sesuai dengan jenis penyakit Pasien Geriatri;
c. dokter;
d. perawat yang telah mengikuti pelatihan keperawatan gerontik atau pelatihan
keterampilan inteligensia;
e. apoteker;
f. tenaga gizi;
g. fisioterapis; dan
h. okupasi terapis
9) Pelayanan Geriatri diberikan sesuai dengan alur pelayanan Geriatri tingkat
Sederhana :

10) Semua pasien lanjut usia yang datang ke poliklinik/UGD akan dilakukan triase
apakah tergolong ke dalam pasien geriatri. Untuk pasien lanjut usia biasa akan
diteruskan ke dokter spesialis yang sesuai dengan penyakitnya. Apabila tergolong
pasien geriatri (misalnya memiliki: penurunan status fungsional, ada sindrom
geriatri, gangguan kognitif- demensia, jatuh–osteoporosis dan inkontinensia) akan
dilakukan asesmen geriatri komprehensif oleh Tim Terpadu Geriatri.

18
11) Asesmen geriatri menggunakan asesmen pasien umum lainnya ditambahkan
dengan penilaian skala risiko jatuh khusus geriatri (Ontario Modified Stratify –
Sydney Scoring).
12) Sistem rujukan sebagaimana dimaksud pada ayat terdiri atas:
a. rujukan internal adalah rujukan di dalam Rumah Sakit; atau
b. rujukan eksternal adalah rujukan antar fasilitas pelayanan kesehatan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
13) Pemantauan dan evaluasi dilakukan berdasarkan pencatatan :
a. lama perawatan;
b. Status Fungsional, penilaian dengan indeks ADL Barthel
c. kualitas hidup, instrument penilaian dengan EQ5D
d. rawat inap ulang (rehospitalisasi)
Rehospitalisasi adalah perawatan kembali setelah pulang ke rumah dari rumah
sakit. Perawatan yang terjadi kembali dalam 30 hari pertama pascarawat
menggambarkan adanya permasalahan kesehatan yang sesungguhnya belum
optimal ditatalaksana di rumah sakit. Persentase maksimal rehospitalisasi
pasien geriatri pascarawat inap akut adalah 15%.
e. kepuasan pasien, penilaian dengan instrument Patients’s Satisfaction
Questionair (PSQ)
14) Konstruksi Bangunan memerhatikan kemudahan akses dari pasien geriatri
15) Persyaratan Peralatan berdasarkan jenis pelayanan tingkat sederhana di ruang
periksa antara lain :
a. Tempat tidur pasien
b. 1 set alat pemeriksaan fisik
c. EKG
d. Timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan
e. Instrument pemeriksaan kognitif, psikologi psikiatri

5. Kebijakan Operasional Pelayanan Geriatri.


Kebijakan operasional pelayanan geriatri ini bertujuan untuk menetapkan
tatacara pelayanan geriatri bagi pasien, rawat jalan dan homecareserta kegiatan-

19
kegiatan lain yang ditentukan dalam rangka menunjang proses pelayanan di Rumah
Sakit Muhammadiyah Cirebon

Kebijakan pelayanan geriatri meliputi :


1. Kebijakan pelayanan geriatri rawat jalan.
2. Kebijakan pelayanan geriatri rawat inap.
3. Kebijakan pelayanan homecare
4. Kebijakan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)

6. Penjelasan Kebijakan Operasional Pelayanan Geriatri


1. Kebijakan pelayanan geriatri rawat jalan.
a. Pelayanan geriatri rawat jalan mengacu pada Panduan Pelayanan Geriatri dan
SPO pelayanan geriatri rawat jalan.
b. Skrining geriatri problem dilakukan oleh dokter di instalasi rawat jalan
c. Assessment/Pengkajian Geriatri dilakukan oleh dokter spesialis penyakit
dalam.
d. Semua kegiatan dicatat dalam Buku Pencatatan dan Pelaporan klinik geriatri,
dan rekam medik pasien.

2. Kebijakan Pelayanan Geriatri Rawat Inap


a. Pelayanan geriatri rawat jalan mengacu pada Panduan Pelayanan Geriatri dan
SPO pelayanan geriatri rawat inap.
b. Pelayanan pasien geriatri di rawat inap dilakukan di bangsal perawatan
umum.

3. Kebijakan Pelayanan Homecare.


a. Pelayanan homecare mengacu pada Panduan Pelayanan Geriatri
b. Assessment/Pengkajian Geriatri yang perlu dilakukan homecare ditentukan
oleh dokter spesialis penyakit dalam.

20
4. Pelayanan Kesehatan Warga Lanjut usia di Masyarakat Berbasis Rumah
Sakit (Hospital Based Community Geriatric Service).
a. Rumah Sakit Muhammadiyah Cirebon bertugas membina warga lanjut usia di
wilayah kerja rumah sakit dalam rangka memberikan pelayanan secara
holistik.
b. Prinsip pelayanan secara holistik salah satunya adalah Pelayanan Kesehatan
Warga Lanjut usia di Masyarakat Berbasis Rumah Sakit (Hospital Based
Community Geriatric Service).
c. Pada pelayanan ini, rumah sakit bertugas membina warga lanjut usia yang
berada di wilayahnya, baik secara langsung atau tidak langsung melalui
pembinaan pada Puskesmas yang berada di wilayah kerjanya. “Transfer of
knowledge” berupa lokakarya, simposium, ceramah-ceramah baik kepada
tenaga kesehatan ataupun kepada awam perlu dilaksanakan. Di lain pihak,
rumah sakit harus selalu bersedia bertindak sebagai rujukan dari layanan
kesehatan yang ada di masyarakat.
d. Pelayanan kesehatan geriatri oleh puskesmas (puskesmas based geriatric
services), yaitu pelayanan kesehatan warga lanjut usia yang diselenggarakan
oleh puskesmas setempat. Puskesmas merupakan unit terdepan dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat dan bertindak sebagai konsultan
terhadap pelayanan kesehatan warga lanjut usia di masyarakat, sehingga
pasien lanjut usia yang sebelumnya dirawat atau mendapat pelayanan di
rumah sakit, setelah kembali ke masyarakat menjadi tanggung jawab
puskesmas
e. Kegiatan di puskesmas meliputi upaya promotif, preventif, dan kuratif
sederhana sesuai dengan Pedoman Puskesmas Santun Lanjut usia Bagi
Petugas Kesehatan. Puskesmas adalah perpanjangan tangan rumah sakit
sehingga diharapkan terdapat pembinaan dari institusi yang lebih tinggi
terhadap institusi yang lebih rendah di wilayah kerjanya dalam bentuk
kegiatan rujukan timbal balik.
f. Bentuk kegiatan pelayanan kesehatan di luar gedung sebagai bentuk
pelayanan yang proaktif dilaksanakan melalui:

21
a. pelayanan kesehatan kelompok lanjut usia (Posyandu/ Posbindu Lanjut
usia);
b. program perawatan warga lanjut usia di rumah (home care);
c. pelayanan kesehatan di panti sosial tresna wredha.

5. Kegiatan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)


a. Kegiatan penyuluhan dan konsultasi dilaksanakan secara teratur dan
berkesinambungan bagi pasien, pegawai dan masyarakat sesuai dengan
program PKRS
b. Penyuluhan geriatri ditujukan pada pengembangan pengertian dan membantu
pasien/keluarga agar mampu dan mau berperan serta secara aktif dalam usaha
preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif.
c. Promosi Kesehatan Rumah Sakit dilaksanakan untuk mendorong
berkembangnya komunikasi yang dinamis, serasi dan berkesinambungan
antara pasien/keluarga, antar petugas dan antara petugas dengan
pasien/keluarga.
d. Penyuluhan geriatri dikembangkan dengan pendekatan :
 Penyuluhan melalui contoh-contoh perilaku hidup sehat.
 Penyuluhan tidak langsung melalui media cetak, elektronika, dan media
lain.

22
BAB V
DOKUMENTASI

1. Lampiran skala risiko jatuh khusus geriatri (Ontario Modified Stratify – Sydney
Scoring).

23
LAMPIRAN

1. SKALA RISIKO JATUH ONTARIO MODIFIED STRATIFY – SYDNEY SCORING UNTUK GERIATRI

PARAMETER SKRINNING JAWABAN KET. NILAI SKOR


Riwayat jatuh Apakah pasien datang ke RS karena Ya / Tidak Salah satu
jatuh? jawaban ya = 6
Ya / Tidak
Jika tidak, apakah pasien mengalami
jatuh dalam 2 bulan terakhir ini ?
Status mental Apakah pasien delirium ? (tidak bisa Ya / Tidak Salah satu
membuat keputusan, pola pikir tidak jawaban ya = 14
terorganisir, gangguan daya ingat )
Apakah pasien disorientasi ? (salah Ya / Tidak
menyebutkan waktu, tempat, atau
orang) Ya / Tidak
Apakah pasien mengalami agitasi ?
(ketakutan, gelisah, dan cemas)
Penglihatan Apakah pasien memakai kacamata ? Ya / Tidak Salah satu
Apakah pasien mengeluh adanya Ya / Tidak jawaban ya = 1
penglihatan buram ?
Apakah pasien mempunyai Ya / Tidak
glaukoma, katarak, atau degenerasi
makula ?
Kebiasaan Apakah terdapat perubahan Ya / Tidak Ya = 2
berkemih perilaku berkemih ? (frekuensi,
urgensi, inkontinensia, nokturia)
Transfer (dari Mandiri (boleh menggunakan alat 0 Jumlahkan nilai
tempat tidur bantu jalan) transfer dan
ke kursi dan Memerlukan sedikit bantuan (1 1 mobilitas. Jika
kembali ke orang) / dalam pengawasan nilai total 0-3,
tempat tidur) Memerlukan bantuan yang nyata (2 2 maka skor = 0.
orang) Jika nilai total 4-
Tidak dapat duduk dengan 3 6, maka skor =

24
seimbang, perlu bantuan total 7.
Mobilitas Mandiri (boleh menggunakan alat 0
bantu jalan)
Berjalan dengan bantuan 1 orang 1
(verbal/fisik)
Menggunakan kursi roda 2
Imobilisasi 3
TOTAL SKOR
Keterangan skor :
 0-5 : risiko rendah
 6-16 : risiko sedang
 17-30 : risiko tinggi
2. PENILAIAN STATUS FUNGSIONALINDEKS ADL BARTHEL

PARAMETER PENILAIAN SKOR


Makan 0 = Tidak mampu
1 = Butuh bantuan memotong, mengoles mentega, dll
2 = Mandiri
Mandi 0 = Tergantung orang lain
1 = Mandiri
Perawatan Diri 0 = Membutuhkan bantuan orang lain
1 = Mandiri dalam perawatan muka, rambut, gigi dan
bercukur
Berpakaian 0 = Tergantung orang lain
1 = Sebagian dibantu missal mengancing baju
2 = Mandiri
Buang Air Kecil 0 = Inkontinensia atau pakai kateter dan tidak
terkontrol
1 = Kadang Inkontinensia (max 1x24 jam)
2 = Kontinensia (teratur untuk lebih dari 7 hari)
Buang Air Besar 0 = Inkontinensia (tidak teratur atau perlu enema)
1 = Kadang Inkontinensia (sekali seminggu)
2 = Kontinensia (teratur)
Penggunaan Toilet 0 = Tergantung orang lain
1 = Membutuhkan bantuan, tetapi dapat melakukan
beberapa hal sendiri
2 = Mandiri
Transfer 0 = Tidak mampu
1 = Butuh bantuan untuk bisa duduk (2 orang)
2 = Bantuan kecil (1 orang)
3 = Mandiri
Mobilitas 0 = Immobile (tidak mampu)
1 = Menggunakan kursi roda
2 = Berjalan dengan bantuan 1 orang
3 = Mandiri (meskipun menggunakan alat bantu
seperti tongkat)

25
Naik Turun Tangga 0 = Tidak mampu
1 = Membutuhkan bantuan (alat bantu)
2 = Mandiri
Total Skor

Interpretasi Hasil
20 : Mandiri
12-19 : Ketergantungan Ringan
9-11 : Ketergantungan Sedang
5-8 : Ketergantungan Berat
0-4 : Ketergantungan Total
3. PENILAIAN KUALITAS HIDUP KUESIONER EQ-5D

Berilah tanda √ (centang) pada pilihan jawaban Anda

Kemampuan Berjalan / Bergerak


Saya tidak mempunyai kesulitan dalam berjalan / bergerak
Saya mempunyai kesulitan dalam berjalan / bergerak
Saya harus selalu berada di tempat tidur
Perawatan Diri
Saya tidak mempunyai kesulitan dalam merawat diri sendiri
Saya mempunyai kesulitan untuk mandi atau berpakaian sendiri
Saya tidak bisa mandi atau berpakaian sendiri
Kegiatan yang Biasa Dilakukan
Saya tidak mempunyai kesulitan dalam mengerjakan kegiatan yang biasa saya lakukan
Saya mempunyai kesulitan dalam mengerjakan kegiatan yang biasa saya lakukan
Saya tidak bisa mengerjakan kegiatan yang biasa saya lakukan
Rasa Kesakitan/ Tidak Nyaman
Saya tidak merasa kesakitan / tidak nyaman
Saya merasa agak kesakitan / tidak nyaman
Saya merasa amat sangat kesakitan/ tidak nyaman
Rasa Cemas / Depresi (Sedih)
Saya tidak merasa cemas / depresi (sedih)
Saya merasa agak cemas / depresi (sedih)
Saya merasa amat sangat cemas / depresi (sedih)

26

Anda mungkin juga menyukai