Gangguan sirkulasi darah adalah kondisi ketidaklancaran peredaran darah seseorang akibat gangguan pada jantung dan pembuluh darah. Beberapa faktor penyebab gangguan sirkulasi darah yaitu: terdapatnya plak atheromatus, kekentalan darah yang tinggi dan berkurangnya elastisitas dinding pembuluh darah. Adapun kelompok yang mempunyai risiko mendapatkan gangguan sirkulasi darah yaitu: 1. Riwayat keluarga dengan penyakit sirkulasi darah. 2. Penderita kolesterol tinggi. 3. Sering stres. 4. Penderita hipertensi. 5. Obesitas. 6. Penderita diabetes mellitus. 7. Merokok dan minum alkhohol. 8. Jarang berolahraga. JENIS GANGGUAN SIRKULASI DARAH fungsi sirkulasi darah dapat berlangsung normal dengan peran jantung dan pembuluh darah. Tetapi beberapa gangguan dapat menghambat sirkulasi darah seperti kondisi berikut ini: 1. Kongesti/Bendungan/Hiperemia Kongesti adalah keadaan dimana volume darah meningkat disertai melebarnya pembuliuh darah. Pengertian lain dari kongesti adalah keadaan dimana terdapat darah secara berlebihan di dalam pembuluh darah pada daerah tertentu. Kongesti atau bendungan atau hiperemia dapat dibedakan menjadi: a. Hiperemia akut: Kondisi di mana terjadi kongesti atau bendungan yang tidak terjadi perubahan yang nyata. b. Hiperemia kronik. Kondisi di mana terjadi kongesti atau bendungan yang disertai perubahan seperti edema. c. Hiperemia aktif. Suatu kondisi di mana terjadi bendungan atau kongesti yang mengakibatkan arteriol atau kapiler mengalami vasodilatasi karena aliran darah ke suatu daerah meningkat sebagai contoh: 1) Saat olah raga maka terjadi vasodilatasi yang disebut juga hyperemia fungsional. 2) Kemerahan kulit wajah akibat rasa malu (blussing). 3) Fibris/hyperthermia. 4) Hiperemia pada eritema. d. Hiperemia pasif. Suatu kondisi di mana terjadi aliran darah vena menurun mengakibatkan dilatasi pembuluh vena dan kapiler. Hiperemia ini disebut juga bendungan hipostatik. Sebagai contoh bendungan paru yang terjadi pada penderita gagal jantung dan varices. Hiperemia pada umumnya terjadi dalam waktu singkat, jika rangsangan terhadap arteriol dan vena berhenti maka sirkulasi 2. PERDARAHAN Definisi perdarahan adalah keluarnya darah dari sistem kardiovaskular yang dapat disertai dengan penimbunan darah dalam jaringan atau ruang tubuh atau disertai keluarnya darah dari tubuh. Berbagai jenis perdarahan dapat dialami penderita. Berikut ini diuraikan tentang bentuk perdarahan sebagai berikut. a. Perdarahan internal: Perdarahan 1) Perdarahanyang di kulitterjadi dalam dan mukosa : tubuh meliputi: a) Peteki : Perdarahan di bawah kulit kecil seperti titik-titik.
b) Ekimosis : Perdarahan yang lebih besar dibanding peteki.
c) Purpura : Perdarahan berupa bercak-bercak tersebar luas.
d) Hematoma : Penimbunan darah dalam jaringan.
2) Perdarahan dalam Rongga tubuh: a) Perdarahan yang terjadi dirongga thorak disebut hemothorak b) Perdarahan yang terjadi di rongga peritonium disebut hemoperitonium c) Perdarahan yang terjadi dalam rongga sendi disebut hemartrosis 3) Organ tubuh: a) Perdarahaan yang terjadi dalam uterus disebut hematometrium b) Perdarahan yang terjadi dalam vagina disebut hematokolpos c) Perdarahan yang terjadi dalam testis disebut hematokel b. Perdarahan eksternal 1) Perdarahan pada saluran nafas a) Perdarahan yang terjadi keluar dari lubang hidung disebut epiktaksis. b) Perdarahan yang terjadi dalam bentuk-bentuk berdarah disebut hemoptisis. 2) Perdarahan pada saluran pencernaan a)Perdarahan yang terjadi dalam bentuk muntah darah disebut hematemesis. b)Perdarahan segar yang terjadi berasal dari usus disebut hematosezia. c) Perdarahan yang terjadi tidak segar berasal dari usus disebut melena. 3) Perdarahan pada uterus : a)Perdarahan yang terjadi saat menstruasi lebih banyak dari normal (80 ml/hr) disebut menoragi. b)Perdarahan abnormal yang terjadi antara periode atau tidak terkait dengan menstruasi disebut metoragi. BERBAGAI PENYEBAB TERJADINYA PERDARAHAN a. Trauma Trauma yang mengenai pembuluh darah menyebabkan integritas atau keutuhan pembuluh darah hilang sehingga terjadi perdarahan. b. Kelainan mekanisme hemostatis. Hemostatis diperlukan agar proses yang terjadi dalam kehidupan darah dapat berjalan dengan baik. Tetapi hal tersebut sering mendapatkan gangguan. Sebagai contoh terjadi perdarahan akibat darah mengalami defesiensi faktor pembekuan pada penyakit hemofilia. c. Kerusakan dan kelainan pembuluh darah. Selanjutnya kita akan bahas patofisiologi perdarahan dan akibatnya. Perdarahan yang terjadi pada seseorang menimbulkan akibat yang dapat dibedakan menjadi: 1) Perdarahan lokal Perdarahan yang terjadi akibat penekanan pada suatu area 2) Perdarahan Sistemik Akibat dari perdarahan yang terjadi sesuai dengan besar kecilnya perdarahan dan waktu kejadian perdarahan. Sebagai contoh akan terjadi syok sebagai akibat dari perdarahan besar dan waktunya cepat. Sebaliknya akan terjadi anemia sebagai akibat terjadinya perdarahan kecil dan waktunya lama. Respon tubuh jika terjadi perdarahan kecil dan cepat adalah kontraksi pembuluh darah disertai pembentukan pembekuan darah. Tetapi pada perdarahan banyak dan tidak diabsorbsi maka akan timbul jaringan fibrosis. Pada perdarahan besar dan cepat yang akan berakibat menurunnya tekanan darah sehingga tubuh merespon dengan melakukan kompensasi berupa peningkatan denyut jantung, vasoktriksi arteri perifer oleh hormon adrenalin. Respon tersebut akan menaikan tekanan darah dan sirkulasi darah normal kembali. 3. TROMBOSIS a. Patofisiologi trombosis Pada keadaan di mana aliran darah melambat maka trombosit akan melekat pada permukaan bagian dalam dinding pembuluh darah. Trombosit yang melekat semakin lama semakin banyak dan saling melekat sehingga terbentuk massa yang menonjol di dinding pembuluh darah. Bila massa tersebut lepas dari dinding pembuluh darah disebut embolus. Selanjutnya embolus akan mengikuti aliran darah dan pada suatu tempat berhenti menyumbat pembuluh darah tersebut dan kejadian ini disebut embolisme. b. Etiologi trombosis 1) Kerusakan dinding bagian dalam pembuluh darah. a) Aterosklerosis Kondisi dinding pembuluh darah menebal dan tidak rata. b) Poliarteritis nodosa Terjadi peradangan pada pembuluh darah. c) Trombophlebitis Perubahan pada aliran darah yaitu saat terjadi aliran darah melambat, maka mudah terjadi kontak antara trombosit dan dinding bagian dalam pembuluh darah endotel sehingga mudah menimbulkan trombus. Sebagai contoh pasien yang menderita varises ditungkai, haemoroid dan varises esofagus. d) Perubahan konstitusi darah Jumlah dan sifat trombosit dapat sewaktu waktu dapat mengalami perubahan yang dapat mempermudah terbentuknya trombus. Seperti pada pasien paska operasi dan seorang ibu yang sedang dalam masa nifas, maka saat itu jumlah trombosit dalam darah meningkat 2-3 kali dan lebih mudah melekat pada endotel c) Akibat trombosis 1) Pada pembuluh vena Akibat yang akan timbul jika terjadi trombosis dalam pembuluh darah vena yaitu bendungan masif, edema dan nekrosis. 2) Pada pembuluh arteri Akibat yang akan timbul jika trombosis terjadi pada pembuluh darah arteri yaitu iskemia, nekrosis, infark dan gangren. 4. EMBOLUS a. Pengertian embolus Embolus adalah suatu benda asing yang terbawa aliran darah berasal dari suatu tempat tersangkut dan menyumbat pembuluh darah. b. Bentuk embolus Embolus dapat berbentuk benda padat yang berasal dari sel kanker, bakteri atau jaringan. Selain itu embolus juga dapat berupa cairan seperti: 1) Zat lemak Butiran lemak yang mengikuti aliran darah dapat menyumbat arteri sehingga terjadi embolus. Hal ini sering terjadi seperti pada kejadian fraktur tulang panjang seperti tulang tibia dan femur yang disertai kerusakan sumsum tulang. Selain itu sering terjadi pada wanita dalam masa nifas, pada pasien luka bakar, alkoholisme dan gizi buruk. 2) Cairan amnion Embolus ini terjadi pada ibu yang sedang melahirkan atau pada masa nifas dengan gejala syok, dyspnea dan kematian mendadak. Hal ini terjadi akibat adanya embolus pada arteri pulmonalis yang berasal dari jaringan epitel kulit bayi, vernix caseosa dan lanugo. 3) Embolus gas Pada operasi thorax yang memotong vena besar akan mudah terjadi masuknya gelembung gas ke dalam sirkulasi darah dan menyumbat sehingga menyebabkan kematian. Embolus juga dapat terjadi pada pemberian cairan infus, transfusi darah dan pemberian obat melalui vena. c. Jenis embolus 1) Embolus Vena Sebagian besar kejadian embolus dalam vena berasal dari vena tungkai bawah dan vena dalam pelvis yang dibawa mengikuti aliran darah masuk ke dalam jantung dan akhirnya tersangkut di arteri paru paru. Dengan demikian akan terjadi embolus arteri pulmonalis yang menyebabkan infark pada paru-paru. Tetapi infark di paru paru jarang terjadi karena paru paru memiliki perbekalan darah kembar. 2) Embolus arteri Embolus arteri kebanyakan banyak berasal dari jantung atau dari aorta. Daerah yang sering terkena embolus arteri yaitu pada otak, ginjal, limpa dan usus. 5. SYOK a. Pengertian Kondisi di mana terjadi ketidakseimbangan antara volume darah dengan ruang vaskular yang disebabkan oleh bertambahnya ruang vaskular. Dapat juga dikatakan bahwa syok adalah ketidakseimbangan antara volume darah dengan ruang vaskular karena berkurangnya volume darah. b. Jenis syok 1) Syok primer Kondisi jika terjadi defisiensi sirkulasi akibat ruang vaskular membesar karena mengalami vasodilatasi maka akan terjadi syok primer. Sebagai contoh terjadi pada kasus kecelakaan berat, nyeri yang sangat berat seperti pada hernia incarcerata atau karena ketakutan melihat sesuatu yang mengerikan. Pasien akan nampak pucat, pingsan, nadi cepat dan kecil, tekanan darah rendah. 2) Syok sekunder Jika terjadi ketidakseimbangan cairan yang menyebabkan defisiensi sirkulasi akibat jumlah darah dan aliran darah juga turun maka akan terjadi syok sekunder. Pasien menunjukkan gejala lemas, tangan dingin dan basah, vena kolaps, nadi cepat tapi lemah, tekanan darah rendah bahkan oliguria. Faktor- faktor yang menyebabkan syok adalah sebagai berikut: 1) Permeabilitas kapiler Ketika permeabilitas kapiler bertambah maka cairan dalam darah akan keluar kapiler masuk ke jaringan. Akibatnya dalam darah akan terjadi pengentalan darah (Haemokonsentrasi) dan volume darah akan berkurang. 2) Volume darah Volume darah dapat berkurang sebagai akibat langsung dari kejadian luka-luka, pembedahan atau muntah dan diare. 3) Vasodilatasi Ketika terjadi vasodilatasi maka volume darah yang mengalir dalam pembuluh darah seperti berkurang sehingga darah yang kembali kejantung berkurang. Akibatnya cardiac outputpun jadi berkurang sehingga gejala syok akan terlihat, Kejadian syok dikenal dengan berbagai macam sebutan sesuai dengan peristiwa yang dalami pasien seperti 1) Syok haemoragik Syok yang terjadi akibat perdarahan yang hebat seperti pada ibu yang melahirkan 2) Syok cardial Syok yang terjadi akibat defisiensi fungsi jantung juga karena adanya nyeri yang amat sangat pada kasus infark myocard. 3) Syok traumatik Syok yang terjadi akibat pengaruh neurogen pada peristiwa yang menakutkan pada kecelakaan atau akibat rasa sakit yang tidak tertahankan. 4) Syok hipovolemik 6. INFARK a. Pengertian Sumbatan yang terjadi pada aliran arteri menimbulkan gangguan sirkulasi darah setempat sehingga terjadi iskemia pada daerah yang dialiri yang berakhir menjadi infark. Sumbatan tersebut dapat terjadi secara perlahan lahan, cepat dan menetap yang berasal dari embolus dan trombus. Namun demikian infark juga dapat terjadi karena adanya arteriosklerosis yang menyebabkan aliran darah tidak lancar akibatnya suplai darah kurang dan akhirnya muncul iskemia dan akhirnya infark. b. Bentuk infark 1) Infark pucat/anemik Umumnya terjadi akibat penyumbatan arteri pada organ tubuh yang padat seperti jantung dan ginjal. 2) Infark merah/haemoragi Banyak terjadi pada organ tubuh yang terdiri atas jaringan yang renggang seperi paru paru dan usus. c. Patogenesis Infark Segera setelah terjadi sumbatan pembuluh darah, maka daerah yang terkena akan mengalami perubahan warna menjadi hiperemi. Setelah beberapa jam daerah yang terkena akan menjadi membengkak dan perdarahan. Setelah 24 jam pada organ jantung dan ginjal akan berubah menjadi pucat sedangkan pada paru-paru dan usus akan berubah merah. Beberapa hari kemudian jantung dan ginjal menjadi putih berbatas tegas dengan sekitarnya sedangkan paru-paru dan usus tidak mengalami perubahan. 1) Jelaskan perbedaan patofisiologi antara kejadian syok berikut ini.
No. Kejadian syok Patofisiologi
1. Berdiri di bawah sinar matahari
2. Mendengar berita duka cita
3. Luka mengenai arteri femoralis
2) TULISLAH NAMA PERDARAHAN DALAM KOLOM LATIHAN DI BAWAH INI YANG TIDAK SAMA DENGAN YANG TELAH DICONTOHKAN DALAM BAB INI MASING-MASING 3 BUAH NAMA PERDARAHAN:
No. Perdarahan pada Nama perdarahan
1 Kulit dan mukosa 1 2 3 2 Organ tubuh 1 2 3 3 Rongga tubuh 1 2 3