PENANGANAN
CEDERA KEPALA
BEDAH SARAF
1. Trauma
: kepala, medula spinalis
2. Kongenital : hidrocepalus, ensefalokel,
myelokel
3. Degeneratif : HNP, kanal stenosis
4. Infeksi
: Spondilitis TB
5. Tumor
: otak, myelum
6. Vaskular
: CVA bleeding, aneurisma, AVM
7. Pain
BEDAH SYARAF
SPINE
BEDAH
ORTHOPEDI
TERAPI OPERATIF
NEUROLOGI
PENYAKIT SYARAF
CVA BLEEDING
TUMOR CEREBRI
DEGENERATIF : HNP
NEUROSURGERY
BEDAH SYARAF
PENDAHULUAN
Di USA , 1990 :
- Jumlah penderita meninggal 148.500 karena
trauma kepala (8% dari seluruh kematian)
- Tingkat kematian 14-30 per 100.000
penduduk/tahun
- Insiden , 200 per 100.000 penduduk/tahun
Di RSU Dr.Soetomo, Surabaya,tahun 2002-2004
- Jumlah penderita rata-rata:1793 jiwa/tahun
- Kematian : 12,92%
- Tingkat keparahan : COR = 62,85%,
COS =24,65%, COB =12,5%
DEFINISI
Istilah cedera kepala = cedera otak,
yaitu cedera yang mengenai kepala,
fraktur wajah atau kerusakan jaringan
lunak pada wajah dan kepala
KLASIFIKASI
Berdasarkan 3 cara :
1. Mekanisme trauma
a. cedera tumpul
b. luka tembus
2.
Morfologi
a. fraktur kalvaria
- atap : linier, depressed
- basis tengkorak
b. lesi intrakranial
- fokal : epidural, subdural, intrakranial
Hematom
- difus : conclussion, difus axonal injury
3. Derajat cedera
a. Ringan : GCS 14-15
b. Sedang : GCS 9-13
c. Berat
: GCS 3-8
Pembagian secara tradisional :
1. Comotio serebri
2. Contusio serebri
3. Laserasi serebri
Nilai
4
3
2
1
5
4
3
2
1
6
5
4
3
2
1
MEKANISME
1. Statis
- cedera otak timbul secara lambat, < 200
milisekon
- jarang terjadi
2. Dinamik
- CO timbul secara cepat, > 200 milisekon
A. Impulsif
Tidak langsung membentur kepala, terjadi
pada waktu kepala bergerak atau berhenti
mendadak
B. Impak
Trauma langsung membentur kepala
IMPAK
2. Inertia
PATOFISIOLOGI
Fisiologis :
- Kompartemen rongga intrakranial
(dewasa) rigid atau tetap, terisi 3
komponen :
1. otak
: 1200 gr
2. darah : 150 gr
3. CSF
: 150 gr
- TIK normal di dalam ventrikel :
Dewasa
: < 10 mmhg
Anak kecil : 3-7 mmhg
Bayi
: 1,5 6 mmhg
1. Otak
- Expanding mass : EDH, SDH, ICH
- Volume air : edema serebri
2. Darah
- Vasodilatasi
- Obstruksi outflow sistem venous
3. CSF
- gangguan absorbsi dan produksi
Doktrin Monro-kellie
- Isi rongga intrakranial adalah konstan
O + D + CSF = C
- Jika ada penambahan massa salah satu
komponen harus kompensasi
- Kompensasi : 1. CSF
2. Komponen darah
3. Otak
RESPON
1. CSF : - produksi
- CSF otak rongga subaraknoid dan
kanalis sentralis medula
spinalis
Klinis : kaku kuduk dan leher
CT : gambaran ventrikel dan
sisterna basalis menyempit,
girus dan sulcus menghilang
HERNIASI
1. Subfalcin
- lobus frontalis terjepit dan terdorong
pada sisi berlawanan
- ACA terjepit
2. Tentorial
- bagian tepi medial lobus temporalis
melewati hiatus tentorii
3. Central
- Herniasi otak tengah dan diencephalon
4. Tonsilar
- tonsil cerebelum terjepit melalui
magnum
foramen
EDEMA SEREBRI
Definisi : kelebihan air di dalam jaringan
otak baik intraselular ataupun extraselular
Penyebab tersering TIK
Ada 2 macam :
1. vasogenik
2. sitotoksik
1. Vasogenik
- oleh karena kerusakan pembuluh
darah (BBB)
- normal BBB tidak dapat ditembus
cairan intravaskular
- cairan intravaskular ke
extraselular, tek .osmotik >
intraselularcairan intraselular
tertarik ke extraselular edema
ekstraselular sel otak mengkerut
2. Sitotoksik
edema otak hipoksia reaksi
anaerobATPgangguan pompa NaKNa tidak dapat dipompa keluar sel
Na menarik air edema intraselular
Trauma kerusakan BBB peTIK
CPP reaksi anaerob edema
sitotoksik
PATOLOGI
1. CEDERA PRIMER
Cedera yang terjadi akibat langsung dari
trauma
a. SCALP
1. Kulit : vulnus appertum, excoriasi
2. subgaleal hematom : pengumpulan
darah diantara galea dan
pericranium pd loose
connective tissue.
3. subperiosteal hematom : diantara
periosteal layer dan tulang
b. Tulang
1. Pola
2. Lokasi
3. Tipe
: - fraktur linier
- fraktur diastase
- fraktur impresi
: - Kalvaria
- Basis cranii
: - Terbuka
- Tertutup
c. Otak :
- Robekan duramater
- Contusio : difus, lokal
- Laserasi (robekan) cerebri
2. CEDERA SEKUNDER
cedera yang disebabkan komplikasi
atau cedera sekunder
- oedem otak
- hipoksia otak
- kelainan metabolik
- kelainan pernafasan
- hipotensi / syok
Tingkat sel/biomolekuler
perluasan kerusakan dari jaringan otak
disebabkan oleh beberapa faktor :
- kerusakan sawar darah otak dan gangguan
ADO
- gangguan metabolisme otak
- gangguan hormonal
- pengeluaran bahan neuro transmiter, radikal
bebas
3. KOMPLIKASI
* hematom intrakranial
- EDH
- SDH : akut, kronis
- ICH
- SAH
- Subdural hygroma
* pneumosefalus
* LCS leakage
* Infeksi
FRAKTUR LINIER
FRAKTUR IMPRESI
EDH
SDH
ICH
DIAGNOSTIK
1. Foto polos kepala / skull foto
- AP
- Lateral
- tangensial
2. CT scan kepala
3. MRI
- kepala
- spinal
DIAGNOSTIK
A. Indikasi Foto Polos ( X Kepala AP / Lateral)
1. Jejas > 5 cm (hematom atau vulnus)
2. Luka tusuk / clurit atau luka tembak
3. Corpus alienum (peluru, dll)
4. Fraktur terbuka
5. Deformitas kepala (inspeksi atau palpasi)
6. Nyeri kepala menetap
7. Gejala fokal neurologis
8. Gangguan kesadaran (GCS < 15)
PENATALAKSANAAN
1.
2.
f. Mencegah kejang
- kejang TIK menurun herniasi cerebri
- anti kejang : dipheniilhidantoin dosis awal 13-18
mg/kg/BB bolus diikuti 6-8 mg/kg/BB
g. Manitol
Efek utama :
1. Dehidrasi jaringan otak yang edema
2. memperbaiki fungsi reologi darah
Kortikosteroid
- tidak digunakan pada TIK oleh karena cedera
kepala
- menurunkan TIK pada tumor serebri yang
disertai oedema
2. TERAPI PRIMER
a.
b.
Operasi
- Evaluasi penyebab peningkatan TIK sehingga
terjadi perbaikan terhadap BBB
Drainase CSF ventrikel
- Ventrikulotomi
PENANGANAN DINI
Di tempat kejadian
- Pemindahan pasien dari tengah jalan ke tepi, dari jepitan
badan kendaraan dekat mengakibatkan cedera yang
lebih berat perlu peralatan yang memadai dan
pengetahuan penanganan
- Pengangkutan dari TKP ke RS dengan ambulance
Problem - Ambulan tidak memenuhi syarat
- Resiko selama transportasi
ACCIDENT
(SPOT OF ACCIDENT)
BRAIN SHOCK :
( Seconds-minutes)
A1 B1 C
No pain reaction
Apnea
Bilateral pupil dilatation,
negative light + corneal
reflex
Pulse is not clear
unpredictable
Di Rumah Sakit
ALUR PENANGANAN PENDERITA CEDERA KEPALA DI UGD
Operasi
Konservatif
KRS
Di Rumah Sakit
I PRIMARY SURVEY DAN RESUSITASI
- Pemeriksaan cepat, kelainan A B C , lalu
segera lakukan tindakan resusitasi
A = Air Way = Saluran Nafas
- Bebaskan (posisi, buka mulut bersihkan muntahan, lendir, benda asing)
- Perhatikan tulang leher, immobilisasi, cegah gerakan hiperekstensi,
hiperfleksi, rotasi.
- Semua penderita tidak sadar harus dianggap ada cidera tulang leher.
B = Breathing = Pernafasan
- Suara nafas bersih, hembusan nafas baik, (gerakan nafas dada baik)
bila tidak baik, lakukan nafas buatan (mulut ke mulut atau pakai alat)
- Beri masker oksigen/nasal
Perhatian :
Kelainan A B C sangat menentukan nasib penderita, bila
tidak diatasi dapat dengan cepat memperjelek cidera
otak yang sudah ada.
Posisi Tidur
- Cegah head down (kepala lebih rendah dari tubuh)
karena dapat menyebabkan bendungan vena di kepala
dan menaikkan tekanan intrakranial.
- Posisi yang baik ialah : miring (badan menumpu pada
bahu, panggul dan lutut pada satu sisi), kecuali bila ada
fraktur cervical.
II.
SECONDARY SURVEY
- Pemeriksaan ulang secara teliti seluruh tubuh
mulai dari ujung rambut kepala sampai ujung kaki.
- Menentukan kelainan bedah saraf :
1. Anamnesa, mencari informasi tentang :
* Kejadian sadar segera sesudah kejadian
* Pernah sadar segera sesudah kejadian
* Mabuk, minum alkohol, penggunaan narkotik
* Penyakit lain (epilepsi, DM, kelainan darah,
penyakit jantung, kelainan mata, gagal ginjal,
pernah jatuh)
2. Pemeriksaan neurologis
* Tingkat kesadaran : GCS
* Pupil (bentuk, ukuran, reaksi cahaya)
* Motorik (paresa/ plegi ekstremitas)
KRITERIA DIAGNOSA
1. Berdasarkan tingkat kesadaran yang diukur dengan
skala GCS (pasca resusitasi)
- GCS 14 15 : Cedera Otak Ringan (COR)
- GCS 9 13
: Cedera Otak Sedang (COS)
- GCS 8
: Cedera Otak Berat (COB)
2. Berdasarkan morfologi (Pemeriksaan foto kepala dan CT scan).
- Fraktur kepala : Linier, impresi, basis kranii
- Lesi intrakranial
: Epidural hematom (EDH),
subdural hematom (SDH),
intraserebral hematom
(ICH), diffuse axonal injury
(DAI)
PENATALAKSANAAN
Kriteria MRS
1. Gangguan kesadaran (GCS < 15)
2. Ada gejala fokal neurologis (hemiparesa, anisokor, kejang)
3. Nyeri kepala atau muntah yang menetap
4. Fraktur tulang kepala, fraktur tulang dasar tengkorak
5. Luka tusuk atau luka tembak (Corpus alienum)
6. Tidak ada yang mengawasi dirumah
7. Tempat tinggal diluar kota.
8. Disertai mabuk atau epilepsi
9. Disertai kelainan darah
- Gangguan pembekuan darah
- DM, gagal ginjal
- Pasca trepanasi karena sebab lain.
10. Umur diatas 50 tahun.
A.
Observasi di
UGD 1 jam
Nyeri kepala dan
muntah berkurang
Advis :
Pada saat pulang harus disertakan lembar
tertulis penjelasan dan pengawasan.
Bila terjadi gejala di bawah ini harus
segera dibawa ke rumah sakit :
- muntah yang makin sering
- nyeri kepala/ vertigo yang memberat
- gelisah/ kesadaran yang menurun
- kejang
Pengawasan di rumah harus dikerjakan
secara aktif
(menanyakan, membangunkan) penderita
setiap 2 jam.
2. MRS
- Pasang O2 nasal 2 liter / jam
- Pasang infus DS NS 1500 2000 cc /
24 jam
(Sesuai dengan kebutuhan cairan 30 40 cc
/ kg BB / hari).
- Posisi kepala Head up 30
- Antibiotika dan ATS bila ada luka kotor
atau indikasi lain.
- Analgetika
- Anti mual
B.
BERAT (GCS 8)
Harus MRS :
- Pasang Collar Brace (sampai dibuktikan tidak
ada fraktur servikal dengan foto leher).
- Beri oksigen masker 6 8 l /menit.
Pasang DK
Cairan infus
1. Hipertonis : albumin, D 40%
2. Isotonis
: NaCl, D5%, D51/2 NS,
D 5 1/4NS, RL
3. Hipotonis : H2O
Kekurangan ?
glikogenolisis
glikogen
glikoneogenolisis
glukosa
glikogenesis
glikoneogenesis
Asam lemak
protein
TERAPI MANITOL
1. Diberikan pada penderita kritis :
- Gejala herniasi ( T , N, pupil anisokor, hemiparesa).
- Menunggu foto rontgen atau acara operasi
- Harus ditransport ke rumah sakit lain.
2. Cara pemberian :
- Dosis awal : 5 cc / Kg BB / dosis
diberikan cepat dalam 20 menit selanjutnya
2 cc / Kg BB / dosis setiap 4 6 jam / hari.
- Kontra indikasi : hipotensi, dehidrasi, gangguan faal
ginjal, dekompensasi jantung.
TINDAKAN OPERASI
Pertimbangan untuk operasi
1. Klinis, tergantung :
a. Umur
b. Penyakit sekunder
c.
2.
Radiologis
a. Foto polos kepala : fraktur impresi
(terbuka cito, tertutup -> urgent).
b. CT Scan kepala :
-
RUJUKAN
Sistem Rujukan :
1. Bila mudah dijangkau tanpa memperberat kondisi
penderita sebaiknya langsung dirujukan ke RS yang
ada fasilitas bedah saraf.
2. Bila A-B-C tidak stabil dirujuk ke RS terdekat
Kontra indikasi transportasi :
Pasien dengan shock
KOMUNIKASI
- Antara petugas kesehatan di lapangan dengan pusat
kesehatan
- Sarana yang penting : telpon, HP, Pager, Email, Fax
radio medik
- Kegunaan :
* Mengatasi keraguan : Dx, tindakan, memilih RS
rujukan
* Persiapan di tempat rujukan
* Sarana pembedahan, ICU, ventilator, tenaga ahli
siap di tempat ?
SURAT RUJUKAN
- Merupakan suatu keharusan
- Penting untuk bahan pertimbangan melakukan
tindakan-tindakan penyelamatan pada keadaan gawat
darurat
- Surat pengantar berisi :
* Nama, umur, alamat
* Proses kejadian
* Kondisi terakhir (GCS, Pupil, motorik, vital sign)
* Terapi yang sudah diberikan
* Penyakit lain yang diketahui
- RS rujukan wajib membalas surat rujukan
STANDARD TRANSPORTASI
- Selama didalam transportasi, ABC pasien harus dijamin
stabil
- Selama transportasi bisa terjadi : shock, kejang, apnea,
obstruksi napas, gelisah
- Persyaratan :
1. Tenaga medis/paramedis yang mampu menangani
masalah A-B-C
2. Alat dan obat gawat darurat :
- Ambu bag
- Manitol 20%
- Mayo
- Diasepam ampul
- Alat penghisap
- Adrenalin ampul
- Oksigen
- CPZ ampul
- Infus set dan cairan
3. Surat rujukan
PROGNOSA
Faktor yang memperburuk :
1. Terlambat dibawa ke RS / terlambat resusitasi
2. RS yang tidak adekuat
3. Pengangkutan yang tidak standar
4. Terlambat dilakukan tindakan bedah
5. Cedera multiple
PERAWATAN/ OBSERVASI
DI RUANG RAWAT INAP
12 MACAM PERAWATAN
1. OBSERVATION OF CONSCIOUSNESS
Lateralisasi (-)
Lateralisasi (+)
Pupil : Isokor
Pupil : Anisokor
Motorik : Normal
Disebabkan oleh :
- Intrakranial
: proses
- ekstrakranial
: Hipoksemia
Di UGD
Hematom parietal kanan 5 cm
GCS 456 pupil isokor, hemiparese (-)
Foto skull : fraktur
Di ruangan
GCS 335 pupil Anisokor 5/3 mm
Proses intrakranial ?
CT Scan
Proses extrakranial ?
Di UGD
Hematom parietal kanan
GCS 235 pupil isokor, hemiparese (-)
CT scan kepala : Oedem cerebri
Di ruangan
GCS 125 pupil isokor, hemiparese (-)
Proses intrakranial
Proses extrakranial
CT scan
Cek :
vital sign
laboratorik
GCS tetap
AbN
Koreksi
GCS membaik
Konservatif
4. OBSERVASI SIRKULASI
Urgen
Terapi segera
Hari 1 2
- Pemberian cairan isotonis
- Cairan yang mengandung elektrolit
Hari 3
Pemberian cairan/ nutrisi personde (Px yang tidak
sadar), syarat :
- Tidak ada retensi cairan lambung ( 100 cc/hari )
- Peristatik usus baik
- Tidak ada distensi abdomen
- Tidak ada mual dan muntah
- Start low go slow
HIPERTHERMIA
PRIMER
1.
SEKUNDER
Anamnesa :
- waktu
- sifat panas
<24jam
tetap
> hr 2
fluktuatif
2.
Penyebab
intrakranial
- dehidrasi
- infeksi
- reaksi tranfusi
- reaksi obat
- plebitis
3.
Fisik
Kulit kering
Kulit basah
4.
5.
Laboratorium
- leukosit
- LED
- CRP
N
N
N
Terapi
- Antibiotika
- Antipiretika
- Kompres
- Ruangan
+
+
+
+
+
+
7. KEADAAN GELISAH
Faktor :
1. Intrakranial
: - Mulai sadar
- TIK Meningkat
2. Ekstrakranial
:
- Nyeri : fraktur tulang, kandung kencing penuh
- Tempat tidur kotor
- Penderita diikat
- Hiperthermia
- Gangguan napas
Terapi :
1. Cari faktor penyebab dan hindarkan
2. Obat : - Clorpromazin 25 mg
- Diazepam 5-10 mg
8. KEADAAN KEJANG
9. MIKSI
10. DEFAEKASI
Konstipasi perlu diberikan obat laksan atau
dengan cara manual
2. Tanpa ventilator
- 1 6jam evaluasi :
* GCS
* Defisit neurologis
* Cushing respon
-
AbN
Koreksi
ETLS-2007