Anda di halaman 1dari 10

DAFTAR ISI

Bab 1. Pendahuluan ..............................................................................................3


Bab 2. Laporan Kasus .............................................................................................
2.1.Identitas penderita .......................................................................................5
2.2.Anamnesis ...................................................................................................5
2.3.Pemeriksaan fisik ........................................................................................7
2.4.Pemeriksaan penunjang ...............................................................................9
2.5.Resume ......................................................................................................12
2.6.Diagnosis kerja ..........................................................................................13
2.7.Penatalaksanaan ........................................................................................13
2.8.Prognosis ...................................................................................................13
Bab 3. Tinjauan Pustaka.....................................................................................18

BAB 1
PENDAHULUAN

Diabetes melitus (DM) adalah gangguan metabolik yang secara genetik


dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi
glukosa. Pada DM glukosa dimetabolisme dengan bantuan dua enzim yang
dihasilkan oleh pulau langerhans di pankreas yaitu insulin dan glukagon. Insulin
digunakan untuk membantu transfer glukosa ke sel serta merendahkan kadar
glukosa darah, sedangkan glukagon befrungsi sebaliknya. Sehingga pada
gangguan insulin glukosa akan banyak ditemukan di darah dan akan menimbulkan
manifestasi yang khas bagi pasien DM. Manifestasi klinis DM diantaranya adalah
peningkatan pengeluaran urin (poliuri), peningkatan nafsu makan (polifagi), dan
peningkatan rasa haus (polidipsi). Jika tidak ditangani dengan baik, dapat
menyebabkan komplikasi-komplikasi yang berbahaya (Price dan Wilson, 2006).
World Health Organization (WHO) memperkirakan pada tahun 2025,
jumlah penderita DM membengkak menjadi 300 juta orang. Data WHO yang lain
menyebutkan bahwa pada tahun 2025, Indonesia akan menempati peringkat
nomor lima sedunia dengan jumlah penderita DM sebanyak 12,4 juta orang dan
pada tahun 2030 prevalensi diabetes di Indonesia mencapai 21,3 juta penderita
(Suyono, 2006).
Diagnosis DM harus didasarkan atas pemeriksaan kadar glukosa darah.
Pemeriksaan penyaring berguna untuk menjaring pasien DM, toleransi glukosa
terganggu (TGT) dan glukosa darah puasa terganggu (GDPT) sehingga dapat

ditentukan langkah yang tepat untuk mereka. Pasien dengan TGT dan GDPT
merupakan tahapan sementara menuju DM. Setelah 5 sampai 10 tahun kemudian
1/3 kelompok TGT akan berkembang menjadi DM, 1/3 tetap dan 1/3 lainnya
kembali normal. Adanya TGT seringkali berhubungan dengan resistensi insulin.
Pada kelompok TGT ini resiko terjadinya aterosklerosis lebih tinggi dibandingkan
kelompok normal. TGT seringkali berkaitan dengan penyakit kardiovaskuler,
hipertensi dan dislipidemia.
Individu dengan DM mudah terjadi penyakit yang berhubungan dengan
aterosklerosis, dan diyakini bahwa lebih dari dua pertiga kematian pasien DM
akibat penyakit arterial. Pada satu penelitian (Helsinki policeman study) untuk
setiap faktor risiko dan pada setiap tingkatan risiko, angka kematian penyakit
jantung koroner 3 kali lebih tinggi pada pasien DM daripada individu normal
(Libby, 2003).
Aterosklerosis sebagai komplikasi kardiovaskular dari DM diramalkan
pada tahun 2020 sebagai penyebab utama morbiditas dan mortalitas di masyarakat
yang sedang berkembang oleh karena adanya perubahan pola hidup yang tidak
sehat. Aterosklerosis dapat menyebabkan iskemia, infark jantung, stroke,
hipertensi renovaskular dan penyakit oklusi tungkai bawah. Lesi ateroma yang
mengenai arteri renalis dapat menyebabkan hipertensi renovaskular sekitar 6070% (Libby, 2003).

BAB 2
LAPORAN KASUS

2.1 Identitas Pasien


Nama

: Tn. M.P

Umur

: 73 th

Jenis kelamin

: Laki-laki

Alamat

: Dsn. Gayam Barat RT.6 RW.3 Gurah

Suku

: Jawa

Agama

: Islam

Tanggal MRS

: 4 Oktober 2016

Tanggal pemeriksaan : 4 Oktober 2016


No. RM

: 069.941

2.2 Anamnesis
Autoanamnesis dan heteroanamnesis dilakukan kepada pasien dan anak
pasien pada tanggal 4 Oktober 2016 di IGD RSM Siti Khotijah Gurah Kediri
2.2.1

Keluhan Utama
Pasien mengalami lemas badan.

2.2.2

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien mengeluh badan lemas sejak kemarin sore, badan lemas di rasa

ketika setelah sholat ashar. Pasien juga mengeluh batuk sejak 2 hari, batuk di
sertai dahak berwarna putih yang mudah keluar, tidak ada darah maupun bercak
darah pada dahaknya. Panas badan (-), pusing (-), mual (-), muntah(-), nyeri perut
(-), BAK BAK normal
2.2.3

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien memiliki riwayat DM sejak 10 tahun yang lalu, pengobatan selama

ini dengan insulin 3x24 unit dan setiap malam sebelum tidur 1x24unit
2.2.4

Riwayat Penyakit Keluarga

Keluarga tidak ada yang memiliki keluhan serupa. Keluarga tidak ada yang
memiliki riwayat penyakit Diabetes Mellitus dan Hipertensi.
2.2.5

Riwayat Pengobatan
Pasien rutin control DM di RSM siti khotijah Gurah Kediri, dan

mendapatkan terapi insulin.


2.3 Pemeriksaan Fisik
2.3.1

Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum

: lemah

Kesadaran

: compos mentis

Vital Sign

: TD

: 130/70 mmHg

nadi : 82 x/menit
RR

: 18 x/menit

suhu : 36.6oC

2.3.2

Pernapasan

: sesak (+-), batuk (+), pusing (-)

Kelenjar limfe

: pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-)

Pemeriksaan Khusus

a. Kepala
-

Bentuk

: bulat, simetris

Rambut

: hitam, keriting, tebal, tidak mudah dicabut

Mata

: konjungtiva anemis : -/sklera ikterus

: -/-

eksoftalmus

: -/-

refleks cahaya

: +/+

Mata berkunang
-

Hidung

: sekret (-), bau (-), pernapasan cuping hidung (-)

Telinga

: sekret (-), bau (-), perdarahan (-)

Mulut

: sianosis (-), bau (-),

b. Leher

KGB

: tidak ada pembesaran

Tiroid

: tidak ada pembesaran

JVP

: Tidak meningkat

c. Thorax
1. Cor

Inspeksi

: ictus cordis tidak tampak

Palpasi

: ictus cordis tidak teraba

Perkusi

: redup di ICS IV MCL D s/d ICS V MCL S

Auskultasi

: S1S2 tunggal, reguler, suara tambahan (-)

2. Pulmo

:
DEXTRA

SINISTRA

Inspeksi:
Retraksi (-)
Gerak nafas tertinggal (-)

Inspeksi:
Retraksi (-)
Gerak nafas tertinggal (-)

Palpasi:
Fremitus raba (n)
Deviasi trakea (-)
Nyeri tekan (-)

Palpasi:
Fremitus raba (n)
Deviasi trakea (-)
Nyeri tekan (-)

Perkusi:
Sonor
Auskultasi:
Vesikuler (+)
Ronkhi (-)
Wheezing (-)

Perkusi:
Sonor
Auskultasi:
Vesikuler (+)
Ronkhi (-)
Wheezing(-)

d. Abdomen
-

Inspeksi

: cembung

Auskultasi : bising usus (+) 20x/menit

Perkusi

: tympani

Palpasi

: soepel, nyeri tekan abdomen (-), hepatomegali (-)

e. Ekstremitas
-

Superior

: akral hangat +/+, edema -/-, tremor (+)

Inferior

: akral hangat +/+, edema +/+, ulkus pedis dekstra sinistra (+),

nyeri pedis dekstra sinistra (+)

2.4 Pemeriksaan Penunjang


2.4.1 Laboratorium
Pemeriksaan
28/12/20
13
Hematologi
Hb (mg/dl)
13,9
Leukosit (/mm3)
10.200
Hct (%)
Trombosit (/mm3)
Faal Hati
SGOT (U/L)
SGPT (U/L)
Faal Ginjal
Kreatinin Serum
BUN
Asam Urat
Gula Darah
Sewaktu
Pemeriksaan
Lemak
Trigliserida
Kolesterol Total

Nilai Normal

11,4-15,1 gr/dL
4,3-11,3 x 109/L

41,8
212.000

40-47%
150-450 x 109 /L

18
26

10-31 U/L
9-36 U/L

1,1
19,25
4,0
470

0,5-1,1 mg/dL
6-20 mg/dL
2,0-5,7 mg/dL
< 200 mg/dL
Nilai Normal

80
90

<150 mg/dl
<220 mg/dl

2.4 Resume
AnamnesisSeorang laki-laki 73 tahun, badan lemas, batuk berdahak, dan
sedikit sesak.
Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien lemah, kesadaran
compos mentis

Pemeriksaan penunjang
Lab
: GDA
2.6 Diagnosis Kerja
Diabetes Mellitus Tipe II
2.7 Penatalaksanaan
Planing monitoring
Observasi vital sign pasien
Planing diagnostik
Foto thorax PA
Pemeriksaan GDA Rutin
Medikamentosa
Inf NS 20 tpm
Inj cefotaxime

3 x 1 gr

Ambroxol 3x1
RCI 3x4 unit
Konsul Sp.PD
Diet TKTP Rendah Gula
Planing edukasi
Istirahat yang cukup
Menjelaskan tentang penyakit yang diderita pasien kepada keluarga
penyebab, perjalanan penyakit, perawatan, prognosis, komplikasi serta
usaha pencegahan komplikasi
Pemenuhan kebutuhan gizi
Menjaga

kondisi

lingkungan

sekitar

pasien

agar

mendukung

penyembuhan pasien
2.8 Prognosis
Bonam

Anda mungkin juga menyukai