Anda di halaman 1dari 5

ASKEP TRAUMA KEPALA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN


GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN DIAKIBATKAN OLEH
TRAUMA KEPALA

A. GAMBARAN UMUM
 Pengertian : trauma berarti jejas / luka / ruda paksa. Jadi trauma kepala adalah jejas yang
terjadi pada kepala oleh karena sesuatu sebab.
 Penyebab :           a. Gaya mekanik ; yang paling sering
                                                b. gaya non mekanik ; jarang (hampir tidak ada)
 oleh karena otak berada pada kepala, maka dengan adanya trauma pada kepala akan berkaitan
dan memberikan dampak pada otak, tulang tengkorak, pembuluh darah otak, dan selaput
pembungkus otak.

B. JENIS-JENIS TRAUMA
1.      Trauma Kepala Terbuka (Penetrating)
Disebabkan oleh fraktur tulang tengkorak dan laserasi durameter kerusakan otak dapat terjadi
karena penusukan tulang tengkorak pada otak dan nervus cranialis.
Jenis-jenis fraktur didaerah tulang tengkorak:
a.       FRAKTUR LINIER (80%)
Jika terjadi di daerah temporal  pendarahan epidural, karena pecahnya / robeknya arteri
meningea media yang berada dalam jalur tulang temporal.
Jika terjadi melintang garis tengah  perdarahan sinus dan robeknya sinus sagitalis superior.
b.      FRAKTUR DEFRESED
Penekanan pada jaringan otak oleh karena tulang yang patah terdorong ke dalam otak.

c.       FRAKTUR BASIS KRANII (Dasar Tengkorak)


Penyebab : trauma dari atas / kepala bagian atas. Bila mengenai pada os. Petrosus maka dapat
berbentuk trasversal dan longitudinal. Fraktur os. Petrosus longitudinal dapat berakibat:
 anterior : disebabkan oleh trauma di daerah temporalis, Rhinorhea dan grill hematom
(Baccon Eye)
 posterior : disebabkan oleh trauma didaerah oksipital.
Fraktur os. Petrosus longitudinal sering menyebabkan kerusakan pada meatus
akustikus interna, foramen jugularis dan tuba eustachius, sehingga 2-3 hari akan tampak Batte
Sign & Otorhea.
Manifestasi klinis yang lain adalah periorbital echymosis. Selanjutnya menyebabkan
kerusakan nervus cranialis I, VII, dan VIII.
           
            Komplikasi Trauma Kepala Terbuka
-          infeksi (meningitis)
-          perdarahan

2.      Trauma Kepala Tertutup (Closed)


Dapat menyebabkan kerusakan pada otak dan juga kerusakan pada pembuluh darah otak.
Kerusakan pada gangguan otak yaitu:
1.      KOMUTIO / CONCLUTIO CEREBRI (gegar otak)
  Tarauma kapitis ringan, pinsan sebentar (± 10 menit)
  Klien pusing dan linglung
2.      KONTUSIO CEREBRI (memar otak)
Gangguan traumatic dari fungsi disertai pendarahan intestinal dalam substansi otak tanpa
terputusnya kontinuitas jaringan. Meliputi :
a.       Pendarahan Epidural  
Pendarahan yang sering terjadi antara tabula interna dan durameter. Lokasi yang sering ;
temporalis dan frontalis.

b.      Pendarahan Subdural 


Pendarahan yang terjadi antara durameter dan arahnoid akibat pecahnya pembuluh darah
vena, jumlah darah ± 100-200 cc yang mengisi ruang subdural. Dibagi menjadi
1.      Akut
Karena cedera otak besar dan batang otak. Gejala-gejal sakit kepala, perasaan kantuk,
kebingungan, respon yang lambat dan gelisah. Kritis  bila pupil ipsi lateral.
2.      Sub Akut
Biasanya terjadi pada hari ke7-8 setelah trauma.
Gejala : saat trauma pinsan sebentar  kesadaran menurun
3.      Kronis
Terjdi perdarahan setelah beberapa minggu, asalnya kecil lama kelamaan meluas.
c.       Pendarahan Intra Serebral
Merupakan penumpukan darah pada jaringan otak.

C. KLASIFIKASI TRAUMA KEPALA


1.      MILD HEAD INJURY / trauma kepala ringan  GCS adalah 13-15
2.      MODERATE HEAD INJURY / trauma kepala sedang  GCS adalah 9-12
3.      SEVERE HEAD INJURY / trauma kepala berat <8 o:p="o:p">

D. PATOFISIOLOGI
E. PENATALAKSANAAN MEDIS

1. obat-obatan
a. obat kortikosteroid / anti implamasi ; kalmetazon
b. obat anti oedem ; lasix, manitol 20%, gliserol 10%
c. obat analgetik
d. obat anti perdarahan
e. obat anti emesis
f. obat anti biotik
2. therapy O2
3. therapy cairan dan makanan IVFD mis: NaCl 0,9%
4. pembedahan

a. CRANIOTOMY

Yaitu tindakan operasi dengan membuka tulang tengkorak untuk mengeluarkan perdarahan
dari jaringan otak, biasanya pada klien yang tulang tengkoraknya tidak rusak.

b. CRANIEKTOMI
Yaitu tindakan operasi dengan membuka dan membuang bagian tulang tengkorak yang rusak
akibat trauma yang sangat berat yaitu faktor lain.

c. CRANIOPLASTY

Biasanya setelah <1 akan="akan" buatan="buatan" craiektomy="craiektomy"


cranioplasti="cranioplasti" dilakukan="dilakukan" disebut="disebut" klien="klien"
mengalami="mengalami" o:p="o:p" operasi="operasi" pemasangan="pemasangan"
tahun="tahun" tengkorak="tengkorak" tindakan="tindakan" tulang="tulang" yang="yang">

F. KOMPLIKASI

1. Hidrocepalus
2. Epilepsi
3. Gangguan mental organik
4. Aneurisma arteri-vena
5. Stress ulcer
6. Diabetes insipidus
7. Okulasi arteri karotis

G. DAMPAK PADA SISTEM TUBUH LAIN

1. Perubahan Fungsi Jantung Dapat Mengakibatkan

  Aktifitas tipikal myocardial


  Perubahan tekanan vaskular
  Oedem paru

2. Tidak adanyastimulus-stimulus endogenus saraf simpatis  kontraktilitas


ventrikel  oedem paru CO  dalam tubuh    tek. Pd atrium kiri  oedem paru

3. stimulus parasimpati paru-paru  vasokontriksi  hipertensi paru  me   tek.


Pada atrium kiri  oedem paru  hiperpnea dan bronkokontriksi  CO2 me    
cheyne stroke
4. kerusakan dan peregangan sel-sel endotel dinding kapiler pembuluh darah otak 
darah dan cairan masuk ke jaringan otak  oedem dan perdarahan pada otak dapat
mengakibatkan :
a. proses desak ruang intracranial  peningkatan tek. Intracranial  herniasi
otak  penekanan pada bagian otak  medulla oblongata  respirasi ataxia
 pola nafas tidak efektif dan irama nafas tidak teratur.
b. Penurunan aliran darah ke otak  ischemik, hipoksia  asidosis cespirasi 
vasodilatasi dan hilangnya auto regulasi pembuluh darah otak.

H. GLSGOW COMA SCALE (GCS)


1. EYE  respon terbuka mata (4)
            4 : buka mata spontan
            3 : buka mata atas perintah suara
            2 : buka mata terhadap rangsangan nyeri / sakit
            1 : tidak ada respon
2. MOTORIK (6)
            6 : sesuai perintah verbal
            5 : mengenali nyeri lokal
            4 : menarik diri dari rangsangan nyeri
            3 : fleksi abnormal (decortikasi)
            2 : ekstensi abnormal (decerebrasi)
            1 : tidak ada respon
3. VERBAL
            5 : respon verbal tepat
            4 : bingung
            3 : kata-kata respon tidak tepat
            2 : respon suara tidak bermakna
            1 : tidak ada respon
Diposkan oleh Aris Abdullah di 07.23

Anda mungkin juga menyukai