RESUME MATERI
NPM : 1119053
KELAS : KEPERAWATAN 4B
FAKULTAS KEPERAWATAN
2023
KONSEP ASUHAN PATOFISIOLOGI, FARMAKOLOGI DAN
TERAPI DIET PADA KASUS GAWAT DARURAT DENGAN
GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN: KAD
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS GAWAT DARURAT
DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN: KAD
A. DEFINISI
Ketoasidosis diabetikum (KAD) adalah keadaan dekompensasi
metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia, asidosis dan ketosis, terutama
disebabkan oleh defisiensi insulin absolut atau relatif.
Ketoasidosis daiabteikum merupakan trias dari hiperglikemia, asidosis,
dan ketosis yang terlihat terutama pada pasien dengan diabetes tipe-1 (
Samijean Nordmark, 2008).
B. ETIOLOGI
• Infeksi
• Ketidakpatuhan
• Pengobatan : onset baru diabetes atau dosis insulin tidak adekuat
• Kardovaskuler : infark miokardium
• Penyebab lain : pankreatitis, kehamilan, pengobatan
kortikokosteroid dan adnergik.
C. TANDA DAN GEJALA
• Sekitar 80% pasien DM ( komplikasi akut )
• Penarfasan cepat dan dalam ( kussmaul )
• Dehidrasi ( tekanan turgor kulit menurun, lidah dan bibir kering
• Kadang-kadang hipovolemi dan syok
• Bau aseton dan hawa napas
• Didahului poliuria, polidipsi
• Riwayat berhenti menyuntik insulin’
• Demam, infeksi, muntah, dan nyeri perut
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Glukosa
• Natrium
• Kalium ( EKG )
• Bikarbonat.
Kadar bikarbonat serum adalah rendah, yaitu 0 -15 mE/ql dengan
pH yang rendah ( 6,8 – 7,3 ). Tingkat pCO2 yang rendah ( 10-30
mmHg ) mencerminkan kompensasi respiratorik ( pernapasan
kussmaul ) terhadap asidosis metabolik.
PATOFISIOLOGI, FARMAKOLOGI DAN TERAPI DIET PADA KASUS
GAWAT DARURAT DENGAN GANGGUAN SISTEM NEUROLOGIS :
CEDERA KEPALA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS GAWAT DARURAT DENGAN
GANGGUAN SISTEM NEUROLOGIS : CEDERA KEPALA
Lobus Otak
A. DEFINISI
Adalah traumatik terjdi pada otak yang mampu menghasilkan
perubahan pada phisik intelektual, emosional,sosial,dan vokational.
Trauma atau cedera kepala adalah suatu bentuk trauma yang dapat
mengubah kemampuan otak dalam menghasilkan keseimbangan
fisik,intelektual,emosional,sosial dan pekerjaan atau dapat di katakan
sebagai bagian dari gangguan traumatik yang dapat menimbulkan
perubahan-perubahan fungsi otak ( Black, 2005).
Menurut konsesus PERDOSI ( 2006), cedera kepala yang
sinonimnya ( trauma kapitis) / head brain injuy merupakan trauma
mekanik menyebabkan gangguan fungsi neurologis yaitu gangguan fisik,
kognitif, fungsi psikososial baik bersifat temporer maupun permanen.
B. ETIOLOGI
- Trauma tumpul
- Trauma tajam ( penetrasi)
C. TIPE CEDERA
- Focal adalah kerusakan jaringan otak tanpa disertai robeknya
piameter. Kerusakan tersebut berupa gabungan antara daerah
perdarahan (kerusakan pembuluh darah kecil seperti kapiler, vena,
dan arteri), nekrosis otak, dan infark.
- Diffuse adalah cedera menyeluruh karena benda tumpul.
- Frakture
D. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi cedera otak traumatik berdasarkan kerusakan
jaringan saraf yang terjadi dapat kita kelompokkan dalam dua kategori,
yaitu: cedera primer atau cedera yang disebabkan langsung gaya
mekanik pada awal cedera, dan cedera sekunder atau kerusakan lanjut
dari jaringan dan sel setelan cedera primer terjadi.
- Fraktur tengkorak
- Hematoma epidural, hematoma subdural
- Perdarahan subaraknoid, perdarahan intraparankim, perdarahan
intraventrikular, kontusio serebri.
- cedera aksonal fokal dan diffuse dengan edema serebri.
Lesi 5
Lesi 6
Lesi 7
2. Cedera Torakal
Lesi T1- T5
- Pernafasan diafragma
- Funsi inspirasi paru meningkat
- Biasanya muncul hipotensi postural
- Paralisis otot abduktor polici , interosius, an otot lubrikan
tangan
- Kehilangan sensori sentuhan nyeri dan suhu.
- T5 keatas dapat menyebabkan penurunan motilitas motorik
gastrointestinal paralitik illeus setres ulcer.
Lesi T6 – T10
- Kerusakan T6 dpt menyebabkan penurunan sistem saraf
simpati dapat menyebabkan vasodilatasi terjadi hipotensi
dan bradikardi.
- Refleks abdomen hilang dari T 6 ke bawah
- Terdapat paralisi dan spastik pada anggota bawah
- ADL pasien mandiri.
Lesi T11 – T 12
- Kehilangan control bowel dan kontrol kandung kemih, tetapi
pasien akan memiliki refleks pengosongan usus.
- Pria mungkin mengalami kesulitan untuk mencapai dan
mempertahankan ereksi dan mungkin telah berkurang emisi
mani.
3. Cedera Lumbal
L1 – L5
- Kehilangan sensasi
L1 : semua area ekstermitas bawah sampai lipat paha dan bagian
belakang dari bokong.
L2 : sepertiga bagian paha depan
L3 : Ekstermitas bagian bawah daerah sadel
L4 : Bagian medial kaki dan betis
L5 : Bagian lateral kaki dan ibu jari kaki
H. KOMPLIKASI
1) Atelektasis
Atelektasis → pengembangan sebagian atau seluruh paru-paru
akibat penyumbatan saluran udara (bronkus maupun bronkiolus) atau
akibat pernafasan yang sangat dangkal.
faktor risiko:
- Pembiusan (anestesia)/pembedahan
- Tirah baring lama
- Pernafasan dangkal
- Penyakit paru-paru.
Pencegahan :
Triad Classic
Tanda lainnya :
I. ASSESMENT
1) Spinal shok
- flaccid, ( sensorik motorik absen )
- Refleks tendon dalam tidak ada
- Retensi urin dan fekal
- Tidak adanya keringat dibawah cedera
2) Neurogenik shock
- Vasodilatasi
- Bradikardi
- Hipotensi
3) Manajemen kolaborative
- Imobilisasi
- Cedera cervical : Hard collar, traksi leher , halo, traksi.
4) Manajemen pernapasan
- Ventilasi mecanical
- Trakeostomi
- Physioterapy dada
- Intubasi
5) Management cairan ( cairan kristaloid)
Pada pasien dengan shoch nerogenic, volume darah normal, tetapi
ruang vaskuler diperbesar, menyebabkan, menurun kembali venous,
dan penurunan cardiac output.
6) Mencegah aspirasi dan ilieus paralitik
Dekompresi lambung ( pasang NGT )
7) Management Bladder (Incontinensia Crade/ tapping )
Pasang D/C
Setelah fase spinal shock hilang timbul reflex pada cedera diatas
vertebra toracal 12 di sebut refleksic bladder (yg mengisi dan
mengosongkan secara otomatis ).
8) Farmakoterapi
- Methylprednisolone
Dosis loading (30 mg / kg) ini diberikan per bolus ( IV ) selama
15 menit. 45 menit kemudian 5,4 mg / kg / jam kemudian
dilanjutkan dalam infus selama 23 jam.
- Antasida: untuk mencegah ulkus lambung
- Cimetidine atau ranitidin: untuk menekan sekresi asam
lambung dan mencegah mengobati ulkus lambung.
- Pelunak tinja
- Analgesik untuk mengurangi nyeri
- Antihipertensi (methyldopa), untuk mengobati hipertensi berat
yang terjadi pada AD
- Anti koagulan: untuk mencegah tromboflebitis, DVT dan
emboli paru.
9) Diagnosa keperawatan
- Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
kelemahan neurologic
- Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kelemahan
neurologik.
- Penurunan CO berhubungan dengan venous return
- Pengaturan suhu tidak efektif berhbungan dengan disfungsi
autonomic
- Resiko tinggi gangguan integritas kulit berhubungan dengan
immobilisasi
- Resiko konstipasi berhubungan dengan atoni usus, imobilisasi.
- Gangguan eliminasi urine / bowel berhubungan dengan
kelemahan neurologik.