Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan jiwa
Dosen Pembimbing : Ns. Retna Tri Astuti M.Kep
Disusun Oleh :
Syifa Alya 17.0601.0036
Rahmah Isnain 17.0601.0037
Firda Sari 17.0601.0038
Winda TF 17.0601.0040
Siti Lailatul Jannah 17.0601.0041
Sulistiani 17.0601.0048
Ayu Reptiana 17.0601.0049
Amartia Putri L 17.0601.0050
Dananto Bahtiar 17.0601.0056
Sifaul Diana SE 17.0601.0059
Santi Nur K 17.0601.0061
Aisah Widianingsih 17.0601.0063
Rizkiyanna Anggreani 17.0601.0064
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa, karena berkat
dan tuntunanNya, sehingga Makalah perilaku kekerasan ini dapat kami selesaikan,
kami ucapkan terima kasih kepada pembimbing yang telah memberikan
pengarahan sehingaa kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Kami mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dan keluarga yang dengan
ikhlas membantu memberikan semangat dan dorongan demi terwujudnya karya
tulis ini. Kami menyadari bahwa teknik penyusunan dan materi yang kami sajikan
masih jauh sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
mendukung dengan tujuan untuk menyempurnakan makalah ini.
Kami berharap, semoga makalah ini dapat dimanfaatkan sebaik mungkin, bagi
para pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
I.2 Tujuan
II.1 Pengertian
Kekerasan adalah kekutan fisik yang digunakan untuk meyerang atau
merusak orang lain. Tindakan ini merupakan tindakan yang tidak adil dan
sering mengakibatkan cedera fisik (Ann Isaacs, 2005).Perilaku kekerasan
adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat
membahayakan secara fisik, baik pada dirinya sendiri maupun orang lain
disertai dengan amuk dan gaduh gelisah yang tak terkontrol (Budi Ana Keliat,
2011).
Kesimpulan dari pengertian perilaku kekerasan merupakan respons
terhadap stressor yang dihadapi oleh seseorang yang ditunjukkan dengan
perilaku melakukan kekerasan, baik pada diri sendiri, orang lain, maupun
lingkungan, dan bertujuan untuk melukai orang lain secara fisik maupun
psikologis.
II.2 Rentang respon Marah
Respon Adaktif Respon MaladaptifAsertif Frustasi Pasif Agresif
Kekerasan Keterangan :
a. Asertif
Kemarahan yang diungkapkan tanpa menyakiti orang lain. Dimana
pada tipe asertif ini klien mampu mengungkapkan kemarahannya
tanpa menyalahkan orang lain.
b. Frustasi
Respon yang terjadi akibat individu gagal mencapai tujuan,
keputusan / rasa aman dan individu tidak menemukan alternatif lain.
c. Pasif
Kegagalan mencapai tujuan karena tidak realitas atau
terhambat.Disini klien merasa tidak bisa mengungkapkan
perasaannya, tidak berdaya dan menyerah.
d. Agresif
Memperlihatkan permusuhan, keras, dan menuntut, mendekati orang
lain dengan ancaman, memberi kata – kata ancaman tanpa niat
melukai orang lain. Klien mengekspresikan secara fisik, tapi masih
terkontrol, mendorong orang lain dengan ancaman.
e. Kekerasan
Dapat disebut juga dengan amuk yaitu perasaan marah dan
bermusuhan yang kuat disertai kehilangan kontrol diri individu dapat
merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Contohnya
membanting barang-barang menyakiti dirisendiri (bunuh diri).
II.3 Psikopatologi/Psikodinamika
a. Etiologi
Menurut Yosep (2007), beberapa faktor yang mempengaruhi
terjadinya perilaku kekerasan adalah:
1) Faktor predosposisi
a) Teori Biologik
Teori biologik terdiri dari beberapa pandangan yang berpengaruh
terhadap perilaku:
1. Neurobiologik
Ada tiga area pada otak yang berpengaruh terhadap proses
impuls agresif, yaitu sistem limbik, lobus frontal, dan
hipotalamus. Neurotransmitter juga mempunyaiperanan
dalam memfasilitasi atau menghambat proses impuls
agresif. Sistem limbik merupakan sistem informasi,
ekspresi, perilaku, dan memori, apabila ada gangguan pada
sistem ini maka akan meningkatkan atau menurunkan
potensialperilaku kekerasan, apabila gangguan pada lobus
frontal maka individu tidak mampu membuat keputusan,
kerusakan pada penilaian, perilaku tidak sesuai, dan agresif.
Beragam komponen dari sistem neurologis mempunyai
implikasi memfasilitasi dan menghambat impuls agresif.
Sistem limbik terlambat dalam menstimulasi timbulnya
perilaku agresif, dan pusat otak atas secara konstan
berinteraksi dengan pusat agresif.
2. Biokimia
Berbagai neurotransmitter (epinephrine, norepinefrine,
dopamine, asetikolin, dan serotonin) sangat berperan dalam
memfasilitasi atau menghambat impuls agresif.
3. Gangguan Otak
Sindroma otak terbukti sebagai faktor predisposisi perilaku
agresif dan tindak kekerasan.Tumor otak, khususnya yang
menyerang sistem limbik dan lobus temporal. Trauma otak
akan menimbulkan perubahan serebral dan penyakit seperti
ensefalitis, dan epilepsi, khususnya pada lobus temporal,
terbukti berpengaruh terhadap perilaku agresif dan tindak
kekerasan.
4. Pathway
Lingkungan,Ekspresi Emosi berlebih
Gangguan berfikir
MK.waham
Kecemasan meningkat,ketidakberdayaan
diarahkan pada diri sendiri dan orang lain
Resiko perilaku
kekerasan
b. Pohon Masalah
ANALISA DATA
NO DATA MASALAH
1 S : - Keluarga mengatakan sejak 4 hari sebelum masuk RS klien
mengamuk semakin sering, merusak barang yang ada di dekatnya Resiko
- Keluarga mengatakan klien jika mempunyai masalah dan mencederai diri,
tidak bias di tahan lagi klien kemudian menjadi orang lain dan
mengamuk atau merusak barang-barang yang ada. lingkungan
O : Mata merah, wajah agak merah, pandangan tajam
2 S : - Klien mengatakan pernah memukul ibunya
- Keluarga mengatakan sejak 4 hari sebelum masuk RS Perilaku
klien marah-marah,mengamuk, merusak alat rumah tangga Kekerasan
- Keluarga mengatakan klien jika mempunyai masalah dan
tidak bias ditahan lagi klien kemudian menjadi mengamuk
atau merusak barang-barang yang ada.
O : - Mata merah, wajah agak merah, pandangan tajam
3 S : - Klien mengatakan takut untuk berumah tangga
- Klien mengatakan merasa bersalah atas perilakunya Gangguan
terhadap ibunya merasa tidak mampu dan terbatas konsep diri :
pengetahuannya harga diri rendah
O : - Kesadaran klien tampak bingung dan tidak terfokus
- Tampak gelisah
- Saat berbicara klien sering memutuskan pembicaraan
secara sepihak
DIAGNOSA
1. Perilaku Kekerasan
2. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
3. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
INTERVENSI
b. Secara verbal :
katakana bahwa anda
sedang
kesal/tersinggung/jek
el (saya kesal anda
berkata seperti itu)
6. Anjurkan klien
Keluarga klien dapat : melaporkan pada
menyebutkan cara perawat/dokter jika
merawat klien yang merasakan efek yang
TUM: berperilaku kekerasan, tidak menyenangkan.
Kliendapat mengungkapkan rasa
7. Beri pujian jika klien
melanjutkan peran puas dalam merawat
minum obat dengan
sesuai dengan klien.
benar
tanggung jawab.
TUK 1:
Klien dapat
membina
hubungan saling
1. Identifikasi kemampuan
percaya.
keluarga dalam merawat
klien dari sikap apa yang
telah dilakukan keluarga
terhadap klien selama
TUK 2:
ini.
Klien dapat
mengidentifikasi
2. Jelaskan peran serta
kemampuan
keluarga dalam merawat
penyebab
klien.
kekerasan
3. Jelaskan cara-cara
merawat klien :
mengidentifikasi
b. Sikap tenang, bicara
tanda-tanda
perilaku kekerasan
tenang dan jelas.
c. Membantu klien
mengenal penyebab
1. klien mengungkapkan
marah
perasaanya
2. klien dapat
4. Bantu
mengungkapkan
keluargamendemostrasik
penyebab perasaan
an cara merawat klien.
TUK 4; marah dari lingkungan
Klien dapat atau orang lain 5. Bantu keluarga
mengidentifikasi mengungkapkan
perilaku kekerasan perasaannya setelah
yang biasa melakukan demonstrasi
dilakukan
1. klien mampu
mengungkapkan
perasaan saat
B Beri salam panggil nama
marah/jengkel
Se sebut nama perawat sambil
2. klien dapat
jabat tangan
menyimpulkan tanda-
3. jelaskan maksud
tanda marah yang
hubungan interaksi
TUK 5; dialami.
4. jelaskan kontrak yang
Klien dapat 1. Klien dapat
akan dibahas
mengidentikasi mengungkapkan
5. beri rasa aman dan
akibat perilaku perilaku kekerasan yang
simpati
kekerasan biasa dilakukan
6. lakukan kontak mata
2. Klien dapat bermain
singkat tapi sering
peran dengan perilaku
kekerasan yang biasa
dilakukan
3. Klien dapat 1. beri kesempatan untuk
TUK 6 : mengetahui cara yang mengungkapkan perasaan
Klien dapat biasa dilakukan untuk 2. bantu klien untuk
mendemonstrasika menyelesaikan masalah mengungkapkan penyebab
n cara mengontrol perasaan jengkel/kesal
perilaku kekerasan
1. Klien dapat
menjelaskan akibat dari
cara yang digunakan 1. Anjurkan klien
Akibat pada klien mengungkapkan apa yang
sendiri dialami dan dirasakan saat
Akibat pada orang marah
lain 2. Observasi tanda-tanda
akibat pada perilaku kekerasan pada
lingkungan klien
3. Simpulkan bersama klien
tanda dan gejala kesal yang
di alami
TUK 7 :
Klien dapat
menggunakan obat 1. klien dapat
Gangguan konsep dengan benar ( menyebutkan contoh 1. Anjurkan klien untuk
diri bd harga diri sesuai dengan pencegahan perilaku mengungkapkan perilaku
rendah program ) kekerasan secara : kekerasan yang biasa
- Fisik: Tarik nafas dalam dilakukan klien .
Tujuan Umum : , olah raga, memukul 2. Bantu klien bermain peran
bantal sesuai dengan perilaku
- Verbal: Mengatakan kekerasan yang biasa
Pasien dapat
secara langsung dengan dilakukan.
melakukan tidak menyakiti. 3. Bicarakan dengan klien
hubungan sosial 2. klien dapat apakah dengan cara yang
secara bertahap. mendemonstrasikan dilakukan klien masalahnya
cara fisik (memukul selesai
bantal) untuk mencegah
Tujuan Khusus 1 :
perilaku kekerasan. 1. bicarakan akibat dan cara
yang dilakukan klien
2. bersama klien
menyimpulkan akibat cara
yang digunakan oleh klien
sendiri.
1) Diskusikan kemampuan
dan 1. diskusikan aspek
positif yang dimiliki pasien
perasaannya