Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN

LANSIA DENGAN DIMENSIA

KELPOMPOK 3

- JESSY NURINDA
- FITRIA MULYANI
- SHEPIA KRISTINA
- REVI APIANI
- HAFIDS
PENGERTIAN

DEMENSIA YAITU kehilangan memori, kesulitan


berpikir dan pemecahan masalah bahkan
bahasa. Demensia terjadi ketika otak mengalami
kerusakan karena penyakit, seperti penyakit
Alzheimer atau pun serangkaian stroke.

Demensia merupakan istilah umum,


menggambarkan gejala yang terjadi ketika otak
dipengaruhi oleh penyakit atau kondisi tertentu.
Ada berbagai jenis demensia, meskipun ada
beberapa yang lebih umum daripada yang lain
karena sering dinamai sesuai dengan kondisi
yang telah menyebabkan demensia tersebut
PERUBAHAN PADA LANSIA
Anatomi Dewasa Perubahan pada
Otak
lansia Otak terletak di dalam rongga kepala, yang pada orang Lansia, akibat penuaan,
Pada dewasa sudah tidak dapat lagi membesar, sehingga kehilangan
otak 100.000 neuron/tahun. Terjadi
bila terjadi penambahan komponen rongga kepala atropi cerebral (berat
akan meningkatkan tekanan intra cranial. penebalan10%) antar
menurun otakusia 30-70 tahun.

Saraf 1. Saraf simpati terjadinya gangguan otonom pada usia lanjut


otonom Bekerja untuk meningkatkan denyut jantung adalah penurunan asetolikolin, atekolamin,
dan pernafasan serta menurunkan aktifitas saluran dopamine, noradrenalin.
cerna.
2. Saraf parasimpatis
Bekerjanya berlawanan dari saraf simpatis.
Sistem 1. Saraf aferen 1. Saraf aferen
saraf Fungsinya membawa informasi sensorik baik disadari terjadi penurunan penyampaian
perifer maupun tidak disadari, dari kepala, pembuluh darah
dan ekstermitas, menyampaikan rangsangan dari luar
informasi sensorik dari organ luar
ke pusat yang terkena ransangan.
2. Saraf eferen
Fungsinya pembawa informasi sensorik dari otak 2. Saraf eferen
menuju ke luar dari susunan saraf pusat ke berbagai penurunan fungsi saraf eferen pada
sasaran (sel otot/kelenjar) sistem saraf perifer.

Medulla 1.Pusat gerakan otot tubuh terbesar yaitu, mempengaruhi pergerakan otot dan sendi di
spinalis Cornu motorik/ cornu ventralis. mana lansia menjadi sulit untuk
2.Mengurus kegiatan refleks spinalis dan refleks menggerakkan otot dan sendinya secara
lutut. maksimal.
PERUBAHAN SISTEM DAMPAK
NEUROLOGIS

Distribusi neuron kolinergik, menghasilkan sedikit penurunan


norepinefrin, dan dopamin intelektual
yang tidak seimbang,
dikompensasi oleh hilangnya
sel-sel

Peningkatan serotonin depresi pada lansia


dan
penurunan kadar
norepinefrin
Kehilangan jumlah dopamin kekakuan dan parkinson
Manifestasi defisit
neurologi Perubahan fisik

Perubahan fungsi

Perubahan kognisi-komunikasi

Perubahan psikososial
Masalah akibat perubahan sistem
persarafan pada lansia

Gangguan
pola Gangguan Kerusakan
istirahat persepsi komunikas
tidur sensori i verbal

Gangguan Gangguan
gerak eliminasi
langkah BAB dan
(GAIT) BAK
Demensi
a
Demensia merupakan sindroma yang ditandai
oleh berbagai gangguan fungsi kognitif tanpa
gangguan kesadaran. Fungsi kognitif yang
dapat dipengaruhi pada demensia adalah
inteligensia umum, belajar dan ingatan
bahasa, memecahkan masalah, ,
persepsi, perhatian, konsentrasi,
orientasi,
pertimbangan dan kemampuan social (Aru w.
Sudoyo, 2009).
Stadium
awal
Demensia Stadium
menengah
Klasifikasi Alzheimer
Stadium
Demensia lanjut
Vaskular
Etiolog
1. Penyebab utama dari penyakit demensia adalah
alzheimer yang
penyakit i
penyebabnya sendiri belum diketahui secara
,
pasti, namun diduga penyakit Alzheimer disebabkan
adanya kelainankarena
faktor genetik atau adanya kelainan gen tertentu.
2. Penyebab kedua dari Demensia yaitu, serangan stroke
yang berturut-turut.
3. Penyebab demensia menurut Nugroho (2008) dapat digolongkan
menjadi 3 golongan
a. Sindroma demensia dengan penyakit yang etiologi dasarnya tidak dikenal
kelainan
b. Sindroma demensia dengan etiologi yang dikenal tetapi belum dapat
diobati
c. Sindoma demensia dengan etiologi penyakit yang dapat diobati
Manifestasi
KlinisPenurunan activity of daily living (ADL),
Perilaku okupasional

Partisipasi sosial,

Gangguan psikologis
Gangguan
perilaku
Menurut
DSM IV
Pemeriksaan
Penunjang Pemeriksaan
laboratorium rutin
pemeriksaan
Status Mental Imaging
Mini (MMSE)

Pemeriksaan
Pemeriksaan EEG
neuropsikologi
s

Pemeriksaan Pemeriksaan cairan


genetika otak
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL MINI (MMSE)

No Tes Nilai
ORIENTASI
1. Sekarang (tahun), (musim), (bulan), ( tanggal), hari apa? 5
2. Kita berada dimana (Negara, propinsi, kota, rumah sakit, lantai kamar) 5
REGISTRASI
3. Sebutkan 3 buah nama benda (apel, meja, atau koin), setiap benda 1 detik, pasien disuruh 3
mengulangi ketiga nama benda tadi. Nilai 1 untuk setiap nama benda yang benar.
Ulangi sampai pasien dapat menyebutkan dengan benar dan catat jumlah
pengulangan
ATENSI DAN KAKULASI
4. Kurangi 100 dengan 7. Nilai 1 tiap jawaban yang benar. Hentikan setelah 5 jawaban. Atau 5
disuruh mengeja tebalik kata “WAHYU” (nilai di berikan huruf yang benar sebelum
kesalahan: minsalnya uyahw – 2 nilai
MENGINGAT KEMBALI (RECALL)
5. Pasien di suruh menyebutkan kembali 3 benda diatas 3
BAHASA
6. Pasien di suruh menyebut nama benda yang di tunjukkan (pensil, buku) 2
7. Pasien di suruh mengulang kata-kata “namun”, “tanpa”, “bila” 1
8. Pasien di suruh melakukan perintah “ambil kertas itu dengan tangan anda, lipatlah 3
menjadi dua dan letaklah dilantai”
9. Pasien di suruh melakukan perintah “pejamkanlah mata anda” 1
10. Pasien disuruh menulis dengan spontan 1
11. Pasien disuruh menggambarkan bentuk dibawah ini 1
TOTAL 30
Penatalaksanaan

2.Terapi
1.Terapi
non
medika
medika
mentos
mentos
a
a
Pengkajian
1. Identitas
2. Keluhan utama
3. Pemeriksaan fisik
4. Psikososial
5. Hubungan social
6. Spiritual
7. Status mental
8. Interaksi selama wawancara
9. Persepsi
10. Proses berpikin
11. Tingkat kesadaran
12. Memori
13. Tingkat konsentrasi
14. Kemampuan penilaian
15. Kebutuhan klien sehari-hari
Diagnosa
Keperawatan
1. Perubahan proses pikir berhubungan
dengan perubahan fisiologis (degenerasi
neuron ireversibel).
2. Defisit perawatan diri berhubungan
dengan menurunnya
kemampuan merawat diri.
3. Resiko cidera berhubungan dengan
kesulitan keseimbangan .
NO
Rencana
Diagnosa Keperawatan Tujuan & KH Rasional

Keperawatan
1. Intervensi
Perubahan proses pikir Tujuan : Mandiri
berhubungan dengan perubahan Setelah diberikan tindakan 3 1. Kembangkan lingkungan yg 1. Mengurangi kecemasan
fisiologis (degenerasi neuron x 24 jam keperawatan dan
mendukung & hubungan klien- emosional.
ireversibel) diharapkan klien mampu perawat yg terapeutik. 2. Kebisingan merupakan sensori
mengenali perubahan dalam 2.Pertahankan lingkungan yg berlebihan yg meningkatkan gangguan
berpikir dengan menyenangkan dan tenang. neuron.
KH: 3.Tatap wajah ketika berbicara 3. Menimbulkan perhatian, terutama
Mampu memperlihatkan dengan klien. pada klien dg gangguan perceptual.
kemampuan kognitif 4. Panggil klien dengan namanya. 4. Nama adalah bentuk identitas
untuk menjalani diri &
konsekuensi kejadian yang 5.Gunakan suara yang agak menimbulkan pengenalan terhadap realita rendah
menegangkan terhadap dan berbicara dengan & klien.
emosi & pikiran tentang perlahan pada
6.Gunakan klien. pendek, tinggi & keras
kata-kata 5. Meningkatkan pemahaman.
menimbulkan stress Ucapan
yg kalimat,
dirinya dan instruksi mencetuskan konfrontasi & respon marah.
Mampu mengembangkan sederhana(tahap demi tahap). 6. Seiring perkembangan penyakit,
strategi untuk mengatasi pusat
anggapan diri yang negative. 7. Ciptakan
bermanfaat, danaktivitas
tidaksederhana,
bersifat komunikasi
menghilangkandlmkemampuan
otak terganggu sehingga
klien
dlm
kompetitif sesuai kemampuan klien. respons penerimaan pesan &
8. Evaluasi pola tidur. percakapan secara keseluruhan.
7. memotivasi klien dlm cara yang
Kolaborasi menguatkan kegunaannya & kesenangan
1. Berikan obat sesuai diri serta merangsang realita.
indikasi 8. Kurang tidur dpt mengganggu
proses piker & kemampuan koping klien.
Kolaborasi
1. Untuk mengurangi rasa defresi
pada klien.
2. Defisit perawatan diri Tujuan : Mandiri :
berhubungan dengan Setelah dilakukan 1. Identifikasi kesulitan 1. Memahami penyebab yg
menurunnya tindakan dalam berpakaian/ mempengaruhi intervensi.
kemampuan merawat keperawatan 3 x 24 perawatan diri, seperti: Masalah dpt diminimalkan
diri jam diharapkan klien keterbatasan gerak fisik, dengan menyesuaikan atau
dapat merawat apatis/ depresi. memerlukan konsultasi
dirinya sesuai dari
2. Identifikasi kebutuhan ahli lain.
dengan kebersihan diri & berikan 2. Seiring perkembangan
kemampuannya bantuan sesuai kebutuhan penyakit, kebutuhan
dengan dg perawatan rambut kebersihan dasar mungkin
KH : /kuku/kulit, bersihkan dilupakan.
Mampu kaca mata, & gosok gigi. 3. Kehilangan sensori dan
melakukanaktivitas
perawatan diri sesuai 3. Perhatikan adanya penurunan bahasa
dg fungsi klien
tingkat tanda-tanda
fisiologis. nonverbal yg menyebabkan
mengungkapkan kebutuhan
kemampuan. 4. Beri banyak waktu perawatan diri dg cara
untuk melakukan tugas. seperti terengah-
5. Bantu mengenakan nonverbal,
engah, ingin berkemih dengan
pakaian yang rapi dan memegang dirinya.
indah. 4. Pekerjaan yg tadinya
mudah sekarang
terhambat karena penurunan
menjadi
motorik & perubahan kognitif.
5.
Meningkatkan kepercayaan
untuk hidup.
3. Resiko cidera Tujuan : Mandiri 1. Mengidentifikasi risiko di
berhubungan Setelah dilakukan 1.Kaji derajat gangguan lingkungan dan mempertinggi
dengan tindakan kemampuan, tingkah laku kesadaran perawat akan bahaya.
kesulitan keperawatan 3x 24 jam impulsive dan penurunan Klien dengan tingkah laku impulsi
keseimbangan diharapkan Risiko persepsi visual. Bantu berisiko trauma karena kurang
cedera tidak keluarga mengidentifikasi mampu mengendalikan perilaku.
dengan terjadi risiko terjadinya bahaya Penurunan persepsi visual berisiko
KH : yang mungkin timbul. terjatuh.
2. Klien dengan gangguan kognitif,
Meningkatka 2.Hilangkan sumber
gangguan persepsi adalah awal terjadi
n tingkat aktivitas. bahaya lingkungan.
trauma akibat tidak bertanggung
Dapat beradaptasi
jawab terhadap kebutuhan keamanan
dengan lingkungan 3. Alihkan perhatian
dasar.
untuk saat perilaku 3. Mempertahankan keamanan dengan
mengurangi
risiko trauma/ cedera. teragitasi/ berbahaya, menghindari konfrontasi yang
memenjat pagar meningkatkan risiko terjadinya trauma.
tempat
4. tidur.
Kaji efek samping
4. Klien yang tidak dapat
obat, tanda keracunan
melaporkan tanda/gejala obat dapat
(tanda ekstrapiramidal,
menimbulkan kadar toksisitas pada
hipotensi ortostatik,
lansia. Ukuran dosis/ penggantian obat
gangguan penglihatan,
diperlukan untuk mengurangi
gangguan gastrointestinal).
gangguan.

Anda mungkin juga menyukai