Anda di halaman 1dari 35

Rizky Erwanto, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep.

Kom
Data Demografi
 Jumlah populasi Usia 60 tahun keatas (dalam juta orang)

Tahun Juta Persen


1961 4,5
1971 5,3 4,3
1980 8,0 5,5
1990 11,6 6,3
2000 16,2 7,6
2010 17,2 7,4
2020 29,0 11,1
Diambil dari :BPS Profile Kesehatan Indonesia, Departemen Kesehatan RI
- Otak manusia canggih
- Masing-masing bagian mempunyai
fungsi khusus
- Bekerja secara terpadu
- ‘Maha’ komputer
3 Tahap proses mengingat

 1. Menyerap Informasi Baru


 2. Menyimpan Informasi
 3. Mengingat Kembali Informasi
Tingkatan kognitif lansia

DEMENSIA (
PIKUN )

GANGGUAN
FUNGSI KOGNISI
RINGAN

LUPA WAJAR
(FORGETFULLNES)
MUDAH LUPA
 WAJAR DIJUMPAI PD USIA LANJUT, TERUTAMA USIA
DIATAS 50 TAHUN
 DIDAPATI 30 % DARI USIA LANJUT, KELUHANNYA
DAPAT BERUPA
􀃎 LUPA MENARUH BENDA
􀃎 LUPA JANJI
􀃎 LUPA NAMA ORANG, WAJAH
􀃎 LUPA NAMA BENDA
􀃎 LUPA NAMA PERISTIWA, DLL
 AKTIVITAS SEHARI-HARI NORMAL, FUNGSI
KOGNISI LAINNYA NORMAL
 Ada gangguan memori
 Kognitif baik
 Sebagai risiko tinggi untuk menjadi
alzheimer
(setelah ± 4 tahun 50% menjadi demensia)
 Patologis : sudah ada gangguan di
hipokampus otak
 Di korteks ada bercak-bercak amiloid difus
KRITERIA DIAGNOSIS
1. Pasien melapor sendiri atau orang lain yg menyaksikan
kemunduran memori/kognitif, dibanding keadaan
sebelumnya
2. a. Aktvitas hidup sehari-hari (Activity Daily Living = ADL)
masih baik
b. ADL yg kompleks (Instrumental Activity Daily Living =
IADL) mulai terbatas
3. Mini Mental Status Examination (MMSE) tidak terganggu,
sesuai pendidikan dan umur
4. Adanya gangguan memori atau kognitif lainnya harus
dibuktikan dengan skor yang sudah baku
5. Belum ada gangguan untuk didiagnosis sebagai demensia
24 – 30 : normal
17 – 23 : : probable gangguan kognitif
MMSE (Mini Mental State Examination) < 17 : definite gangguan kognitif
Nilai
Item Tes Maksi Nilai
mal
ORIENTASI
Sekarang tahun, musim, bulan, tanggal, hari apa? 5
Kita berada dimana?Negara, propinsi, kota, desa, dusun 5
REGISTRASI
Sebutkan 3 buah nama benda (apel, meja, koin), tiap benda 1 detik pasien di suruh
mengulangi ketiga nama benda tadi. Nilai untuk tiap nama benda yang benar. Ulangi 3
sampai pasien dapat mengulangi dengan benar dan catat julam pengulangan.

ATENSI DAN KALKULASI


Kurangi 100 dengan 7. Nilai 1 untuk setiap jawaban yang benar. Hentikan setelah 5
jawaban. Atau suruh mengeja terbalik kata “WAHYU” (nilai diberi pada huruf yang 5
benar sebelum kesalahan, misalnya UYAHW = 2 nilai)

MENGINGAT KEMBALI (RECALL)


Pasien disuruh menyebut kembali 3 nama benda di atas 3
BAHASA
Pasien disuruh menyebutkan nama benda yang ditunjukkan (pensil, buku) 2

Pasien disuruh mengulang kata-kata : “namun”, ‘tanpa”, “bila” 1


Pasien disuruh melakukan perintah, “ambil kertas ini dengan tangan anda, lipatlah 3
menjadi dua dan letakkan di lantai”
Pasien disuruh membaca dan melakukan perintah “pejamkan mata anda” 1

Pasien disuruh menulis dengan spontan 1


Pasien disuruh menggambar bentuk di bawah ini 1
ADL mencakup :

 Aktivitas Dasar (basic ADL) :


berpakaian, perawatan diri, makan minum,
toilet, berpakaian, jalan, mandi, mobilitas,
dll
 Aktivitas Instrumental (IADL) :
mengurus keuangan pribadi, memasak,
menelepon, berbelanja ke pasar, bepergian,
berobat, dll
DEMENSIA
DEMENSIA
adalah suatu sindroma
penurunan kemampuan
intelektual progresif yang
menyebabkan deteriorasi
kognisi dan fungsional,
sehingga mengakibatkan
gangguan fungsi sosial,
pekerjaan dan aktivitas
sehari-hari. (Asosiasi
Alzheimer
Indonesia,2003)
Cont….
 Demensia merupakan sindrom yang ditandai oleh berbagai
gangguan fungsi kognitif tanpa gangguan kesadaran.
Gangguan fungsi kognitif antara lain pada intelegensi,
belajar dan daya ingat, bahasa, pemecahan masalah,
orientasi, persepsi, perhatian dan konsentrasi, penyesuaian,
dan kemampuan bersosialisasi. (Arif Mansjoer, 1999)
 Demensia adalah gangguan fungsi intelektual tanpa
gangguan fungsi vegetatif atau keadaan terjaga. Memori,
pengetahuan umum, pikiran abstrak, penilaian, dan
interpretasi atas komunikasi tertulis dan lisan dapat
terganggu. (Elizabeth J. Corwin, 2009)
 Demensia adalah penurunan fungsi intelektual didapat yang
menyebabkan hilangnya independensi sosial. (William F.
Ganong, 2010)
Penyebab Demensia (Boedhi-Darmojo, 2009)
Keadaan yang secara potensial reversibel atau bisa dihentikan yaitu :
- Intoksikasi (Obat, termasuk alkohol dan lain-lain)
- Infeksi susunan saraf pusat
- Gangguan metabolik : a) Endokrinopati (penyakit Addison, sindroma
Cushing, Hiperinsulinisme, Hipotiroid, Hipopituitari, Hipoparatiroid,
Hiperparatiroid); b) Gagal hepar, gagal ginjal, dialisis, gagal nafas, hipoksia,
uremia kronis, gangguan keseimbangan elektrolit kronis, hipo dan
hiperkalsemia, hipo dan hipernatremia, hiperkalemia; c) efek dari kanker
atau limfoma.
Penyebab Demensia (Boedhi-Darmojo, 2009)
- Gangguan nutrisi :
a) Kekurangan vitamin B12 (anemia pernisiosa)
b) Kekurangan Niasin (pellagra)
c) Kekurangan Thiamine (sindroma Wernicke-Korsakoff)
d) Intoksikasi vitamin A, vitamin D, Penyakit Paget
- Gangguan vaskuler
a) Demensia multi infark
b) Sumbatan arteri carotis
c) Stroke
d) Hipertensi
e) Arthritis Kranial
- Lesi desak ruang
- Hirdosefalus bertekanan normal
- Depresi (pseudo-demensia depresif)
Penyebab Demensia pada Usia Lanjut (Boedhi-Darmojo, 2009)

Penyakit degeneratif progresif :


a. Tanpa gejala neurologik :
• Penyakit Alzheimer
• Penyakit Pick (gangguan enzim)
b. Dengan gangguan neurologik yang prominen :
• Penyakit Parkinson (tremor, gemetar)
• Penyakit Huntington (penurunan di ganglia basal dan korteks serebri)
• Kelumpuhan supranuklear progresif
Penurunan sistem neuro
 Berat otak akan menurun sekitar 10 % pada penuaan
antara umur 30 sampai 70 tahun.
 Kadar neurotransmiter di otak yang diperlukan untuk
proses konduksi saraf juga akan berkurang. Hal ini
akan menimbulkan gangguan fungsi kognitif (daya
ingat, daya pikir dan belajar), gangguan sensorium
(perhatian, kesadaran), persepsi, isi pikir, emosi dan
mood. Fungsi yang mengalami gangguan tergantung
lokasi area yang terkena (kortikal atau subkortikal)
atau penyebabnya, karena manifestasinya dapat
berbeda. Keadaan patologis dari hal tersebut akan
memicu keadaan konfusio akut demensia (Boedhi-
Darmojo, 2009).
Klasifikasi demensia
1. Berdasarkan umur : senilis, presenilis
2. Berdasarkan anatomi : kortikal, subkortikal
3. Berdasarkan perjalanan penyakit :
 Demensia “reversibel” : + 10-12% disebabkan
alkohol, obat-obat, kelainan psikiatri, penyakit
meningitis, trauma kepala, hidrosefalus
komunikan
 Demensia “non reversibel”: proses degeneratif
tergolong kedalamnya demensia yang paling
banyak ditemui : demensia alzheimer dan
vaskuler
1) Demensia Kortikal dan Sub Kortikal
a. Demensia Kortikal
Merupakan demensia yang muncul dari kelainan yang terjadi pada
korteks serebri substansia grisea yang berperan penting terhadap
proses kognitif seperti daya ingat dan bahasa. Beberapa penyakit
yang dapat menyebabkan demensia kortikal adalah Penyakit
Alzheimer, Penyakit Vaskular, Penyakit Lewy Bodies, sindroma
Korsakoff, ensefalopati Wernicke, Penyakit Pick, Penyakit
Creutzfelt-Jakob.
b. Demensia Subkortikal
Merupakan demensia yang termasuk non-Alzheimer, muncul dari
kelainan yang terjadi pada korteks serebri substansia alba. Biasanya
tidak didapatkan gangguan daya ingat dan bahasa. Beberapa
penyakit yang dapat menyebabkan demensia kortikal adalah
penyakit Huntington, hipotiroid, Parkinson, kekurangan vitamin
B1, B12, Folate, sifilis, hematoma subdural, hiperkalsemia,
hipoglikemia, penyakit Coeliac, AIDS, gagal hepar, ginjal, nafas,
2) Demensia Reversibel dan Non reversibel
a. Demensia Reversibel
 Merupakan demensia dengan faktor penyebab yang dapat
diobati. Yang termasuk faktor penyebab yang dapat bersifat
reversibel adalah keadaan/penyakit yang muncul dari
proses inflamasi (ensefalopati SLE, sifilis), atau dari proses
keracunan (intoksikasi alkohol, bahan kimia lainnya),
gangguan metabolik dan nutrisi (hipo atau hipertiroid,
defisiensi vitamin B1, B12, dll).
b. Demensia Non Reversibel
 Merupakan demensia dengan faktor penyebab yang tidak
dapat diobati dan bersifat kronik progresif. Beberapa
penyakit dasar yang dapat menimbulkan demensia ini
adalah penyakit Alzheimer, Parkinson, Huntington, Pick,
Creutzfelt-Jakob, serta vaskular.
3) Demensia Pre Senilis dan Senilis
a. Demensia Pre Senilis merupakan demensia yang
dapat terjadi pada golongan umur lebih muda (onset
dini) yaitu umur 40-50 tahun dan dapat disebabkan oleh
berbagai kondisi medis yang dapat mempengaruhi
fungsi jaringan otak (penyakit degeneratif pada sistem
saraf pusat, penyebab intra kranial, penyebab vaskular,
gangguan metabolik dan endokrin, gangguan nutrisi,
penyebab trauma, infeksi dan kondisi lain yang
berhubungan, penyebab toksik (keracunan), anoksia).

b. Demensia Senilis merupakan demensia yang muncul


setelah umur 65 tahun. Biasanya terjadi akibat
perubahan dan degenerasi jaringan otak yang diikuti
dengan adanya gambaran deteriorasi mental.
Demensia Alzheimer
 Terjadi deposit protein abnormal yang
menyebabkan kerusakan sel otak dan penurunan
jumlah neuron hippokampus yang mengatur
fungsi daya ingat dan mental. Kadar
neurotransmiter juga ditemukan lebih rendah dari
normal.
 Merupakan penyebab demensia yang paling sering
ditemukan pada sekitar 50 % kasus demensia.
Gejala Alzheimer (4 A)
 Amnesia : Ketidakmampuan untuk belajar dan
mengingat kembali informasi baru yang didapat
sebelumnya.
 Agnosia : Gagal mengenali atau mengidentifikasi
objek walaupun fungsi sensorisnya masih baik.
 Aphasia : Gangguan berbahasa yaitu gangguan dalam
mengerti dan mengutarakan kata – kata yang akan
diucapkan.
 Apraxia : Ketidakmampuan dalam melakukan
aktivitas motorik walaupun fungsi motorik masih baik
(contohnya mampu memegang gagang pintu tapi tak
tahu apa yang harus dilakukannya).
Tujuan pengobatan
 Mempertahankan kualitas hidup
 Memperlambat progresivitas
 Mengobati penyakit penyerta
 Membantu keluarga, memberi
informasi cara-cara penanganan
yang manfaat
Terapi farmakologi
 Golongan acetylcholin estrase inhibitor :
 Donepizil hcl 1x5-10mg
 Rivastigmin 1x1,5-6mg
 Golongan esterogen me aktivitas
cholonergik
 Antioksidan
 Nootropik agent
 Golongan NSAID
Terapi non farmakologik bertujuan
Menentukan program aktivitas
harian
Modifikasi perilaku
Informasi pelatihan kepada
keluarga
Pencegahan & Perawatan Demensia

Hal yang dapat kita lakukan untuk menurunkan resiko terjadinya demensia
diantaranya adalah menjaga ketajaman daya ingat dan senantiasa
mengoptimalkan fungsi otak, seperti :
a. Mencegah masuknya zat-zat yang dapat merusak sel-sel otak seperti alkohol
dan zat adiktif yang berlebihan.
b. Membaca buku yang merangsang otak untuk berpikir hendaknya dilakukan
setiap hari.
c. Melakukan kegiatan yang dapat membuat mental kita sehat dan aktif :
Kegiatan rohani & memperdalam ilmu agama.
d.Tetap berinteraksi dengan lingkungan, berkumpul dengan teman yang
memiliki persamaan minat atau hobby.
e. Mengurangi stress dalam pekerjaan dan berusaha untuk tetap relaks dalam
kehidupan sehari-hari dapat membuat otak kita tetap sehat.

Anda mungkin juga menyukai