Anda di halaman 1dari 27

Modul

“Jatuh” & “Lupa”

KELOMPOK IV
TERNATE, 31 MEI 2019
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
Nama Kelompok
Ketua Kelompok : Stenly Mala (09401611046)
Sekretaris : Siti Isyanti Mokodompit (09401611004)
Anggota : Fitriani Duwila (09401611015)
Utari Nurul Ridwan (09401611024)
Usman Ryo Syahrain (09401611028)
Dwisyasqita F. Pratiwi Yusran (09401611031)
Ismail Qafji Puradin (09401611027)
Murniyati ABD. Latif (09401611035)
Resti Harianti Ali (09401811045)
Tn. Amir berusia 58 tahun dibawa ke dokter oleh anaknya dengan keluhan sering lupa sejak
1,5 tahun terakhir. Pasien sering lupa meletakkan benda, ketinggalan belanjaan di toko, dan
lupa jalan pulang. Pasien juga lupa waktu makan dan mandi sejak 6 bulan terakhir serta
mudah marah dan tersinggung. Pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi, DM tipe 2, dan
stroke 3 tahun lalu. Pada pemeriksaan laboratorium: GDS 240mg/dL, kolesterol total 260mg%,
LDL 180 mg%. Pada pemeriksaan CT scan kepala didapatkan Infark lakunar di lobus
temporalis kiri. Pada pemeriksaan Kognitif didapatkan : MMSE 15/30

SKENARIO 2
Infark Lakuna : lesi infrak dengan ukuran D < 15 mm
pada batang otak/hemisfer subkorteks. Terjadi akibat
oklusi A. perforata : A. coroidalis, A. serebri media, A.
serebri posterior, A. basilaris

LDL (low density lipoprotein) : golongan lipoprotein


plasma yang bertugas mengangkut kolesteror ke
jaringan ekstrahepatik

MMSE (mini mental state examination) :


pemeriksaan kognitif dengan skor normal 24-30.
bila < 24 masuk katgori gangguan kognitif

Hipertensi : keadaan dimana tekanan darah sistol >140


mmHg dan tekanan darah diastol >90 mmHg

GDS (gula darah sewaktu) :

KATA SULIT
• Tn. Amir 58 Tahun
• KU : Sering lupa sejak 1,5 tahun
• Sering lupa meletakkan benda • Pemeriksaan laboratorium :
GDS : 240 mg/dl,
• Ketinggalan belanjaan ditoko
Kolestrol Total : 260 mg/%,
• Dan lupa jalan pulang
LDL : 180 mg/%.
• Lupa untuk makan dan mandi sejak
• Pemeriksaan CT SCAN Kepala :
6 bulan
Infark lakuna lobus temporalis kiri.
• Mudah marah dan tersinggung
• Pemeriksaan kognitif :
• Riwayat Penyakit :
MMSE 15/30
Hipertensi,
DM Tipe 2,
Stroke 3 tahun lalu

KATA/KALIMAT KUNCI
Apa definisi dan etiologi jatuh ?

Jelaskan patomekanisme dari skenario ?

Bagaimana langkah-langkah diagnosis dari skenario ?

Apa diagnosis kerja dan dd dari skenario ?

Bagaimana pencegahan dari skenario ?

Bagaimana analisis kasus dari skenario ?

PERTANYAAN
APA YANG DIMAKSUD DENGAN LUPA?
APA YANG MENYEBABKAN SEHINGGA BISA LUPA?

Definisi : Lupa yaitu Lepas dari ingatan atau tidak dalam


pikiran (KBBI)
Etiologi :
• 1. Faktor usia
• 2. Faktor Penyakit yang diderita

Dewanto, G. dkk (2009). Panduan Praktis Diagnosis dan tatalaksana penyakit saraf. EGC
PENGATURAN MEMORY DAN EMOSI
Patomekanisme
Faktor pencetus :
Hipertensi, DM,
hiperkolesteronemia, Ateroslerosis Trombus
LDL Tinggi

Infark Lakunar
Stroke di temporal Menyumbat
Arteri di otak

Hippocampus Gangguan Amygdala


tergangu Fungsi Kognitif Terganggu

Sering lupa MMSE Perubahan


menurun Emosi
Bagaimana Langkah-langkah Diagnosis Dari Skenario?
NILAI
NO. TES
MAKS
ORIENTASI

1 Sekarang (tahun), (musim),(bulan), (tanggal), hari apa? 5

2 Kita berada dimana? (Negara, propinsi, kota, rumah sakit, lantai/kamar) 5

REGISTRASI

3 Sebutkan 3 buah nama benda (apel, meja, atau koin), setiap benda 1 detik, pasien disuruh 3
mengulangi ketiga nama benda tadi. Nilai 1 untuk setiap nama benda yang benar. Ulangi
sampai pasien dapat menyebutkan dengan benar dan catat jumlah pengulangan

ATENSI DAN KALKULASI

4 Kurangi 100 dengan 7. Nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar. Hentikan setelah 5 jawaban. 5
Atau disuruh mengeja terbalik kata “WAHYU” (nilai diberi pada huruf yang benar sebelum
kesalahan; misalnya uyahw = 2 nilai)
MENGINGAT KEMBALI (RECALL)

5 Pasien disuruh menyebut kembali 3 nama benda di atas 3


BAHASA
6 Pasien disuruh menyebutkan nama benda yang ditunjukkan (pensil, buku) 2
7 Pasien disuruh mengulang kata-kata “namun”, “tanpa”, “bila” 1
8 Pasien disuruh melakukan perintah: “ambil kertas ini dengan tangan anda, lipatlah menjadi dua 3
dan letakkan di lantai”
9 Pasien disuruh membaca dan melakukan perintah “pejamkanlah mata anda” 1
10 Pasien disuruh menulis dengan spontan 1
11 Pasien disuruh menggambar bentuk dibawah ini 1

TOTAL 30
ANAMNESIS:
•Riwayat medis umum
•Riwayat Neurologis
•Etiologi demensia
•Riwayat Gangguan Kognisi
•Riwayat gangguan Perilaku dan Kepribadian
•Riwayat depresi, skizofrenia, terutama tipe paranoid
•Riwayat Intoksikasi
•Riwayat Keluarga

PEMERIKSAAN FISIK
•Pemeriksaan fisik umum
•Pemeriksaan neurologis
PEMERIKSAAN NEUROPSIKOLOGI
•Evaluasi memori, orientasi, bahasa, kalkulasi, praksis,
visuospasial, dan visuoperseptual
•Mini Mental State Examination (MMSE)
•Clock Drawing Test (CDT)
•Activity of Daily Living (ADL)
Instrumental Activity of Daily Living (IADL)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
•Pencitraan
•Laboratorium
Lain-lain Foto Rontgen dada, EKG, ekokardiografi, EEG, pemeriksaan
Doppler, potensial cetusan atau angiografi
Diagnosis demensia ditegakkan melalui dua tahap,
1. Tegakkan diagnosis demensia,
2. Mencari proses vaskular yang mendasari.

Ada beberapa kriteria diagnostik untuk menegakkan diagnosis DVa, yaitu:


•Diagnostic and statictical manual of mental disorders edisi ke empat (DSM-IV),
•Pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa (PPDGJ) III,
•International clasification of diseases (ICD-10),
•The state of California Alzheimer’s disease diagnostic and treatment centers (ADDTC)
National institute of neurological disorders and stroke and the association internationale
pour la recherche et l’enseignement en neurosciences (NINDS- AIREN).
DIAGNOSIS KERJA DAN DIAGNOSIS BANDING
Tujuan penatalaksanaan demensia vaskular adalah:
• Mencegah terjadinya serangan stroke baru
• Menjaga dan memaksimalkan fungsi saat ini
• Mengurangi gangguan tingkah laku
• Meringankan beban pengasuh
• Menunda progresifitas ke tingkat selanjutnya

PENATALAKSANAAN DARI SKENARIO


Non - Medikamentosa Medikamentosa
a. Memperbaiki memori : a. Mencegah demensia vaskular memburuk
•Membawa nota untuk mencatat nama, • Aspirin
tanggal, dan tugas yang perlu dilakukan. • Tioclodipine
•Melatih otak dengan mengingat kembali • Clopidogrel bisulfate
acara sepanjang hari sebelum tidur. • Pentoxifylline dan ergoid mesylate
•Menjauhi distraksi seperti televisi atau (Hydergine)
radio ketika coba memahami pesan atau
instruksi panjang.
•Tidak tergesa-gesa mengerjakan sesuatu hal
baru. Coba merencana sebelum
melakukannya.
•Banyak bersabar. Marah hanya akan
menyebabkan pasien lebih sukar untuk
mengingat sesuatu. Belajar teknik relaksasi
juga berkesan.
B. Diet B. Memperbaiki fungsi kognitif dan
simptom perilaku

Penelitian di Rotterdam : terdapat 1. cholinesterase inhibitor meningkatkan


peningkatan resiko demensia vaskular fungsi kolinergik memblok pemecahan
berhubungan dengan konsumsi lemak acetilcholin : Donopezil, rivastigmin,
total. Asam folat, vitamin B6 dan vitamin galantamin
B12 yang rendah juga berhubungan dengan
peningkatan homosisteine yang merupakan 2. NMDA receptor antagonist : memantine
faktor resiko stroke.
•Membaca buku yang merangsang otak untuk berpikir hendaknya
dilakukan setiap hari
•Melakukan kegiatan yang dapat membuat mental kita sehat dan aktif
•Kegiatan rohani & memperdalam ilmu agama.
•Tetap berinteraksi dengan lingkungan, berkumpul dengan teman yang
memiliki persamaan minat atau hobi
•Mengurangi stress dalam pekerjaan dan berusaha untuk tetap relaks dalam
kehidupan sehari-hari dapat membuat otak kita tetap sehat.
•Adanya peran keluarga untuk mengingatkan dalam pemberian obat dan
membuatkan catatan

EDUKASI
Prognosis
• Tergantung dari penyakit yang Komplikasi
mendasarinya.
• Prognosis umumnya ad vitam adalah • Malnutrisi
dubia ad bonam, sedangkan fungsi •Hygiene menurun
adalah dubia ad malam. Ad •Pneumonia
sanationam adalah ad malam. •Kesulitan komunikasi
• Prognosisnya secara umum jelek •Delusi dan halusinasi
bahkan lebih parah daripada penyakit •Gangguan tidur
alzheimer. Kebanyakan pasien •Gangguan kesehatan emosional
meninggal dalam beberapa tahun •Obstructive Sleep Apnea
setelah terjadinya onset dari demensia Syndrome (OSAS)
vaskular. •Infeksi saluran kemih
•Ancaman keselamatan
Pencegahan Lupa Pencegahan Pencegahan DM Pencegahan Stroke
Hipertensi TIPE 2

• Menjaga kepala dari • Menjaga berat badan • Pencegahan primer • Menjaga pola makan
benturan ideal • Pencegahan • Olahraga secara
• Membaca dan • Berolahraga secara sekunder teratur
menulis rutin • Pencegahan Tersier • Berhenti merokok
• Bermain catur • Konsumsi makanan • Hindari konsumsi
• Melakukan yang rendah lemak minuman beralkohol
permainan memori dan kaya serat • Hindari penggunaan
• Menerapkan gaya • Kurangi garam napza
hidup sehat • Kurangi konsumsi
• Bersosialisasi alkohol
• Aktivitas spiritual • Berhenti merokok
• Konsumsi kafein
sesuai yang
dianjurkan
ANALISIS KASUS
• Tn. Amir 58 Tahun
• KU : Sering lupa sejak 1,5 tahun
• Sering lupa meletakkan benda
• Ketinggalan belanjaan ditoko
• Dan lupa jalan pulang
• Lupa untuk makan dan mandi sejak 6 bulan
• Mudah marah dan tersinggung
• Riwayat Penyakit : Hipertensi, DM Tipe 2, Stroke 3 tahun lalu
• Pemeriksaan laboratorium :
GDS : 240 mg/dl,
Kolestrol Total : 260 mg/%,
LDL : 180 mg/%.
• Pemeriksaan CT SCAN Kepala : Infark lakuna lobus temporalis kiri.
• Pemeriksaan kognitif : MMSE 15/30
Sering Lupa Meletakan benda,
Hippocampus
ketinggalan belanjaan, lupa jalan
terganggu
pulang, lupa makan dan mandi

Mudah marah dan


tersinggung

Amigdala
terganggu

ANALISIS KASUS
• GDS 240 mg/dL Hiperglikemia

• Kolesterol total 260 mg/dL


• LDL 180 mg/dL

Tinggi

Pemeriksaan laboratorium
• Pemeriksaan CT scan kepala :
Riw. Penyakit :
Infark lakunar di
Penyakit Hipertensi
lobus temporal
DM tipe 2
kiri
Stroke

• Pemeriksaan Kognitif :
MMSE = 15/30

Gangguan Kognitif
Sedang
Referensi
• Wuysang D. dan Bahar A. 2014. System Neuropsikiatri Pemeriksaan
Derajat Kesadaran (galsgow coma scale) dan Fungsi Kortikal
Luhur(mini mental state examintanition). Departemen Neurologi
Fakultas Kedokteran Universitas Hassanudin. Makasar
• Brust, J.C.M. (2008). Current Diagnosis & Treatment: Neurology.
McGraw-Hill Companies, Inc. Singapore.
• Dewanto, G. dkk (2009). PanduanPraktis Diagnosisdan Tatalaksana
Penyakit Saraf. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Hal 170-184
• Buku ajar geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut). Edisi ke-5. FK UI

Anda mungkin juga menyukai