Anda di halaman 1dari 6

I.

SKENARIO
Tn. Z, 57 tahun, seorang lulusan S1 yang bekerja sebagai akuntan, dibawa keluarganya ke
poliklinik neurologi karena mengalami pikun yang terjadi sejak 9 bulan lalu.
Sejak ±9 bulan lalu pasien mengalami masalah dalam pekerjaannya hingga terancam akan
dipecat. Awalnya pasien menjadi sangat lambat dalam menyelesaikan laporan keuangan.
Pasien juga seringkali membuat kekeliruan dalam menghitung—hal yang hampir tidak
pernah terjadi sebelumnya. Menurut rekan sekantornya pasien tampak sulit berkonsentrasi
dan kebingungan, terutama bila harus menyelesaikan beberapa tugas sekaligus. Akhir-akhir
ini pasien bahkan tidak dapat mengerjakan tugas hingga selesai hingga tugas tersebut harus
diambil alih oleh rekan yang lain. Pasien juga tampak kebingungan saat bekerja
menggunakan laptop, terutama bila ada aplikasi baru, padahal sebelumnya pasien cukup
mahir dalam bidang teknologi. Di rumah, pasien tidak lagi menekuni hobinya yaitu berkebun.
Menurut keluarganya pasien juga mudah lupa, lupa pada peristiwa atau pembicaraan yang
baru terjadi sehingga sering bertanya berulang-ulang, lupa meletakkan barang sehingga
sering kehilangan. Pasien masih bisa makan, minum dan mengurus personal hygiene-nya
sendiri. Pasien tidak mengalami nyeri kepala, muntah maupun kejang. Kelemahan ada di sisi
tubuh kiri tetapi ringan, mulut tampak sedikit mengot ke kanan. Bicara pelo maupun
kesemutan/baal sesisi tubuh tidak ada. Pasien bisa memahami dan mengutarakan isi pikiran
secara lisan/tulisan/isyarat. Pasien tidak mengalami cemas atau murung/sedih atau gelisah.
Menurut keluarganya, pasien pernah mengalami stroke iskemik 1 tahun lalu dengan gejala
kelemahan sesisi tubuh kiri, mulut mengot dan bicara pelo tetapi setelah mendapatkan
pengobatan dan menjalani fisioterapi kelemahan dan bicara pelo pulih hampir sempurna
sehingga secara umum tidak menganggu aktivitasnya. Riwayat hipertensi dan diabetes
mellitus ada, pasien masih mengonsumsi obat candesartan 16 mg dan metformin 2x500 mg
secara rutin sejak mengalami stroke. Riwayat penyakit jantung, penyakit ginjal, trauma
kepala, dan gangguan pendengaran tidak ada. Pasien tidak merokok. Riwayat pikun pada
keluarga tidak ada.
Keluhan seperti ini baru dialami pasien untuk pertama kalinya.
Pemeriksaan fisik
Status Generalis:
GCS E4M6V5, TD 130/90 mmHg, N 82 x/m, RR 18 x/m, T 36,8 C
Status Neurologis:
Nn. Kraniales:
-N. III: pupil bulat, isokor diameter 3 mm/3 mm, RC +/+
-N.VII: lipatan dahi simetris, lagoftalmus (-), plica nasolabialis sinistra agak datar, sudut mulut kiri
sedikit tertinggal
-N.XII: deviasi lidah (-) ke kiri, disarthria (-), papil atropi (-), fasikulasi (-)
Nervi kraniales lainnya tidak ada kelainan

Fungsi Motorik:
LKa LKi TKa TKi
Gerakan cukup kurang cukup kurang
Kekuatan 5 4+ 5 4+
Tonus normal meningkat normal meningkat
Klonus - -
Ref. fisiologis normal meningkat normal meningkat
Ref. patologis - +HT - +B

Fungsi Sensorik: tidak ada


kelainan Fungsi Luhur:
skor MoCA-Ina 17 Fungsi
Otonom: tidak ada
kelainan GRM (-)
Gerakan abnormal (-)
Gait dan keseimbangan:
tidak ada kelainan
II. KLARIFIKASI ISTILAH
No. Istilah Definisi
1. Pikun (demensia) Dementia is a syndrome – usually of a chronic or progressive
nature – that leads to deterioration in cognitive function (i.e.
the ability to process thought) beyond what might be
expected from the usual consequences of biological ageing.
(WHO)

Kelainan tingkah laku (sering lupa dan sebagainya) yang


biasa terjadi pada orang yang sudah berusia lanjut (KBBI)
2. Kejang (seizure) a sudden attack (as of disease) especially : the physical
manifestations (such as convulsions, sensory disturbances, or
loss of consciousness) resulting from abnormal electrical
discharges in the brain (as in epilepsy) (merriam webster)
3. Stroke iskemik Stroke caused by the narrowing or blockage of a blood vessel
supplying the brain. (Merriam webster dictionary)
4. Disarthria Motor speech disorder which can be classified according to
the underlying neuropathology and is associated with
disturbances of respiration, laryngeal function, airflow
direction, and articulation resulting in difficulties of speech
quality and intelligibility. (Pubmed)

Gangguan bicara yang disebabkan gangguan kendali otot


akibat kerusakan sistem saraf pusat atau perifer. (Dorland
Edisi 29 hal. 251)
5. Cemas (anxiety) apprehensive uneasiness or nervousness usually over an
impending or anticipated ill : a state of being anxious
(Merriam Webster)
6. Baal Loss of sensation with or without loss of consciousness.
(Merriam webster dictionary)
7. MoCA-Ina a brief screening tool designed to assist clinicians in
identifying mild cognitive impairment (MCI) and possible
early dementia. Including items that test executive function,
visuoconstructional skills, naming, memory, attention,
language, conceptual thinking, and orientation to time and
place, the assessment takes approximately 10 minutes to
administer; the maximum score is 30 points, with a score of
26 or higher considered normal. (APA Dictionary of
Psychology)

Merupakan parameter untuk menilai gangguan fungsi


kognitif dengan kekhususan fungsi atensi dan visuo spatial.
(Jurnal Yarsi, 2019)
8. Gelisah tidak tenteram, selalu merasa khawatir (tentang suasana hati);
tidak tenang (tentang tidur); tidak sabar lagi dalam menanti
(KBBI)
9. Tonus Kontraksi otot yang ringan dan terus-menerus, yang pada
otot-otot rangka membantu dalam mempertahankan postur
dan pengembalian darah ke jantung. (Dorland)
10. Klonus Alternate muscular contraction and relaxation in rapid
succession. (Dorland)

A rapid succession of alternating contractions and partial


relaxations of a muscle occurring in some nervous diseases.
(Merriam-Webster)
11. Murung (gloomy) Causing distress or depression. (Oxford)

Lacking in promise or hopefulness. (Meriam Webster


dictionary)

Mudah sedih. (KBBI)

III. IDENTIFIKASI MASALAH


No. Indikator Rincian
1. Keluhan utama Tn. Z, 57 tahun, seorang akuntan, dibawa keluarganya ke
poliklinik neurologi karena menunjukkan gejala kepikunan
sejak 9 bulan lalu.
2. Riwayat perjalanan 1 tahun yang lalu, pasien mengalami stroke iskemik dengan
penyakit gejala kelemahan tubuh sebelah kiri, mulut mengot, dan
bicara pelo.
3 bulan setelahnya, pasien mengalami penurunan kognitif
yaitu bekerja menjadi sangat lambat, tidak dapat
multitasking, tidak dapat mempelajari hal baru, sulit
berkonsentrasi, menurunnya memori dan perubahan perilaku
sehingga menyebabkan masalah dalam pekerjaannya dan
mengganggu aktivitas sehari-hari.
3. Riwayat penyakit Hipertensi dan diabetes melitus.
terdahulu
4. Riwayat pengobatan Sejak satu tahun yang lalu, pasien mengonsumsi candesartan
16 mg dan metformin 2x500 mg serta menjalani fisioterapi.
5. Pemeriksaan fisik Status neurologis :
-N.VII : plica nasolabialis sinistra agak datar, sudut mulut kiri
sedikit tertinggal.
6. Fungsi motorik Pada lengan dan tungkai kiri terdapat abnormalitas pada
gerakan, kekuatan, refleks fisiologis dan refleks patologis.
7. Fungsi luhur skor MoCA-ina 17 (moderate cognitive impairment).

8. Informasi tambahan

IV. ANALISIS MASALAH


Masalah 1
Tn. Z, 57 tahun, seorang akuntan, dibawa keluarganya ke poliklinik neurologi karena
menunjukkan gejala kepikunan sejak 9 bulan lalu.

V. LEARNING ISSUES
1. Fungsi luhur
2. Demensia vaskular
a. definisi
b. epidemiologi
c. etiologi
d. faktor risiko
e. klasifikasi
f. patogenesis dan patofisiologi
g. manifestasi klinis
h. diagnosis banding
i. alur penegakan diagnosis
j. tata laksana
k. prognosis
l. skdi
m. KIE
3. Pemeriksaan fisik (neurologi dan psikiatri) dan penunjang

HIPOTESIS
Tn. Z diduga mengalami demensia vaskular akibat stroke iskemik.

Anda mungkin juga menyukai