KEPERAWATAN GERONTIK
PERSYARAFAAN
3. Via Anggriyani
5. Windi Fibraili
DIV KEPERAWATAN
2016
PENDAHULUAN
Dengan memandang proses penuaan dari perspective yang luas dapat membimbing
kearah strategi yang lebih kreatif untuk melakukan intervensi terhadap lansia. Perubahan
structural yang paling terlihat terjadi pada otak itu sendiri, walaupun bagian lain dari system
saraf pusat juga terpengaruh. Perubahan ukuran otak yang di akibatkan oleh atropi girus dan
dilatasi sulkus dan ventrikel otak. Korteks serebral adalah daerah otak yang paling besar
Penurunan aliran darah serebral dan penggunaan oksigen juga telah diketahui akan
terjadi selama proses penuaan. Perubahan dalam system neurologis dapat termasuk
kehilangan dan penyusutan neuron, dengan potensial 10% kehilangan yang diketahui pada
usia 80 tahun. Penurunan dopamine dan beberapa enzim dalam otak pada lansia berperan
suatu perlambatan reflek tendon profunda. Terdapat kecendrungan kearah tremor dan langkah
yang pendek-pendek atau gaya berjalan dengan langkah kaki melebar disertai dengan
berkurangnya gerakan yang sesuai. Fungsi system saraf otonom dan simpatis mungkin
1.2.3 Bagaimana perubahan fisiologik sistem sistem persyarafan pada usia lanjut?
BAB I
PEMBAHASAN
A. Definisi Menua
Menua (= manjadi tua = aging) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-
lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti diri dan mempertahankan
struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadapa jejas (termasuk
infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Darmodjo, 2011).
Dapat pula dikatakan bahwa menua adalah hilangnya daya tahan tubuh manusia
secara progresif terhadap faktor-faktor dari luar tubuh yang kemudian akna menumouk
dan menjadi banyak distorsi metabolik dan structural atau disebut sebagai penyakit
degeneratif. Adapun sumber kain yang mengatakan bahwa menua didefinisikan sebagai
proses yang mengubah seorang dewasa sehat menjadi seorang yang “ frail ” (lemah,
rentan) dengan berkurangnya sebagian besar cadangan system fisiologis dan
meningkatnya kerentaan terhadap berbagai penyakit dan kematian secara eksponsial
(Setiati dkk, 2009).
B. Perbedaan Antara Sistem Syaraf Pada Dewasa dan lansia
Pada lansia, sistem saraf pusat pun telah mengalami beberapa perubahan, antara lain
sebagai berikut :
1. Otak
Perbandingan pada otak yang normal dan otak pada lansia yang telah mengalami
perubahan/penurunan fungsi adalah sebagai berikut :
a. Normal
Otak terletak di dalam rongga kepala, yang pada orang dewasa sudah tidak
dapat lagi membesar, sehingga bila terjadi penambahan komponen rongga kepala
akan meningkatkan tekanan intra cranial. Berat otak ≤ 350 gram pada saat
kelahiran, kemudian meningkat menjadi 1,375 gram pada usia 20 tahun,berat otak
mulai menurun pada usia 45-50 tahun penurunan ini kurang lebih 11% dari
berat maksimal. Berat dan volume otak berkurang rata-rata 5-10% selama
umur 20-90 tahun. Otak mengandung 100 million sel termasuk diantaranya sel
neuron yang berfungsi menyalurkan impuls listrik dari susunan saraf pusat.
b. Lansia
Pada Lansia, akibat penuaan, otak kehilangan 100.000 neuron/tahun. Neuron
dapat mengirimkan signal kepada beribu-ribu sel lain dengan kecepatan 200
mil/jam. Terjadi penebalan atropi cerebral (berat otak menurun 10%) antar usia 30-
70 tahun. Secara berangsur angsur tonjolan dendrite dineuron hilang disusul
membengkaknya batang dendrit dan batang sel. Secara progresif terjadi
fragmentasi dan kematian sel. Pada semua sel terdapat deposit lipofusin (pigment
wear and tear) yang terbentuk di sitoplasma, kemungkinan berasal dari lisosom
atau mitokondria. RNA, Mitokondria dan enzyme sitoplasma menghilang, inklusi
dialin eosinofil dan badan levy, neurofibriler menjadi kurus dan degenerasi
granulovakuole. Corpora amilasea terdapat dimana-mana dijaringan otak.
Berbagai perubahan degenerative ini meningkat pada individu lebih dari 60
tahun dan menyebabkan gangguan persepsi, analisis dan integrita, input sensorik
menurun menyebabkan gangguan kesadaran sensorik (nyeri sentuh, panas, dingin,
posisi sendi). Tampilan sesori motorik untuk menghasilkan ketepatan melambat.
2. Saraf Otonom
Perbandingan pada saraf otonom yang normal dan saraf otonom pada lansia
yang telah mengalami perubahan/penurunan fungsi adalah sebagai berikut:
a. Normal
1) Saraf simpati
Bekerja untuk meningkatkan denyut jantung dan pernafasan serta
menurunkan aktifitas saluran cerna.
2) Saraf parasimpatis
Bekerjanya berlawanan dari saraf simpatis.
b. Lansia
Pusat pengendalian saraf otonom adalah hipotalamus. Beberapa hal
yang dikatakan sebagai penyebab terjadinya gangguan otonom pada usia
lanjut adalah penurunan asetolikolin, atekolamin, dopamine, noradrenalin.
Perubahan pada “neurotransmisi” pada ganglion otonom yang berupa
penurunan pembentukan asetil-kolin yang disebabkan terutama oleh
penurunan enzim utama kolin-asetilase.
Terdapat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan
jumlah reseptor kolin. Hal ini menyebabkan predisposisi terjadinya hipotensi
postural, regulasi suhu sebagai tanggapan atas panas atau dingin terganggu,
otoregulasi disirkulasi serebral rusak sehingga mudah terjatuh.
3. Sistem Saraf Perifer
Perbandingan pada sistem saraf perifer pada orang dewan dan sistem saraf
perifer pada lansia yang telah mengalami perubahan/penurunan fungsi adalah
sebagai berikut:
a. Dewasa
1) Saraf aferen
Berfungsi membawa informasi sensorik baik disadari maupun tidak,
dari kepala, pembuluh darah dan ekstermitas. Saraf eferen menyampaikan
rangsangan dari luar ke pusat.
2) Saraf eferen
Berfungsi sebagai pembawa informasi sensorik dari otak menuju ke
luar dari susunan saraf pusat ke berbagai sasaran (sel otot/kelenjar).
b. Lansia
1) Saraf aferen
Lansia terjadi penurunan fungsi dari saraf aferen, sehingga terjadi
penurunan penyampaian informasi sensorik dari organ luar yang terkena
ransangan.
2) Saraf eferen
Lansia sering mengalami gangguan persepsi sensorik, hal tersebut
dikarenakan terjadinya penurunan fungsi saraf eferen pada sistem saraf
perifer.
4. Medulla spinalis
Perbandingan pada sistem saraf perifer pada orang dewasa dan sistem saraf
perifer pada lansia yang telah mengalami perubahan/penurunan fungsi adalah
sebagai berikut:
a. Dewasa
Fungsi dari medulla spinalis pada orang dewasa antara lain :
1) Pusat gerakan otot tubuh terbesar yaitu, Cornu motorik/ cornu ventralis.
2) Mengurus kegiatan refleks spinalis dan refleks lutut.
3) Menghantarkan rangsangan koordinasi otot dan sendi menuju cerebellum.
4) Mengadakan komunikasi antara otak dan semua bagian tubuh.
b. Lansia
Medulla spinalis pada lansia terjadi penurunan fungsi, sehingga
mempengaruhi pergerakan otot dan sendi di mana lansia menjadi sulit untuk
menggerakkan otot dan sendinya secara maksimal.
5. 12 syaraf kranial
a. Nervus Olfactorius
1) Fungsinya sebagai penciuman
2) Sifatnya sensorik membawa rangsangan aroma dari hidung ke otak
b. Nervus Optikus
1) Fungsinya untuk menentukan ketajaman penglihatan dan lapangan
pandang mata
2) Sifatnya sensoris, membawa rangsangan penglihatan ke otak
c. Nervus Okulomotorius
1) Fungsinya kontraksi pupil, pergerakan bola mata
g. Nervus Facialis
1) Fungsinya sebagai mimik wajah dan menghantarkan rasa pengecap
2) Sifatnya majemuk, mensarafi wajah, otot-otot lidah dan selapu lender
rongga mulut
h. Nervus Vestibulotroklearis
1) Fungsinya sebagai pendengaran dan keseimbangan (vestibulo)
2) Sifatnya sensoris, membawa rangsangan dari telinga ke otak
i. Nervus Glasofaringeus
1) Fungsinya menelan dan membawa rangsangan cita rasa ke otak
2) Sifatnya majemuk, mensarafi faring, tonsil, dan lidah
j. Nervus Vagus
1) Fungsinya sebagai perasa
2) Sifatnya majemuk, mensarafi faring, laring, esofagus, gaster, dan kelenjar
pencernaan
k. Nervus Assesorius
Fungsinya untuk mengkaji otot sternokleidomastoideus dan muskulus
trapezius
l. Nervus Hipoglosus
1) Fungsinya pergerakan lidah dalam berbicara dan menelan
2) Sifatnya motoris, mensarafi otot-otot lidah
C. Penuaan Sistem Neurologis
Perubahan dalam sistem neurologis dapat termasuk kehilangan dan penyusutan
neuron, dengan potensial 10% kehilangan yang diketahui pada usia 80 tahun. Distribusi
neuron kolinergik, norepinefrin, dan dopamin yang tidak seimbang, dikompensasi oleh
hilangnya sel-sel, menghasilkan sedikit penurunan intelektual. Peningkatan serotonin dan
penurunan kadar norepinefrin dapat dihubungkan dengan depresi pada lansia. Kehilangan
jumlah dopamin mengakibatkan terjadinya kekakuan dan parkinson.
D. Manifestasi Defisit Neurologi
Manifestasi klinis yang berhubungan dengan defisit neurologis pada lansia dipandang
dari berbagai perspektif, yaitu :
1. Perubahan fisik
Dampak dari perubahan SSP sukar untuk ditentukan karena hubungan fungsi
ini berkaitan dengan sistem tubuh yang lain seperti : gangguan perfusi, terganggunya
aliran darah serebral, penurunan kecepatan konduksi saraf, reflek yang melambat,
dan perubahan pada pol tidur lansia.
2. Perubahan fungsi
Defisit fungsional pada gangguan neurologis berhubungan dengan penurunan
mobilitas pada lansia yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, rentang gerak, dan
kelenturan. Penurunan pergerakan merupakan akibat dari kifosis, pembesaran sendi,
kekejangan, dan penurunan tonus otot.
3. Perubahan kognisi-komunikasi
Perubahan kognisi dan komunikasi dan bervariasi dan berat. Memori mungkin
berubah dalam proses penuaan. Pada umumnya, memori untuk kejadian masa lalu
lebih banyak diretensi dan lebih banyak diingat daripada informasi yang masih baru.
4. Perubahan psikososial
Defisit neurologis yang menyebabkan penarikan diri, isolasi, dan rasa asing
dapat menyebabkan lansia lebih bingung dan mengalami disorientasi. Hilangnya
fungsi tubuh dan gangguan gambaran diri mungkin turut berperan terhadap hilangnya
harga diri klien. Perubahan fisik dan sosial yang terjadi bersamaan tidak dapat
dipisahkan dari perubahan psikologis selama proses penuaan.
2. Postur tubuh
3. Kemampuan berpindah
Gangguan yang sering muncul pada lansia antara lain dizzines, lightheadedness, dan vertigo.
A. Dizzines
Sistem saraf pusat mengintegrasi pesan sensorik dari berbagai reseptor untuk menjaga
keseimbangan dan pergerakkan untuk berinteraksi dengan objek dan
lingkungan.orang yang tidak menerima informasi atau mengalami kegagalan
mengintegrasi informasi secara tepat dapat mengalami dizzines, dizzines dapat
dikategorkan menjadi:
Perasaan berputar, biasanya disebut vertigo yaitu perasaan berputar. Biasanya
berhubungan dengan gangguan sistem vestibular. Berlangsung spontan dapat
disertai nausea dan muntah.
B. Sinkop
Disebabkan oleh gangguan pada baroresptor pada leher atau perubahan pada aliran
darah arteri sistematik. Biasanya berhubungan dengan batuk.mikturisi atau hipotensi
postural. Sinkop karena batuk biasanya terjadi pada usia pertengahan sampai usia
lanjut. Terutama pada perokok, empisema dan bronkhitis. Sinkop karena hipotensi
postural terjadi bila tekanan darah turun sebesar 20 mmhg atau leebih yang trejadi
pada saat seseorang secara tiba-tiba bangkit dari posisi berbaring atau duduk.pada
lansia ditekankan untuk bangkit secara perlahan dari tipilet untuk mencegah
terjadinya sinkop mikturisi dan bangkit secara perlahan dari tempat tidur atau kursi
atau menghindari sinkop karena hipotensi postural.
Haet stroke merupakan masalah serius yang sering terjadi pada lansia
penyebabnya adalah gangguan fungsi termolregulasi yang mengakibatkan
peningkatan suhu tubuh karena gangguan proses radiasi, konveksi, dan
evaporasi. Gejala yang timbul biasanya sakit kepala diazzenes, kelemahan
nausea, muntah.
Gangguan tidur
Pada umumnya lansia memerlukan waktu yang lama untuk tidur dan sering
terbangun pada malam hari. Biasanya disebabkan penurunan kemampuan
untuk mencapai tidur yang dalam yang berhubungan dengan beberapa faktor
seperti nokturea, ansietas dan gangguan psikologis. Lansia mengalami light
sleepers karena gangguan pada saat transisi pada saat masa tidur dan masa
wakefullness.
Delirium
Delirium merupakan gangguan fungsi intelektual karena kerusakan pada
metabolisme otak. Biasanya ditandai dengan menurunya perhatian,
disorganisasi dalam berorganisasi dalam berfikir, disertai disorientasi.
Gangguan dalam mengingat, gangguan berbicara dan perubahan aktivitas
motorik,keadaan ini dapat jatuh dalam keadaan stupor atau koma,
misinterpretasi ilusi atau halusinasi. Ansietas, depresi, iritabel, marah apatis
dan euporia. Etiologi dari delirium antara lain gangguan pemenuhan oksigen,
substrat, kofaktor metabolik, penyakit organ seperti otak, keracunan gangguan
keseimabngan cairan, ion asam basa, dan sel saraf.
Dimensia
Merupakan gangguan fungsi intelektual yaitu kehilangan memori dan kehilangan
kepribadian, penderita biasanya mengalami gangguan dalam interaksi sosial,
memecahkan masalah, mengingat, orientasi, dan berprilaku. Karakteristik dari
dimensia antara lain aphasia, agnosia, dan perubahan keperibadian.
Salah satu bentuk dari dimensia pada lansia yang sering terjadi adalah alzeimer
diasses.
a. Migraine
Penyebab tidak diketahui. Diperkirakan akibat dari spasme pembuluh darah
intra cranial. Sering terjadi pada wanita remaja dan dewasa muda berhubungan
dengan riwayat asma atau alergi.
b. Cluster
Diperkirakan gangguan vaskuler. Histamine memegang peranan yang sangat
penting. Umumnya terjadi pada pria usia muda dan dewasa.
DAFTAR PUSTAKA
Stanley, Mickey. And Beare, Patricia. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Edisi 2.
Jakarta : EGC.
Kushariyadi. 2010. Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Jakarta: Salemba Medika
Stanley, Mickey. And Beare, Patricia. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi 2.
Jakarta : EGC.