Anda di halaman 1dari 30

Anatomi dan Fisiologi

Syaraf dan Reflek


Created By:
Hilyatul Mar’ah (17620036)
Lutfiyatul Azizah (17620039)
Yunus Yuswandi (17620040)
Serlina Dwi A.H (17620045)
Emilia Wilda Rosyidah(17620048)
Avicenna Alzahrawi (17620056)
INTEGRA
SI
System Saraf
Surah Al-Infhitaar : 7
“Yang telah menjadikan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan
(susunan tubuh)mu seimbang” (QS. Al Infitaar ayat 7).
Berdasarkan ayat tersebut dijelaskan bahwa Maha Kuasa dan Maha Besar Allah yang
telah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya dan kemudian
menyempunakannya. Bentuk penciptaan yang sempurna itu adalah dengan Allah
menjadikan susunan tubuh manusia seimbang yakni dengan menciptakan system saraf
yang menyusun tubuh manusia. System syaraf ini sangat berperan penting dalam
tubuh manusia karena rangsangan dari keadaan sekitar akan diolah kemudian
diberikan respon balik oleh system saraf pusat kepada efektor sehingga tubuh dapat
merespon tanggapan rangsangan yang diberikan.
USUNAN TULANG VERTEBRA
1. 7 vertebra servikal
2. 12 vertebra torakal
3. 5 vertebra lumbal
4. 5 vertebra sakral
5. 4 vertebra koksigeal
VERTEBRA TERDIRI
1. DARI….
Korpus

2. Arcus :- Pediculus & Lamina

3. Foramen vertebrale

4. Foramen intervertebrale

5. Processus articularis superior dan inferior

6. Processus transfersus

7. Discus intervertebralis

- Anulus Fibrosus

- Nucleus Pulposus
Terjadinya HNP Dimulai
Pada: Discus intervertebralis
1. Anulus Fibrosus
2. Nucleus Pulposus
SUSUNAN SARAF
1. Saraf Sentral
a. Otak
b. Medula Spinalis
2. Saraf Perifer/Tepi
a. Saraf Somatik (Sistem Saraf Sadar)
- Saraf Kranial
- Saraf Spinal
b. Saraf Otonom (Sistem Saraf Tak Sadar)
- Saraf Simpatik
-Saraf Parasimpatik
Otak
Otak adalah suatu alat
tubuh yang sangat penting
karena merupakan pusat
komputer dari semua alat
tubuh. Jaringan otak
dibungkus oleh selaput
otak dan tulang tengkorak
yang kuat dan terletak
dalam kavum kranii.
1. Otak Besar (Serebrum)
Otak besar adalah bagian depan yang paling
menonjol dari otak depan.  Cerebrum terbagi
menjadi 2 bagian, yaitu otak kanan dan otak
kiri. Belahan otak kanan berfungsi untuk
mengontrol pergerakan di sisi kiri tubuh dan
belahan otak kiri mengontrol gerakan di sisi kanan
tubuh.
Serebrum terbagi menjadi beberapa lobus, yaitu :
a) Lobus Frontalis
Lobus frontalis berperan sebagai pusat fungsi
intelektual yang lebih tinggi, seperti kemampuan
berpikir abstrak ,nalar, bicara dan emosi.
b) Lobus Temporalis
Lobus temporalis mencakup bagian korteks
serebrum yang berjalan ke bawah dari fisura lateral
dan sebelah posterior dari fisura parieto-
oksipitalis . Lobus ini berfungsi untuk mengatur
daya ingat verbal, visual, pendengaran dan emosi
c) Lobus Parietalis
Lobus Parietalis merupakan daerah
pusat kesadaran sensorik di gyrus post
sentralis (area sensorik primer) untuk rasa
raba dan pendengaran
d) Lobus Oksipitalis
Lobus oksipitalis berfungsi untuk pusat
penglihatan dan area asosiasi penglihatan
e) Lobus Limbik
Lobus limbik untuk mengatur emosi
manusia, memori emosi dan bersama
hipothalamus menimbulkan perubahan
melalui pengendalian atas susunan
endokrin dan susunan autonom
2. Otak Kecil (Serebelum)
Serebelum adalah
struktur kompleks yang
mengandung lebih banyak
neuron dibandingkan otak
secara keseluruhan.
Memiliki peran koordinasi
yang penting dalam fungsi
motorik yang didasarkan
pada informasi
somatosensori yang
diterima inputnya 40 kali
lebih banyak dibandingkan
output.
3. Brainstem
Brainstem adalah batang otak, berfungsi
untuk mengatur seluruh proses kehidupan yang
mendasar.
Fungsi batang otak mencakup hal-hal berikut ini
: (Syaifuddin, 2009)
a) Persarafi struktur-struktur di kepala dan
leher dengan serat sensorik dan motorik,
untuk penglihatan, pendengaran,
pengecapan, sensasi wajah, dan kulit
kepala,
b) Kumpulan saraf pusat yang mengontrol
fungsi jantung dan pembuluh darah,
respirasi dan banyak aktivitas pencernaan.
c) Batang otak berperan dalam mengatur
refleks-refleks otot yang terlibat dalam
keseimbangan dan postur.
d) Pusat-pusat yang bertanggung jawab untuk
Gerak refleks

Pengertian gerak refleks


• Gerak refleks adalah gerak yang terjadi tanpa disadari dan tidak diolah oleh
otak. Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas,
prosesnya dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh
saraf sensori ke pusat saraf, tanpa diolah didalam otak langsung dikirim
tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau
kelenjar.
Lengkung Refleks
Lengkung refleks adalah jalur yang dilewati proses reflex/ gerak refleks. Jalur
reflex tersebut bila dibuat gambar bagan urutan peristiwa yang terjadi di
reseptor, saraf eferen, medulla spinalis sebagai saraf pusat, saraf eferen dan
fektor akan terlihat sebagai jalur yang melengkung. Dengan demikian jalur yang
dilalui proses reflex sering disebut Lengkung Refleks (Reflex Arc).
Jenis gerak
Berdasarkanreflek
pada letak reseptor yang menerima rangsangan
1. Refleks ekstroseptive.
2. Refleks introreseptive (visoreseptive)
3. Refleks proreseptive
Berdasarkan bagaian saraf pusat yang ikut terlibat.
1. Refleks spinal; melibatkan neuron di medulla spinalis.
2. Refleks bulbar; melibatkan neuron di medulla oblongata.
3. Refleks kortikal; melibatkan neuron korteks serebri.
Berdasarkan jenis dan ciri jawaban.
1. Refleks motorik; efektornya berupa otot dengan jawaban berupa relaksasi/kontraksi otot.
2. Refleks sekretorik; efektornya berupa kelenjar dengan jawaban berupa peningkatan/ penurunan sekresi
kelenjar.
3. Refleks vasomotor; efektornya berupa pembuluh darah dengan jawaban berupa vasodilatasi/ vasokontriksi.
Jenis gerak
reflek
Berdasarkan timbulnya refleks.
1. Refleks tak bersyarat; refleks yang dibawa sejak lahir, bersifat mantap, tidak pernah berubah,
dan dapat ditimbulkan apabila ada rangsangan yang cocok misalnya menghisap jari pada bayi.
2. Refleks bersyarat; didapat selama pertumbuhan berdasarkan pengalaman hidup, memerlukan
proses.
Berdasarkan jumlah neuron.
1. Refleks monosinaps; melalui satu sinaps dan dua neuron (satu neuron eferen dan satu neuron
aferen) yang langsung berhubungan pada saraf pusat, contohnya refleks regang.
2. Refleks polisinaps; melalui beberapa sinaps, terdapat beberapa interneuron yang
menghubungkan neuron aferen dengan neuron eferen. Semua refleks lebih dari satu sinaps
kecuali refleks regang (muscle stretch reflex).
Refleks patologis (refleks Babinski/ plantar).
Refleks
regang
Adalah salah satu jenis refleks yang terjadi akibat adanya
rangsangan berupa perengangan pada otot ekstensor yang
menyebabkan otot tersebut berkontraksi.
Contoh refleks regang adalah refleks tendon patella atau
knee-jerk reflek.

Palu karet tendon patella otot meregang reseptor gelondong


neuromuscular reflek regang kontraksi otot ekstensi lutut.
Refleks tendon patella atau knee-jerk refler
 
GEJALA gangguan saraf terjepit
(HNP)
Gejala umum gangguan saraf terjepit adalah jika terkena HNP lumbal (dibagian
tulang belakang punggung bawah), maka akan merasakan sakit atau nyeri
pinggang bawah pada bagian bokong, paha dan betis serta kaki. Nyeri ini biasanya
akan menjalar sesuai dengan distribusi saraf yang terjepit. Jika saraf terjepit
terjadi pada tulang belakang pada leher, terasa nyeri pada bagian leher, bahu dan
lengan. Rasa sakit tersebut akan sangat terasa ketika menggerakkan tulang
belakang pada posisi tertentu, berdiri, mengedan dan batuk ataupun bersin.
Nyeri akan berkurang ketika penderita berbaring. Penderita HNP akan sering
mengalami kesemutan atau mati rasa pada bagian tubuh yang syarafnya terjepit.
Kemudian lambat laun dapat mengalami kelemahan otot sehingga penderita akan
sulit untuk berjalan dan tidak kuat mengangkat atau memegang barang.
Faktor Risiko Penyebab Penyakit
Hernia Nukleus Pulposus (HNP)
Fator risiko penyebab timbulnya HNP adalah faktor personal (Pesonal Risk Factor) dan
faktor lingkungan atau pekerjaan ( Job Risk Factor). Kedua faktor tersebut saling berpengaruh
satu sama lain.

A. Faktor Personal ( Personal Risk Factor)


1. Usia
HNP dapat terjadi pada usia muda 20 tahun dan rawan terjadinya HNP tertinggi antara usia
35-55 tahun saat nukleus pulposus masih bersifat gelatinous. Bertambahnya usia dapat
menyebabkan terjadinya perubahan degeneratif yang mengakibatkan kurang lentur dan
tipisnya nucleus pulposus. Cidera pada saat berputar dapat menyebabkan degenerasi
kandungan air di dalam diskus akan berkurang secara alamiah akibat bertambahnya usia.
2. Jenis Kelamin
HNP dapat terjadi pada pria maupun wanita, namun pria lebih sering
terkena HNP dibandingkan wanita (2:1) hal ini terkait pekerjaan dan
aktivitas yang dilakukan pada pria cenderung ke aktifitas fisik.
3. Obesitas
Saraf terjepit dapat disebabkan oleh adanya ligamen atau bantalan
diantara tulang,yang berada dalam kondisi lemah. Seseorang yang
mengalami masalah kegemukan maka kondisi ligamen antar tulangnya
cenderung lebih lemah. Alhasil, resiko terkena masalah saraf terjepit pun
lebih tinggi dari mereka dengan berat badan yang normal serta berat
badan yang berlebih dapat memeberi tekanan ekstra pada tulang
punggung.
4. Degenerasi Diskus
Beban yang berat dapat menyebabkan struktur tubuh berubah bentuk atau mengalami
kegagalan. Hal tersebut dapat juga terjadi pada diskus intervertrebalis, apabila diskus
intervertrebalis diberikan beban mekanis yang berpotensi merobek jaringan ,maka dapat terjadi
kegagalan komponen mekanis berupa:
Robekan pada nukleus pulposus yang menyebabkan terjadi fragmen bebas (loose fragmen).
Robekan pada annulus fibrosus.
Perubahan nutrisi diskus intrvertrebalis yang menyebabkan perubahan biokimia sehingga
memicu proses degenerasi.

5. Trauma
Hernia nucleus pulposus (HNP) kebanyakan juga disebabkan oleh karena
adanya suatu trauma derajat sedang yang berulang seperti seringnya mengalami
jatuh sehingga mengenai discus intervertebralis dan menimbulkan sobeknya
annulus fibrosus.
6. Merokok
Nikotin pada kandungan rokok dapat merusak jaringan tulang
belakang, melemahkan tulang dan membuat sakit punggung
bertambah parah. Selain itu efek dari nikotin yaitu dapat
mengurangi aliran darah pada vertebral sehingga terjadinya
pembengkakan diskus dan hernia.
B. Faktor Pekerjaan (Job Risk Faktor)

1. Masa Kerja
Kurang pengalaman dalam pekerjaannya cenderung betambahnya risiko
terjadinya HNP serta pada pekerja fisik berat lebih tinggi dibandingkan dengan
pekerja fisik ringan
2. Pekerjaan mengangkat
70% terjadinya HNP disebabkan karena pekerjaan dengan menggunakan tangan
seperti mengangkat, menurunkan, mendorong, menarik dan membawa. Berat beban
yang diangkat dengan jarak angkat beban dari tubuh sangat menentukan timbulnya
HNP. Gerakan membungkuk dengan mengangkat beban (barang) dapat menimbulkan
beban pada otot, diskus, dan ligament sehingga pusat atau nucleus dari diskus
dipaksa untuk keluar, jika diskus membengkak atau robek, ini maka dapat merusak
saraf disekitarnya
3. Mendorong, menarik, duduk, berdiri lama.
Mendorong atau menarik benda 9-18% dapat menyebabkan HNP
akibat adanya strain/ sprain otot pinggang. Seluruh jenis pekerjaan 19%
dilakukan sambil berdiri dan 22% duduk, dari kedua posisi tersebut bila
dilakukan lama atau disertai membungkuk akan menambah insiden
HNP.
4. Gerakan/Vibrasi.
Gerakan/vibrasi 4-6 MHz dapat menyebabkan lelahnya otot
paraspinal, ligamen sehingga menyebabkan HNP. Sopir truk 4 kali lebih
besar kemungkinan HNP dibandingkan dengan pejalan kaki 20 km/hari.
Perubahan struktur anatomi dari kondisi patologi gangguan
saraf terjepit (HNP)
Hernia yang terjadi pada segmen L4-L5 akan
menakan cabang saraf L5, sehingga gejala-gejala yang
timbul berupa kelemahan sensorik yang terjadi dari
daerah lateral betis hingga dorsum pedis. Salah satu
fungsi cabang saraf L5 adalah untuk dorsofleksi sendi
pergelangan kaki, jadi jika terjadi gangguan
kelemahan motorik yang terjadi adalah ketidak
mampuan untuk melakukan dorsofleksi sendi
pergelangan kaki sehingga yang dapat terjadi adalah
drop foot. Distribusi nyeri yang dirasakan pasien
biasanya pada posterol lateral bokong ke arah paha
hingga tungkai daerah lateral dan dorsal kaki.
Sedangkan hernia yang terjadi pada L5-S1
akan menekan cabang saraf S1, penekanan
ini akan menimbulkan ganggaun sensorik
pada daerah posterior tungkai hingga
plantar, dan lateral kaki. Gangguan motorik
yang terjadi adalah ketidak mampuan untuk
melaukan plantar fleksi seperti fleksi pada
jempol. Passien dengan hernia yang
menekan saraf ini akan merasakan nyeri
pada daerah posterior tungkai atas dan
bawah hingga ke plantar kaki.
Klasifikasi HNP ditentukan berdasarkan gradeding terjadinya
herniasi
PENCEGAHA
N
Olahraga secara teratur untuk mempertahankan
kemampuan otot, seperti berlari dan berenang.
Hindari mengangkat barang yang berat, edukasi cara
mengangkat yang benar.
Tidur di tempat yang datar dan keras.
Hindari olahraga/kegiatan yang dapat menimbulkan
trauma
Kurangi berat badan.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai