NIM : 2024090199 Mata Kuliah : Neuropsikologi (Kamis, 07.50 – 09.30) Dosen Pengampu : Retno Budi Setyowati., Dra., M.Si.
Perbedaan Ilmu Nuerologi dengan Ilmu Psikiatri
No. Perbedaan Neurologi Psikiatri 1. Pengertian Neurologi merupakan cabang Psikiatri merupakan cabang ilmu dalam bidang kedokteran ilmu medis yang mempelajari yang berfokus pada otak dan lebih dalam tentang diagnosis, sistem saraf. pengobatan, dan pencegahan terhadap gangguan mental, emosional, dan perilaku. 2. Gangguan Gangguan neurologis adalah Banyak gangguan kesehatan gangguan yang menyerang mental yang dapat diobati secara bagian otak dan sistem saraf. efektif setelah pasien berobat ke Terdapat berbagai jenis psikiater. Kondisi kesehatan gangguan neurologis, berikut mental yang dapat didiagnosis adalah penyakit neurologis yang dan ditangani oleh psikiater, sering dijumpai, antara lain: meliputi: a. Sklerosis Multiple a. Gangguan kecemasan b. Alzheimer b. Fobia c. Parkinson c. Gangguan obsesif d. Demensia kompulsif (OCD) e. Bell’s Palsy d. Gangguan stress f. Autisme pascatrauma (PTSD) g. Epilepsy e. Gangguan kepribadian h. Sindrom Guillain-Barre f. Skizofrenia i. Sindrom Restless Legs g. Gangguan mood, seperti j. Meningitis depresi, dan gangguan k. Ensefalitis bipolar h. Gangguan makan, seperti anoreksia dan bullimia i. Insomnia j. Gangguan adiksi, seperti kecanduan obat – obatan atau minuman beralkohol 4. Bidang 1. Neurologi anak 1. Psikiatri anak dan remaja Subspesialis 2. Neurosurgery 2. Psikiatri usia lanjut 3. Psikiatri forensik 4. Psikiatri adiksi 5. Tindakan 1. Stereotactic Radiosurgery 1. Pemeriksaan Medis Medis atau Stereotactic Radiosurgery Kejiwaan Metode (SRS) merupakan metode Pemeriksaan medis Medis yang medis yang menggunakan kejiwaan adalah rangkaian Dilakukan radiasi guna pemeriksaan untuk menghancurkan sel-sel menentukan apakah tumor. seseorang mengalami 2. Kraniotomi masalah pada kejiwaannya Kraniotomi atau bedah otak atau tidak. adalah prosedur bedah yang 2. Psikoterapi dilakukan dengan cara Psikoterapi adalah suatu membuka dan mengangkat metode yang dilakukan sebagian kecil tulang melalui konseling secara tengkorak untuk mendalam untuk mengenali melakukan tindakan medis kondisi, perasaan, dan pada otak guna pikiran pasien terkait mendiagnosis maupun keluhan yang dialami. melakukan perawatan 3. Pemberian obat-obatan langsung pada sumber Pemberian obat-obatan ini penyakit atau gangguan dilakukan untuk pada otak. memperbaiki 3. Neuroendoskopi ketidakseimbangan kimia dalam otak yang dianggap Neuroendoskopi dilakukan sebagai salah satu penyebab dengan menggunakan gangguan mental endoskop yang biasanya seseorang, sehingga dapat dimasukkan melalui hidung mengurangi atau atau mulut hingga mengendalikan gejala yang mencapai bagian dialami pasien gangguan tengkorak. jiwa. 4. Awake Brain Surgery 4. Terapi elektrokonvulsif Awake brain surgery atau (ECT) AWS merupakan salah satu Electroconvulsive therapy metode bedah kraniotomi. (ECT) adalah suatu 5. Microsurgery tindakan terapi Microsurgery merupakan menggunakan aliran listrik metode bedah yang untuk memicu kejang pada menggunakan mikroskop pasien gangguan mental guna memperbaiki sistem 5. Rehabilitasi adiksi saraf tepi. Rehabilitasi adiksi merupakan suatu perawatan yang dilakukan untuk memulihkan kualitas hidup penderita adiksi agar dapat mengurangi, mencegah, serta menghentikan gangguan yang dialami, terutama pada kondisi kecanduan terhadap NAPZA atau minuman beralkohol. 6. Penyebab Gangguan neurologis dapat Gangguan jiwa dapat dipicu oleh terjadi akibat berbagai kondisi banyak faktor, terutama faktor berikut: genetik dan lingkungan. Faktor- faktor tersebut diantaranya: 1. Penyakit di otak atau 1. Sifat – sifat yang pembuluh darah, seperti diwariskan stroke atau perdarahan otak 2. Paparan lingkungan 2. Infeksi akibat bakteri, sebelum lahir virus, jamur, atau parasit, 3. Kimia otak seperti meningitis, radang otak (ensefalitis), polio, herpes zoster, atau abses epidural 3. Kelainan struktur, seperti cedera saraf tulang belakang, kanker otak, Bell’s palsy, atau carpal tunnel syndrome (CTS) 4. Gangguan fungsional, seperti epilepsi, sakit kepala, atau vertigo 5. Penyakit bawaan, seperti penyakit Parkinson, multiple sclerosis, penyakit Huntington, dan penyakit Alzheimer Faktor Risiko Faktor yang dapat meningkatkan Sejumlah faktor yang risiko seseorang terkena meningkatkan risiko gangguan gangguan neurologis, yaitu: jiwa, yaitu: 1. Berusia 65 tahun ke atas 1. Punya riwayat keluarga 2. Mengonsumsi minuman yang mengidap gangguan beralkohol secara jiwa berlebihan 2. Situasi kehidupan yang 3. Menderita diabetes penuh tekanan perceraian. 4. Terpapar oleh zat beracun 3. Kondisi medis (kronis) 5. Memiliki riwayat penyakit yang sedang berlangsung degenerasi saraf 6. Menderita tekanan darah 4. Kerusakan otak akibat tinggi (hipertensi) cedera serius (cedera otak 7. Mengalami kekurangan traumatis) gizi (malnutrisi) 5. Pengalaman traumatis, 8. Melakukan aktivitas fisik seperti pertempuran militer, yang melibatkan gerakan pelecehan seksual, atau berulang penelantaran masa kecil. 9. Mengalami stres berat 6. Penggunaan alkohol atau obat-obatan. 7. Tidak memiliki teman atau hubungan yang sehat. 8. Gejala Sistem Saraf Pusat : Gejala gangguan jiwa biasanya 1. Nyeri dengan sensasi mempengaruhi emosi, pikiran, terbakar, gatal, atau dan perilaku. Namun, umumnya tertusuk jarum gangguan jiwa menyebabkan 2. Kesemutan atau mati rasa gejala berikut ini: 3. Mudah merasakan sakit 1. Merasa sedih sepanjang meski hanya disentuh waktu. (alodinia) 2. Bingung atau tidak mampu 4. Lemah otot berkonsentrasi. 5. Gerakan menyentak atau 3. Ketakutan atau menggeliat tiba-tiba kekhawatiran yang berlebihan, atau perasaan Sistem Saraf Tepi : bersalah yang ekstrem. 1. Saraf otonom, dengan 4. Perubahan suasana hati gejala sering atau jarang yang ekstrem . berkeringat, mata dan 5. Menarik diri untuk mulut kering, mengompol, berhubungan dengan teman inkontinensia tinja, atau atau melakukan aktivitas. gangguan fungsi seksual 6. Kelelahan yang signifikan, 2. Saraf motorik, dengan seperti kekurangan energi gejala berupa lemah otot, atau masalah tidur. otot mengkerut (atrofi otot), otot berkedut, atau 7. Mengalami delusi, paranoia lumpuh atau halusinasi. 3. Saraf sensorik, dengan 8. Tidak mampu mengatasi gejala berupa nyeri, masalah sehari-hari atau sensitif, kebas atau mati stres. rasa, kesemutan, dan 9. Kesulitan memahami penurunan kesadaran situasi dan berhubungan dengan orang-orang. 10. Masalah dengan alkohol atau penggunaan narkoba. 11. Perubahan besar dalam kebiasaan makan. 12. Perubahan gairah seks. 13. Kemarahan, permusuhan, atau kekerasan yang berlebihan. 14. Punya pikiran bunuh diri. 9. Diagnosis Untuk memastikan diagnosis, Untuk mendiagnosis gangguan dokter dapat melakukan jiwa, dokter perlu melakukan beberapa pemeriksaan lanjutan, serangkaian tes berikut ini: yaitu: 1. Pemeriksaan fisik 1. Tes darah dan tes urine 2. Tes laboratorium 2. Pemindaian dengan foto 3. Evaluasi psikologis Rontgen, CT scan, MRI, atau fluoroskopi 3. Tes genetik, dengan memeriksa sampel air ketuban (amniosentesis) atau plasenta (chorionic villus sampling) 4. USG kehamilan 5. Biopsi 6. Angiografi 7. Pungsi lumbal 8. Elektroensefalografi (EEG) 9. Elektromiografi (EMG) 10. Electronystagmography (ENG) 11. Evoked potentials Thermography