Anda di halaman 1dari 10

“LAPORAN PENDAHULUAN DAN LAPORAN KASUS

ORIENTASI KLINIK GAWAT DARURAT”

Disusun Oleh :
Syri Nur Ramadhani
88170003

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


ARS UNIVERSITY
BANDUNG
2021

LAPORAN PENDHULUAN
Diagnosa medik : Encephalopathy Metabolic

A. Definisi
Ensefalopati (ensefalo + pati) adalah penyakit degenerative otak sedangkan
metabolisme merupakan suatu biotransformasi. Maka Ensefalopati Metabolik adalah
gangguan neuropsikiatrik akibat penyakit metabolic otak.
Ensefalopati Metabolik adalah pengertian umum keadaan klinis yang di mulai
dengan :
1. Penurunan kesadaran sedang sampai berat
2. Gangguan neuropsikiatrik : kejang, lateralisasi
3. Kelainan fungsi neurotransmitter otak
4. Tanpa di sertai tanda – tanda infeksi bacterial yang jelas

Ensefalopati Metabolik merupakan suatu kondisi disfungsi otak global yang


menyebabkan terjadi perubahan kesadaran, perubahan tingkah laku dan kejang yang
disebabkan oleh kelainan pada otak maupun di luar otak. Kondisi ini mempengaruhi
fungsi ascending reticular activating system dana tau mengganggu proyeksinya di
kortek serebri sehingga terjadi gangguan kesadaran atau kejang. Mekanisme
terjadinya disfungsi otak ini multifactorial, termasuk perubahan aliran darah dan
gangguan fungsi neurotransmitter diikuti gagalnya energy metabolisme dan
depolarisasi seluler.
Singkatnya, ensefalopati metabolic merupakan kelainan fungsi otak yang
penyebabnya berasal dari intra dan ekstraserebal. Prosesnya termasuk gangguan
metabolic (elektrolit, serum osmolaritas, fungsi renal dan disfungsi hepar, beberapa
alcohol, dll) atau kelainan toksik sistemik (misalnya sepsis). Pada ensefalopati
metabolic terdapat disfungsi difus dari otak, yang onsetnya cepat dengan fluktasi
tingkat kesadaran (perhatian dan konsentrasi).

B. Anatomi Fisologi
Susunan saraf pusat (SPP/CNS)

- Otak
Terletak dalam rongga kranial (tengkorak)

Pelindung Otak
- Kulit kepala dan rambut
- Tulang tengkorak dan columna vertebra
- Meningen (selaput otak)
Bagian – bagian Otak :
- Hemifer cerebral (otak besar) di bagi menjadi 4 lobus :
1. Lobus frontalis, menstimuli pergerakan otot, yang bertanggung jawab ntuk
proses berfikir
2. Lobus parietalis, merupakan area sensoris dari otak yang merupakan sensasi
perabaan, tekanan, dan sedikit menerima perubahan temperature
3. Lobus occipitalis, mengandung area visual yang menerima sensasi dari mata
4. Lobus temporalis, mengandung area auditory yang menerima sensai dari
telinga

- Cerebellum (otak kecil)


Fungsi cerebellum mengembalikan tonus otot di luar kesadaran yang merupakan
suatu mekanisme syaraf yang berpengaruh dalam pengaturan dan pengendalian.

- Medulla spinalis
Berfungsi untuk mengadakan komunikasi antara otak dan semua bagian tubuh
serta berperan : gerak reflek, berisi pusat pengontrol yang penting, heart rate
control atau denyut jantung, pengaturan tekanan darah, pernafasan, menelan,
muntah.

Susunan syaraf perifer


Menyampaikan informasi antara jaringan dan syaraf pusat (CNS) engan cara
membawa signals dari syaraf pusat ken CNS:

Susunan syaraf terbagi menjadi 2, yaitu :

1. Susunan syaraf somatic


Susunan syaraf memiliki peranan yang spesifik untuk mengatur aktifitas otot
sadar atau serat lintang, jadi syaraf ini melakukan system pergerakan otot
yang di sengaja atau tanpa sengaja.

2. Susunan syaraf otonom


Susunan syaraf yang mempunyai peranan penting mempengaruhi pekerjaan
otot sadar atau serat lintang, dengan membawa informasi ke otot halus atau
otot jantung yang di lakukan otomatis.

C. Etiologi
- Kelainan dalam struktur anatomi listrik dna fungsi kimia dapat menyebabkan
fungsi mental berubah dan ensefalopati
- Keracunan jaringan otak dan sel – sel juga dapat mempengaruhi fungsi. Racun ini
dapat di produksi dalam tubuh, missalnya dari hati/gagal ginjal, atau mungkin
sengaja (keracunan alcohol/penyalahgunaan narkoba) atau tidak sengaja tertelan
(keracunan karbon monoksida, obat-obatan, zat beracun)
- Ensefalopati mungkin karena cacat lahir (kelainan genetic yang menyebabkan
struktur otak abnormal/aktifitas kimia dengan gejala yang ditemukan pada saat
lahir)

Beberapa contoh penyebab lain ensefalopati :


- Menular (bakteri, virus, parasite)
- Anoxic (kekurangan oksigen ke otak, termasuk penyebab trauma)
- Alcohol (toksitas alcohol)
- Hepatic (missal : kanker hati)
- Uremik (ginjal/gagal ginjal)
- Perubahan dalam tekanan otak (perdarahan kepala, tumor, abses)
- Bahan kimia beracun (timbale, merkuri)
- Penyakit metabolic

D. Manifestasi klinis
Ciri - ciri ensefalopati adanya gangguan mental. Tergantung pada jenis dan
tingkat keparahan ensefalopati :
- Hilangnya fungsi kognitif
- Ketidakmapuan untuk konsentrasi
- Lesu, kesadaran menurun
- Confusion atau agitasi
- Perubahan tingkah laku
- Pelupa
- Demensia
- Kejang, otot berkedut
- Myalgia
- Respirasi cheynes-stokes (pola pernapasan di ubah dilihat dengan kerusakan otak
dan koma)
- Disorientasi
- Insomnia
- Kekakuan otot atau rigiditas
- Tremor
- Sulit berbicara
- Pergerakan yang tidak terkontrol, kejang (jarang)
- Stupor atau koma

E. Patofisiologi
Ensefalopati terjadi karena adanya suatu kelainan dalam struktur anatomi
lsitrik dan fungsi kimia yang berubah. Selain itu juga adanya keracunan jaringan
otak, racun ini dapat di produksi dalam tubuh, misalnya dari hati/gagal ginjal, atau
mungkin sengaja (keracunan alcohol / penyalahgunaan narkoba) atau tidak sengaja
tertelan (keracunan karbon monoksida, obat-obatan, zat beracun).
Hal tersebut dapat kita lihat bahwa adanya gangguan mental, hilangnya
fumgsi kognitif, ketidakmampuan untuk berkonsentrasi, lesu, kesadaran menurun
pada pasien dengan ensefalopati.
Ensefalopati mungkin juga dikarenakan cacat lahir (kelainan genetic yang
menyebabkan struktur otak yang abnormal / aktifitas kimia dengan gejala yang di
temukan pada saat lahir).

ENSEFALOPATI METABOLIK

Edema serebral Gangguan


Neurotransmitter

Peningkatan TIK Kesadaran


Defisiensi Asam Gama
aminobutirat
Gangguan aliran
G Gangguan Mobilitas
darah ke otak
Fisik
Kelainan Polarisasi

Iskemia
Gerakan Tidak
Terkoordinasi
G Gangguan Perfusi
Jaringan Serebral
Kejang

Resiko Cidera
F. Kemungkinan Data Fokus
a. Anamnesa
a) Identitas klien
Identitas klien meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama, pekerjaan, suku
bangsa, alamat, tanggal masuk rumah sakit, nomor registrasi, tanggal
pengkajian dan diagnose medis.

b) Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama
Biasanya klien dating dengan keluhan kejang-kejang yang disertai dengan
penurunan kesadaran
2. Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya klien dating dengan ensefalopati terjadi kelemahan/lesu,
gangguan mental, ketidakmampuan untuk berkonsentrasi, respirasi
cheynes-stokes
3. Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya klien pernah menderita penyakit yang disebabkan oleh virus,
infeksi bakteri kelainan dalam struktur anatomi listrik dan fungsi kimia,
keracunan jaringan otak dan sel – sel (ex: keracunan alcohol/
penyalahgunaan narkoba, keracunan karbon monoksida, obat-obatan, zat
beracun)
4. Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya klien ada kemungkinan cacat lahir (kelainan genetic yang
menyebabkan struktur otak yang abnormal/aktifitas kimia dengan gejala
yang di temukan pada saat lahir

b. Pemeriksaan Fisik
 Tingkat kesadaran : adanya penurunan tingkat kesadaran
GCS : Eye : .. Motorik : .. Verbal : ..
 Kulit : saat diraba kulit terasa agak panas
 Kepala : terasa kaku pada semua persyarafan yang terkena, kehilangan sensasi
(kerusakan pada saraf kranial)
 Mata : gangguan pada penglihatan
 Telinga : ketulian atau mungkin hipersensitif terhadap kebisingan
 Hidung : adanya gangguan penciuman
 Mulut dan gigi : membrane mukosa kering, lidah terlihat bitnik putih dan
kotor
 Leher : terjadi kaku kuduk
 Ekstremitas atas dan bawah : tidak ada kekuatan otot dan teraba dingin
c. Pemeriksaan diagnostic
1. Lumbal pungsi (pemeriksaan CSS)
2. Cairan warna jernih
3. Glukosa normal
4. Leukosit meningkat
5. Tekanan intra kranial meningkat
6. CT Scan / MRI
Membantu melokalisasi lesi, melihat ukuran / letak ventrikel, hematom, daerah
cerebral, hemoragic, atau tumor
7. EEG (Electro Encephalo Graphy)
8. Terlihat aktifitas fisik (gelombang) yang menurun dengan, tingkat kesadaran yang
menurun
9. Gambaran EEG memperlihatkan proses inflamasi difusi (aktifitas lambat
bilateral)

G. Analisa Data
DATA ETIOLOGI MASALAH
DO : Edema serebral Gangguan perfusi jaringan
- Adanya serebral
penurunan Peningkatan TIK
tingkat
kesadaran Gangguan aliran darah ke
otak
DS :
- Kejang disertai Iskemia
penurunan
kesadaran Gangguan perfusi jaringan
serebral

DO : Edema serebral Gangguan mobilitas fisik


- Tidak ada
kekuatan otot Peningkatan TIK

DS : Kesadaran
- Kelemahan dan
lesu Gangguan Mobilitas
Fisik

DO : Gangguan neurotransmitter Resiko cedera


- Tidak ada
kekuatan otot Defisiensi asam gama
dan teraba dingin aminobutirat
- Adanya
penurunan Kelainan polarisasi
kesadaran
DS : Gerakan tidak
terkoordinasi
- Kejang
Kejang

Resiko cedera

H. Kemungkinan diagnose yang terjadi


1. Gangguan perfusi jaringan serebral b.d proses peradangan, peningkatan TIK
2. Resiko cedera : jatuh b.d aktifitas kejang, pennurunan kesadaran dan status mental
3. Gangguan mobilitas fisik b.d kelemahan umum, deficit neurologi

I. Perencanaan dan intervensi keperawatan

Rencana Keperawatan

Dx. Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Gangguan perfusi jaringan NOC : §  Monitor status neurologi setiap 2 jam:

serebral b.d proses –          Circulation status tingkat kesadaran, pupil, reflex,
peradangan, kemampuan motorik, nyeri kepala,
–          Neurologic status
peningkatan TIK
kaku kuduk
Data Pendukung :
Tujuan :
§  Monitor tanda vital dan temperature
–     Perubahan kesadaran
Ketidakefektifan perfusi setiap 2 jam
jaringan serebral dapat
–     Perubahan tanda vital
teratasi §  Kurangi aktivitas yang dapat

–     Kelemahan motorik menimbulkan peningkatan TIK:


Kriteria Hasil :
batuk, mengedan, muntah, menahan
nafas

§  Berikan waktu istirahat yang cukup

dan kurangi stimulus lingkungan


–      Mempertahankan tingkat

kesadaran dan orientasi


§  Tinggikan posisi kepala 30 – 45°

pertahankan kepala pada posisi netral,


–      Tanda vital dalam batas
hindari fleksi leher
normal.

–      Tidak terjadi defisit §  Kolaborasi dalam pemberian Diuretik

–     Perubahan nilai AGD neurologi. osmotic,steroid, antibiotic

     

Resiko cedera : Jatuh b.d NOC : §  Kaji status neurologi setiap 2 jam

aktivitas kejang, –          Risk control

penurunan kesadaran §  Pertahankan keamanan pasien seperti


Tujuan :
dan status mental penggunaan penghalang tempat tidur,

Data Pendukung: kesiapan suction, spatel, oksigen


Klien tidak mengalami injuri

–    Penurunan kesadaran §  Catat aktivitas kejang dan tinggal


Kriteria Hasil :
bersama pasien selama kejang
–    Aktivitas kejang
–       Mempertahankan tingkat

kesadaran dan orientasi §  Kaji status neurologik dan tanda vital


–    Perubahan status
setelah kejang
mental
–       Kejang tidak terjadi
§  Orientasikan pasien ke lingkungan

§  Kolaborasi dalam pemberian obat anti

–       Injuri tidak terjadi. kejang

NOC :

–          Joint Movement : Active

–          Mobility level

Tujuan :

Gangguan mobilitas fisik


Gangguan mobilitas fisik §  Kaji kemampuan mobilisasi
teratasi
b.d kelemahan umum,

defisit neurologic Kriteria Hasil : §  Alih posisi pasien setiap 2 jam

Data Pendukung :
–     Pasien dapat §  Lakukan massage bagian tubuh yang

–     Pasien mengatakan mempertahankan tertekan

lemah, tangan dan kaki mobilisasinya secara

tidak dapat digerakkan optimal §  Lakukan ROM passive

–     Kekuatan otot kurang –     Integritas kulit utuh §  Monitor Tromboemboli, konstipasi

–     Kontraktur, –     Tidak terjadi kontraktur §  Konsul pada ahli fisioterapi jika diper

Anda mungkin juga menyukai