Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS

DENGAN KASUS ENSEFALOPATI

DI RUANG ECU

RSUD SIDOARJO

DI SUSUN OLEH :

NABILA AISYAH ANDI NATA

NIM 0320034

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA

MOJOKERTO

2021
KONSEP MEDIS

1. DEFINISI
Ensefalopati adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan kelainan fungsi
otak menyeluruh yang dapat aku atau kronik, progesif/statis. Ensefalopati yang terjadi
sejak dini dapat menyebabkan gangguan perkembangan neurologis (WHO, 2006).
Pasien dengan ensefalopati dapat mengalami kemunduran dalam fungsi
kognitif umum, prestasi akademis, fungsi neuropsikologik. Skor intelegensi pasien
yang mengalami ensefalopati juga rendak di bandingkan anak seusianya. Dari segi
prestasi akademis pasien akan mengalami kesulitan untuk membaca, mengeja, dan
aritmatik. Sedangkan fungsi neuropsikologikal dapat menjadi hiperaktif maupun autis.
Berasal dari kata : enchepalo (otak), pathy (gangguan). Yang menggambarkan
fungsi dan struktur otak yang abnormal (Departemen Kesehatan RI, 2007 ).
Ensefalopati adalah istilah yang di gunakan untuk menjelaskan kelainan fungsi
otak menyeluruh yang dapat akut/kronik, progesif/statis
Ensefalopati tidak mengacu pada penyakit tunggal, melainkan untuk sindrom
disfungsi otak global.
Ensefalopati adalah disfungsi kortikal yang memiliki karakteristik perjalanan
akut hingga sub akut (jam hingga bebrapa hari), secara nyata terdapat fluktuasi dari
tingkat kesadaran, atensi minimal, halusinasi dan delusi yang sering dan perubahan
tingkat aktivitas psikomotor (secara umum meningkat, akan tetapi dapat munurun)

2. KLASIFIKASI
Beberapa contoh jenis ensefalopati :
1) Ensefalopati mitokondria
Gangguan metabolic yang di sebabkan oleh disfungsi dari DNA mitokondria.
Dapat mempengaruhi banyak system tubuh, terutama otak dan system saraf.
2) Glycine ensefalopati : sebuah gangguan metabolism genetic yang melibatkan
kelebihan produksi glisin
3) Hipoksia iskemik ensefalopati : ensefalopati permanen atau sementara yang
timbul dari pengiriman oksigen yang sangat berkurang ke otak
4) Uremik ensefalopati : gagal ginjal akut/kronis dapat menyebabkan
ensefalopati uremik. Ketika ginjal gagal untuk secara memadai membersihkan
aliran darah, berbagai racun secara bertahap dapat membangun dan
menyebabkan fungsi otak menurun.
5) Hipertensi ensefalopati : timbul dari peningkatan tekanan darah meningkat
darah di intrakarnial
6) Neonatal ensefalopati : sering terjadi karena kurangnya oksigen dalam aliran
darah ke otak-jaringan janin selama persalinan.
7) Salmonella ensefalopati : suatu bentuk ensefalopati yang di sebabkan oleh
keracunan makanan (terutama dari kacang dan daging busuk) sering
mengakibatkan kerusakan otak permanen dan gangguan system saraf

3. ANATOMI FISIOLOGI
Susunan saraf pusat (SPP/CNS) :
1) Otak
Terletak dalam rongga kranium (tengkorak).
Pelindung Otak :
a. Kulit kepala dan rambut
b. Tulang tengkorak dan columna vetebral
c. Meningen ( selaput otak )
2) Hemifer cerebral ( otak besar ) di bagi menjadi 4 lobus, yaitu :
a. Lobus frontalis, menstimuli pergerakan otot, yang bertanggung jawab
untuk proses berfikir
b. Lobus parietalis, merupakan area sensoris dari otak yang merupakan
sensasi perabaan, tekanan, dan sedkit menerima perubahan temperatur.
c. Lobus occipitallis, mengandung area visual yang menerima sensasi
dari mata.
d. Lobus temporalis, mengandung area auditory yang menerima sensasi
dari telinga.
3) Cerebelum ( otak kecil )
Fungsi cerebelum mengembalikan tonus otot di luar kesadaran yang
merupakan suatu mekanisme syaraf yang berpengaruh dalam pengaturan dan
pengendalian.
4) Medulla Spinallis/sumsum tulang belakang.
Berfungsi untuk mengadakan komunikasi antara otak dan semua bagian tubuh
serta berperan dalam : gerak reflek, berisi pusat pengontrolan yang penting,
heart rate contol atau denyut jantung, pengaturan tekanan darah, pernafasan,
menelan, muntah.
Susunan Syaraf Perifer :
Menyampaikan informasi antara jaringan dan saraf pusat ( CNS ) dengan cara
membawa signals dari syaraf pusat ke CNS.
Susunan syaraf terbagi menjadi 2, yaitu :
1) Susunan syaraf somatic
Susunan syaraf yang memiliki peranan yang spesifik untuk mengatur aktivitas
otot sadar atau serat lintang, jadi syraf ini melakuakan sistem pergerakan otot
yang di sengaja atau tanpa sengaja
2) Susunan syaraf otonom
Susunan syaraf yang mempunyai peranan penting mempengaruhi pekerjaan
otot sadar atau serat lntang, dengan membawa informasi ke otot halus atau
otot jantung yang dilakuakan otomatis.

4. ETIOLOGI
1) Kelainan dalam struktur anatomi listrik dan fungsi kimia dapat menyebabkan
fungsi mental berubah dan ensefalopati
2) Keracunan jaringan otak dan sel-sel juga dapat mempengaruhi fungsi. Racun
ini dapat di produksi dalam tubuh, misalnya dari hati/gagal ginjal, atau
mungkin sengaja (keracunan alcohol/penyalahgunaan narkoba) atau tidak
sengaja tertelan (keracunan karbon monoksida, obat-obatan, zat beracun)
3) Ensefalopati mungkin karena cacat lahir (kelainan genetic yang meyebabkan
struktur otak yang abnormal/aktivitas kimia dengan gejala yang di temukan
pada saat lahir)
Beberapa contoh penyebab lain ensefalopati :
1) Menular (bakteri, virus, parasit)
2) Anoxic (kekurangan oksigen ke otak, termasuk penyebab trauma)
3) Alcohol (toksisitas alcohol)
4) Hepatik (missal : kanker hati)
5) Uremik (ginjal/gagal ginjal)
6) Perubahan dalam tekanan otak (perdarahan kepala, tumor, abses)
7) Bahan kimia beracun (timbale, merkuri)
8) Penyakit metabolik
5. MANIFESTASI KLINIK
Ciri ensefalopati adanya gangguan mental. Tergantung pada jenis dan tingkat
keparahan ensefalopati.
Gejala neurologis umum :
1) Hilangnya fungsi kognitif,
2) Perubahan kepribadian ringan,
3) Ketidakmampuan untuk berkosentrasi,
4) Lesu, kesadaran menurun
5) Demensia
6) Kejang, otot berkedut
7) Mialgia
8) Respirasi cheynes-stokes (pola pernapasan di ubah dilihat dengan kerusakan
otak dan koma)

6. PATOFISIOLOGI
Ensefalopati terjadi karena adanya suatu kelainan dalam struktur anatomi
listrik dan fungsi kimia yang berubah. Selain itu juga adanya keracunan jaringan otak,
racun ini dapat di produksi dalam tubuh, misalnya dari hati/gagal ginjal, atau mungkin
sengaja (keracunan alcohol/penyalahgunaan narkoba) atau tidak sengaja tertelan
(keracunan karbon monoksida, obat-obatan, zat beracun).
Hal tersebut dapat kita lihat bahwa adanya gangguan mental, hilangnya fungsi
kognitif, ketidakmampuan untuk berkosentrasi, lesu, kesadaran menurun pada pasien
dengan ensefalopati.
Ensefalopati mungkin juga dikarenakan cacat lahir (kelainan genetic yang
meyebabkan struktur otak yang abnormal/aktivitas kimia dengan gejala yang di
temukan pada saat lahir).
Kelainan struktur anatomi listrik
dan fungsi kimia yang berubah,
keracunan jaringan otak

Otak tidak bisa bekerja


dengan baik

Perubahan perfusi Kebutuhan O2


jaringan serebral meningkat

Penurunan kesadaran Napas kusmaul

Tirah baring yang lama Pola napas tidak efektif

7. KOMPLIKASI
Komplikasi encephalopathy bervariasi dari tidak ada menjadi gangguan
mental yang mendalam yang menyebabkan kematian. Komplikasi dapat mirip dalam
beberapa kasus. Selain itu, banyak peneliti menganggap ensefalopati sendiri menjadi
komplikasi yang timbul dari masalah kesehatan utama atau diagnosis utama.
Komplikasi tergantung pada penyebab utama dari ensefalopati dan dapat
diilustrasikan dengan mengutip beberapa contoh dari berbagai penyebab :
1) Hepatik (hati) encephalopathy (pembengkakan otak dengan herniasi,
koma, kematian)
2) Ensefalopati metabolik (lekas marah, lesu, depresi, tremor, kadang-
kadang, koma, kematian)
3) Ensefalopati uremik (lesu, halusinasi, pingsan, otot berkedut, kejang,
kematian)

8. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan/pengobatan ensefalopati bervariasi dengan penyebab utama
dari gejala, akibatnya, tidak semua kasus ensefalopati diperlakukan sama. Perlakuan
terbaik yang dirancang oleh dokter yang merawat setelah diagnosis utama pasien
dibuat. Perawatan yang sangat bervariasi karena penyebab yang sangat berbeda.
Contoh dapat menunjukkan betapa berbedanya “pengobatan ensefalopati” dapat
berubah sesuai dengan penyebabnya:
1) Anoksia jangka pendek (biasanya kurang dari dua menit): terapi oksigen
2) Anoksia jangka panjang: rehabilitasi
3) Toksisitas alkohol jangka pendek: cairan IV atau ada terapi
4) Penyalahgunaan alkohol jangka panjang (sirosis atau gagal hati kronis):
laktulosa oral, diet rendah protein, antibiotic
5) Ensefalopati uremik (karena gagal ginjal): memperbaiki penyebab fisiologis
yang mendasari, dialisis, transplantasi ginjal
6) Diabetic encephalopathy: mengelola glukosa untuk mengobati hipoglikemia,
penghapusan glukosa darah untuk mengobati hiperglikemia
7) Hipo-atau hipertensi ensefalopati: obat untuk meningkatkan (untuk hipotensi)
atau mengurangi (untuk hipertensi) tekanan darah

9. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Lumbal pungsi (pemeriksaan CSS)
a. Cairan warna jernih
b. Glukosa normal
c. Leukosit meningkat
d. Tekanan Intra Kranial meningkat
2) CT Scan/ MRI
Membantu melokalisasi lesi, melihat ukuran/ letak ventrikel, hematom, daerah
cerebral, hemoragic, atau tumor.
3) EEG (Electro Encephalo Graphy)
4) Terlihat aktivitas fisik (gelombang) yang menurun, dengan tingkat kesadaran
yang menurun
5) Gambaran EEG memperlihatkan proses inflamasi difu (aktivitas lambat
bilateral)

KONSEP KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN
a. Identitas Klien
Identitas klien meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama, pekerjaan,
suku bangsa,alamat, tanggal masuk rumah sakit, nomor register, tanggal
pengkajian dan diagnosa medis.
b. Riwayat Kesehatan
a) Keluhan utama
Biasanya klien datang dengan keluhan kejang-kejang dapat disertai
dengan penurunan kesadaran,
b) Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien dengan ensefalopati terjadi kelemahan/lesu, gangguan
mental, ketidakmampuan untuk berkosentrasi, respirasi cheynes-stokes
c) Riwayat Kesehatan Dahulu
Biasanya klien pernah menderita penyakit yang disebabkan oleh virus,
infeksi bakteri kelainan dalam struktur anatomi listrik dan fungsi
kimia, keracunan jaringan otak dan sel-sel (ex : keracunan
alcohol/penyalahgunaan narkoba, keracunan karbon monoksida, obat-
obatan, zat beracun)
d) Riwayat Kesehatan Keluarga
Biasanya klien ada kemungkinan cacat lahir (kelainan genetic yang
meyebabkan struktur otak yang abnormal/aktivitas kimia dengan gejala
yang di temukan pada saat lahir)

c. Pemeriksaan Fisik
a) Tingkat kesadaran : Adanya penurunan tingkat kesadaran.
b) GCS : Eye respon: … Motorik respon: … Verbal respon: …
c) Kulit : saat diraba kulit terasa agak panas
d) Kepala : terasa kaku pada semua persyarafan yang terkena, kehilangan
sensasi (kerusakan pada saraf kranial).
e) Mata : gangguan pada penglihatan,
f) Telinga : Ketulian atau mungkin hipersensitif terhadap kebisingan.
g) Hidung : adanya gangguan penciuman
h) Mulut dan gigi : membran mukosa kering, lidah terlihat bintik putih
dan kotor.
i) Leher: terjadi kaku kuduk dan terasa lemas.
j) Eksremitas atas dan bawah : Tidak ada kekuatan otot dan teraba dingin

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Perubahan perfusi jaringan serebral b.d proses peradangan, peningkatan TIK
(Tekanan Intra Karnial)
2) Resiko Injuri : Jatuh b.d aktivitas kejang, penurunan kesadaran dan status
mental
3) Kerusakan mobilitas fisik b.d kelemahan umum, defisit neurologic

3. INTERVENSI

No Diagnosa Data Tujuan & KH Intervensi


.
1 Perubahan 1. Perubaha Ketidakefektifan 1. Monitor
perfusi n perfusi jaringan status
jaringan kesadaran serebral dapat teratasi neurologi
serebral 2. Perubaha 1. Mempertahan setiap 2 jam:
b.d proses n tanda kan tingkat tingkat
peradanga vital kesadaran dan kesadaran,
n, 3. Kelemah orientasi pupil, reflex,
an 2. Tanda vital kemampuan
motorik dalam batas motorik,
4. Perubaha normal. nyeri kepala,
n nilai 3. Tidak terjadi kaku kuduk
AGD defisit 2. Monitor
neurologi. tanda vital
dan
temperature
setiap 2 jam
3. Kurangi
aktivitas
yang dapat
menimbulka
n
peningkatan
TIK: batuk,
mengedan,
muntah,
menahan
nafas
4. Berikan
waktu
istirahat yang
cukup dan
kurangi
stimulus
lingkungan
5. Tinggikan
posisi kepala
30 – 45°
pertahankan
kepala pada
posisi netral,
hindari fleksi
leher
6. Kolaborasi
dalam
pemberian
Diuretik
osmotic,stero
id, antibiotic
2 Kerusakan 1. Pasien Gangguan mobilitas 1. Kaji
mobilitas mengatak fisik teratasi kemampuan
fisik b.d an lemah, 1. Pasien dapat mobilisasi
kelemahan tangan mempertahank 2. Alih posisi
umum, dan kaki an pasien setiap
defisit tidak mobilisasinya 2 jam
neurologic dapat secara optimal 3. Lakukan
digerakka 2. Integritas kulit massage
n utuh bagian tubuh
2. Kekuatan 3. Tidak terjadi yang tertekan
otot kontraktur 4. Lakukan
kurang, ROM
Kontrakt passive
ur 5. Monitor
Tromboemb
oli,
konstipasi
6. Konsul pada
ahli
fisioterapi
jika
diperlukan

3. IMPLEMENTASI
Implementasi digunakan untuk membantu klien dalam mencapai tujuan yang
sudah ditetapkan melalui penerapan rencana asuhan keperawatan dalam bentuk
intervensi. Pada tahap ini perawat harus memiliki kemampuan dalam berkomunikasi
yang efektif, mampu menciptakan hubungan saling percaya dan saling bantu,
observasi sistematis, mampu memberikan pendidikan kesehatan, kemampuan dalam
advokasi dan evaluasi. Implementasi adalah tindakan yang sudah direncanakan dalam
rencana perawatan. Tindakan ini mncangkup tindakan mandiri dan kolaborasi.
4. EVALUASI
Evaluasi bertujuan untuk mencapai tujuan yang sudah disesuaikan dengan
kriteria hasil selama tahap perencanaan yang dapat dilihat melalui kemampuan klien
untuk mencapai tujuan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. (2008). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8, EGC, Jakarta.

Brunner / Suddarth., (2006). Medical Surgical Nursing, JB Lippincot Company, Philadelphia.

Depkes RI. (2007). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Persarafan.
Diknakes, Jakarta.

Donnad. (2011). Medical Surgical Nursing. WB Saunders.

Doenges, M.E.,Moorhouse M.F.,Geissler A.C. (2009). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi


3, EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai