Pembimbing :
dr. Sumarnita Tarigan Sp.S
BAB 1
BAB I
LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Terdapat dua istilah berkaitan yang perlu dibedakan, yaitu Penyakit
Parkinson dan Parkinsonism.
Penyakit Parkinson:
Adalah bagian dari Parkinsonism yang secara patologi ditandai
dengan degenerasi ganglia basalis terutama di substansia nigra pars
kompakta (SNC) yang ditandai dengan inklusi sitoplasmik eosinofilik
(Lewy Bodies).
Parkinsonism:
Adalah suatu sindroma yang ditandai oleh tremor saat istirahat,
rigiditas, bradikinesia, dan hilangnya refleks postural akibat penurunan
kadar dopamin dengan berbagai macam sebab.
EPIDEMIOLOGI
Penyakit Parkinson adalah salah satu penyakit yang paling
banyak dialami pada umur lanjut dan jarang dibawah umur
30 tahun. Biasanya mulai timbul pada usia 40-70 tahun, dan
mencapai puncak pada dekade ke enam.
Penyakit Parkinson lebih banyak menyerang laki-laki dengan
ratio laki-laki dibanding perempuan 3:2. Penyakit Parkinson
meliputi 80% dari kasus Parkinsonism, dengan prevalensi
160 per 100.000 populasi dan angka kejadian 20 per
populasi. Keduanya meningkat seiring bertambahnya usia.
Pada usia 70 tahun, prevalensi dapat mencapai 120 dan angka
kejadian 55 per 100.000 populasi per tahun.
ETIOLOGI
Etiologi penyakit parkinson masih tidak diketahui atau idiopatik,
tetapi faktor resiko mungkin dapat dipertimbangkan, yaitu :
Usia
Rasial
Genetik
Lingkungan
Trauma
Stress emosional
PATOFISIOLOGI
Kerusakan Neuron
Dopamin
TRAP
KLASIFIKASI
IDIOPATIK (Primer)
Penyakit Parkinson
Juvenile Parkinsonsm
SIMTOMATIK (Sekunder)
Infeksi dan pasca infeksi
Pasca encephalitis (Encephalitis Letargika)
Toksin
Obat
Vaskuler (Multi Infark Serebral)
Trauma Kranioserebral
Lain-lain : Tumor Otak
PARKINSONISM PLUS (Multiple System Degeneration)
Progresif Supranuklear Palsi
Atrofi Multi Sistem
Degenerasi Ganglionik Kortikobasal.
Sindroma Demensia
Hidrosefalus Tekanan Normal
Kelainan Herediter
GAMBARAN KLINIS
Umum Khusus
4. Tanpa kelainan laboratorium & radiologi - Saat gerak & saat istirahat
- Liur menetes
- Akathisia/Takhinesia
terkontrol)
- Mikrografia
5. Distonia
Kriteria Hughes
Meyerson’s Sign
Tidak dapat mencegah mata berkedip-kedip bila daerah glabela diketuk
berulang
Ketukan berulang (2x per detik) pada glabela membangkitkan reaksi
berkedip terus menerus
Radiologi CT-Scan, MRI, PET
Untuk menyingkirkan kausa lain
Patologi Anatomi
Degenerasi ganglia basalis terutama di substansia nigra pars kompakta
dan adanya Lewy’s Body
PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
Antagonis NMDA
Antikholinergik
Dopaminergik
Dopamin Agonis
COMT Inhibitor
MAO-B Inhibitor
Antioksidan
Botulinum Toksin
Propanolol
Pembedahan
Talamotomi Ventrolateral (tremor menonjol), Palidotomi (akinesia dan tremor),
Transplantasi Substansia Nigra, Ablasi, dan Stimulasi Otak
Rehabilitasi Medik
Tujuan : meningkatkan kualitas hidup penderita dan menghambat bertambah
beratnya gejala penyakit serta mengatasi masalah sebagai berikut :
Abnormalitas gerakan
Kecenderungan postur yang salah
Gejala otonom
Gangguan perawatan diri
Perubahan psikologis
Untuk melakukan hal tersebut, dilakukan tindakan :
Terapi Fisik : ROM
Terapi Okupasi
Terapi Wicara
Psikoterapi
Terapi Sosial Medik
KOMPLIKASI
Hipokinesia
Atrofi/kelemahan otot sekunder, kontraktur sendi.
Gangguan Fungsi Luhur
Afasia, Agnosia, Apraksia
Gangguan Postural
Perubahan Kardio-Pulmonal, Ulkus Dekubitus
Gangguan Mental
Gangguan Pola Tidur, Emosional, Gangguan Seksual, Depresi, Bradifrenia,
Psikosis, Demensia
Gangguan Vegetatif
Hipotensi Postural, Inkontinensia Urine, Gangguan Keringat
Gangguan Efek Samping Obat
PROGNOSIS
Tingkat keparahan gejala penyakit Parkinson sangat bervariasi dari
individu ke individu dan tidak mungkin untuk memprediksi seberapa
cepat gangguan tersebut akan maju. Penyakit Parkinson sendiri bukanlah
penyakit fatal, dan harapan hidup rata-rata adalah sama dengan orang
tanpa penyakit. Komplikasi sekunder, seperti pneumonia, jatuh cedera
yang berhubungan, dan tersedak justru dapat mengakibatkan kematian
BAB III
BAB III
KESIMPULAN
Penyakit Parkinson adalah penyakit neurogedeneratif yang berlangsung
perlahan akibat penurunan kadar dopamin yang disebabkan kematian neuron di
ganglia basalis terutama di substansia nigra pars kompakta (SNC) serta ditandai
dengan inklusi sitoplasmik eosinofilik (Lewy Bodies). Hal ini mengakibatkan
keterbatasan aktifitas seseorang yang ditandai dengan gangguan motorik
seperti, tremor saat istirahat, rigiditas, bradikinesia, dan hilangnya refleks
postural. Dengan pengobatan yang tepat dan teratur, dapat menurunkan tingkat
keparahan serta mencegah timbulnya komplikasi yang lebih mengancam nyawa
pasien.
Terima Kasih