Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

FARMASI PRAKTIKUM III

“ IDENTIFIKASI MORFOLOGI :
PEWARNAAN BAKTERI ”

Untuk memenuhi Tugas Mata kuliah Praktikum Mikrobiologi Farmasi

Desi Kristina Putri 19012037

Semester : 5 (Lima)
Kelas : Reguler Khusus B
Dosen Pengampu : apt. M.Ikhwan Setiawan,M. Farm

PROGRAM STUDI S1 FARMASI REGULER


KHUSUS SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI
INDUSTRI FARMASI BOGOR
2021
1. Judul Praktikum : “ Identifikasi Morfologi : Pewarnaan bakteri “
2. Teori Singkat
2.1 Pewarnaan Gram
Pewarnaan gram digunakan untuk membedakan bakteri gram positif dan bakteri gram negatif
berdasarkan sifat fisik kimia dinding sel bakteri. Pewarnaan menggunakan pewarna utama
kristal violet dan pewarna tandingan safranin. Tujuan pewarnaan ini adalah untuk memudahkan
melihat bakteri dengan mikroskop, memperjelas ukuran dan bentuk bakteri, untuk melihat
struktur luar dan struktur dalam bakteri seperti dinding sel dan vakuola, serta meningkatkan
kontras mikroorganisme dengan sekitarnya.
Pewarnaan ini dapat membagi bakteri menjadi gram positif dan gram negatif berdasarkan
kemampuannya untuk menahan pewarna primer (kristal ungu) atau kehilangan warna primer
dan menerima warna tandingan (safranin). Bakteri gram positif mengandung protein dan gram
negatif mengandung lemak dalam presentase lebih tinggi dan dinding selnya tipis. Pemberian
alcohol (etanol) pada praktikum pewarnaan bakteri, menyebabkan terekstraksi lipid sehingga
memperbesar permeabilitas dinding sel. Pewarnaan safranin masuk kedalam sel dan
menyebabkan sel menjadi berwarna merah pada bakteri gram negatif sedangkan pada bakteri
gram positif dinding selnya terdehidrasi dengan perlakuan alcohol, pori-pori mengkerut, daya
rembes dinding sel dan membran menurun sehingga pewarna safranin tidak dapat masuk
sehingga sel menjadi berwarna ungu, yang merupakan warna dari kristal violet.
2.2 Pewarnaan Negatif
Pewarnaan negatif adalah pewarnaan yang menggunakan pewarna asam seperti
negrosin, eosin, atau tinta cina sebagai pewarna utama. Pewarnaan negatif dilakukan pada
bakteri yang sukar diwarnai oleh pewarna sederhana.
Pewarnaan negatif bertujuan untuk memberi warna gelap pada latar belakang dan
tidak memberi warna pada sel bakteri. Hal tersebut dapat terjadi karena pada pewarnaan
negatif, pewarna yang digunakan adalah pewarna asam dan memiliki komponenkromoforik
yang bermuatan negatif. Sehingga pewarna tidak dapat menembus atau berpenetrasi ke dalam
sel bakteri karena negative charge pada permukaan sel bakteri. Pada pewarnaan negatif ini, sel
bakteri terlihat transparan (tembus pandang).
2.3 Pewarnaan Sederhana
Pewarnaan sederhana merupakan teknik pewarnaan yang paling banyak digunakan pada
praktikum mikrobiologi. Disebut sederhana karena hanya menggunakan satu jenis zat untuk
mewarnai mikroba yang akan diamati. Pada umumnya bakteri mudah bereaksi dengan
pewarnaan sederhana, karena sitoplasmanya bersifat basofilik atau suka dengan basa.
Pewarnaan sederhana biasanya menggunakan pewarna tunggal yaitu metal biru, basic fuchsin
dan kristal violet. Pewarnaan sederhana bertujuan untuk memberikan kontras antara bakteri
dan latar belakang. Pewarnaan sederhana dilakukan ketika kita ingin mengetahui informasi
tentang bentuk dan ukuran sel bakteri.

3. Prosedur Praktikum
3.1 Pewarnaan Gram
a. Alat : pembakar bunsen, jarum ose, mikroskop, kaca alas/object glass, pipet tetes, kapas,
tissue
b. Bahan : sampel bakteri E.coli, Staphylococcus aureus, bacillus , zat warna kristal violet,
safrani, lugol, alkohol 96%.
c. Cara kerja :
 Siapkan alat dan bahan
 Nyalakan pembakar bunsen
 Bersihkan kaca alas/object glass dengan alkohol, tunggu kering
 Panaskan/pijarkan jarum ose sampai terpijar, tunggu dingin ± 30 detik
 Ambil sampel biakan bakteri, dileskan sampel biakan bakteri diatas kaca alas yang telah
dibersihkan.
 Teteskan zat warna kristal violet diatas kaca alas
 Teteskan lugol
 Kemudian semprot dengan alkohol 95%
 Tambahkan tetesan zat warna safranin
 Amati dibawah mikroskop
3.2 Pewarnaan Negatif
a. Alat : pembakar bunsen, jarum ose, mikroskop, kaca alas/object glass, pipet tetes, kapas,
tissue
b. Bahan : sampel bakteri E.coli, Staphylococcus aureus, bacillus , zat warna nigrosin, alkohol
96%
c. Cara kerja:
 Siapkan alat dan bahan
 Dibersihkan kaca alas pertama dengan alkohol
 Dengan menggunakan ose, teteskan bakteri pada bagian ujung kaca alas
 Teteskan zat warna nigrosine dengan pipet tetes pada kaca alas tadi, sehingga bercampur
dengan bakteri
 Ambil kaca alas kedua dan letakkan miring 45˚ dan ujungnya menempel pada campuran
tadi biarkan campuran melebar ke kiri dan ke kanan
 Dorong kaca alas kedua sekaligus hingga terbentuk lapisa yang merata. Keringkan
 Amati dibawah mikroskop
3.3 Pewarnaan Sederhana
a. Alat : pembakar bunsen, jarum ose, mikroskop, kaca alas/object glass, pipet tetes, kapas,
tissue
b. Bahan : sampel bakteri E.coli, Staphylococcus aureus, bacillus , zat warna metilen biru,
alkohol 96%
c. Cara kerja :
 Siapkan alat dan bahan
 Nyalakan pembakar bunsen
 Bersihkan kaca alas/object glass dengan alkohol, tunggu kering
 Panaskan/pijarkan jarum ose sampai terpijar, tunggu dingin ± 30 detik
 Ambil sampel biakan bakteri, dileskan sampel biakan bakteri diatas kaca alas yang telah
dibersihkan, difiksasi 3x diatas nyala api
 Teteskan zat warna metilen biru, diamkan.
 Amati dibawah mikroskop
4. Bagan/Skema Praktikum
4.1 Pewarnaan Gram

Siapkan alat dan bahan

Nyalakan pembakar bunsen

Bersihkan kaca alas/object glass dengan alkohol, tunggu kering

Panaskan/pijarkan jarum ose sampai terpijar,


tunggu dingin ± 30 detik

Ambil sampel biakan bakteri, dioleskan sampel


biakan bakteri diatas kaca alas yang telah
dibersihkan.

Teteskan zat warna kristal violet diatas kaca


alas

Teteskan lugol, semprot dengan alkohol 95%

Tambahkan tetesan zat warna


safranin

Amati dibawah mikroskop


4.2 Pewarnaan Negatif

Siapkan alat dan bahan

Dibersihkan kaca alas pertama dengan alkohol

Dengan menggunakan ose, teteskan bakteri pada bagian ujung


kaca alas

Teteskan zat warna nigrosine dengan pipet tetes pada


kaca alas tadi, sehingga bercampur dengan bakteri

Ambil kaca alas kedua dan letakkan miring 45˚ dan ujungnya
menempel pada campuran tadi biarkan campuran melebar ke
kiri dan ke kanan

Dorong kaca alas kedua sekaligus hingga terbentuk lapisa


yang merata. Keringkan

Amati dibawah mikroskop

4.3 Pewarnaan Sederhana

Siapkan alat dan bahan

Nyalakan pembakar bunsen

Bersihkan kaca alas/object glass dengan alkohol, tunggu kering

Panaskan/pijarkan jarum ose sampai terpijar, tunggu dingin


± 30 detik
Ambil sampel biakan bakteri, dileskan sampel biakan bakteri
diatas kaca alas yang telah dibersihkan, difiksasi 3x diatas nyala
api

Teteskan zat warna metilen biru, diamkan.

Amati dibawah mikroskop

5. Hasil Pengamatan
5.1 Pewarnaan Gram

Sampel bakteri Perlakuan Hasil

Ditambahakan tetesan
kristal violet + tetesi
lugol + disemprot
alkohol 96% + safranin

E.coli

Diamati dibawah
mikroskop

Ditambahakan tetesan
kristal violet + tetesi
lugol + disemprot
Staphylococcus aureus
alkohol 96% + safranin

Diamati dibawah
mikroskop
Ditambahakan tetesan
kristal violet + tetesi
lugol + disemprot
alkohol 96% + safranin

BA

Diamati dibawah
mikroskop

5.2 Pewarnaan Negatif

Sampel bakteri Perlakuan Hasil

Ditambahakan tetesan
nigrosin
E.coli

Diamati dibawah
mikroskop
Ditambahakan tetesan
nigrosin

Staphylococcus aureus

Diamati dibawah
mikroskop

Ditambahakan tetesan
nigrosin

BA

Diamati dibawah
mikroskop

5.3 Pewarnaan Sederhana


Sampel bakteri Perlakuan Hasil

Ditambahakan tetesan
metilen biru

E.coli

Diamati dibawah
mikroskop

Ditambahakan tetesan
metilen biru

Staphylococcus aureus

Diamati dibawah
mikroskop

BA Ditambahakan tetesan
metilen biru
Diamati dibawah
mikroskop

6. Pembahasan
Pada praktikum kali ini, praktikan melakukan praktikum teknik pewarnaan bakteri
menggunakan tiga percobaan, yaitu pewarnaan sederhana, pewarnaan gram, dan pewarnaan
negatif. Bakteri yang digunakan dalam praktikum ini yaitu bakteri E.coli, Staphylococcus
aureus,dan bacillus.
Percobaan pertama adalah pewarnaan gram. Langkah kerja yang dilakukan hampir sama
seperti pewarnaan sederhana, hanya saja terdapat penambahan lugol dan alkohol 96%. Terdapat
langkah fiksasi sebelum meneteskan alkohol untuk selanjutya preparat dibilas dengan air suling,
fiksasi pada percobaan ini berguna agar saat proses pembilasan oleh air suling, bakteri pada
preparat tidak ikut hilang terbilas. Kemudian dilakukan pengamatan dengan mikroskop, hasil
pengamatan didapat bahwabakteri E Coli tidak berwarna ungu yang menunjukkan bahwa bakteri
E Coli tergolong bakteri gram negatif. Lalu bakteri Staphylococus aereus dan Bacillus
merupakan bakteri gram positif karena setelah pembilasan dengan air suling bakteri tersebut
memiliki kemampuan dalam menahan warna primer (kristal ungu).
Percobaan kedua adalah pewarnaan negatif. Pada percobaan ini, praktikan hanya melakukan
penetesan tinta cina pada ujung preparat, kemudian meratakan tinta cina tersebut hingga
menutupi bakteri. Saat meratakan tinta cina, tidak boleh terlalu tebal hingga menutupi
permukaan bakteri, karena akan mempersulit pengamatan. Tinta cina pada percobaan ini tidak
dapat meresap ke dalam sel bakteri, namun hanya digunakan untuk melatar belakangi bakteri
sehingga bakteri yang terlihat pada pengamatan berbentuk seperti rantai-rantai panjang tidak
berwarna (terlihat seperti bening). Tidak berwarna atau bening tersebut lah yang membuat
bakteri ini dinamakan negatif.
Percobaan ketiga adalah pewarnaan sederhana. Pewarnaan sederhana ini adalahpercobaan
yang paling simpel pengerjaannya. Langkahnya yaitu dengan meneteskan kristal violet sebagai
pewarna tunggal kemudian mencucinya dengan air suling. Mencuci dengan air suling bertujuan
untuk melunturkan zat pewarna berlebih yang terletak pada mikroba, karena praktikan hanya
fokus mengamati bakterinya saja, tidak mengamati daerah sekitar bakteri. Kemudian
menambahkan minyak imersi bertujuan untuk membiaskan cahaya dari medium udara dan
medium kaca dengan pembiasan yang mendekati garis normal agar bakteri lebih sangat mudah
untuk diamati. Amati di bawah mikroskop dengan pembesaran 100 kali. Ketika melakukan
pengamatan, didapat bahwa bakteri berbentuk batang seperti rantai. Ada yang menyerupai rantai
putus-putus dan ada pula yang menyerupai rantai bersambung.

7. Kesimpulan
a) Bakteri E Coli merupakan bakteri gram negatif.
b) Bakteri Staphylococus aereus merupakan bakteri gram positif.
c) Bakteri Bacillus merupakan bakteri gram positif.
d) Pewarnaan gram digunakan untuk membedakan bakteri gram positif dan bakteri gram negatif
berdasarkan sifat fisik kimia dinding sel bakteri.
e) Pewarnaan negatif bertujuan untuk memberi warna gelap pada latar belakang dan tidak
memberi warna pada sel bakteri. Karena pada pewarnaan negatif, pewarna yang digunakan adalah
pewarna asam dan memiliki komponenkromoforik yang bermuatan negatif.
f) Pewarnaan sederhana dilakukan ketika kita ingin mengetahui informasi tentang bentuk dan
ukuran sel bakteri.

Anda mungkin juga menyukai