“ IDENTIFIKASI MORFOLOGI :
PEWARNAAN BAKTERI ”
Semester : 5 (Lima)
Kelas : Reguler Khusus B
Dosen Pengampu : apt. M.Ikhwan Setiawan,M. Farm
3. Prosedur Praktikum
3.1 Pewarnaan Gram
a. Alat : pembakar bunsen, jarum ose, mikroskop, kaca alas/object glass, pipet tetes, kapas,
tissue
b. Bahan : sampel bakteri E.coli, Staphylococcus aureus, bacillus , zat warna kristal violet,
safrani, lugol, alkohol 96%.
c. Cara kerja :
Siapkan alat dan bahan
Nyalakan pembakar bunsen
Bersihkan kaca alas/object glass dengan alkohol, tunggu kering
Panaskan/pijarkan jarum ose sampai terpijar, tunggu dingin ± 30 detik
Ambil sampel biakan bakteri, dileskan sampel biakan bakteri diatas kaca alas yang telah
dibersihkan.
Teteskan zat warna kristal violet diatas kaca alas
Teteskan lugol
Kemudian semprot dengan alkohol 95%
Tambahkan tetesan zat warna safranin
Amati dibawah mikroskop
3.2 Pewarnaan Negatif
a. Alat : pembakar bunsen, jarum ose, mikroskop, kaca alas/object glass, pipet tetes, kapas,
tissue
b. Bahan : sampel bakteri E.coli, Staphylococcus aureus, bacillus , zat warna nigrosin, alkohol
96%
c. Cara kerja:
Siapkan alat dan bahan
Dibersihkan kaca alas pertama dengan alkohol
Dengan menggunakan ose, teteskan bakteri pada bagian ujung kaca alas
Teteskan zat warna nigrosine dengan pipet tetes pada kaca alas tadi, sehingga bercampur
dengan bakteri
Ambil kaca alas kedua dan letakkan miring 45˚ dan ujungnya menempel pada campuran
tadi biarkan campuran melebar ke kiri dan ke kanan
Dorong kaca alas kedua sekaligus hingga terbentuk lapisa yang merata. Keringkan
Amati dibawah mikroskop
3.3 Pewarnaan Sederhana
a. Alat : pembakar bunsen, jarum ose, mikroskop, kaca alas/object glass, pipet tetes, kapas,
tissue
b. Bahan : sampel bakteri E.coli, Staphylococcus aureus, bacillus , zat warna metilen biru,
alkohol 96%
c. Cara kerja :
Siapkan alat dan bahan
Nyalakan pembakar bunsen
Bersihkan kaca alas/object glass dengan alkohol, tunggu kering
Panaskan/pijarkan jarum ose sampai terpijar, tunggu dingin ± 30 detik
Ambil sampel biakan bakteri, dileskan sampel biakan bakteri diatas kaca alas yang telah
dibersihkan, difiksasi 3x diatas nyala api
Teteskan zat warna metilen biru, diamkan.
Amati dibawah mikroskop
4. Bagan/Skema Praktikum
4.1 Pewarnaan Gram
Ambil kaca alas kedua dan letakkan miring 45˚ dan ujungnya
menempel pada campuran tadi biarkan campuran melebar ke
kiri dan ke kanan
5. Hasil Pengamatan
5.1 Pewarnaan Gram
Ditambahakan tetesan
kristal violet + tetesi
lugol + disemprot
alkohol 96% + safranin
E.coli
Diamati dibawah
mikroskop
Ditambahakan tetesan
kristal violet + tetesi
lugol + disemprot
Staphylococcus aureus
alkohol 96% + safranin
Diamati dibawah
mikroskop
Ditambahakan tetesan
kristal violet + tetesi
lugol + disemprot
alkohol 96% + safranin
BA
Diamati dibawah
mikroskop
Ditambahakan tetesan
nigrosin
E.coli
Diamati dibawah
mikroskop
Ditambahakan tetesan
nigrosin
Staphylococcus aureus
Diamati dibawah
mikroskop
Ditambahakan tetesan
nigrosin
BA
Diamati dibawah
mikroskop
Ditambahakan tetesan
metilen biru
E.coli
Diamati dibawah
mikroskop
Ditambahakan tetesan
metilen biru
Staphylococcus aureus
Diamati dibawah
mikroskop
BA Ditambahakan tetesan
metilen biru
Diamati dibawah
mikroskop
6. Pembahasan
Pada praktikum kali ini, praktikan melakukan praktikum teknik pewarnaan bakteri
menggunakan tiga percobaan, yaitu pewarnaan sederhana, pewarnaan gram, dan pewarnaan
negatif. Bakteri yang digunakan dalam praktikum ini yaitu bakteri E.coli, Staphylococcus
aureus,dan bacillus.
Percobaan pertama adalah pewarnaan gram. Langkah kerja yang dilakukan hampir sama
seperti pewarnaan sederhana, hanya saja terdapat penambahan lugol dan alkohol 96%. Terdapat
langkah fiksasi sebelum meneteskan alkohol untuk selanjutya preparat dibilas dengan air suling,
fiksasi pada percobaan ini berguna agar saat proses pembilasan oleh air suling, bakteri pada
preparat tidak ikut hilang terbilas. Kemudian dilakukan pengamatan dengan mikroskop, hasil
pengamatan didapat bahwabakteri E Coli tidak berwarna ungu yang menunjukkan bahwa bakteri
E Coli tergolong bakteri gram negatif. Lalu bakteri Staphylococus aereus dan Bacillus
merupakan bakteri gram positif karena setelah pembilasan dengan air suling bakteri tersebut
memiliki kemampuan dalam menahan warna primer (kristal ungu).
Percobaan kedua adalah pewarnaan negatif. Pada percobaan ini, praktikan hanya melakukan
penetesan tinta cina pada ujung preparat, kemudian meratakan tinta cina tersebut hingga
menutupi bakteri. Saat meratakan tinta cina, tidak boleh terlalu tebal hingga menutupi
permukaan bakteri, karena akan mempersulit pengamatan. Tinta cina pada percobaan ini tidak
dapat meresap ke dalam sel bakteri, namun hanya digunakan untuk melatar belakangi bakteri
sehingga bakteri yang terlihat pada pengamatan berbentuk seperti rantai-rantai panjang tidak
berwarna (terlihat seperti bening). Tidak berwarna atau bening tersebut lah yang membuat
bakteri ini dinamakan negatif.
Percobaan ketiga adalah pewarnaan sederhana. Pewarnaan sederhana ini adalahpercobaan
yang paling simpel pengerjaannya. Langkahnya yaitu dengan meneteskan kristal violet sebagai
pewarna tunggal kemudian mencucinya dengan air suling. Mencuci dengan air suling bertujuan
untuk melunturkan zat pewarna berlebih yang terletak pada mikroba, karena praktikan hanya
fokus mengamati bakterinya saja, tidak mengamati daerah sekitar bakteri. Kemudian
menambahkan minyak imersi bertujuan untuk membiaskan cahaya dari medium udara dan
medium kaca dengan pembiasan yang mendekati garis normal agar bakteri lebih sangat mudah
untuk diamati. Amati di bawah mikroskop dengan pembesaran 100 kali. Ketika melakukan
pengamatan, didapat bahwa bakteri berbentuk batang seperti rantai. Ada yang menyerupai rantai
putus-putus dan ada pula yang menyerupai rantai bersambung.
7. Kesimpulan
a) Bakteri E Coli merupakan bakteri gram negatif.
b) Bakteri Staphylococus aereus merupakan bakteri gram positif.
c) Bakteri Bacillus merupakan bakteri gram positif.
d) Pewarnaan gram digunakan untuk membedakan bakteri gram positif dan bakteri gram negatif
berdasarkan sifat fisik kimia dinding sel bakteri.
e) Pewarnaan negatif bertujuan untuk memberi warna gelap pada latar belakang dan tidak
memberi warna pada sel bakteri. Karena pada pewarnaan negatif, pewarna yang digunakan adalah
pewarna asam dan memiliki komponenkromoforik yang bermuatan negatif.
f) Pewarnaan sederhana dilakukan ketika kita ingin mengetahui informasi tentang bentuk dan
ukuran sel bakteri.