Anda di halaman 1dari 3

Prinsip :

Tes CRP Lateks adalah tes aglutinasi geser cepat untuk pendekteksian langsung
(kualitatif)dan semi kuantitatif dari C-Reactive protein didalam serum. Reagen itu
mengandung partikel-partikel yang dipakai dengan antibody C-Reactive. Protein khusus anti-
manusia, aglutinasi yang ada dari CRP didalam serum pasien.

Presentasi :

Isi 25 Tes 50 Tes 100 Tes 150 Tes


CRP Lateks 1x1.0 ml 1x2.0 ml 1x4.0 ml 2x3.0 ml
Positive Control 1x0.5 ml 1x0.5 ml 1x1.0 ml 1x1.5 ml
Negative Control 1x0.5 ml 1x0.5 ml 1x1.0 ml 1x1.5 ml
Test Card Reuseable 1 1 2 3
Pipette/Stirrers 25 50 100 150

Komposisi:

CRP lateks : Suspensi dari partikel lateks putih dilapisi dengan antibodi C-
Reactive Protein khusus anti-manusia. Sensitivitasnya telah disesuaikan untuk mendeteksi
antara 6 mg/L dan 250 mg/L dari C-Reactive Protein. Natrium azida (sodium azide) 0.95 g/L

Positive Control : Serum manusia. Natrium azida (sodium azide) 0.95 g/L

Negative Control : Serum hewan. Natrium azida (sodium azide) 0.95 g/L

Meskipun semua komponen kami yang telah diturunkan berasal dari manusia yng
telah diuji dan ditemukan untuk menjadi negatif yang dihadirkan menjadi anti-HIV, anti-HV
serta HbsAg, itu dianjurkan bahwa mereka harus ditangani dengan hati-hati dan diperlakukan
bahwa mereka berpotensi menularkan.

Penyimpanan:

Komponen-komponen disimpan pada suhu 2-8º C. Kartu dan pipet dapat disimpan pada suhu
kamar.

Contoh :

 Stabil serum selama 48 jam pada 2-8º C


 Sampel harus bebas dari kontaminasi, haemolisis, dan lipaemia.

Peralatan Tambahan :

Teknik Rotator ditetapkan pada 100 rpm.


Prosedur Pengetesan :

1. Dibawalah reagen dan sampel pada suhu kamar.


2. Ditempatkan 50µ sampel dan 1 tetes kontrol ke dalam lingkaran terpisah pada
kartu.
3. Disuspensikan lateks dengan lembut.
4. Ditambahkan 1 tetes reagen lateks ke masing-masing lingkaran setelah sampel
yang akan diuji.
5. Dicampurkan menggunakan pipet sekali pakai atau pengaduk dan tersebar
diseluruh wilayah yang tertutup oleh cincin. Gunakan sebuah pengaduk baru
untuk maisng-masing sampel.
6. Diputar kartu pada kecepatan 100 rpm selama 2 menit.

Tes Kuantitatif :

1. Digunakan sebuah pipet semi-automatik, tambahkan 50µ dari 9g/L garam ke


2. Lingkaran 2,3,4 dan 5. Jangan menyebar garam itu.
3. Ditambahkan 50µ sampel pasien ke lingkaran 1 & 2
4. Dicampurkan garam itu dan sampel ke dalam lingkaran 2 dengan menggambar
campuran dan hati-hati untuk menghindari pembentukan gelembung.
5. Ditransfer 50µ dari lingkaran 2 ke garam yang ada di lingkaran 3
6. Dilakuka pengenceran serial dengan cara yang sama hingga lingkaran terakhir,
lalu dibuang 50µ di akhir
7. Digunakan pipet/pengaduk, menyebarkan sampel yang diencerkan ke seluruh
wilayah setiap lingkaran dari mulai lingkaran 5 dan bekerja mundur untuk
sampel rapi dalam lingkaran 1
8. Dilanjutkan seperti tes kualitatif dari langkah 2

Kontrol Kualitas (QC) :

Setiap menjalankan tes harus divalidasi dengan kontrol positif dan kontrol negatif

Pembacaan dan Interpretasi :

 Pemeriksaan mikroskopis untuk mengetahui ada tidak adanya gumpalan atau


aglutinasi dalam 1 menit dari pengeluarannya alat pemutar.
 Hasil positif- adanya aglutinasi menunjukan tingkat dari ≥6 mg/L
 Hasil negatif-tidak adanya aglutinasi akan menunjukan tingkat CRP <6 mg/L
 Tingkat normal pada dewasa -> 6 mg/L
 Seri positif dapat dititrasi. Untuk titrasi membuat seri pengenceran dua kali lipat
dalam 9 g/L garap seperti yang ditunjukkan dalam prosedur tes kuantitatif.
 Titrasi serum itu didefinisikan sebagai pengenceran tertinggi menunjukkan aglutinasi
makroskopis. Konsentrasi CRP perkiraan dalam bentuk yang mungkin diperoleh
mengaihkan titer dengan batas sensitivitas – 6 mg/L
Pengenceran CRP mg/L
Rapi 6
1:2 12
1:4 24
1:8 48
1:16 96

Catatan : CRP telag terdeteksi dalam serum yang diperoleh dari anak-anak dan dewasa yang
tampak sehat. Nilai rata-rata yang dilaporkan berkisar dari 0.1 mg/L pada bayi baru lahir
sampai 0.5 mg/L orang dewasa. Tingkat CRP dapat meningkatkan secara signifikan diatas
tingkat normal denngan timbulnya stimulus inflamasi substansial.

Keterbatasan Prosedu:

 CRP ditingkatan 1 atau 1 di atas dapat menyebabkan hasil negatef palsu karna efek
prozone.
 Diagnose akhir tidak harus modus pada hasil tes tunggal tetapi hasil harus didasarkan
pada hasil yang benar dengan temuan klinis lainnya

Catatan :

1. Sensitivitas tes dapat dikurangi pada suhu rendah. Hasil terbaik karena efek prozone.
2. Keterlambatan membaca hasil mungkin karena terlalu tinggi dari tingkat CRP

Referensi :

1. Tillet WS and Francis TJ. Expo 52:561 (1930)


2. Singer JM et al. Jornaul Med 1956; 888-892
3. Amos RS et al. Br Med Journal 1:195 – 197(1977)
4. Pepys MB et. Al. Lancet. 1:653-660 (1981)
5. Pepoys MB et al. Adc Immuno 34:13 – 149 (1983)
6. Kidmark CO Scand J.L Clin Lab inverest 2900-4907 (1192)

Anda mungkin juga menyukai