Kelas : EL – 5A
NIM : 0905031035
Kelompok : IV (Empat)
5. Witri Utari
2. Ir.Ashuri, MT
Nilai :
i
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................................................i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................ ii
MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR 4 ........................................................................................... 1
1. TUJUAN ......................................................................................................................................... 1
2. LANDASAN TEORI ...................................................................................................................... 1
3. ALAT DAN BAHAN ..................................................................................................................... 2
4. LANGKAH KERJA........................................................................................................................ 3
5. PERTANYAAN dan TUGAS ......................................................................................................... 4
6. TABEL PERCOBAAN ................................................................................................................... 5
6.1. Tabel 1. Data R belitan pada hubungan bintang (Y) ............................................................... 5
6.2. Tabel 2.Data R belitan rotor pada hubungan Delta ................................................................ 5
6.3. Tabel 3. Percobaan pada hubungan Bintang ........................................................................... 5
6.4. Tabel 4. Percobaan pada hubungan Delta ............................................................................... 6
7. ANALISA DAN JAWABAN PERTANYAAN ............................................................................. 8
8. KESIMPULAN ............................................................................................................................. 12
ii
MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR 4
1. TUJUAN
2. LANDASAN TEORI
Torsi starting adalah sulit diukur secara langsung, peralatan Torsi meter khusus
diperlukan. Pada kasus ini dapat digunakan metode pengukuran tidak langsung yang
torsi meternya tidak perlu digunakan.
Pada motor induksi terdapat daya yang dialirkan dari stator ( 1 ) ke rotor ( 2 ) yang
didapat dari :
dengan;
𝑃12 = 𝜔1 × 𝑀
𝜔1 = kecepatan kaku sinkron (singkron)
M = Torsi celah udara
Daya shaft dari motor didapat dari :
𝑃2 = 𝜔2 × 𝑀
Dengan;
𝜔2 = kecepatan kaku dari shaft
Selama arus starting motor pada keadaan besar, pengukuran dikeluarkan pada
tegangan yang direduksi dan hasilnya kemudian dihitung untuk mendapatkan arus
starting pada tegangan dasar ( rating ).
1
3. ALAT DAN BAHAN
2
4. LANGKAH KERJA
Diagram Rangkaian
rpm U2 V2 W2
F2
A A
MV 123
G TG M
M
F1
U1 V1 W1 DY0
+ - S
0-220 V
RB P
R S T
3
Langkah kerja rangkaian untuk percobaan ini adalah :
4
6. TABEL PERCOBAAN
6.1.Tabel 1. Data R belitan pada hubungan bintang (Y)
RR S RS T RRT R AV (Ohm)
R S
R S
Rrata rata
R AV
2
3 R1 I 1
2
P1cu
P12 3 P P1cu
M st P12 /
2 1500
60
5
6.4.Tabel 4. Percobaan pada hubungan Delta
Measure Values Calculated Values
𝐼1 (ampere) U(Volt) 𝑃1 (Watt) 𝑅1 ( 𝑂ℎ𝑚 ) P1cu (Watt) 𝑃2 (Watt) M st (Nm)
R S
Ry RX R yX
R
Ry RX Ry RX
2
112
P1CU 3 R1
3
P12 3 P P1CU
M st P12 /
2 1500
60
6
Catatan :
Name Plate :
Pn = 1,5 kW
In = 6,6/3,8 Ampere
N = 1415 Rpm
Cos = 0,79
IP 54
IP 54 = (Index Protection)Perlindungan terhadap debu dan terlindung dari air yang datang
dari Segala arah.
7
7. ANALISA DAN JAWABAN PERTANYAAN
TABEL 1 . Dalam hubungan bintang
10.2
= 2
= 5.1 Ω ( sama nilainya untuk ketiga fasanya )
𝑉𝐿
𝑉𝑝ℎ =
√3
91.7
= 52.943 𝑉 karena dalam hubungan bintang sehingga :
√3
IL = Iph
P1 = √3 x Iph x Vph
= √3 𝑥 3.8 𝑥 52,943
= 348,459 𝑊𝑎𝑡𝑡 ≈ 350 𝑊𝑎𝑡𝑡 (𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘𝑎𝑛 )
P1CU = 3 x R1 x I1 2
= 3 𝑥 5,1 𝑥 3,82
= 220,932 𝑊𝑎𝑡𝑡 ( 𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑡𝑎𝑡𝑜𝑟 )
𝑃2 = 𝑃1 𝑥 3 − 𝑃1𝐶𝑈
= ( 350 𝑥 3 ) − 220,932
𝑃2
𝑀𝑠𝑡𝑦 =
𝜔
𝑃2
=
2 𝜋 𝑥 1500
60
60
= 𝑃2 𝑥 2 𝜋 𝑥 1500
60
= 829,068 𝑥
2 𝜋 𝑥 1500
= 5,27 𝑁 𝑚
8
TABEL 2 . Dalam hubungan delta
3 𝑥 3,5
= 2
= 5.25 Ω ( besarnya tahanan kumparan disetiap fasanya )
𝑉𝐿 = 𝑉𝑝ℎ
𝐼𝐿
𝐼𝑝ℎ =
√3
6,6
= 3,810 𝑉 karena dalam hubungan delta sehingga :
√3
P1 = √3 x Iph x Vph
= √3 𝑥 3.810 𝑥 53,9
= 355,740 𝑊𝑎𝑡𝑡 ≈ 375 𝑊𝑎𝑡𝑡 (𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘𝑎𝑛 )
P1CU = 3 x R1 x I1 2
= 3 𝑥 5,25 𝑥 3,8102
= 228,69 𝑊𝑎𝑡𝑡 ( 𝑟𝑢𝑔𝑖 𝑡𝑒𝑚𝑏𝑎𝑔𝑎 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑠𝑡𝑎𝑡𝑜𝑟 )
𝑃2 = 𝑃1 𝑥 3 − 𝑃1𝐶𝑈
= ( 375 𝑥 3 ) − 228,69
𝑃2
𝑀𝑠𝑡𝑦 =
𝜔
𝑃2
=
2 𝜋 𝑥 1500
60
60
= 𝑃2 𝑥
2 𝜋 𝑥 1500
60
= 896,31 𝑥
2 𝜋 𝑥 1500
= 5,71 𝑁 𝑚
9
A . Untuk hubungan bintang, saat starting pada tegangan penuh.
𝑉𝐿 = 𝑉𝑝ℎ 𝑥 √3
220 = 𝑉𝑝ℎ 𝑥 √3
𝑃1 = √3 𝑥 𝐼𝑝ℎ 𝑥 𝑉𝑝ℎ
= √3 𝑥 9,3 𝑥 127
= 2045,725 𝑊𝑎𝑡𝑡
= 1323,297 𝑊𝑎𝑡𝑡
𝑃2 = 3 𝑥 𝑃1 − 𝑃1𝐶𝑈
= ( 3 𝑥 2045,725 )– 1323,297
= 4813,878 𝑊𝑎𝑡𝑡
60
𝑀𝑠𝑡𝑦 = 𝑃2 𝑥 2 𝜋 𝑥 1500
60
= 4813,878 𝑥
2 𝜋 𝑥 1500
10
B . Untuk hubungan delta, saat starting pada tegangan penuh
𝐼𝐿
𝐼𝑝ℎ =
√3
27
=
√3
𝑃1 = √3 𝑥 𝐼𝑝ℎ 𝑥 𝑉𝑝ℎ
= √3 𝑥 15,59 𝑥 220
= 5940 𝑤𝑎𝑡𝑡
= 3828,007 𝑤𝑎𝑡𝑡
𝑃2 = 3 𝑥 𝑃1 − 𝑃1𝐶𝑈
= ( 3 𝑥 5940 )– 3828,007
= 13991,993 𝑤𝑎𝑡𝑡
60
𝑀𝑠𝑡𝑦 = 𝑃2 𝑥 2 𝜋 𝑥 1500
60
= 13991,993 𝑥
2 𝜋 𝑥 1500
= 89,07 𝑁 𝑚 adalah torsi starting pada tegangan penuh.
11
8. KESIMPULAN
Dari percobaan, torsi beban penuh pada hubungan bintang dan delta yaitu hampir
sama. Untuk 𝑀𝑠𝑡𝑌 = 5.27 𝑁 𝑚 dan 𝑀𝑠𝑡∆ = 5.71 𝑁 𝑚
Seharusnya kedua torsi diatas bernilai sama, namun perbedaan nilai tersebut mungkin
disebabkan kurang akuratnya pembacaan alat ukur maka terjadi perbedaan nilai.
Kenaikan terjadi sampai 6 kali pada hubungan bintang, sementara pada hubungan delta
sampai 15 kali jika diberikan tegangan penuh. Hali ini dibuktikan dari data percobaan motor
induksi rotor sangkar 2 dengan mengambil nilai arus asut dari masing-masing hubungan yang
dipakai tegangan penuh yaitu :
Dari sini juga dibuktikan bahwa dengan memakai metode starting. bintang-delta akan
didapat arus asut yang kecil dan torsi kerja yang besar
Namun pada percobaan kali ini,pada pengukuran didapat daya pada hubungan bintang
sama dengan daya pada hubungan delta.
Seharusnya menurut buku yang kami pelajari bahwa daya hubungan delta adalah tiga
kali daya pada hubungan bintang. Hal ini yang membuat kami bingung.
12