Anda di halaman 1dari 10

Jangka sorong adalah alat ukur yang banyak digunakan dalam berbagai industri baik industri kecil ataupun

industri besar. Dengan menggunakan jangka sorong / caliper kita mendapatkan kontrol ukuran dan dimensi
yang presisi dan akurat karena alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus milimeter. jangka
sorong terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian bergerak.

Jangka sorong / caliper ada 2 jenis, yaitu versi digital dan versi analog. Tentu saja jangka sorong
/ caliper yang versi digital lebih baik dibandingkan dengan versi analog karena bisa mengurangi
tingkat kesalahan dari operator dalam melakukan kegiatan pengukuran. Dengan adanya
kemajuan teknologi, saat ini jangka sorong dengan display digital sudah banyak dijual di pasaran
menggantikan yang versi analog.

Bagian Jangka Sorong / Caliper :

1. Gigi luar
Bagian ini berfungsi untuk mengukur bagian suatu benda dengan cara diapit.
2. Gigi dalam
Bagian ini berfungsi untuk mengukur sisi dalam suatu benda dengan cara diulur
(misalnya : lubang pipa)
3. Pengukur kedalaman
Bagian ini berfungsi untuk mengukur suatu lubang / celah suatu benda dengan cara
menancapkan bagian pengukur. Bagian ini terletak didalam pemegang.
4. Ukuran utama
Bagian ini berfungsi untuk membaca hasil pengukuran dalam satuan cm untuk versi yang
analog.
5. Ukuran sekunder
Sama dengan ukuran utama tetapi dengan satuan inch.
6. Patokan pembacaan skala utama.
Berfungsi sebagai patokan pembacaan skala dengan satuan cm.
7. Patokan pembacaan skala sekunder (inch)
Berfungsi sebagai patokan pembacaan skala dengan satuan inch.
8. Untuk menghentikan atau melancarkan geseran pengukuran.

Sebagai alat ukur, tentunya alat ini mempunyai kecenderungan dalam bergeser dari skala
semestinya. sehingga sangat penting dilakukan kalibrasi sehingga hasil pengukuran yang
dilakukan dengan jangka sorong / caliper ini tetap akurat.

Jangka sorong adalah alat ukur yang memiliki ketelitian dapat mencapai seperseratus
millimeter. Pada versi analog, umumnya tingkat ketelitian adalah 0.05mm untuk jangka sorang
dibawah 30 cm dan 0.01 untuk yang diatas 30cm.

Seperti halnya dengan alat ukur mekanik dan digital lainnya, jangka sorong memiliki dua skala.
yaitu skala utama dan skala nonius. Skala utama terdapat pada batang jangka, sedangkan nonius
adalah skala yang mengapit batang dari jangka sorong tersebut.

Terdapat dua skala nonius, skala nonius yang digunakan untuk mengukur ketebalan dan diameter
dalam suatu benda. namun dalam bahan ini kami hanya membicarakan penggunaan jangka
sorong untuk mengukur keteblan benda, oleh karena itu nonius yang digunakan adalah nonius
1/20 bukan nonius 1/128.

pada gambar tersebut diatas, diperoleh hasil pembacaan dari mengukur sebuah objek. adapun
cara pembacaanya adalah sebagai berikut:
1. Jepit benda pada rahang jangka sorong dan pastikan mengunci jepitan (terdapat pada
bagian skala nonius 1/128) agar nilai ukur tetap.
2. Perhatikan dan baca skala (dalam cm) pada batang jangka (skala utama), lihatlah angka
yang dicapai oleh benda ukur yang tentunya dibatasi oleh nilai nol pada skala nonius.
3. Lihat garis skala pada nonius (nonius x 1/100 cm), cari skala utama dan skala nonius
yang berinpit (0,07 cm)
4. Pada gambar, kelihatanya nilai tertera pada skala utama adalah 2,5, bukan 2,4
(benarkah?), perhatikan skala 2,5 tidak tepat berimpit dengan 0 skala nonius oleh karena
itu, hasil bacanya dalah 2,4 cm. jika nilai 2,5 tepat berimpit, maka kita tidak perlu lagi
mencari skala noniusnya melainkan langsung menuliskan hasil pembacaannya adalah 2,5
cm.
5. Hasil pembacaan adalah (SU + SN) sama dengan 2,4 + 0,07 = 2,47 cm
6. Untuk hasil pelaporan pada pengukuran tunggal adalah (hasil pengukuran +/- (SN x
nst), nst adalah nonius skala terkecil/batas alat ukur benda) dalam hal ini jangka sorong
yang digunakan ber-nst 0,01 cm
7. Sedangkan pelaporan untuk pengukuran berulang, cara pembacaanya adalah sama dengan
pembacaan pada mikrometer sekrup.

Untuk mengukur diameter dalam benda, pembacaannya sama saja dengan mengukur ketebalan
benda. yang berbada adalah nunius yang digunakan.

Berikut ini cara menentukan ketelitian dari sebuah vernier caliper atau Jangka Sorong atau
Sketmat :

1. Jangka Sorong dengan Ketelitian 0,02 mm

Pada gambar diatas terbaca 49 Skala Utama = 50 Skala Nonius


Jadi besarnya 1 skala nonius = 1/50 x 49 Skala Utama = 0,98 Skala Utama
Maka : Ketelitian dari jangka sorong tersebut adalah = 1 – 0,98 = 0,02 mm
Atau : Ketelitian jangka sorong itu adalah : 1 bagian Skala utama itu, dibagi sebanyak jumlah
skala nonius = 1/50 = 0,02 mm

2. Jangka Sorong dengan ketelitian 0,05 mm


Pada gambar diatas terbaca 39 Skala Utama = 20 Skala Nonius
Jadi besarnya 1 skala nonius = 1/20 x 39 Skala Utama = 1,95 Skala Utama
Maka : Ketelitian dari jangka sorong tersebut adalah =2 – 1,95 = 0,05 mm
Atau : Ketelitian jangka sorong itu adalah : 1 bagian Skala utama itu, dibagi sebanyak jumlah
skala nonius = 1/20 = 0,05 mm

3. Jangka Sorong dengan ketelitian 0,1 mm

Pada gambar diatas terbaca 9 Skala Utama = 10 Skala Nonius


Jadi besarnya 1 skala nonius = 1/10 x 9 Skala Utama = 0,9 Skala Utama
Maka : Ketelitian dari jangka sorong tersebut adalah =1 – 0,9 = 0,1 mm
Atau : Ketelitian jangka sorong itu adalah
Buka rahang geser jangka sorong ke sebelah kanan untuk memudahkan memasukkan benda yang
akan diukur.

Geser lagi rahang ke sebelah kiri dengan rapat agar mendapatkan hasil pengukuran yang optimal.

Ada dua angka NOL pada jangka sorong di bawah. Yang pertama pada skala atas (ujung kiri),
yang kedua di baris bawahnya agak ke tengah.

Perhatikan garis pertama sebelum angka NOL yang bawah. setelah angka 1 adalah 1,1, kemudian
1,2, 1,3 dan seterusnya. Sehingga disini kita dapat angka 1,2.

Perhatikan garis yang berhimpit antara skala atas dan skala bawah, cari yang nyambung dengan
lurus garis atas dan bawahnya. Di contoh didapat angka 6 atau sesungguhnya 0,06 .
Jumlahkan dua angka yang di dapat tadi.

Bagaimana Cara Penyajian atau Pelaporan Data pada Hasil Pembacaan Jangka Sorong?
Seperti telah disebutkan di atas, ketelitian jangka sorong atau skala terkecil jangka sorong adalah
0,01 cm. Misalkan dari sebuah pengukuran yang dilakukan diperoleh nilai panjang sebuah pelat
besi adalah 1,48 cm. Angka ini, yang diperoleh dari hasil pengukuran tadi, masih dipandang
sebagai nilai pendekatan saja. Jadi nilai "aslinya" panjang pelat besi berapa, belum tahu juga
karena jika diukur dengan alat yang lebih teliti lagi akan diperoleh hasil yang berbeda.

Maka penyajian atau pelaporan datanya adalah :


(1,48 ± 0,005) cm

atau seperti berikut juga boleh, menyesuaikan jumlah desimal depan dan belakangnya:
(1,480 ± 0,005) cm
dan bukan seperti berikut:
(1,48 ± 0,01 ) cm

Jadi cara pelaporan data hasil pengukuran adalah:

L=x±Δx

Dimana x adalah hasil yang nampak di pengukuran kita, dengan Δx adalah ketidakpastiannya
atau bahasa gampangnya kurang lebihnya, dimana Δx = 1/2 × ketelitian alat.

Sebagai contoh jangka sorong di atas, ketelitiannya atau skala terkecilnya adalah 0,01 cm,
sehingga

Δ x = 1/2 × 0,01 cm = 0,005 cm.

Coba sekali lagi,.. ga pake benda langsung digeser saja ya, kalo yang begini ini panjang
bendanya berapa? Sebagian angka tertutup ndhak keliatan.

Salaah,..panjang benda bukan 2,45 cm,... kita tak tau panjang bendanya, org ndhak ada bendanya
gitu lho,....he2
Jangka Sorong, Pengertian dan Cara Kerjanya

Jangka Sorong, Pengertian dan Cara Kerjanya


1. Pengertian :

Jangka sorong ialah alat ukur yang ketelitiannya hingga seperseratus milimeter. Terbagi
menjadi dua bagian, bagian diam dan bagian bergerak. Pembacaan hasil pengukuran sangat
bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna maupun alat. Beberapa produk keluaran
terbaru telah dilengkapi dengan display digital. Pada versi analog, umumnya tingkat ketelitian
adalah 0.05mm untuk jangka sorang dibawah 30cm dan 0.01 untuk yang di atas 30cm.

2. Kegunaan/Fungsi :

 Dipakai untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit.
 Dipakai untuk mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara tancapkan
bagian pengukur. Bagian pengukur tidak terlihat pada gambar karena berada di sisi pemegang.
 Dipakai untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada pipa,
maupun lainnya) dengan cara diulur.

3. Cara Menggunakan/Mengukur :

a. Mengukur diameter dalam :

 Geser rahang jangka sorong sedikit kekanan.


 Letakkan benda/gelas yang akan diukur sehingga kedua rahang jangka sorong dapat masuk ke
dalam benda/gelas tersebut.
 Geser rahang kekanan hingga kedua rahang jangka sorong menyentuh kedua dinding dalam
benda/gelas yang diukur.

b. Mengukur diameter luar :

 Geser rahang jangka sorong kekanan sehingga benda yang diukur dapat masuk diantara kedua
rahang (antara rahang geser dan rahang tetap).
 Taruh benda yang akan diukur diantara kedua rahang.
 Geser rahang kekiri sedemikian sehingga benda yang diukur terjepit oleh kedua rahang.

c. Mengukur kedalaman :

 Taruh benda yang akan diukur dalam posisi berdiri tegak. Contoh gelas.
 Putar jangka (posisi tegak) kemudian letakkan ujung jangka sorong ke permukaan tabung yang
akan diukur dalamnya.
 Geser rahang jangka kebawah sehingga ujung batang pada jangka sorong menyentuh dasar
gelas.
 Catat hasil pengukuran.

4. Tingkat Ketelitian :

Ketelitian dari jangka sorong adalah setengah dari skala terkecil. Jadi ketelitian jangka sorong
adalah : Dx = ½ x 0,01 cm = 0,005 cm.

5. Cara Membaca Skala dan Hasil :

a. Perhatikan skala utama, lihat nilai yang terukur yang lurus dengan angka nol di skala nonius.
dapat menunjukkan posisi berhimpit dengan garis pada skala utama bisa juga tidak. Jika tidak
ambil nilai skala utama yang terdekat di kirinya. Pada tahap ini anda harus hitung dahulu baru
mendapatkan ketelitian sampai 1 mm.
b. Amati Skala nonius, carilah angka pada skala nonius yang berhimpit dengan garis di skala
utama. Pengukuran ini memiliki ketelitian hingga 0,1 mm.
c. Lalu jumlahkan Skala utama dengan Skala nonius.

6. Bagian-bagian :

a. Internal jaws (rahang dalam) adalah : bagian yang fungsinya untuk mengukur dimensi bagian
dalam.
b. External Jaws (rahang luar) merupakan bagian yang fungsinya untuk mengukur dimensi luar.
c. Locking Screw (baut pengunci) merupakan bagian yang fungsinya untuk pengunci rahang.
d. Imperial Scale merupakan Skala dalam satuan inci.
e. Metric Scale merupakan Skala dalam satuan milimeter.
f. Depth Measuring Blade merupakan Batang pengukur kedalaman.

7. Cara Kalibrasi :

a. Bersihkan jangka sorong dari kotoran yang menempel.


b. Longgarkan baut pengunci jangka sorong.
c. Geser rahang caliper dan rahang geser sehingga saling berhimpit.
d. Lakukan pembacaan kalibrasi seperti berikut ini :
 Strip Angka NOL (0) awal pada Skala Geser tepat segaris strip Angka NOL (0) pada Skala Utama.
 Strip Angka NOL (0) akhir pada Skala Geser tepat segaris salah satu strip pada Skala Utama.

e. Jika kondisi tersebut tidak terpenuhi, maka lakukan hal berikut :

 Jika pembacaan kalibrasi melebihi nilai seharusnya, yang artinya Strip 0 awal pada Skala Geser
melewati Strip 0 pada Skala Utama, solusinya yaitu bersihkan kembali Jangka Sorong terutama
dari debu dan karat pada bagian-bagian yang bergeser.

 Jika pembacaan kalibrasi kurang dari nilai seharusnya, yang artinya Strip 0 awal pada Skala Geser
belum mencapai Strip 0 pada Skala Utama, maka lakukanlah pembacaan selisih pergeseran
tersebut dengan mencari strip pada Skala Geser yang segaris dengan strip pada Skala Utama.
Bacalah selisih pergeseran tersebut dengan hitungan mundur. Yang artinya jika strip pada Skala
Geser yang segaris dengan strip pada Skala Utama menampilkan angka 0.85 mm, maka selisih
pergeseran tersebut adalah 0.15 mm dari Nilai 0 Skala Utama. Kemudian jika alat tersebut
dipakai untuk mengukur, maka hasil pengukuran harus ditambah dengan 0.15 mm.

f. Alat ukur Jangka Sorong siap untuk digunakan.

8. Nama Lain :

 SIGMAT,
 Vernier Kaliper.

9. Jenis-jenis :

 Jangka Sorong digital.


 Jangka Sorong analog.

10. Cara Merawat :

a. Tempatkan pada tempat semula setelah digunakan.


b. Hindarkan dari benturan keras atau kemungkinan terjatuh.
c. Ujung-ujung rahang ukur maupun sisi-sisi ukur harus dipelihara atau dijaga jangan sampai
cacat.
d. Bersihkan debu atau kotoran sebelum dan sesudah pemakaian dengan kain bersih dan halus.
e. Lumasi permukaan peluncur dan bagian lainnya dengan sedikit minyak pelumas sesudah
pemakaiannya.
f. Penyimpanan yang baik harus bebas dari sinar matahari langsung dan kelembapan tinggi.

11. Skala Utama / Skala Nonius :

Sepuluh skala utama memiliki panjang 1 cm, yang artinya jarak 2 skala utama yang saling
berdekatan adalah 0,1 cm. Sedangkan sepuluh skala nonius mempunyai panjang 0,9 cm, dengan
kata lain jarak 2 skala nonius yang saling berdekatan adalah 0,09 cm. Jadi beda satu skala utama
dengan satu skala
nonius adalah 0,1 cm – 0,09 cm = 0,01 cm atau 0,1 mm. Maka skala terkecil dari jangka sorong
adalah 0,1 mm atau 0,01 cm.

Anda mungkin juga menyukai