Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

AFIKS

diajukan untuk memenuhi tugas

MK Morfologi oleh:

Nidde Puspita S.Pd, M.Pd

Oleh:

Iis Lidia Utami

Npm: 191025377002

Hapis Ariza

Npm: 191025377005

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)

MUHAMMADIYAH, SUNGAI PENUH 2019/2020

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada kelompok kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah
kelompok kami dapat menyelesaikan makalah berjudul Afiks (imbuhan) tepat waktu.

Makalah Afiks disusun guna memenuhi tugas Nidde Puspita S.pd. M.pd pada
Morfologi di STKIP Muhammadiyah. Selain itu, kelompok kami juga berharap agar makalah
ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang imbuhan.

Kelompok kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu selaku dosen
mata kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
terkait bidang yang ditekuni kelompok kami.

Kelompok kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.

Kerinci, Jumat 20 November 2020

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Bab I Pendahuluan:

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

Bab II Penjelasan:

A. Macam-Macam Imbuhan

B. Fungsi Imbuhan

C. Makna AfiksAfiks

Bab III Penutup:

A. Kesimpulan

Daftar Pustaka

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam bahasa Indonesia, imbuhan (afiks) penting sekali dan menentukan arti. Imbuhan itu
banyak dan tiap imbuhan memberikan banyak kemungkinan arti atau makna. Mempergunakan
imbuhan tidak semudah yang disangka, itu sebabnya harus dipelajari apa arti dan fungsi tiap
imbuhan.

Imbuhan dalam bahasa Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar, apalagi dewasa ini.
Bentuk yang banyak kita jumpai dewasa ini dahulu tidak dapat dalam bahasa melayu sebagai
bahasa asal bahasa Indonesia; misalnya: pertunggung jawaban, keterbelakangan, ketidak
serasian.

Imbuhan (afiks) adalah suatu bentuk linguistik yang di dalam suatu kata merupakan unsur
langsung yang bukan kata dan bukan pokok kata melainkan mengubah leksem menjadi kata
kompleks, artinya mengubah leksem itu menjadi kata yang mempunyai arti lebih lengkap.

B. Rumusan Masalah

Berdeasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang akan dibahas adalah:

1. Jelaskan macam-macam imbuhan!

2. Apa fungsi imbuhan?

3. Apa makna imbuhan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui imbuhan.

2. Untuk mengetahui fungsi imbuhan.

3. Untuk mengerti makna dari imbuhan.

3
BAB II

PEMBAHASAN
A. Macam-macam Imbuhan

Ditinjau dari posisi terhadap untuk dasarnya imbuhan dibedakan atas 4 macam yaitu:

1. Prefiks

Proses awalan (prefiks) ini di sebut prefiksasi. Berdasarkan pertumbuhan bahasa yang terjadi,
maka awalan dalam bahasa indonesia dibagi menjadi dua macam, yaitu imbuhan asli dan
imbuhan serapan, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing.

Imbuhan asli di, me, ke, ter, pe, per, se, ber, dan dijelaskan dalam contoh :

· di- : diambil, dicuri, didengar, dipaksa, dimakan

· memper- : memperbanyak, memperindah, memperkecil, memperistri

· ber- : berdiri, berlari, bertamu, berjalan

· per- : perpanjang, percantik, persempit, perlebar, perkecil

· pe- : pedagang, pelari, petinju, peternak, pekebun, petenis

berikut imbuhan serapan dari bahasa asing yang jarang kita sadari:

·a : amoral dan asocial. Awalan ini mengandung arti ‘tidak’ atau

‘tidak ber’.

· multi : multipartai. Awalan ini artinya ‘banyak’

· anti : antikomunis, antipemerintah, antikarat yang maknanya

bertentangan atau melawan

· mikro : mikroorganisme. Awalan ini bermakna ‘kecil’

· non → contohnya pada kata non fiksi, non akademik. Awalan ini artinya ’bukan’

2. Infiks

Yaitu Imbuhan yang terletak didalam kata. Jenis imbuhan ini tidak produktif, karena
pemakaiannya terbatas hanya pada kata-kata tertentu. Jadi hampir tidak mengalami
pertambahan secara umum. Sisipan terletak pada suku pertama kata dasarnya, yang
memisahkan konsonan pertama dengan vokal pertama suku tersebut. Prosesnya imbuhan kata
tersebut di sebut infiksasi. Imbuhan yang berupa sisipan seperti: -er-, -el-, -em- dan -in.

· el- : telunjuk,pelatuk

4
· er- : seruling, gerigi

· em- : temali, kemuning, kemilau,

· in- : kinerja, sinambung,tinambah

3. Sufiks (akhiran) melekat di belakang bentuk dasar.

Yaitu imbuhan yang terletak pada akhir kata. Dalam proses pembentukan kata ini tidak pernah
mengalami perubahan bentuk. Proses pembentukannya disebut sufiksasi. Akhiran terdiri dari
kan, an, i, nya, man, wati, in, wi, kah dan lain-lain

· -kah : bagaimanakah, apakah, siapakah

· -kan : ambilkan, siapkan, tuliskan

· -an : makanan, minuman, akhiran

· -i : temani, sadari, renungi

· -nya : ibunya, temannya, anaknya

· -man : seniman

· -wati : seniwati

· -in : hadirin

· -wi : manusiawi

4. Konfiks

Yaitu gabungan prefiks dan sufiks yang dilekatkan sekaligus pada awal dan akhir kata.
Imbuhan ini terdiri dari ber-an, pe-an, ke-an, se-an.

· Ber-an : berdatangan, berkenalan

· Pe-an : pegunungan, pedalaman

· Ke-an : kedatangan, keterlambatan

· Ter-an : terselesaikan

· Me-kan : memanfaatkan

Kombinasi afiks (klofiks)

Yaitu gabungan prefiks dan sufiks yang ditambahkan pada kata dasar tidak sekaligus.
Misalnya :

· ber-an : berpakaian

Pakai-pakaian-berpakaian

5
· member-kan : memberlakukan

Laku-berlaku-berlakukan-memberlakukan

5. Simulfiks

Yaitu afiks yang disamakan dengan ciri-ciri segmental yang dileburkan pada kata dasarnya.
Fungsinya ialah membentuk verba atau memverbakan nomina, adjectiva atau kelas kata yang
lain menjadi kata kerja. Misalnya :

· kopi → ngopi

· sate → nyate

· kebut → ngebut

· tulis → nulis

6. Superfiks

Yaitu afiks yang dimanifestasikan dengan ciri-ciri suprasegmental atau afiks yang
berhubungan dengan morfem suprasegmental.

Contohnya:

Dalam bahasa inggris kata ‘discount’ → dis’count

Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia tidak memiliki suprafiks.

6. Interfiks

Yaitu suatu jenis infiks yang muncul di antara dua unsur. Dalam bahasa indonesia interfiks
terdapat pada kata-kata bentukan baru, misalnya –n- dan –o-

Contoh:

· Indonesia-logi → Indonesianologi

· Jawa-logi- → Jawanologi

7. Transfiks

Yaitu afiks yang berwujud vocal-vokal yang diimbuhkan pada keseluruhan dasar. Dalam
bahasa Indonesia tidak ditemukan adanya transfiks, antara lainnya dalam bahasa arab.

Contohnya:

· f-r-h yang artinya (senang) + a-a-a → farraha (menyenangkan)

· m-d-d yang artinya (memanjangkan) + a-a-a → maddada (memanjang-manjangkan)

· k-f-r yang artinya (mengkafiri) + a-a-a → kaffara ( menisbatkan kekafiran)

6
Ditinjau dari kemampuan untuk menghasilkan bentuk jadian, imbuhan dibedakan atas
imbuhan produktif dan imbuhan improduktif.

Imbuhan produktif mampu menghasilkan banyak bentuk jadian, sedangkan imbuhan


improduktif tidak banyak menghasilkan bentuk jadian.

Ditinjau dari bahasa asalnya, imbuhan dibedakan atas imbuhan asli dan imbuhan serapan.
Imbuhan serapan adalah imbuhan yang diserap dari bahasa asing atau bahasa daerah.

B. Fungsi Imbuhan

Yang dimaksud dengan fungsi imbuhan (afiks) adalah peranan imbuhan dalam pembinaan,
penentuan, atau perubahan kelas kata.

Contoh:

1. ber + telur = bertelur

KB KK

2. ber + lari = berlari

KK KK

3. ber + satu = bersatu

K. Bil KK

Pada contoh (1) prefiks ber – berfungsi membentuk kata kerja dari bentuk dasar kata benda,
dengan kata lain prefiks ber- berfungsi mengubah kata benda menjadi kata kerja.

Pada contoh (2) prefiks ber- berfungsi membentuk kata kerja dari bentuk dasar kata kerja.

Pada contoh (3) prefiks ber- berfungsi membentuk kata kerja dari bentuk dasar kata bilangan.

C. Makna Afiks

Makna afiks adalah makna gramatikal yang timbul setelah suatu afiks melekat pada suatu
bentuk dasar.

Contoh:

A). bertelur ’ menghasilkan telur’

B). berlari ‘melakukan’

C). bersatu ‘menjadi satu’

7
Pada contoh (1) prefiks ber- bermakna ‘menghasilkan’. Pada contoh (2) prefiks ber- bermakna
‘ melakukan tindakan yang tersebut pada bentuk dasarnya’. Pada contoh (3) prefiks ber-
bermakna ‘menjadi’.

Berikut ini dikemukakan beberapa afiks beserta fungsi dan maknanya.

1. Prefiks di-, berfungsi membentuk verba pasif. Subjek dari predikat kata berawalan di-
menjadi sasaran tindakan,

Contoh: dibeli, diaqmbil, dijual.

2. Prefiks ber-, berfungsi membentuk verba. Maknanya antara lain sebagai berikut:

a). ‘mempunyai’, contoh: beruang,beristri, berbulu

b). ‘memakai’ contoh: berbaju, bersepatu, bercelana

c). ‘saling’ contoh: bergandengan, bersalaman

3. Prefik me-,pada umumnya berfungsi membentuk verba aktif. Kadang-kadang dapat pula
membentuk adjektiva. Maknanya antara lain sebagai berikut:

a). ‘ melakukan tindakan seperti tersebut dalam bentuk dasarnya’, contoh: menulis, menanam,
menolak

b). ‘menjadi’ contoh: menyatu, menguning, memutih

4. Prefiks ke-, berfungsi membentuk nomina, kata bilangan kelompok, dan kata bilangan
bertingkat.Sebagai bentuk nomina prefiks ke- bermakna:

a). ‘yang di...i’, contoh: kekasih

b). ‘ di...kan’, contoh: ketua

5. Konfiks per-an, berfungsi membentuk nomina, makna per-an, antara lain adalah sebagai
berikut:

a). ‘apa yang di-...’, contoh: pengalaman, pengetahuan, pendapatan.

b). ‘proses me-...’,contoh: pernyataan, penyesuaian.

6. Sufiks –i secara umum sufiks ini berfungsi membentuk verba.secara rinci fungsi dan makna
sufiks –i adalah sebagai berikut.

a). berfungsi membentuk verba imperatif dengan makna:

- ‘perintah untuk melakukan perbuatan seperti tersebut pada bentuk dasarnya’,contoh: duduki,
tangani, sirami, datangi.

- ‘perintah untuk memberi sesuatu yang tersebut pada bentuk dasarnya’, contoh: gulai, garami,
obati, garami.

8
b). berfungsi membentuk verba transitif dengan makna:

- ‘melakukan tindakan untuk orang lain’, contoh: menangisi

- ‘kuasatif’, contoh: membasahi.

7. Sufiks –kan berfungsi membentuk verba impraktif dengan makna:

a). ‘ jadikan lebih’, contoh: lebarkan, panjangkan, kecilkan.

b). ‘ jadikan’, contoh: betulkan,rapikan, tegakkan,tentukan.

8. Sufiks –an berfungsi membentuk nomina dan adjektiva sebagai pembentuk nomina sufiks –
an bermakna sebagai berikut.

a). ‘yang di-...’, contoh: dagangan, titipan, bawaan cucian.

b). ‘alat untuk me-...’, contoh: pikulan, gantungan, timbangan.

c). ‘hasil dari perbuatan’, contoh: didikan, tulisan,lukisan.

9. Infiks yang ada dalam bahasa Indonesia hanyalah-el-,er-, dan –em-.Fungsi membentuk
kata-kata baru, dan biasanya tidak berbeda jenis katanya dengan kata dasarnya.

a). ‘ menyatakan intensitas, frekuensi, contoh: getar-gemetar, gertak-gemertak.

b). ‘ mempunyai sifat atau memiliki hal yang disebut dalam kata-kata dasar yang dilakukan,
contoh: turun-temurun, tunjuk-telunjuk.

9
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Afiks adalah morfem yang digunakan dengan cara menggabungkannya dengan morfem lain
yang merupakan bentuk dasar. Afiks juga merupakan pembentukan kata yang paling umum
dikenal.

Dalam bahasa Indonesia hanya ada lima afiksasi yaitu prefiks, sufiks, infiks, konfiks, dan
klofiks. Dalam sumber lain disebutkan bahwa imbuhan (afiks) itu ada sembilan, yaitu prefiks,
infiks, sufiks, simulfiks, konfiks, superfiks, interfiks, transfiks, dan kombinasi afiks(klofiks).

Afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada suatu satuan, baik berupa satuan tunggal
maupun kompleks untuk membentuk kata. Afiksasi juga berpengaruh dalam penurunan verba,
nomina dan adjektiva yang dapat menghasilkan makna baru.

10
DAFTAR PUSTAKA

Badudu, J.S. 1982. Pelik-pelik Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Prima.

Karef, Gorys.1969. Tata Bahasa. Jakarta: Nusa Indah.

Sugito.1996. Ebtanas dan UMPTN Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga

Alwi, Hasan, dkk.2014. Tata Bahasa baku bahasa Indonesia edisi ketiga. Jakarta: Balai
Pustaka.

Dola, Abdullah. 2011. Linguistik Khusus Bahasa Indonesia. Makassar: Badan Penerbit UNM
Makassar.

11

Anda mungkin juga menyukai