AFIKS
MK Morfologi oleh:
Oleh:
Npm: 191025377002
Hapis Ariza
Npm: 191025377005
0
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada kelompok kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah
kelompok kami dapat menyelesaikan makalah berjudul Afiks (imbuhan) tepat waktu.
Makalah Afiks disusun guna memenuhi tugas Nidde Puspita S.pd. M.pd pada
Morfologi di STKIP Muhammadiyah. Selain itu, kelompok kami juga berharap agar makalah
ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang imbuhan.
Kelompok kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu selaku dosen
mata kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
terkait bidang yang ditekuni kelompok kami.
Kelompok kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Bab I Pendahuluan:
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Bab II Penjelasan:
A. Macam-Macam Imbuhan
B. Fungsi Imbuhan
C. Makna AfiksAfiks
A. Kesimpulan
Daftar Pustaka
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam bahasa Indonesia, imbuhan (afiks) penting sekali dan menentukan arti. Imbuhan itu
banyak dan tiap imbuhan memberikan banyak kemungkinan arti atau makna. Mempergunakan
imbuhan tidak semudah yang disangka, itu sebabnya harus dipelajari apa arti dan fungsi tiap
imbuhan.
Imbuhan dalam bahasa Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar, apalagi dewasa ini.
Bentuk yang banyak kita jumpai dewasa ini dahulu tidak dapat dalam bahasa melayu sebagai
bahasa asal bahasa Indonesia; misalnya: pertunggung jawaban, keterbelakangan, ketidak
serasian.
Imbuhan (afiks) adalah suatu bentuk linguistik yang di dalam suatu kata merupakan unsur
langsung yang bukan kata dan bukan pokok kata melainkan mengubah leksem menjadi kata
kompleks, artinya mengubah leksem itu menjadi kata yang mempunyai arti lebih lengkap.
B. Rumusan Masalah
Berdeasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang akan dibahas adalah:
C. Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Macam-macam Imbuhan
Ditinjau dari posisi terhadap untuk dasarnya imbuhan dibedakan atas 4 macam yaitu:
1. Prefiks
Proses awalan (prefiks) ini di sebut prefiksasi. Berdasarkan pertumbuhan bahasa yang terjadi,
maka awalan dalam bahasa indonesia dibagi menjadi dua macam, yaitu imbuhan asli dan
imbuhan serapan, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing.
Imbuhan asli di, me, ke, ter, pe, per, se, ber, dan dijelaskan dalam contoh :
berikut imbuhan serapan dari bahasa asing yang jarang kita sadari:
‘tidak ber’.
· non → contohnya pada kata non fiksi, non akademik. Awalan ini artinya ’bukan’
2. Infiks
Yaitu Imbuhan yang terletak didalam kata. Jenis imbuhan ini tidak produktif, karena
pemakaiannya terbatas hanya pada kata-kata tertentu. Jadi hampir tidak mengalami
pertambahan secara umum. Sisipan terletak pada suku pertama kata dasarnya, yang
memisahkan konsonan pertama dengan vokal pertama suku tersebut. Prosesnya imbuhan kata
tersebut di sebut infiksasi. Imbuhan yang berupa sisipan seperti: -er-, -el-, -em- dan -in.
· el- : telunjuk,pelatuk
4
· er- : seruling, gerigi
Yaitu imbuhan yang terletak pada akhir kata. Dalam proses pembentukan kata ini tidak pernah
mengalami perubahan bentuk. Proses pembentukannya disebut sufiksasi. Akhiran terdiri dari
kan, an, i, nya, man, wati, in, wi, kah dan lain-lain
· -man : seniman
· -wati : seniwati
· -in : hadirin
· -wi : manusiawi
4. Konfiks
Yaitu gabungan prefiks dan sufiks yang dilekatkan sekaligus pada awal dan akhir kata.
Imbuhan ini terdiri dari ber-an, pe-an, ke-an, se-an.
· Ter-an : terselesaikan
· Me-kan : memanfaatkan
Yaitu gabungan prefiks dan sufiks yang ditambahkan pada kata dasar tidak sekaligus.
Misalnya :
· ber-an : berpakaian
Pakai-pakaian-berpakaian
5
· member-kan : memberlakukan
Laku-berlaku-berlakukan-memberlakukan
5. Simulfiks
Yaitu afiks yang disamakan dengan ciri-ciri segmental yang dileburkan pada kata dasarnya.
Fungsinya ialah membentuk verba atau memverbakan nomina, adjectiva atau kelas kata yang
lain menjadi kata kerja. Misalnya :
· kopi → ngopi
· sate → nyate
· kebut → ngebut
· tulis → nulis
6. Superfiks
Yaitu afiks yang dimanifestasikan dengan ciri-ciri suprasegmental atau afiks yang
berhubungan dengan morfem suprasegmental.
Contohnya:
6. Interfiks
Yaitu suatu jenis infiks yang muncul di antara dua unsur. Dalam bahasa indonesia interfiks
terdapat pada kata-kata bentukan baru, misalnya –n- dan –o-
Contoh:
· Indonesia-logi → Indonesianologi
· Jawa-logi- → Jawanologi
7. Transfiks
Yaitu afiks yang berwujud vocal-vokal yang diimbuhkan pada keseluruhan dasar. Dalam
bahasa Indonesia tidak ditemukan adanya transfiks, antara lainnya dalam bahasa arab.
Contohnya:
6
Ditinjau dari kemampuan untuk menghasilkan bentuk jadian, imbuhan dibedakan atas
imbuhan produktif dan imbuhan improduktif.
Ditinjau dari bahasa asalnya, imbuhan dibedakan atas imbuhan asli dan imbuhan serapan.
Imbuhan serapan adalah imbuhan yang diserap dari bahasa asing atau bahasa daerah.
B. Fungsi Imbuhan
Yang dimaksud dengan fungsi imbuhan (afiks) adalah peranan imbuhan dalam pembinaan,
penentuan, atau perubahan kelas kata.
Contoh:
KB KK
KK KK
K. Bil KK
Pada contoh (1) prefiks ber – berfungsi membentuk kata kerja dari bentuk dasar kata benda,
dengan kata lain prefiks ber- berfungsi mengubah kata benda menjadi kata kerja.
Pada contoh (2) prefiks ber- berfungsi membentuk kata kerja dari bentuk dasar kata kerja.
Pada contoh (3) prefiks ber- berfungsi membentuk kata kerja dari bentuk dasar kata bilangan.
C. Makna Afiks
Makna afiks adalah makna gramatikal yang timbul setelah suatu afiks melekat pada suatu
bentuk dasar.
Contoh:
7
Pada contoh (1) prefiks ber- bermakna ‘menghasilkan’. Pada contoh (2) prefiks ber- bermakna
‘ melakukan tindakan yang tersebut pada bentuk dasarnya’. Pada contoh (3) prefiks ber-
bermakna ‘menjadi’.
1. Prefiks di-, berfungsi membentuk verba pasif. Subjek dari predikat kata berawalan di-
menjadi sasaran tindakan,
2. Prefiks ber-, berfungsi membentuk verba. Maknanya antara lain sebagai berikut:
3. Prefik me-,pada umumnya berfungsi membentuk verba aktif. Kadang-kadang dapat pula
membentuk adjektiva. Maknanya antara lain sebagai berikut:
a). ‘ melakukan tindakan seperti tersebut dalam bentuk dasarnya’, contoh: menulis, menanam,
menolak
4. Prefiks ke-, berfungsi membentuk nomina, kata bilangan kelompok, dan kata bilangan
bertingkat.Sebagai bentuk nomina prefiks ke- bermakna:
5. Konfiks per-an, berfungsi membentuk nomina, makna per-an, antara lain adalah sebagai
berikut:
6. Sufiks –i secara umum sufiks ini berfungsi membentuk verba.secara rinci fungsi dan makna
sufiks –i adalah sebagai berikut.
- ‘perintah untuk melakukan perbuatan seperti tersebut pada bentuk dasarnya’,contoh: duduki,
tangani, sirami, datangi.
- ‘perintah untuk memberi sesuatu yang tersebut pada bentuk dasarnya’, contoh: gulai, garami,
obati, garami.
8
b). berfungsi membentuk verba transitif dengan makna:
8. Sufiks –an berfungsi membentuk nomina dan adjektiva sebagai pembentuk nomina sufiks –
an bermakna sebagai berikut.
9. Infiks yang ada dalam bahasa Indonesia hanyalah-el-,er-, dan –em-.Fungsi membentuk
kata-kata baru, dan biasanya tidak berbeda jenis katanya dengan kata dasarnya.
b). ‘ mempunyai sifat atau memiliki hal yang disebut dalam kata-kata dasar yang dilakukan,
contoh: turun-temurun, tunjuk-telunjuk.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Afiks adalah morfem yang digunakan dengan cara menggabungkannya dengan morfem lain
yang merupakan bentuk dasar. Afiks juga merupakan pembentukan kata yang paling umum
dikenal.
Dalam bahasa Indonesia hanya ada lima afiksasi yaitu prefiks, sufiks, infiks, konfiks, dan
klofiks. Dalam sumber lain disebutkan bahwa imbuhan (afiks) itu ada sembilan, yaitu prefiks,
infiks, sufiks, simulfiks, konfiks, superfiks, interfiks, transfiks, dan kombinasi afiks(klofiks).
Afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada suatu satuan, baik berupa satuan tunggal
maupun kompleks untuk membentuk kata. Afiksasi juga berpengaruh dalam penurunan verba,
nomina dan adjektiva yang dapat menghasilkan makna baru.
10
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan, dkk.2014. Tata Bahasa baku bahasa Indonesia edisi ketiga. Jakarta: Balai
Pustaka.
Dola, Abdullah. 2011. Linguistik Khusus Bahasa Indonesia. Makassar: Badan Penerbit UNM
Makassar.
11