Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan

manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu,

perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang

seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan (Al-

tabany, 2017). Pendidikan merupakan suatu proses yang kontinyu. Ia

merupakan pengulangan yang perlahan tetapi pasti dan terus-menerus

sehingga sampai pada bentuk yang diinginkan. Peran pendidikan sangat

penting untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, berakhlak mulia,

damai, demokratis, serta dapat bersaing di era globalisasi. Pendidikan

pasti terdapat suatu proses pembelajaran antara peserta didik dan

pendidik (Nisa dkk, 2018:8)

Fisika merupakan salah satu cabang ilmu sains yang

penerapannya dapat mengembangkan kemampuan berfikir analitis

anak. Kemampuan berfikir analitis ini dapat dikembangkan dengan

menggunakan berbagai peristiwa fenomena alam sebagai bentuk

implementasi dari ilmu Fisika. Selain itu, pelajaran fisika merupakan

pelajaran yang memberikan pengetahuan tentang alam semesta untuk

berlatih berpikir dan bernalar, melalui kemampuan penalaran seseorang

yang terus dilatih sehingga semakin berkembang, maka orang tersebut


akan bertambah daya pikir dan pengetahuannya, Menurut Supardi

(Erviani,Surtarto, dan Indrwati, 2016:53).

Menurut Indrawati (dalam Hanna, 2019:23) Fisika merupakan

proses dan produk. Proses artinya prosedur untuk menemukan produk

fisika (fakta, konsep, prinsip, teori atau hukum) yang dilakukan melalui

langkah-langkah ilmiah.

Melalui pengetahuan serta keterampilan yang diperoleh dari

konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit, dan digunakan untuk

memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, baik sebagai anggota

keluarga maupun sebagai anggota masyarakat. Keselarasan antara

materi dengan situasi nyata yang diperoleh siswa akan sangat

membantu siswa dalam memahami materi yang mereka pelajari beserta

peranannya dalam kehidupan sehari-hari. keterlibatan siswa secara

langsung dalam proses pembelajaran diharapkan mampu menumbuhkan

semangat belajar dan membantu siswa dalam mengaitkan materi

pelajaran dengan pengalaman nyata yang mereka alami sehingga

siswa dapat memahami dengan baik makna pembelajaran yang

diberikan di sekolah.

Jika diamati lebih mendalam tentang sifat bidang studi fisika,

tampak bahwa siswa seharusnya tidak sekedar memperhatikan benda

berdasarkan bentuk fisik saja, melainkan siswa dituntut untuk berpikir

abstrak agar mampu memahami dan menjelaskan sesuatu di balik


fenomena yang diamatinya.Untuk berpikir abstrak, siswa harus

memiliki kemampuan berpikir imajinatif yang baik.Oleh karena itu,

pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajarinya harus

ditingkatkan secara berkesinambungan agar siswa mampu memahami

konsep yang diberikan sehingga siswa dapat memecahkan setiap

permasalahan yang dihadapinya dalam pembelajaran.

Kenyataan saat ini pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 6

Kerinci, masih jauh dari apa yang diharapkan sebelumnya. Kurangnya

minat dalam mempelajari mata pelajaran fisika merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi hasil belajar fisika siswa, khususnya pada

siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 6 Kerinci.

Kondisi demikian apabila terus dibiarkan akan berdampak buruk

terhadap kualitas pembelajaran mata pelajaran fisika siswa khususnya

kelas XI IPS 3 SMA Negeri 6 Kerinci. Hal ini tercermin dari mata

pelajaran fisika yang merupakan salah satu materi yang masuk dalam

Ujian Nasional.

Dari masalah diatas penulis tertarik untuk mengangkat

permasalahan ini, dan ingin melakukan suatu penelitian dengan

judul”Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Terhadap Hasil

Belajar Fisika Siswa Materi Pemanasan Global di Kelas XI IPS 3 SMA

Negeri 6 Kerinci”.
1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat

diidentifikasi masalah – masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Siswa menganggap Fisika merupakan pelajaran yang sulit dan

kurang menarik.

2. Siswa kesulitan menafsirkan konsep Fisika.

3. Hasil belajar fisika siswa yang diperoleh belum optimal atau

masih rendah.

4. Minat siswa rendah dalam mempelajari pelajaran fisika.

5. Metode mengajar yang digunakan guru kurang bervariasi.

1.3 Batasan Masalah

Mengingat bahwa luasnya permasalahan, maka perlu dilakukan

pembatasan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Siswa menganggap Fisika merupakan pelajaran yang sulit dan

kurang menarik.

2. Hasil belajar fisika siswa yang diperolehbelum optimal atau

masih rendah.

3. Minat siswa rendah dalam mempelajari pelajaran fisika.


1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka permasalahan

dirumuskan sebagai berikut: “Apakah penerapan model pembelajaran

kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar fisika materi Pemanasan

Global di Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 6 Kerinci ?”.

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Fisika siswa dengan

menggunakan Model Pembelajaran Kontekstual pada siswa Kelas XI

IPS 3 SMA Negeri 6 Kerinci.

1.6 Manfaat Penelitian

Berdasarkan penelitian ini manfaat yang diperoleh adalah

sebagai berikut:

1. Bagi Guru, Penelitian ini diharapkan dapat memberi wawasan

mengenai pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran Fisika

guna meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi Sekolah, memberi informasi peningkatan efektivitas dalam

pembelajaran kontekstual.

3. Bagi siswa, diharapkan dapat menumbuhkan pemahaman

terhadap mata pelajaran Fisika.


4. Bagi Penulis, menambah wawasan dan menerapkan ilmu yang

diperoleh selama di bangku perkuliahan.

1.7 Hipotesis

Adapun Hipotesis peneliti dalam penelitian ini adalah:

H 0=¿ Model Pembelajaran Kontekstual Tidak berpengaruh dalam

pembelajaran fisika di Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 6 Kerinci.

H 1=¿ Model Pembelajaran Kontekstual Berpengaruh dalam

pembelajaran fisika di Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 6 Kerinci.

Anda mungkin juga menyukai