Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH JENIS IMBUHAN DAN MAKNANYA SERTA PROSES

GRAMATIKA BAHASA

UNTUK TUGAS MATA KULIAH BAHASA INDONESIA


POLITEKNIK MUHAMMADIYAH PEKALONGAN

DISUSUN OLEH:
M.KHOERUL ANWAR TO 16.00222
NURUL MUBIN TO 16.00
ARJUNA BIMA SATRIA T0 16.00
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Dalam kaidah bahasa Indonesia , imbuhan


(afiks)penting sekali dan merupakan salah satu dari proses
gramatikal bahasa indonesia.ada beberapa jenis imbuhan
dan tiap imbuhan memberikan banyak kemungkinan arti atau
makna.mempergunakan imbuhan perlu di pelajari agar kita
mengerti apa arti dan fungsi tiap imbuhan tersebut.

Imbuhan dalam bahasa Indonesia mempunyai potensi


besar dalam perkembangan kosakata baru,yang tidak bisa
kita jumpai dahulu dalam bahasa melayu sebagai akar dari
bahasa Indonesia itu sendiri.

Imbuhan adalah suatu bentuk linguistik di dalam suatu


kata dan merupakan unsur langsung bukan kata dan bukan
pokok kata ,melainkan mengubah leksem menjadi kata
kompleks artinya mengubah leksem menjadi kata yang
mempunyai arti lebih lengkap.

1.2 tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah agar kita mengetahui


jenis jenis imbuhan,penggunaanya dan makna dari imbuhan tersebut
serta mengetahui salah satu proses gramatika bahasa Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian kata imbuhan dalam Bahasa Indonesia
Di dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, tentunya
kita mengenal istilah kata berimbuhan. Kita sering menggunakan kata
imbuhan dalm menyusun kalimat. Apa itu kata berimbuhan? Apa saja
fungsinya? Dalam artikel ini kita akan membahas secara rinci tentang
materi tersebut. Kata Imbuhan adalah kata tambahan yang diletakkan
pada kata dasar. Menurut EYD (Ejaan Yang Disempurnakan), terdapat
empat macam kata imbuhan yaitu awalan (prefiks), akhiran (Sufiks ),
awalan akhiran (konfiks), dan sisipan (infiks). Berikut penjelasannya.
1. Contoh imbuhan awalan (Prefiks)
Ada beberapa jenis bentuk imbuhan awalan yakni me-, di-, ke-, ter-,
pe-, per-, se-, dan ber-. Awalan me- pada sebuah kata dasar memiliki
fungsi sebagai pembentuk kata kerja aktif. Contoh:
a.Merusak :Me- + rusak
b. Memakan : Me- + makan
Awalan pe- pada kata dasar memiliki fungsi sebagai pembentuk kata
benda.
Contoh:
a. Penolong: Pe + tolong (jika huruf k/p/t/s berada di awal pada kata
dasar luluh menurut panduan EYD)
b. Peminta: pe + minta
b. Perubahan awalan me- menjadi meng-, dan pe- menjadi peng-
dapat terjadi ketika sebuah kata dasar diawali dengan huruf a, e,
g, h, i, u, o, k
Contoh:
Intimidasi menjadi mengintimidasi
Asuh menjadi pengasuh
Perubahan awalan me- menjadi men-, pe- menjadi pen- terjadi jika kata
dasar diawali dengan bunyi c, d, dan j.
Contoh:
pencuri: pe + curi
pendosa: pe + dosa
penjahat: pe + jahat
Perubahan awalan me- menjadi mem-, pe- menjadi pem- terjadi jika
kata dasar yang mengawali memiliki bunyi: /b/, /f/, /v/
Contoh:
Pembaca: pe + baca
Perubahan awalan me menjadi meny-, pe- menjadi peny- terjadi jika
kata dasar yang mengawali memiliki bunyi: /s/
Contoh:
Penyikat: pe- + sikat
Menyiksa: me- + siksa
Kata dasar yang memiliki bunyi /p/, /t/, /k/ diubah menjadi /m/ dan /n/
Contoh:
Pemukul: pe + pukul
Memukul: me + pukul
Memotong: me + potong
Pemotong: pe + potong
Penulis: pe + tulis
Menulis: me + tulis
Kata dasar yang tidak mengalami perubahan bunyi awalan adalah:
/l/, /m/, /n/, /r/.

Contoh:
Minum: me + minum
Peminum: pe + minum
Pelamar: pe + lamar
Melamar: me + lamar
Merusak: me + rusak
Awalan ber- dan per- berfungsi membentuk kata kerja aktif.
Untuk kata dasar yang diawali dengan r, maka awalan ber- menjadi be-,
per- menjadi pe-.
Contoh:
Berjalan: ber + jalan
Berenang: be + renang
Perkeruh: per + keruh
Perkuat: per + kuat
Awalan di- dan ter- berfungsi sebagai pembentuk kata kerja dan
bermakna pasif. Contoh:
(Ditendang: di + tendang) Bola itu ditendang oleh temanku. (kalimat
pasif)
(Terinjak: ter + injak) Buku itu terinjak oleh Anton. (kalimat pasif)
Awalan se- berfungsi untuk membentuk kata benda.
Contoh:
Segelas: se + gelas
Seikat: se + ikat
Awalan ke- memiliki fungsi membentuk kata kerja intransitif ( kata kerja
yang tidak membutuhkan obyek).
Contoh:
(Kedalam: ke + dalam) Ayah sedang masuk ke dalam
(Luar ke + luar) Paman sedang ke luar
B. akhiran (sufiks)
Imbuhan akhiran terdiri dari imbuhan -kan, -an, -i, -nya, -man, -wati, -
wan, -asi, -isme, -in, dan –wi.
Contoh:
Makanan: makan + an
Hadirin: hadiri + in
Wartawan: warta + wan
Manusiawi: manusia + wi
C. Awalan dan Akhiran (Konfiks)
Awalan dan akhiran adalah imbuhan yang berupa integrasi dari kedua
imbuhan tersebut. Imbuhan awalan dan akhiran yakni; me-kan, pe-an,
ber-an, se-nya, dan meper-kan. Awalan me-kan memiliki makna:
a. Melakukan pekerjaan orang lain. Contoh : Ardi mencucikan baju adik-
adiknya.
b. Menyebabkan atau membuat jadi. Contoh : Gempa semalam
menghancukan sebagian isi rumah.
c. Melakukan perbuatan. Contoh : Kucing itu memuntahkan
makanannya.
d. Mengarahkan. Contoh : Hasan meminggirkan sepeda motornya.
e. Memasukkan. Contoh : Polisi memenjarakan tahanan itu ke penjara.
Awalan dan akhiran memper-kan memiliki makna :
a. Menyebabkan atau membuat jadi. Contoh : Agus Salim
memperlihatkan kebolehannya bermain bola.
Awalan dan Akhiran ber – an memiliki makna:
a. Menyatakan jumlah pelaku yang banyak. Contoh : Berdatangan ber +
datang + an
b. Menyatakan perbuatan yang berulang-ulang. Contoh : berlarian ber +
lari + an
c. Menyatakan hubungan antara dua pihak. Contoh : Bersamaan ber +
sama + an
d. Menyatakan hubungan timbal balik. Contoh : Bersalaman ber+
salam+an
Awalan dan Akhiran pe – an memiliki makna :
a. Menyatakan hal. Contoh : Pendidikan pe + didik + an, Penanaman pe
+ tanam + an
b. Menyatakan proses atau perbuatan. Contoh : Pendaftaran pe + daftar
+ an, Penelitian pe + teliti + an
c. Menyatakan hasil. Contoh : Penghasilan Pe + hasil + an
d. Menyatakan tempat. Contoh : Pemandian pe + mandi + an,
Peristirahatan pe + istirahat + an
e. Menyatakan alat. Contoh: Pendengaran pe + dengar + an,
Penglihatan pe + lihat + an
Awalan dan Akhiran per- an memiliki Makna :
a. Menyatakan tempat. Contoh: Perhentian per + henti + an,
Perusahaan per + usaha +an
b. Menyatakan daerah. Contoh: Pertigaan per + tiga + an, Perempatan
per + empat + an
c. Menyatakan hasil perbuatan. Contoh: Pertahanan per + tahan + an,
Perbuatan per + buat + an
d. Menyatakan perihal. Contoh: Permusuhan per + musuh + an
e. Menyatakan banyak. Contoh : Perserikatan per + serikat +an
Awalan dan Akhiran se –nya bermakna :
a. Menyatakan makna tingkatan yang paling tinggi yang dapat
dicapai. Biasanya Sering disertai dengan kata ulang. Contoh:
sebagus-bagusnya, setinggi-tingginya, sejelek-jeleknya, semerah-
merahnya

D. Contoh Imbuhan Sisipan (Infiks)


Sisipan adalah imbuhan yang terletak di dalam kata. Imbuhan ini
digunakan hanya pada kata-kata tertentu saja. Pada bentuk kata yang
diimbuhi sisipan, mengalami sedikit perubahan. Imbuhan Sisipan terletak
pada suku pertama kata dasarnya, yang memisahkan konsonan pertama
dengan vokal pertama suku tersebut. Proses imbuhan kata tersebut di
sebut infiksasi. Imbuhan pada sisipan berupa -er-, -el- , -em, – dan, -in.
Sisipan ( infiks) bermakna:
a. Menyatakan banyak dan bermacam-macam. Contohnya:
Tali temali
Gigi gerigi
Kelut kemelut
b. Menyatakan intensitas frekuentif, artinya menyatakan banyaknya
waktu.
Contoh:
Getar gemetar, artinya menunjukan banyaknya waktu getar atau gerak
suatu benda
Guruh gemuruh, artinya menunjukan banyaknya waktu guruh.
Gertak gemertak, artinya menujukan banyaknya waktu bunyi gertak.
c.Menyatakan sesuatu yang mempunyai sifat seperti yang di sebut pada
kata dasarnya.

Contoh:
Kerja › kinerja
kuning ›kemuning
tunjuk› telunjuk
Ada juga sisipan (infiks) yang di pengaruhi oleh bahasa jawa. Contoh:
kata kesinambungan, yang merupakan kata dasar dari kata sinambung
yang di sebut kata dasar sekunder. Sedangkan kata dasar primernya
sambung mendapat sisipan –in- yang artinya menyatakan sifat terus-
menerus. Sama halnya dengan istilah yang terdapat dalam bidang
ekonomi, dalam proses imbuhan kata dasar juga terdapat istilah yang
sama, tetapi mempunyai makna yang berbeda. Istilah itu adalah kata
dasar primer, kata dasar sekunder, dan kata dasar tersier.
2.1 Proses gramatikal
Proses gramatikal adalah proses pembentukan kata
baru .proses gramatikal ada 3 yaitu : afiksasi,reduplikasi,dan komposisi.
a.afiksasi atau imbuhan dapat berupa awalan ,akhiran, sisipan ataupun
awalan dan akhiran.
b.reduplikasi atau pengulangan kata.ada beberapa macam pengulangan
kata diantaranya:
-kata ulang utuh/penuh
contoh:gedung-gedung
-kata ulang sebagian
contoh:berlari-lari
-kata ulang berimbuhan.
contoh:mobil-mobilan
-kata ulang berubah bunyi
Contoh:sayur-mayur
c.komposisi atau gabungan dua kata atau lebih yang menimbulkan
makna baru.contoh:
rumah+ makan › rumah makan
rumah+sakit › rumah sakit
BAB III

3.1 Kesimpulan
Dari makalah ini bisa diambil kesimpulan bahwa ada 4 jenis
imbuhan yaitu awalan(prefix),sisipan(infiks),akhiran(sufiks) serta awalan
dan akhiran(konfiks).Imbuhan berperan dalam pembinaan,penentuan
atau perubahan kelas kata.Makna yang timbul setelah suatu imbuhan
melekat pada kata dasar disebut makna gramatikal.proses gramatika
ada tiga yaitu: imbuhan(afiks),pengulangan kata(reduplikasi) serta
penggabungan dua kata(komposisi).

3.2 Saran
Sebagai bangsa Indonesia sudah seharusnya kita mempelajari tata
bahasa Indonesia yang baik dan benar.Agar penggunaan bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan sesuai dengan kaidah/aturannya.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://bostep1.blogspot.co.id/2014/03/contoh-contoh-imbushan.html?m=1
2. E.Warnidah. 2009. Buku Saku EYD. Bandung : Kawan Pustaka
3. http://kakakpintar.com/pengertian-dan-contoh-kata-imbuhan-dalam-
bahasa-indonesia/
4. https://id.wikipedia.org/wiki/afiks?
_e_pi_=7%2CPAGE_ID10%2C3587570539
5. www.ilmubahasa.net/2015/0/01/makna-leksikal-dan-makna-
gramatikal.html

Anda mungkin juga menyukai