Anda di halaman 1dari 14

Administrasi Usaha

A. Pengertian Administrasi Usaha

1. Pengertian Administrasi Usaha


Administrasi dalam arti sempit adalah kegiatan yang meliputi: catat-mencatat,
surat-menyurat, pembukuan ringan, ketik-mengetik, agenda, dan sebagainya yang
bersifat teknis ketatausahaan
Menurut H.A. Simon: administrasi adalah suatu kegiatan dari suatu kelompok orang yang
mengadakan kerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
Menurut George Terry Administrasi adalah perencanaan, pengendalian, dan
pengorganisasian pekerjaan perkantoran, serta penggerakan mereka yang
melaksanakannya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Sedangkan menurut Prof. Dr. S prajudi atmosudirjo: administrasi adalah proses


dan tata kerja yang terdapat pada setiap usaha, apakah usaha kenegaraan atau swasta,
usaha sipil atau militer, usaha besar atau kecil.
Secara garis besar administrasi adalah suatu proses yang umumnya terdapat pada usaha
kelompok negara, swasta, sipil, atau militer serta berbagai bentuk perkumpulan untuk
mencapai tujuan bersama.

2. Ciri-ciri Administrasi Usaha


Dari pengertian administrasi tersebut, dapat kita ketahui bahwa administrasi
mempunyai ciri – ciri sebagai berikut:
1. Adanya kerja sama dari sekelompok orang
2. Adanya tujuan yang harus dicapai
3. Adanya proses kegiatan usaha
4. Adanya aspek bimbingan, kepemimpinan, dan pengawasan.
5. FUNGSI ADMINISTRASI

3. Unsur-unsur Administrasi Usaha


Selain memahami pengertian administrasi, ada beberapa unsur penting yang wajib
ada di sebuah bidang bisnis. Menurut The Liang Gie, ada 8 unsur yang harus ada:
1. Organisasi
Tempat dimana kegiatan administrasi dilakukan. Dalam bisnis, orang-orang yang bekerja
di dalamnya akan dihimpun mejadi sebuah wadah.
2. Manajemen
Alat utama pelaksanaan administrasi. Ada pengatur, penggerak, manajer dan tenaga
operasional. Dalam manajemen ini masih dibagi menjadi tiga kelompok; top
management, middle management dan lower management (mandor).
3. Komunikasi
Administrasi juga mengatur pola komunikasi antar departemen. Misalnya melalui surat
atau warta.
4. Kepegawaian
Ini berkaitan dengan penggunaan ternaga kerja. Dalam administrasi ada proses yang
saling berhubungan, yaitu; penerimaan, penempatan, pendayagunaan dan
pemberhentian kerja.
5. Keuangan
Ini berkaitan dengan pembiayaan kontrak kerjasama mulai dari cara memperoleh dana
hingga pertanggungjawabannya.
6. Perbekalan
Berhubungan dengan pengadaan barang, penyimpanan dan penyingkiran. Pihak
administrasi akan menyisir mana barang yang dibutuhkan untuk kerja dan tidak.
7. Tata usaha
Meliputi kegiatan pencatatan, penyimpanan dan pengiriman.
8. Public Relation
Administrasi akan menciptakan peraturan bagaimana berhubungan dengan masyarakat
terutama konsumen.

3. Fungsi Administrasi Usaha


Berikut ini adalah beberapa fungsi administrasi dalam organisasi:
1. Planning (Perencanaan)
Planning adalah kegiatan perencana yang membutuhkan sebuah aktivitas administrasi,
mulai dari pengumpulan data, pengolahan data, hingga penyusunan perencanaan.
2. Organizing (Penyusunan)
Organizing adalah kegiatan menyusun dan membangun komunikasi kerja antara
anggota-anggota dalam organisasi sehingga akan tercapai suatu kesatuan usaha untuk
mencapai tujuan organisasi tersebut
3. Coordinating (Kordinasi)
Coordinating merupakan sebagian dari fungsi manajemen yang melakukan sejumlah
aktivitas agar berjalan baik dengan menjauhi terjadinya suatu kekacauan, bentrok,
kekosongan aktivitas yang dilaksanakan dengan menghubungkan, menyatukan dan
menyesuaikan suatu pekerjaan bawahan yang sehingga terdapat kerjasama yang
terencana dalam suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan organisasi.
4. Reporting (Laporan)
Reporting adalah aktivitas penyampaian perkembangan atau hasil dari suatu kegiatan
dengan membuat dan memberikan laporan dari tugas dan fungsi para pejabat yang lebih
tinggi baik lisan ataupun tulisan untuk mendapatkan gambaran tentang pelakasanaan
tugas para anggota organisasi.
5. Budgeting (Penyusunan Anggaran)
Budgeting adalah aktivitas perencanaan dan pengelolaan keuangan atau anggaran dalam
organisasi yang dilakukan secara berkesinambungan.
6. Staffing (Penempatan)
Staffing adalah kegiatan yang berhubuungan dengan sumber daya manusia dan sumber
daya lainnya dalam sebuah organisasi; mulai dari perkrutan tenaga kerja,
pengembangan, perlengkapan di dalam organisasi tersebut.
7. Directing (Pengarahan atau Bimbingan)
Directing adalah aktivitas berinteraksi dengan anggota organisasi dalam bentuk memberi
bimbingan, saran, perintah-perintah, agar tugas dijalankan dengan baik guna mencapai
tujuan yang telah ditentukan.
4. Tujuan Administrasi Usaha
Tujuan wirausaha melakukan pencatatan atau pembukuan dokumen
usaha dalam kegiatan usahanya, di antaranya untuk:
a. mengetahui posisi keuangan suatu usahanya dalam suatu periode:
b. mengetahui keuntungan dan kerugian usahanya dalam suatu periode:
saran
c. mengetahui maju mundurnya usaha yang dijalankan;
neraca sisa
d. mengetahui persediaan awal dan akhirnya barang produk yang dijualnya.
penyesuaian
Oleh karena itu mengetahui hal tersebut, wirausaha harus bisa dan mampu mengelola
pencatatan dokumen dan pembukuan dengan baik dan sistematis. Seorang wirausaha
harus dapat melakukan pencatatan dokumen atau pembukuan dengan sederhana.
Beberapa pembukuan yang dilakukan, di antaranya:
a. Buku Pencatatan Pembelian atas barang untuk bahan baku, peralatan, perlengkapan,
dan yang lainnya terkait dengan produk yang akan ditawarkan
b. Buku pencatatan penjualan atas produk/barang yang ditawarkan dan laku.
c. Buku Penerimaan uang dari hasil kegiatan usaha yang dijalankan.
d. Buku Pengeluaran uang untuk operasional perusahaan dalam periode tertentu.
e. Buku Arus Kas (Cash Flow) untuk mengetahui kelancaran dan rencana arus keuangan
arus uang masuk dan arus uang keluar.
f. Buku Persediaan atas barang yang disimpan dan cadangkan untuk periode berikutnya.
4. Alur administrasi usaha
Alur kegiatan transaksi yang terjadi dalam suatu kegiatan usaha :

Gambar 3.1 Alur Administrasi Usaha

Pencatatan dokumen kegiatan wirausaha bisa dikatakan sederhana karena

hanya terkait dengan:

a. Kegiatan pembelian bahan baku atau barang lainnya.

b. Kegiatan penjualan barang/produk.

c. Kegiatan pengeluaran untuk suatu kegiatan transaksi.

d. Kegiatan penerimaan/pendapatan dari suatu transaksi usaha.

e. Kegiatan laporan arus kas/ cash flow untuk mengetahui arus uang masuk dan keluar.

Dengan kata lain, wirausaha secara praktis dalam melakukan pencatatan

hanya memanfaatkan 5 pencatatan atau pembukuan saja.


Wirausaha dalam kegiatan usahanya mungkin bisa melakukan proses dokumen

pencatatan, baik secara sederhana, manual, maupun secara komputerisasi sesuai dengan

aplikasi yang sudah ada. Namun pada awalnya, semua wirausaha harus mengetahui

pencatatan apa saja yang harus mereka kerjakan selama melakukan kegiatan usahanya.

B. Jenis-jenis Dokumen Usaha


Transaksi yang terjadi dalam perusahaan harus didukung oleh bukti bukti transaksi
atau dokumen perusahaan yang kemudian dijadikan dokumen pencatatan. Selain itu,
bukti transaksi juga menerangkan mengenai sifat transaksi apakah dilakukan secara tunai
atau kredit. Bukti-bukti transaksi, di antaranya:

1. Kuitansi, yaitu bukti penerimaan uang untuk pembayaran sesuatu.


2. Cek, yaitu surat perintah kepada bank dari orang yang menanda tangani
untuk membayarkan sejumlah uang yang tertulis dalam cek kepada pembawa atau orang
yang namanya disebut dalam cek.
3. Bilyet Giro, yaitu surat perintah pemindahbukuan dari nasabah suatu bank kepada
yang bersangkutan untuk memindahkan sejumlah uang dari rekeningnya ke rekening
penerima yang namanya disebut dalam bilyet giro.
4. Faktur, yaitu bukti transaksi pembelian atau penjualan secara kredit. Faktur dibuat
oleh pihak penjual dan diserahkan kepada pembeli bersama-sama dengan barang yang
dijual
5. Nota Kontan, yaitu bukti transaksi pembelian atau penjualan yang dilakukan secara
kontan. Informasi yang ada pada nota kontan ini adalah nama perusahaan yang
mengeluarkan nota, nomor nota, tanggal transaksi, jenis barang banyaknya, harga
satuan, dan total harga
6. Nota Kredit/Debet, yaitu bukti transaksi penerimaan kembali barang van telah atau
bukti persetujuan dari pihak penjual atas permohonan pembeli untuk pengurangan harga
barang, karenn sebagian rusak atau tidak sesuai pesanan Dengan demikian, nota kredit
dibuat oleh pihak penjual. Namun jika, barang yang diterima oleh pembeli ternyata
sebagian rusak atau tidak sesuai pesanan,
maka pembeli dapat menyampaikan nota kepada penjual yang berisi pengiriman kembali
barang yang rusak atau pengurangan harga. Nota ini yang dinamakan nota debet
7. Bukti Memo, yaitu bukti transaksi intern, berupa memo dari pejabat tertentu kepada
bagian akuntansi untuk melakukan pencatatan, misalnya, bukti memo mencatat
terjadinya utang gaji, penarikan cek, dan sebagainya
Transaksi adalah kejadian-kejadian atau suatu keadaan (kondisi) dalam perusahaan yang
harus diproses, mulai dari pencatatan transaksi sampai disajikan dalam bentuk laporan
keuangan. Secara garis besar, kegiatan transaksi yang
terjadi, meliputi:
1) Pembelian,
2) Pengeluaran Uang,
3) Penjualan,
4) Penerimaan Uang.

C. Pencatatan Dokumen Usaha


Proses pembukuan atau pencatatan dokumen usaha merupakan suatu kegiatan
yang penting, terutama dalam kegiatan usaha dimana proses tersebut akan
memperlihatkan suatu kondisi keuangan suatu perusahaan apakah bertambah maju atau
mundur, harta yang bertambah atau berkurang termasuk apakah laba atau keuntungan
yang didapat atau malah kerugian yang didapat. Pembukuan usaha merupakan bagian
penting sehingga setiap wirausaha harus mampu dan bisa mengelola pembukuan agar
bisa memajukan usahanya. Salah satu keberhasilan usaha dalam berwirausaha adalah
mampu mengelola keuangan atau biasa disebut harus melek finansial, di antaranya harus
mampu mencatat dan mengelola sekaligus melaporkan pembukuan usahanya.
Kemampuan wirausaha dalam pembukuan sangat penting, terutama dalam mengelola
pencatatan yang terdiri atas 4 bagian utama dalam kegiatan pencatatan usaha, di
antaranya
1. Pembukuan Pembelian, seperti pembelian bahan baku, pembelian bahan produksi,
pembelian peralatan pembelian perlengkapan atau pembelian bahan bahan untuk dijual
kembali
2. Pembukuan Penjualan, seperti penjualan produk dan layanan jasa), penjualan bahan
produksi, dan penjualan barang dagangan
3. Pembukuan Penerimaan, seperti penerimaan komisi, penerimaan penjualan
penerimaan bunga penerimaan hasil penjualan bahan produksi, dan penerimaan
pendapatan hasil produk
4. Pembukuan Pengeluaran, seperti pengeluaran bulanan, pengeluaran atas pembelian
bahan baku produk, pengeluaran untuk investasi, pengeluaran untuk kegiatan
perusahaan (operasional). pengeluaran transportasi, dan lain-lain
Administrasi keuangan dapat berarti pembukuan keuangan, yaitu catatan dokumen
transaksi keuangan yang dibuat secara kronologis (menurut urutan waktu) dan sistematis
(menurut cara-cara tertentu). Setiap organisasi kelompok wajib mengelola administrasi
keuangan dengan baik, yaitu sesuai jenis serta diisi dengan tertib, teratur dan benar.
Dengan administrasi, keuangan yang baik, keuangan kelompok dapat terkendali dan
pada waktu tertentu akan mudah untuk diketahui, sehingga dapat digunakan sebagai
bahan untuk pengambilan keputusan.
Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratu untuk
mengumpulkan data dan informasi keuangan meliputi harta kewajiban modal,
penghasilan, dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan Barang atau jasa
yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi
pada setiap tahun. Biasanya, setiap pembukuan usaha harus disertai dengan dokumen
pendukungnya sehingga memperkuat bukti kegiatan usaha sekaligus untuk mengetahui
dan mengontrol kegiatan keuangan usaha Sehingga kegiatan evaluasi akan berlangsung
terus menerus. Secara harfiah terkadang pembukuan hampir sama pengertiannya
dengan pencatatan transaksi: keuangan, meskipun secara konsep berbeda, namun hasil
dan laporan yang dihasilkan sama berupa data posisi keuangan perusahaan dalam
periode tertentu, sehingga arahannya wirausaha harus mengetahui Akuntansi Keuangan.
Pembukuan itu merupakan penjelasan lain dari Akuntansi Keuangan, namun agar tidak
terlalu rumit dan agar lebih sederhana dalam kegiatannya maka asumsinya dinamakanlah
pembukuan. Pengimplemensaian sistem akuntansi atau pembukuan dalam kegiatan
usaha dan pengelolaan keuangan bertujuan untuk:
a. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pekerjaan karena semuanya dihitung
dengan kinerja yang nantinya mengarah kepada uang.
b. Mendukung operasional perusahaan secara rutin dan alokasi kegiatan harian secara
lebih terarah dan fokus.
c. Meningkatkan kualitas laporan keuangan sehingga lebih mudah dipahami oleh semua
orang
d. Meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dalam perusahaan agar perusahaan
lebih maju dan mampu bersaing dengan perusahaan lainnya.
e. Melindungi aset perusahaan sekaligus mampu meningkatkan asset
Dalam pembukuan banyak metode pembukuan yang dikerjakan oleh usaha atau
pengelolaan keuangan pribadinya. Dalam kegiatan usaha, metode yang digunakan dalam
mencatat transaksi operasional perusahaan, terutama dalam persediaan dan yang lainnya
secara sederhana adalah pembukuan:
a. dicatat per transaksi atau metode perpetual.
b. dicatat secara berkala atau metode periodik
Namun dalam kegiatan transaksinya, selain metode tersebut, ada juga metode umum
lainnya yang sering dikerjakan dan dilaksanakan dalam kegiatan pembukuan. Dalam
pembukuan usaha, ada dua sistem pembukuan yang umum digunakan di dunia usaha
dan organisasi lainnya, di antaranya:
a. Pembukuan tunggal atau masukan tunggal.
b. Pembukuan berpasangan.
Setiap metode memiliki karakteristik yang berbeda-beda, namun perusahaan akan
menyesuaikan dengan produk dan usaha yang dijalankan sehingga kegiatan Pembukuan
atau pencatatan transaksi keuangan berjalan dengan baik dan lancar. Berikut ini bentuk-
bentuk metode pembukuan secara sederhana yang dapat dilakukan dan dikerjakan oleh
setiap orang, terutama dalam kegiatan usaha, yaitu:
a. Metode Perpetual
Metode perpetual atau metode dimana setiap terjadi transaksi akan langsung dicatat
dalam pembukuan usaha dan langsung diketahui perubahan apa yang terjadi dalam
posisi keuangan perusahaan. Keuntungan metode ini adalah perusahaan bisa langsung
menentukan dan mengambil keputusan saat itu juga karena kita bisa mengetahui
permasalahan yang terjadi pada suatu kegiatan usaha. Dalam metode perpetual ini bisa
digunakan oleh orang yang baru memulai suatu usaha secara sederhana sehingga setiap
saatnya kita bisa mengetahui perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu serta naik
turunnya pendapatan perusahaan.
Namum dalam metode perpetual ini juga memiliki kelemahan, seperti wirausaha harus
memiliki catatan yang lengkap serta setiap transaksi harus dicatat meskipun kondisi kita
tidak memungkinnkan. Contoh kegiatan usaha yang menggunakan metode ini adalah
toko isi ulang pulsa hp, dan token listrik. Metode perpetual biasanya lebih banyak
digunakan dalam menghitung persediaan, namun dalam penerapannya kita juga bisa
menerapakan metode
tersebut dalam pencatatan transaksi harian suatu perusahaan karena metode ini lebih
mudah dan lebih cepat mengetahui kondisi perusahaan seperti apa.
b. Metode Periodik
Dalam periodik atau sistem pelaporan secara berkala, perusahaan menggunakan catatan
harian dalam suatu buku yang nantinya akan digunakan sebagai bahan penyusunan
laporan keuangan dalam suatu periode usaha. Dalam metode periodik, kita
mengumpulkan data dengan menyusunnya ke dalam suatu file tertentu sesuai bagian
dan divisinya masing-masing, yang nantinya akan direkap dan dicatat sesuai bagiannya.
Keuntungan menggunakan sistem ini, kita menyusun laporannya bisa di akhir periode
yang sudah ditentukan, jadi tidak terlalu menghabiskan waktu, lebih rapi dalam
pencatatannya karena setiap bukti transaksi akan dikelompokkan sesuai kegiatannya
dalam suatu file. Jadi ketika membutuhkan maka kita tinggal menggambil bukti tersebut
sesuai dengan penempatan filenya. Metode periodik pada dasarnya merupakan lanjutan
dari metode perpetual tetapi yang membedakannya adalah ketika menerapkannya.
Dalam metode periodik terkadang bon atau nota akan dikumpulkan terlebih dahulu,
setelah terkumpul dalam jumlah tertentu baru akan akan direkap. Pencatatan periodik
akan dikerjakan secara berkala biasanya minimal per tiga bulan.
c. Metode Masukan Tunggal
Sistem Pembukuan Tunggal atau single posting system/single entry book keeping, yaitu
sistem pembukuan sederhana yang ditandai dengan pencatatan beberapa transaksi
dengan satu kali pembukuan saja. Sistem ini tidak bergantung pada keseimbangan debit
dan kredit. Sistem pembukuan masukan-tunggal hanya menggunakan akun pendapatan
dan pengeluaran, dicatat terutama di dalam jurnal pendapatan dan pengeluaran
Pembukuan masukan-tunggal cocok digunakan untuk usaha mikro dan kecil. Dari uraian
di atas maka dapat diketahui bahwa sumber catatan pembukuan primer dalam
pembukuan masukan-tunggal adalah buku kas, sama dengan daftar rekening koran,
tetapi menempatkan pendapatan dan pengeluaran ke berbagai akun pendapatan dan
pengeluaran. Catatan akun yang terpisah dipelihara untuk kas kecil, status keterbayaran
dan keterterimaan akun, dan transaksi-transaksi yang bersesuaian lainnya, semisal
inventaris dan ongkos perjalanan.
d. Metode Berpasangan
Pembukuan berpasangan memerlukan pengeposan (pencatatan) setiap transaksi dua
kali, menggunakan debit dan kredit. Selain itu, sistem pembukuan berpasangan dalam
setiap transaksi akuntansinya akan dicatat dua kali. Artinya pada setiap transaksi terdapat
dua rekening (akun) yang akan dipengaruhi. Dalam sistem pembukuan berpasangan
dikenal istilah debit dan kredit. Setiap rekening yang didebit diikuti dengan rekening lain
yang di kredit, demikian pula sebaliknya. Jumlah sisi debit dan kredit harus sama, jika
tidak maka pencatatannya menjadi salah, neraca yang dihasilkan menjadi tidak seimbang
antara sisi aset aktiva dan pasivanya. Proses pembukuan akan terjadi, ketika transaksi
terjadi, sebuah data atau
dokumen dihasilkan. Dokumen ini dirujuk sebagai sumber dokumen pencatatan
perusahaan. Beberapa sumber dokumen sebagai berikut:
a. Laporan saldo bank bulanan Anda.
b. Catatan transaksi harian yang terjadi.
c. Kuitansi yang Anda dapatkan ketika membeli sesuatu di toko.
d. Bukti atau nota yang didapat pada saat transaksi.
Di dalam sistem pembukuan berpasangan, setiap transaksi keuangan yang terjadi selalu
dicatat dengan cara sedemikian rupa sehingga jelas pengaruhnya terhadap aktiva, utang,
modal, pendapatan, dan biaya. Prinsip utama sistem ini adalah bahwa setiap transaksi
selalu dicatat dengan mendebet dan mengkredit dua buah rekening atau lebih dengan
jumlah yang sama. Format dan bentuk dalam pencatatan dokumen usaha selalu berbeda-
beda karena menyesuaikan dengan jenis usaha dan produknya serta kepentingan dari
pemilik usahanya, namun secara umum, bentuk atau format pencatatan yang sering kali
dilihat secara konsep umum sama, berikut ini adalah format yang bisa dijadikan contoh
dalam pencatatan dan dokumen usaha.
Pencatatan yang sering dikerjakan oleh wirausaha dan disertai dengan dokumennya, di
antaranya:
(model pencatatan ini hanya contoh, bisa disesuaikan oleh wirausaha)

a. Pencatatan Pembelian
Kegiatan pencatatan pembelian biasanya dibuat sesederhana dan simpel serta praktis
agar dalam pembacaan dan memahaminya mudah, berapa banyak banyak produk barang
atau bahan baku yang dibeli serta dengan kualitas bahan yang seperti apa dan jangan
lupa jika dokumen, baik nota/faktur/ kuitansi atau dokumen lainnya juga dicantumkan
sebagai dokumen pengendali.

KARTU KENDALI PEMBELIAN

Bulan : ……………………………………

Nama Kode Harga


No Barang Barang No.Nota/Faktur Tgl Jumlah Satuan Total

b. Pencatatan Penjualan
Kegiatan pencatatan penjualan dibuat agar mengetahui berapa banyak barang/bahan
yang terjual atau berapa banyak jasa yang kita lakukan.

KARTU KENDALI PENJUALAN

Bulan : ……………………………………

Nama Kode Jumlah Harga


No Barang Barang No.Nota/Faktur Tgl Terjual Satuan Total Keterangan
b. Pencatatan Persediaan
Kegiatan pencatatan penjualan dibuat agar lebih mudah mengontrol barang/bahan yang
masih ada yang akan digunakan untuk periode berikutnya.

KARTU KENDALI PERSEDIAAN

Bulan : ……………………………………

Nama Jumlah Harga Jumlah Harga Harga


No Barang Beli Tgl Satuan Total Terjual Satuan Total Sisa Satuan Total Ket

Selain pencatata di atas kita pun dapat membuat buku keuangan sebagai dokumen
pengendali dala engatur dan mengelola keuangan agar mengetahui progress keuangan
dalam suatu periode.
Buku keuangan sebagai bagian dari dokumen pencatatan keuangan usaha, diantaranya
:

1. Buku Penerimaan Kas


Buku ini hanya mencatat transaksi uang yang masuk saja ke dalam operasional usaha.
Di uraian ditulis, sumber penerimaannya dari mana secara jelas, ditul di nominal jumlah
yang diterima oleh perusahaan, lalu tuliskan di saldo setia ada perubahan maka saldo
total ikut berubah sehingga pada saat akhir bula kita bisa mengetahui berapa total
penerimaan usaha kita. Format dan modelnya bisa di sesuaikan setidaknya model ini
hanya sebagai gambaran saja.
Buku Penerimaan Kas

Bulan………………………

No Tgl Uraian Nominal Saldo Total Ket

2) Buku Pengeluaran Kas


Buku ini hanya mencatat transaksi uang yang keluar saja ke dalam operasional usaha. Di
uraian ditulis pengeluarannya untuk apa saja secara jelas, ditulis di nominal jumlah yang
dikeluarkan oleh perusahaan, lalu tuliskan di saldo setiap ada perubahan maka saldo total
ikut berubah sehingga pada saat akhir bulan kita bisa mengetahui berapa total
pengeluaran usaha kita. Format dan modelnya bisa di sesuaikan setidaknya model ini
hanya sebagai gambaran saja.

Buku Pengeluaran Kas

Bulan………………………

No Tgl Uraian Nominal Saldo Total Ket

2) Buku Pengendali Rekapan Penerimaan dan Pengeluaran


Buku ini hanya merekap data dari penerimaan dan pengeluaran biasanya dilaksanakan
pada akhir bulan atau bergantung dari kebutuhan perusahaan.
Buku Rekapitulasi Penerimaan dan pengeluaran

Periode (Tahun) :……………………………………….

No Bulan Penerimaan Pengeluaran Selisih(L/R) Ket

D. Bentuk-Bentuk Perizinan Usaha


Dalam mendirikan usaha maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah usaha.
Perizinan usaha adalah suatu bentuk persetujuan atau pemberian izin dari oleh instansi
pemerintah yang terkait dengan usaha yang akan diselenggarakan. Pemerintah telah
mengeluarkan Surat Keputusan Menteri Perdagangan No.1458/KP/XII/1984, dalam
rangka memperlancar dan mempermudah perizinan sebagai berikut:
1. Izin prinsip, persetujuan yang dikeluarkan Pemda setempat untuk perusahaan industri
2. Penggunaan Tanah, yang berkaitan dengan pembebasan tanah.
3. Izin Mendirikan Bangunan (IMB), bangunan yang didirikan harus sesuai dengan
gambar yang direncanakan.
4. Surat Izin Tempat Usaha (SITU), gunanya untuk menciptakan keseimbangan
perekonomian dan perdagangan di tengah masyarakat serta untuk memudahkan dalam
pajak dan administrasi lainnya.
5. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), dibuat bagi perusahaan yang golongan usaha
menengah ke atas atau yang investasi keseluruhannya di luar tanah dan bangunan
bernilai diatas Rp 200 juta, sedangkan perusahaan yang keseluruhan investasinya diluar
tanah dan bangunan bernilai sampai dengan Rp 200 juta harus membuat Tanda Daftar
Usaha Perdagangan (TDUP).
6 Wajib Daftar Perusahaan.
7. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak).
Dalam mendirikan sebuah usaha tentunya kita akan dihadapkan dengan berbagai jenis
surat dokumen kelengkapan di dalam usaha yang dijalankan. Hal ini perlu anda ketahui
agar usaha yang kalian kelola nantinya tidak mendapatkan hambatan atau kendala di
mata hukum yang diberlakukan. Selain maka harus melengkapi dan memiliki perizinan
usaha lainnya yaitu:
# NRP (Nomor Register Perusahaan).
# NRB (Nomor Rekening Bank).
# ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan).
Secara umum, ada 12 jenis surat dokumen mendirikan usaha yang harus
diketahui, di antaranya:
1. Surat Keterangan Domisili Usaha (SKDU)
2. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
3. Izin Usaha Dagang (UD)
4. Surat Izin Tempat Usaha (SITU)
5. Surat Izin Prinsip
6 Surat Izin Usaha Industri (SIUI)
7. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
8 Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
9 Tanda Daftar Industri (TDI)
10. Surat izin gangguan (HO)
11. Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
12. Izin BPOM
Ada juga ketentuan yang mengatur bahwa untuk usaha tertentu tidak perlu mendapat
izin. Misalnya usaha yang dijalankan masyarakat yang tergolong usaha informal dan
tradisional yang belum berkembang.

Anda mungkin juga menyukai