Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga saya dapat menyusun makalah
ini dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini saya
akan membahas mengenai “Penetapan Viskositas Cairan dengan Viskosimeter
Kapiler”.
Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan
dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan
selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu saya mengundang pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang dapat membangun. Kritik dari pembaca sangat saya harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya
bagi saya dan umumnya bagi pembaca.

Jakarta, 24 Februari 2020

   
  Rieza Widya Pratiwi

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................1
DAFTAR ISI....................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................5
BAB III KESIMPULAN................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................11

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada kehidupan sehari-hari kita kerap kali menjumpai zat-zat cair yang
selalu ada di sekeliling kita, dan pada setiap orang menyadari bahwa ada
beberapa cara yang dapat menyebabkan suatu cairan bisa mengalir lebih
mudah dari pada zat -zat yang lainnya. Di dalam proses pengukuran sifat zat
cair dan kekentalannya maka sering dikaitkan dengan metode dari Viskositas.
Metode viskositas sendiri, berkaitan dengan suatu keadaan atau fase viskeus,
yakni fase yang berada di antara zat padat dan zat cair yang terjadi sewaktu
bahan padat menjadi lembek dan sebelum menjadi cair sewaktu dipanaskan.
Namun, tidak semua bahan dapat mengalami fase viskeus sebelum menjadi
cair. Karena dalam fase viskeus ini, mengalirnya suatu bahan tidak leluasa
seperti cairan karena adanya hambatan diantara bagian – bagiannya atau
diantara lapisan – lapisan dalam gerakan alirannya.

Viskositas juga membicarakan tentang masalah gesekan yang terjadi


antara bagian-bagian atau lapisan-lapisan pada suatu cairan atau fluida pada
umumnya, yang bergerak antara satu dengan yang lain. Tentunya gesekan atau
hambatan tersebut ditimbulkan oleh gaya tarik-menarik antara molekul-
molekul disatu lapisan dengan molekul-molekul dilapisan lain. Gaya interaktif
itu terutama ialah gaya elektrostatika, yaitu gaya antara muatan-muatan listrik.
Selain itu pada viskositas kita dapat menentukan jumlah kekentalan dalam
suatu zat padat, yang dalam kemanfaatna ini nantinya kita dapat
mengaplikasikan di dalam bidang kefarmasian. Oleh sebab itu kita dengan
mengadakan praktik serta pembelajaran terhadap materi viskositas ini
sangantlah diperlukan karena nantinya kita dapat menentukan suatu
konsentrasi kekentalan yang baik di dalam suatu sediaan obat.

3
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat
didefinisikan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah pengertian dari viskositas?
2. Apa saja alat dan bahan yang digunakan?
3. Bagaimana cara kerjanya?
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas?

C. TUJUAN
Menentukan viskositas suatu cairan dengan viskosimeter ostwald.

D. MANFAAT
1. Mengetahui pengertian dari viskositas secara umum dan mater-materi yang
dikandungnya.
2. Mengatahui alat dan bahan apa saja yang digunakan
3. Mengetahui bagaimana cara kerjanya
4. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi viskositas

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. PENGERTIAN VISKOSITAS

Viskositas atau kekentalan merupakan ukuran tahanan terhadap


cairan untuk mengalir. Makin kental suatu cairan maka makin besar
tahanannya untuk mengalir. Berdasarkan tipe alirannya cairan atau bahan
mengalir dapat dibagi menjadi cairan Newtonian dan cairan Non
Newtonian (dibahas dalam bab Rheologi di kuliah Farmasi Fisika).
Viskositas cairan Newtonian dapat ditentukan dengan menggunakan
Viskometer Ostwald, yaitu mengukur waktu yang diperlukan cairan untuk
mengalir melalui dua tanda pada bagian kapiler pada alat tersebut. Waktu
alir cairan dibandingkan dengan waktu alir cairan yang telah diketahui
viskositasnya. Berdasarkan hukum Poisseuille, untuk suatu cairan yang
mengalir melalui tabung kapiler berlaku persamaan berikut :
r 4t ΔP
η=
8IV
dimana η adalah viskositas cairan (dalam poise atau cps), r adalah jari-jari
dalam tabung kapiler, t adalah waktu alir, ΔP adalah tekanan dalam
dyne/cm² yang menekan cairan, I adalah panjang tabung kapiler dan V
adalah volume cairan yang mengalir. Jari-jari dan panjang kapiler serta
volume cairan merupakan besaran yang tetap pada suatu alat, maka
persamaan tersebut dapat disederhanakan menjadi :

η = K t ΔP
Besarnya tekanan ΔP pada cairan sangat tergantung pada bobot jenis
cairan yang dianalisis (d), gravitasi dan perbedaan tinggi tangan
viskometer. Gravitasi selalu tetap, dan jika permukaan cairan pada kedua

5
tangan viskometer sama, maka persamaan dapat lebih disederhanakan
lagi :

η1 d1 . t1
----- = -----
η2 d2 . t2
Kekentalan merupakan fungsi suhu, umumnya makin tinggi suhu
kekentalan makin turun. Viskositas gas meningkat dengan naiknya suhu
sedangkan viskositas cairan akan menurun dengan naiknya suhu cairan.

2. KONSEP VISKOSITAS
Fluida baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda
memiliki tingkat kekentalan yang berbeda. Viskositas alias kekentalan
sebenarnya merupakan gaya gesekan antara molekul-molekul yang
menyusun suatu fluida. Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu
fluida saling gesek-menggesek ketika fluida fluida tersebut mengalir. Pada
zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik
menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas
disebabkan oleh tumbukan antara molekul (Bird, 1993).
Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya
air. Sebaliknya, fluida yang lebih kental biasanya lebih sulit mengalir,
contohnya minyak goreng, oli, madu, dan lain-lain. Hal ini bias dibuktikan
dengan menuangkan air dan minyak goreng diatas lanyai yang
permukaannya miring. Pasti hasilnya air lebih cepat mengalir dari pada
minya goreng atau oli. Tingkat kekentalan suatu fluida juga bergantung
pada suhu. Semakin tinggi suhu zat cair, semakin kurang kental zat cair
tersebut. Misalnya ketika ibu menggoreng ikan di dapur, minyak goreng
yang awalnya kental, berubah menjadi lebih cair ketika dipanaskan.
Sebaliknya, semakin tinggi suhu suatu zat gas, semakin kental zat gas
tersebut.

6
Perlu diketahui bahwa viskositas atau kekentalan hanya ada pada
fluida rill (rill = nyata). Fluida rill / nyata adalah fluida yang kita jumpai
dalam kehidupan sehari-hari, seperti air sirup, oli, asap knalpot, dan
lainnya. Fluida rill berbeda dengan fluida ideal. Fluida ideal sebenarnya
tidak ada dalam kehidupan sehari-hari. Fluida ideal hanya model yang
digunakan untuk membantu kita dalam menganalisis aliran fluida (fluida
ideal ini yang kita pakai dalam pokok bahasan fluida dinamis) (Bird,
1993). Satuan system internasional (SI) untuk koifisien viskositas adalah
Ns/m2 = Pa.S (pascal sekon). Satuan CGS (centimeter gram sekon) untuk
SI koifisien viskositas adalah dyn.s/cm2 = poise (p). Viskositas juga sering
dinyatakan dalam sentipolse (cp). 1 cp = 1/1000 p. satuan poise digunakan
untuk mengenang seorang Ilmuwan Prancis, almarhum Jean Louis Marie
Poiseuille.

1 poise = 1 dyn. s/cm2 = 10-1 N.s/m2

Fluida adalah gugusan molukel yang jarak pisahnya besar, dan


kecil untuk zat cair. Jarak antar molukelnya itu besar jika dibandingkan
dengan garis tengah molukel itu. Molekul-molekul itu tidak terikat pada
suatu kisi, melainkan saling bergerak bebas terhadap satu sama lain. Jadi
kecepatan fluida atau massanya kecapatan volume tidak mempunyai
makna yang tepat sebab jumlah molekul yang menempati volume tertentu
terus menerus berubah (while, 1988). Fluida dapat digolongkan kedalam
cairan atau gas. Perbedaan-perbedaan utama antara cair dan gas adalah :
a. Cairan praktis tidak kompersible, sedangkan gas kompersible dan
seringkali harus diperlakukan demikian.
b. Cairan mengisi volume tertentu dan mempunyai permukaan-
permukaan bebas, sedangkan agar dengan massa tertentu
mengembang sampai mengisi seluruh bagian wadah tempatnya
(While, 1988).

7
3. ALAT DAN BAHAN
a. Piknometer
b. Viskometer Ostwald
c. Pipet
d. Gelas ukur
e. Stopwatch
f. Statif
g. Akuades
h. Gliserol
i. Metanol
j. Sirup

4. CARA KERJA
a. Siapkan dan bersihkan alat, viskometer ostwald dengan alkohol atau
aseton, lalu keringkan.
b. Siapkan larutan gliserin atau sample tetapkan bobot jenisnya dengan
menggunakan piknometer, lalu buatlah larutan gliserin dalam air :
5% ; 10% ; 15% dan 20% masing-masing sebanyak 50 ml.
c. Masukkan sejumlah 5-10 ml larutan sampel kedalam viskometer,
kemudian tempatkan viskometer pada penangas air suhu tertentu
selama 10 menit.
d. Isaplah melalui plastik yang terpasang pada salah satu tangan
viskometer yang ada bagian kapilernya hingga cairan mengisi
pencadang. Biarkan cairan mengalir dan pada saat permukaan atas
cairan menyentuh garis tanda batas, hidupkan stopwatch dan ukur
waktu alir cairan hingga tepat melalui garis tanda bawah.
e. Ukur waktu alir air destilata pada suhu yang sama dengan cara yang
sama seperti prosedur 4.

8
5. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VISKOSITAS
a. Suhu
Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka
viskositas akan turun, dan begitu sebaliknya. Hal ini disebabkan karena
adanya gerakan partikel-partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu
ditingkatkan dan menurun kekentalannya.
b. Konsentrasi larutan
Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan
dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula,
karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang
terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut,
gesekan antar partikrl semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi
pula.
c. Berat molekul solute
Viskositas berbanding lurus dengan berat molekul solute. Karena dengan
adanya solute yang berat akan menghambat atau member beban yang berat
pada cairan sehingga manaikkan viskositas.
d. Tekanan
Semakin tinggi tekanan maka semakin besar viskositas suatu cairan.

6. VISKOSITAS DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI


a. Mengalirnya darah dalam pembuluh darah vena.
b. Proses penggorengan ikan (semakin tinggi suhunya, maka semakin
kecil viskositas minyak goreng).
c. Mengalirnya air dalam pompa PDAM yang mengalir kerumah-rumah
kita.

9
BAB III

KESIMPULAN

1. Viskositas atau kekentalan merupakan ukuran tahanan terhadap cairan


untuk mengalir. Makin kental suatu cairan maka makin besar tahanannya
untuk mengalir. Berdasarkan tipe alirannya cairan atau bahan mengalir
dapat dibagi menjadi cairan Newtonian dan cairan Non Newtonian
(dibahas dalam bab Rheologi di kuliah Farmasi Fisika). Viskositas cairan
Newtonian dapat ditentukan dengan menggunakan Viskometer Ostwald,
yaitu mengukur waktu yang diperlukan cairan untuk mengalir melalui dua
tanda pada bagian kapiler pada alat.

2. Konsep viskositas adalah fluida, baik zat cair maupun zat gas yang
jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan yang berbeda. Viskositas
alias kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan antara molekul-
molekul yang menyusun suatu fluida. Jadi molekul-molekul yang
membentuk suatu fluida saling gesek-menggesek ketika fluida fluida
tersebut mengalir. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya
kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat
gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul.

3.  Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas yaitu suhu, tekanan,


konsentrasi larutan, dan berat molekul solute.

10
4.  Pengaplikasian viskositas dalam kehidupan sehari-hari adalah pelumas
mesin yang biasanya kita kenal dengan nama oli, mengalirnya darah dalam
pembuluh darah vena, proses penggorengan ikan (semakin tinggi suhunya,
maka semakin kecil viskositas minyak goreng), dan mengalirnya air dalam
pompa PDAM yang mengalir kerumah-rumah kita.

DAFTAR PUSTAKA

1. Akademi Farmasi IKIFA. Modul Praktikum Fisika Farmasi. Jakarta;


2019
2. Dwi M. Viskositas. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang; 2013

11

Anda mungkin juga menyukai