Anda di halaman 1dari 3

NATASHA ANANTA/ 2309020083

Kesehatan Masyarakat/ 1B

Strategi Menanamkan Nilai Karakter Konservasi Kepada Warga


UNNES
Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil
internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk
cara pandang, berpikir,bersikap, dan bertindak (Balitbang Kemdiknas 2010). Berkarakter
berarti mempunyai tabiat, akhlak atau kepribadian. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai moral,
seperti kejujuran, keadilan, hormat, tangung jawab dan lainnya. Nilai dan karakter konservasi
telah dikembangkan oleh masing-masing fakultas dan menjadi miliki bersama seluruh warga
UNNES, yaitu meliputi nilai inspiratif, nilai humanis, nilai peduli, nilai inovatif, nilai kreatif,
nilai sportif, nilai jujur, dan nilai adil.
Dalam tulisan ini, saya ingin memfokuskan pada salah satu saja nilai karakter konservasi, yaitu
nilai Kreatif. Kreativitas pada hakikatnya adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru
yang berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang sudah ada, baik pengetahuan atau
pengalaman (Munandar, 2012).Kreatifitas juga dapat dapat berarti sebuah kemampuan untuk
membangun atau menciptakan ide, peluang, terobosan yang akan bermanfaat dalam segala
aktivitas manusia termasuk pemecahan masalah, komunikasi antar manusia, dan pelayanan.
Salah satu ciri penting dari suatu hasil karya kreatif adalah unsur kebaruan. Berpikir kreatif
memiliki ciri-ciri fluency, fleksibility, originality, elaboration, dan redefinition (Guilford,
1950). Fluency (kelancaran) adalah kemampuan untuk menghasilkan banyak ide atau gagasan.
Fleksibility (keluwesan) adalah kemampuan untuk menyelesaikan masalah dengan
menggunakan berbagai prosedur, cara, atau pendekatan, bahkan berbagai kemungkinan
jawaban. Originality adalah kemampuan mengemukakan ide atau gagasan yang berasal dari
dirinya sendiri dan dengan menggunakan caranya sendiri yang diartikan lebih pada kebaruan
dari pada keaslian. Elaboration (elaboasi) adalah kemampuan menjelaskan sesuatu secara rinci.
Redefinition (perumusan kembali) adalah kemampuan untuk melihat suatu masalah
berdasarkan sudutpandang yang berbeda dengan kebanyakan orang.
Kemudian strategi apa yang dibutuhkan untuk menanamkan nilai karakter kreatif? Indikator
nilai kreatif antara lain yaitu: fluency, fleksibility, originality, elaboration, dan redefinition.
Sehingga yang dapat kita lakukan yaitu dengan mendalami nilai-nilai tersebut untuk
membangun kreatifitas. Tanpa kita sadari, sebenarnya sebagai mahasiswa, kita sudah dapat
meningkatkan kreatifitas melalui pembelajaran dan penugasan yang diberikan para dosen.
Proses pembelajaran yang memungkinkan terbentuknya karakter mahasiswa adalah
pembelajaran aktif dan kontekstual. “Belajar bukan hanya imitasi dan bukan pula kemampuan
untuk mengumpulkan dan mencurahkan pengetahuan. Belajar adalah proses konstan
penemuan, sebuah proses tanpa akhir ” (Beattie 2005). Kegiatan pembelajaran seperti
presentasi dan diskusi kelompok umumnya dapat meningkatkan pola pikir yang kritis dan
kreatif. Selain itu, dengan melibatkan beberapa orang, yang bersangkutan dapat bertukar
pikiran dan memperluas pengetahuan dari balasan yang diterima.
Kemudian strategi yang dapat saya tawarkan sebagai seorang mahasiswa yaitu dengan
membuat kegiatan yang melibatkan warga unnes dan dapat melatih nilai-nilai kreatifitas.
Kegiatan kemahasiswaan baik yang berada di bawah naungan organisasi kampus maupun luar
kampus, memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk bisa melatih skill dan pengalaman.
Lebih baik lagi apabila kita sebagai mahasiswa yang dapat membuat kegiatan tersebut
dibandingkan hanya mengikuti. Sehingga, kita dapat menentukan nilai apa yang akan dibangun
dari aktivitas yang kita buat.
DAFTAR PUSTAKA
Saddam dkk. 2016. Integrasi Nilai-nilai Konservasi dalam Habituasi Kampus untuk
Pembentukan Kepribadian MahasiswaUniversitas Negeri Semarang. Prodi Ilmu Pengetahuan
Sosial, Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Handoyo, Eko. 2010. MODEL PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KONSERVASI:
PENGALAMAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG. Semarang: Widya Karya Press

Anda mungkin juga menyukai