Anda di halaman 1dari 5

Hubungan Nilai Inovatif dalam Mendukung Visi-Misi UNNES dan Strategi

Menanamkan Nilai Konservasi Kepada Warga UNNES

Dosen pengampu : Dewi Nilam Tyas, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh :

1. Chandra Tri Pambudi (1401420260)


2. Safa Aulia Insani (1401420190)
3. Aditya Agung Saputra (1401420270)
4. Aisyah Nurul Isnaeni (1401420230)
5. Kartika Amalia (1401420250)
6. Neta Kurnia Rahma (1401420220)
7. Annisa Febriana Maulida P (1401420240)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2021
• Nilai Inovatif
1. Hubungan Nilai Inovatif dalam Mendukung Visi-Misi UNNES
Inovatif yaitu usaha seseorang dengan mendayagunakan pemikiran,
kemampuan imajinasi, berbagai stimulan, dan individu yang mengelilinginya atau
lingkungannya, dalam meghasilkan produk baru , baik bagi dirinya sendiri atau
lingkungannya dalam menghasilkan produk baru , baik bagi dirinya sendiri atau
lingkungannya. Perilaku inovatif adalah semua perilaku individu yang diarahkan untuk
menghasilkan, mengenalkan, dan mengaplikasikan hal hal baru, yang bermanfaat
dalam berbagai level organisasi. Implementasi karakter inovatif dilakukan dengan
pendekatan edukatif, komunikatif, dan keteladanan. Indikator terwujudya karakter
inovatif untuk mahasiswa yaitu : chllenges status quo, curious, self-motivated,
visionary, entertains vantastic, takes risk, peripatetic, playful/humorous, self-acceptig,
flexible/adaptive, makes new connecion, revlective, recognizes Pattern, tolerates
ambiguity, commited to learning, farmally articulate, persevering.
A. Visi-Misi UNNES
1. Visi
Visi Unnes adalah menjadi universitas berwawasan konservasi dan
bereputasi Internasional.
2. Misi
Misi UNNES adalah:
a. menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan dalam program
kependidikan dan non-kependidikan yang unggul berwawasan
konservasi dan bereputasi internasional.
b. mengembangkan dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, peradaban dan olahraga yang berwawasan konservasi dan
bereputasi internasional.
c. menyebarluaskan imu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan
olahraga yang berwawasan konservasi dan bereputasi internasional;
dan
d. membangun dan mengembangkan kerjasama Institusi dalam
menunjang penguatan kelembagaan yang bereputasi internasional.
2. Strategi Menanamkan Nilai Konservasi Kepada Warga UNNES
Dalam sebuah organisasi dapat dibagi atas tiga level inovasi, yaitu level
individu, kelompok, dan organisasi. Dalam konteks UNNES, kelompok terbagi atas
dosen, tenaga pendidikan, dan mahasiswa.Organisasi dapat dibagi atas tingkat
universitas, fakultas, dan jurusan. UNNES sebagai lembaga perguruan tinggi dapat
mengembangkan karakter inovatif segenap civitas akdemika antara lain melalui
kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi.
Setiap anggota civitas akademika UNNES harus siap menghadapi perubahan.
Salah satu syarat untuk dapat melakukan inovasi adalah orang harus mengetahui tujuan
yang hendak dicapai. Tujuan itu harus diketahui, dipahami, dan diperjuangkan oleh
semua anggota organisasi. Pemimpin yang inovatif harus dapat menngkomunikasikan
tujuan sehingga setiap orang memahami dan merasakan pentingnya bagi organisasi dan
demikian setiap anggota organisasi khususnya pemimpin siap mengahadapi dan
melakukan perubahan-perubahan dalam rangka mencapai kesuksesan organisasi.
Dalam hal ini juga anggotanya. Tujuan itu diterjemahkan dari isi dan misi organisasai.
Oleh karena itu setiap organisasi harus dapat merumuskan isi dan misi yang dirumuskan
secara jelas dan mudah dipahami. Dengan demikian, pimpinan universitas, pimpinan
fakultas, pimpinan jurusan, bahkan dosen dituntut untuk berperan secara maksimal dan
dilaksanakan dalam berbagai kesempatan seperti dalam upacara, rapat, proses belajar
mengajar, dsb, dan juga melalui berbagai media.
Ketakutan akan adanya perubahan bagi setiap anggota civitas akademika harus
diperangi. Perubahan harus digalakan, ambisi dikobarkan, mimpi-mimpi
dikembangkan, bila perlu kepuasan dan kemapanan digantikan dengan harapan baru.
Pemimpin memberi gambaran masa depan yang lebih cerah.Karakter inovatiftidak akan
terbentuk dalam kebebasan berkreasi dan berekspresi layaknya para
UNNES harus mengembangkan kerjasama dengan berbagai lembaga lain baik yang
dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Setiap anggota civitas akademika harus
mampu menjalin kerjasama antar sesama warga UNNES.Salah satu moto kesuksesan
dalam bekerja adalah mau bekerja, mampu bekerja, dan bisa bekerjasama.
Ide baru tidak hanya dilaksanakan di lingkungan terbatas, tetapi dipublikasikan dan
diterapkan di lingkup yang lebih luas. Kesiapan menerima kegagalan harus
dikembangkan.Penerimaan atas kegagalan adalah salah satu kunci sukses berinovasi,
karena dengan demikian berani melakukan hal-hal baru. Oleh karena itu,untuk
meningkatkan karakter inovatif, setiap warga diberi kesempatan bereksperiman dan
juga diberi kebebasan atas kemungkinan mengalami kegagalan. Keberanian
mencobakan suatu ide baru yang resikonya relatif rendah ke public perlu
dikembangkan. Semangat tinggi diperlukan bagi keberhasilan berinovasi. Oleh karena
itu salah satu tugas pimpinan untuk meningkatkan keberhasilan berinovasi adalah
mengobarkan semangat warganya antara lain dengan menyadarkan penting dan
manfaat tercapainya tujuan organisasi atau perusahaan.
Seperti halnya dengan pengembangan karakter kreatif, pengembangan karakter
inovatif dapat diimplementasikan melalui kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi.
Implementasi dalam bidang pendidikan berarti dalam proses belajar mengajar dalam
setiap perkuliahan dan kegiatan belajar mengajar yang lain harus memiliki dampak
pengiring bagi pengembangan karakter inovatif. Hal ini akan terwujud apabila
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan selalu bermuatan pendidikan karakter inovatif.
Implemantasi dalam penelitiaan perlu diwujudkan dengan topik-topik
penelitian yang baru serta memuat aspek-aspek yang berkaitan dengan
pengembanganpendidikan karakter inovatif. Implementasi dalam bidang pengabdian
masyarakat diwujudkan dalam kegiatan yang memuat pendidikan karakter inovatif.
Pengembangan karakter inovatif juga diimplementasikan melalui pendekatan civitas
akademika, yaitu pembinaan terhadap dosen, tenaga pendidikan, dan mahasiswa.Dalam
setiap kelompok unsur civitas akademika ada individu-individu yang berposisi sebagai
unsur pimpinan Sudah barang tentu target untuk masing-masing kelompok tidak
samadalam penekanan karakter inovatifnya.
Implementasi pengembangan karakter inovatif dilakukan dengan pendekatan
edukatif, komunikatif, dan keteladanan.Pendekatan edukatif bermakna bahwa
pengembangan karakter inovatif dilakukan melalui proses pendidikan secara sistemik
dan futuristik. Pendekatan komunikatif dilakukan dalam bentuk ajakan dan diskusi
pemikiran konservasi karakter inovatif secara realistis dan argumentatif. Adapun
pendekatan keteladanan dimanifestasikan dalam bentuk pemberian contoh yang
mencerminkan kemampuan berpikir dan bertindak secara inovatif.
Pengembangan karakter inovatif dilakakukan di berbagai kesempatan,
dilaksanakan di dalam maupun di luar kampus, dan dalam situasi formal maupun
informal. Khususnya pengembangan karakter inovatif mahasiswa dilaksanakan dalam
kegiatan intra kampus maupun ekstra kampus dan dalam kokurikuler atau ekstra
kurikuler.Sebagaimana dalam pengembangan karakter kreatif, pengembangan karakter
inovatif bagi civitas akademika juga perlu diberi kebebasan yang memadai dalam
berpikir, bekerja, berpendapat, dan bertindak, serta sarana dan dukungan yang
memadai. Dengan demikian, di UNNES harus dikembangkan suasana yang
mendukung pengembangan karakter inovatif dengan antara lainmenciptakan situasi
yang terlalu terkekang oleh peraturan yang statis dan kaku serta menjauhi kegiatan-
kegiatan yang hanya bersifat formalitas.

Anda mungkin juga menyukai