Inovasi secara etimologis berasal dari bahasa Latin innovation. Ini berarti
pembaruan atau perubahan. Kata kerja innovo berarti memperbarui dan mengubah.
Inovasi adalah perubahan baru untuk perbaikan, berbeda dari perubahan sebelumnya,
atau perubahan sebelumnya yang disengaja, dan direncanakan. Ada perbedaan dan
persamaan dalam perubahan dan pemutakhiran istilah.
Inovasi adalah penemuan suatu hal yang sama sekali baru yang merupakan hasil
ciptaan manusia. Setelah itu, penemuan sesuatu (objek) yang sebelumnya tidak ada
dilakukan dengan penciptaan bentuk baru. Discovery sebenarnya merupakan penemuan
(objek) yang sudah ada sejak lama, namun belum diketahui manusia. Oleh karena itu,
inovasi merupakan upaya untuk menemukan objek baru dengan melakukan kegiatan
penemuan.
Ketika kita berbicara tentang inovasi (pembaruan), kita ingat dua istilah,
yakni invention dan discovery. Invention adalah penemuan sesuatu yang benar-benar
baru dari hasil kerja manusia. Dalam konteks ini, Ibrahim (1989) menyatakan bahwa
inovasi adalah suatu penemuan yang dapat dianggap baru bagi ide, objek, peristiwa,
individu atau kelompok orang (masyarakat). Inovasi dapat merupakan hasil dari suatu
penemuan atau discovery. Inovasi dilakukan untuk tujuan tertentu atau untuk
memecahkan suatu masalah.
Proses dan tahapan perubahan pada pendidikan berkaitan dengan pengembangan,
diseminasi, perencanaan, rekrutmen, implementasi, dan evaluasi. Contohnya sebuah
“model top-down” yang merupakan sebuah inovasi pendidikan yang diciptakan oleh
pihak tertentu sebagai pimpinan atau supervisor dan diterapkan pada bawahan seperti
Inovasi pendidikan yang telah dilaksanakan Kemendiknas selama ini. Kedua “bottom-up
model” tersebut merupakan model inovasi yang diperoleh, dibuat dan dilaksanakan dari
bawah untuk meningkatkan penyelenggaraan dan mutu pendidikan.
Dalam penerapannya, inovasi pendidikan memiliki sasaran atau bentuk yang terkena
dampaknya, seperti berikut ini:
o Guru
o Siswa
o Kurikulum
1. Model top-down
Model top-down adalah model inovasi pendidikan yang dibuat atau diciptakan
oleh atasan dan ditujukan kepada bawahan. Misalnya, inovasi-inovasi yang
diciptakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Iptek, dan menyasar
semua lembaga pendidikan yang didukungnya. Penerapan inovasi ini dapat
dilakukan dengan ajakan, saran, atau bahkan sedikit paksaan.
2. Model dari bawah ke atas
Model bottom-up adalah model inovasi pendidikan yang diciptakan dari bawah
untuk menjamin dan meningkatkan mutu pendidikan. Inovasi ini tergolong
inovasi yang berkesinambungan dan tidak mudah berhenti.
Porsi muatan pendidikan dan pelajaran pada Madrasah Ibtidaiyah patut dipertimbangkan
agar pelajar tidak memikul beban belajar berlebihan. Seyogianya setiap madrasah memiliki
keleluasaan untuk memberi bobot dan porsi setiap mata pelajaran sesuai dengan visi dan
misinya. Teknik evaluasi pembelajaran tidak melulu menggunakan tes objektif pilihan ganda.
Siswa dilatih untuk menjawab pertanyaan secara subjektif.
Penyeragaman pola pembelajaran dan sistem evaluasi membelunggu siswa dan guru.
Iklim pembelajaran di lembaga pendidikan formal pada semua jenjang yang demikian itu tak
dapat diharapkan menghasilkan generasi penerus bangsa yang cerdas dan berkarakter.