Anda di halaman 1dari 3

Nilai moral

Pilar yang ini hanya terdapat dalam secara tersirat dalam pendidikan di Indonesia sesuai dengan Undang-
Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas yang menyatakan bahwa salah satu Tujuan Pendidikan
Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.Implementasi dari pilar tersebut
diwujudkan secara langsung dalam mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, dan mata
pelajaran PPKN, dan dalam mata pelajaran lain sebagai hasil pembelajaran tidak langsung melalui
pencapaian KI-1 (Kompetensi Spiritual).  
Critical Thinking and Problem Solving (Berpikir Kritis & Pemecahan Masalah)
Berpikir kritis merupakan suatu proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental
seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi dan melakukan
penelitian ilmiah. Berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpendapat dengan cara yang terorganisasi.
Berpikir kritis merupakan kemampuan untuk mengevaluasi secara sistematis bobot pendapat pribadi dan
pendapat orang lain . Berpikir kritis secara esensial adalah proses aktif dimana seseorang memikirkan
berbagai hal secara mendalam, mengajukan pertanyaan untuk diri sendiri, menemukan informasi yang
relevan untuk diri sendiri daripada menerima berbagai hal dari orang lain Dalam konsep ini peserta didik
belajar memecahkan masalah yang ada dan mampu menjelaskan, menganalisis dan menciptakan solusi
bagi individu maupun masyarakat. Peran peserta didik dalam penerapan pembelajaran abad 21 adalah;
belajar secara kolaboratif, belajar berbasis masalah, memiliki kemampuan high order thinking, serta
belajar mengajukan pertanyaan.
Kecakapan dalam komunikasi
Communication dimaknai sebagai kemampuan anak dalam menyampaikan ide dan pikirannya secara
cepat, jelas, dan efektif. Keterampilan ini terdiri dari sejumlah sub-skill, seperti kemampuan berbahasa
yang tepat sasaran, kemampuan memahami konteks, serta kemampuan membaca pendengar (audience)
untuk memastikan pesannya tersampaikan. Dalam hal ini peserta didik diminta untuk bisa menguasai,
mengatur, dan membangun komunikasi yang baik dan benar bail secara tulisan, lisan, maupun
multimedia. Peserta didik diberi waktu untuk mengelola hal tersebut dan menggunakan kemampuan
komunikasi untuk berhubungan seperti menyampaikan gagasan, berdiskusi hingga memecahkan masalah
yang ada.
Terintegrasi

Karakter yang satu ini menjadi nilai yang merupakan upaya menjadikan anak-anak menjadi orang yang
dapat dipercaya dalam perkataan, perbuatan, dan pekerjaan. Anak perlu tahu bahwa mereka harus punya
komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral. Integritas meliputi penanaman rasa
tanggung jawab sebagai warga negara, dan mengajak mereka aktif terlibat dalam kehidupan sosial. perlu
ditanamkan sejak dini bahwa setiap orang harus konsisten dalam tindakan dan perkataan, dengan
berdasarkan pada kebenaran.

Kecakapan abad 21
Salah satu karakteristik pembelajaran dalam Kurikulum 2013 adalah harus dapat mengarahkan peserta
didik untuk memahami potensi, minat dan bakatnya dalam rangka pengembangan karir, baik di jenjang
pendidikan yang lebih tinggi maupun karir di masyarakat. Oleh sebab itu, maka peserta didik harus
dipersiapkankan untuk memiliki kecakapan-kecakapan yang sesuai dengan tutntutan pekerjaan di Abad
21 antara lain sebagai berikut.  Memiliki sikap dan kemampuan untuk menjadi pemimpin dan menjadi
yang terdepan dalam berinisiatif demi menghasilkan berbagai terobosan-terobosan (Leadership).
Memiliki sikap bertanggung jawab terhadap seluruh perbuatan yang dilakukan sebagai seorang individu
mandiri (Personal Responsibility). Menghargai dan menjunjung tinggi pelaksanaan etika dalam
menjalankan kehidupan sosial bersama (Ethics). Memiliki sejumlah keahlian dasar yang diperlukan untuk
menjalankan fungsi sebagai mahluk individu dan mahluk social (People Skills)  Memiliki kemampuan
dalam beradaptasi dan beradopsi dengan berbagai perubahan yang terjadi sejalan dengan dinamika
kehidupan (Adaptability) Mampu meningkatkan kualitas dirinya melalui berbagai aktivitas dan pekerjaan
yang dilakukan sehari-hari. (Personal Productivity) Memiliki alasan dan dasar yang jelas dalam setiap
langkah dan tindakan yang dilakukan (Accountability). Memiliki rasa bertanggung jawab terhadap
lingkungan kehidupan maupun komunitas yang ada di sekitarnya (Social Responsibility)
Karakteristik profesionalisme guru Berdasarkan UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru adalah kompetensi profesional yang mencakup;
Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan
mengevaluasi hasil pembelajaran. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan
kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,  dan seni.
Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, dan
kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam
pembelajaran. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru, serta nilai-
nilai agama dan etika. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan
Partisipasi, yakni sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah dan memperbaiki penyimpangan
dan kerusakan (manusia, alam, dan tatanan) di sekitar dirinya.

Adil

Pada dasarnya, setiap anak adalah calon pemimpin masa depan. Karena itu, Anda harus melatihnya sejak
dini supaya bisa menjadi pemimpin yang baik dan adil. Banyak cara untuk melatih jiwa kepemimpinan
anak, misalnya dengan memberikan contoh atau teladan. Anda bisa menceritakan kisah perjuangan Ir.
Soekarno, Ki Hajar Dewantara, maupun tokoh nasional lain yang mampu menginspirasi. Di samping
menyampaikan kisah tokoh pemimpin teladan, Anda dapat membuat semacam kegiatan untuk mengasah
kepemimpinan. Sebagai contoh, berikan tugas sebagai pengawas piket harian secara bergiliran pada
semua anak. Setiap hari, anak yang bertugas sebagai pengawas, wajib membuat catatan sederhana
mengenai tanggung jawab petugas piket. Jika ada petugas lalai, pengawas harus melaporkan pada guru.
Selain itu, pengawas juga memiliki kewajiban untuk memastikan kegiatan piket berjalan lancar. Cara
lainnya, yakni melalui pemilihan ketua kelas. Membuat sebuah aturan, bahwa semua anak berhak
menjabat ketua kelas dalam beberapa periode. Ketika menjadi ketua kelas, anak tersebut harus membuat
peraturan—yang prosesnya dibantu oleh guru.

Selaras

Sikap tahu dan mengerti serta melaksanakan apa yang menjadi milik/hak diri sendiri dan orang lain serta
tugas/kewajiban diri sendiri serta orang lain
Terukur

Yakni sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang
seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara
dan Tuhan YME.

Anda mungkin juga menyukai