Anda di halaman 1dari 18

PENDIDIKAN KARAKTER KREATIF

MENURUT SIRAH NABAWIYAH

Wahyuni Wandira
UIN Raden Fatah Palembang
Wahyuniwandira12@gmail.com

Abstrak

Pendidikan karakter adalah pendidikan yang menekankan adanya dialog


sosial sehingga menumbuhkan empati dan kepekaan. Kekuatan karakter
didasarkan pada kualitas dan kuantitas tempaan dan keterbatasan yang dihadapi.
Kemudian Peneliti membahas Pendidikan karakter kreatif Berdasarkan sirah
Nabawiyah, Sirah Nabawiyah merupakan inspirasi dalam perbaikan karakter umat
di masa kini dan masa depan. Kemauan dan kemampuan untuk selalu
mendialogkannya merupakan kunci untuk memposisikan sirah nabawiyah sebagai
inspirasi. Pendidikan karakter menjadi kurang lengkap tanpa mengeksplorasi sirah
Nabi Muhammad, sosok mulia dan dimuliakan. Sisi kehidupan Nabi telah
memberikan rambu-rambu dan prasyarat untuk membentuk karakter unggul. Nilai
karakter kreatif merupakan sikap yang sangat dibutuhkan oleh umat muslim,
dengan kreatif kita bisa mengubah apapun untuk menjadi sesuatu yang lebih baik.

PENDAHULUAN
Pendidikan sebagai upaya untuk memberikan solusi perkembangan dan
perubahan kemanusiaan secara dinamik dan gradual. Pendidikan sebagai interaksi
antara manusia dengan lingkungannya termasuk lingkungan alam dan lingkungan
manusia. Pada interaksi tersebut manusia bukan hanya mengusahakan interaksi
dengan sesama manusia, namun dengan alamnya sehingga dapat mengembangkan
potensi manusia secara optimal. Upaya pendidikan akan berpengaruh secara
kualitas dan kuantitas pada sumber daya manusia serta dan upaya peningkatan
kesejahteraan dan kemakmuran dalam masyarakat.1

1
Saiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung, Rineka Cipta, 2017). H 8

1
Pendidikan dalam Islam merupakan sebuah rangkaian proses pemberdayaan
manusia menuju taklif (kedewasaan), baik secara akal, mental maupun moral,
untuk menjalankan fungsi kemanusiaan yang diemban-sebagai seorang hamba
(abd) dihadapan Khaliq-nya dan sebagai pemelihara (khalifah) pada semesta.2
Howard dalam Madjid berpendapat bahwa pada abad 18 dan 19 pendidikan
karakter mulai dipandang sebagai tujuan utama pendidikan, namun timbul
tenggelam berkaitan dengan masalah-masalah politik dan kejadian-kejadian
bersejarah. Begitu pula di Indonesia, corak pendidikan karakter bersesuaian
dengan era politik yang berkuasa. Misalnya pada era demokrasi terpimpin,
pendidikan karakter dikenal dengan istilah national and character buildin.3
Gagasan merajut idealisme pendidikan perlu diupayakan, hal ini
dikarenakan pendidikan merupakan faktor penting dalam menumbuhkembangkan
kemampuan manusia, kapasitas (capability), kepada peserta didik agar dapat
melihat realita yang ada dengan pendekatan kontekstual yang membebaskan.
Maka gagasan berupa konsep revivalisasi dan revitalisasi pendidikan menjadi
penting. Disamping itu pendidikan bertanggungjawab secara moral untuk
mempersiapkan generasi-generasi yang independen, bertanggungjawab, empati
dan kasih sayang terhadap sesama dalam bingkai pendidikan. Disamping itu
upaya menumbuh-kembangkan kreatifitas dan inovatif pada diri pendidik
menggali modus-modus baru pengelolaan proses pendidikan tanpa harus
mengorbankan nilai-nilai idealisme dari tujuan pendidikan itu sendiri.4
Semakin rusak karakter dan moral suatu bangsa, semakin porak-poranda
pula citra yang melekat pada bangsa tersebut. Karakter bangsa merupakan aspek
penting dari pembentukan kualitas sumber daya manusia karena kualitas karakter
bangsa menentukan kemajuan suatu bangsa dan negara. Berbagai permasalahan
sosial yang melanda masyarakat kita, masalah harta, kedudukan, pangkat dan
kekuasaan selalu disanjung dan dipentingkan sehingga banyak terjadi pergeseran

2
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam perspektf Islam, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2001).
H 74
3
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam. (Bandung: PT
Rosdakarya, 2017).H 25
4
Trianto, Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. (Jakarta: Prestasi Pustaka
Publisher, 2019). Hlm 87

2
nilai yang tumbuh di masyarakat. Perubahan nilai-nilai sosial ini tidak terjadi
hanya di Indonesia secara umum namun secara khusus juga terjadi di daerah-
daerah, masalah kriminalitas, kasus pembunuhan, kenakalan remaja seperti
narkoba, seks bebas, tawuran, fenomena geng motor, dan sampai masalah harga
diri bangsa.5

PEMBAHASAN
A. Karakter Kreatif
1. Konsep Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter menjadi trending topic dalam dunia pendidikan
belakangan ini. Hal ini didasarkan pada out-put pendidikan yang tidak
sesuai dengan tujuan pendidikan itu sendiri. Pendidikan sebagai usaha
sadar untuk memanusiakan manusia, menyiapkan generasi muda untuk
hidup dan berkehidupan dari masyarakat melalui pewarisan nilai-nilai luhur
dirasa belum terlihat jelas dan dirasakan banyak pihak. Tujuan Pendidikan
Nasional Indonesia adalah mewujudkan peserta didik yang memiliki
kekuatan spiritual keagamaa, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa
dan negara. Berdasarkan tujuan pendidikan tersebut, maka apa yang
ditampakkan pada realita masyarakat masih jauh dari harapan.6
Pendidikan karakter adalah pendidikan yang menekankan adanya
dialog sosial sehingga menumbuhkan empati dan kepekaan. Kekuatan
karakter didasarkan pada kualitas dan kuantitas tempaan dan keterbatasan
yang dihadapi. Adapun polanya bisa disesuaikan dengan perkembangan
masa, sehingga tempaan dan keterbatasan yang dihadapi Nabi dijadikan
cerminan untuk mengambil sikap dan nilai untuk kemudian diteladani. Hal
ini menegaskan bahwa kesederhanaan, kesahajaan menjadi hal yang mutlak
dilakukan di setiap prosesnya.

5
Hamid, A. & Sudira, P. (2013). Penanaman Nilai-Nilai Karakter Siswa SMK SALAFIYAH
Prodi TKJ Kajen Margoyoso Pati Jawa Tengah. Jurnal Pendidikan Vokasi (Nomor 2 tahun 2013).
Hlm. 139-152.
6
Tim Direktorat Pendidikan Madrasah, wawasan Pendidikan Karakter Dalam Islam ,
(Jakarta: Direktorat Pendidikan Madrasah Kemenag ,2010).H 13

3
Karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti
yang membedakan seseorang dengan yang lain. Secara etimologis ,
karakter adalah kualitas mental atau moral, kekuatan moral. Sedangkan
terminologis karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan berperilaku yang
khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama baik dalam lingkup
keluarga , masyarakat bangsa dan negara.7
Karakter sebagai kekhasan identik dengan pembiasaan dan
keteladanan, maka diperlukan pembiasaan dalam pemikiran, pembiasaan
dalam hati, pembiasaan dalam tindakan. Semua ini hanya bisa dilakukan
dengan adanya sinergi di setiap proses pendidikan, terutama pendidikan
dalam keluarga dan lebih menegaskan bahwa memperbincangkan
pendidikan karakter maka harus menjadikan keluarga sebagai elemen
dasarnya.8
Pendidikan karakter adalah suatu proses pendidikan secara holistis
yang menghubungkan dimensi moral dengan ranah sosial dalam kehidupan
peserta didik sebagai pondasi bagi terbentuknya generasi yang berkualitas
yang mampu hidup mandiri dan memiliki prinsip suatu kebenaran yang
dapat dipertanggungjawabkan. Adapun nilai karakter dalam pedoman
pelaksanaan pendidikan karakter Kreatif, berpikir dan melakukan sesuatu
untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.9
2. Kreatif Menurut Para ahli
Agar lebih memahami apa arti kreatif, maka kita dapat merujuk pada
pendapat para ahli. Berikut ini adalah pengertian kreatif menurut para ahli:
a. Shadiq
Menurut Shadiq, pengertian kreatif adalah gagasan terhadap
konsep dan rencana untuk kemajuan, gagasan ini dibutuhkan dalam

7
Muchlas Samani dan hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter Remaja
(Bandung Rosdakarya, 2011). H 41
8
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga
Pendidikan, (Jakarta, kencana, 2011).H 13
9
Syafii Antonio, Managemet Superleadeship nabi Muhammad, Jilid 5, TIM Tazkia
Publishing, Jakarta,2011. H. 8

4
pemikiran dan juga hasil karya seseorang di dalam memecahkan
masalah-masalah sosial yang sedang berkembang.10
b. Widyatun
Menurut Widyatun, pengertian kreatif adalah kemampuan
dalam menyelesaikan suatu masalah yang memberi kesempatan kepada
setiap personal untuk berkreasi untuk memunculkan ide-ide
baru/adaptif yang memiliki fungsi dan kegunaan secara menyeluruh
untuk berkembang.11
c. James R. Evans
Menurut James R. Evans, pengertian kreatif adalah kemampuan
dalam menemukan hubungan baru, melihat subjek dari sudut pandang
yang berbeda, dan mengkombinasikan beberapa konsep yang sudah
mindstream di masyarakat dirubah menjadi suatu konsep yang berbeda.
d. Supriadi
Menurut Supriadi, definisi kreatif adalah kemampuan seseorang
untuk menciptakan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun
karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada. Kreativitas
merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang mengimplikasikan
terjadinya eskalasi dalam kemampuan berpikir, ditandai oleh suksesi,
diskontinuitas, diferensiasi, dan integrasi antara tahap perkembangan.
e. Conny R. Semiawan
Menurut Conny R. Semiawan, arti kreatif adalah kemampuan
dalam membuat suatu gagasan baru dalam upaya memecahkan
masalah.
f. Havvel
Menurut Havvel, arti kreatif adalah suatu kemampuan untuk
menciptakan suatu sistem atau komposisi yang baru.
g. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

10
Amin, 164 Model Pembelajaran Kontemporer,(Jakarata:2018).H 75
11
Aftika, Ekstrakurikuler IPA Berbasis SainPreneur, (Rajawali:2021).H 40

5
Menurut KBBI, kreatif adalah kemampuan untuk menciptakan
atau daya cipta, kreativitas juga dapat bermakna sebagai kreasi terbaru
dan orisinil yang tercipta, sebab kreativitas suatu proses mental yang
unik untuk menghasilkan sesuatu yang baru, berbeda dan orisinil.12
3. Konsep kreatif
Kreatif berasal dari bahasa inggris to create yang berarti menciptakan
sesuatu atau membuat. Creativity berarti daya cipta. Sedangkan dalam
bahasa Arab kata kreativitas atau menciptakan biasanya mengunakan kata
khalaqa (menjadikan, membuat, menciptakan), yakni menciptakan sesuatu
tanpa ada pangkal atau asal dan contoh terlebih dahulu atau dapat berarti
kemampuan untuk mencipta atau mempunyai sifat menciptakan tidak
dengan cara meniru.13
Dalam kamus besar bahasa Indonesia kreatif berarti memiliki daya
cipta atau memiliki kemampuan untuk menciptakan. kreatif adalah
menemukan, menggabungkan, membangun, mengarang, mendesain,
merancang, mengubah ataupun menambah.14
Oleh karena itu kreatif sering digambarkan dengan kemampuan
berfikir kritis dan banyak ide serta gagasan. Orang kreatif adalah orang
yang melihat sesuatu yang sama, tetapi dengan cara pandang yang berbeda.
Selain itu orang kreatif adalah orang yang memiliki kemampuan
menggabungkan sesuatu yang belum pernah tergabung sebelumnya. Kreatif
juga bisa berarti kemampuan menemukan atau mendapatkan ide dan
pemecahan masalah baru.
Dalam perspektif Islam kreatif dapat diartikan sebagai kesadaran
keimanan seseorang, untuk menggunakan keseluruhan daya dan
kemampuan diri yang dimiliki sebagai wujud syukur akan nikmat Allah

12
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Balai Pustaka,
2007). H 34
13
Herdian. 2022. Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa. http://herdy07.wordpress.com
/2022/12/13/kemampuan-berfikir-kreatif-siswa/. Pada tanggal 14 Oktober 2014. Pukul 23.17 WIB.
14
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Balai Pustaka,
2007).

6
guna menjadikan atau menghasilkan sesuatu yang terbaik dan bermanfat
bagi kehidupan sebagai wujud pengabdian yang tulus kehadirat Allah.
Allah Dzat yang Maha kreatif, hasil karya-Nya merupakan karya yang
sangat besar, indah, dan sempurna. Semua makhluk memanfaatkan karya
Allah tersebut. Allah Pencipta jagat raya dan segala isinya memberikan
kekaguman dahsyat bagi seluruh makhlukNya. Keserasian yang kita lihat
pada setiap makhluk, keterpautan organ-organ tubuh satu sama lainnya,
keterpautan warna dengan organ-organ tersebut, keterpautan langit dan
jagat raya, bumi dan isinya tersebut menjadikan Allah Swt sebagai Dzat
Yang Maha Sempurnah.15
Kreatif tersebut berarti memiliki kreativitas, yakni suatu kemampuan
untuk dapat menciptakan sesuatu. Hal tersebutlah yang membedakan
manusia dengan makhluk Tuhan yang lainnya. Kreativitas tersebut
merupakan suatu naluri yang terdapat sejak lahir. Oleh karenanya, tiap-tiap
manusia pada dasarnya itu juga kreatif. Namun, hanya saja diperlukan
suatu usaha lebih dari manusia tersebut dalam mengembangkan
kreativitasnya. Jadi karakter kreatif merupakan pemikiran yang dapat
menemukan hal-hal atau cara baru yang berbeda dan mampu
mengemukakan ide atau gagasan yang memiliki nilai tambah.16
B. Bentuk Kreatif
Dalam kehidupan manusia, hal-hal kreatif dapat diwujudkan ke dalam
berbagai bentuk, diantaranya:17
1. Ide
Pemikiran yang kreatif akan menghasilkan ide yang unik dan tidak
terpikirkan sebelumnya. Ide merupakan suatu pemikiran yang
menciptakan solusi atas masalah yang ada di masyarakat.
2. Produk (Barang/ Jasa)

15
Juliantine, Tite. “Pengembangan Kreativitas Siswa melalui Implementasi Model
Pembelajaran Inkuiri dalam Pendidikan Jasmani”. Jurnal. (Bandung:2019)FPOK-UPI.
16
Mustari, Nilai Karakter: Refleksi untuk Pendidikan. (Jakarta:PT Rajagrafindo Persada,
2014).H 65
17
Eko Sudarmanto, DKK. Manajemen Kreatif dan Inovasi, (Jakarta:Yayasan Kita
Menulis,2022).H 64

7
Produk yang dihasilkan juga merupakan salah satu wujud dari
kreatif. Tanpa adanya proses kreatif tentunya produk yang dihasilkan tidak
dapat memenuhi harapan konsumen.
3. Gagasan
Kreatif dapat juga diwujudkan dalam bentuk gagasan-gagasan
dalam mengatasi masalah yang ada. Gagasan dapat dikemukakan secara
langsung maupun melalui tulisan pendek, buku, dan lain-lain.
C. Aspek-Aspek Kreatif
Berdasarkan pertimbangan itu, kita dapat melihat kreatif ke dalam empat
aspek.18
1. Kreatif itu dimaknai sebagai sebuah kekuatan atau energi yang ada dalam
diri individu. Energi ini menjadi daya dorong bagi seseorang untuk
melakukan sesuatu dengan cara atau untuk mendapatkan hasil yang
terbaik. Menurut Robert Franken, ada tiga dorongan yang menyebabkan
orang bisa kreatif, yaitu
a) Kebutuhan untuk memiliki sesuatu yang baru, bervariasi dan lebih baik.
b) Dorongan untuk mengomunikasi nilai dan ide.
c) Keinginan untuk memecahkan masalah. Ketiga dorongan itulah yang
kemudian membuat seseorang untuk berkreasi.
Dengan kata lain, masalah kreatif ini dapat dimaknai sebagai
sebuah energi atau dorongan dalam diri yang menyebabkan seseorang
melakukan tindakan tertentu.

2. Kreatif dimaknai sebagai sebuah proses, yaitu proses mengelola informasi,


melakukan sesuatu, membuat sesuatu, atau proses yang tercermin dalam
kelancaran, dan kelenturan dalam berpikir.
3. Kreatif adalah sebuah produk. Penilaian orang lain terhadap kreatif
seseorang akan dikaitkan dengan produknya. Maksud dari produk ini bisa
dalam pengertian produk pikiran (ide), karya tulis, atau produk dalam
pengertian barang.
18
Tri Puji Rahayu, Memunculkan Ide Kreatif Melalui Program Kreativitas Mahasiswa,
(Jawa tengah:Pustaka Rumuh Cinta,2020)

8
4. Kreatif dimaknai sebagai person. Kreatif ini tidak dialamatkan pada
produknya atau pada prosesnya. Tetapi kreatif disini ditujukan pada
individunya. Menurut Sternberg seseorang yang kreatif adalah
seseorang  yang  dapat berpikir secara sintesis, artinya dapat
melihat  hubugan-hubungan di mana orang lain tidak dapat melihatnya,
dan mempunyai kemampuan untuk menganalisis ide-idenya sendiri serta
mengevaluasi nilai ataupun kualitas karya pribadinya, mampu
menerjemahkan teori dan hal-hal yang abstrak ke dalam ide-ide praktis
sehingga mampu meyakinkan orang lain mengenai ide-ide yang akan
dikerjakannya.

D. Ciri-ciri Kreatif
Terdapat beberapa ciri-ciri yang dapat memposisikan seseorang masuk
kedalam golongan orang-orang kreatif, ciri-ciri tersebut antara lain :19

1. Berfikir di luar otak, itu yang sering dikemukakan oleh orang-orang kreatif.
Orang kreatif selalu berfikir “di luar otak”, mereka membuat sesuatu yang
tak biasa dan yang bukan lazimnya. Apabila kebanyakan orang berjalan di
jalur biasa, orang kreatif bisa saja mengambil jalan yang tidak biasa.
Apabila orang lain berjalan di satu arah, orang kreatif berjalan ke segala
arah. Orang yang berpikir di luar kotak selalu mengemukakan sesuatu yang
tak dipikirkan orang lain.
2. Tidak pernah takut dengan adanya saingan, bagi seseorang yang kreatif,
bersaing adalah hal yang menyenangkan karena dengan adanya saingan
berarti bisa berfikir dengan lebih keras lagi dan tidak mau tersaingi, dan
apabila tidak ada saingan maka tidak akan pernah ada perbandingan. Orang
yang takut bersaing berarti bukan orang yang kreatif.
3. Selalu berfikir menggunakan otak kanan, dengan kita menjalankan otak
kanan maka keberanianlah yang akan muncul dalam diri kita.
4. Memiliki pandangan pibadi, orang-orang kreatif memiliki pandangan
pribadi mereka sendiri untuk dunia yang diperhatikannya. Mereka
19
Ayu Sri Menda, Pengembangan Kreativitas Siswa, (Jakara:Guepedia, 2019). H 89

9
cenderung melihat dan bereaksi terhadap hal-hal yang berbeda dan mereka
bahkan cenderung untuk mendapatkan semangat atas hal-hal yang menurut
orang lain belum tentu berharga.
5. Suka tantangan, orang-orang kreatif selalu suka dengan tantangan. Mereka
dapat dengan mudah memikirkan cara-cara untuk memecahkan situasi yang
sulit, karena kesulitan yang sedang mereka hadapi itu akan merangsang
pikiran artistik mereka.
6. Pada umumnya kegagalan menjadi orang kreatif dan inovatif disebabkan
oleh ketidakseriusan kita untuk menjadi yang lebih baik, kekuatan seseorang
yang kreatif dan inovatif datangnya dari diri sendiri, serta ide yang realitis
itu bukan dari orang lain.

E. Nilai Positif Kreatif dalam Islam


1. Berfikir orisinil
Manusia selalu menghadapi berbagai persoalan dan peristiwa dalam
kehidupannya. Semua persoalan yang yang tidak diketahui jawabannya
dianggap sebagai masalah. Biasanya seseorang akan berusaha mengkaji
problem yang dihadapinya dari berbagai aspek agar dapat memahaminya
dengan baik.20
Setelah itu ia menghimpun berbagai data dan informasi yang berkaitan
dengannya. Penghimpunan data dan informasi yang relevan dengan problem
yang ada membantunya memperjelas, memahami dan membatasi problem
itu dengan teliti dan mengantarkannya menyusun berbagai hipotesa sebagai
langkah pemecahan.

Dalam hal ini Allah Swt berfirman:

20
Eko Sudarmanto, DKK. Manajemen Kreatif dan Inovasi, (Jakarta: Yayasan Kita Menulis,
2022). H 21

10
‫وب َي ْع ِقلُو َن هِب َا َْأو آ َذا ٌن يَ ْس َمعُو َن‬
ٌ ُ‫ض َفتَ ُكو َن هَلُ ْم ُقل‬
ِ
ْ ‫َأَفلَ ْم يَسريُوا يِف‬
ِ ‫اَأْلر‬
ِٰ ‫هِب‬
ُّ ‫وب الَّيِت يِف‬
‫الص ُدو ِر‬ ُ ُ‫ص ُار َولَكن َت ْع َمى الْ ُقل‬ َ ْ‫َا ۖ فَِإنَّ َها اَل َت ْع َمى اَأْلب‬
“Maka Apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai
hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang
dengan itu mereka dapat mendengar? karena Sesungguhnya bukanlah mata
itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada”. (QS. Al Hajj :
46).21

2. Beretos kerja tinggi


Adanya etos kerja yang kuat memerlukan kesadaran pada orang
bersangkutan tentang kaitan bekerja dengan pandangan hidupnya yang lebih
menyeluruh. Etos kerja dalam Islam adalah hasil suatu kepercayaan seorang
Muslim bahwa bekerja mempunyai kaitan dengan tujuan hidupnya, yaitu
memperoleh ridha dari Allah SWT.22
Berkaitan dengan ini penting untuk ditegaskan bahwa pada dasarnya,
Islam adalah agama amal atau kerja. Inti ajarannya ialah bahwa hamba
Alalh akan mendekati dan berusaha memperoleh ridha Allah melalui
bekerja atau amal shalih serta dengan memurnikan sikap penyembahan
hanya kepada-Nya. Alalh Swt berfirman:

ِ ‫وَأن لَّيس لِِإْل نس‬


‫ان ِإاَّل َما َس َع ٰى‬ َ َ ْ َ

“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya. Dan bahwasannya usaha itu kelak akan diperlihatkan
(kepadanya)”. (QS. Al Najm: 39)23

3. Berhasil karya

21
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an Terjemahan, (Bandung: CV Diponegoro, 2004)
Qur’an Surah Al-Hajj:46
22
Majid, Andayani. Pendidikan Karakter Perspektif Islam. (Bandung:PT Remaja
Rosdakarya, 2017).H 52
23
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an Terjemahan, (Bandung: CV Diponegoro, 2004)
Qur’an Surah Al-Najm:39

11
Dalam Islam beramal atau bekerja itu juga harus dilakukan dalam
bentuk shalih sehingga dikatakan amal shalih, yang secara harfiah berarti
sesuai, yaitu sesuai dengan standar mutu. Berorientasi kepada mutu dan
hasil yang baik sebagaimana dapat dipahami dari firman Allah,
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di
antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun” (Q.S. Al-Mulk : 2).24
Nilai Positif Kreatif dalam Islam - Berhasil karya
“Dari Rifa’ah Ibnu Rafi’ r.a. bahwa Rasulullah saw. pernah ditanya:
Pekerjaan apakah yang paling baik?. Beliau bersabda: “Pekerjaan seseorang
dengan tangannya dan setiap jual beli yang bersih”. (HR. Al Baihaqi)
4. Tidak mudah putus asa
Seseorang yang kreatif tidak akan menyerah sebelum kemampuannya
berakhir. Ia akan terus berupaya dan berusaha sekuat tenaga mencapai cita-
citanya awalaupun ia harus menghadapi tantangan dan hambatan. Dalam
perjalanannya pasti ia akan menemui cemoohan orang-orang yang iri
kepadanya tetapi ia hanya menangga.
Sebaliknya orang yang memiliki sikap tidak percaya diri, putus asa,
dan pesimis adalah termasuk orang-orang yang putus harapan, fasik dan
sesat, serta kufur. Allah Swt berfirman:

ِ ِ ‫َأخ ِيه واَل َتي‬


ِ ِ
ُ‫َأسوا من َّر ْو ِح اللَّه ۖ ِإنَّه‬
ُ ْ َ ‫ف َو‬ َ ‫وس‬ ُ ُ‫يَا بَيِن َّ ا ْذ َهبُوا َفتَ َح َّس ُسوا من ي‬
‫َأس ِمن َّر ْو ِح اللَّ ِه ِإاَّل الْ َق ْو ُم الْ َكافُِرو َن‬
ُ ‫اَل َيْي‬
“Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada
berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir”. (QS. Yusuf
(12):(87)25
5. Tawakkal

24
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an Terjemahan, Bandung: CV Diponegoro, 2004 Qur’an
Surah Al-Mulk:2
25
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an Terjemahan, (Bandung: CV Diponegoro, 2004)
Qur’an Surah Yusuf Ayat 83

12
Tawakal tidak identik dengan kepasrahan yang tidak beralasan.
Namun tawakal harus terlebih dahulu didahului dengan adanya usaha yang
maksimal.
a. Muslim yang kreatif akan menunjukkan dedikasinya dengan berusaha
maksimal untuk memperoleh tujuan yang diinginkan.
b. Setiap pribadi memiliki keterikatan kepada Allah SWT yang menjadi
tempat bergantung dan tempat berharap satu-satunya.
c. Setiap pribadi mempunyai etos kerja, yakni seperangkat nilai-nilai etis
yang terkandung dalam ajaran Islam (Al-Quran dan hadits) tentang
keharusan dan keutamaan bekerja untuk mencapai hasil yang
diharapkan lebih baik dan produktif.
F. Pendidikan Karakter Kreatif menurut Sirah Nabawiyah
Sirah Nabawiyah yang berisi perincian kisah hidup Rasulullah, yakni
asalmuasal, suku dan nasab, dan keadaan masyarakatnya, sebelum beliau
dilahirkan. Kemudian berlanjut kepada kelahiran beliau, masa kecil, remaja,
dewasa, pernikahan, menjadi Nabi, serta perjuangan-perjuangan beliau dalam
menegakkan Islam hingga akhir hayatnya. Pendidikan yang mengajarkan
bagaimana sifat Nabi yang memiliki ciri sebagai manusia yang ideal secara
spiritual-individual, tetapi juga menjadi pelopor perubahan, membimbing
masyarakat ke arah perbaikan dan melakukan perjuangan tanpa henti melawan
penindasan harus senantiasa diupayakan. Al-Mubarakfury menjelaskan bahwa
Nabi Muhammad Saw sebagai pembawa ajaran Islam merupakan sosok yang
memiliki akhlak yang sangat terpuji.26
Sirah Nabawiyah adalah bagi setiap muslim memperoleh gambaran
tentang hakikat Islam secara utuh, sehingga bisa tercermin dalam kehidupan
nyata Nabi Muhammad saw dan sebagaimana pula Rasulullah saw
mempraktikkan dan mewujudkan wahyu Ilahi, oleh karena itu seluruh perilaku
Nabi Muhammad saw dalam wujud sejarahnya yang terikat pada tiga pilar
agama, yaitu Iman, Islam, dan Ihsan, sehingga menunjukkan secara

26
Syaikh Shafiyyur-Rahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah, (Yogyakarat: Pustaka Al-
Kautsar 2020).H 27

13
keseluruhan prinsip, kaidah, dan hukum Islam. Adapun Nabi Muhammad saw
sebagai teladan yang baik (uswah hasanah) tidak sepatutnya dipandang sebatas
kajian sejarah ketokohan, atau menganggap kajian fikih Sirah Nabawiyah
hanya sebagai kajian sejarah hidup salah seorang khalifah, atau sesuatu tentang
periode sejarah masa silam. 27
Dalam Sirah Nabawiyah tersebut bisa menjadikan sebuah pedoman yang
sangat baik terhadap kehidupan yang bermanfaat bagi kaum muslimin untuk
memenuhi suatu kebutuhan dalam sebuah proses yang akan dipenuhi untuk
mencerminkan sebuah perilaku atau akhlak yang baik, supaya bisa dilakukan
oleh Rasul terhadap para sahabatnya agar bisa mempunyai sikap tersebut.
Sehingga harus bisa memenuhi suatu perilaku tersebut, dan harus bisa
menjalankan sebuah perintah yang baik yang sudah diberikan kepada para
sahabatnya oleh Rasul untuk menjadikan sebuah perilaku umat muslim
menjadikan yang lebih baik dan bermanfaat bagi semua kalangan umatnya.28
Nilai karakter kreatif merupakan sikap yang sangat dibutuhkan oleh umat
muslim, dengan kreatif kita bisa mengubah apapun untuk menjadi sesuatu yang
lebih baik, sikap kreatif juga dicontohkan oleh Rasulullah SAW, seperti
petikan kutip cerita berikut:
“disana Rasulullah membagi tugas pasukannya dan membariskan mereka
sebagai persiapan untuk menghadapi pertempuran. Beliau menunjuk satu
detasemen yang terdiri dari pemanah ulung. Komandan detasemen ini
diserahkan kepada Abdullah Bin Zubair Bin An-Nu’man Al Ansori Al
Ausy. Lalu beliau bersabda kepada pemimpin mereka:”lindungilah kami
dengan anak panah, agar musuh tidak menyerang dari belakang, tetaplah
ditempatmu, entah kita diatas angin ataupun terdesak, agar kita tidak
diserang. Dengan penempatan detasemen diatas bukit desertai perintah
militer yang keras, makak nabi sudah menghalau satu jalan yang bisa
digunakan kavaleri Quraisy untuk menyusup kebarisan orang muslim
belakang.” Sayap kiri pasukan muslim dikomandoi oleh Az Zubair Bin Al
Awwan dan kanan Al Mundzir Bin Amr dan didukung pasukan yang
menghalau kavaleri Qurais pimpinan kholid bin Al walid. Dibarisan depan
diisi oleh orang yang berani dan diakui keberaniannya, kemampuannya bisa
disetarakan dengan seribu orang. Strategi ini merupakan strategi yang detail

27
Yusuf, Abu, Pengantar Sirah Nabawiyah, (Media Muslim Info e Books Projec, 2017).H
12
28
Zuhairini, dkk, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, cet.9, 2008). H 12

14
dan bijaksana yang menggambarkan Nabi merupakan orang yang cerdik
dalam perang”29

Melalui hal ini bisa disimpulkan bahwasannya Nabi Muhammad ialah


orang yang kreatif, dapat mengatur pasukan yang terbatas dengan tepat
sehingga dapat memenangkan peperangan. Sebagai umat islam, kita wajib
untuk mencontoh sifat kreatif tersebut sehingga kita dapat sukses di dunia dan
di akhirat.
Rasulullah SAW adalah orang yang kreatif hal ini di buktikan dari salah
satu peristiwa penting Hajar Aswad. Dikala itu masyarakat Makkah
merenovasi bangunan Kakbah setelah banjir menenggelamkan kota. Konflik
terjadi saat akan meletakkan Hajar Aswad kembali ke tempatnya. Maletakkan
Hajar Aswad Merupakan kemulian bagi bangsa Arab Quraisy dan membawa
kemuliaan pula bagi suku yang meletakkannya. Kemudian mereka mulai
berselisih pendapat siapakah tokoh di antara mereka yang layak mendapatkan
kehormatan untuk meletakkan Hajar Aswad. Konflik itu hampir menyebabkan
perang saudara di antara mereka.
Hingga akhirnya Rasulullah SAW mengusulkan Siapapun yang keesokan
hari datang lebih awal di tempat ini, dialah yang berhak untuk memindahkan
Hajar Aswad ketempatnya semula. Namun apa yang dilakukan Rasulullah
SAW, beliau membentangkan surbannya, menaruh Hajar Aswad diatasnya dan
mengajak beberapa tokoh lain untuk memindahkan Hajar Aswad bersama-
sama.30
Dengan ide kreatif yang disampaikan rosullullah dalam menyampaikan
dakwahnya dengan secara tidak langsung pada bangsa arab quraisy dengan
memberikan usulan siapapun yang dapat datang lebih awal itulah yang akan
menjadi orang yang yang memiliki kehormatan dibalik perselisihan antar umat
yang hampir menyebabkan perang saudara. Namun ternyata diwaktu
pelaksanaannya nabi muhammadlah yang datang terlebih dahulu dan menaruh
hajar aswad itu dengan bersama tokoh-tokoh lain.
29
Kathur Shuhadi, Sirah Nabawiyah.(Jakarta:Pustaka Al-Kausar,2020). H 299-300
30
Indah Hanaco, 14 Kebaikan Paling Menakjubkan dari Nabi Muhammad SAW, (Jakarta:
Pustaka, 2020).H 78

15
Dari cerita inilah kreatifitas ide nabi muhammad yang menjadikan
perdamaian bagi umat yang hampir saja terjadi perang saudara karena
perdebatan siapa tokoh yang berhak dan pantas meletakan Hajar Aswad
pertama kali. Nabi muhammad mengajarkan kita untuk selalu berfikir terbuka
dan kereatif serta adil tidak memihak dengan siapapun.

KESIMPULAN

Sirah Nabawiyah merupakan inspirasi dalam perbaikan karakter umat


di masa kini dan masa depan. Kemauan dan kemampuan untuk selalu
mendialogkannya merupakan kunci untuk memposisikan sirah nabawiyah
sebagai inspirasi. Pendidikan karakter menjadi kurang lengkap tanpa
mengeksplorasi sirah Nabi Muhammad, sosok mulia dan dimuliakan. Sisi
kehidupan Nabi telah memberikan rambu-rambu dan prasyarat untuk
membentuk karakter unggul.

Nilai karakter kreatif merupakan sikap yang sangat dibutuhkan oleh umat
muslim, dengan kreatif kita bisa mengubah apapun untuk menjadi sesuatu yang
lebih baik. Sikap kreatif juga dicontohkan oleh Rasulullah SAW bahwasannya
Nabi Muhammad ialah orang yang kreatif, dapat mengatur pasukan yang
terbatas dengan tepat sehingga dapat memenangkan peperangan. Sebagai umat
islam, kita wajib untuk mencontoh sifat kreatif tersebut sehingga kita dapat
sukses di dunia dan di akhirat.

SARAN
Hendaknya makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber
pembelajaran bagi pembaca dan makalah ini biasa bermanfaat bagi banyak
pihak, utamanya bagi penyusun dan pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

16
Abdul Majid dan Dian Andayani,(2017), Pendidikan Karakter Perspektif Islam.
Bandung: PT Rosdakarya
Aftika,( 2021), Ekstrakurikuler IPA Berbasis SainPreneur, Rajawali
Ahmad Tafsir,( 2001). Ilmu Pendidikan dalam perspektf Islam, Bandung: PT.
Rosdakarya.
Amin,(2018), 164 Model Pembelajaran Kontemporer, Jakarata
Ayu Sri Menda,( 2019), Pengembangan Kreativitas Siswa, Jakara:Guepedia
Departemen Agama RI, (2004) Al-Qur‟an Terjemahan, Bandung: CV
Diponegoro
Departemen Pendidikan Nasional,(2017), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai
Pustaka
Eko Sudarmanto, DKK.(2022), Manajemen Kreatif dan Inovasi, Jakarta:Yayasan
Kita Menulis
Hamid, A. & Sudira, P. (2013). Penanaman Nilai-Nilai Karakter Siswa SMK
SALAFIYAH Prodi TKJ Kajen Margoyoso Pati Jawa Tengah. Jurnal
Pendidikan Vokasi (Nomor 2 tahun 2013)
Herdian. (2022). Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa.
http://herdy07.wordpress.com /2022/12/13/kemampuan-berfikir-kreatif-
siswa/. Pada tanggal 14 Oktober 2014. Pukul 23.17 WIB.
Indah Hanaco,(2020) 14 Kebaikan Paling Menakjubkan dari Nabi Muhammad
SAW, Jakarta: Pustaka
Juliantine, Tite.(2019), Pengembangan Kreativitas Siswa melalui Implementasi
Model Pembelajaran Inkuiri dalam Pendidikan Jasmani. Jurnal.
BandungFPOK-UPI.
Kathur Shuhadi, (2020) Sirah Nabawiyah. Jakarta:Pustaka Al-Kausar
Majid, Andayani.(2017) Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung:PT
Remaja Rosdakarya
Muchlas Samani dan hariyanto, (2011), Konsep dan Model Pendidikan Karakter
Remaja, Bandung Rosdakarya
Mustari,(2014) Nilai Karakter: Refleksi untuk Pendidikan. Jakarta:PT
Rajagrafindo Persada

17
Saiful Bahri Djamarah,(2017), Strategi Belajar Mengajar, Bandung, Rineka Cipta
Syafii Antonio, (2011). Managemet Superleadeship nabi Muhammad, Jilid 5,
TIM Tazkia Publishing, Jakarta
Syaikh Shafiyyur-Rahman Al-Mubarakfury.(2020) Sirah Nabawiyah,
Yogyakarat: Pustaka Al-Kautsar
Tim Direktorat Pendidikan Madrasah,(2010), wawasan Pendidikan Karakter
Dalam Islam, Jakarta: Direktorat Pendidikan Madrasah Kemenag
Trianto,(2019), Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher
Tri Puji Rahayu, (2020) Memunculkan Ide Kreatif Melalui Program Kreativitas
Mahasiswa, Jawa tengah:Pustaka Rumuh Cinta
Yusuf, Abu,(2017), Pengantar Sirah Nabawiyah, Media Muslim Info e Books
Projec
Zubaedi,(2011).Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasinya dalam
Lembaga Pendidikan, Jakarta:kencana
Zuhairini, dkk,(2008), Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, cet.9

18

Anda mungkin juga menyukai