Anda di halaman 1dari 89

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PERKEMBANGAN BISNIS PARIWISATA DI KABUPATEN


TOBA SAMOSIR DENGAN ADANYA PEMBANGUNAN
DANAU TOBA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada


Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh:

EWIN REINHARD SAMOSIR 140907070

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

Universitas Sumatera
Utara
ABSTRAK

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEPENGARUHI


PERKEMBANGAN BISNIS PARIWISATA DI KABUPATEN TOBA
SAMOSIR DENGAN ADANYA PEMBANGUNAN DANAU TOBA

Nama : Ewin Reinhard Samosir


NIM : 140907070
Program Studi : Ilmu Administrasi Bisnis
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Dosen Pembimbing : Drs. Yance, M.Si

Pariwisata merupakan salah satu industri terbesar dan merupakan sektor


jasa dengan tingkat pertumbuhan paling pesat di dunia saat ini.Bersama dengan
industri teknologi dan informasi, industri pariwisata diperkirakan menjadi
penggerak utama perekonomian abad 21,Di Indonesia, pariwisata merupakan
bagian dari sektor industri yang prospeknya cerah, dan mempunyai potensi serta
peluang yang sangat besar untuk dikembangkan. Peluang dimaksud didukung oleh
kondisi-kondisi alamiah seperti letak dan keadaan geografisnya.Pembangunan di
Kabupaten Toba Samosir didasarkan pada bidang ekonomi dengan titik berat pada
pengembangan sektor pariwisata dengan karakter kebudayaan Batak Toba serta
sektor industri kecil dan kerajinan yang berkaitan dengan sektor pertanian dan
sektor perdagangan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja yang menjadi faktor
faktor yang mempengaruhi perkembangan bisnis pariwisata dan bagaima
perkembangan bisnis pariwisata di kawasan Danau Toba tepatnya di Kabupaten
Toba Samosir dengan adanya pembangunan Danau Toba.
Teknik analisis yang digunakan adalah kualitatif, yaitu dengan
menguraikan dan menjelaskan hasil-hasil penelitian dalam bentuk kata-kata lisan
maupun tertulis. Pengumpulan data dilakukan menggunakan teknik studi
kepustakaan, observasi, wawancara dan penelusuran data online.
Hasil penelitian menunjukkan yang menjadi faktor faktor yang
mempengaruhi bisnis pariwisata ialah,infrastruktur, promosi, kebijakan,
keamanan, strategi, kekuatan,dan kelemahan bisnis pariwisata di Kabupaten Toba
Samosir telah mengalami peningkatan yang ditandai dengan meningkatnya jumlah
wisatawan dan minat masyarakat untuk membuka usaha di bidang pariwisata baik
dalam penyediaan barang dan jasa yang dilakukan di lokasi wisata. Dalam
mengembangkan potensi pariwisata Danau Toba, pengembangan bisnis pariwisata
di kabupaten Toba Samosir dapat ditingkatkan lebih baik lagi.

KATA KUNCI: Bisnis Pariwisata, Pembangunan Danau Toba, Faktor- Faktor

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING THE TOURISM BUSINESS DEVELOPMENT IN


TOBA SAMOSIR REGENCY WITH THERMAL DEVELOPMENT OF LAKE

Name : Ewin Reinhard Samosir


NIM : 140907070
Departement : Business Administration
Faculty : Political and Social Science
Advisor : Drs. Yance, M.Si

Tourism is one of the largest industries and is the fastest growing


service sector in the world today. Together with the technology and information
industry, the tourism industry is estimated to be the main driver of the 21st
century economy. In Indonesia, tourism is part of the industrial sector with bright
prospects, and has enormous potential and opportunities to develop. The
opportunity is supported by natural conditions such as location and geographical
conditions. Development in Toba Samosir Regency is based on the economic field
with a focus on the development of the tourism sector with the character of the
Toba Batak culture and the small industry and handicraft sectors related to the
agricultural sector and the trade sector.
This research aims to find out what are the factors that influence the
development of the tourism business and how the development of the tourism
business in the Lake Toba region precisely in Toba Samosir Regency with the
development of Lake Toba.
The analytical technique used is qualitative, namely by describing
and explaining the results of research in the form of verbal and written words.
Data collection was carried out using online literature study, observation,
interview and data search techniques.
The results showed that the factors that influence the tourism business
are, infrastructure, promotion, policy, security, strategy, strength, and
weaknesses of the tourism business in Toba Samosir Regency have experienced
an increase which is marked by the increasing number of tourists and public
interest to open businesses in the field tourism both in the supply of goods and
services carried out at tourist sites. In developing the tourism potential of Lake
Toba, the development of the tourism business in Toba Samosir regency can be
improved even better.

Keywords: Tourism Business, Development of Lake Toba, Factors

ii
Universitas Sumatera
Utara
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan yang maha Esa Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan, keberkahan, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisa Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Perkembangan Bisnis Pariwisata Di Kabupaten Toba
Samosir Dengan Adanya Pembangunan Danau Toba.” sebagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program Ilmu Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih Kepada kedua
orang tua penulis Bapak Ojak Samosirdan Ibu Lamenna Pakpahan yang telah
memberikan dukungan yang tak henti-henti hingga penulis mampu menyelesaikan
skripsi ini.Kepada saudara-saudara Penulis yaitu Melva Samosir,Sabam
Samosir,Aris Samosir dan Erick Samosir.
Pada masa perkuliahan dan penulisan skripsi beberapa pihak yang telah
membantu dan berpartisipasi dalam penyusunan skripsi ini, baik dalam bentuk
motivasi, bantuan, maupun dukungan, maka penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada
1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA sebagai Ketua Program Studi
Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Beti Nasution M.Si sebagai Sekretaris Program Studi Ilmu
Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Yance M.Si selaku dosen pembimbing yang selalu
memberikan masukan dan saran untuk penulisan skripsi ini.
5. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MAselaku dosen penguji penulis yang
turut memberikan saran dan masukan untuk penulisan skripsi ini agar lebih
baik lagi.
6. Kak Siswati Saragi S.Sos M.SP dan Bang Farid S.H sebagai staff pegawai
Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas

iii

Universitas Sumatera
Utara
Sumatera Utara yang berperan dan membantu penulis dalam administrasi
selama perkuliahan dan penulisan skripsi ini.
7. Seluruh staff pengajar Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial Ilmu
Politik Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu yang
bermanfaat bagi penulis.
8. Partner terbaik Herti Lombus S.H yang selalu memberi semangat dan
membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
9. Teman satu kost tang ikut memberikan saran dan semangat dalam
menyelesaikan skripsi ini/
10. Teman sekelas dan seperjuangan kelas B stambuk 2014 Administrasi
Bisnis, dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu namanya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak sempurna serta masih
memerlukan perbaikan dan semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, 02 Juli 2018


Penulis,

Ewin Reinhard Samosir

iv

Universitas Sumatera
Utara
DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK .................................................................................................. i
ABSTRACT................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR................................................................................. iii
DAFTAR ISI .............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL....................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 6
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................... 6

BAB II KERANGKA TEORI


2.1 Bisnis ........................................................................................ 7
2.2.1 Pengertian Bisnis ........................................................... 7
2.1.2 Bentuk Kepemilikan Binis ............................................. 8
2.2 Pariwisata ................................................................................ 9
2.2.1 Pengertian Pariwisata .................................................... 9
2.2.2 Bentuk Pariwisata .............................................................. 12
2.2.3 Jenis - Jenis Pariwisata................................................... 14
2.2.4 Potensi Pariwisata.......................................................... 15
2.2.5 Objek dan Daya Tarik Wisata ........................................ 18
2.2.6 Manfaat Pariwisata ........................................................ 22
2.3 Pembangunan ............................................................................ 25
2.3.1 Defenisi Pembangunan .................................................. 25
2.3.2 Pembangunan Regional ................................................. 26
2.3.3 Kebijakan dan Strategi Pembangunan Pariwisata ............ 28
2.4 Ekowisata ................................................................................. 30
2.4.1 Pengertian Ekowisata..................................................... 30
2.4.2 Konsep Dasar dan Prinsip Ekowisata.............................. 31
2.5 Penelitian Terdahulu................................................................... 33
2.6 Kerangka Berpikir ...................................................................... 36

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian ........................................................................ 37
3.2 Lokasi Penelitian ...................................................................... 37
3.3 Informan Penelitian .................................................................. 38
3.4 Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 38
3.5 Teknik Analisis Data ................................................................ 39

BAB IV HASIL PENELITIAN


4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ........................................................ 42
4.1.1 Sejarah Singkat Kabupaten Toba Samosir ...................... 42

vi

Universitas Sumatera Utara


4.1.2 Kondisi Geografis dan Topografi..............................................43
4.1.3 Kondisi Kependudukan.................................................................44
4.1.4 Kondisi Umur dan Angka Beban Ketergantungan...............46
4.1.5 Kondisi Ketenagakerjaan..............................................................47
4.1.6 Visi dan Misi Kabupaten Toba Samosir..................................48
4.2 Potensi Pariwisata Kabupaten Toba Samosir........................................49
4.2.1 Kawasan Pariwisata Alam............................................................49
4.2.2 Kawasan Pariwisata Budaya........................................................49
4.2.3 Kawasan Pariwisata Buatan.........................................................50
4.2.4 Kawasan Pariwisata Minat Khusus...........................................50
4.3 Faktor- Faktor Dalam Pekembangan Binis Pariwisata Toba Samosir
4.3.1Infrastruktur..........................................................................................51
4.3.1.1 Jalan dan Jembatan..........................................................51
4.3.1.2 Irigasi...................................................................................52
4.3.1.3 Pasar.....................................................................................52
4.3.1.4 Dermaga..............................................................................53
4.3.1.5 Bandar Udara.....................................................................53
4.3.2 Promosi Pengembangan Binis Pariwisata..........................................................54
4.3.3 Kebijakan Pengembangan Bisnis Pariwisata......................................................58
4.3.4 Keamanan.............................................................................................60
4.3.5 Strategi dan Target Untuk Pengembangan Binis Pariwisata.61
4.3.6 Kekuatan Pariwisata Toba Samosir..............................................63
4.3.7 Kelemahan Pariwisata Toba Samosir.......................................69
4.4Perkembangan Bisnis Pariwisata di Kabupaten Toba
Samosir Dengan Adanya Pembangunan Danau Toba........................67
4.4.1 Dampak Langsung Pembangunan Pariwisata Danau Toba
Terhadap Masyarakat....................................................................69
4.4.2 Peluang Dalam Pengembangan Pariwisata Kabupaten Toba
Samosir..............................................................................................73
4.4.3 Tantangan Dalam Pengembangan Parwiwisata Kabupaten
Toba Samosir...................................................................................74
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan......................................................................................................76
5.2 Saran..................................................................................................................77

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1.1 Objek Wisata Di Kabupaten Toba Samosir.........................................................4
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Toba Samosir Tahun 2015............................45
Tabel 4.2 Penduduk Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin..............................47
Tabel 4.3 Kronologis Pengembangan Destinasi Danau Toba........................................68
Tabel 4.4 Jumlah Kedatangan Wisatawan ke Kabupaten Toba Samosir....................69

viii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir..........................................................................................26
Gambar 3.1 Analisis Data Kualitatif................................................................................41

ix

Universitas Sumatera Utara


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pariwisata merupakan salah satu industri terbesar dan merupakan sektor

jasa dengan tingkat pertumbuhan paling pesat di dunia saat ini.Bersama dengan

industri teknologi dan informasi, industri pariwisata diperkirakan menjadi

penggerak utama perekonomian abad 21,perkembangan pariwisata Indonesia tak

terlepas dari perkembangan pariwisata dunia,pertumbuhan pariwisata

internasional juga memberikan dampak positif pada sektor ekonom,. pertumbuhan

tersebutsudah tentu juga akan berpengaruh pada perekonomian Indonesia.Namun,

untuk bisa mendapatkan dampak positif pertumbuhan pariwisata internasional

tersebut di Indonesia, maka masyarakat Indonesia khususnya para pelaku bisnis

kepariwisataan, harus dapat secara sistematis memperkenalkan aset-aset

kepariwisataan Indonesia, termasuk budaya lokal, sumber daya alam dan manusia

demikian juga dalam hal jasa dan barang.

Penanganan industri pariwisata melibatkan hampir semua sektor ekonomi

(multi sektor) baik yang tergolong fasilitas yang dibutuhkan wisatawan seperti

hotel dan restoran.Jumlah industri berskala kecil dan menengah yang terkait dan

menerima dampak multiplier dari pariwisata sangat banyak.

Di Indonesia, pariwisata merupakan bagian dari sektor industri yang prospeknya

cerah, dan mempunyai potensi serta peluang yang sangat besar untuk Pariwisata

merupakan salah satu industri terbesar dan merupakan sektor jasa dengan tingkat

pertumbuhan paling pesat di dunia saat ini. Bersama dengan industri teknologi

Universitas Sumatera Utara


2

dan informasi, industri pariwisata diperkirakan menjadi penggerak utama

perekonomian abad 21,perkembangan pariwisata Indonesia tak terlepas dari

perkembangan pariwisata dunia,pertumbuhan pariwisata internasional juga

memberikan dampak positif pada sektor ekonom,. pertumbuhan tersebutsudah

tentu juga akan berpengaruh pada perekonomian Indonesia.Namun, untuk bisa

mendapatkan dampak positif pertumbuhan pariwisata internasional tersebut di

Indonesia, maka masyarakat Indonesia khususnya para pelaku bisnis

kepariwisataan, harus dapat secara sistematis memperkenalkan aset-aset

kepariwisataan Indonesia, termasuk budaya lokal, sumber daya alam dan manusia

demikian juga dalam hal jasa dan barang.

Penanganan industri pariwisata melibatkan hampir semua sektor ekonomi

(multi sektor) baik yang tergolong fasilitas yang dibutuhkan wisatawan seperti

hotel dan restoran.Jumlah industri berskala kecil dan menengah yang terkait dan

menerima dampak multiplier dari pariwisata sangat banyak.

Di Indonesia, pariwisata merupakan bagian dari sektor industri yang

prospeknya cerah, dan mempunyai potensi serta peluang yang sangat besar

untukdikembangkan. Peluang dimaksud didukung oleh kondisi-kondisi alamiah

seperti letak dan keadaan geografisnya. Berdasarkan letak dan keadaan

geografisnya yang strategis maka dipastikan akan ada banyak wisatawan asing

untuk melakukanperjalanan ke Indonesia, kondisi ini secara faktual memposisikan

sektor pariwisata menjadi penting peranannya dalam pembangunan nasional.

dimana tidak ada kegiatan ekonomi yang berdimensi luas ke semua sektor,

tingkatan dan kepentingan seperti pariwisata, oleh karena itu adalah sangat vital

untuk mengintegrasikan rencana pengembangan pariwisata dengan pembangunan

Universitas Sumatera
Utara
3

nasional.Kabupaten Toba Samosir merupakan salah satu kabupaten yang memiliki

potensi pariwisata sangat besar dibandingkan dengan kabupaten lainnya. Hal ini

dapat dilihat dari jumlah obyek wisata yang terdapat di kabupaten Toba Samosir.

Ditambah lagi dengan adanya pembenahan dan pembangunan besar-besaran di

kawasan Toba Samosir membuat destinasi wisata yang ada semakin bertambah.

Pariwisata Toba Samosir menjadi sektor yang potensial bagi pendapatan daerah

dan masyarakat. Pariwisata Toba Samosir mencakup ekonomi kreatif berbasis

kebudayaan, kuliner tradisional. Toba Samosir beribukotakan Balige dan dapat

ditempuh melalui transportasi darat dan transportasi udara. Toba Samosir terdiri

atas 16 kecamatan dan cukup memadai bagi wisatawanKabupaten ini dimekarkan

dari Kabupaten Tapanuli Utara sesuai dengan Undang-Undang No. 12 Tahun

1998 pada tanggal 9 Maret 1999, terdiri dari 16 kecamatan.Pembangunan di

Kabupaten Toba Samosir didasarkan pada bidang ekonomi dengan titik berat pada

pengembangan sektor pariwisata dengan karakter kebudayaan Batak Toba serta

sektor industri kecil dan kerajinan yang berkaitan dengan sektor pertanian dan

sektor perdagangan.Dengan semangat otonomi daerah yang pada dasarnya

memberikan wewenang kepada daerah untuk mengatur dan mengurus setiap

kepentingan masyarakat setempat, maka dalam rangka percepatan proses

pembangunan pariwisata daerah Kabupaten TobaSamosir, Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata harus benar-benar menangkap pelimpahan tugas dan wewenang itu

sebagai salah satu peluang yang menjadi andalan untuk memperoleh PAD dan

memajukan masyarakat dan pawisata di daerah.

Universitas Sumatera Utara


4

Tabel 1.1Objek Wisata Di Kabupaten Toba Samosir

Nama Objek Wisata Jenis Objek Wisata Lokasi


Pantai Lumban Silintong Wisata Alam Desa Lumban Silintong
Long Beach Ajibata Wisata Olahraga dan Alam Desa Ajibata
Pantai Pasifik Wisata Olahraga dan Alam Porsea
Siregar Aek Nalas Wisata Alam Porsea
Pantai Janji Maria Tambunan Wisata Alam Lumban Julu
Huta Parmalim Hutatinggi Wisata Religi Laguboti
Museum TB Silalahi Center Wisata Budaya dan Sejarah Balige
Pasar Onan Runggu Wisata Belanja Onan Runggu
Balige Wisata Belanja Balige
Salib Holong Wisata Alam Onan Runggu
Tampahan Wisata Alam Tarabunga
Dolok Tolong Wisata Alam Lumban Julu
Parhoda Aerosport Area Wisata Olahraga Lumban Julu
Jangga Dolok Village Wisata Budaya Lumban Julu
Sirkuit Alam Sibodiala Wisata Olahraga Sibodiala
Institut DEL Sitolu Ama Wisata Alam dan Pendidikan Balige
Makam Nomensen Wisata Religi Sigumpar
Perbukitan Tara Bunga Wisata Alam Tarabunga
Taman Eden 100 Wisata Alam Tarabunga
Bukit Senyum Motung Wisata Alam Tarabunga
Tugu DI Panjaitan Wisata Sejarah Balige
Desa Meat Wisata Budaya Desa Meat
Hariara Nabolon Sukkean Wisata Budaya Desa Sukkean
Sumber: PariwisataSUMUT.Net 2017

Dengan latar belakang potensi wisata yang ada di Kabupaten Toba

Samosir sebagai salah satu daerah destinasi wisata yang mempunyai objek wisata

yang menarik untuk dikembangkan, seperti wisata alam, wisata sejarah, wisata

seni dan budaya atau wisata lainnya belum seluruhnya dikelola secara profesional,

maka peranan pemerintah sebagai fasilitator sangat strategis dalam mewujudkan

upaya-upaya ke arah pengembangan pariwisata tersebut melalui kepemimpinan

institusinya bertanggung jawab atas empat hal utama yaitu; perencanaan

(planning) daerah atau kawasan pariwisata, pembangunan (development) fasilitas

utama dan pendukung pariwisata,pengeluaran kebijakan (policy) pariwisata, dan

pembuatan dan penegakan peraturan (regulation). Maka daripada itu pariwisata

Universitas Sumatera Utara


5

daerah perlu mendapat perhatian lebih mendalam khususnya aset-aset wisata yang

memiliki potensi wisata yang bukan saja bernilai historis melainkan aset wisata

yang berpotensi ekonomis. Dalam memacu pertumbuhan ekonomi dan

peningkatan kesempatan kerja, maka industri pariwisata dijadikan salah satu

sektor andalan dimana pariwisata dianggap sebagai salah satu industri yang

menimbulkan efek ganda bagi sektor lainnya, ditambah lagi dengan adanya

pembenahan dan pembangunan besar-besaran di kawasan Toba Samosir membuat

destinasi wisata yang ada semakin bertambah. Pariwisata Toba Samosir menjadi

sektor yang potensial bagi pendapatan daerah dan masyarakat. Pariwisata Toba

Samosir mencakup ekonomi kreatif berbasis kebudayaan, kuliner tradisional dan

pariwisata. Toba Samosir beribukotakan Balige dan dapat ditempuh melalui

transportasi darat dan transportasi udara.

Berdasarkan pada uraian di atas maka dapat dirumuskan permasalahan pada studi

penelitian difokuskan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

program pengembangan bisnis parawisata daerah Kabupaten Toba Samosir

dengan judul: " Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi PerkembanganBisnis

Pariwisata Kabupaten Toba Samosir Dengan Adanya Pembangunan Danau Toba”

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang yang telah dikemukakan di atas,

maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Apakah yang menjadi Fakto-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan

Bisnis Pariwisata di Kabupaten Toba Samosir Dengan Adanya Pembangunan

Danau Toba?
Universitas Sumatera
Utara
6

2. Bagaimana Perkembangan Bisnis Pariwisata di Kabupaten Toba Samosir

Dengan Adanya Pembangunan Danau Toba?

1.3 Tujuan Masalah

Adapun tujuan yang ingn dicapai melalui penelitian ini adalah untuk

mengetahuiapa saja yang menjadi faktor –faktor yang mempengaruhi yang

mempengaruhi perkembangan bisnis di kabupaten toba samosir

danbagaimanaperkembangan bisnis pariwisata di Kabupaten Toba Samosir

dengan adanya pembangaunan Danau Toba.

1.4Manfaat Penelitian

Diharapakan penelitian ini akan bermanfaat bagi:

1. Penulis,penelitian ini diaharapkan untuk menjadi wadah untuk

mengembangkan pengetahuan,wawasan, pembelajaran, dan praktek nyata

dalam perkembangan bisnis parawisata di Kabupaten Toba Samosir dengan

adanya pembangunan Danau Toba.

2. Dinas Pariwasata dan Kebuayaan Toba Samosir, penelitian diharapakn sebagai

sumbangan pemikiran dan saran sebagai bahan pertimbangan bagi Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Toba Samosir.

3. Program Studi, penelitian ini diaharapkan dapat bermanfaat sebagai referensi

bagi penulis lainuntuk digunakan sebagai bahan pendukung dan pertimbangan

penelitian berikutnya.

Universitas Sumatera
Utara
BAB II
KERANGKA TEORI

2.1 Bisnis

2.1.1 Defenisi Bisnis

Binis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada

konsumen untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari

bahasa inggris (business), dari kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam konteks

individu, komunitas, ataupun masyarakat Dalam artian, sibuk mengerjakan

aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.

Dalam ekonomi kapitalis, dimana kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak

swasta, bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran

para pemiliknya. Pemilik dan operator dari sebuah bisnis mendapatkan imbalan

sesuai dengan waktu, usaha, atau kapital yang mereka berikan. Namun tidak

semua bisnis mengejar keuntungan seperti ini, misalnya bisnis koperatif yang

bertujuan meningkatkan kesejahteraan semua anggotanya atau institusi

pemerintah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Model bisnis

seperti ini kontras dengan sistem sosialistik, dimana bisnis besar kebanyakan

dimiliki oleh pemerintah, masyarakat umum, atau serikat pekerja.

Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau

sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan.

Kata "bisnis" sendiri memiliki tiga penggunaan, tergantung skupnya —

penggunaan singular kata bisnis dapat merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan

yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau

Universitas Sumatera Utara


8

keuntungan. Penggunaan yang lebih luas dapat merujuk pada sektor pasar

tertentu, misalnya "bisnis pertelevisian." Penggunaan yang paling luas merujuk

pada seluruh aktivitas yang dilakukan oleh komunitas penyedia barang dan jasa.

2.1.2 Bentuk Kepemilikan Bisnis

Meskipun bentuk kepemilikan bisnis berbeda-beda pada setiap negara, ada

beberapa bentuk yang dianggap umum:

1. Perusahaan Perseorangan adalah bisnis yang kepemilikannya dipegang

oleh satu orang. Pemilik perusahaan perseorangan memiliki tanggung

jawab tak terbatas atas harta perusahaan.

2. Persekutuan adalah bentuk bisnis dimana dua orang atau lebih bekerja

sama mengoperasikan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan. Sama

seperti perusahaan perseorangan, setiap sekutu (anggota persekutuan)

memiliki tanggung jawab tak terbatas atas harta perusahaan. Persekutuan

dapat dikelompokkan menjadi persekutuan komanditer dan firma.

3. Perseroan adalah bisnis yang kepemilikannya dipegang oleh beberapa

orang dan diawasi oleh dewan direktur. Setiap pemilik memiliki tanggung

jawab yang terbatas atas harta perusahaan.

4. Koperasi adalah bisnis yang beranggotakan orang-orang atau badan

hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip

koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas

kekeluargaan. Koperasi bertujuan untuk menyejahterakan anggotanya.

Karateristik utama koperasi yang membedakan dengan badan usaha lain

adalah anggota koperasi memiliki identitas ganda. Identitas ganda

Universitas Sumatera
Utara
9

maksudnya anggota koperasi merupakan pemilik sekaligus pengguna jasa

koperasi.

2.2 Pariwisata

2.2.1 Pengertian Pariwisata

Secara etimologis pariwisata berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri

dari dua kata yaitu “Pari” dan “Wisata”. Pari berarti berulang-ulang, berkali-kali

atau berputar-putar, sedangkan wisata berarti perjalanan atau bepergian, jadi

pariwisata berarti perjalanan yang dilakukan secara berputar-putar, berulang-ulang

atau berkali-kali(Wikipedia diakses pada 27 November 2017).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang

Kepariwisataan, pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung

berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,

pemerintah, dan pemerintah daerah. Sedangkan wisata adalah kegiatan perjalanan

yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi

tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari

keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu

sementara.Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara

waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat lain dengan maksud bukan untuk

berusaha atau mencari nafkah ditempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk

menikmati perjalanan tersebut guna bertamasya dan rekreasi untuk memenuhi

keinginan yang beraneka ragam. Menurut Soekadijo dalam Purnamawati (2001:

50) pariwisata adalah segala kegiatan dalam masyarakat yang berhubungan

dengan wisatawan. Berdasarkan pengertian ini dapat dinyatakan bahwa adanya

Universitas Sumatera
Utara
10

wisatawan yang berkunjung membuat aktivitas pemerintah daerah, swasta dan

anggota masyarakat di daerah tujuan wisata menjadi bertambah.Pemerintah

melalui jalur birokrasinya mengatur kedatangan dan kepulangan wisatawan.

Swasta berperan dalam menyediakan tempat penginapan (hotel), hiburan(diskotik

dan karaoke), dan tempat makan minum (restoran). Sementara itu masyarakat

setempat berperan sebagai penunjuk jalan (guide) dan menyediakan barang-

barang cenderamata.

Pariwisata menurut Robbert dalam Purnamawati (2001:51) adalah

aktivitas yang dilakukan oleh orang-orang yang melakukan perjalanan, tetapi

bukan untuk mencari nafkah maupun menetap.Institut of Tourism in Britain

(sekarang Tourism Society in Britain) di tahun 1976 mendefinisikan pariwisata

sebagai kepergian orang-orang untuk sementara dalam jangka waktu pendek ke

tempat-tempat tujuan di luar tempat tinggal dan tempat bekerja sehari-hari, serta

kegiatan-kegiatan mereka selama berada di tempat-tempat tujuan tersebut. Ini

mencakup kepergian untuk berbagai maksud, termasuk kunjungan sehari atau

darmawisata.

Pariwisata dalam artian modern adalah merupakan fenomena dari jaman

sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa,

penilaian yang sadar dan menumbuhkan cinta terhadap keindahan alam dan pada

khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas

masyarakat manusia sebagai hasil dari pada perkembangan perniagaan, industri,

perdagangan serta penyempurnaan dari pada alat-alat pengangkutan.

Pariwisata dapat menjadi suatu tuntutan hasrat seseorang untuk mengenal

kebudayaan dan pola hidup bangsa lain dan sebagai suatu upaya untuk mengerti

Universitas Sumatera
Utara
11

mengapa bangsa lain itu berbeda. Pariwisata menjadi suatu sarana untuk

memulihkan kesehatan moral seseorang dan untuk memantapkan kembali

keseimbangan emosi seseorang.

Suwantoro (2004:3) menyatakan bahwa pada hakikatnya berpariwisata

adalah suatu proses kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat

lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai

kepentingan, baik karena kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik,

agama, kesehatan, maupun kepentingan lain seperti karena sekedar ingin tahu,

menambah pengalaman ataupun untuk belajar. Istilah pariwisata berhubungan erat

dengan pengertian perjalanan wisata , yaitu sebagai suatu perubahan tempat

tinggal sementara seseorang di luar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan

bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah. Dengan demikian

dapat dikatakan bahwa perjalanan wisata merupakan suatu perjalanan yang dapat

dilakukan oleh seorang atau lebih dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan

kenikmatan dan memenuhi hasrat ingin mengetahui sesuatu.

Menurut World Tourism Organization (WTO) dan International Union of

Office Travel Organization (IUOTO), yang dimaksud dengan wisatawan adalah

setiap pengunjung yang tinggal paling sedikit 24 jam, akan tetapi tidak lebih dari 6

(enam) bulan di tempat yang dikunjunginya dengan maksud kunjungan antara

lain:

1. Berlibur

2. Rekreasi

3. Olah raga

4. Binis

Universitas Sumatera
Utara
12

5. Mengunjungi teman dan keluarga

6. Menghadiri pertemuan

7. Konferensi

8. Kunjungan dengan alasan kesehatan, belajar, atau kegiatan keagamaan.

2.2.2 Bentuk Pariwisata

Menurut Suwantoro (2004:14), ada berbagai macam perjalanan wisata bila

ditinjau dari berbagai macam segi, antara lain :

1. Dari segi jumlahnya, wisata dibedakan atas :

a. Individual Tour (wisatawan perorangan), yaitu suatu perjalanan

wisatayang dilakukan oleh satu orang atau sepasang suami istri.

b. FamilyGroup Tour (wisata keluarga), yaitu suatu perjalanan wisata yang

dilakukan oleh serombongan keluarga yang masih mempunyai hubungan

kekerabatan satu sama lain.

c. Group Tour (wisata rombongan), yaitu suatu perjalanan wisata yang

dilakukan bersama-sama dengan dipimpin oleh seorang yang

bertanggungjawab atas keselamatan dan kebutuhan seluruh anggotanya.

Biasanya paling sedikit 10 orang dengan dilengkapi diskon dari

perusahaan prinsipal bagi orang kesebelas. Potongan ini besarnya berkisar

antara 25% hingga 50% dari ongkos penerbangan atau penginapan.

2. Dari segi kepengaturannya, wisata dibedakan atas :

a. Pre-arranged Tour (wisata berencana), yaitu suatu perjalanan wisata yang

jauh hari sebelumnya telah diatur segala sesuatunya, baik transportasi,

akomodasi maupun objek-objek yang akan dikunjungi. Biasanya wisata

Universitas Sumatera
Utara
13

jenis ini diatur oleh suatu lembaga yang khusus mengurus, mengatur

maupun menyelenggarakan perjalanan wisata dengan bekerja sama dengan

semua instansi atau lembaga yang terkait dengan kepentingan tersebut.

b. Package Tour (wisata paket atau paket wisata), yaitu suatu produk

perjalanan wisata yang dijual oleh suatu Perusahaan Biro Perjalanan atau

Perusahaan Transport yang bekerjasama dengannya dimana harga paket

wisata tersebut telah mencakup biaya perjalanan, hotel ataupun fasilitas

lainnya yang memberikan kenyamanan bagi pembelinya. Dengan kata lain

paket wisata ini adalah suatu produk wisata yang merupakan suatu

komposisi perjalanan yang disusun dan dijual guna memberikan

kemudahan dan kepraktisan dalam melakukan perjalanan wisata.

c. Coach Tour (wisata terpimpin), yaitu suatu paket perjalanan ekskursi yang

dijual oleh biro perjalanan dengan dipimpin oleh seorang pemandu wisata

dan merupakan perjalanan wisata yang diselenggarakan secara rutin,

dalam jangka yang telah ditetapkan dengan rute perjalanan yang tertentu

pula.

d. Special Arranged Tour (wisata khusus), yaitu suatu perjalanan wisata yang

disusun secara khusus guna memenuhi permintaan seorang langganan atau

lebih sesuai dengan kepentingannya.

e. Optional Tour (wisata tambahan / manasuka), yaitu suatu perjalanan

wisata tambahan di luar pengaturan yang telah disusun dan diperjanjikan

pelaksanaannya, yang di lakukan atas permintaan pelanggan.

Universitas Sumatera
Utara
14

2.2.3 Jenis Pariwisata

Menurut Pendit (1987:36), di samping bentuk pariwisata perlu pula

diketahui jenis pariwisata agar dapat menyusun statistik dan data-data penelitian

dan peninjauan yang lebih akurat. Jenis pariwasata dapat dibagi dalam beberapa

kategori berikut ini:

1. Wisata Budaya, dimaksudkan dengan perjalanan yang dilakukan atas dasar

keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan

mengadakan kunjungan atau peninjauan tempat untuk mempelajari keadaan

masyarakat setempat, cara hidup, budaya, karya seni dan adat istiadatnya.

2. Wisata Kesehatan, dimaksudkan dengan perjalanan seorang wisatawan

dengan tujuan untuk menukar kedaan dan lingkungan tempat sehari-hari

dimana ia tinggal demi kepentingan beristirahat baginya dalam arti jasmani

dan rohani dengan mengunjungi tempat peristirahatan atau tempat yang

mempunyai iklim udara menyehatkan atau tempaat yang menyediakan

fasilitas kesehatan lainnya.

3. Wisata Olahraga, dimaksudkan dengan perjalanan seorang wisatawan yang

melakukan perjalanan dengan tujuan olahraga atau memang sengaja

mengambil bagian aktif dalam pesta olahraga di suatu tempat misalnya

cabang olahraga di dalam air maupun di atas pegunungan.

4. Wisata Komersial, dalam jenis ini termasuk perjalanan untuk mengunjungi

pameran-pameran dan pekan raya yang bersifat komersial, seperti pameran

industri, pameram dagang dan sebagainya.

5. Wisata Industri, hal ini dilakukan di negara-negara yang telah maju

perindustriannya dimana masyarakat berkesempatan mengadakan kunjungan

Universitas Sumatera
Utara
15

ke daerah komplek industri berbagai jenis barang yang dihasilkan di negara

itu.

6. Wisata Politik, jenis ini meliputi perjalanan yang dilakukan untuk mengambil

bagian aktif dalam peristiwa kegiatan politik seperti adanya kongres ataupun

konvensi politik.

7. Wisata Konvensi, wisata konvensi dekat dengan wisata politik. Berbagai

negara membangun dan menyediakan fasilitas bangunan dengan ruangan-

ruangan tempat bersidang bagi para peserta konferensi, konvensi, pertemuan

dan lainnya.

8. Wisata Sosial, yang dimaksudkan dengan jenis wisata ini adalah

pengorganisasian suatu perjalanan murah serta mudah untuk memberi

kesempaatan kepada golongan masyarakat ekonomi lemah untuk mengadakan

perjalanan(misalnya untuk kaum buruh).

9. Wisata Pertanian, seperti halnya wisata industri, wisata pertanian adalah

pengorganisasian perjalanan yang dilakukan ke proyek pertanian,

perkebunan, dan sebagainya.

10. Wisata Maritim atau Bahari, jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan

kegiatan olahraga di air, danau, bengawan, pantai, atau teluk untuk kegiatan

memancing, berlayar, menyelam.

11. Wisata Cagar Alam, jenis wisata ini biasanya banyak diselenggarakan agen

atau biro perjalanan yang mengkhususkan usaha-usaha untuk mengatur

perjalanan ke daerah cagar alam, taman lindung, dan sebagainya.

Universitas Sumatera
Utara
16

12. Wisata Buru, jenis wisata ini banyak dilakukan di negara yang memang

memiliki daerah atau hutan tempat berburu yang dibenarkan oleh pemerintah

atau digalakkan oleh berbagai agen atau biro perjalanan.

13. Wisata Pilgrim, jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan agama, sejarah, adat

istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat. Wisata

pilgrim banyak dilakukan dengan mengunjungi tempat-tempat suci, ke

makam-makam orang besar atau pemimpin yang diagungkan, ke bukit atau

gunung yang dianggap keramat.

14. Wisata Bulan Madu, ini adalah suatu penyelenggaraan perjalanan bagi

pasangan-pasangan merpati, pengantin baru yang sedang berbulan madu dan

disediakan fasilitas khusus.

2.2.4 Potensi Pariwisata

Potensi Pariwisata adalah kemampuan, kesanggupan, kekuatan, dan daya

untuk mengembangkan segala sesuatu yang berhubungan dengan perjalanan,

pelancongan, atau kegiatan pariwisata lainnya dalam hal ini pengembangan

produk objek dan daya tarik wisata.Kepariwisataan mengandung potensi untuk

dikembangkan menjadi atraksi wisata. Maka untuk menemukan potensi

kepariwisataan di suatu daerah, orang harus berpedoman kepada apa yang dicari

oleh wisatawan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 disebutkan

bahwa kepariwisataan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional

yang dilakukan secara sistematis, terencana, terpadu, berkelanjutan, bertanggung

jawab dengan tetap memberikan perlindungan terhadap nilai-nilai agama, budaya

yang hidup dalam masyarakat, kelestrarian dan mutu lingkungan hidup, serta

Universitas Sumatera
Utara
17

kepentingan nasional. Potensi kepariwisataan merupakan suatu hal yang

mempunyai kekuatan dan nilai tambah tersendiri untuk dikembangkan menjadi

suatu atraksi wisata.

Potensi pariwisata dapat dibagi tiga menurut Pitana dan Diarta (2009:68),

yaitu :

1. Potensi Alam

Potensi alam adalah keadaan dan jenis flora dan fauna suatu daerah,

bentang alam suatu daerah, misalnya pantai, hutan, dan lain-lain (keadaan fisik

suatu daerah). Elemen dari sumber daya, misalnya air, pepohonan, udara,

hamparan pegunungan, pantai, bentang alam dan sebagainya tidak akan menjadi

sumber daya yang berguna bagi pariwisata kecuali semua elemen tersebut dapat

memuaskan dan memenuhi kebutuhan manusia. Oleh karenanya, sumber daya

memerlukan intervensi manusia untuk mengubahnya agar menjadi bermanfaat.

2. Potensi Kebudayaan

Potensi budaya adalah semua hasil cipta, rasa dan karsa manusia baik

berupa adat istiadat, kerajinan tangan, kesenian, peninggalan bersejarah nenek

moyang berupa bangunan, monument.Budaya sangat penting perannya dalam

pariwisata. Salah satu hal yang menyebabkan orang ingin melakukan perjalanan

wisata adalah adanya keinginan untuk melihat cara hidup budaya orang lain di

belahan dunia lain serta keinginan untuk mempelajari budaya orang lain tersebut.

Industri pariwisata mengakui peran budaya sebagai faktor penarik dengan

mempromosikan karakteristik budaya dari destinasi.Sumber daya budaya

dimungkinkan untuk menjadi faktor utama yang menarik wisatawan untuk

melakukan perjalanan wisatanya.Pariwisata budaya dapat dilihat sebagai peluang

Universitas Sumatera
Utara
18

bagi wisatawan untuk mengalami, memahami, dan menghargai karakter dari

destinasi, kekayaan dan keragaman budayanya.

3. Potensi Manusia

Manusia juga memiliki potensi yang dapat digunakan sebagai daya tarik

wisata, lewat pementasan tarian/pertunjukan dan pementasan seni budaya suatu

daerah.Sumber daya manusia diakui sebagai salah satu komponen vital dalam

pembangunan pariwisata.Hampir setiap tahap dan elemen pariwisata memerlukan

sumber daya manusia untuk menggerakkannya.Singkatnya faktor sumber daya

manusia sangat menentukan eksistensi pariwisata. Sebagai salah satu industri jasa,

sikap dan kemampuan staffakan berdampak krusial terhadap bagaimana pelayanan

pariwisata diberikan kepada wisatawan yang secara langsung akan berdampak

pada kenyamanan, kepuasan, dan kesan atas kegiatan wisata yang dilakukannya.

2.2.5 Objek dan Daya Tarik Wisata

Undang-Undang Repulik Indonesia Nomor 10 tahun 2009 tentang

kepariwisataan Pasal 1 mengatakan bahwa :

“Daya tarik wisata adalah sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai

yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia

yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan”.

Unsur yang terkandung dalam pengertian di atas dapat disimpulkan, yaitu:

1. Setiap daya tarik wisata memiliki keunikan, keindahan.

2. Daya tarik dapat berupa alam, budaya, atau hasil karya manusia yang berseni

tinggi dan layak untuk dijadikan suatu produk.

3. Yang menjadi sasaran utama adalah wisatawan.

Universitas Sumatera
Utara
19

Pengertian objek dan daya tarik wisata menurut Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 9 Tahun 1990 Tentang Kepariwisataan yang menjadi sasaran

perjalanan wisata meliputi :

“Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam serta flora dan

fauna, seperti: pemandangan alam, panorama indah, hutan rimba dengan

tumbuhan hutan tropis, serta binatang-binatang langka.Karya manusia yang

berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya,

wisata agro (pertanian), wisata tirta (air), wisata petualangan, taman rekreasi, dan

tempat hiburan.Sasaran wisata minat khusus, seperti: berburu, mendaki gunung,

gua, industri dan kerajinan, tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat-tempat

ibadah, tempat-tempat ziarah, dan lain-lain”.

Pasal 1 dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009

Tentang Kepariwisataan dijelaskan pula pengertian kepariwisataan adalah :

“Keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi

serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara

serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan,

Pemerintah, dan Pemerintah Daerah, dan pengusaha”.

Pengertian di atas, dengan demikian dapat dijelaskan pada Pasal 4 dalam

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang

Kepariwisataan, bertujuan untuk :

a. “Meningkatkan pertumbuhan ekonomi;

b. Meningkatkan kesejahteraan rakyat;

c. Menghapus kemiskinan;

d. Mengatasi pengangguran;

Universitas Sumatera
Utara
20

e. Melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya;

f. Memajukan kebudayaan; g. Mengangkat citra

bangsa;

h. Memupuk rasa cinta tanah air;

i. Memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa;

dan j. Mempererat persahabatan antar bangsa”.

Konsep pengertian pariwisata di atas memang sudah cukup untuk

menentukan atau menilai apakah suatu daerah dapat dikatakan sebagai Daerah

Tujuan Wisata, Tetapi objek wisata tersebut sebaiknya memiliki kriteria-kriteria

yang memenuhi syarat serta berpotensi sehingga layak untuk dijual.

Yoeti (1982 : 164), mengatakan bahwa ada tiga kriteria yang menentukan

suatu objek wisata dapat diminati wisatawan, yakni:

“Pertama, Something To See adalah objek wisata tersebut harus mempunyai

sesuatu yang biasa dilihat atau dijadikan tontonan oleh pengunjung wisata.

Dengan kata lain objek tersebut harus mempunyai daya tarik khusus yang mampu

untuk menyedot minat dari wisatawan yang berkunjung ke daerah tersebut.Kedua,

Something To Do adalah agar wisatawan bisa melakukan sesuatu yang berguna

untuk memberikan perasaan senang, bahagia, relax, berupa fasilitas rekreasi baik

arena bermain atau tempat makan, terutama makanan khas dari tempat tersebut

sehingga mampu membuat wisatawan lebih betah tinggal di sana. Ketiga,

Something To Buy adalah fasilitas untuk wisatawan berbelanja yang pada

umumnya adalah ciri khas atau ikon dari daerah tersebut, sehingga bisa dijadikan

sebagai ole-ole”.

Universitas Sumatera
Utara
21

Objek wisata dapat dijadikan sebagai salah satu objek wisata yang

menarik, maka faktor yang sangat menunjang adalah kelengkapan dari sarana dan

prasarana objek wisata tersebut.Karena sarana dan prasarana juga sangat

diperlukan untuk mendukung pengembangan objek wisata.

Yoeti (1982 : 181), mengatakan bahwa :

“Prasarana kepariwisataan adalah semua fasilitas yang memungkinkan agar sarana

kepariwisataan dapat hidup dan berkembang, sehingga dapat memberikan

pelayanan untuk memuaskan kebutuhan wisatawan yang beraneka ragam.”

Prasarana tersebut antara lain:

1. Perhubungan: jalan raya, rel kereta api, pelabuhan udara dan laut, terminal.

2. Instalasi pembangkit listrik dan instalasi air bersih.

3. Sistem telekomunikasi, baik itu telepon, telegraf, radio, televisi, kantor pos,

dan lain-lain.

4. Pelayanan kesehatan, baik puskesmas atau rumah sakit.

5. Pelayanan keamanan, baik pos satpam penjaga objek wisata maupun pos-pos

polisi untuk menjaga keamanan di sekitar objek wisata.

6. Pelayanan wisatawan, baik berupa pusat informasi atau kantor pemandu

wisata.

7. Pom bensin.

8. Dan lain-lain”.

Objek wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran

wisatawan ke suatu Daerah Tujuan Wisata.Objek dan daya tarik wisata

merupakan salah satu unsur dalam produk pariwisata yang harus mendapat

perhatian khusus dari berbagai pihak guna menunjang perkembangan

Universitas Sumatera
Utara
22

kepariwisataan. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata dikelompokkan ke

dalam :

a. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam b.

Pengusahaan objek dan daya tarik wisata budaya

c. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata minat khusus

Daya tarik wisata harus dirancang dan dibangun secara profesional

sehingga dapat menarik wisatawan untuk datang.Membangun suatu objek wisata

harus dirancang sedemikian rupa berdasarkan kriteria tertentu. Umumnya daya

tarik suatu objek wisata berdasarkan pada:

1. Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman

dan bersih.

2. Adanya aksesibilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya.

3. Adanya ciri khusus/spesifikasi yang bersifat langka.

4. Adanya sarana/prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan yang

hadir.

5. Objek wisata alam mempunyai daya tarik karena keindahan alam pegunungan,

sungai, pantai, pasir, hutan, dan sebagainya.

6. Objek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena memiliki nilai

khusus dalam bentuk atraksi kesenian, upacara-upacara adat, nilai luhur yang

terkandung dalam suatu objek buah karya manusia pada masa lampau.

2.2.6Manfaat Pariwisata

Dalam memandang kompleksitas kepariwisataan, Leiper dalam Marpaung

(2002:28) mengemukakan ada 3 (tiga) elemen kepariwisataan, yaitu kegiatan

wisatawan,sektor-sektor industri dan letak geografis dari daerah tujuan wisata.

Universitas Sumatera
Utara
23

Ketiga elemen iniapabila kita dapat mempelajarinya maka akan sangat bermanfaat

bagi pengembangan duniakepariwisataan.

Selain dari untuk hiburan, dunia kepariwisataan merupakan salah satu

sumberdevisa bagi negara.Negara dapat menerima pajak dari sektor usaha yang

bersangkut pautdengan kepariwisataan, seperti pajak hotel, restoran dan tempat

hiburan.Obyek wisatayang dikelola pemerintahpun dapat menarik biaya masuk

bagi pengunjung yang inginmelihat-lihat obyek wisata tersebut.

Bagi masyarakat luas dari suatu negara, kegiatan kepariwisataan

berdampak padasemakin berkembangnya usaha industri kecil membuat barang-

barang cenderamata yang dibutuhkan oleh wisatawan.Wisatawan-wisatawan yang

membeli souvenir barang-barang seni akan merangsang kegiatan kreasi seni

sehingga seniman-seniman memerlukan bahan tertentu untuk ungkapan kreasi

seninya. Para pengrajin tradisional terangsang pula untuk memproduksi barang-

barang kerajinannya. Toko souvenir akan tumbuh sebagai penyalur barang-barang

kreasi seni maupun produksi pengrajin.

Di samping menggiatkan kegiatan kreasi seni dan kerajinan tradisional,

pengembangan seni dan budaya suatu daerah juga dapat dilakukan melalui

kegiatan kepariwisataan ini. Kebanyakan wisatawan sangat menggemari seni

budaya suatu daerah dan mereka tertarik ingin menyaksikan kegiatan seni budaya

tersebut secara langsung.

Maraknya ditampilkan kegiatan seni budaya menyebabkan semakin

banyaknya tumbuh sanggar-sanggar seni budaya dan tempat-tempat pertunjukan

seni budaya.Pariwisata juga bermanfaat pada pemeliharaan lingkungan.Hal ini

bisa terwujud bila pembinaannya dilakukan secara baik dan seimbang.Wisatawan

Universitas Sumatera
Utara
24

yang bertujuan berekreasi senantiasa menghendaki suasana tempat yang baru dan

nyaman. Mereka ingin menghindar dari suara gaduh dan kebisingan, ingin

menghirup udara yang bersih dan segar, tidak seperti suasana kehidupan sehari-

hari yang menjenuhkan. Daerah-daerah tersebut berupa pantai, gunung-gunung,

pedesaan, hutan-hutan, padang-padang perburuan dan sebagainya. Gairah

wisatawan yang demikian justru akan mendorong pemeliharaan lingkungan alam

sebab apabila daerah tujuan wisata tersebut rusak atau tidak terpelihara niscaya

wisatawan tidak akan berkunjung ke sana karena kebutuhannya tidak terpenuhi.

Manfaat lain dari pariwisata adalah memperluas lapangan pekerjaan dan

kesempatan berusaha. Lapangan kerja dan kesempatan berusaha tidak hanya di

bidang pariwisata saja namun juga bidang-bidang lainnya, seperti transportasi,

jasa, dan komunikasi yang secara langsung atau tidak berhubungan dengan dunia

kepariwisataan.

Pariwisata turut memperluas nilai-nilai pergaulan hidup dan pengetahuan.

Hubungan-hubungan yang terjalin antara wisatawan dengan masyarakat yang

dikunjunginya akan menempa nilai hidup baru. Manusia akan belajar menghargai

nilai-nilai orang lain disamping nilai-nilai yang dimilikinya. Dengan demikian hal

ini akan mendorong sikaptoleransi dalam pergaulan yang merupakan sarana kuat

dalam pembangunan bangsa.

Secara khusus manfaat pariwisata domestik dapat menimbulkan berbagai

nilai pergaulan hidup, antara lain berupa: timbulnya rasa cinta tanah air,

menghilangkan rasa kedaerahan atau kesukuan yang berlebihan, memperluas

penggunaan bahasa nasional, membantu tumbuhnya budaya Indonesia,

merangsang majunya kesenian daerah, baik berupa ukiran, tarian, maupun lukisan

Universitas Sumatera
Utara
25

dan lain-lain, memajukan ekonomi dan membantu pemerataan pembangunan

daerah, membantu pembentukan “nation building”.

2.3 Pembangunan

2.3.1 Defenisi Pembangunan

Pembangunan itu sendiri pada hakekatnya adalah suatu proses sosial yang

bersifat integral dan menyeluruh baik berupa pertumbuhan ekonomi maupun

perubahan sosial demi terwujudnya masyarakat yang lebih makmur. Dalam

prakteknya proses pembangunan itu berlangsung melalui siklus produksi untuk

mencapai suatu konsumsi dan pemanfaatan segala macam sumber dan modal,

seperti sumber alam, sumber daya kemampuan manusia, sumber keuangan,

permodalan dan peralatan yang terus menerus diperlukan dan perlu ditingkatkan.

Dalam mencapai tujuan dari sasaran pembangunan ini dapat timbul efek samping

berupa produk-produk bekas dan lainnya yang bersifat merusak atau

mencemarkan lingkungan, sehingga secara langsung atau tidak langsung

membahayakan terciptanya tujuan pokok pembangunan untuk meningkatkan taraf

hidup masyarakat. Pembangunan menurut Michael Todaro dalam Sirojuzilam

(2005:1) didefinisikan sebagai berikut :“pembangunan ekonomi telah digariskan

kembali dengan dasar mengurangi atau menghapuskan kemiskinan, ketimpangan,

dan pengangguran dalam konteks pertumbuhan ekonomi atau ekonomi sedang

berkembang. ”Pembangunan khususnya dalam bidang ekonomi ditempatkan pada

urutan pertama dari seluruh aktivitas pembangunan. Dalam rangka pembangunan

ekonomi sekaligus terkait usaha-usaha pemerataan kembali hasil-hasil

pembangunan yang merata ke seluruh daerah, maupun berupa peningklatan

pendapatan masyarakat. Secara bertahap diusahakan mengurangi kemiskinan dan

Universitas Sumatera
Utara
26

keterbelakangan. Pembangunan ekonomi memiliki tiga sifat penting yaitu suatu

proses yang berarti terjadinya perubahan terus menerus, adanya usaha untuk

menarik pendapatan perkapita masyarakat. Dan kenaikan pendapatan per kapita

masyarakat yang terjadi dalam jangka panjang. Dalam pembangunan, Rodinelli

(1961) dalam Sirojuzilam (2015:2) menyatakan bahwa kebijaksanaan pemerintah

ditujukan untuk mengubah cara berfikir, selalu memikirkan perlunya investasi

pembangunan. Dengan adanya pembangunan akan terjadilah peningkatan nilai-

nilai budaya bangsa, yaitu terciptanya taraf hidup yang lebih baik , saling harga

menghargai sesamanya, serta terhindar dari tindakan sewenang-wenang. Adapun

tujuan pembangunan menurut Gant (1971) ada dua tahap. Tahap pertama, pada

hakikatnya pembangunan bertujuan untuk menghapuskan kemiskinan. Apabila

tujuan ini sudah mulai dirasakan hasilnya, maka tahap dua adalah menciptakan

kesempatan-kesempatan bagi warganya untuk dapat hidup bahagia dan terpenuhi

segala kebutuhannya.

2.3.2 Pembangunan Regional

Dalam upaya pembangunan regional, masalah yang terpenting yang

menjadi perhatian para ahli ekonomi dan perencanaan regional adalah

menyangkut proses pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan.

Pertumbuhan regional merupakan teori pertumbuhan ekonomi nasional yang

disesuaikan pada skala wilayah dengan anggapan dasar bahwa suatu wilayah

adalah mini nation (Tommy Firman, 1985 dalam Sirojuzilam (2005:23).

Perbedaan teori pertumbuhan ekonomi wilayah dan teori pertumbuhan ekonomi

nasional terletak pada sifat keterbukaan dalam proses input output barang dan jasa

maupun orang. Teori ResourceBase yang dikemukakan Perloff dan Wingo dalam

Universitas Sumatera
Utara
27

Sirojuzilam (2005:24) berpendapat bahwa investasi dan perkembangan ekspor di

suatu wilayah memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi karena

selain menghasilkan pendapatan juga menciptakan efek penggandaan (Multiplier)

pada keseluruhan perekonomian di wilayah tersebut. Teori Perloff dan Wingo

menekankan analisisnya dalam dua aspek pokok, yaitu :

a. Pentingnya peranan kekayaan alam suatu daerah pada berbagai tingkat

pembanguna ekonomi.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya Multiplier Effect dari sektor

eskpor terhadap keseluruhan perekonomian daerah.

Sedangkan menurut Rostow, bahwa di dalam proses pembangunan suatu daerah

atau negara akan mengalami perkembangan dalam beberapa tahapan

pembangunan seperti yang dikutip dalam bukunya yang berjudul the stage of

economic growth. Rostow membuat tahapan pembangunan menjadi lima tahapan

yaitu :

1. The traditional society

2. The preconditions for take off

3. The take off into self sustaining growth

4. The drive to maturity

5. The age of high mass consumption.

Di dalam penyelenggaraan pembangunan yang juga perlu mendapat perhatian

adalah proses pencapaian sasaran yang diingankan haruslah memperhatikan

kepada momentum waktu dan apakah digunakannya perencanaan sebagai alat

percepatan pembangunan.

Universitas Sumatera
Utara
28

2.3.3 Kebijakan dan Strategi Pembangunan Bisnis Pariwisata

Pitana & Diarta (2009:106) menyatakan bahwa kebijakan (policy)

merupakan arahdan tuntutan dalam pelaksanaan suatu kegiatan oleh pemerintah

yang diekspresikan dalam sebuah pernyataan umum mengenai tujuan yang akan

dicapai, yang menuntun tindakan dari para pelaksana, baik di pemerintah maupun

di luar pemerintaha dalam mewujudkan harapan yang telah ditetapkan tersebut.

Istilah kebijakan dan perencanaan berkaitan erat.Perencanaan menyangkut strategi

sebagai implementasi dari kebijakan. Perencanaan merupakan prediksi dan oleh

karenanya memerlukan beberapa perkiraan persepsi akan masa depan.

Perencanaan harus mengandung informasi yang cukup untuk pengambilan

keputusan. Perencanaan merupakan bagian dari keseluruhan proses perencanaan-

perencanaan pengambilan keputusan pelaksanaan.

Strategi pengembangan kepariwisataan bertujuan untuk mengembangkan

produk dan pelayanan yang berkualitas, seimbang dan bertahap. Menurut

Suwantoro (2004:56) ada beberapa langkah pokok dalam strategi pengembangan

kepariwisataan nasional, yaitu:

1. Dalam jangka pendek dititikberatkan pada optimasi, terutama untuk :

a. Mempertajam dan memantapkan citra kepariwisataan

b. Meningkatkan mutu tenaga kerja

c. Meningkatkan kemampuan pengelolaan

d. Memafaatkan produk yang ada

e. Memperbesar saham dari dari pasar pariwisata yang telah ada

2. Dalam jangka menengah dititikberatkan pada konsolidasi, terutama dalam :

a. Memantapkan citra kepariwisataan Indonesia

Universitas Sumatera
Utara
29

b. Mengkonsolidasikan kemampuan pengelolaan

c. Mengembangkan dan diversifikasi produk

d. Mengembangkan jumlah da mutu tenaga kerja

3. Dalam jangka panjang dititikberatkan pada pengembangan dan penyebaran

dalam :

a. Pengembangan kemampuan pengelolaan

b. Pengembangan dan penyebaran produk dan pelayanan

c. Pengembangan pasar pariwisata baru

d. Pengembangan mutu dan jumlah tenaga kerja

Selain adanya langkah pokok, terdapat juga Sapta Kebijaksanaan

Pengembangan Pariwisata, yaitu :

1. Promosi

Promosi pada hakikatnya mrupakan pelaksanaan upaya pemasaran.Promosi

pariwisata harus dilaksanakan secara selaras dan terpadu, baik di dalam negeri

maupun di luar negeri.

2. Aksebilitas

Aksebilitas merupakan salah satu aspek penting yang mendukung

pengembangan pariwisata, karena menyangkut pengembangan lintas sektoral.

3. Kawasan Pariwisata

Pengembangan kawasan pariwisata dimaksudkan untuk :

a. Meningkatkan peran serta daerah dan swasta dalam pengembangan

pariwisata.

b. Memperbesar dampak positif pembangunan.

c. Mempermudah pengendalian terhadap dampak lingkungan.

Universitas Sumatera
Utara
30

4. Wisata Bahari

Wisata bahari merupakan salah satu jenis produk wisata yang sangat potensial

untuk dikembangkan.Jenis wisata ini memiliki keunggulan komparatif yang

sangat tinggi terhadap produk wisata sejenis di luar negeri.

5. Produk Wisata

Upaya untuk dapat menampilkan produk wisata yang bervariasi dan

mempunyai kualitas daya saing yang tinggi.

6. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan salah satu modal dasar pengembangan

pariwisata.Sumber daya manusia ini harus memiliki keahlian dan ketrampilan

yang diperlukan untuk memberikan jasa pelayanan pariwisata.

7. Kampanye Nasional Sadar Wisata

Kampanye nasional sadar wisata pada hakikatnya adalah upaya

memasyarakatkan.Sapta Pesona yang turut menegakkan disiplin nasional dan

jadi jati diri bangsa Indonesia melalui kegiatan kepariwisataan.

2.4 Ekowisata

2.4.1 Pengertian Ekowisata

Indonesia sebagai negara megabiodiversity nomor dua di dunia, telah

dikenal memiliki kekayaan alam, flora dan fauna yang sangat tinggi. Para

penjelajah dari seluruh dunia barat maupun timur jauh telah mengunjungi

Indonesia pada abad ke lima belas yang lalu. Para penjelajah ini melakukan

perjalanan ke alam yang merupakan awal dari perjalanan ekowisata. Sebagian

perjalanan ini tidak memberikan keuntungan konservasi daerah alami, kebudayaan

asli dan atau spesies langka (Lascurain,1993).

Universitas Sumatera
Utara
31

Menurut Fandeli (2000:4), ekowisata merupakan suatu bentuk wisata yang

sangat erat dengan prinsip konservasi. Bahkan dalam strategi pengembangan

ekowisata juga menggunakan strategi konservasi. Dengan demikian ekowisata

sangat tepat dan berdayaguna dalam mempertahankan keutuhan dan keaslian

ekosistem di areal yang masih alami. Bahkan dengan ekowisata pelestarian alam

dapat ditingkatkan kualitasnya karena desakan dan tuntutan dari para eco-traveler.

2.4.2 Konsep Dasar dan Prinsip Ekowisata

Deklarasi Quebec secara spesifik menyebutkan bahwa ekowisata

merupakan suatu bentuk wisata yang mengadopsi prinsip-prinsip pariwisata

berkelanjutan yang membedakannya dengan bentuk wisata lain. Didalam praktik,

UNEP dan Heher (Damanik dan Weber, 2006:38) mengatakan hal itu terlihat

dalam bentuk kegiatan wisata yang :

1. Secara aktif menyumbang kegaiatan konservasi alam dan budaya.

2. Melibatkan masyarakat lokal dalam perencanaan, pengembangan dan

pengelolaan wisata serta memberikan sumbangan positif terhadap

kesejahteraan mereka .

3. Dilakukan dalam bentuk wisata independen atau diorganisasi dalam

bentuk kelompok kecil.

Dalam kaitannya, From (Damanik dan Weber, 2006:38) menyusun tiga

konsep dasar yang lebih operasional tentang ekowisata yaitu sebagai berikut:

1. Perjalanan outdoor dan dikawasan alam yang tidak menimbukan

kerusakan lingkungan .

2. Wisata ini mengutamakan penggunaan fasilitas transportasi yang

diciptakan dan dikelola masyarakat kawasan wisata itu. Prinsipnya, semua

Universitas Sumatera
Utara
32

akomodasi yang ada dan makanan yang ditawarkan secara keselutuhan

adalah produk lokal.

3. Perjalanan wisata ini menaruh perhatian besar pada lingkungan alam dan

budaya lokal. Para wisatawan biasanya belajar dari masyarakat dan bukan

sebaliknya.

Dari defenisi di atas, TIES( Damanik dan Weber, 2006:38) mengidentifikasi

beberapa prinsip ekowisata yakni sebagai berikut:

1. Mengurangi dampak negatif berupa kerusakan atau pencemaran lingkungan

dan budaya lokal akibat kegiatan wisatawan.

2. Membangun kesadaran dan penghargaan atas lingkungan dan budaya di

destinasi wisata, baik pada diri wisatawan, masyarakat lokal maupun pelaku

wisata lainnya.

3. Menawarkan pengalaman-pengalaman positif bagi wisatawan maupun

masyarakat lokal melalui kontak budaya yang lebih intensif dan kerjasama

dalam pemeliharaan dalam konservasi objek wisata.

4. Memberikan keuntungan finansial secara langsung bagi keperluan konservasi

melalui kontribusi atau pengeluaran ekstra wisatawan.

5. Memberikan keuntungan finansial dan pemberdayaan bagi masyarakat lokal

dengan menciptakan produk wisata yang mengedepankan nilai-nilai lokal.

6. Meningkatkan kepekaan terhadap situasi sosial, lingkungan dan politik di

daerah tujuan wisata.

7. Menghormati hak asasi manusia dan perjanjian kerja, dalam arti memberikan

kebebasan kepada wisatawan dan masyarakat lokal untuk menikmati atraksi

Universitas Sumatera
Utara
33

wisata sebagai wujud hak asazi, serta tunduk pada aturan main yang adil dan

disepakati bersama dalam pelaksanaan transaksi-transaksi wisata.

2.5 Penelitian Terdahulu

Penulis melakukan peninjauan pada penelitian yang pernah dilakukan

sebelumya, penelitian mengenai pengembangan bisnis parawisata telah banyak

dilakukan.

Peneliti mengambil tiga penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian

yang akan dialakukan.

1. Dewi Kusuma Sari (2011) melakukan penelitian berjudul , “Pengembangan

PariwisataObyek Wisata Pantai SiganduKabupaten Batang”. Peneliti

mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi permintaan pengunjungobyek

wisata Pantai Sigandu Kabupaten Batang dengan analisis regresilinier

berganda.Mengestimasi besarnya nilai ekonomi yang diperoleh pengunjung

dengan menggunakanperhitungan surplus konsumen.Menentukan strategi

upaya pengembangan obyek wisata Pantai Sigandu dengan wawancara

mendalam dengan pihak-pihak terkait danmenggunakan Analisis Hierarki

Proses (AHP).

2. Andi Meegie Senna (2014) melakukan penelitian berjudul , “Analisis Potensi

Pariwisata Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Di Kota Palopo”. Hasil

penelitian menunjukkan bahwapengembangan potensi pariwisata dalam

pelaksanaan otonomi daerah di Kota Palopo, Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata telah melakukan berbagai upaya seperti mempromosikan objek-

objek wisata melalui berbagai media baik cetak seperti koran dan majalah

wisata, maupun elektronik seperti stasiun televisi dan promosi langsung

Universitas Sumatera
Utara
34

seperti ikut kegiatan pameran dan expo. Mengembangkan sumber daya

manusia pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palopo dilakukan

dengan cara memberikan pelatihan-pelatihan yang epat dan efektif tentang

kepariwisataan, workshop pengembangan SDM dan studi banding ke

beberapa daerah yang sukses di bidang pariwisatas dan bekerjasama dengan

pihak swasta baik itu dalam pengelolaan dan mempromosikan objek wisata.

Selain itu dampak langsung yang dirasakan bagi masyarakat sekitar objek

wisata seperti membuka lapangan pekerjaan, memberi kesempatan bagi

masyarakat sekitar untuk menambah pendapatan sehari-hari dengan cara

berdagang atau menjual jajanan khas kota palopo, menawarkan produk

kerajinan tangan lokal di kawasan objek wisata. Faktor-faktor yang

mempengaruhi dalam pengembangan potensi pariwisata adalah faktor

pendukung yaitu lokasi yang cukup strategis, budaya, tersedianya sarana dan

prasarana sedangkan faktor penghambat yaitu potensi yang belum dikelolah

secara serius, promosi dan pengembangan pariwisata yang masih kurang,

sumber daya manusia yang berkualitas dalam bidang kepariwisataan masih

terbatas, terbatasnya anggaran sektor pariwisata, sarana dan prasarana

pendukung di objek-objek wisata kurang memadai.

3. Wawan Kurniawan (2015) melakukan penelitian berjudul , “Dampak Sosial

Ekonomi PembangunanPariwisata Umbul Sidomukti KecamatanBandungan

Kabupaten Semarang”. Hasil penelitian menunjukkan peluang usaha di

sekitar objek pariwisataUmbul Sidomukti termasuk dalam kategori tinggi.

Masyarakat sekitarmemanfaatkan situasi ini untuk berdagang, jasa tourleader

hinggamenjadi karyawan objek pariwisata Umbul Sidomukti.Peningkatan

Universitas Sumatera
Utara
35

pengunjung pasca renovasi Objek Pariwisata UmbulSidomukti benar-benar

mampu meningkatkan pengunjung danmempengaruhi peningkatan

pendapatan.Pembangunan Umbul Sidomukti berhasil menyerap banyak

tenaga kerjamengingat banyak wahana baru yang disediakan, pembangunan

ObjekWisata Umbul Sidomukti benar-benar mampu menyerap tenaga

kerjayang cukup banyak.Tidak hanya tenaga kerja di sektor pariwisata

sajayang terserap, kenaikan omset penjualan yang dialami para pedagang

disekitar UmbulSidomukti juga memaksa para pedagang untuk

menambahkaryawannya, lambat laun jumlah pengangguran di sekitar Objek

WisataUmbul Sidomukti mulai menurun.Penurunan jumlah pengangguran

danpeningkatan pendapatan masyarakat ternyata berdampak positif

padakondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar. Walaupun demikian

aromapersaingan usaha antar sesama pedagang makin terasa.

Universitas Sumatera
Utara
36

2.6Kerangka Berpikir

Gambar 2.1

Kerangka berpikir

Kabupaten Toba Samosir

Analisa Lingkungan

Faktor-Faktor Perkembngan Bisnis


Perkembangan Pariwisata Toba

Sumber: (Penulis, 2018)

Universitas Sumatera
Utara
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif berkaitan

dengan pengumpulan data untuk memberikan gambaran atau penegasan terhadap

suatu konsep atau gejala, dan juga menjawab pertanyaan sehubungan dengan

subyek penelitian.

Peneltian deskriptif (descriptiveresearch), yang biasa disebut juga

penelitian taksonomik dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai

suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah

variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti.Jenis penelitian ini

tidak sampai mempersoalkan jalinan hubungan antarvariabel yang ada; tidak

dimaksudkan untuk menarik generasi yang menjelaskan variabel-variabel

anteseden yang menyebabkan sesuatu gejala atau kenyataan sosial.Oleh karena

itu, pada suatu penelitian deskriptif, tidak menggunakan dan tidak melakukan

pengujian hipotesis, Faisal (2008:20).

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di kabupaten yang berada di sekitaran Danau

Toba tepatnya di Kabupaten Toba Samosir. Ada tujuh kabupaten yang berada di

sekitaran Danau Toba dan alasan peneliti memilih lokasi ini karena kabupaten

tersebut adalah kabupaten yang paling banyak mengalami pembangunan semenjak

dimulainya pembangunan danau toba.

37

Universitas Sumatera Utara


38

3.3 Informan Penelitian

Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat geberalisasi dari

penelitiaannya. Oleh karena itu, pada penelitian kualitatif tidak dikenal adanya

populasi dan sampel. Subjek penelitian akan memberikan informasi yang

diperlukan selama proses penelitian dilakukan. Subjek penelitian atau informan

adalahorang yang dianggap sebagai orang yang menguasai dan memahami data,

informasi maupun fakta dari suatu objek penelitian (Bungin, 2008). Informan

penelitian diharapkan mempunyai banyak pengalaman mengenai latar dari

penelitian yang dilakukan. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini

adalah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Toba Samosir, Masyarakat

dan Pemilik Usaha-Usaha sertaWisatawan.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dapat dikelompokkan dalam dua kategori yang

dapat dilihat dari sumbernya, yaitu :

1. Teknik pengumpulan data primer, yaitu teknik pengumpulan data yang

diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung ke lokasi penelitian untuk

mencari data-data yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Adapun teknik pengambilan data yang dilakukan :

a. Wawancara mendalam yaitu proses tanya jawab yang dilakukan secara

langsung dan mendalam dengan informan yang dituju dengan pertanyaan

yang sudah disiapkan dan disesuaikan dengan rumusan masalah yang telah

ditetapkan serta menggunakan panduan atau pedoman wawancara dan alat

bantu wawancara seperti tape recorder atau catatan kecil.

Universitas Sumatera
Utara
39

b. Observasi yaitu metode pengumpulan data yang digunakan untuk

menghimpun data penelitian dimana peneliti secara langsung mengamati

objek yang diteliti.

2. Teknik pengumpulan data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak

langsung yang dapat diambil dari sumber lain atau instansi yang berkaitan

dengan penelitian. Teknik yang dilakukan adalah :

a. Studi kepustakaan yaitu pengumpulan data melalui buku-buku,

makalah, literature terkait yang relevan dengan masalah yang

diteliti.

b. Dokumentasi yaitu pengumpulan data yang berbentuk surat,

catatan harian, arsip foto, hasil rapat, cenderamata, jurnal kegiatan

dan sebagainya. Data jenis ini mempunyai sifat utama tak terbatas

pada ruang dan wantu sehingga bisa dipakai untuk menggali

informasi yang terjadi dimasa silam.

c. Penelusuran data online, yaitu data diperoleh dengan mengakses

internet untuk mencari sumber data yang berhubungan dengan

penelitian yang dilaksanakan.

3.5 Teknik Analisis Data

Menurut Mudjiarahardjo dalam Sujarweni (2014 : 34) analisis data adalah

sebuah kegiatan untuk mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode

atau tanda, dan mengkategorikannya sehingga diperoleh suatu temuan

berdasarkan fokus atau masalah yang ingin dijawab.

Menurut Miles (1994) dan Faisal (2003) dalam Sujarweni (2014:34)

analisis data dilakukan selama pengumpulan data di lapangan dan setelah semua

Universitas Sumatera
Utara
40

data terkumpul dengan teknis analisis model interaktif.Analisis data berlangsung

secara bersama-sama dengan proses pengumpulan data dengan alur tahapan

sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Data yang diperoleh ditulis dalam bentuk laporan atau data yang

terperinci.Laporan yang disusun berdasarkan data yang diperoleh direduksi,

dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting

bagi peneliti.

2. Penyajian Data

Data yang diperoleh dikategorisaikan menurut pokok permasalahan dan

dibuat dalam bentuk matriks sehingga memudahkan peneliti untuk melihat

pola-pola hubungan satu dana dengan data lainnya.

3. Penyimpulan dan verifikasi

Kegiatan penyimpulan merupakan langkah lebih lanjut dari kegiatan

reduksi dan penyajian data.Data yang sudah direduksi dan disajikan secara

sistematis akan disimpulkan sementara.Karena kesimpulan pada tahap awal

biasanya kurang jelas, maka perlu diverifikasi pada tahap-tahap selanjutnya.

4. Kesimpulan Akhir

Kesimpulan akhir diperoleh berdasarkan kesimpulan sementara yang telah

diverifikasi Keseimpulan final ini diharapakan dapat diperoleh berdasarkan

setelah pengumpulan data selesai.

Universitas Sumatera
Utara
41

Gambar 3.1
Analisis Data Kualitatif Menurut Miles (1994) dan Faisal (2003)
dalam Sujarweni (2014:36)

Pengumpulan Data Penyajian Data

Reduksi Data

Kesimpulan dan Verifikasi

Kesimpulan Akhir

Universitas Sumatera
Utara
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat Kabupaten Toba Samosir

Kabupaten Toba Samosir adalah salah satu kabupaten di Provinsi

Sumatera Utara dan merupakan daerah pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Utara

yang dibentuk dengan Undang-Undang No.12 Tahun 1998 tentang Pembentukan

Kabupaten Daerah Tingkat II Toba Samosir dan Kabupaten Daerah Tingkat II

Mandailing Natal. Pada saat dibentuk, Kabupaten Toba Samosir terdiri dari 13

kecamatan dan 4 perwakilan kecamatan, 281 desa serta 19 kelurahan. Kabupaten

Toba Samosir diresmikan pada tanggal 9 Maret 1999 oleh Menteri Dalam Negeri

yaitu Syarwan Hamid bertemapat di Kantor Gubernur Sumatera Utara, sekaligus

melantik Drs. Sahala Tampubolon sebagai Pejabat Bupati Kabupaten Toba

Samosir.

Pada tahun 2003 Kabupaten Toba Samosir dimekarkan menjadi

Kabupaten Toba Samosir dan Kabupaten Samosir berdasarkan Undang-Undang

Nomor 36 Tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Samosir dan Kabupaten

Serdang Bedagai. Setelah dimekarkan Kabupaten Toba Samosir terdiri dari 10

kecamatan.Seiring berjalannya pemerintahan, jumlah kecamatan di Kabupaten

Toba Samosir bertambah menjadi 11 kecamatan dengan dibentuknya kecamatan

Sigumpar yang meupakan pemekaran dari kecamatan Silaen tahun 2004.

Kemudian pada tahun 2006 terbentuk tiga kecamatan baru yaitu Kecamatan

Tampahan sebagai pemekaran dari kecamatan Balige, Kecamatan Nassau

42

Universitas Sumatera Utara


43

pemekaran dari kecamatan Habinsaran, dan Kecamatan Siantar Narumonda

pemekaran dari Kecamatan Porsea dan disusul pada tahun 2008 terbentuk kembali

dua kecamatan baru, yaitu Kecamatan Parmaksian dan Kecamatan Bonatua

Lunasi. Dengan demikian jumlah wilayah administrasi pemerintah kabupaten

Toba Samosir mulai tahun 2008 hingga saat ini terdiri atas 16 kecamatan, yakni :

1. Kecamatan Balige

2. Kecamatan Tampahan

3. Kecamatan Laguboti

4. Kecamatan Habinsaran

5. Kecamatan Borbor

6. Kecamatan Nassau

7. Kecamatan Silaen

8. Kecamatan Sigumpar

9. Kecamatan Porsea

10. Kecamatan Pintu Pohan Meranti

11. Kecamatan Siantar Narumonda

12. Kecamatan Parmaksian

13. Kecamatan Lumban Julu

14. Kecamatan Uluan

15. Kecamatan Ajibata

16. Kecamatan Bonatua Lunasi

4.1.2 Kondisi Geografis dan Topografi

Kabupaten Toba Samosir terletak pada koordinat 2º03’ - 2º40’ Lintang

Utara dan 98º56’ - 99º40’ Bujur Timur dengan luas 2.021,80 km², atau setara

Universitas Sumatera
Utara
44

dengan 2,82% dari luas Provinsi Sumatera Utara yang mencapai 71.680,68 km².

Kabupaten ini merupaka salah satu tujuh kabupaten di Provinsi Sumatera Utara

yang letaknya berada di Kawasan Strategis Nasional Danau Toba.Selain itu

Kabupaten Toba Samosir juga dialiri Sungai Asahan yang mengalir dari Danau

Toba di Kecamatan Porsea dan berakhir di Teluk Nibung, Selat Malaka, Kota

Tanjungbalai. Wilayah Kabupaten Toba Samosir berbatasan langsung dengan

lima kabupaten yaitu sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Simalungun,

sebelah timur berbatasan dengan Labuhan Batu dan Asahan, sebelah selatan

berbatasan dengan dengan kabupaten Tapanuli Utara serta sebelah barat

berbatasan dengan Kabupaten Samosir.

Kabupaten Toba Samosir terletak pada wilayah dataran tinggi, dengan

ketinggian antar 900-2.200 meter diatar permukaan laut, dengan topografi dan

kontur tanah yang beraneka ragam yaitu datar, landai, miring dan terjal.Struktur

tanahnya labil dan berada pada wilayah gempa tektonik dan vulkanik. Kabupaten

Toba Samosir tergolong ke dalam daerah beriklim tropis basah dengan suhu

berkisar antara 17ºC - 29ºC dan raa-rata kelembaban udara 85,04º.

4.1.3 KondisiKependudukan

Jumlah penduduk kabupaten Toba Samosir pada tahun 2015 adalah

179.704 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 88,88 jiwa per km² dan jumlah

rumah tangga sebesar 44.005 rumah tangga. Kecilnya gerak laju pertumbuhan

penduduk diperkirakan disebabkan oleh banyaknya penduduk yang migrasi keluar

untuk melanjutkan pendidikan atau untuk mendapatkan pekerjaan.Balige

merupakan Ibukota Kabupaten Toba Samosir memiliki jumlah penduduk terbesar,

yaitu 38.088 jiwa (21,19 %) dengan 8.854 rumah tangga, disusul kecamatan

Universitas Sumatera
Utara
45

Laguboti dengan 19.058 jiwa (10,61%) dengan 4,673 rumah tangga. Sedangkan

kecamatan Tampahan merupakan kecamatan yang memiliki jumlah penduduk

paling sedikit, yaitu 4.458 jiwa (2,48%) dengan jumlah rumah tangga sebanyak

1.077 rumah tangga.

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Toba Samosir Tahun 2015

P e n d u d u k Tingkat
K e c amat a n Rasio Jenis Rumah Kepadatan
Laki-laki Perempuan Jumlah Kelamin Tangga (Jiwa/km²)
( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) ( 5 ) ( 6 ) ( 7 )
B a l i g e 19.018 19.070 38.008 99,73 8.854 418,32
T ampa h a n 2.244 2 .2 1 4 4.458 101,3 1.077 182,33
L a g u b o t i 9.291 9 .7 6 7 19.058 95,13 4.673 257,89
Habinsaran 7.934 8 .0 8 6 16.020 98,12 3.990 39 , 20
B o r b o r 3.539 3 .4 9 2 7.035 101,2 1.642 39 , 82
N a s s a u 3.803 3 .6 7 2 7.475 103,5 1.831 22 , 28
S i l a e n 6.190 6 .3 5 6 12.546 97,39 3.280 72 , 70
S i g u m p a r 3.812 3 .8 8 8 7.700 98,05 1.877 305,596
P o r s e a 6.910 6 .9 8 5 13.895 98,93 3.407 366,82
Pintu Pohan Meranti 3.641 3 .6 8 2 7.323 98,89 1.708 26 , 41
Siantar Narumonda 2.891 3 .0 3 7 5.928 95,19 1.499 267,03
Parmaksian 5.355 5 .3 0 8 10.663 100,8 2.635 231,91
Lumban J u l u 4.143 4 .3 1 2 8.455 96,08 2.133 93 , 01
U l u a n 4.135 4 .1 9 0 8.325 98,69 2.174 76 , 38
A j i b a t a 3.742 3 .7 6 3 7.505 99,44 1.859 103,09
B o n a t u a L u n a s i 2.563 2 .6 6 7 5.230 96,110 1.366 90 ,58
Kab. Toba Samosir 89.211 90.943 179.704 98,58 44.005 88 ,88
Sumber : Toba Samosir Dalam Angka 2016

Rasio jenis kelamin (sex ratio) adalah perbandingan antara banyaknya

penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk perempuan pada suatu daerah

dalam waktu tertentu.Biasanya dinyatakan dengan banyaknya penduduk laki-laki

untuk 100 penduduk perempuan.Berdasarkan jenis kelamin, penduduk perempuan

Kabupaten Toba Samosir tahun 2015 lebih besar dibandingkan dengan jumlah

penduduk laki-laki. Sebagai perbandingan, rasio jenis kelamin tahun 2015

sebesar 98,58. Artinya setiap 100 penduduk perempuan, terdapat juga 98,58orang

Universitas Sumatera Utara


46

penduduk laki-laki. Atau dalam persentase dapat dinyatakan bahwa sekitar 50,39

persen merupakan penduduk perempuan dan sisanya 49,64 persen penduduk laki-

laki.

4.1.4 KondisiStruktur Umur dan Angka Beban Ketergantungan

Berdasarkan kelompok umur, penduduk Kabupaten Toba Samosir

tergolong dalam struktur umur muda. Hal ini dapat dilihat dari persentase

penduduk usia muda (0-14 tahun) yang cukup besar, yaitu 34,58 persen dan

penduduk usia lanjutnya (65+ tahun) sebanyak 6,48 persen. Besaran penduduk

usia muda dan usia lanjut merupakan beban tanggungan bagi penduduk usia

produktif (15-64 tahun), dimana persentase penduduk usia produktif tahun 2015

sebesar 58,93 persen. Hal memberikan implikasi bahwa kelompok umur muda

perlu mendapatkan perhatian dan pengembangan sehingga mampu menghasilkan

tenaga-tenaga terampil dan mandiri untuk mengisi pembangunan dimasa yang

akan datang.

Besarnya jumlah penduduk usia muda ini berimplikasi pada beban

tanggungan penduduk usia produktif juga semakin besar. Secara kasar angka ini

dapat digunakan sebagai indikator pengukuran kemajuan ekonomi suatu daerah.

Rasio ini menyatakan perbandingan penduduk berusia di bawah 15 tahun dan

diatas 65 tahun yang dianggap tidak produktif secara ekonomi dengan jumlah

penduduk berusia 15-64 tahun yang dianggap produktif secara ekonomi. Makin

tinggi rasio beban tanggungan berarti semakin kecil jumlah penduduk produktif

dan semakin banyak sumber daya yang harus dibagikan kepada kelompok tidak

produktif.

Universitas Sumatera
Utara
47

Tabel 4.2 Penduduk Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin

Golongan Umur P e n d u d u k
L a k i - l a k i Perempuan Jumlah
( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 )
0 – 4 19,970 10,649 21,619
5 – 9 10,870 10,393 21,263
1 0 – 1 4 9 ,949 9 ,313 19,262
1 5 – 1 9 9 ,202 8 ,012 17,214
2 0 – 2 4 4 ,996 4 ,205 9 , 2 0 1
2 5 – 2 9 5 ,664 5 ,231 10,895
3 0 – 3 4 5 ,810 5 ,656 11,466
3 5 – 3 9 5 ,680 5 ,570 11,250
4 0 – 4 4 5 ,292 5 ,459 10,751
4 5 – 4 9 4 ,717 5 ,087 9 ,804
5 0 – 5 4 4 ,157 4 ,875 9 ,032
5 5 – 5 9 3 ,927 4 ,936 8 ,863
6 0 – 6 4 3 ,446 3 ,988 7 ,434
6 5 + 4 ,531 7 ,119 11,650
K abupaten T oba S amos ir 8 9,211 9 0,493 179,704
Angka Beban Tanggungan Anak 5 8,67
Angka Beban Tanggungan Usia Lanjut 1 0,99
An g ka B e b a n T a n ggu n ga n 6 2,15
Sumber : Toba Samosir Dalam Angka 2016 dan Bappeda Kabupaten Toba
Samosir

4.1.5 Kondisi Ketenagakerjaan

Dari total penduduk usia kerja (15 tahun ke atas), sekitar delapan puluh

persen penduduk Toba Samosir termasuk dalam angkatan kerja. Tingkat

partisipasi angkatan kerja mengalami sedikit fluktuasi selama periode 2011 –

2015 dari 74,51 persen pada tahun 2011, lalu menjadi 81,46 persen pada tahun

2012, selanjutnya menjadi 79,66 persen pada tahun 2013, kemudian menjadi

78,13 persen pada tahun 2014 dan 80,28 persen pada tahun 2015. Partisipasi ini

tentunya sangat erat hubungannya dengan distribusi penduduk menurut golongan

umur.Penduduk usia produktif di Toba Samosir banyak merantau keluar Toba

Samosir untuk memperoleh pendidikan yang lebih tinggi maupun untuk mencari

pekerjaan yang lebih baik.

Universitas Sumatera
Utara
48

4.1.6 Visi dan Misi Kabupaten Toba Samosir

Saat ini, Kabupaten Toba Samosir dipimpin oleh Ir.Darwin Siagian dan

Ir.Hulman Sitorus , MM selaku Bupati dan Wakil Bupati periode 2016 – 2017.

Sebagai arah dan tujuan yang hendak dicapai dalam pelaksanaan pembangunan

jangka menengah di Kabupaten Toba Samosir, pemerintah Kabupaten Toba

Samosir telah menetapkan visi dan misi Kabupaten Toba Samosir tahun 2016 –

2021 sebagaimana tertuang dalam RPJMD Kabupaten Toba Samosir 2016 – 2021

sebagai berikut :

Visi : Tobasa Hebat

Misi :

1. Mewujudkan tata pemerintahan yang baik (good governance) dan bersih

(clean government).

2. Memantapkan dan mengutamakan penyediaan infrastruktur yang memadai.

3. Membangun pelayanan kesehatan dan pendidikan yang bermutu, namun tetap

terjangkau oleh masyarakat.

4. Memacu pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berdaya saing.

5. Meningkatkan pengelolaan sumber daya alam dan pertanian yang beroroentasi

pada kesinambungan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.

6. Memberdayakan dan mengefektifkan nilai-nilai kearifan lokal berlandaskan

religi.

Universitas Sumatera
Utara
49

4.2 Potensi Pariwisata Kabupaten Toba Samosir

Dengan didukung oleh sumber daya alam dan keindahan panorama Danau

Toba, Kabupaten Toba Samosir berpotensi menjadi daerah tujuan wisata unggulan

dimasa mendatang. bahkan saat ini pemerintah tengah mempersiapkan kawasan

Danau Toba menjadi daerah tujuan wisata berskala internasional. Adapun potensi

pariwisata di kabupaten Toba Samosir yaitu kawasan pariwisata alam, kawasan

pariwisata budaya, kawasan pariwisata buatan dan kawasan pariwisata minat

khusus.

4.2.1 Kawasan Pariwisata Alam

Kabupaten Toba Samosir memiliki pesona alam yang beragam dan

kemudian dikembangkan menjadi kawasan wisata alam yaitu pantai, panorama

alam pegunungan dan wisata alam. Kawasan pariwisata alam yang terdapat di

Kabupaten Toba Samosir yaitu :

a. Pantai Lumban Silintong, Lumban Bulbul, Pangkodian dan Janji Maria

yang berada di Kecamatan Balige, Meat-Tarabunga/Tampahan, dan Pantai

Long Beach Ajibata.

b. Panorama alam pegunungan Dolok Tolong, Bukit Senyum Motung

Ajibata, dan Gurgur Tampahan.

c. Wisata Alam Taman Eden yang berada di Kecamatan Lumban Julu.

d. Batu Basiha Desa Sibodiala Kecamatan Balige.

4.2.2 Kawasan Pariwisata Budaya

Kekayaan budaya yang terdapat di Kabupaten Toba Samosir menjadi salah

satu potensi pariwisata yang sangat menjanjikan dan merupakan salah satu

unggulan pariwisata di Kabupaten Toba Samosir. Masyarakat yang masih sangat

Universitas Sumatera
Utara
50

kental dengan nuansa budaya menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan

yang datang berkunjung dan ingin tahu akan budaya masyarakat setempat.

Kawasan pariwisata budaya yang ada di Kabupaten Toba Samosir yaitu :

a. Kompleks Makan Sisingamangaraja XII di Pagar Batu.

b. Makam DR. I.L. Nommensen di Kecamatan Sigumpar.

c. Perkampungan Parmalim di Kecamatan Laguboti.

d. Kompleks Taman Tugu D.I Panjaitan

4.2.3 Kawasan Pariwisata Buatan

Di Kabupaten Toba Samosir juga terdapat kawasan pariwisata buatan yang

juga tak kalah menarik untuk dikunjungi yaitu Museum TB Silalahi Centre yang

berada di Soposurung, Kecamatan Balige dan Bukit Gibeon yang berada di sibisa

Kecamatan Lumban Julu Selain menghadirkan nilai sejarah, pemandangan alam

sekitar juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang datang berkunjung.

4.2.4 Kawasan PariwisataMinat Khusus

Salah satu penyebab terjadinya segmentasi atau spesialisasi pasar

pariwisata adalah adanya kecenderungan wisatawan dengan minat khusus baik

dalam jumlah wisatawan maupun area minatnya.Jenis pariwisata ini berbeda

karena calon wisatawan memilih sebuah destinasi wisata tertentu sehingga mereka

dapat mengikuti minat khusus dan spesifik yang diminati.Di Kabupaten Toba

Samosir terdapat salah satu kawasan pariwisata minat khusus yaitu Arung Jeram

Sungai Asahan yang berada di Kecamatan Meranti Pintu Pohan dan Arena Motor

Cross dan Paralayang yang berada di Kecamatan Tampahan.

Universitas Sumatera
Utara
51

4.3 Faktor – Faktor Dalam Pengembangan Bisnis Pariwisata

4.3.1Infrastruktur

Menurut Asandi (2013) Pembangunan infrasturktur merupakan suatu strategi

dalam penyediaan sarana dan prasarana. Peran infrastruktur tidak hanya

berpengaruh pada pengembangan wilayah tetapi pada juga pada bidang

kepariwisataan, infrastruktur berperan sangat penting dalam mendorong kualitas

wisata itu sendiri serta pada lingkunhgan sekiytar walaupun hanya bersifat sebagai

pendukung, infrastruktur memiliki posisi yang sangat penting bagi

keberlangsungan kegiatan masyrakat disuatu wilyah aktivitas yang ditampung

dalam suatu ruang tidak akan berjalan dengan baik tanpa didukung oleh

pelayanananyang memadai seperti jaringa jalan, air bersih, persampahan, listrik,

sanitasi dan telekomunikai kegiatan perekonomian suatu wilayah yang didukung..

4.3.1.1Jalan dan Jembatan

Ketersediaan infrastruktur, sarana dan prasarana menjadi salah satu

indikator dalam pembangunan. Keberadaannya mampu memberi manfaat

terhadap pengembangan sektor lain seperti sektor pertanian, sektor pariwisata,

sektor kesehatan maupun pendidikan. Jalan dan jembatan merupakan prasarana

yang sangat dibutuhkan di Kabupaten Toba Samosir untuk memudahkan akses

transportasi untuk meningkatkan distribusi hasil kekayaan alam dan mobilitas

penduduk ke pusat pelayanan kesehatan, pendidikan khususnya di desa-desa.

Panjang jalan di Kabupaten Toba Samosir pada tahun 2015 mencapai

1.006,6 km yang terbagi atas Jalan Nasional 61 km, Jalan Propinsi sepanjang

195,5 km da Jalan Kabupaten sepanjang 746,114 km. berdasarkan kondisi jalan di

Kabupaten Toba Samosir tahun 2015, sekitar 20 persen berkondisi baik, sekitar

Universitas Sumatera
Utara
52

13 persen dalam kondisi sedang dan sekitar 15 persen dalam kondisi rusak ringan

dan 52 persen kondisi rusak berat. Dengan persentase jalan berkondisi rusak

ringan dan rusak berat yang cukup besar tentunya pemerintah Kabupaten Toba

Samosir akan memprioritaskan kebijakan pembangunan daerah pada penanganan

atau rehabilitasi jalan kabupaten yang rusak. Pada tahun 2015 panjang jembatan di

Kabupaten Toba Samosir adalah 2,97 km dengan jumlah 315 buah. Jumlah

jembatan dalam kondisi baik 227 buah, rusak sedang 32 buah, rusak ringan 40

buah dan rusak berat sebayak 16 buah.

4.3.1.2 Irigasi

Mayoritas penduduk Kabupaten Toba Samosir bekerja di sektor pertanian.

Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Toba Samosir dapat

dilakukan dengan meningkatkan produksi hasil pertanian. Banyak cara dapat

dilakukan untuk meningkatkan produksi tersebut seperti intensifikasi,

ekstensifikais, diversifikasi dan rehabilitasi.

Irigasi merupakan salah satu faktor dalam meningkatkan produksi hasil

pertanian khususnya untuk tanaman pangan. Luas irigasi di Kabupaten Toba

Samosir tahun 2015 adalah 17.960 Ha yang terdiri dari irigasi teknis 5.080 Ha,

irigasi semi teknis 14.016 Ha dan irigasi sederhana 2500 Ha. Irigasi teknis terdiri

atas irigasi primer sepanjang 234.223 meter, irigasi sekunder 231.431 meter dan

tersier sepanjang 160.660 meter.

4.3.1.3 Pasar

Untuk memfasilitasi aktivitas ekonomi masyarakat khusunya untuk

aktivitas perdagangan guna memasarkan hasil-hasil pertanian dan produk lainnya,

Pemerintah Kabupaten Toba Samosir telah membangun dan merehabilitasi pasar

Universitas Sumatera
Utara
53

tradisional. Jumlah Wajib Retribusi (WR) pekan / pasar di Kabupaten Toba

Samosir tahun 2015 berjumlah 3.158 WR yang tersebar pada 10 pekan / pasar /

kecamatan. Dari 3158 WR, 354 diantaranya merupakn WR yang menempati kios

dan tersebar di 4 pekan / kecamatan yaitu Balige, Habinsaran, Porsea dan Ajibata.

Ada 56 WR yang menempati Balairung, 550 WR yang menyewa tanah dalam

pekan,381 WR yang menyewa tanah di luar pekan, 94 WR HArian Undung-

Undung dan 1.723 WR Mingguan Undung-Undung.

4.3.1.4 Dermaga

Selain keindahannya, perairan Danau Toba juga berfungsi sebagai

prasarana transportasi air yang menghubungkan antar daerah khususnya

menghubungkan antara Kabupaten Toba Samosir dengan kabupaten lain yang ada

di sekitaran Danau Toba. Jumlah kunjungan kapal penumpang dan kapal barang

di Kabupaten Toba Samosir pada tahun 2015 dari 3 dermaga masing-masing

5.572 kunjungan kapal yang terdiri atas 2018.486 penumpang dan 4.386,7 ton

barang. Apabila dibandingkan dengan tahun 2014 maka pada tahun 2015 terjadi

penurunan arus penumpang yang menggunakan sarana angkutan danau sebesar

1,61 persen (3.417 orang). Dermaga Ajibata merupakan dermaga paling sibuk.

Jumlah kunjungan kapal, penumpang dan barang di dermaga tersebut tahun 2015

masing-masing 3.936 kunjungan kapal, 91.050 penumpang dan 4.054,1 ton

barang.

4.3.1.5 Bandar Udara

Di Kabupaten Toba Samosir terdapat Bandar udara Sibisa yang terletak di

kecamatan Ajibata yang dapat ditempuh dengan waktu 1 jam perjalanan dari

Balige sebagai ibukota Kabupaten Toba Samosir. Bandar udara Sibisa dibangun

Universitas Sumatera
Utara
54

pada tahun 1980 dengan panjang runway 750 meter dan lebar 23 meter dan resmi

beroperasi pada tanggal 15 November 2006. Bandar udara ini akan dikembangkan

PT. Angkasa Pura II untuk mendukung kebijakan pemerintah menjadikan

kawasan Danau Toba menjadi daerah wisata unggulan. Diproyeksikan Bandar

udara ini akan memiliki panjang runway antara 1800 hingga 3000 meter dengan

daya tampung terminal penumpang sekitar 400 orang dan dekatnya dari Bandar

udar international Silangit yang terdapat di siborong-borong kabupaten Tapanuli

Utara yang dapat ditempuh dengan waktu 30 menit dari perjalanan Balige sebagai

ibukota Kabupaten Toba Samosir.

Berdasarkan hasil wawancara dengan wisatawan yang sedang berwisata

(wawancara dilakukan dengan keluarga Bapak Brandon Salim dan Ibu Elisa

Tanadi wisatawan asal jakarta pada tanggal 05/06/2018 di Pantai Bul-BulHotel

pada pukul 17.00 WIB). Ia mengungkapkan:

“ Infrastruktur di kabupaten ini sudah cukup baik ya, tetapi ditempat

wisata masih perlu banyak diperbaiki seperti tempat pembungan sampah

yang masih sedikit ditemukan, tempat sanitasi yang belum terawat serta

masih banyak jalan dalam kondisi yang belum begitu baik.”

4.3.2 Promosi Pengembangan Bisnis Pariwisata

MenurutPitana dan Diarta (2009:126), destinasi merupakan suatu tempat

yang dikunjungi dengan waktu yang signifikan selama perjalanan seseorang

dibandingkan dengan tempat lain yang dilalui selama perjalanan misalnya daerah

transit. Jumlah wisatawan yang melakukan kunjungan wisata merupakan tolak

ukur dalam menilai berhasil atau tidaknya pembangunan pariwisata di suatu

daerah utamanya model promosi dan pengembangan wisatanya.Promosi

Universitas Sumatera
Utara
55

pariwisata di Kabupaten Toba Samosir dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kabupaten Toba Samosir.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Bidang Pengembangan

Pemasaran Kebudayaan dan Pariwisata juga menyatakan (wawancara dilakukan

dengan Bapak Hercules pada tanggal 04/06/2018 di kantor Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kabupaten Toba Samosir pada pukul 08.29 WIB) bahwa ada beberapa

cara yang dilakukan pemerintah untuk mempromosikan pariwisata Kabupaten

Toba Samosir. Bidang promosi mempunyai program tersendiri untuk itu. Ia

mengungkapkan :

“Kalau untuk promosi pasti kita jalankan terus. Kita juga punya program

karena memang sudah di bidangnya utuk promosi ya. Sama seperti bidang

lain yang punya program masing-masing juga. Tapi pelaksanaannya semua

bidang sama-sama mengerjakan. Kalau media kita pake online dan media

cetak.Bolehdi cek di web kita Budpar.TobaSamosirKab.go.id. Semua

tentang info destinasi pariwisata dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh

Dinas Pariwisata ada.Foto-fotonya juga ada semua.Jadi semua orang bisa

lihat.Pengguna android juga bisa pake aplikasi kita.Gratis, ada kita

sediakan di PlayStore.Namanya Wisata Tobasa.” Pemerintah berperan

penting dalam menjalankan program yang telah

ditetapkan agar dapat berjalan dengan baik. Selain itu program yang tepat akan

memberikan hasil yang baik. Beberapa program yang dijalankan pemerintah

dalam peningkatan promosi dan perkembangan pariwisata di Kabupaten Toba

Samosir yaitu :

Universitas Sumatera
Utara
56

1. Peningkatan pemanfaatan teknologi informasi dalam pemasaran pariwisata

yang dilakukan ndengan updating dan maintenancewebsite, aplikasi Wisata

Tobasa dan melakukan promosi melalui Facebook/Instagram.

2. Pengembangan jaringan kerjasama promosi pariwisata dengan mengadakan

jamuan tamu Kabupaten Toba Samosir.

3. Pelaksanaan promosi pariwisata nusantara di dalam dan luar negeri seperti

dengan melaksanakan pertunjukan seni budaya malam kesenian di Pekan Raya

Sumatera Utara (PRSU), pertunjukan seni budaya malam kesenian di Festival

Danau Toba (FDT), pelaksanaan kegiatan motocross, memfasilitasi kegiatan

putri pariwisata, peliputan kegiatan dan objek pariwisata dan budaya Toba

Samosir melalui televisi kabel dan melakukan promosi Karnaval Pesona

Danau Toba 2017.

4. Mengadakan program pengembangan destinasi pariwisata yaitu dengan

meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana pariwisata, perencanaan

penataan kawasan pariwisata Sibolahotang, Janji Maria, Tambunan Lumban

Gaol, Parparean, Air Terjun Situmurun, Amenitas Pariwisata, dan lain

sebagainya.

5. Mengadakan program peningkatan kemitraan yaitu dengan pengembangan

SDM di bidang kebudayaan dan pariwisata bekerjasama dengan lembaga

lainnya, eksibisi wisata minat khusus arung jeram dan pengelolaan homestay

untuk wisatawan dan meningkatkan peran masyarakat dalam pengembangan

kemitraan pariwisata.

Pemerintah juga telah menyiapkan langkah pengembangan sumber daya

manusia dan industri pariwisata guna mempercepat pembangunan destinasi

Universitas Sumatera
Utara
57

pariwisata Danau Toba. Pengembangan yang dilakukan yaitu SDM, Masyarakat

dan industri.Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat yang berada

disekitaran wisata pantai bul-bul dam pemilik usaha hotel Nabasa juga

menyatakan (wawancara dilakukan dengan Bapak Marudut Panjaitan pada tanggal

05/06/2018 di Hotel Nabasa pada pukul 15.30 WIB) bahwa ada beberapa cara

yang dilakukan pemerintah untuk mempromosikan pariwisata Kabupaten Toba

Samosir. Ia mengungkapkan:

“menurut saya promosi yang dilakukan dinas pariwisata sudah baik tapi

belum maksimal, kami sebagai mayarakat yang tinggal dan berusaha

disekitaran pantai bul-bul juga ikut berperan dalam promosi wisata di

kabupaten toba samosir ini khususnya pantai bul-bul dengan cara

memposting paket wisata diakun media sosial kami dan wisata di

kabupaten toba samosir ini.”

Berdasarkan hasil wawancara tersebut saya bependapat promosi yang dilakuakan

Dinas pariwisata Kabupaten Toba Samosir belum terlalu optimal untuk

mendorong minat wisatawan untuk berwisata ke Kabupten Toba Samosir terbukti

dengan masyarkat dan pemilik usaha-usaha yang berda disekitaran tempat wisata

terutama di pantai bul-bul harus ikut serta aktif dalam promosi wisata dengan cara

memposting kegitan atau paket wisata dia kun media sosial masing masing dan

sebaiknya pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Parisata Kabupaten Toba

Samosir harus lebih bekerja keras lagi dalam memaksimalkan media sosial dan

meberikan pelatihan kepada masyrakat khususnya pemilik usaha-usaha yang

berada disekitan tempat wisata.

Universitas Sumatera
Utara
58

4.3.3 Kebijakan Pengembangan Bisnis Pariwisata

Kebijakan merupakan perencanaan jangka panjang yang mencakup tujuan

pembangunan pariwisata dan cara atau prosedur pencapaian tujuan tersebut yang

dibuat dalam pernyataan-pernyataan formal seperti hukum dan dokumen-

dokumen resmi lainya. Kebijakan yang dibuat permerintah harus sepenuhnya

dijadikan panduan dan ditaati oleh para stakeholders.Kebijakan-kebijakan yang

harus dibuat dalam pariwisata adalah kebijakan yang berhubungan dengan

pertumbuhan ekonomi, peningkatan kesempatan kerja, dan hubungan politik

terutama politik luar negeri bagi daerah tujuan wisata yang mengandalkan

wisatawan luar negeri.Umumnya kebijakan pariwisata dimasukkan ke dalam

kebijakan ekonomi secara keseluruhan yang kebijakannya mencakup struktur dan

pertumbuhan ekonomi jangka panjang.Kebijakan ekonomi yang harus dibuat

sehubungan dengan pembangunan pariwisata adalah kebijakan mengenai

ketenagakerjaan, penanaman modal dan keuangan, industri-industri penting untuk

mendukung kegiatan pariwisata, dan perdagangan barang dan jasa.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Bidang Pengembangan

Pemasaran Kebudayaan dan Pariwisata juga menyatakan (wawancara dilakukan

dengan Bapak Hercules pada tanggal 04/06/2018 di kantor Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kabupaten Toba Samosir pada pukul 08.29 WIB) bahwa ada beberapa

kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk pengembangan bisnis pariwisata di

Kabupaten Toba Samosir.

“Pemerintah menerima investor tetapi kita berharap sebagai pelaku dan

jangan kita di dominasi pelaku dan mengharapkan kita sebagai pelaku

dengan berarti kita tidak menjual tanah dengan asal dan pemerintah

Universitas Sumatera
Utara
59

mendukung masyarakat jika membuka bisnis pariwisata baru,sebetulnya

kita berharap banyak masyarakat atau kelompok masyrakat mendirikan

sendiri itu paling bagus daripada kita artinya itu sudah menjadi investor

tersendiri kalau masyrakat yang bangun tetapi masih tetap dikita dan

jangan kita berharap dana dari pemerintah untuk membangun, karena

rasanya beda dengan arti kalau masyarakat yang punya pasti

membersihakan sendiri,kadang-kadang kalau kita yang bangun masyarakat

kurang terlibat. Tetapi kita tetap membina dang membingbing kelompok

dan BUMD( Badan Usaha Milik Daerah) dang menharapkan penghasilan

asli daerah dari mereka dan selama ini kita membebaskan masyarakat

untuk mengelola bisnis parwisata untuk saat ini karena sedang dalam

perkembangan.”

Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat yang berada disekitaran

wisata pantai bul-bul dam pemilik usaha hotel Nabasa juga menyatakan

(wawancara dilakukan dengan Bapak Marudut Panjaitan pada tanggal 05/06/2018

di Hotel Nabasa pada pukul 15.30 WIB).Ia mengungkapkan:

”masyakat dan saya sebagai pemilik hotel dan masyarakat selama ini

diberikan keleluasaan oleh pemerintah untuk membuka usaha tetapi saya

merasa pemerintah seperti lepas tangan karena banyak pemilik usaha lain

yang membuang limbah ke danau toba langsung dan mencemari danau itu

dan pemerintah juga kurang memelihara atau merawat sarana yang sudah

dibangun.”

Berdarakan wawancara tersebut saya berpendapat pemerintah Kabupaten Toba

Samosir seharusnya membuat sebuaah peraturan yang jelas mengenai investoratau

Universitas Sumatera
Utara
60

masyarakat yang ingin berusaha karena dapat merusak lingkungan disekitar

tempat wisata yang membuat wisatawan tidak nyaman dan pemerintah seharusya

ikut berperan aktif dalam pemeliharaan sarana yang sudah dibangun dan

memberikan sanksi yang tegas bagi oknum-oknum yang merusak lingkungan atau

sarana yang sudah dibangun.

4.3.4 Keamanan

Kebijakan pemerintah memiliki peran yang sangat penting terutama dalam

melindungi wisatawan dan memperkaya atau mempertinggi pengalaman

perjalanannya. Peraturan-peraturan penting yang harus dibuat oleh pemerintah

untuk kepentingan tersebut adalah: (1) peraturan perlindungan wisatawan

terutama bagi biro perjalanan wisata yang mengharuskan wisatawan untuk

membayar uang muka (deposit payment) sebagai jaminan pemesanan jasa seperti

akomodasi, tour dan lain-lain; (2) peraturan keamanan kebakaran yang mencakup

pengaturan mengenai jumlah minimal lampu yang ada di masing-masing lantai

hotel dan alat-alat pendukung keselamatan lainnya; (3) peraturan keamanan

makan dan kesehatan yang mengatur mengenai standar kesehatan makanan yang

disuguhkan kepada wisatawan; (4) peraturan standar kompetensi pekerja-pekerja

yang membutuhkan pengetahuan dan keahlian khusus seperti seperti pilot, sopir,

dan nahkoda.Berdasarkan hasil wawancara dengan wisatawan yang sedang

berwisata (wawancara dilakukan dengan keluarga Bapak Brandon Salim dan Ibu

Elisa Tanadi wisatawan asal jakarta pada tanggal 05/06/2018 di Pantai Bul-

BulHotelpada pukul 17.00 WIB). Ia mengungkapkan:

“Saya dan keluarga berasa aman dan nyaman berwisata di Kabupaten

Toba Samosir tingkat keaman disni masih baik tidak aksi copet dan

Universitas Sumatera
Utara
61

premanisme,dan masyarakat disini ramah walaupun saya merasa

masyrakat sekitar masih ada yang merasa kurang nyaman dengan

kehadiran wisatawan, tetapi bagi saya dan keluarga itu masih batas wajar

selama saya dan keluarga tidak membuat kesalahan,tetapi untuk sarana

dan prsarana sepertinya masih perlu banyak perbaikan karena seperti

dipantai bul-bul ini tim medis dan keamanan masih minim ya”

Berdasarkan hasil wawancara tersebut wisatawan yang berkunjung ke Kabupten

Toba Samosir sudah merasa aman dan nyaman karena kecilnya tindak kejahatan

seperti premanisme dan pencurian tetapi sarana dan prasarana yang berada

ditempat wisata masih perlu perbaikan seperti tim penyelamat atau keamanan

serta tim medis yang masih minim didapati di tempata wisata.

4.3.5Strategi dan Target Untuk Pengembangan Bisnis Pariwisata

Dalam pembangunannya dan upaya meningkatkan bisnis pariwisata Danau

Toba di Kabupaten Toba Samosir, pemerintah sudah menyiapkan target dan

strategi untuk mencapai keberhasilan rencana tersebut. Visi pemerintah adalah

“Menjadi Destinasi Super Volcano Geopark Kelas Dunia dengan Target

Kunjungan 1 JUTA WISMAN dengan Devisa 16 Triliun Rupiah pada tahun

2019”. Strategi pemerintah untuk mencapai tujuan tersebut adalah “Dengan

Meningkatkan Konektivitas dan Penguatan Kelembagaan melalui Badan Otorita

Pariwisata”.

Pemerintah juga telah menetapkan target yang harus dicapai agar

keinginan untuk menjadikan Danau Toba sebagai destinasi wisata berskala

internasional. Pemerintah membagi target menjadi dua yaitu target makro dan

mikro. Target makro yang ingin dicapai pemerintah ialah :

Universitas Sumatera
Utara
62

1. Kontribusi PDRB yang pada tahun 2014 hanya Rp 12 triliun ditargetkan akan

mencapai Rp 36 triliun pada tahun 2019.

2. Devisa yang pada tahun 2014 hanya mencapai Rp 4 triliun ditargetkan

mencapai Rp 16 triliun pada tahun 2019.

3. Meningkatkan kontribusi terhadap kesempatan kerja yang pada tahun 2014

80.000, ditargetkan pada tahun 2019 dapat meningkat menjadi 300.000.

Untuk target mikro yang ingin dicapai oleh pemerintah yaitu :

1. Indeks daya saing kepariwisataan dari #70 pada tahun 2014 menjadi #30 pada

tahun 2019.

2. Kedatangan wisatawan yang sebelumnya hanya 250.000 wisatawan

ditargetkan dapat menjadi 1.000.000 wisatawan.

3. Perjalanan wisatawan nusantara yang sebelumnya hanya 3.000.000 wisatawan

ditargetkan dapat meningkat hingga 5.000.000 wisatawan pada 2019.

Target tersebut dibuat oleh pemerintah dengan adanya banyak potensi

yang masih dapat dikembangkan dan menjadi daya tarik tersendiri yang dapat

membuat wisatawan terpikat. Kawasan topografi hijau dan pemandangan

perbukitan di sekeliling Danau Toba menjadi salah satu daya tarik untuk

mengunjungi Danau Toba. Nilai budaya yang masih sangat kental di masyarakat

sehingga wisatawan dapat melihat langsung dan mempelajari budaya Batak yang

merupakan salah satu budaya terua di dunia dengan melakukan wisata budaya.

Selain itu, lingkungan yang masih alami dan unik menjadi pemikat tersendiri bagi

wisatawan. Dan tentu saja yang paling utama ialah pemandangan Danau Toba yng

sensasional dengan lingkungan dan biodiversitas yang unik.

Universitas Sumatera
Utara
63

Dalam pelaksanaan pembanguna pariwisata Danau Toba, presiden

membentuk Organisasi Badan Pelaksana Otorita Pariwisata Danau Toba / Badan

Otorita Danau Toba (BODT). Dasar hokum pembentukannya yaitu:

1. Perpres No 49 Tahun 2016 tentang Badan Otorita Pengelolaan Kawasan

Pariwisata Danau Toba, tanggal 13 Juni 2016.

2. Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia No.13 Tahun 2016 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Badan Pelaksana Otorita Danau Toba, tanggal 18

Agustus 2016.

BODT memiliki dewan pengarah yang diketuai oleh Menko Bidang

Kemaritiman dan yang menjadi ketua pelaksana haria adalah Menteri Pariwisata.

Sedangkan yang menjadi Badan Pelaksana adalah Kepala, Pejabat Keuangan, dan

Pejabat Teknis yang jumlah dan jenisnya ditetapkan oleh Menteri Pariwisata.

Badan Pelaksana mempunyai tugas melakukan koordinasi, sinkronisasi, dan

fasilitasi perencanaan, pengembangan, pembangunan, dan pengendalian di

Kawasan Pariwisata Danau Toba serta melakukan perencanaan, pengembangan,

pembangunan, pengelolaan, dan pengendalian di Kawasan Pariwisata Danau

Toba.

4.3.6 Kekuatan Dalam Pengembangan Bisnis Pariwisata

Kekuatan merupakan potensi atau kelebihan yang dimiliki objek wisata

tersebut yang dapat dikembangkan dan mempunyai prospek besar menjadi potensi

utama dalam pengembangan pariwisata.Kabupaten Toba Samosir memiliki

beberapa kekuatan yang yang dapat dikembangkan untuk mengembangkan

pariwisata Danau Toba.Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Bidang

Pengembangan Pemasaran Kebudayaan dan Pariwisata juga menyatakan

Universitas Sumatera
Utara
64

(wawancara dilakukan dengan Bapak Hercules pada tanggal 04/06/2018 di kantor

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Toba Samosir pada pukul 08.29

WIB) bahwa ada beberapa kekutan dan bisnis pariwisata dibandingkan daerah lain

yang terkena dampak pemabangunan danau toba cara yang dilakukan pemerintah

untuk pariwisata Kabupaten Toba Samosir. Ia mengungkapkan :

“Dibandingkan daerah lain Kabupaten Toba Samosir lebih strategis

ya,dekat dengan bandara silangit dan potensinya berdirinya bandara sibisa

kemudian disini cukup komplit ya, pesisirnya cukup banyak dan banyak

wisata disekita pantai disamping itu pariwisata kita cukup variatif, kita

punya air terjun,air jeram,motorcross, dan paralayang”. alam yang masih

sangat bersahabat dan juga nilai budaya yang masih sanngat kental di

tengah-tengah masyarakat.Hal ini menjadikan wisata budaya dan wisata

alam menjadi kekuatan utama dalam pengembangan wisata Danau

Toba.Untuk wisata budaya, para wisatawan dapat berinteraksi langsung

langsung dengan masyarakat dan mempelajari langsung tata kehidupan

masyarakat serta adat istiadatnya seperti melakukan kunjungan ke Desa

Meat. Selain itu, adanya zona kreatif sebagai ruang berekspresi masyarakat

yang dapat disaksikan langsung oleh para wisatawan seperti adanya tempat

tenun Ulos Batak, tempat tenun Mandar Balige atau yang lebih kita kenal

sebagai sarung, sanggar seni, museum Batak, tempat kerajinan miniatur

Batak, kerajinan alat musik tradisional dan adanya lokasi kerajinan kreatif.

Daya tarik alam juga menjadi kekuatan kabupaten Toba Samosir dalam

pengembangan pariwisata Danau Toba.Banyaknya jumlah lokasi wisata dan

Universitas Sumatera
Utara
65

kawasannya yang strategis menjadikan destinasi alam di kabupaten Toba Samosir

menjadi kekuatan utamanya. Destinasi wisata alam yang ada di kabupaten Toba

Samosir diantaranya Pantai Landai Lumban Bul-Bul Balige, Lumban Silintong

Balige, Pantai Landai Tambunan Lumban Gaol, Wisata Olahraga Arung Jeram

Parhitean Pintu Pohan Meranti, Museum Batak TB Silalahi Centre, Taman Eden

100 Lumban Julu, Agrowisata Lumban Julu, Pantai Pakkodian Tampahan, Wisata

Pandang Dolok Tolong Tampahan, Pantai Long Beach Ajibata, dan masih banyak

lag.

Berdasarkan hasil wawancara dengan wisatawan yang sedang berwisata

(wawancara dilakukan dengan keluarga Bapak Brandon Salim dan Ibu Elisa

Tanadi wisatawan asal jakarta pada tanggal 05/06/2018 di Pantai Bul-BulHotel

pada pukul 17.00 WIB). Ia mengungkapkan:

“kekuatan wisata di kabupten Toba Samosir ialah tempata wisata disini

cukup variatif pantainya lebih luas dan lebih mudah dijangkau.”

Berdasarkan wawancara tersebut saya bependapat Wisata yang terdapat di

kabupaten Toba Samosir Cukup variatifdan sekarang lebih mudah dijangakau

dibandingkan dengan daerah lain yang berda disekitaran Danau Toba untuk

dijadikan tujuan wisata oleh wisatawan domestik dan wisatawan asing dimana

terdapat destinasi Wisata Alam diantaranya pantai bul-bul balige, Wisata

Olahraga Arum Jeram dan amsih banyak lagi.

4.3.7 Kelemahan Dalam Pengembangan Bisnis Pariwisata

Kelemahan adalah hal-hal yang berilai negatif atau sesuatu yang

dibutuhkan namun belum ada di objek tersebut. Masih banyak kelemahan yang

dihadapi pemerintah dan juga masyarakat dalam pengembangan pariwisata Danau

Universitas Sumatera
Utara
66

Toba.Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Bidang Pengembangan

Pemasaran Kebudayaan dan Pariwisata juga menyatakan (wawancara dilakukan

dengan Bapak Hercules pada tanggal 04/06/2018 di kantor Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kabupaten Toba Samosir pada pukul 08.29 WIB) bahwa ada beberapa

kekutan dan kelemahan bisnsis pariwisata dibandingkan daerah lain yang terkena

dampak pembangunan danau toba cara yang dilakukan pemerintah untuk

pariwisata KabupatenToba Samosir. Ia mengungkapkan :

“Kesadaran masyarakat itu sendiri jadi kita orang batak itu dikatakan raja

itu bisa positif –negatif, dibilang raja jadi melayani itu kurang jadi merasa

raja dia, misalakan kalau wisatawan kita datang kita sambut namun

kenyataanya itu masih susah”

Berdasarkan hasil wawancara dengan wisatawan yang sedang berwisata

(wawancara dilakukan dengan keluarga Bapak Brandon Salim dan Ibu Elisa

Tanadi wisatawan asal jakarta pada tanggal 05/06/2018 di Pantai Bul-BulHotel

pada pukul 17.00 WIB). Ia mengungkapkan:

“Kelemahan Wisata di kabupaten Toba Samosir ini ialah sarana dan

prasrana serta akomadasi yang belum begitu baik. “

Berdasarkan wawancara tersebut saya berpendapat sumber daya manusia dan

kebudayaan yang besar seharusnya dapat menjadi kekuatan untuk

mengembangkan potensi pariwisata Danau Toba. Namun jumlah SDM yang besar

tidak didukung kemampuan yang memadai dan masyarakat yang belum bisa

menjadi tuan rumah yang baik dan ramh bagi wisatawan. Selain itu sarana

transportasi yang ada masih belum memadai dan promosi untuk mendatangkan

wisatawan masih perlu untuk ditingkatkan. Prasarana dan akomodasi juga masih

Universitas Sumatera
Utara
67

perlu untuk ditingkatkan sehingga wisatawan yang datang puas dengan pelayanan

yang diberikan. Dan yang terakhir, masyarakat hanya memiliki dana/modal yang

terbatas sehingga tidak bisa membuka usaha dengan skala besar.

4.4 Perkembangan Bisnis Pariwisata Di Kabupaten Toba Samosir Dengan

Adanya Pembangunan Danau Toba

Pembangunan pariwisata harus diperhatikan dengan baik agar bisnis

pariwisata dapat berkembang dengan baik pula.Para pengambil kebijakan harus

berhati-hati dalam melaksanakannya, sebelum kebijakan dijalankan perlu

dilakukan terlebih dahulu penelitian dan pengkajian yang mendalam terhadap

semua aspek yang berkaitan dengan dunia pariwisata. Potensi yang dimiliki

daerah setempat, adat istiadat, kebiasaan hidup masyarakat sekitar lokasi

pariwisata, kepercayaan yang dianutnya dan juga karakteristik wisatawan yang

akan datang berkunjung menjadi beberapa aspek yang sangat penting untuk

diperhatikan dalam mengembangan daerah wisata tersebut.

Pada tahun 2016 pada saat Sidang Kabinet Awal Tahun terdapat 8

(delapan) arahan presiden yang menyatakan bahwa tahun 2016 adalah Tahun

Percepatan.Dan salah satu arahan tersebut adalah memastikan kemajuan di

lapangan 10 destinasi wisata nasional yang telah ditetapkan

sebelumnya.Pariwisata menjadi salah satu sektor prioritas pembangunan di

Indonesia selain pangan, energi, maritim, kawasan industri dan ekonomi kreatif.

Salah satu lokasi dari 10 destinasi pariwisata prioritas yang telah

ditetapkan pemerintah adalah Danau Toba yang berada di Provinsi Sumatera

Utara yang dikelilingi oleh 10 kabupaten dan salah satunya adalah Kabupaten

Toba Samosir. Danau Toba adalah danau vulanik terbesar di dunia yang memilki

Universitas Sumatera
Utara
68

luas kawasan koordinatif ±300.000 Ha dan zona otoritatif ±600Ha.Selain sebagai

danau vulkanik terbesar di dunia, danau Toba juga merupakan danau kedua

terluas di dunia setelah danau Victoria di Afrika.Danau Toba juga termasuk

sebagai salah satu dari sepuluh danau terdalam di dunia dengan titik terdalam

mencapai 500 meter.Di tengah Danau Toba terdapat Pulau Samosir yang meniliki

luas 64.000 Ha atau setara dengan luas negara Singapura. Danau Toba terbentuk

dari 3 letusan besar pada 900.000, 500.000 dan 75.000 tahun yang lalu dan

peristiwa tersebut mencetak rekor sejarah evolusi manusia, flora dan fauna.

Terdapat tidak kurang dari 45 Geo-Site di dalam 4 Geo-Area yaitu Kaldera

Porsea, Kaldera Haranggaol, Kaldera Sibandang dan Kaldera Samosir.

Pemerintah juga telah menunjukkan keseriusannya dalam pengembangan destinasi

Danau Toba.Hal ini terbukti dengan adanya kronologis kegiatan pengembangan

destinasi Danau Toba yang dilakukan pada tahun 2016.

Tabel 4.3 Kronologis Pengembangan Destinasi Danau Toba

No T a n g g a l K e g i a t a n
1 11 Agustus 2015 Kesepakatan Bersama 7 Bupati Bersatu Membangun Danau Toba
2 15 Oktober 2015 Presiden RAT AS Pembangunan Kepariw isataan
3 6 November 2015 Arahan Presiden tentang Pengembangan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas
4 4 J a nu a r i 2016 Arahan Presiden “Tahun 2016 adalah Tahun Percepatan, Pastikan Pembangunan pada 10 Destinasi Prioritas”
5 9 J a nu a r i 2016 RAKOR 5 Menteri Tindak Lanjut Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba, di Universitas Del, Toba Samosir
6 1 Februari 2016 RAKOR Setkab Pembentukan Badan Otorita Danau Toba
7 2 Februari 2016 RATAS Pengembangan Danau Toba
8 1 Maret 2016 KUNKER Presiden ke Kawasan Danau Toba dan RATAS tentang Pengembangan Danau Toba
9 13 Juni 2016 Penetapan Perpres No 49 tahun 2016 tentang Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba
10 20 Agustus 2016 RATAS di Hotel Inna Parapat dengan Agenda (1) Poros Maritim dan (2) Percepatan Danau Toba
11 22 Agustus 2016 Kunjungan Lapangan Presiden ke Lahan Taman Bunga Danau Toba seluas + 453 Ha di Kab. Humbang Hasundutan
12 10 - 13 Oktober 2016 Kunjungan ke West Lake, Hangzhou bersama Pemprov/Pemkab terkait
Danau Toba sesuai arahan Presiden RI Sumber : Ekspose Bupati Toba Samosir Tentang Pariwisata

Universitas Sumatera
Utara
69

4.4.1Dampak Langsung Pembangunan Pariwisata Danau Toba Terhadap

Masyarakat

Pariwisata merupakan salah satu industri yang dapat menciptakan banyak

peluang tenaga kerja. Selain menciptakan terbukanya lapangan pekerjaan bagi

masyarakat yang berada di sekitar lokasi wisata, tentu juga akan membuka pikiran

masyarakat untuk menjaga lingkungan di sekitarnya sehingga tetap terus dapat

mendatangkan keuntungan baginya. Perputaran uang akan meningkat dengan

adanya kunjungan para wisatawan baik domestik maupun non domestik, hal ini

tentu akan mempunyai pengaruh yang besar terhadap peningkatan penerimaan

devisa negara, pendapatan daerah, serta dampak langsung yang dirasakan bagi

masyarakat sekitar objek wisata seperti membuka lapangan pekerjaan, memberi

kesempatan bagi masyarakat sekitar untuk menambah pendapatan sehari-hari.

Masyarakat dapat membuka usaha yang dapat menjadi mata pencaharian

utama baginya seperti berdagang, membuka hotel, restoran dan menyediakan

segala keperluan wisatawa selama berkunjung.Jumlah kedatangan wisatawan

yang rata-rata meningkat setiap tahun menjadi peluang bagi

masyrakat.Kedatangan wisatawan ke Kabupaten Toba Samosir dapat kita lihat

pada tabel berikut ini.

Tabel 4.4 Jumlah Kedatangan Wisatawan Yang Datang Ke Toba Samosir Tahun
2017
No B u l a n Wisatawan Asing Wisatawan Domestik Jumlah Total
1 Januari 9 7 8 23.123 24.101
2 Februari 972 25.123 26.193
3 Maret 781 25.221 23.016
4 April 922 22.235 32.158
5 Mei 975 30.253 31.228
6 Juni 1.607 32.887 33.954
7 Juli 986 37.443 38.459
8 Agustus 1.142 95.123 96.265

Universitas Sumatera
Utara
70

9 September 976 43.212 44.188


10 Oktober 967 30.135 31.102
11 November 978 29.887 30.865
12 Desember 1.231 35.475 36.706
2 0 1 7 1 1 .9 75 436.260 448.235
2016 1 1 . 7 9 2 203 .896 2 1 5 .688
2015 1 1 . 8 2 9 102 .766 1 1 4 .595
Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Toba Samosir

Dari tabel kedatangan wisatawan yang datang berkunjung ke kabupaten

Toba Samosir, dapat kita lihat bahwa kunjungan wisatawan meningkat pada masa

libur akhir dan awal tahun serta masa libur anak sekolah.Pada saat itulah

masyarakat dapat memaksimalkan pendapatannya dengan menjual dan

menyediakan berbagai macam keperluan wisatawan selama berkunjung ke lokasi

wisata.Beberapa usaha masyarakat yang paling banyak dilakukan sampai saat ini

adalah berjualan di lokasi wisata dengan menyediakan makanan khas daerah,

makanan ringan, minuman dan beberapa keperluan wisatawan dan juga berbagai

macam aksesoris yang dapat dijadikan sebagai oleh-oleh ataupun souvenir. Selain

itu, masyarakat juga mulai menjadikan rumah mereka sebagai home stay bagi para

wisatawan. Hal ini membuat para wisatawan yang datang dan masyarakat

setempat memiliki interaksi yang lebih kuat.Selain usaha kecil, beberapa usaha

yang juga dilakukan masyarakat adalah mengelola hotel, restoran, café, dan rumah

makan. Jumlah usaha yang memiliki Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) di

Kabupaten Toba Samosir adalah 25 hotel, 5 restoran, 12 café dan 9 rumah makan,

yaitu :

1. Villa Sapadia Balige

2. Hotel G.M Marsaringar Balige

3. Mutiara Hotel Balige

4. Hotel Mareda Balige

Universitas Sumatera
Utara
71

5. Hotel Sere Nauli Laguboti

6. Hotel Sumatera Balige

7. Hotel Ompu Herti Balige

8. Hotel Tiara Bunga Tampahan

9. Hotel Nabasa Balige

10. Hotel Mezra Balige

11. Hotel Gelora Tao Toba Beach Balige

12. Hotel Santo Djaya Porsea

13. Hotel Nusantara Balige

14. Hotel Bahagia Balige

15. Sara Beach Hotel Ajibata

16. Hotel Tobashanda Ajibata

17. Hotel Baritauli Balige

18. Hotel Liberti Laguboti

19. Hotel Dizon Balige

20. Hotel Adelia Laguboti

21. Danau Toba Cottage Intl. Hotel Ajibata

22. Losmen Gelora Balige

23. Wisma Laksamana Balige

24. Hotel Atsari Ajibata

25. Hotel Aek Jordan Laguboti

26. Restorab Bunga Toba

27. Restoran Boruku

28. Restoran Toba Corner

Universitas Sumatera
Utara
72

29. Restoran Driving Range

30. Restoran Gemar

31. Galilea Café

32. Betesda Café

33. Vivi Café

34. Wita Café

35. Galilea Café

36. Malona Café

37. Santai Café

38. Danau Toba Café

39. D’Barens Café

40. Base Camp Café

41. Lili Café

42. Goklas Café

43. Rumah Makan Bundo Kanduang

44. Rumah Makan Saung Bambu

45. Rumah Makan Gumarang

46. Rumah Makan Boima

47. Rumah Makan Sinar Minang

48. Rumah Makan Jaya

49. Rumah Makan Laris

50. Rumah Makan Berkah

Sebagai upaya untuk memacu pengembangan kepariwisataan di kawasan

Danau Toba khususnya di Kabupaten Toba Samosir, telah diselenggarakan

Universitas Sumatera
Utara
73

perhelatan pagelaran seni, budaya dan olahraga bertaraf nasional di Kabupaten

Toba Samosir seperti Festival Danau Toba 2014 yang secara resmi dibuka oleh

Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Dan terakhir pada tanggal 21

Agustus 2016 Kabupaten Toba Samosir bersama dengan Kabupaten Simalungun

didaulat menjadi tuan rumah pelaksana Festival Karnaval Pesona Danau Toba

2016 yang dibuka secara resmi oleh Presiden Ir. Joko Widodo dan diramaikan

oleh peserta dari 25 provinsi di Indonesia.

Sebagai upaya untuk memacu pengembangan kepariwisataan di kawasan

Danau Toba khususnya di Kabupaten Toba Samosir, telah diselenggarakan

perhelatan pagelaran seni, budaya dan olahraga bertaraf nasional di Kabupaten

Toba Samosir seperti Festival Danau Toba 2014 yang secara resmi dibuka oleh

Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Dan terakhir pada tanggal 21

Agustus 2016 Kabupaten Toba Samosir bersama dengan Kabupaten Simalungun

didaulat menjadi tuan rumah pelaksana Festival Karnaval Pesona Danau Toba

2016 yang dibuka secara resmi oleh Presiden Ir. Joko Widodo dan diramaikan

oleh peserta dari 25 provinsi di Indonesia dan akan digelar setiap tahun.

4.4.2 Peluang Dalam Pengembangan Bisnis Pariwisata Kabupaten Toba

Samosir

Peluangadalahhal yang positif yang akan mendorong terwujudnya tujuan

yang ingin dicapai. Kabupaten Toba Samosir memiliki banyak peluang untuk

mengembangkan dan meningkatkan pariwisata Danau Toba. Banyaknya kegiatan

yang dipercayakan kepada Kabupaten Toba Samosir sebagai tuan rumah membuat

tercipta banyak peluang untuk semakin memperkenalkan destinasi wisata Danau

Toba kepada wisatawan. Bukan hanya kegiatan lokal, namun juga kegiatan

Universitas Sumatera
Utara
74

berskala nasional dan internasional. Selain itu, minat masyarakat untuk membuka

usaha di bidang pelayanan bisnis pariwisata semakin meningkat.

4.4.3 Tantangan Dalam Pengembangan Bisnis Pariwisata Kabupaten Toba

Samosir

Tantangan adalah hal yang menghambat ataupun memperlambat

pencapaian tujuan yang ditetapkan. Tantangan terbesar yang dihadapi dalam

pengembangan pariwisata Danau Toba adalah pola pikir masyarakat yang belum

memiliki tujuan sama dengan pemerintah. Untuk itulah sangat dibutuhkan

koordinasi antara masyarakat agar tejalin kerjasama yang baik sehingga

pembangunan benar-benar bisa dilaksanakan. Selain itu, tantangan yang harus

dihadapi adalah kesiapan mental masyarakat dan pemerintah apabila

pembangunan pariwisata Danau Toba untuk menghadapi benturan budaya yang

dibawa oleh para wisatawan nantinya.

Universitas Sumatera
Utara
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Kabupaten Toba Samosir

mengenai faktor-faktor yang mepengaruhi perkembangan bisnis pariwisata di

Kabupaten Toba Samosir dengan adanya pembangunan Danau Toba, maka dapat

disimpulkan bahwa :

1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Bisnis Pariwisata di Kabupaten Toba

Samosiradalah promosi, kebijakan, keamanan, strategi dan target, kekuatan,

kelemahan dan peluang serta tantangan untuk perkembangan bisnis pariwisata

di kabupaten toba samosir dengan adanya pembangunan danau toba.

2. Binis pariwisata di kabupaten toba samosirtelah mengalami peningkatan yang

ditandai dengan meningkatnya minat wisatawan asing dan wisatawan

domestik yang semakin meningkat dari tahun ketahun dan masyarakat untuk

membuka usaha di bidang pariwisata baik dalam penyediaan barang dan jasa

yang dilakukan di lokasi wisata. Pemerintah juga telah turut mempromosikan

potensi pariwisata melalui berbagai media baik cetak seperti koran dan

majalah wisata, maupun elektronik seperti stasiun televisi dan promosi

langsung seperti ikut ambil bagian dalam kegiatan pariwisata seperti menjadi

tuan rumah dan juga penyelenggara kegiatan.

3. Dampak langsung yang dirasakan bagi masyarakat sekitar objek wisata seperti

membuka lapangan pekerjaan, memberi kesempatan bagi masyarakat sekitar

untuk menambah pendapatan sehari hari dengan cara berdagang atau

76

Universitas Sumatera Utara


77

menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan wisatwan selama datang

berkunjung.

5.2 Saran

Dari kesimpulan yang telah diuraikan, maka peneliti memberikan beberapa

saran sebagai berikut :

1. Pengelolaan tempat dan objek wisata yang keberadaannya di tengah - tengah

lingkungan masyarakat dan telah dikelola masyarakat setempat harus juga

berada dalam pengawasan pemerintah dan juga perlu adanya kerjasama antara

pemerintah dan masyarakat. Dan juga perlu adanya kerjasama dengan pihak

swasta, dalam hal ini pihak investor untuk pembangunan dan pengembangan

objek wisata daerah yang ada dikarenakan terbatasnya dana dan modal yang

dimiliki masyarakat maupun pemerintah dalam pengembangan bisnis

pariwisata di kabupaten toba samosir.

2. Pemerintah Kabupaten Toba Samosir sebaiknya mengeluarkan kebijakan-

kebijakan yang lebih tegas dalam pengelolaan obyek-obyek wisata yang yang

keberadanya di tengah - tengah masyarakat yang lebih menguntungkan

masyarakat sekitar dang menghindari sesuatu yang tidak diinginkan.

Universitas Sumatera
Utara
DAFTAR PUSTAKA

Daftar Buku :

Pendit, Nyoman S.1986.Ilmu Pariwisata.Jakarta: PT. Pradnya Paramita

Suwantoro, Gamal.2004.Dasar – DasarPariwisata.Yogyakarta :Andi Offset

Damanik, Janiaton, Helmut F. Weber.2006.Perencanaan Ekowisata, Dari Teori


ke Aplikasi.Yogykarta : CV.Andi Offset

Bungin, Burhan.2008.Analisis Data Penelitian Kualitatif, Pemahaman Filosofis


dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers

Bungin, Burhan.2008.Metodologi Penelitian Kualitatif, Aktualisasi Metodologis


ke Arah Ragam Varian Kontemporer.Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Junaidi,Muhammad.2013.Korporasi dan Pembangunan Berkelanjutan.Bandung:


Alfabeta

Sujarweni, V.Wiratna.2014.Metodologi Penelitian.Yogyakarta: Pustaka Baru


Press

Pitana, I Gde, I Ketut Surya Diarta.2009.Pengantar IlmuPariwisata.Yogyakarta:


CV. Andi Offset
Yoeti, Oka A. 1982. PengantarIlmuPariwisata. Jakarta :Angkasa Bandung.

Skripsi :

Sari, Dewi Kusuma.2011.Pengembangan Pariwisata Objek Wisata Pantai


Sigandu Kabupaten Batang.Semarang: Skripsi Universitas Diponegoro

Senna, Andi Meegie.2014.Analisis Potensi Pariwisata Dalam Pelaksanaan


Otonomi Daerah di Kota Palopo.Makassar: Skripsi Universitas
Hasanuddin

Kurniawan, Wawan.2015.Dampak Sosial Ekonomi Pembangunan Pariwisata


Umbul Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.Semarang:
Skripsi Universitas Negeri Semarang

75

Universitas Sumatera Utara


76

Internet :

www.tobasamosirkab.go.id (diakses pada 27 November 2017)

www.pariwisatasumut.net (diakses pada 27 November 2017)

www.wikipedia.com (diakses pada 27 November 2017)

www.kompas.com(diakses pada 24Maret 2018)

www.budpar.tobasamosirkab.go.id (diaksespada 15 Mei 2018)

Universitas Sumatera
Utara

Anda mungkin juga menyukai