Anda di halaman 1dari 8

MATA KULIAH : ANTROPOLOGI PSIKOLOGI

NAMA : NIRMALASARI

NIM : N1A118099

KELAS :A

1. Materi hakikat ilmu antropologi psikologi.


 Hakikat ilmu antropologi
Ilmu antropologi psikologi adalah ilmu yang menjembatani kebudayaan
dan kepribadian, yang menjadi fokus dari dua ilmu yang berbeda
(antropologi dan psikologi), yang sebenarnya sangat erat hubungannya.

Antropologi dan psikologi adalah subdisiplin ilmu antropologi. Nama


subdisiplin ilmu antropologi ini, sebenarnya nama baru dari ilmu yang
dahulu dikenal dengan dengan nama Culture dan Personality (kebudayaan
dan kepribadian), atau kadang juga disebut Ethno-psychology (psikologi
suku bangsa). Subdisiplin ini sejak lahirnya sudah bersifat antardisiplin.
Hal ini disebabkan karena bukan saja teori, konsep, serta metode
penelitiannya dipinjam dai berbagai disiplin seperti antropologi, psikologi,
psikiatri, dan psikoanalisa; melainkan juga para pendirinya berasal dari
disiplin yang bermacam-macam, sebelum mereka menjadi ahli
antropologi. Mereka itu antara lain adalah Margaret Mead (ahli
antropologi), Abram Kardiner (ahli psikiatri), W.H.R. River (ahli
psikologi), Erik H. Erikson (ahli psikoanalisa neo freudian), dan lain lain.
Berdasarkan tokoh-tokoh yang berasal dari berbagai disiplin ilmu
menunjukan bahwa di sanalah ilmu antropologi budaya dan sosial dapat
berhubungan dengan ilmu psikologi kepribadian, psikologi perkembangan,
ilmu psikiatri, dan psikoanalisa secara sangat akrab dan produktif.
Beberapa peneliti berusaha melakukan penelitian yang berkenaan dengan
antropologi psikologi. Menurut Singer penelitian antropologi psikologi
dapat dikategorikan ke dalam tiga kelompok permasalahan besar,yaitu:

1. Kelompok hubungan kebudayaan dengan sifat pembawaan manusia


(human nature).
2. Kelompok hubungan kebudayaan dengan kepribadian khas kolektif
tertentu (typical personality), dan
3. Kelompok hubungan kebudayaan dengan kepribadian individual
(individual personality).

Dari ketiga kelompok permasalahan besar itu timbul beberapa pokok


permasalahan penelitian lainnya, yaitu:

a) Hubungan antara perubahan kebudayaan dengan perubahan


kepribadian, dan
b) Hubungan kebudayaan dengan kepribadian abnormal.

 Sejarah perkembangan ilmu Antropologi Psikologi


1. Masa Sebelum Perang Dunia Kedua

Penelitian antropologi psikologi di Indonesia, telah dimulai jauh


sebelum orang di AS dan Inggris (antara 1920-1935) memulainya. Hal
ini terbukti dari penelitian yang dilakukan seorang ahli antropologi
Belanda bernama A.W. Niewenhuis terhadap sifat pembawaan manusia
daro beberapa suku bangsa di Indonesia. Akan tetapi penelitian
antropologi psikologi di Indonesia secara intensif bukanlah dilakukan
oleh orang Belanda tersebut, melainkan oleh orang Amerika yang
sekaligus merintis antropologi psikologi di negara mereka bahkan juga
di dunia. Mereka itu adalah Cora Dubois dan Margaret Mead yang
dibantu dengan Gregory Bateson. Tujuan penelitian Margaret Mead dan
Gregory Bateson adalah untuk mengetahui kepribadian khas orang Bali,
dengan jalan mempelajari cara pengasuhan anak di desa Bayung Gede.
2. Masa Setelah Perang Dunia Kedua

Setelah usai perang dunia kedua, topik akulturasi dan kontak sosial
telah mendapat perhatian besar dari para ahli antropologi, terutama agi
mereka yang mengadakan penelitian di daerah Pasifik dan Indonesia.
Hampir semua kepustakaan di mengenai akulturasi di Indonesia
berkesimpulan, fenomena akulturasi di Indonesia adalah juga krisis
sosial. Ahli antripologi Belanda, J. Van Baal, misalnya menganggap
krisis sosial karena usaha pihak Indonesia untuk menyesuaikan diri
mereka dengan zaman baru. Utnuk mencapai itu orang-orang Indonesia
harus mengubah dasar pandangan hidup serta dasar cara berfikir
kunonya ke yang bersifat modern. Bagi J. Van Baal, proses akulturasi
bukan hanya merupakan suatu proses masuknya unsur kebudayaan
asing ke dalam kebudayaan pribumi semata-mata, melainkan juga
merupakan suatu proses tambahan dan penyesuaian diri kembali dari
cara hidup pribumi ke cara hidup modern.

Penelitian antropologi psikologi uang dilakukan ahli antropologi


berkebangsaan Indonesia sendiri masih sedikit sekali, namun hasilnya
cukup menarik. Dua orang ahli antropologi lulusan Universitas
Indonesia misalnya, dalam rangka penulisan skripsi mereka telah
mengadakan penelitian di bidang antropologi psikologi.

2. Materi teori dan konsep antropologi psikologi


 Teori pebawaan manusia
Teori Konsep Antropologi Psikologi dan Pembawaan Manusia-
Antropologi Psikologi ( Psychological Anthropology) merupakan sub
disiplin dalam Antropologi, pada awalnya dikenal dengan nama Culture
and Personality atau kerap disebut juga dengan Ethnopsychology. Culture
and Personality adalah ilmu induk dari Antropologi Psikologi
( Psychological Anthropology), Psikologi Suku-Bangsa
( Ethnopsychology ), dan Psikiatri LintasBudaya (Transcultural
Psychiatry). Ruth Benedict menyatakan bahwa “kebudayaan adalah
psikologi individu yang disorot-besarkan ke layar, sehingga
memberikannya berukuran raksasa serta berjangka waktu yang lama”.

Subdisiplin bersifat interdisiplin karena teori, konsep, dan metode


penelitiannya dipinjam dari ber bagai disiplin ilmu seperti Antropologi,
Psikologi,Psikiatri, dan Psikoanalisa. Subdisiplin ini juga dibangun oleh
ahli dari berbagai ilmutersebut, misalnya Ralp Linton dan Margaret
Mead(Antropologi), Abram Kardiner (ahli Psikiatri),W.H.R River (ahli
Psikologi), Erik H. Erikson (ahli Psikonalisa NeoFreudian), Geza Roheim
(ahli Psikoanalisa Freudian ortodoks).Sehingga terjadi pertemuan antara
Antropologi (budaya dan sosial) dengan psikologi kepribadian, psikologi
perkembangan, ilmu psikiatri, dan psikoanalisa. Antropologi budaya
memfokuskan perhatiannya pada cara hidup berbeda yang dikembangkan
masyarakat diberbagai tempat berbeda di dunia. Sedangkan psikologi
kepribadian, perkembangan, dan psikiatri adalah ilmu yang meneliti
kepribadian manusia, menyangkut usaha untuk mengerti mengapa dan
bagaimana pribadi berbedasatu sama lain. Sehingga antropologi psikologi
adalah ilmu yang menjembatani kebudayaan dan kepribadian, yang
merupakan fokus dari dua ilmu yang berbeda tersebut (Barnouw,
1963:3).Penelitian yang disebut karya antropologi psikologi apabila
mempermasalahkan individu sebagai tempat atau wadah kebudayaan dan
karya tersebut menempatkan kebudayaan sebagai variabel bebas
(independent variabel) maupun variabel terikat (dependent variabel), yang
mana berhubungan dengan masalah kepribadian.
 Teori watak bangsa
Ketegangan Perang Dunia II, menyebabkan antropolog psikologi
menerapkan teori dan metode Antropologi Psikologi untuk melukiskan
watak dan proses struktur kepribadian tipikal (typical personality
structure) suatu bangsa modern. Ruth Benedict dan Margaret Mead adalah
pemimpin dari para peneliti yang mengusahakan hal tersebut. Sedangkan
Cliyde Kluckhohn, Alexander Leighton, Geofrey, dan Gregory Bateson
adalah para penyumbangnya dari pihak antropolog.
Tujuan utama watak bangsa adalah untuk lebih memahami
kepribadian lawan, kawan, dan juga bangsa sendiri dalam masa perang.
Teori watak bangsa ini adalah perluasan dari teori Antropologi Psikologi,
dan disamping itu juga member sumbangan dasar pada teori induknya itu.
Berhubung sasaran penelitian adalah suatu masyarakat yang
bersifat sangat rumit, maka ada antropolog yang kurang setuju dengan
teori ini. Sebabnya adalah karena metode yang dipergunakan, asalnya di
kembangkan untuk penelitian pada masyarakat yang sederhana. Akibatnya
untuk membuat samplingnya saja sudah memusingkan. Namun Ruth F.
Benedict, dalam rangka mempertahankan teorinya itu berpendapat lain,
karena menurut ia, penelitian untuk mencari watak bangsa adalah mudah
dilakukan, mengingat kemudahan yang dapat diperoleh seorang
antropolog yang meneliti suatu masyarakat modern, yaitu berupa data
statistik, politik, ekonomi, sejarah, kesusastraan, dan ketatanegaraan
tertulis, yang tidak dimiliki suku bangsa teknis terbelakang.
Kesukaran penelitian dalam mencari watak bangsa adalah tidak
selalu diperolehnya data langsung hasil dilapangan. Oleh karenanya, harus
dipergunakan pendekatan tidak langsung (indirect approach), dengan
mempergunakan hasil penelitian dilapangan, yang dilakukan sebelumnya
oleh para peneliti lain, atau mewawancarai responden khusus, dan sudah
tentu dengan metode penelitian suatu kebudayaan dari kejauhan (the study
of culture at a distance). Metode yang terakhir ini adalah dengan cara
meneliti folklore, kesusasteraan, film, drama, pidato politik, dan
propaganda, serta hasil kebudayaan lainnya dari bangsa bersangkutan.
Prosedur di atas, sebenarnya bukan baru, karena sudah diterapkan oleh
Benedict pada waktu menganalisa mitologi orang Zuni.
Landasan penerapan teori Antropologi Psikologi dalam penelitian
watak bangsa sangat beraneka ragam, sehingga menimbulkan beberapa
macam teori yang berlainan. Menurut Milton Singer, setidaknya ada 3
kelompok teori watak bangsa yang dikembangkan menjadi 4 oleh
Dananjaya, yaitu :
a) Teori watak bangsa dipandang sebagai watak kebudayaan
Teori ini berasumsi bahwa kesamaan sifat di dalam organisasi intra-
psikis individu anggota suatu masyarakat tertentu, yang diperoleh
karena mengalami cara pengasuhan yang sama di dalam kebudayaan
masyarakat yang bersangkutan. Ini berarti bahwa di dalam setiap
kebudayaan, suatu kepribadian tipikal (kepribadian kolektif)
disalurkan kepada kaum mudanya, sedikit banyak sesuai dengan
konfigurasi yang dominan di dalam kebudayaan bersangkutan.
b) Teori watak bangsa dipandang sebagai watak masyarakat
Teori watak masyarakat yang mengakui tentang transmisi kebudayaan,
juga menjelaskan fungsi-fungsi sosiohistorikal tipe kepribadian
tersebut. Penjelasan ini menghubungkan kepribadian tipikal dari suatu
kebudayaan pada kebutuhan kolektif masyarakat. Unsur watak bersama
tersebut membentuk watak masyarakat dari masyarakat tersebut.
c) Teori watak bangsa dipandang sebagai watak kesukuan
Teori watak suku (kepribadian dari kelompok masyarakat) yang
berpendapat bahwa terdapat perbedaan kepribadian tipikal kelompok
masyarakat yang berbeda seperti petani desa, para birokrat, komunitas
perkotaan dan pedesaan. Berdasarkan kajian para ahli, ditemukan suatu
bentuk menonjol yang tidak dapat dianalisis menjadi data individu
sehingga dikategorikan sebagai karakteristik utama dari kesatuan social.
d) Teori watak bangsa dipandang sebagai watak kebudayaan
Teori kepribadian rata-rata dimaksudkan sebagai penyempitan teori w
atak bangsa. Menurut para ahli bahwa teori watak bangsa seharusnya
disamakan dengan struktur kepribadian rata-rata. Kesesuain dengan
kehendak masyarakat atau kecocokan dengan pola kebudayaan tidak
usaha merupakan bagian dari definisi watak bangsa.
 Teori mengenai kepribadian individual
a. Teori kepribadian Adler
Adler berpendapat bahwa manusia pertama-tama dimotivasi oleh
dorongan-dorongan sosial. Menurut Adler manusia pada dasarnya
adalah makhluk sosial. mereka menghubungkan dirinya dengan orang
lain, ikut dalam kegiatan-kegiatan kerja sama sosial, menempatkan
kesejahteraan sosial diatas kepentingan diri sendiri dan
mengembangkan gaya hidup yang mengutamakan orientasi sosial.
Untuk memenuhi kebutuhan sosial manusia rela terjun dalam berbagai
kegiatan-kegiatan sosial seperti organisasi sosial dan mengahabiskan
hampir seluruh hidupnya di sana. Mereka merasa puas dengan
melakukan aktivitas sosial seperti membantu korban bencana, korban
perang, kelaparan dan lain sebagainya. Itulah kebutuhan sosial yang
dimaksud oleh Adler. Kebutuhan-kebutuhan sosial ini merupakan
bawaan sejak lahir, perkembangan diri individu sejak masa kanak-
kanak akan sangat menentukan cara individu berperan dalam
lingkungan sosialnya.
3. Materi metode penelitian antropologi psikologi
 Metode-metode etnografis
a. Etnografi realis
Tipe ini adalah tipe yang tradisional dimana peneliti berusaha
memperoleh data individu atau situasi menurut sudut pandang orang
ketiga. Peran orang ketiga sangat signifikan karena mampu memberi
pandangan yang dianggap objektif terhadap fenomena yang diteliti.
Tipe ini memberi kesempatan etnografer untuk menarasikan suara dari
orang ketiga terkait apa yang diobservasi. Etnografer mengambil posisi
di ”belakang panggung” dan memposisikan pandangan objektif
partisipan sebagai sebuah ”fakta sosial”. Laporan yang disusun oleh
etnografer realis ditulis dengan tanpa terkontaminasi bias personal dan
politis serta justifikasi terhadap ”fakta sosial” atau disebut juga bebas
nilai.
b. Etnografi kritis
Tipe ini adalah tipe yang lebih kontemporer dimana peneliti ikut
menyuarakan atau mengadvokasi suara kelompok sosi-kultural yang
diteliti. Etnografer kritis merespons kondisi mayarakat kontemporer
yang mengasumsikan bahwa sistem relasi kuasa, prestis dan otoritas
cenderung memarjinalkan individu yang berasal dari kelas, ras dan
gender yang berbeda.
Oleh karena itu, suara dari orang pertama hidup dalam situasi atau
konteks yang diteliti sangat penting. Salah satu karakteristik tipe
etnografi ini adalah adanya dorongan nilai emansipatoris yang
diadvokasi oleh peneliti, dengan kata lain, tidak bebas nilai.

 Metode ilmu sosial lainnya


a. Persepsi yaitu penangkapan data melalui indra
b. Konsepsi yaitu pengelolaan data dan penyusunannya dalam suatu
sistem.
c. Prediksi yaitu penyimpulan dan sekaligus peramalan.

Anda mungkin juga menyukai