DISUSUN OLEH :
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
3613100004
3613100019
ERLINA MAGHFIROH
3613100022
AZIZAH FARIDHA E
3613100046
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
makalah yang berjudul Evaluasi Rencana Pembiayaan Pembangunan Terminal
Mustokoharjo (Tipe A) di Kabupaten Pati, Jawa Tengah Selama pembuatan makalah pun
kami juga mendapat banyak dukungan dan juga bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu
kami haturkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Putu Gde Ariastita, S.T, M.T dan Bapak Dr. Ir. Nanang Setiawan, SE, MS yang
memberikan bimbingan dan juga saran dalam pembuatan makalah ini
2. Rekan rekan yang banyak memberikan dukungan serta masukan yang bermanfaat
kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun dari para pembaca yang budiman sangat dibutuhkan
untuk penyempurnaan makalah ini kedepannya. Terima kasih.
Penyusun,
DAFTAR ISI
Bab 1 Pendahuluan
1.1.Latar Belakang.. 3
1.2.Rumusan Masalah 4
1.3.Tujuan 4
1.4.Metode Penulisan.. 4
1.5.Ruang Lingkup.. 5
Bab 2 Evaluasi Singkat Kasus Studi
2.1.Deskripsi Objek / Sektor Pembiayaan.. 6
2.2.Review Konsep Pembiayaan.. 8
2.3.Sumber Dan Strategi Pembiayaan Awal.. 25
2.4.Kritik Terhadap Strategi Pembiayaan Awal 25
Bab 3 Eksplorasi Instrumen Pembiayaan
3.1.Kajian Struktur Anggaran Pusat Dan Daerah 27
3.2.Eksplorasi Sumber-Sumber Pembiayaan Konvensional Dan Non Konvensional.. 30
Bab 4 Skema Penanganan Kasus
4.1.Analisis Finansial Sederhana. 38
4.2.Pemilihan Sumber Pembiayaan Yang Relevan Terhadap Kasus 40
4.3.Strategi Pengimplementasian 43
Bab 5 Kesimpulan Dan Rekomendasi
5.1.Kesimpulan. 45
5.2.Rekomendasi. 45
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Berkembangnya teknologi menyebabkan masyarakat sangat membutuhkan alat
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah pada
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
Metode Penulisan
Ruang Lingkup
Ruang lingkup pembahasan makalah ini dibatasi pada review komponen biaya,
BAB II
EVALUASI SINGKAT KASUS STUDI
2.1.
Dalam sistem transportasi perangkutan umum salah satu unsur pembentuknya adalah
sistem sediaan.Dalam sistem sediaan, prasarana tersebut meliputi jaringan jalan, kendaraan
serta fasilitas-fasilitas lainnya, termasuk juga terminal. Jaringan jalan yang tersedia tidak
selalu menghubungkan tempat tujuan (Morlok,1985:88). Hal ini karena keterbatasan dan
kendala yang disebabkandari tata guna lahan, tenaga kerja sertamaterial untuk
pembangunan danpemeliharaan prasarana-sarana tersebut.Disamping itu hal penting
lainnya
dalamperangkutan
mengangkutmuatan
dan
adalah
bahwa
membongkarnya
setiap
lagi
sistemperangkutan
padaakhir
harus
dapat
perjalanan.Karenanya
Titik simpul dalam jaringan transportasi jalan yang berfungsi sebagai pelayanan
umum
Unsur tata ruang yang mempunyai peranan penting bagi efisiensi kehidupan kota
Tipe dan Fungsi Terminal berdasarkan KM. 31 Tahun 1995 tentang Terminal Transportasi
Jalan
1. Tipe terminal penumpang terdiri dari :
a.
b.
c.
b.
c.
d.
e.
f.
menara pengawas;
g.
h.
i.
2.2.1.1. Outflow
Outflow atau kas keluar adalah pembiayaan yang merupakan kumulatif dari biayabiaya yang dikeluarkan (cost). Pada kasus pembangunan Terminal Mustokoharjo ini, outflow
dibagi menjadi dua tahap yaitu pengeluaran pada tahap konstruksi dan pengeluaran pada
tahap operasional.
a. Tahap Konstruksi
Pada tahap konstruksi, biaya yang dikeluarkan adalah biaya investasi untuk
pembangunan fisik terminal. Biaya pembangunan ini sudah termasuk biaya langsung
atau biaya konstruksi dan biaya tidak langsung seperti biaya tenaga kerja, pajak,
biaya perizinan, dan sebagainya. Untuk biaya investasi diperlukan biaya sebesar Rp
35.765.745.000,00.
Tabel 2.1. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya Pembangunan Terminal
Mustokoharjo
NO.
JENIS PEKERJAAN
PEKERJAAN PERSIAPAN/PEMATANGAN TANAH
1.
Pembebasan Lahan
PEKERJAAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
1.
Pembangunan Areal Pemberangkatan Bus AKAP Pati-Jakarta
2.
Pembangunan Areal Pemberangkatan Bus AKAP Pati-Surabaya
3.
Pembangunan Areal Pemberangkatan Bus AKAP Pati-Bandung
4.
Pembangunan Areal Pemberangkatan Bus AKDP Pati-Solo
5.
Pembangunan Areal Pemberangkatan Bus AKDP Pati-Semarang
6.
Pembangunan Areal Pemberangkatan Bus AKDP Pati-Rembang
7.
Pembangunan Areal Kedatangan Bus AKAP Pati-Jakarta
8.
Pembangunan Areal Kedatangan Bus AKAP Pati-Surabaya
9.
Pembangunan Areal Kedatangan Bus AKAP Pati-Bandung
10.
Pembangunan Areal Kedatangan Bus AKDP Pati-Solo
11.
Pembangunan Areal Kedatangan Bus AKDP Pati-Semarang
12.
Pembangunan Areal Kedatangan Bus AKDP Pati-Rembang
13.
Pembangunan Areal Kedatangan Bus Angkudes/Angkota
14.
Pembangunan Areal Pemberangkatan Bus AKDP Pati-Jakarta
15.
Pembangunan Areal Parkir Bis AKAP dan AKDP dari dan ke Pati
16.
Pembangunan Areal Parkir Angkudes dan Angkota
17.
Pembangunan Areal Lintas Bis AKAP dari dank e Pati
18.
Pembangunan Areal Lintas Angkudes/Angkota
19.
Pembangunan Ruang Tunggu Penumpang Bis AKAP
20.
Pembangunan Ruang Tunggu Penumpang Angkudes/Angkota
21.
Pembangunan Kantor Perwakilan/Agen
22.
Pembangunan Kantor Terminal
23.
Pembangunan Menara Pengawas
24.
Pembangunan Pos Pemeriksaan Terminal
25.
Pembangunan Ruang Keamanan
26.
Pembangunan Ruang Informasi
27.
Pembangunan Loket/Peron
28.
Pembangunan Toko/Kios/Rumah Makan 30 Unit
29.
Pembangunan Ruang Medical
30.
Pembangunan Musholla
31.
Pembangunan KM/WC/Toilet Umum
JUMLAH HARGA
Rp
12.500.000.000,00
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
31.880.000,00
31.880.000,00
31.880.000,00
31.880.000,00
31.880.000,00
31.880.000,00
31.880.000,00
31.880.000,00
31.880.000,00
31.880.000,00
31.880.000,00
31.880.000,00
60.000.000,00
60.000.000,00
3.761.840.000,00
3.510.000.000,00
780.000.000,00
1.040.000.000,00
796.500.000,00
726.0000.000,00
189.000.000,00
288.000.000,00
9.000.000,00
18.000.000,00
63.000.000,00
18.000.000,00
36.000.000,00
913.845.000,00
63.000.000,00
75.000.000,00
60.000.000,00
32.
33.
34.
35.
36.
37.
b. Tahap Operasional
Setelah terminal selesai dibangun, tahap selanjutnya adalah tahap operasional
terminal. Pada tahap ini pemerintah harus mengeluarkan biaya operasional yang
terdiri dari gaji pegawai, listrik, air, biaya pemeliharaan, dan biaya rehabilitasi.
Gaji Pegawai
Biaya yang dibutuhkan untuk gaji pegawai diasumsikan sebesar Rp
50.000.000,00/bulan
atau
Rp
600.000.000,00/tahun,
dengan
asumsi
Bahan Habis
Dalam operasional terminal diperlukan biaya untuk bahan habis seperti kertas
dan tinta untuk karcis, alat-alat kebersihan, dan sebagainya, serta biaya listrik
dan air bersih. Untuk keperluan ini diasumsikan sebesar Rp 24.000.000,00
dengan kenaikan sebesar 5% setiap lima tahun.
Biaya Pemeliharaan
Biaya
pemeliharaan
antara
lain
untuk
biaya
pembersihan
terminal,
Biaya Rehabilitasi
Biaya rehabilitasi adalah biaya penggantian seperti penggantian mesin pompa
air, genset, AC, serta peralatan-peralatan lainnya. Biaya rehabilitasi
diasumsikan sebesar 10% dari biaya investasi dan harus dikeluarkan setiap
lima tahun sekali sejak tahun keenam masa operasional. Biaya rehabilitasi
diasumsikan naik sebanyak 10% setiap lima tahun.
INVESTASI
GAJI PEGAWAI
BAHAN HABIS
PEMELIHARAAN
0.00
0.00
0.00
0.00
35,765,745,000.00
600,000,000.00
24,000,000.00
0.00
0.00
624,000,000.00
660,000,000.00
24,000,000.00
715,314,900.00
0.00
1,399,314,900.00
660,000,000.00
24,000,000.00
751,080,645.00
0.00
1,435,080,645.00
660,000,000.00
24,000,000.00
751,080,645.00
0.00
1,435,080,645.00
660,000,000.00
24,000,000.00
751,080,645.00
0.00
1,435,080,645.00
726,000,000.00
25,200,000.00
788,634,677.25
3,576,574,500.00
5,116,409,177.25
726,000,000.00
25,200,000.00
788,634,677.25
0.00
1,539,834,677.25
726,000,000.00
25,200,000.00
788,634,677.25
0.00
1,539,834,677.25
726,000,000.00
25,200,000.00
788,634,677.25
0.00
1,539,834,677.25
10
726,000,000.00
25,200,000.00
788,634,677.25
0.00
1,539,834,677.25
11
798,600,000.00
26,460,000.00
828,066,411.11
3,755,403,225.00
5,408,529,636.11
12
798,600,000.00
26,460,000.00
828,066,411.11
0.00
1,653,126,411.11
13
798,600,000.00
26,460,000.00
828,066,411.11
0.00
1,653,126,411.11
14
798,600,000.00
26,460,000.00
828,066,411.11
0.00
1,653,126,411.11
15
798,600,000.00
26,460,000.00
828,066,411.11
0.00
1,653,126,411.11
16
878,460,000.00
27,783,000.00
869,469,731.67
3,943,173,386.25
5,718,886,117.92
17
878,460,000.00
27,849,150.00
869,469,731.67
0.00
1,775,778,881.67
18
878,460,000.00
27,852,457.50
869,469,731.67
0.00
1,775,782,189.17
19
878,460,000.00
27,852,622.88
869,469,731.67
0.00
1,775,782,354.54
20
878,460,000.00
27,852,631.14
869,469,731.67
0.00
1,775,782,362.81
21
966,306,000.00
29,245,262.70
912,943,218.25
4,140,332,055.56
6,048,826,536.51
22
966,306,000.00
29,245,262.70
912,943,218.25
0.00
1,908,494,480.95
23
966,306,000.00
29,245,262.70
912,943,218.25
0.00
1,908,494,480.95
24
966,306,000.00
29,245,262.70
912,943,218.25
0.00
1,908,494,480.95
25
966,306,000.00
29,245,262.70
912,943,218.25
0.00
1,908,494,480.95
TOTAL COST
91,895,901,368.25
35,765,745,000.00
REHABILITASI
TOTAL
Berdasarkan rekapitulasi di atas, maka diketahui jumlah pengeluaran atau cost dari
proyek Terminal Mustokoharjo pada masa konstruksi dan masa operasional 25 tahun
adalah sebesar Rp 91,895,901,368.25.
2.2.1.2.
Inflow
Inflow atau kas masuk adalah uang masuk atau penerimaan, umumnya berasal dari
penjualan produk atau manfaat terukur (benefit). Dalam kasus pembangunan Terminal
Mustokoharjo, kas masuk yang diterima hanya pada masa pengelolaan dan pemeliharaan.
Hal ini dikarenakan pada masa konstruksi hanya ada biaya yang dikeluarkan untuk
pembangunan terminal.
11
d. Retribusi MCK
12
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Pati No. 11 Tahun 2011 Tentang Retribusi
Jasa Usaha, retribusi MCK untuk terminal adalah Rp 1.000,00 sekali pakai.
Terminal Mustokoharjo yang direncanakan untuk dibangun dengan luas 5 Ha dengan
asumsi parkiran utama dapat menampung kurang lebih 200 bus, 100 mobil, dan 100 sepeda
motor. Dengan kapasitas tersebut, diasumsikan jumlah bis yang masuk terminal dalam satu
hari sebanyak 2.230 unit atau 813.950 unit/tahun, mobil sebanyak 16.279 unit/tahun, dan
sepeda motor sebanyak 23.487 unit/tahun dan terjadi kenaikan jumlah pengunjung
sebanyak 5% setiap tahunnya. Berdasarkan asumsi dan biaya retribusi yang dijelaskan di
atas, didapatkan perhitungan inflow masa operasional Terminal Mustokoharjo sebagai
berikut.
Tabel 2.6Rekapitulasi Penerimaan (Benefit) Tahap Operasional Terminal
Mustokoharjo (Rupiah)
Tahun
Ke
Retribusi
Kendaraan
Umum
Retribusi Parkir
Kendaraan
Retribusi Kios
Retribusi
Rumah
Makan
Retribusi MCK
Total Benefit
587,570,156.25
1,566,426,750.00
7,200,000.00
7,500,000.00
588,472,500.00
2,757,169,406.25
616,948,664.06
1,644,748,087.50
14,400,000.00
15,000,000.00
617,896,125.00
2,908,992,876.56
647,796,097.27
1,726,985,491.88
14,400,000.00
15,000,000.00
648,790,931.25
3,052,972,520.39
680,185,902.13
1,813,334,766.47
14,400,000.00
15,000,000.00
681,230,477.81
3,204,151,146.41
714,195,197.24
1,904,001,504.79
14,400,000.00
15,000,000.00
715,292,001.70
3,362,888,703.73
749,904,957.10
1,999,201,580.03
14,400,000.00
15,000,000.00
751,056,601.79
3,529,563,138.92
787,400,204.95
2,099,161,659.03
14,400,000.00
15,000,000.00
788,609,431.88
3,704,571,295.86
826,770,215.20
2,204,119,741.99
14,400,000.00
15,000,000.00
828,039,903.47
3,888,329,860.66
868,108,725.96
2,314,325,729.08
14,400,000.00
15,000,000.00
869,441,898.65
4,081,276,353.69
10
911,514,162.26
2,430,042,015.54
14,400,000.00
15,000,000.00
912,913,993.58
4,283,870,171.37
11
957,089,870.37
2,551,544,116.32
14,400,000.00
15,000,000.00
958,559,693.26
4,496,593,679.94
12
1,004,944,363.89
2,679,121,322.13
14,400,000.00
15,000,000.00
1,006,487,677.92
4,719,953,363.94
13
1,055,191,582.08
2,813,077,388.24
14,400,000.00
15,000,000.00
1,056,812,061.82
4,954,481,032.14
14
1,107,951,161.19
2,953,731,257.65
14,400,000.00
15,000,000.00
1,109,652,664.91
5,200,735,083.74
15
1,163,348,719.25
3,101,417,820.53
14,400,000.00
15,000,000.00
1,165,135,298.15
5,459,301,837.93
16
1,221,516,155.21
3,256,488,711.56
14,400,000.00
15,000,000.00
1,223,392,063.06
5,730,796,929.83
17
1,282,591,962.97
3,419,313,147.14
14,400,000.00
15,000,000.00
1,284,561,666.21
6,015,866,776.32
18
1,346,721,561.12
3,590,278,804.49
14,400,000.00
15,000,000.00
1,348,789,749.52
6,315,190,115.13
19
1,414,057,639.17
3,769,792,744.72
14,400,000.00
15,000,000.00
1,416,229,237.00
6,629,479,620.89
20
1,484,760,521.13
3,958,282,381.95
14,400,000.00
15,000,000.00
1,487,040,698.85
6,959,483,601.94
21
1,558,998,547.19
4,156,196,501.05
14,400,000.00
15,000,000.00
1,561,392,733.79
7,305,987,782.03
22
1,636,948,474.55
4,364,006,326.10
14,400,000.00
15,000,000.00
1,639,462,370.48
7,669,817,171.13
23
1,718,795,898.28
4,582,206,642.41
14,400,000.00
15,000,000.00
1,721,435,489.00
8,051,838,029.69
24
1,804,735,693.19
4,811,316,974.53
14,400,000.00
15,000,000.00
1,807,507,263.45
8,452,959,931.17
25
1,894,972,477.85
5,051,882,823.26
14,400,000.00
15,000,000.00
1,897,882,626.63
8,874,137,927.73
TOTAL BENEFIT
131,610,408,357.40
13
dilihat
bahwa proyek
Retribusi
Kendaraan
Umum
Retribusi Parkir
Kendaraan
Retribusi Kios
Retribusi
Rumah
Makan
Retribusi MCK
Total Benefit
587,570,156.25
1,566,426,750.00
7,200,000.00
7,500,000.00
588,472,500.00
2,757,169,406.25
616,948,664.06
1,644,748,087.50
14,400,000.00
15,000,000.00
617,896,125.00
2,908,992,876.56
647,796,097.27
1,726,985,491.88
14,400,000.00
15,000,000.00
648,790,931.25
3,052,972,520.39
680,185,902.13
1,813,334,766.47
14,400,000.00
15,000,000.00
681,230,477.81
3,204,151,146.41
714,195,197.24
1,904,001,504.79
14,400,000.00
15,000,000.00
715,292,001.70
3,362,888,703.73
818,078,135.02
2,506,870,681.62
18,000,000.00
18,750,000.00
938,820,752.24
4,300,519,568.87
858,982,041.77
2,632,214,215.70
18,000,000.00
18,750,000.00
985,761,789.85
4,513,708,047.31
901,931,143.85
2,763,824,926.48
18,000,000.00
18,750,000.00
1,035,049,879.34
4,737,555,949.68
947,027,701.05
2,902,016,172.81
18,000,000.00
18,750,000.00
1,086,802,373.31
4,972,596,247.16
10
994,379,086.10
3,047,116,981.45
18,000,000.00
18,750,000.00
1,141,142,491.97
5,219,388,559.52
11
1,165,909,478.45
3,985,021,435.67
22,500,000.00
23,436,000.00
1,533,695,509.21
6,730,562,423.33
12
1,224,204,952.37
4,184,272,507.45
22,500,000.00
23,436,000.00
1,610,380,284.67
7,064,793,744.49
13
1,285,415,199.99
4,393,486,132.82
22,500,000.00
23,436,000.00
1,690,899,298.90
7,415,736,631.72
14
1,349,685,959.99
4,613,160,439.46
22,500,000.00
23,436,000.00
1,775,444,263.85
7,784,226,663.31
15
1,417,170,257.99
4,843,818,461.44
22,500,000.00
23,436,000.00
1,864,216,477.04
8,171,141,196.47
16
1,754,541,386.57
6,337,335,693.68
28,128,000.00
29,292,000.00
2,446,784,126.12
10,596,081,206.37
17
1,842,268,455.90
6,654,202,478.36
28,128,000.00
29,292,000.00
2,569,123,332.42
11,123,014,266.68
18
1,934,381,878.70
6,986,912,602.28
28,128,000.00
29,292,000.00
2,697,579,499.04
11,676,293,980.02
19
2,031,100,972.63
7,336,258,232.39
28,128,000.00
29,292,000.00
2,832,458,474.00
12,257,237,679.02
20
2,132,656,021.26
7,703,071,144.01
28,128,000.00
29,292,000.00
2,974,081,397.70
12,867,228,562.97
21
2,692,815,672.42
10,199,039,903.42
35,160,000.00
36,624,000.00
3,747,342,561.10
16,710,982,136.93
22
2,827,456,456.04
10,708,991,898.59
35,160,000.00
36,624,000.00
3,934,709,689.15
17,542,942,043.78
23
2,968,829,278.84
11,244,441,493.52
35,160,000.00
36,624,000.00
4,131,445,173.61
18,416,499,945.97
24
3,117,270,742.78
11,806,663,568.19
35,160,000.00
36,624,000.00
4,338,017,432.29
19,333,735,743.27
25
3,273,134,279.92
12,396,996,746.60
35,160,000.00
36,624,000.00
4,554,918,303.90
20,296,833,330.43
TOTAL BENEFIT
227,017,252,580.63
Evaluasi ekonomi dilakukan untuk melihat apakah benefit atau penerimaan dari
pembangunan Terminal Mustokoharjo lebih banyak daripada cost atau pengeluaran proyek.
Jika penerimaan yang ada lebih banyak daripada pengeluaran, maka proyek ini dapat
dikatakan layak untuk dijalankan. Untuk itu, keseluruhan penerimaan dan pengeluaran
proyek telah disusun dalam bentuk rekapitulasi seperti berikut ini.
Tabel 2.8. Pengeluaran (Cost) dan Penerimaan (Benefit) Proyek Terminal
Mustokoharjo (Rupiah)
TAHUN
KE
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
TOTAL
COST
35,765,745,000.00
624,000,000.00
1,399,314,900.00
1,435,080,645.00
1,435,080,645.00
1,435,080,645.00
5,116,409,177.25
1,539,834,677.25
1,539,834,677.25
1,539,834,677.25
1,539,834,677.25
5,408,529,636.11
1,653,126,411.11
1,653,126,411.11
1,653,126,411.11
1,653,126,411.11
5,718,886,117.92
1,775,778,881.67
1,775,782,189.17
1,775,782,354.54
1,775,782,362.81
6,048,826,536.51
1,908,494,480.95
1,908,494,480.95
1,908,494,480.95
1,908,494,480.95
91,895,901,368.25
BENEFIT SEBELUM
KENAIKAN RETRIBUSI
0
2,757,169,406.25
2,908,992,876.56
3,052,972,520.39
3,204,151,146.41
3,362,888,703.73
3,529,563,138.92
3,704,571,295.86
3,888,329,860.66
4,081,276,353.69
4,283,870,171.37
4,496,593,679.94
4,719,953,363.94
4,954,481,032.14
5,200,735,083.74
5,459,301,837.93
5,730,796,929.83
6,015,866,776.32
6,315,190,115.13
6,629,479,620.89
6,959,483,601.94
7,305,987,782.03
7,669,817,171.13
8,051,838,029.69
8,452,959,931.17
8,874,137,927.73
131,610,408,357.40
BENEFIT SETELAH
KENAIKAN RETRIBUSI
0
2,757,169,406.25
2,908,992,876.56
3,052,972,520.39
3,204,151,146.41
3,362,888,703.73
4,300,519,568.87
4,513,708,047.31
4,737,555,949.68
4,972,596,247.16
5,219,388,559.52
6,730,562,423.33
7,064,793,744.49
7,415,736,631.72
7,784,226,663.31
8,171,141,196.47
10,596,081,206.37
11,123,014,266.68
11,676,293,980.02
12,257,237,679.02
12,867,228,562.97
16,710,982,136.93
17,542,942,043.78
18,416,499,945.97
19,333,735,743.27
20,296,833,330.43
227,017,252,580.63
Berdasarkan perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa biaya atau cost yang
dikeluarkan lebih kecil daripada manfaat atau benefit yang diterima, baik sebelum maupun
setelah kenaikan retribusi. Artinya, proyek ini mampu menghasilkan manfaat yang lebih
besar untuk menutupi biaya investasi yang dikeluarkan pemerintah selama masa ekonomis
proyek yaitu 25 tahun sehingga layak untuk dilaksanakan.
2.2.2. Analisis Kriteria Investasi
2.2.2.1
Net Present Value (NPV) adalah net benefit yang sudah didiskon dengan
menggunakan social opportunity cost of capital. Diskon factor digunakan untuk menentukan
nilai dari arus uang masa kini pada masa depan. Besarnya nilai diskon faktor tergantung dari
ketidakpastian terhadap nilai cashflow itu sendiri. Semakin besar tingkat ketidakpastian
suatu Cashflow maka besar nilai dari diskon faktor akan semakin tinggi. Untuk
mengantisipasi terjadinya fluktuasi ekonomi yang berubah-rubah, pada studi ini diskon
faktor
yang
digunakan
sebesar
8%,
10%,
12%.
Penghitungan
studi
kelayakan
pembangunan Terminal Mustokoharjo ini digunakan untuk jangka 25 tahun. Berikut adalah
persamaan yang digunakan untuk menghitung besarnya NPV pada studi ini :
Dari tabel 2.7 bisa dilihat bahwa nilai NPV dengan menggunakan diskon faktor
sebesar 8%, 10%, dan 12% sebelum diberlakukannya kenaikan retribusi bernilai kurang dari
0 (NPV < 0) atau negatif. Hasil ini bisa diartikan bahwa rencana pembangunan Terminal
Mustokoharjo tidak feasible untuk dilaksanakan, karena pihak pelaksana yang dalam kasus
ini adalah pihak pemerintah akan mengalami kerugian. Dengan kata lain benefit yang
dihasilkan dari operasional terminal ini tidak cukup untuk menutupi biaya investasi yang
telah dikeluarkan untuk membangun terminal ini.
Akan tetapi bila dilihat pada tabel 2.8, hasil perhitungan NPV dengan diskon faktor
8% dan 10% setelah diberlakukannya kenaikan retribusi bernilai lebih dari 0 (NPV > 0)
atau bernilai positif. Hasil ini bisa diartikan bahwa rencana pembangunan Terminal
Mustokoharjo
feasible
untuk
dilaksanakan
ketika
kebijakan
menaikkan
retribusi
diberlakukan. Rencana ini disimpulkan layak karena proyek ini memberikan benefit untuk
pengelola yang dalam hal ini pemerintah yang cukup signifikan.
Dari hasil analisa diatas juga bisa disimpulkan bahwa semakin besar DF yang digunakan
dalam analisa, maka keuntungan yang didapat oleh pengelola akan semakin kecil. Oleh
karena itu, DF yang digunakan dalam studi ini adalah sebesar 8%.
2.2.2.2. Analisis Benefit Cost Ratio (BCR)
16
Benefit cost ratio adalah perbandingan benefit yang telah didiskon positif dengan
benefit yang telah didiskon negatif. Berikut adalah persamaan yang digunakan untuk
menghitung Benefit Cost Ratio (BCR) pada studi kali ini :
Bisa dilihat pada tabel 2.7. bahwa nilai BCR sebelum diberlakukannya kebijakan
menaikkan retribusi setiap 5 tahunnya dengan menggunakan DF sebesar 10%, 12%, dan
15% bernilai kurang dari 1 (BCR<1).Hasil ini bisa diartikan bahwa rencana pembangunan
terminal ini tidak layak dilakukan. Tidak layak disini memiliki arti bahwa rencana
pembangunan terminal Mustokoharjo tidak memberikan keuntungan bagi pengelola yang
dalam hal ini adalah pemerintah. Dengan kata lain benefit yang diperoleh lebih kecil dari
investasi yang dikeluarkan.
Dari Tabel 2.8. dapat diketahui bahwa nilai BCR setelah kenaikan retribusi dengan
pemeberian Diskon Faktor (DF) sebesar 8% >1. Sedangkan untuk DF 10% dan 12%
nilainya kurang dari 1. Hal ini berarti rencana pembangunan Terminal Mustokoharjo layak
untuk dilakukan dengan manfaat yang jumlahnya melebihi dari investasi yang dibutuhkan
untuk pelaksanaan proyek.
17
Tabel 2.9.Arus Kas (Cash Flow) dan Hasil Perhitungan Analisis NPV dan BCR Sebelum Kenaikan Retribusi
Tahun
ke0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Total
Manfaat (B)
0
2,757,169,406.25
2,908,992,876.56
3,052,972,520.39
3,204,151,146.41
3,362,888,703.73
3,529,563,138.92
3,704,571,295.86
3,888,329,860.66
4,081,276,353.69
4,283,870,171.37
4,496,593,679.94
4,719,953,363.94
4,954,481,032.14
5,200,735,083.74
5,459,301,837.93
5,730,796,929.83
6,015,866,776.32
6,315,190,115.13
6,629,479,620.89
6,959,483,601.94
7,305,987,782.03
7,669,817,171.13
8,051,838,029.69
8,452,959,931.17
8,874,137,927.73
131,610,408,357.40
Biaya (C)
35,765,745,000.00
624,000,000.00
1,399,314,900.00
1,435,080,645.00
1,435,080,645.00
1,435,080,645.00
5,116,409,177.25
1,539,834,677.25
1,539,834,677.25
1,539,834,677.25
1,539,834,677.25
5,408,529,636.11
1,653,126,411.11
1,653,126,411.11
1,653,126,411.11
1,653,126,411.11
5,718,886,117.92
1,775,778,881.67
1,775,782,189.17
1,775,782,354.54
1,775,782,362.81
6,048,826,536.51
1,908,494,480.95
1,908,494,480.95
1,908,494,480.95
1,908,494,480.95
91,895,901,368.25
B-C
-35,765,745,000.00
2,133,169,406.25
1,509,677,976.56
1,617,891,875.39
1,769,070,501.41
1,927,808,058.73
-1,586,846,038.33
2,164,736,618.61
2,348,495,183.41
2,541,441,676.44
2,744,035,494.12
-911,935,956.17
3,066,826,952.83
3,301,354,621.02
3,547,608,672.63
3,806,175,426.82
11,910,811.91
4,240,087,894.65
4,539,407,925.97
4,853,697,266.35
5,183,701,239.12
1,257,161,245.52
5,761,322,690.18
6,143,343,548.74
6,544,465,450.22
6,965,643,446.78
39,714,506,989.16
NPV
BCR
PV
DF 8%
-35,765,745,000.00
1,975,101,553.25
1,294,246,929.31
1,284,282,570.69
1,300,266,818.54
1,312,066,164.77
-1,000,030,373.36
1,263,123,816.96
1,268,891,947.59
1,271,229,126.55
1,271,037,240.88
-391,129,331.60
1,217,836,982.97
1,213,908,094.15
1,207,960,753.03
1,199,706,494.53
3,476,766.00
1,146,095,757.92
1,135,759,863.08
1,124,601,656.61
1,111,903,915.79
249,797,939.48
1,059,507,242.72
1,046,211,406.35
1,032,062,201.50
1,016,983,943.23
-11,150,845,519.05
-10,323,829,024.93
0.806641223
PV
DF 10%
-35,765,745,000.00
1,939,264,307.22
1,247,597,879.83
1,215,522,165.98
1,208,275,152.46
1,196,976,023.67
-895,774,588.64
1,110,942,832.67
1,095,573,003.06
1,077,825,414.98
1,057,825,682.98
-319,633,552.64
977,091,067.17
956,402,433.71
934,085,363.50
911,198,397.18
2,591,792.67
838,689,385.56
816,639,485.88
793,579,503.05
770,298,004.13
169,842,484.27
707,490,426.35
686,211,474.39
664,263,243.20
642,928,890.14
-15,960,038,727.21
-14,508,344,671.64
0.691083342
PV
DF 12%
-35,765,745,000.00
1,904,706,962.84
1,203,515,282.92
1,151,615,436.90
1,124,244,303.65
1,093,838,292.52
-803,896,203.02
979,110,372.60
948,557,204.58
916,443,868.52
883,579,429.11
-262,181,587.40
787,254,478.79
756,670,479.14
725,840,734.42
695,388,250.48
1,942,653.42
617,356,797.46
590,123,030.38
563,514,252.62
537,549,818.50
116,413,131.33
475,885,254.21
453,378,753.90
431,280,273.17
409,579,834.67
-19,464,033,894.29
-17,378,395,299.77
0.609886529
18
Tabel 2.8. Arus Kas (Cash Flow) dan Hasil Perhitungan Analisis NPV dan BCR Setelah Kenaikan Retribusi
Tahun
ke0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Total
Manfaat (B)
0
2,757,169,406.25
2,908,992,876.56
3,052,972,520.39
3,204,151,146.41
3,362,888,703.73
4,300,519,568.87
4,513,708,047.31
4,737,555,949.68
4,972,596,247.16
5,219,388,559.52
6,730,562,423.33
7,064,793,744.49
7,415,736,631.72
7,784,226,663.31
8,171,141,196.47
10,596,081,206.37
11,123,014,266.68
11,676,293,980.02
12,257,237,679.02
12,867,228,562.97
16,710,982,136.93
17,542,942,043.78
18,416,499,945.97
19,333,735,743.27
20,296,833,330.43
227,017,252,580.63
Biaya (C)
35,765,745,000.00
624,000,000.00
1,399,314,900.00
1,435,080,645.00
1,435,080,645.00
1,435,080,645.00
5,116,409,177.25
1,539,834,677.25
1,539,834,677.25
1,539,834,677.25
1,539,834,677.25
5,408,529,636.11
1,653,126,411.11
1,653,126,411.11
1,653,126,411.11
1,653,126,411.11
5,718,886,117.92
1,775,778,881.67
1,775,782,189.17
1,775,782,354.54
1,775,782,362.81
6,048,826,536.51
1,908,494,480.95
1,908,494,480.95
1,908,494,480.95
1,908,494,480.95
91,895,901,368.25
B-C
-35,765,745,000.00
2,133,169,406.25
1,509,677,976.56
1,617,891,875.39
1,769,070,501.41
1,927,808,058.73
-815,889,608.38
2,973,873,370.06
3,197,721,272.43
3,432,761,569.91
3,679,553,882.27
1,322,032,787.22
5,411,667,333.38
5,762,610,220.61
6,131,100,252.19
6,518,014,785.36
4,877,195,088.45
9,347,235,385.02
9,900,511,790.85
10,481,455,324.48
11,091,446,200.16
10,662,155,600.42
15,634,447,562.83
16,508,005,465.02
17,425,241,262.31
18,388,338,849.48
135,121,351,212.39
NPV
BCR
PV
DF 8%
-35,765,745,000.00
1,975,101,553.25
1,294,246,929.31
1,284,282,570.69
1,300,266,818.54
1,312,066,164.77
-514,173,631.20
1,735,255,111.43
1,727,728,803.49
1,717,067,337.27
1,704,369,358.27
567,019,862.44
2,148,973,098.09
2,118,911,778.12
2,087,639,635.87
2,054,478,260.34
1,423,653,246.32
2,526,557,724.57
2,477,108,050.07
2,428,553,198.68
2,379,115,209.93
2,118,570,317.80
2,875,174,906.80
2,811,313,330.69
2,747,960,547.07
2,684,697,472.02
11,220,192,654.62
10,390,772,348.84
1.143216062
PV
DF 10%
-35,765,745,000.00
1,939,264,307.22
1,247,597,879.83
1,215,522,165.98
1,208,275,152.46
1,196,976,023.67
-460,569,683.93
1,526,191,813.52
1,491,736,973.59
1,455,834,181.80
1,418,468,021.61
463,372,491.92
1,724,157,212.42
1,669,428,180.91
1,614,318,696.40
1,560,412,739.61
1,061,277,651.25
1,848,883,159.16
1,781,102,071.17
1,713,717,945.55
1,648,188,905.34
1,440,457,221.62
1,919,910,160.72
1,843,944,210.44
1,768,661,988.12
1,697,243,675.81
228,628,146.19
209,734,595.29
0.972713386
PV
DF 12%
-35,765,745,000.00
1,904,706,962.84
1,203,515,282.92
1,151,615,436.90
1,124,244,303.65
1,093,838,292.52
-413,329,675.61
1,345,082,925.28
1,291,559,621.93
1,237,853,822.11
1,184,816,350.09
380,084,426.32
1,389,175,004.48
1,320,790,262.56
1,254,423,111.60
1,190,841,301.28
795,470,518.93
1,360,957,472.06
1,287,066,532.81
1,216,896,963.17
1,150,182,970.96
987,315,608.60
1,291,405,368.69
1,218,290,803.32
1,148,323,399.19
1,081,234,324.35
-7,569,383,609.05
-6,757,929,319.26
0.830191661
19
2.2.2.3.
IRR adalah suatu tingkat discount rate yang menghasilkan NPV = 0 (nol) dengan
kriteria penilaian sebagai berikut:
= 0.08 +
10.323.829.024,93
(1,00 0,08)
((10.323.829.024,93) (14.508.344.671. ,64))
= 0,03066
b. Setelah terjadi kenaikan retribusi
= 0.08 +
10.390.772.348,84
(1,00 0,08)
((10.390.772.348,84) (209.734.595,29))
= 0,10041
Perhitungan diatas menunjukkan IRR yang diperoleh dalam rencana pembangunan
Terminal Mustokoharjo sebelum diberlakukan kebijakan kenaikan retribusi kurang dari
SOCC/discount faktor yang ditetapkan (0,03066< 0.08 atau IRR < SOCC). Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa rencana pembangunan Terminal Mustokoharjo dapat dikatakan
tidak layak/tidak feasible untuk dilaksanakan.
Sedangkan setelah diberlakukan kebijakan kenaikan retribusi menunjukkan IRR lebih
dari SOCC/DF yang ditetapkan (0,10041> 0.08 atau IRR > SOCC). Hal ini berarti proyek
pembangunan Terminal Mustokoharjo dapat dikatakan layak untuk dilakukan.
2.2.2.4.
PBP adalah jangka waktu tertentu yang menunjukkan terjadinya arus penerimaan
(cash in flows) yang secara kumulatif sama dengan jumlah investasi dalam bentuk present
value. PBP digunakan untuk mengetahui berapa lama proyek dapat mengembalikan
investasi. Analisis ini menggunakan rumus :
20
21
Tabel 2.10. Hasil Perhitungan Payback Period (PBP) Sebelum Kenaikan Retribusi
Tahun
ke0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
PBP
DF 8%
Net Benefit (B-C)
Net Benefit
Kumulatif
-35,765,745,000.00
-35,765,745,000.00
1,975,101,553.25
-33,790,643,446.75
1,294,246,929.31
-32,496,396,517.45
1,284,282,570.69
-31,212,113,946.76
1,300,266,818.54
-29,911,847,128.22
1,312,066,164.77
-28,599,780,963.45
-1,000,030,373.36
-29,599,811,336.81
1,263,123,816.96
-28,336,687,519.85
1,268,891,947.59
-27,067,795,572.25
1,271,229,126.55
-25,796,566,445.70
1,271,037,240.88
-24,525,529,204.82
-391,129,331.60
-24,916,658,536.42
1,217,836,982.97
-23,698,821,553.46
1,213,908,094.15
-22,484,913,459.31
1,207,960,753.03
-21,276,952,706.27
1,199,706,494.53
-20,077,246,211.74
3,476,766.00
-20,073,769,445.75
1,146,095,757.92
-18,927,673,687.82
1,135,759,863.08
-17,791,913,824.75
1,124,601,656.61
-16,667,312,168.13
1,111,903,915.79
-15,555,408,252.34
249,797,939.48
-15,305,610,312.86
1,059,507,242.72
-14,246,103,070.13
1,046,211,406.35
-13,199,891,663.78
1,032,062,201.50
-12,167,829,462.28
1,016,983,943.23
-11,150,845,519.05
>25 tahun
DF 10%
Net Benefit (B-C)
Net Benefit
Kumulatif
-35,765,745,000.00
-35,765,745,000.00
1,939,264,307.22
-33,826,480,692.78
1,247,597,879.83
-32,578,882,812.95
1,215,522,165.98
-31,363,360,646.97
1,208,275,152.46
-30,155,085,494.50
1,196,976,023.67
-28,958,109,470.84
-895,774,588.64
-29,853,884,059.48
1,110,942,832.67
-28,742,941,226.80
1,095,573,003.06
-27,647,368,223.74
1,077,825,414.98
-26,569,542,808.77
1,057,825,682.98
-25,511,717,125.78
-319,633,552.64
-25,831,350,678.42
977,091,067.17
-24,854,259,611.25
956,402,433.71
-23,897,857,177.54
934,085,363.50
-22,963,771,814.04
911,198,397.18
-22,052,573,416.85
2,591,792.67
-22,049,981,624.18
838,689,385.56
-21,211,292,238.62
816,639,485.88
-20,394,652,752.74
793,579,503.05
-19,601,073,249.69
770,298,004.13
-18,830,775,245.56
169,842,484.27
-18,660,932,761.29
707,490,426.35
-17,953,442,334.94
686,211,474.39
-17,267,230,860.54
664,263,243.20
-16,602,967,617.34
642,928,890.14
-15,960,038,727.21
>25 tahun
DF 12%
Net Benefit
Net Benefit
Kumulatif
-35,765,745,000.00 -35,765,745,000.00
1,904,706,962.84 -33,861,038,037.16
1,203,515,282.92 -32,657,522,754.24
1,151,615,436.90 -31,505,907,317.34
1,124,244,303.65 -30,381,663,013.69
1,093,838,292.52 -29,287,824,721.17
-803,896,203.02 -30,091,720,924.19
979,110,372.60 -29,112,610,551.59
948,557,204.58 -28,164,053,347.01
916,443,868.52 -27,247,609,478.49
883,579,429.11 -26,364,030,049.38
-262,181,587.40 -26,626,211,636.78
787,254,478.79 -25,838,957,157.99
756,670,479.14 -25,082,286,678.85
725,840,734.42 -24,356,445,944.43
695,388,250.48 -23,661,057,693.95
1,942,653.42 -23,659,115,040.53
617,356,797.46 -23,041,758,243.07
590,123,030.38 -22,451,635,212.69
563,514,252.62 -21,888,120,960.07
537,549,818.50 -21,350,571,141.57
116,413,131.33 -21,234,158,010.24
475,885,254.21 -20,758,272,756.03
453,378,753.90 -20,304,894,002.13
431,280,273.17 -19,873,613,728.96
409,579,834.67 -19,464,033,894.29
>25 tahun
22
Tabel 2.11. Hasil Perhitungan Payback Period (PBP) Setelah Kenaikan Retribusi
Tahun
ke0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
PBP
DF 8%
Net Benefit (B-C)
Net Benefit
Kumulatif
-35,765,745,000.00
-35,765,745,000.00
-33,790,643,446.75
-33,790,643,446.75
-32,496,396,517.45
-32,496,396,517.45
-31,212,113,946.76
-31,212,113,946.76
-29,911,847,128.22
-29,911,847,128.22
-28,599,780,963.45
-28,599,780,963.45
-29,113,954,594.65
-29,113,954,594.65
-27,378,699,483.22
-27,378,699,483.22
-25,650,970,679.73
-25,650,970,679.73
-23,933,903,342.46
-23,933,903,342.46
-22,229,533,984.20
-22,229,533,984.20
-21,662,514,121.76
-21,662,514,121.76
-19,513,541,023.67
-19,513,541,023.67
-17,394,629,245.56
-17,394,629,245.56
-15,306,989,609.68
-15,306,989,609.68
-13,252,511,349.34
-13,252,511,349.34
-11,828,858,103.02
-11,828,858,103.02
-9,302,300,378.45
-9,302,300,378.45
-6,825,192,328.38
-6,825,192,328.38
-4,396,639,129.70
-4,396,639,129.70
-2,017,523,919.77
-2,017,523,919.77
101,046,398.04
101,046,398.04
2,976,221,304.84
2,976,221,304.84
5,787,534,635.53
5,787,534,635.53
8,535,495,182.60
8,535,495,182.60
11,220,192,654.62
11,220,192,654.62
20,95 = 20 Tahun 11 Bulan
DF 10%
Net Benefit (B-C)
Net Benefit (B-C)
-35,765,745,000.00
35,765,745,000.00
1,939,264,307.22
33,826,480,692.78
1,247,597,879.83
32,578,882,812.95
1,215,522,165.98
31,363,360,646.97
1,208,275,152.46
30,155,085,494.50
1,196,976,023.67
28,958,109,470.84
-460,569,683.93
29,418,679,154.77
1,526,191,813.52
27,892,487,341.25
1,491,736,973.59
26,400,750,367.67
1,455,834,181.80
24,944,916,185.87
1,418,468,021.61
23,526,448,164.25
463,372,491.92
23,063,075,672.33
1,724,157,212.42
21,338,918,459.92
1,669,428,180.91
19,669,490,279.01
1,614,318,696.40
18,055,171,582.61
1,560,412,739.61
16,494,758,842.99
1,061,277,651.25
15,433,481,191.74
1,848,883,159.16
13,584,598,032.59
1,781,102,071.17
11,803,495,961.41
1,713,717,945.55
10,089,778,015.86
1,648,188,905.34
8,441,589,110.52
1,440,457,221.62
7,001,131,888.90
1,919,910,160.72
5,081,221,728.19
1,843,944,210.44
3,237,277,517.74
1,768,661,988.12
1,468,615,529.62
1,697,243,675.81
-228,628,146.19
24,87 = 24 Tahun 11 Bulan
DF 12%
Net Benefit
Net Benefit (B-C)
Kumulatif
-35,765,745,000.00 -35,765,745,000.00
1,904,706,962.84 -33,861,038,037.16
1,203,515,282.92 -32,657,522,754.24
1,151,615,436.90 -31,505,907,317.34
1,124,244,303.65 -30,381,663,013.69
1,093,838,292.52 -29,287,824,721.17
-413,329,675.61 -29,701,154,396.78
1,345,082,925.28 -28,356,071,471.50
1,291,559,621.93 -27,064,511,849.57
1,237,853,822.11 -25,826,658,027.46
1,184,816,350.09 -24,641,841,677.36
380,084,426.32 -24,261,757,251.04
1,389,175,004.48 -22,872,582,246.56
1,320,790,262.56 -21,551,791,984.00
1,254,423,111.60 -20,297,368,872.40
1,190,841,301.28 -19,106,527,571.11
795,470,518.93 -18,311,057,052.19
1,360,957,472.06 -16,950,099,580.13
1,287,066,532.81 -15,663,033,047.32
1,216,896,963.17 -14,446,136,084.15
1,150,182,970.96 -13,295,953,113.19
987,315,608.60 -12,308,637,504.59
1,291,405,368.69 -11,017,232,135.90
1,218,290,803.32
-9,798,941,332.59
1,148,323,399.19
-8,650,617,933.40
1,081,234,324.35
-7,569,383,609.05
>25 tahun
23
8%
Analisis
NPV
BCR
IRR
-10,323,829,024.93
0.806641223
0,03066
PBP
>25
Tahun
10%
-14,508,344,671.64
0.691083342
>25
Tahun
12%
-17,378,395,299.77
0.609886529
>25
Tahun
2.3.
NPV
10,390,772,348.84
209,734,595.29
-6,757,929,319.26
Analisis
BCR
IRR
1.143216062
0,10041
0.972713386
0.830191661
PBP
20 Tahun 11 bulan
24 Tahun 11 bulan
>25 Tahun
diketahui bahwa proyek pembangunan Terminal Mustokoharjo tidak layak untuk dilakukan
karena nilai NPV < 0; BCR < 1; IRR <discount factor; dan PBP > masa ekonomis proyek
yaitu 25 tahun. Namun setelah diberlakukan kenaikan retribusi, proyek pembangunan
Terminal
Mustokoharjo
menjadi
layak
untuk
dilakukan.
Pembangunan
Terminal
Dengan penilaian tersebut, sebenarnya pemerintah dapat bekerja sama dengan pihak
swasta.
Karena
itu,
kemungkinan-kemungkinan
semacam
ini
perlu
untuk
dipertimbangkan. Jika pemerintah mampu bekerja sama dengan pihak swasta dalam
pembiayaan pembangunan terminal ini, pemerintah dapat melakukan penghematan
anggaran.
26
BAB III
EKSPLORASI INSTRUMEN PEMBIAYAAN
3.1
Belanja negara
Keseimbangan primer
Surplus/Defisit anggaran
Pembiayaan
Sedangkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara saat ini adalah:
Belanja Negara
Belanja negara terdiri dari dua jenis yakni Belanja Pemerintah
Belanja Daerah
Belanja Daerah adalah belanja yang dibagi-bagi ke pemerintah daerah yang
kemudian
akan
dimasukkan
ke
dalam
pendapatan
APBD
daerah
yang
bersangkutan. Belanja Daerah diantaranya adalah Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi
Umum, Dana Alokasi Khusus, dan Dana Otonomi khusus.
Pembiayaan
27
Pembiayaan dibagi menjadi dua yakni Pembiayaan Dalam Negeri dan Pembiayaan
Luar Negeri, berikut penjelasannya:
Anggaran Pendapatan
Anggaran pendapatan terdiri atas:
a
Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang meliputi pajak daerah, retribusi daerah, hasil
pengelolaan kekayaan daerah, dan penerimaan lainnya.
Bagian dana perimbangan, yang meliputi Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum
(DAU), dan Dana Alokasi Khusus.
Lain-lain pendapatan yang sah seperti dana hibah atau dana darurat.
Anggaran Belanja
Anggaran
belanja
yang
digunakan
untuk
keperluan
penyelenggaraan
tugas
pemerintahan di daerah.
Pembiayaan
Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang
bersangkutan maupun tahun-tahun berikutnya.
3.1.3 Struktur
Anggaran
Pusat
dan
Daerah
Pembangunan
Terminal
Mustokoharjo
Sumber pembiayaan pembangunan terminal Mustokoharjo merupakan investasi
yang
dilakukan
pengembangannya
dengan
menggunakan
dapat
dana
mengoptimalkan
dari
biaya
pemerintah.
dengan
Namun
memikirkan
untuk
skenario
permodalan atau sumber pembiayaan yang tidak hanya mengandalkan modal dari
pemerintah,
melainkan
juga
menjalin
suatu
bentuk
kerjasama
dengan
pihak
28
Eksplorasi
Sumber-Sumber
Pembiayaan
Konvensional
dan
Non
pengalokasian
dana
yang
Konvensional
Sumber
pembiayaan
pembangunan
merupakan
digunakan untuk pembangunan kegiatan ekonomi, sosial, fisik, dan lain sebagainya.
Sumber pembiayaan dibagi menjadi dua macam yakni sumber pembiayaan konvensional
dan sumber pembiayaan non konvensional
dari
pemerintah
(pembiayaan
publik).
Secara
umum
sumber-sumber
goods atau lebih identik dengan barang publik sehingga sumber pembiayaan
pembangunannya sangat memungkinkan berasal dari sumber pembiayaan konvensional.
Jenis-jenis sumber pembiayaan konvensional yang dapat digunakan dalam pembiayaan
pembangunan proyek ini adalah pendapatan, baik dari Pemerintah Pusat maupun
Pemerintah Daerah
Kata lain dari pendapatan yang bersumber Pemerintah Pusat atau Pemerintah
Daerah adalah pay as you go. Hasilnya digunakan untuk membiayai segala pengeluaran
dengan sumber pendapatan yang dihasilkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah
daerah. Sumber dana tersebut dapat berasal dari hasil pungutan pajak, retribusi, serta
alokasi dana baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Metode pembiayaan
yang berasal dari sektor pendapatan ini, umumnya diperuntukan bagi pembangunan
sarana dan prasarana umum masyarakat, seperti Pelabuhan, Terminal, jaringan jalan, dan
lain sebagainya. Berikut ini adalah rincian mengenai sumber-sumber pembiayaan yang
berasal dari pendapatan daerah yang mungkin dapat diterapkan pada studi kasus:
Pendapatan Daerah
Pendapatan daerah adalah hak daerah yang diakui sebagai penambah nilai
kekayaan bersih dalam periode tahun bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali oleh
daerah. Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui Rekening Kas
Umum Daerah yang menambah ekuitas dana. Pendapatan daerah meliputi pendapatan
asli daerah, dana perimbangan, dan pendapatan lainnya.
memungut
PAD
dimaksudkan
agar
daerah
dapat
mendanai
laba
atas
penyertaan
modal
pada
perusahaan
milik
pemerintah (BUMN);
31
dari
kategori
instrumen
sumber
financing)
Salah satu bentuknya adalah pungutan perbaikan (betterment levies).
Pungutan perbaikan merupakan tagihan modal yang ditujukan untuk
memenuhi atau membiayai belanja modal dari investasi prasarana (stein
dalam catanese, 1996)
2. Pembiayaan
melalui
pendapatan
swasta
(private
revenue
financing)
a. Biaya dampak pembangunan (development impact fees)
Biaya dampak pembangunan adalah suatu biaya yang dikarenakan
akibat suatu pembangunan baru dan merupakan salah satu cara untuk
32
33
dikenakan
pada
developer
dalam
rangka
pembangunan
debt financing)
Pembiayaan ini dapat berbentuk :
a. Excess Condemnation
Merupakan metode pembiayaan prasarana secara tidak langsung,
dimana sejumlah tanah disisihkan untuk pembangunan prasarana
dan sejumlah lainnya diberikan kepada developer swasta untuk
pembangunan komersial (Suparmoko, 1987)
b. Linkage
Developer diharuskan menyediakan dan membiayai prasarana yang
sejenis (parallel) di daerah lain yang kurang diinginkan dalam rangka
mendapatkan persetujuan pembangunan di daerah yang mereka
inginkan (Suparmoko, 1987)
c. Sumber pembiayaan melalui kekayaan (equity financing)
Bila dilihat dari sumber pembiayaan melalui kekayaan (equity financing) dapat
diklasifikasikan menjadi 5 jenis yakni:
1. Usaha patungan (join venture)
Joint venture merupakan kerjasama antara swasta dan pemerintah dimana
masing-masing pihak mempunyai posisi yang seimbang dalam perusahaan
yang bersangkutan. Tujuan utama kerjasama ini adalah untuk memadukan
keunggulan yang dimiliki oleh sektor swasta dengan keunggulan yang
dimiliki oleh sektor pemerintah.
4. Sewa (leasing)
Dalam pola ini, pemerintah menyewakan fasiltas untuk dioperasikan oleh
swasta dengan fee tertentu. Swasta tentunya menanggung resiko
komersial dan resiko lainnya yang mungkin terjadi. Tanggung jawab
pemerintah adalah pada asset-aset tetap dan membayar utang jangka
panjang untuk proyek terkait. Fasilitas tersebut akan dikembalikan lagi
kepada pemerintah setelah batas waktu perjanjian berakhir.Keuntungan
dari sistem ini antara lain
d Sindikasi Perbankan
Kredit sindikasi atau syndicated loan adalah pinjaman yang diberikan oleh
beberapa kreditur sindikasi. Kreditur sindikasi terdiri dari bank-bank dan atau
lembaga keuangan lainnya kepada seorang debitur, biasanya berbentuk badan
hukum untuk membiayai satu atau beberapa proyek. Pinjaman yang diberikan
merupakan bentuk sindikasi dari beberapa kriditur karena biasanya biaya yang
dkeluarkan dalam jumlah yang besar.
Kredit sindikasi ditinjau dari asal pembiayaan dapat dibedakan menjadi
offshore loan dan onshore loan. Offshore loan didapatkan dari kreditur asing
berupa kredit valuta asing. Sedangkan onshore loan didapatkan dari kreditur
lokal (dalam negeri). Onshore dapat diberikan berupa valuta asing ataupun
rupiah.
35
Kredit sindikasi ini biasa disebut sebagai dana murah yang harus dibayar
berdasrkan jenis-jenis S.L tersebut di atas kurang dari 1% di atas LIBOR.
Sedangkan bunga yang berlaku pada pinjaman-pinjaman kepada pihak swasta
yang lain adalah lebih tinggi yaitu sebesar lebih dari 1%. Bentuk dana dalam
kredit sindikasi diantaranya :
a.
b.
c.
d.
e.
Eurobond ialah obligasi yang dijual di pasar uang Eropa atau dikenal
juga dengan Euro-Commercial Paper Dealer Agreement karena
pengertian
bond
(obligasi)
dalam
jenis
perjanjian
ini
dapat
sedang
b.
36
c.
dalam
permodalan
(Batas
Maksimum
Pemberian
Pembiayaan/BMPP).
d.
e. Pemberdayaan Masyarakat
Strategi pembiayaan ini dinilai cukup efektif walaupun skala nilai
pembiayaannya kecil. Pemberdayaan masyarakat lebih ditekankan kepada
kemandirian masyarakat dalam mengelola dan menjada ketersediaan public
infrastruktur yang sudah ada sehingga akan menghemat dalam pembiayaan
pemeliharaan. Selain itu untuk skala infrastruktur yang kecil seperti kebutuhan
akan
MCK
dapat
dilakukan
oleh
swadaya
masyarakat
dalam
37
BAB IV
SKEMA PENANGANAN KASUS
Dalam rangka pembangunan Terminal Mustokoharjo di Kabupaten Pati, maka
disusun beberapa asumsi untuk menilai kelayakan ekonomi pengembangan tersebut :
a. Estimasi biaya pendapatan (inflow) terminal
Beberapa jenis kegiatan harus didorong untuk dapat memberi jenis pendapatan yang
memadai terutama dalam rangka pengoperasian fasilitas yang tersedia pada jangka
pendek. Beberapa jenis pendapatan terminal yakni retribusi kendaraan umum, retribusi
parkir kendaraan, retribusi kios, retribusi rumah makan, dan retribusi MCK.
b. Estimasi biaya pengeluaran (outflow) terminal
Biaya-biaya pengeluaran Terminal Mustokoharjo di Kabupaten Pati adalah sebagai
berikut:
1. Biaya Konstruksi, terdiri dari biaya pekerjaan persiapan dan biaya pekerjaan
pembangunan infrastruktur.
2. Biaya Operasional, terdiri dari gaji pegawai, bahan habis, biaya pemeliharaan dan
biaya rehabilitasi.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di Tabel 2.1 pada bab II mengenai Rencana
Anggaran Biaya PembangunanTerminal Mustokoharjo di Kabupaten Pati.
4.1
kelayakan
proyek
pembangunan
Terminal
Mustokoharjo,
Kabupaten
Pati.
Dari
perhitungan nilai NPV, BCR, dan IRR dalam pembangunan Terminal Mustokoharjo
didapatkan hasil nilai NPV negatif, BCR kurang dari satu serta nilai IRR lebih rendah dari
nilai tingkat suku bunga. Beberapa hal tersebut mengindikasikan bahwa pembangunan
Terminal Mustokoharjo tidak layak dilakukan.
Untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukannya pengadaan kebijakan berupa
kenaikan retribusi terhadap jasa pemanfaatan Terminal Mustokoharjo berupa retribusi
kendaraan umum sebesar 50% setiap lima tahun dan untuk retribusi parkir, persewaan
kios dan rumah makan, serta MCK dilakukan kenaikan sebesar 25% setiap lima tahun.
Sehingga didapatkan nilai NVP, BCR, dan IRR yang baru yaitu nilai NPV sebesar
10.390.772.348,84, nilai BCR 1,14 dan nilai IRR yaitu 0,10 pada tingkat suku bunga 8%.
Pembangunan
Terminal
Mustokoharjo
ini
dilakukan
bukan
hanya
untuk
mendapatkan keuntungan langsung, tetapi juga karena adanya manfaat tidak langsung
yang bisa didapatkan karena terminal merupakan barang publik. Karena itu pemerintah
38
untuk
2.632
jiwa
(BPS
Kabupaten
Pati,
2014).
Artinya,
tingkat
aksesibilitas
masyarakat
keluar
maupun
menuju
Kabupaten Pati
Terminal tipe A berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota
dalam propinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan. Dengan adanya Terminal
Mustokoharjo, masyarakat akan mendapatkan kemudahan aksesibilitas baik untuk
mobilitas di dalam Kabupaten Pati, maupun antar kota/kabupaten.
Terminal ini diharapkan mampu meningkatkan sistem transportasi di Pulau
Jawalebih efektif, efesien dan terkendali.Terminal Mustokoharjo yang berada di
jalur pantura merupakan penghubung antar provinsi di Pulau Jawa sehingga
keberadaan
terminal
sangat
dibutuhkan
sebagai
tempat
untuk
istirahat,
yang
berlangsung
di
sekitar
terminal
dapat
berdampak
pada
meningkatnya harga lahan di sekitar terminal. Contoh kenaikan harga lahan akibat
pembangunan terminal dapat dilihat dari studi kasus pembangunan terminal di
Kabupaten Purwokerto, dimana harga lahan sekitar terminal naik hingga 15 kali
lipat setelah rencana pemabangunan terminal diumumkan (suaramerdeka.com,
2006).
d. Peningkatan pendapatan masyarakat dan pendapatan daerah
Dengan adanya lapangan kerja baru, pendapatan masyarakat setempat akan
meningkat. Peningkatan pendapatan juga dapat terjadi akibat tingginya kegiatan
ekonomi di sekitar Terminal Mustokoharjo. Selain itu, Terminal Mustokoharjo
39
4.2
dilakukan
sebelumnya,
rencana
sumber
pembiayaan
pembangunan
Terminal
akan
didapatkan
setelah
adanya
kenaikan
retribusi
yakni
sebesar
Rp
135.121.351.213,00.
Untuk mengantisipasi keterbatasan dana yang dimiliki pemerintah, maka
diperlukan adanya strategi alternatif berupa pembiayaan non-konvensional. Pembiayaan
non-konvensional ini dilakukan untuk mengurangi beban pemerintah dalam hal investasi
40
governance
dan
desentralisasi,
pemerintah
memang
dituntut
untuk
mempu
Tabel 4.1 Neraca Pendapatan dan Pengeluaran Operasional Fasilitas Terminal Mustokoharjo
Tahun
Ke-
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Pendapatan
Pengeluaran
Retribusi
Kendaraan
Umum
Retribusi
Parkir
Kendaraan
Retribusi
Kios
Retribusi
Rumah
Makan
Retribusi
MCK
Sub Total
Gaji
Pegawai
Bahan
Habis
0
587,570,156
616,948,664
647,796,097
680,185,902
714,195,197
749,904,957
787,400,205
826,770,215
868,108,726
911,514,162
957,089,870
1,004,944,364
1,055,191,582
1,107,951,161
1,163,348,719
1,221,516,155
1,282,591,963
1,346,721,561
1,414,057,639
1,484,760,521
1,558,998,547
1,636,948,475
1,718,795,898
1,804,735,693
1,774,414,893
0
1,566,426,750
1,644,748,088
1,726,985,492
1,813,334,766
1,904,001,505
1,999,201,580
2,099,161,659
2,204,119,742
2,314,325,729
2,430,042,016
2,551,544,116
2,679,121,322
2,813,077,388
2,953,731,258
3,101,417,821
3,256,488,712
3,419,313,147
3,590,278,804
3,769,792,745
3,958,282,382
4,156,196,501
4,364,006,326
4,582,206,642
4,811,316,975
4,730,483,541
0
7,200,000
14,400,000
14,400,000
14,400,000
14,400,000
14,400,000
14,400,000
14,400,000
14,400,000
14,400,000
14,400,000
14,400,000
14,400,000
14,400,000
14,400,000
14,400,000
14,400,000
14,400,000
14,400,000
14,400,000
14,400,000
14,400,000
14,400,000
14,400,000
16,056,000
0
7,500,000
15,000,000
15,000,000
15,000,000
15,000,000
15,000,000
15,000,000
15,000,000
15,000,000
15,000,000
15,000,000
15,000,000
15,000,000
15,000,000
15,000,000
15,000,000
15,000,000
15,000,000
15,000,000
15,000,000
15,000,000
15,000,000
15,000,000
15,000,000
16,725,000
0
588,472,500
617,896,125
648,790,931
681,230,478
715,292,002
751,056,602
788,609,432
828,039,903
869,441,899
912,913,994
958,559,693
1,006,487,678
1,056,812,062
1,109,652,665
1,165,135,298
1,223,392,063
1,284,561,666
1,348,789,750
1,416,229,237
1,487,040,699
1,561,392,734
1,639,462,370
1,721,435,489
1,807,507,263
1,777,139,899
0
2,757,169,406
2,908,992,877
3,052,972,520
3,204,151,146
3,362,888,704
3,529,563,139
3,704,571,296
3,888,329,861
4,081,276,354
4,283,870,171
4,496,593,680
4,719,953,364
4,954,481,032
5,200,735,084
5,459,301,838
5,730,796,930
6,015,866,776
6,315,190,115
6,629,479,621
6,959,483,602
7,305,987,782
7,669,817,171
8,051,838,030
8,452,959,931
8,314,819,333
0
600,000,000
660,000,000
660,000,000
660,000,000
660,000,000
726,000,000
726,000,000
726,000,000
726,000,000
726,000,000
798,600,000
798,600,000
798,600,000
798,600,000
798,600,000
878,460,000
878,460,000
878,460,000
878,460,000
878,460,000
966,306,000
966,306,000
966,306,000
966,306,000
966,306,000
0
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
24,000,000
25,200,000
25,200,000
25,200,000
25,200,000
25,200,000
26,460,000
26,460,000
26,460,000
26,460,000
26,460,000
27,783,000
27,849,150
27,852,458
27,852,623
27,852,631
29,245,263
29,245,263
29,245,263
29,245,263
29,245,263
Neraca (Rp)
Pemeliharaan
Rehabilitasi
Sub Total
(tanpa
pengembalian
modal)
0
0
715,314,900
751,080,645
751,080,645
751,080,645
788,634,677
788,634,677
788,634,677
788,634,677
788,634,677
828,066,411
828,066,411
828,066,411
828,066,411
828,066,411
869,469,732
869,469,732
869,469,732
869,469,732
869,469,732
912,943,218
912,943,218
912,943,218
912,943,218
912,943,218
0
0
0
0
0
0
3,576,574,500
0
0
0
0
3,755,403,225
0
0
0
0
3,943,173,386
0
0
0
0
4,140,332,056
0
0
0
0
35,765,745,000
624,000,000
1,399,314,900
1,435,080,645
1,435,080,645
1,435,080,645
5,116,409,177
1,539,834,677
1,539,834,677
1,539,834,677
1,539,834,677
5,408,529,636
1,653,126,411
1,653,126,411
1,653,126,411
1,653,126,411
5,718,886,118
1,775,778,882
1,775,782,189
1,775,782,355
1,775,782,363
6,048,826,537
1,908,494,481
1,908,494,481
1,908,494,481
1,908,494,481
Sebelum
Kenaikan
Retribusi
Setelah
Kenaikan
Retribusi
-35,765,745,000
2,133,169,406
1,509,677,977
1,617,891,875
1,769,070,501
1,927,808,059
-1,586,846,038
2,164,736,619
2,348,495,184
2,541,441,677
2,744,035,494
-911,935,956
3,066,826,953
3,301,354,621
3,547,608,673
3,806,175,427
11,910,812
4,240,087,894
4,539,407,926
4,853,697,266
5,183,701,239
1,257,161,245
5,761,322,690
6,143,343,549
6,544,465,450
6,406,324,852
39,155,188,395
-35,765,745,000
2,133,169,406
1,509,677,977
1,617,891,875
1,769,070,501
1,927,808,059
-815,889,608
2,973,873,370
3,197,721,273
3,432,761,570
3,679,553,883
1,322,032,787
5,411,667,334
5,762,610,221
6,131,100,252
6,518,014,786
4,877,195,088
9,347,235,385
9,900,511,791
10,481,455,324
11,091,446,200
10,662,155,600
15,634,447,563
16,508,005,465
17,425,241,262
18,388,338,849
135,121,351,213
42
4.3
Strategi Pengimplementasian
Strategi pengimplementasian pembiayaan pembangunan alternatif yang ditawarkan
melalui sistem KPS (Kerjasama Pemerintah Swasta) yaitu pembiayaan pembangunan Terminal
Mustokoharjo35% mendapat suplai pendanaan dari Pemerintah Kota Surabaya, sedangkan
sisanya sebesar 65% atau Rp. Rp 22.659.447.000,00 sumber pendanaan akan dibebankan pada
sumber pembiayaan melalui kekayaan (equity financing) tepatnya Joint Venture dan BOT (Built,
Operate, Transfer).
Melalui sistem KPS, terjadi pembagian resiko yang seimbang dan transfer IPTEK antara
swasta dan pemerintah, serta pembiayaan investasi, biaya operasi dan pemeliharaan menjadi
lebih murah melalui kontrak penawaran yang bersaing. Sistem KPS juga bisa menjadi sarana
sharing dana dari pemerintah dan investor. Jika pemerintah tersendat dalam pembiayaan
pembangunan, maka sisa dana investasi akan ditutupi. Sementara dengan adanya skema
pendanaan, diharapkan akan didapatkan bentuk kerjasama pendanaan, pengoperasian, dan
pemeliharaan Terminal Mustokoharjoyang feasible dan berdaya guna dan menghindari
kesalahpahaman peranan antara swasta dan pemerintah.Selain itu, dari alokasi resiko yang
didapat dari skema pendanaan, pemerintah dapat menyiapkan suatu dukungan untuk
memperkecil resiko investasi agar investasi lebih menarik bagi investor, seperti kepastian
penyelesaian proyek, dan bagi perusahaan swasta yang telah melaksanakan studi kelayakan awal
apabila biasanya saat tender mendapat kemudahan (previlage) sampai 10% akan ditingkatkan
menjadi 20%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema skenario pembiayaan di bawah ini.
Pembangunan Terminal Mustokoharjo
SKENARIO 1
SKENARIO 2
Pemda
menyuplai
sumber
pembiayaan 35% sebagai biaya
pekerjaan persiapan
(Rp 35.765.745.000,00)
(Rp 12.500.00.00,00)
Sisa pembiayaan sebear 65% (Rp
23.265.745.000,00)
menggunakan
pembiayaan non-konvensional:
a. Join Venture
b. BOT (Build, Operate, Transfer)
Strategi I : Join Venture
Strategi II : BOT (Build,
Transfer)
Operate,
43
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan sebagai beriku :
Kabupaten Pati memiliki terminal Sleko yang merupakan terminal tipe B yang sudah
tidak memadai.
Terminal Mustokoharjo adalah terminal A yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan
angkutan di Pati.
Berdasarkan analisis, proyek pembangunan Mustokoharjo di Kabupaten Pati tidak layak
dilakukan.
Kebijakan kenaikan retribusi merupakan strategi untuk menutupi biaya investasi
sebesar Rp 35.765.745.000 sehingga hasil kenaikan retribusi menunjukkan bahwa
pembangunan terminal Mustokoharjo layak untuk dilakukan.
5.2.
Rekomendasi
Rekomendasi yang diajukan untuk dipertimbangkan guna mengatasi permasalahan
pembiayaan yaitu :
45