OLEH :
3. Indra Mahendri
Jawab
Selain Bu Erwin memajang barang dagangannya di toko, Bu
Erwin juga menyimpan barang-barang dagangan
dibelakang sebagai stok, jadi barang dagangan tidak
dibiarkan habis lalu Bu Erwin belanja setiap minggunya. Bu
Erwin sudah melebihkan barang belanjaannya sebagai stok
Bu Erwin membawa barang dagangan yang di belinya dari
pajak sambu dengan mobil Pick Up (Pribadi).
2. Bagaimana mengatur barang yang lama
atau rusak agar barang yang lama terlebih
dahulu terjual?
Jawab
Barang-barang yang sudah lama tersebut di letakkan di
depan agar di lihat pengunjung dan memungkinkan mereka
membeli, ibu Erwin akan menjual barang yang lama tersebut
dengan harga sedikit lebih murah agar barang
tersebut laku.
Untuk barang yang rusak, Bu Erwin menggantikannya
kembali ke Toko Pecah Belah yang ia beli di Pajak Sambu.
3. Bagaiman rekapitulasi
keuntungan Bu Erwin?
Jawab
Usaha Bu Erwin ini tidak memiliki pembukuan khusus seperti
tidak mencatat uang keluar atau uang masuk secara konsisten
atau tidak mencatat barang apa saja yang terjual, hanya
menghitung pendapatan perhari kemudian disisihkan untuk
belanja mingguan, perminggu sekitar kurang lebih 30% dari
pendapatan perminggunya. Artinya Bu Erwin hanya menghitung
laba bersihnya sedangkan kotornya tidak terlalu dihitung
4. Bagaimana cara merawat toko tersebut
agar tidak menjadi sarang tikus?
Jawab
Pengaturan toko ini sangat penting sehingga konsumen merasa nyaman saat
berbelanja. Barang-barang dikelompokkan sesuai dengan jenisnya. Misal barang
yang terbuat dari kaca seperti piring, gelas, mangkok, sendok, garpu, pisau, toples,
dll. Barang terbuat dari melamin, panci-panci deibedakan antara yang stainless
steel, aluminium atau dari enamel. Begitu juga dengan barang yang terbuat dari
plastikdapat diatur sesuai golongannya.
Barang yang sering dibeli atau diminati diletakkan ditempat yang mudah dijangkau.
Usahakan toko selalu bersih dan barang-barang tidak berdebu dan berserakan. Atur
tempat penyimpanan barang dan catat dalam stock.
1.1 Dasar Gagasan Membuka Bisnis Baru
Pada Awalnya Ibu Erwin telah
membuka usaha sepatu dipajak Sore,
Toko kemudian beliau membuka usaha Pecah
Sepatu Belah. Bu Erwin membuka Usaha Pecah Belah
ini atas dasar keinginan sendiri dan dorongan
dari orang-orang dekat disekitar Bu Erwin
dikarenakan wilayah pajak sore ini cukup
ramai pengunjungannya diantaranya banyak
Toko Peluang pasar
mahasiswa kos yang membutuhkan keperluan
Atas sehari-hari untuk perlengkapan tempat
Pecah dasar Dorongan Orang tinggalnya sehingga ia mengambil kesempatan
Terdekat dengan membuka usaha pecah belah ini.
Belah
Beliau merintis usahanya dari nol sampai berkembang seperti sekarang
yang bisa dibilang lumayan besar dan ramai pengunjungnya dan
senantiasa memperoleh keuntungan.
Bu Erwin juga menghadapi masa sulit di awal berdirinya Toko yaitu saat
merintis toko, di kala itu pendapatan yang di peroleh Bu Erwin harus
dibagikan untuk melunasi hutang untuk modal awal yang dipinjam Bu
Erwin dari Bank. Keuangan pada masa itu belum stabil tetapi setelah
hutang berhasil dilunasi selama kurang lebih satu tahun dan
pendapatan berangsur-angsur membaik.
1.2 Nama dan Alamat Usaha
Nama Usaha ini adalah “Toko Pecah Belah Bu Erwin” dan Alamat toko
ini di Pajak Sore (Sebelah kanan ± 50m dari lorong masuk Pajak Sore).
Toko ini tidak memiliki nama atau pamflet sebagai tanda pengenal
Toko
c. Lokasi
Lokasi toko Pecah Belah Bu Erwin ini berada di lokasi yang strategis yaitu dekat dengan
kampus USU, Polmed dan beberapa kampus lain, selain itu dekat dengan Pajus.
d. Bangunan
Bangunan toko tersebut merupakan milik sendiri yang
sebelumnya bangunan tersebut pernah disewakan untuk bidang
usaha yang sama sebelum beliau membuka usahanya tersebut.
Untuk ukuran bangunan toko pecah belah ibu Erwin ini ialah 4x7
m. Ibu Erwin tidak membuat Pamflet dikarenakan tidak terfikir
membuat pamflet karena menurutnya lokasi dan tata letak toko
nya cukup strategis untuk menarik pelanggan.
e. Mesin dan Peralatan
Dikarenakan barang-barang yang dijual di toko
Bu Erwin ini dibeli di Pajak Sambu maka tidak menggunakan
mesin atau peralatan apapun.
f. Lay Out Proses
Penjualan pecah bela ini langsung dilayani oleh Bu
Erwin sendiri dengan dibantu 2 pegawainya. Proses penjualannya
sebagai berikut:
g. Proses Produksi
Toko pecah belah Bu Erwin ini tidak mempunyai Proses Produksi dikarenakan
barang-barangnya dibeli di Pajak Sambu.
h. Kapasitas Produksi
Toko Pecah Belah Bu Erwin ini tidak ditentukan kapasitas pembelian barangnya
tergantung persediaan barang yang akan dibeli kembali dikarenakan persediaan yang sudah
habis (sekitar seminggu sekali ke pajak sambu). Biaya pembelanjaan terbesa Ibu Erwin ini
selama seminggu ± Rp. 10.000.000.
j. Tenaga Kerja
Di Toko Pecah Belah Bu Erwin ini mempunyai 2 pegawai tetap yang keduanya
memiliki tugas melayani pelanggan, merapikan barang dagangan, dan membersihkan toko.
2.3 Aspek Pemasaran
a. Peluang Pasar
Di Pajak Sore, peluang usaha pecah belah sangat menjanjikan karena disekitar lokasi tersebut tidak ada tempat
pembelanjaan yang khusus menjual pecah belah (seperti pajus) dan mahasiswa yang tinggal di rumah kos yang ingin membeli
peralatan untuk kebutuhan rumah tinggalnya. Toko pecah belah Bu erwin ini ramai dikunjungi pada hari sabtu dan minggu dan
juga pada saat memasuki tahun ajaran baru dikarenakan banyak pendatang baru ataupun orang yang pindah kos yang
membutuhkan peralatan rumah tangga.
Daerah pemasarn usaha Bu Erwin ini hanya di pajak sore dan sekitarnya.
Kebanyakan pembeli (Konsumen) adalah anak kos karena lokasi pajak sore dekat dengan Kampus dan kos. Tetapi
tidak sedikit konsumen yang berasal dari luar kota seperti kota cane, riau, dll yang berbelanja di toko pecah belah Bu Erwin.
Harga Penjualan setiap barang diambil keuntungan sekitar 15% - 20% dari modal yang dikeluarkan untuk membeli barang tersebut
diluar dari tawar menawar. Misalnya, harga suatu barang yang ia beli di pajak Sambu Rp.200.000 lalu ia menjualnya dengan harga
Rp.250.000. Dalam pembelanjaannya ia menerapkan sistem yang penting laku walaupun untungnya kecil, Dalam pembelanjaan
Rp.1.000.000 ia mendapat untung Rp. 150.000.
e. Struktur Pasar
Di pajak sore struktur pasarnya termasuk “Pasar Persaingan Sempurna” karena jumlah
pembeli dan penjual banyak, posisi tawar konsumen kuat, sensitif terhadap perubahan harga, mudah
untuk masuk dan keluar pasar, barang yang dijual bersifat homogen.
f. Persaingan dan Strategi Pasar
Di pajak Sore ini untuk Usaha Pecah Belah persaingannya lumayan tinggi karena pada
dasarnya dipajak sore banyak yang menjual pecah belah. Untuk Strategi pasar, Bu Erwin tidak ambil
pusing walaupun banyak saingan yang terpenting adalah “Mengejar banyak Laku, meskipun untung
sedikit”, selain itu juga ia menata barang-barangnya dengan rapi dan melengkapi barang-barang yang
umumnya diperlukan. Jadi, beliau menyikapi persaingan ini dengan lebih baik daripada penjual yang lain
dalam pelayanan konsumen.
g. Pangsa Pasar
Ciri-ciri pembeli (Konsumen) pada umumnya ingin harga murah tapi kualitas bagus, jadi harga
yang sudah ditetapkan Bu Erwin mereka tawar sampai harga yang sesuai persetujuan keduanya.
Kebanyakan pembeli adalah anak kos dan ibu-ibu rumah tangga dengan pendapatan yang bervariasi.
Kira-kira langganan ibu erwin ini ialah 30 orang dan perharinya konsumennya sekitar 20 orang.
b. Sumber Dana
Sumber dana untuk usaha ini awalnya dipinjam ke Bank dan pengembalian utang di Bank
selama 6 (enam) bulan dengan menggunakan laba dari pecah belah. kemudian selanjutnya memakai
dana dari pendapatan yang diperoleh dari hasil penjualan.
c. Prediksi Pendapatan
Dari usaha pecah belah Bu Erwin ini, beliau mendapatkan keuntungan bersih sekitar
5jt-6jt per Bulannya. Bu Erwin mengalami masa – masa sulit selama berjualan pada saat awal membuka
usaha tokoh pecah belah dikarenakan barang yang masih sedikit.Oleh karena itu Bu Erwin selalu rajin
membuka tokonya dan tidak lalai agar banyak didatangi konsumen.
d. Prediksi Biaya
Biaya yang dibutuhkan untuk membeli persediaan barang-barang yang
habis setiap minggunya tergantung kebutuhan, apabila banyak barang-barang
habis makin banyak biaya yang dikeluarkan. Biaya ± Rp. 1000.000,-/minggu.
f. Kriteria Investasi
Kriteria Investasi yang dipakai Bu Erwin ini adalah membeli semua barang-
barang pecah belah di pajak Sambu yang kemudian akan dijual kembali di Toko Bu
Erwin, jadi pendapatan didapatkan setiap hari dari keuntungan hasil penjualan
barang-barang. Jadi intinya, beliau menginvestasikan uang dengan cara membeli
barang dengan jumlah yang banyak dan menjualnya dengan harga yang lebih
tinggi.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Dari kegiatan yang telah kami lakukan, kami dapat mengambil beberapa
pelajaran dari pengalaman Bu Erwin tentang berwirausaha yaitu sebagai berikut:
– Mulailah berwirausaha dengan niat dan keyakinan yang kuat, artinya kita siap untuk berjuang
dari bawah menerima semua resiko yang ada setelah usaha itu jalan.
– Untuk memulai Usaha, dibutuhkan modal. Modal tersebut disarankan dari tabungan sendiri
tapi apabila belum cukup untuk memulai usaha bisa meminjamnya ke bank dengan syarat
punya target untuk melunasinya agar usahanya berkembang.
– Harus memiliki jiwa yang pandai bersosialisasi, dengan maksud agar mudah memahami
keinginan konsumen.
– Bu Erwin memiliki prinsip “ Biar Untung Sedikit, Yang penting Laku dan Laris”. Tidak ingin
menetapkan harga terlalu tinggi agar konsumen senang berbelanja di toko Bu Erwin.
Sekian Dan
Terima Kasih