Koperasi adalah Organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-kepentingan
demi bersama.
Pada saat ini apa yang kita semua tau tentang koperasi indonesia? Seperti apa peran
koperasi dalam pembangunan sosial dan ekonomi Indonesia. hearts makala Penyanyi
berdasarkan Uraian Diatas Penulis merumuskan Penulisan makalah Penyanyi dengan judul
Peranan koperasi hearts Pembangunan sosial Dan Ekonomi Indonesia
PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan maka rumusan masalah yang dikaji dalam
diskusi ini tentang tentang koperasi dalam pembangunan sosial dan ekonomi
indonesia.Adapun perumusan masalah dalam perkembangan ini
1. Pengertian Koperasi?
2. Bagaimana Perkembangan Koperasi di Indonesia
3. Peranan koperasi dalam pembangunan sosial dan ekonomi Indonesia
TUJUAN PENULISAN
Suatu perkumpulan yang dibuat oleh orangutan yang memiliki kemampuan ekonomi
tebatas, yang diperuntukkan bagi pengayaan ekonomi kesejahteraan anggotanya.
Tak bisa dibayangkan, manakala saat itu, selain bank, KOPERASI juga ikut colaps, pasti
akan semakin banyak jumlah angkatan kerja yang meningkatkan PHK.
Meskipun demikian, sampai sekarang, di perbankan mata, posisi tawar KOPERASI masih
ada di sebelah mata. Untuk dapat memperoleh kredit, di banyak bank, perlu KOPERASI
melengkapi banyak persyaratan yang perlu merepotkan. Memang banyak KOPERASI
yang nakal. Tapi masih lebih banyak KOPERASI yang baik.
Ada 9 asas pembangunan nasional yang harus diselesaikan dalam setiap pelaksanaan
pembangunan (GBHN, 1988) yaitu:
1) Asas Keimanan dan Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bahwa semua usaha
dan kegiatan pembangunan nasional dijiwai, digerakkan dan dikendalikan oleh
keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sebagai nilai luhur yang
menjadi penggantungan spiritual, moral dan etika di dalam pengangkutan pancasila.
2) Asas Manfaat, semua usaha dan kegiatan pembangunan nasional memberikan manfaat
yang sebesar-besarnya untuk bantuan, bagi peningkatan kesejahteraan rakyat dan
pembangunan pribadi warga negara serta mengutamakan kelestarian nilai-nilai luhur
budaya bangsa dan P elan konservasi lingkungan hidup dan berkelanjutan.
3) Asas Demokrasi Pancasila, yang bertujuan mencapai tujuan pembangunan nasional
yang terkait dengan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dilakukan
dengan semangat kekeluargaan yang bercirikan kebersamaan, gotong-royong, persatuan
dan musyawarah untuk mencapai mufakat.
4) Asas Adil dan Merata, pembangunan nasional yang diselenggarakan oleh usaha
bersama harus membagi semua lapisan masyarakat dan di seluruh wilayah tanah udara.
5) Asas Keseimbangan, Keserasian, dan Keselarasan dalam Perikehidupan, maka dalam
pembangunan nasional harus ada keseimbangan antara kepentingan, yaitu
keseimbangan, keserasian, keselarasan antara kepentingan dunia dan akhirat, jiwa dan
raga, individu, masyarakat dana negara, dan lain-lain.
6) Asas Kesadaran Hukum, tentang pembangunan nasional untuk setiap negara dan
penyelenggara negara harus pada hukum yang berintikan keadilan dan keadilan, serta
negara yang diwajibkan untuk menegakkan dan menjamin kepastian hukum.
7) Asas Kemandirian, bagaimana dalam pembangunan nasional harus berlandaskan pada
kepercayaan akan kemampuan dan kekuatan sendiri serta bersendikan untuk
kepribadianbangsa.
8) Asas Kejuangan, dalam penyelenggaraan pembangunan nasional, penyelenggaraan
negara dan masyarakat harus memiliki mental, tekad, jiwa dan semangat pengabdian
serta ketaatan dan disiplin yang lebih tinggi dengan lebih mengutamakan kepentingan
bangsa sesuai kepentingan pribadi / golongan.
9) Asas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dalam pembangunan nasional dapat
menyediakan pertumbuhan pemerintah yang setinggi-tinggi, penyelenggaraannya perlu
menerapakan nilai-nilai ilmu pengetahuan dan teknologi dengan seksama dan
bertanggung jawab dengan memperhatikan nilai-nilai agama dan nilai-nilai luhur
budaya bangsa onomian nasional.
Dalam sistem ekonomi Indonesia dikenal ada tiga pilar utama yang menyangga
ekonomi. Ketiga pilar itu adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha
Milik Swasta (BUMS), dan Koperasi. Ketiga pilar ekonomi tersebut memiliki peran
masing-masing yang sangat spesifik sesuai dengan kapasitasnya. Dari tiga pilar itu,
koperasi, walau sering disebut sebagai soko guru ekonomi, secara umum merupakan
pilar ekonomi yang “jalannya paling terseok” dibandingkan dengan BUMN dan
BUMS. Sementara koperasi selama ini telah didukung oleh pemerintah sesuai
kedudukannya yang istimewa yaitu sebagai soko guru anggaran.
Ide dasar pembentukan koperasi yang sering dibahas dengan pasal 33 UUD 1945,
khususnya Ayat 1 yang membahas tentang “Perekonomian yang disusun bersama
dengan berdasar atas asas kekeluargaan”. Dalam Penjelasan UUD 1945 itu dinyatakan
bahwa mendapatkan usaha yang paling cocok dengan asas kekeluargaan itu adalah
koperasi. Tafsiran itu sering disebut sebagai perumus pasal tersebut. Berdasarkan data
resmi dari Departemen Koperasi dan UKM, sampai dengan bulan November 2001,
jumlah koperasi di seluruh Indonesia berjumlah 103.000 unit lebih, dengan jumlah
perolehan sebanyak 26.000.000 orang. Jumlah itu dibandingkan dengan jumlah
koperasi per-Desember 1998 Jumlah koperasi aktif, juga perkembangan yang cukup
menggembirakan.
Tahun 2006:
Dihadirkan 138.411 unit dengan anggota 27.042.342 orang akan tetapi aktif 94.708 unit
dan yang tidak aktif berjumlah 43.703 unit.
Bagi Bung Hatta, koperasi yang menyetujui lembaga yang antipasar atau nonpasar
dalam masyarakat tradisional. Koperasi, mendukung adalah lembaga swadaya
masyarakat yang lemah atau rakyat kecil untuk bisa mengendalikan pasar. Karena itu
koperasi harus bisa bekerja dalam sistem pasar, dengan cara menerapkan prinsip
efisiensi.
Namun, sejak diperkenalkan koperasi di Indonesia pada awal abad 20, dan dalam
perkembangannya hingga saat ini koperasi di Indonesia memiliki makna ganda yang
bersifat ambivalen, yaitu koperasi sebagai badan usaha dan sekaligus juga sebagai
semangat dan perkembangan yang ditingkatkan.
koperasi sering dilihat sebagai salah satu bentuk usaha yang bisa bergerak seperti
bentuk usaha lain yang dikenal di Indonesia seperti PT, CV, Firma, NV. Sementara
dalam konteks makna kedua ini, usaha yang dilakukan koperasi disusun berdasarkan
atas azas kebersamaan. Karena kebersamaannya ini, bentuk kepemilikan properti di
koperasi yang “konservatif” sering tidak dibuat dalam bentuk kepemilikan saham
dalam bentuk sederhana dan wajibela, iuran, kontribusi dan bentuk lainnya.
Konsekuensi dari bentuk kepemilikan seperti itu adalah sebutan kepemilikannya bukan
sebagai kepemilikan saham yang didukung sebagai anggota. Oleh karena itu, koperasi
sering digunakan untuk mencapai tujuan yang ditentukan para anggotanya atau untuk
kesejahteraan anggota. Secara bisnis, sebenarnya makna ganda koperasi ini cukup
merepotkan. Karena koperasi menghargai badan usaha, maka kiprah usaha koperasi
harus seperti badan usaha lainnya. Dalam artian ini, sebagai sebuah badan usaha,
koperasi mestinya meraih laba sebesar-besarnya dengan langkah-langkah dan
perhitungan bisnis seperti yang biasa dilakukan oleh perusahaan lain.
Mungkin perbedaan yang paling besar antara koperasi di negara-negara lain, prioritas
negara maju, dengan di Indonesia adalah yang dimaksud dan peran dari koperasi di
Indonesia tidak terlepas dari ideologi dan penghidupan yang layak untuk mencapai
sebagian masyarakat dan makmur untuk seluruh rakyat Indonesia, disetujui oleh Pasal
27 ayat (2) UUD 1945 yang merupakan hak setiap warga negara (Hariyono, 2003).
Konsukwensi, koperasi di Indonesia memiliki tanggung jawab sosial Jauh lebih besar
dari tanggung jawab “bisnis” yang bertanggung jawab atas efisiensi, produktivitas,
keunggulan dan daya saing, dan sangat tergantung pada kebijakan negara atau
intervensi pemerintah yang menggunakan koperasi di negara maju.
Sementara itu, ciri utama pengembangan koperasi di Indonesia adalah dengan pola
pertemuan kepada program yaitu:
Sebagai akibatnya prakarsa masyarakat luas kurang berkembang dan jika tidak
diberikan tempat semestinya. Fenomena ini sekarang harus diubah karena adanya
perubahan bisnis yang dikembangkan terkait dengan proses globalisasi dan liberalisasi
perdagangan dan ekonomi. Untuk mengubah arah ini hanya dapat dilakukan jika
mengatur mulai ditempatkan pada daerah otonom.
PRINSIP KOPERASI
Menurut UU No. 25 tahun 1992 Sebuah. Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi
yang bergerak di bidang simpanan dan pinjaman.
Koperasi Konsumen
Koperasi Produsen
Koperasi Pemasaran
Koperasi Jasa
1. Dampak mikro yang langsung terhadap para anggota dan keuangannya, yang timbul
dari peningkatan layanan koperasi dan dari kegiatan kegiatan kelompok koperasi:
penawaran kepada para petani sebagai anggota, jasa layanan yang meningkatkan
efektifitas usaha mereka melalui usaha perkreditan, pengadaan , pemasaran,
konsultasi, dan sebagainya. Jika pelayanan tersebut diterima oleh anggota dapat:
Jika para petani setuju tentang peningkatan pendapatanyang harus dicari melalui
kegiatan-kegiatannya dengan koperasi tertentu, maka kosekuensi berikut ini akan
terlihat.
a. Sebuah Pengganti para petani dan pengusaha kecil dan menengah yang
berpikir tradisional menjadi termotivasi dan dengan demikian memperoleh
peluang untuk memanfaatkan sumberdayanya sendiri.
b. Diversifikasi struktur produksi, peningkatan usaha bahan makanan dari bahan
mentah.
c. Peningkatan pendapatan dan peningkatan ekonomi para petani, pengrajin, dan
pekerja lepas dapat mengurangi kemiskinan di pedesaan.
d. Peningkatan pelatihan pembentukan modal dan perbaikan “modal manusia”
melalui pendidikan, latihan manajer, karyawan, dan anggota.
e. Transfomasi secara bertahap para petani yang berorientasi pada pemenuhan
kebutuhan dasar ke dalam sistem ekonomi yang semakin berkembang, melalui
pembagian kerja dan kebutuhan yang semakin meningkat.
f. Pengembangan pasar, perbaikan struktur pasar, perlindungan pasar, dan
prestasi pasar, dan persaingan semakin efektif akan meningkatkan koordinasi
yang saling membantu dari berbagai rencana ekonomi konsumen dan produsen
berbagai barang dan jasa.
Dorongan dari luar yang disediakan untuk pembangunan koperasi dapat dilakukan di
benarkan, karena mewakili berbagai yang terkait dengan pembangunan yang
diharapkan akan timbul sebagai akibat dari berbagai kegiatan yang di laksanakan oleh
organisasi swadaya koperasi yang mendukung efisiensi dan mandiri.
Koperasi koperasi “di awasi negara” di sekitar tingkat di mana tujuan di atas dan di
mana kegiatan-kegiatannya diikutsertakan oleh berbagai kebijakan dan program
pembangunan di pemerintahan (yang sering disebut di pusat dan dilaksanak di
pemerintahan) oleh administrasi pembangunan pemerintah atau semi pemerintah
yang bertanggung jawab atas peleksanaan kebijakan dan program yang disetujui,
dan yang menggunakan koordinasi sebagai agennya yang bekerja pada tingkat lokal.
Tahap I. Oficialisasi
Tahap III. Otonom
1. Memberikan kontribusi (calon) anggota yang cukup dan tidak puas dengan
kondisi ekonomi dan sosial yang ada dan memperbaikinya secara aktif;
3. Bagi keuntunga keuntungan dari kerja sama yang potensial, yang dapat
diimplementasikan untuk kepentingan manfaat mereka;
5. Mereka bersedia untuk bekerja sama dan membentuk satu kelompok kperasi;
7. Tidak ada kaidah tradisional selain peraturan dan peraturan yang mengatur
suatu organisasi swadaya koperasi yang baru, yang dapat di katakan sebagai suatu
inovasi terhadap lingkungan lokal.
Melalui suatu kebikjaksanaan sesuatu yang penting yang dapat diberikan pada tindakan
yang diberikan atau yang dapat diselesaikan yang ada dalam bidang sosial dan
ekonomi. Misalnya: landreform anataralain, program pemukiman kembali, proyek
perumahan, program pembangunan pedesaan, perbikan kampung, dan pemberantasan
huruf besar. Selain itu, melalui upaya usaha untuk memperbaiki prasarana yang telah
ada, seperti organisasi pasar, perbikan sistem transportasi dan komunikasi, pembaruan
layanan pembahuhan, dansebagainya.
III. PENUTUP
KESIMPULAN
Koperasi adalah Organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-kepentingan
demi bersama.
KOPERASI dianggap sebagai badan usaha yang terlalu banyak merepoti pemerintah. Karena
banyak kredit program yang diterima KOPERASI (dapat KUD) raib diselewengkan
pengelolanya.
Perjalanan koperasi sebagai salah satu pilar ekonomi adalah perjalanan panjang sejarah
ekonomibangsa ini. Setelah Indonesia merdeka, koperasi menerima unit ekonomi yang sesuai
untuk Indonesia danideologi Pancasila. Hal ini karena koperasi cocokdengan watak ekonomi
Pancasila (ekonomi yang bersendipada seluruh nilai-nilai moral dan sesuai pada seluruhaspek
kehidupan sila-sila dari Pancasila).