33
juga didorong sifat orang-orang Indonesia yang cenderung bergotong royong
dan kekeluargaan sesuai dengan prinsip koperasi. Bahkan untuk
mengansitipasi perkembangan ekonomi yang berkembang pesat
pemerintahan Hindia-Belanda pada saat itu mengeluarkan peraturan
perundangan tentang perkoperasian. Pertama, diterbitkan Peraturan
Perkumpulan Koperasi No. 43, Tahun 1915, lalu pada tahun 1927
dikeluarkan pula Peraturan No. 91, Tahun 1927, yang mengatur
Perkumpulan-Perkumpulan Koperasi bagi golongan Bumiputra. Pada tahun
1933, Pemerintah Hindia-Belanda menetapkan Peraturan Umum
Perkumpulan-Perkumpulan Koperasi No. 21, Tahun 1933. Peraturan tahun
1933 itu, hanya diberlakukan bagi golongan yang tunduk kepada tatanan
hukum Barat, sedangkan Peraturan tahun 1927, berlaku bagi golongan
Bumiputra.
Setelah pemerintahan Hindia-belanda menunjukkan sikap
diskriminasi dalam peraturan yang dibuatnya. Pada tahun 1908 Dr.
Sutomo yang merupakan pendiri dari Boedi Utomo memberikan
perananya bagi gerakan koperasi untuk memperbaiki kondisi kehidupan
rakyat. Serikat Dagang Islam (SDI) 1927, Dibentuk bertujuan untuk
memperjuangkan kedudukan ekonomi pengusah-pengusaha pribumi.
Kemudian pada tahun 1929, berdiri Partai Nasional Indonesia yang
memperjuangkan penyebarluasan semangat koperasi.
Setelah jepang berhasil menguasai sebagian besar daerah asia, termasuk
Indonesia, system pemerintahan pun berpindah tangan dari pemerintahan
Hindia-Belanda ke pemerintahan Jepang. Jepang lalu mendirikan koperasi
kumiyai, namun hal ini hanya dimanfaatkan Jepang untuk mengeruk
keuntungan, dan menyengsarakan rakyat Indonesia. Setelah Indonesia
merdeka, pada tanggal 12 juli 1947, pergerakan koperasi di Indonesia
mengadakan Kongres Koperasi yang pertama di Tasikmalaya. Hari ini
kemudian ditetapkan sebagai Hari Koperasi Indonesia.Sekaligus membentuk
Sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia (SOKRI) yang berkedudukan
di Tasikmalaya.
Lalu kita mengenal Moh. Hatta sebagai bapak koperasi. Beliau
34
mengusulkan didirikannya 3 macam koperasi : Pertama, adalah koperasi
konsumsi yang terutama melayani kebutuhan kaum buruh dan pegawai.
Kedua, adalah koperasi produksi yang merupakan wadah kaum petani
(termasuk peternak atau nelayan). Ketiga, adalah koperasi kredit yang
melayani pedagang kecil dan pengusaha kecil guna memenuhi kebutuhan
modal.
35
• Kemandirian;
• Pendidikan perkoperasian; dan
• Kerjasama antar koperasi
36
B. Menurut Undang-undang No. 25 Tahun 1992
Prinsip-prinsip menurut undang-undang No. 25 tahun 1992 Pasal 5 dan
yang berlaku saat ini di Indonesia disebutkan prinsip koperasi adalah
sebagai berikut :
• Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
• Pengelolaan dilakukan secara demokratis
• Pembagian Sisa Hasil Usaha ( SHU ) dilakukan secara adil
sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota (andil
anggota tersebut dalam koperasi)
• Pemberian balas jasa terhadap modal terbatas
• Kemandirian
• Pendidikan perkoperasian
• Kerjasama antar koperasi
37
ini meliputi landasan ideal, konstitusional, mental dan operasional.
A. Landasan Ideal
Disini koperasi berlandaskan pada Pancasila. Artinya nilai-nilai lima
sila Pancasila harus menjiwai dan tercermin dalam setiap kegiatan dan tujuan
koperasi. Dalam hal kegiatan, misalnya, baik pengurus maupun anggota
koperasi berupaya mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap tindakan
yang mengatasnamakan koperasi.
Sementara dalam hal tujuan, koperasi berupaya mewujudkan tujuan
Pancasila, yaitu kesejahteraan sosial.
B. Landasan konstitusional
Secara konstitusional, kopetasi Indonesia berlandaskan pada UUD
1945, khususnya Pasal 33 ayat (1), yang berbunyi: “Perekonomian disusun
sebagai usaha bersama berdasar atas asa kekeluargaan.” Artinya, peraturan
dan kegiatan koperasi harus memuat nilai usaha bersama dan asas
kekeluargaan.
Dalam hal peraturan, anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
koperasi memuat pedoman yang tidak bertentangan dengan isi Pasal 33 ayat 1,
UUD 1945. Sedangkan dalam hal kegiatan, struktur keanggotaan, bidang
kegiatan dan operasional koperasi benar-benar memperlihatkan kebersamaan
dan kekeluargaan.
C. Landasan Mental
Landasan mental koperasi Indonesia adalah kesetiakawanan dan
kesadaran pribadi. Kesetiakawanan berarti sesama anggota koperasi
memahami sebagai satu tim, bahkan keluarga sehingga mau saling
mendukung untuk mencapai kesejahteraan bersama.
Sementara kesadaran pribadi berarti sesama anggota koperasi bersedia
menjadi produkti dan saling mendukung mengembangkan
38
koperasi, bukan karena terpaksa melainkan timbul dari diri sendiri.
D. Landasan Operasional
Landasan operasional koperasi berkaitan dengan peraturan dan tata
tertib yang wajib ditaati oleh semua anggota koperasi, baik pengurus maupun
anggota biasa. Peraturan dan tata tertib ini berfungsi sebagai pedoman agar
setiap anggota mengetahui dan menjalankan tugas serta tanggung jawabnya
masing-masing.
Landasan operasional dapat dibedakan menjadi dua, yakni UU No
17 Tahun 2012, yang didalamnya berisi tentang pokok-pokok
perkoperasian dan Anggaran Dasar (AD) serta Anggaran Rumah Tangga
(ART) Koperasi.
39
3.5. Perbedaan Koperasi Dengan Badan Usaha Lain
Berikut ini adalah perbedaaan antara koperasi dan badabn usaha lain,
diantaranya:
• Keanggotaan
Keanggotaan koperasi terbuka bagi semua warga negara yang sudah
dewasa. Sedangkan keanggotaan dari badan usaha lain hanya terbuka
bagi orang yang memiliki modal.
• Sifat Keaggotaan
Dalam koperasi, keanggotaan bersifat sukarela dan melebar pada
pribadi masing masing dan tidak bisa diwakilkan orang lain.
Sedangkan dalam badan usaha lain terdapat ketentuan-ketentuan
pembatasan menurut kriteria pemilik modal dan hubungan saudara.
• Kekuasaan Tertinggi
Dalam koperasi, kekuasaan tertinggi ada pada rapat anggota.
Sedangkan dalam badan usaha lain kekuasaan tertinggi ada pada rapat
pemegang saham atau pemodal.
40
• Hak Suara Dalam Rapat
Dalam koperasi, satu anggota memiliki satu suara yang tidak dapat
diwakilkan pada orang lain. Sedangkan dalam badan usaha, pemodal
dapat memiliki lebih dari satu suara.
• Perolehan Modal
Modal koperasi diperoleh dari simpanan anggota. Sedangkan modal
dari badan usaha diperoleh dari penjualan modal.
• Pembagian Keuangan
Pembagian keuangan dalam koperasi dilakukan berdasarkan jasa
masing-masing anggota pada koperasi. Sedangkan badan usaha lain,
pembagian keuangan berdasarkan besar kecilnya modal yang diberikan
pada badan usah tersebut.
41
• Dasar Keyakinan Usaha
Dasar keyakinan usaha koperasi yaitu kepercayaan pada kekuatan dan
usaha sendiri dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan sendiri serta
betrusaha untuk kepentingan anggota dengan berdasarkan asas dan
sendi-sendi koperasi. Sedangkan badan usaha lain, dasar keyakinan
usahanya yaitu kepercayaan atas kekuatan modal dan kemampuan
pemasaran serta berusaha untuk kepentingan pemodal.
Latihan
1. Jelaskan perjalanan sejarah Koperasi di Indonesia.
2. Sebutkan prinsip-prinsip koperasi yang terbaru.
3. Sebutkan Undang-undang mengenai koperasi dari sejak zaman
kemerdekaan sampai dengan sekarang.
4. Jelaskan landasan-landasar dari koperasi di Indonesia
5. Sebutkan 8 perbedaan Koperasi dengan Badan usaha lain.
42
43
~ LEMBAR JAWABAN ~
...............................................................
.................
...............................................................
.................
...............................................................
.................
...............................................................
.................
...............................................................
.................
...............................................................
.................
...............................................................
.................
...............................................................
.................
...............................................................
.................
...............................................................
.................
...............................................................
.................
...............................................................
.................
...............................................................
.................
...............................................................
.................
...............................................................
.................
...............................................................
.................
...............................................................
.................
...............................................................
.................
...............................................................
.................
...............................................................
.................
...............................................................
.................
...............................................................
.................
...............................................................
.................
...............................................................
.................
...............................................................
.................
..............................................................
..................
..............................................................
..................
..............................................................
..................
..............................................................
..................
..............................................................
..................
..............................................................
..................
..............................................................
..................
..............................................................
..................
..............................................................
..................
..............................................................
..................
..............................................................
..................
..............................................................
..................
..............................................................
..................
..............................................................
..................
..............................................................
..................
..............................................................
..................
..............................................................
..................
..............................................................
..................
..............................................................
..................
..............................................................
..................
..............................................................
..................
..............................................................
..................
..............................................................
..................
..............................................................
..................
NAMA :
NPM :