Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

METODE PENELITIAN KUALITATIF

Tentang

OBSERVASI

Oleh Kelompok I :

VALERIA PRAMITA : 512 . 107 DEWI SUCI ANDINI :512 . 101

NURHAMIDAH : 512 . 059 YELDI EFRIANTO : 512 . 115

VERA TRISNA : 512 . 015 NURSENANG : 512 . 119

KHAIRIANIS SABRI : 512 . 031 MUHAMMAD YURIYAN : 512 . 121

DELITA FITRI : 512 . 061 LISA PUTRI : 512 . 171

DEVISCO IRAWAN : 512 . 083 KHAIRIL FAJRI : 511 . 084

Dosen Pembimbing :

PISMAWENZI, M.Ag

JURUSAN PSIKOLOGI ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

IMAM BONJOL PADANG

1435 H / 2014 M
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahim

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
petunjuk-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Salawat dan salam untuk
penghulu dari segala nabi, yaitu Nabi Muhammad Saw yang telah memotivasi
manusia agar menuntut dan menggembangkan ilmu pengetahuan dengan jalan
membaca sebagaimana yang terdapat pada surah al – ‘Alaq ayat 1 – 5.

Makalah yang berjudul “OBSERVASI” ini kami susun sebagai usaha untuk
memberikan informasi mengenai observasi sebagai salah satu metode yang dapat kita
gunakan sebagai alat pengumpul data dalam melakukan sebuah penelitian.

Pada kesempatan ini, kami menyampaikan terimakasih kepada :


1. Bapak/Ibu dosen selaku pembimbing
2. Kedua orang tua kami yang telah memberikan motivasi dan dorongan
3. Pihak – pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Akhir kata, tidak ada gading yang tak retak, tidak ada manusia yang sempurna.
Demikian juga dengan makalah ini yang masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini di
masa yang akan datang. Semoga makalah yang sederhana ini berguna bagi kita
semua. Amiiin.

Padang, 22 Oktober 2014

Penyusun
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Metode observasi merupakan metode assesment yang tertua dalam psikologi. Metode
observasi telah digunakan untuk mengobservasi perilaku verbal maupun non - verbal. Begitu
pula halnya dengan ujian masuk perguruan tinggi. Metode observasi paling banyak digunakan
dalam mengkaji perkembangan dan pendidikan anak. Observasi langsung merupakan bagian
penting dari proses penemuan, dalam pengajaran maupun penelitian.

Observasi merupakan sarana untuk menggeneralisasi hipotesis atau ide. Pemahaman


yang diperoleh dari observasi tersebut dapat dijadikan landasan untuk merancang aktivitas
yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran di sekolah. Observasi dapat digunakan
sebagai sarana untuk menjawab suatu pertanyaan khusus/spesifik. Observasi dapat
memberikan gambaran yang lebih realistik tentang suatu peristiwa atau perilaku,
dibandingkan metode pengumpulan informasi lainnya . melalui observasi dimungkinkan untuk
mengukur perilaku anak yang tidak dapat diukur dengan alat lain, misalnya pada anak yang
memiliki kemampuan bahasa terbatas dan mengalami kesulitan .melalui observasi
dimungkinkan bagi peneliti atau praktisi untuk memahami perilaku anak dengan lebih baik ,
observasi dapat menjadi sarana dalam melakukan evaluasi.
PEMBAHASAN

A. Sejarah Observasi

Sejarah pengunaan observasi sebagai sebuah instrumen penggalian data telah


ratusan tahun digunakan dan dianggap sebagai sebuah instrumen yang dapat
dipercaya (Russell, dalam Lee & Broderick, 2007). Bahkan Russell mengatakan
bahwa metode observasi berusia lebih tua daripada ilmu pengetahuan1. Pada zaman
dahulu, ketika ilmu pengetahuan belum lahir dan masih berupa pengetahuan –
pengetahuan sederhana saja, orang – orang yang menekuni pengetahuan tersebut
mengandalkan metode observasi sebagai metode utama mencapai suatu pengetahuan.

Contoh yang mendasari penggunaan observasi pada masa lampau adalah


Aristoteles. Ia menggembangkan sebuah konsep induksi (induction) yang merupakan
sebuah pengambaran dan enjelasan secara teoritis dari hasil observasi terhadap dunia.
Induksi merupakan kerangka metodologis yang digunakan oleh para filsuf ataupun
para pemikir filsafat dalam memahami sesuatu yang dilihat dan diamati.

Contoh lainnya dalam penggunaan metode observasi adalah ditemukannya


suatu garis sejarah ilmu pengetahuan yang dimulai sejak Heraclitus, ia menyatakan
bahwa suatu pengaetahuan tidak boleh hanya berdasarkan kepada pengamatan yang
tanpa dasar. Segalanya harus berdasarkan kepada sebuah alsan logis atas pengamatan
tersebut. Pengamatan dengan alasan logis yang dimaksudkan Heraclitus adalah
sebuah hasil observasi (Lee & Brodrick, 2007).

Pernyataan Heraclitus, menjadi dasar pemikiran lahirnya tokoh – tokoh lain.


Yang paling terkenal adalah Rene Descartes yang terkenal dengan pernytaannya
“cogito ergo sum” yang berarti “saya berpikir, maka dari itu saya ada”.

Pendapat Descartes mendapat tantangan yang kuat dari kubu ilmuwan yang
memiliki paradigma empiris seperti Jhon Locke, Francis Bacon, dan Rudolf Carnap.
Para ilmuwan tersebut menolak argumen ilmuwan rasionalis dengan alasan bahwa
ilmu pengetahuan seharusnya berasal dari sesuatu yang dapat langsung diobservasi
dan dapat dibuktikan secara konkret dan nyata melalui indrawi (bukan pembuktian

1
Herdiansyah, Wawancara, Observasi, dan Focus Group, (Jakarta : Grafindo, 2013), hal.124.
berdasarkan pemikiran). Inilah yang kemudia menjadi dasar bagi berkembangnya
metode observasi partisipan sekarang ini, di mana peneliti harus mengamati secara
langsung objek yang menjadi kajian observasinya. Dewasa ini, metode observasi
digunakan dalam riset – riset kualitatif maupun kuantitatif.

B. Definisi Observasi

Matthew and Ross (2010) mendefinisikan observasi sebagai metode


pengumpulan data melalui indra manusia. Pendapat ini mengacu kepada kancah riset
kualitatif, yaitu proses mengamati subjek penelitian beserta lingkungannya dan
melakukan perekaman dan pemotretan atas perilaku yang diamati tanpa mengubah
kondisi alamiah subjek dengan lingkungan sosialnya2.

John W. Creswell (2008) mendefiniskan observasi sebagai sebuah proses


penggalian data yang dilakukan langsung oleh peneliti sendiri (bukan oleh asisten
peneliti atau oleh orang lain) dngan cara melakukan pengamatan mendetail terhadap
manusia sebagai objek observasi dan lingkungannya dalam kancah riset. Creswell
menekankan bahwa observasi tidak dapat memisahkan objek manusia dengan
lingkungannya, karena menurut Creswell, manusia dengan lingkungan adalah satu
paket. Manusia adalah produk dari lingkungannya dimana terjadi proses saling
memengaruhi antara satu dengan lainnya.

Gordon E. Mills (2003) menyatakan bahwa obervasi adalah sebuah kegiatan


yang terencana dan terfokus untuk melihat dan mencatat serangkaian perilaku
ataupun jalannya sebuah sistem yang memiliki tujuan tertentu, serta mengungkap apa
yang ada di balik munculnya perilaku dan landasan suatu sistem tersebut. Definisi
menurut Mills di atas menyiratkan bahwa observasi pada dasarnya bukan hanya
mencatat perilaku yang dimunculkan oleh subjek penelitian semata, tetapi juga harus
mampu memprediksi apa yang menjadi latar belakang perilaku tersebut dimunculkan.

Berdasarkan beberapa definisi observasi yang dikemukakan oleh ketiga tokoh


iatas, maka dapat disimpulkan bahwa :

2
Ibid, hal. 129.
Observasi didefinisikan sebagai suatu proses melihat, mengamati, dan
mencermati serta “merekam” perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu.
Observasi ialah suatu kegiatan mencari data yang dapat digunakan untuk
memberikan suatu kesipulan atau diagnosis (Herdiansyah, 2010).

Inti dari observasi adalah adanya perilaku yang tampak dan adanya tujuan
yang ingin dicapai.

C. Tujuan Observasi

Observasi memiliki beberapa tujuan, diantaranya :

1. Untuk memperoleh informasi tentang kelakuan manusia seperti terjadi dalam


kenyataan.
2. Memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang kehidupan sosial, yang sukar
diperoleh metode lain.
3. Berfungsi sebagai Eksplorasi, artinya dapat memperoleh gambaran yang lebih
jelas tentang masalahnya dan memungkinkan petunjuk – petunjuk tentang cara
memecahkannya.

D. Manfaat Observasi

Observasi memiliki beberapa manfaat diantaranya :

1. Peneliti dapat mengetahui ada/tidaknya kenyataan atau fakta kehidupan yang


dicari dalam penelitian tersebut.
2. Peneliti dapat mengetahui kuantum kenyataan/fakta kehidupan tersebut.
3. Peneliti dapat membuktikan konsep teori yang dibuatnya3.

E. Syarat Prilaku Observasi

Objek observasi adalah perilaku yang tampak, yang sengaja dimunculkan


(terencana) dan memiliki tujuan tertentu. Dari pernyataan di atas, ada beberapa syarat
perilaku yang dapat di observasi4, antara lain :

3
Bagong Suyanto, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta : Kencana Media Group, 2006), hal. 83.
4
Herdiansyah, Opcit,hal 132.
1. Dapat dilihat. Perilaku tersebut dapat dilihat dan diamati. Pengamatan dapat
dilihat berdasarkan frekuensinya (seberapa banyak / sering perilaku tersebut
muncul), berdasarkan penyebab perilakunya, dan durasinya.
2. Dapat didengar. Walaupun perilaku tersebut tidak dapat terlihat langsung
oleh mata, namun jika masih dapat didengar, maka dapat diobservasi.
Misalnya sedang ingin mengobservasi adanya konflik dalam rumah tangga,
yang terjadi di sebuah keluarga. Tentu tidak mungkin perilaku konflik tersebut
dilakukan didepan umum atau didepan kita sebagai peneliti yang hendak
mengobservasi. Konflik yang terjadi dapat di observasi dari seberapa sering
suami istri dalam keluarga tersebut, terdengar bertengkar dan beradu mulut,
adanya barang-barang yang pecah, dan seberapa sering terdengar tangisan.
3. Dapat dihitung. Sesuatu yang dapat dihitung juga dapat dijadikan objek
observasi. Hal ini biasanya terkait dengan kuantitas dari sebuah perilaku yang
muncul. Misalnya mengobservasi perilaku menguap seorang mahasiswa
didalam kelas. Frekuensi kemunculan perilaku menguap tersebut dapat
dijadikan dasar interpretasi mengapa perilaku itu muncul.
4. Dapat diukur. Atribut yang diukur menjadi dasar yang menentukan
interpretasi dari sesuatu yang di observasi.

Dari keempat syarat perilaku tersebut, sebuah perilaku yang diobservasi dapat saja
meliputi keempat syaratnya, dua syarat, atau hanya satu syarat. Yang terpenting
adalah bagaimana operasionalisasi perilaku dapat disesuaikan dengan apa yang
hendak dijadikan objek untuk diobservasi.

F. Kelebihan dan Kekurangan Observasi

Kelebihan observasi :

1. Data yang di kumpulkan melalui observasi cenderung mempunyai keandalan


yang tinggi karena peneliti sendiri yang mengamati secara seksama setiap
perilaku yang diobservasi, maksudnya peneliti adalah first-hand dari observasi
yang dilakukan, artinya peneliti sendiri yang turun ke lapangan dan melakukan
observasi.
2. Dapat dilihat langsung apa yang sedang dikerjakan oleh sabjek hingga kepada
hal yang ditail, maksudnya obervasi mampu merekam perilaku secara lebih
detail.
3. Dapat mencatat perilaku yang sulit di ungkapkan melalui bahasa verbal,
maksudnya obervasi memberikan penjelasan dan bantuan untuk mentafsirkan
apa saja gerakan atau kegiatan yang sulit diungkapkan melalui bahasa verbal.
4. Dapat menggambarkan lingkungan fisik dengan lebih ditail, misalnya letak-
letak ruang peralatan, maksudnya obsrevasi tidak hanya memotret perilaku
subjek penelitian semata, tetapi juga potret lingkungan fisiknya ketika subjek
sedang diobservasi.
5. Dapat durasi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu unit pekerjaan
tertentu, maksudnya observasi dapat dijadikan tools untuk mengukur seberapa
lama durasi seseorang dalam mengerjakan suatu pekerjaan tersebut. Dengan
mengetahui durasi, maka dapat dijadikan norma / pedoman dalam
penyelesaian suatu tugas tertentu atau dijadikan sebagai dasar menentukan
sebuah keputusan5.

Kelemahan observasi :

1. Umumnya orang yang diamati merasa terganggu atau tidak nyaman, sehingga
akan melakukan pekerjaannya dengan tidak alamiah, maksudnya karena
diamati, maka perilakunya merupakan perilaku buatan yang tidak apa adanya.
Bisa saja dilebih-lebihkan (faking good), atau dikurang – kurangi (faking bad)
karena merasa diamati dan dinilai observer.
2. Terkadang perilaku yang akan di observasi tidak muncul, maksudnya peneliti
tidak melakukan treatment apapun terhadap setting sosial yang ada,
kadangkala ketika melakukan observasi perilaku yang diobservasi tidak
muncul.
3. Adanya bias peneliti seperti peneliti terlalu baik atau terlalu “pelit” dalam
memberikan penilaian terhadap perilaku yang muncul, dalam istilah psikologi
ini disebut dengan generousity effect, yaitu kecenderungan dari peneliti /
observer untuk memberikan penilaian yang baik atau buruk ketika kondisi
atau keadaannya meragukan.

5
Ibid, hal. 139
4. Orientasi peneliti, dalam istilah psikologi dinamakan hallp effect, artinya
adanya bias – bias dalam penelitian.
5. Adanya batasan tempat dan waktu, maksudnya observasi hanya dapat
dilakukan di satu tempat dan waktu saja (terlebih lagi pada observasi
partisipan).

G. Peran Observer

Teori observasi klasik mengatakan bahwa bentuk observasi secara umum


terdiri dari 2 bentuk6, yaitu :

1. Observasi Partisipan. Yaitu observasi yang dilakukan di mana observer


melakukan pengamatan dalam suatu aktivitas bersama objek/observer.
2. Observasi Nonpartisipan. Yaitu observasi yang dilakukan di mana observer
melakukan pengamatan di luar aktivitas observer.

Creswell (2008). Mengemukakan 3 peran observer yang berbeda. Ketiga


peran observer tersebut antara lain :

1. Participan Observer.

Adalah peran dalam observasi yang di pilih oleh observer untuk


mengambil bagian dan terlibat secara langsung dengan aktifitas yang
dilakukan observiee / sabjek penelitian.

Keuntungan peran ini adalah :

 Peneliti dapat mengamati secara langsung sesuai dengan sudut


pandang observee / subjek penelitian.
 Peneliti dapat berperan ganda dalam satu waktu, yaitu berpartisipasi
dalam kegiatan yang dilakukan bersama dengan subjek penelitian,
sekaligus melakukan pengamatan terhadap subjek penelitian.

Kelemahan peran ini adalah :

6
Ibid, hal. 145.
 Sulitnya melakukan dua hal bersamaan dalam satu waktu yaitu
melakukan pencatatan hasil observasi ketika sedang beraktivitas
bersama dengan subjek penelitian. Namun cara ini dapat diatasi dengan
menunggu saat yang tepat untuk mencatat hasil observasi yaitu pada
saat setelah melakukan aktivitas.
 Harus adanya izin dari subjek penelitian untuk ikut

2. Nonpartisipan Observer.

Adalah peran dalam observasi yang di pilih di mana dalam melakukan


pengamatan, peneliti tidak harus mengambil peran dan terlibat dengan
aktivitas observer / sabjek penelitian.

Keuntungan peran ini :

 Peneliti tidak perlu sulit melakukan pendekatan atau membina rapport


terhadap subjek yang diteliti.
 Proses pencatatan hasil observasi dapat dengan mudah dilakukan.

Kelemahan peran ini :

 Peneliti tidak mendapatkan sudut pandang subjek dengan baik.

3. Changing-Role Observer.

Adalah peran observer yang berganti dari observer partisipan menjadi


nonpertisipan, atau sebaliknya, yang disesuaikan dengan kebutuhan penelitian
maupun faktor situasional.

H. Langkah-Langkah Yang Dilakukan Ketika Melakukan Observasi

1. Memilih lokasi observasi yang tepat, yang memungkinkan peneliti dapat


memahami central phenomenon dengan optimal, dan dapat memperoleh data
dengan jelas ketika melakukan observasi pada lokasi tersebut.
2. Melakukan observasi sederhani sebelumnya dengan melekukan observasi
kancah. Yaitu peneliti melekukan perkenalan, membina repport dengan orang-
orang yang ada di lokasi tersebut dan menggali data sebanyak mungkin.
3. Tentukan siapa subjek yang akan diobservasi, kapan observasi dilakukan dan
berapa lama observasi dilakukan.
4. Menentukan peran observer dalam observasi yang akan dilakukan, yaitu
memprediksi kemungkinan, kelebihan dan kekurangan dari observasi yang
dilakukan.
5. Melakukan pengulangan observasi agar memperoleh validitas dan reliabilitas
hasil observasi yang didapat.
6. Membuat fieldnotes dari perilaku yang diobservasi untuk mencari keterkaitan
antara perilaku satu dengan perilaku yang lainnya agar dapat menarik benang
merah dari keterkaitan antara perilaku yang satu dengan yang lainnya.
7. Membuat gambaran apa saja yang akan diobservasi, kemudian melakukan
penggabungan antara perilaku, lingkungan dan informasi agar dapat
memperoleh hambaran secara lebih komprehensif.
8. Melakukan pencatatan deskriptif fieldnotes dan reflektif fieldnotes.
9. Dalam peran observer nonpartisipan, melakukan perkenalan dengan subjek
peneliti tidak boleh terlihat aktif dan interaktif agar kehadirannya tidak terlalu
menjadi sesuatu yang dipersepsi oleh subjek yang sedang melakukan sesuatu.
10. Setelah observasi selesai peneliti tidak boleh meninggalkan lokasi begitu saja.
Secara etika, kita sudah banyak dibantu oleh orang yang ada disekitar lokasi
penenlitian. Oleh sebab itu, izin untuk pamit dan terimakasih kepada orang –
orang yang telah membantu kita melakukan observasi.

I. Metode Dalam Observasi

Terdapat lima model observasi yang umum dikenal dan sering kali digunakan
dalam penelitian kualitatif. Kelima model observasi tersebut antara lain :

1) Anecdotal Record

Metode observasi, dimana ketika peneliti melakukan observasi, ia hanya


membawa kertas kosong saja untuk mencatat perilaku yang khas, unik dan
penting yang dilakukan subjek penelitian.
Kelebihan Metode Anecdotal Record :

a. Penggunaannya sangat sederhana karena hanya bermodalkan alat tulis yang


seerhana (kertas dan pulpen).
b. Ketika peneliti memilih anecdotal record, pemahaman yang lebih tepat dan
akurat dari tingkah laku unik dan spesifik lebih mudah didapatkan.
c. Dengan diperolehnya latar belakang munculnya perilaku unik dan khas
tersebut, akan memudahkan peneliti dalam menarik tema – tema dan
kesimpulan dari perilaku yang muncul.

Kelemahan Metode Anecdotal Record :

a. Waktu yang dibutuhkan sangat banyak.


b. Sulit diterapkan kepada subjek teliti yang banyak atau komunal.
c. Membutuhkan kecermatan dan kejelian yang tinggi dari peneliti.
d. Kecenderungan peneliti untuk memisahkan perilaku dari perilaku lainnya.

Tipe – Tipe Anecdotal Record :

a. Tipe Evaluasi : Yakni tipe yang berarti hasil akhir dari suatu perilaku yang
muncul.
b. Tipe Interpretatif : peneliti melakukan interprestasi suatu perilaku
berdasarkan kecenderungan – kecenderungan atau kemungkinan –
kemungkinan yang dapat dijadikan alasan atau sebab akibat yang cukup kuat.
c. Tipe Deskripsi Umum : tipe ini berisi tentang catatan perilaku subjek beserta
situasinya dalam bentuk pernytaan umum.
d. Tipe Deskripsi Khusus : berisi tentang catatan perilaku subjek beserta
situasinya dalam bentuk pernyataan khusus.

2) Behavioral checklist

Merupakan model dalam observasi yang mampu memberikan keterangan


mengenai muncul atau tidaknya perilaku yang diobservasi dengan memberikan
tanda check () jika erilaku yang diobservasi muncul.
3) Participation charts

Merupakan salah satu metode observasi yang hampir mirip dengan behavioral
chechklist, yaitu melakukan observasi, merekam atau mencatat perilaku yang
muncul atau tidak muncul dari subjek atau sejumlah subjek yang diobservasi
secara simultan dalam suatu kegiatan atau aktivitas tertentu.

4) Rating scale

Merupakan salah satu metode observasi yang pada intinya hampir sama
dengan model sebelumnya yang telah dibahas, yaitu behavioral checklist atau
participant chart, yaitu mencatat perilaku sasaran yang dimunculkan oleh subjek
atau observee. Perbedannya terletak pada kebutuhan untuk mengetahui kuantitas
dan kualitas dari perilaku yang diteliti.

5) Behavioral tallying and charting

Kelebihan dari model behavioral tallying dan charting adalah :

 bukan hanya mampu melakukan kuantifikasi atau perhitungan dari


perilaku yang diobservasi, tetapi juga mampu mengubah hasil
kuantifikasi tersebut menjadi bentuk grafik. Lebih spesifik lagi, metode
ini mampu mengkuantifikasikan perilaku yang muncul dalam suatu
rentang waktu yang ditentukan.
 Model ini mampu mencatat perilaku yang batasannya tidak jelas dan
tumpang tindih dengan perilaku lainnya.

Tallying atau perhitungan, dapat dilakukan dengan syarat batasan perilaku


yang akan diobservasi harus jelas tiap unitnya dan tidak tumpang tindih dengan
perilaku lainnya yang menyebabkan sulitnya perilaku dihitung.

J. Cara Untuk Melakukan Observasi

Dalam melakukan observasi perlu diperhatikan hal – hal berikut, diantaranya :

a) Harus diketahui di mana observasi dapat dilakukan, apakah hanya terdapat pada
suatu tempat pada waktu tertentu saja, atau sering terjadi di berbagai lokasi ?
b) Harus ditentukan siapa – siapakah yang akan diobservasi.
c) Harus diketahui dengan jelas data apa yang harus dikumpulkan.
d) Harus diketahui bagaimana cara menggumpulkan data.
e) Harus mengetahui cara – cara mencatat hasil observasi7.

PENUTUP

KESIMPULAN

Observasi merupakan salah satu instrument pengumpulan data yang


dapat melengkapi kekurangan metode lain dalam pengumpulan data. Sebelum
melakukan observasi, observer sebaiknya menentukan tujuan khususnya agar
observasi terfokus pada apa yang diinginkan. Kemudian, Agar observasi dapat
efektif dan efisien sebaiknya observer membuat pedoman observasi terlebih
dahulu, lalu kemudian melakukan observasi.

Dalam melakukan observasi ada baiknya memilih objek observasi


yang baik , bukan yang sembarangan agar hasil dari observasi dapat optimal,
kemudian lakukan observasi berkelanjutan agar lebih akurat. Dan dalam
melakukan observasi buatlah suasana senarutal mungkin agar tidak ada
kebohongan dalam hasil yang observasi tersebut.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Herdiansyah, Wawancara, Observasi, dan Focus Group, Jakarta : Grafindo,


2013.

Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah), Jakarta : Bumi Aksara, 2003).

Bagong Suyanto, Metode Penelitian Sosial, Jakarta : Kencana Media Group,


2006.

7
Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah), (Jakarta : Bumi Aksara, 2003), hal. 112.

Anda mungkin juga menyukai