Anda di halaman 1dari 133

BAB I.

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN AKUNTANSI

Tujuan Belajar
Setelah mempelajari Bab ini saudara diharapkan mampu:
1. Menjelaskan sejarah akuntansi
2. Menjelaskan ilmu akuntansi

1
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN AKUNTANSI

kuntansi seperti ilmu yang lain mengalami perkembangan dari waktu ke waktu
sesuai dengan perkembangan teknologi dan perkembangan industri

1. EVOLUSI PEMBUKUAN PENCATATAN BERPASANGAN


Sejarah awal akuntansi
Berbagai percobaan telah dilakukan untuk menyatakan lokasi dan waktu dari
lahirnya sistem pencatatan berpasangan yang telah menghasilkan berbagai skenario.
Kebanyakan skenario tersebut mengakui adanya kehadiran suatu bentuk pelaksanaan
pencatatan di sebagian besar kebudayaan sejak sekitar 3.000 tahun sebelum masehi.
A. C. Littleton membuat daftar tujuh prasyarat bagi munculnya pembukuan yang
sistematis :
Seni Penulisan ( The Art of Writing), karena pembukuan pada intinya adalah sebuah
catatan; Aritmetika (Arithmetic), karna aspek mekanis dari pembukuan mengandung
adanya serangkaian perhitungan sederhana; Milik Pribadi ( Private Property), karena
pembukuan hanya berkepentingan dengan pencatatan fakta-fakta mengenai harta benda
dan hak miliknya; Uang (Money) yaitu transaksi yang belum selesai, karena tidak akan
ada dorongan untuk membuat catatan apa pun jika seluruh pertukaran dilakukan di
tempat saat itu juga; Perdagangan ( Commerce), karena sebuah penjualan lokal saja tidak
akan menciptakan cukup tekanan (volume bisnis) untuk merangsang manusia
mengkoordinasikan berbagai pemikiran ke dalam suatu sistem; Modal (Capital), karena
tanpa modal perdagangan tidak akan berarti dan pemberian kredit menjadi sesuatu yang
tidak mungkin bisa dibayangkan.
Masing-masing kebudayaan kuno yang disebutkan diatas telah mencakup
prasyarat-prasyarat tersebut, sekaligus menjelaskan mengapa telah terdapat semacam
pembukuan didalamnya. Jika kita ingin melacak ilmu yang penting ini (akuntansi)
kembali ke asal usulnya, kita secara alamiah akan menganggap pertemuan pertamanya
akan berasal dari para pedagang yang pertama; dan tidak ada seorang pun yang layak
mengklaim hal itu tersebut pada masa itu selain orang-orang Arab. Orang-orang Mesir,
yang selama beberapa masa menunjukkan kejayaannya di dunia perdagangan,
2
memperoleh pemikiran melakukan perdagangan tersebut melalui interaksinya dengan
bangsa tersebut; dan, sebagai konsekuensinya, dari merekalah orang-orang Mesir harus
melakukan suatu bentuk pertama dari akuntansi, yang menurut cara perdagangan yang
umum, dikomunikasikan ke seluruh kota-kota di Timur Tengah. Bisnis perdagangan,
yang untuk setiap kota-kota perdagangan di Eropa dihubungkan oleh orang-orang
Lombardia, ikut pula memperkenalkan metode mereka dalam pencatatan rekening,
melalui penggunaan pencatatan berpasangan; yang kini dikenal dengan sebutan
pembukuan Italia.
Pembukuan Italia ini berkembang, seiring dengan perkembangan perdagangan
dari republik Italia dan penggunaan metode pembukuan pencatatan berpasangan di abad
ke-14. Buku pencatatan berpasangan yang pertama kali dikenal adalah pembukuan
Massari dari Genoa, yang bertanggal sejak tahun 1340.

Kontribusi Luca Pacioli


Nama Luca Pacioli, seorang pastur dari ordo Fransiskus, pada umumnya
diasosiasikan dengan pengenalan pembukuan pencatatan berpasangan untuk pertama
kalinya. Pada tahun 1494 ia menerbitkan bukunya, Summa de Arithmetica Geometria,
Proportioni et Proportionalita yang didalamnya terdapat dua buah bab-de Computis et
Scripturis-yang menjelaskan pembukuan pencatatan berpasangan. Ia menyatakan bahwa
tujuan pembukuan adalah “untuk memberikan informasi yang tidak tertunda kepada para
pedagang mengenai keadaan aktiva dan utang-utangnya”. Debit (adebeo) dan kredit
(credito) digunakan dalam pencatatan untuk memastikan sebuah pencatatan
berpasangan. Ia berkata, “Seluruh pencatatan harus berpasangan. Yaitu, jika Anda
membuat seorang kreditor, maka Anda harus membuat seorang debitor”. Tiga buku
digunakan disini : sebuah memorandum, sebuah jurnal, dan sebuah buku besar.
Pada waktu yang bersamaan, mengingat umur yang pendek dari perusahaan-
perusahaan bisnis, Pacioli menyarankan perhitungan dari laba suatu periode dan
penutupan buku. Dibawah ini adalah saran yang diberikan:
Merupakan suatu hal yang baik untuk menutup buku setiap tahun, terutama jika Anda
memiliki kerja sama kemitraan dengan pihak-pihak lain. Seringnya melakukan
pencatatan akuntansi akan memperpanjang persahabatan.

3
Perkembangan pembukuan pencatatan berpasangan
Perkembangan tersebut meliputi hal-hal berikut ini :
1. Sekitar abad ke-16 terjadi beberapa perubahan di dalam teknik-teknik
pembukuan. Perubahan yang patut dicatat adalah diperkenalkan jurnal-jurnal
khusus untuk pencatatan berbagai jenis transaksi yang berbeda.
2. Pada abad ke-16 dan 17 terjadi evolusi pada personifikasi dari seluruh akun dan
transaksi, sebagai suatu usaha untuk merasionalisasikan aturan debit dan kredit
yang digunakan pada akun-akun yang tidak pasti hubungannya dan abstrak.
Penerapan sistem pencatatan berpasangan juga diperluas ke jenis-jenis organisasi
yang lain.
3. Abad ke-17 juga mencatat terjadinya penggunaan akun-akun persediaan yang
terpisah untuk jenis barang yang berbeda.
4. Dimulai dengan East India Company di abad ke-17 dan selanjutnya diikuti
dengan perkembangan dari perusahaan tadi, seiring dengan revolusi industri,
akuntansi mendapatkan status yang lebih baik, yang ditunjukkan dengan adanya
kebutuhan akan akuntansi biaya, dan kepercayaan yang diberikan kepada konsep-
konsep mengenai kelangsungan, periodisitas, dan akrual.
5. Metode-metode untuk pencatatan aktiva tetap mengalami evolusi pada abad ke-
18.
6. Sampai dengan awal abad ke-19, depresiasi untuk aktiva tetap hanya
diperhitungkan pada barang dagangan yang tidak terjual.
7. Akuntansi biaya muncul di abad ke-19 sebagai sebuah hasil dari revolusi industri.
8. Pada paruh terakhir dari abad ke-19 terjadi perkembangan pada teknik-teknik
akuntansi untuk pembayaran dibayar di muka dan akrual, sebagai cara untuk
memungkinkan dilakukannya perhitungan dari laba periodik.
9. Akhir abad ke-19 dan ke-20 terjadi perkembangan pada laporan dana.
10. Di abad ke-20 terjadi perkembangan pada metode-metode akuntansi untuk isu-isu
kompleks, mulai dari perhitungan laba per saham, akuntansi untuk perhitungan
bisnis, akuntansi untuk inflasi, sewa jangka panjang dan pensiun, sampai kepada
masalah penting dari akuntansi sebagai produk baru dari rekayasa keuangan
(financial engineering).

4
2 PERKEMBANGAN PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI DI AMERIKA
SERIKAT

Tahap kontribusi manajemen (1900-1933)


Pengaruh manajemen di dalam formulasi prinsip-prinsip akuntansi muncul dari
meningkatnya jumlah pemegang saham dan peranan ekonomi yang dimainkan oleh
perusahaan-perusahaan industri setelah tahun 1900. Pemain utama pada masa itu adalah
asosiasi akuntan profesional, American Institute of Accountans (AIA).
Posisi dari AIA atas permintaan dari Komisi Dagang Federal (Federal Trade
Commission-FTC) adalah bahwa “tidak ada biaya penjualan, beban bunga atau beban
administrasi di dalam biaya overhead pabrik”. Kejadian penting yang lain dimasa itu
adalah meningkatnya dampak dari teori akuntansi terhadap perpajakan atas laba usaha.

Tahap kontribusi institusi (1933-1959)


Pada tahun 1934, Kongres menciptakan SEC dengan tugas untuk mengelola beragam
hukum-hukum investasi federal, termasuk Undang-Undang Sekuritas pada tahun 1933
yang mengatur penerbitan sekuritas di pasar-pasar antarnegara bagian dan Undang-
undang Sekuritas tahun 1934 yang mengatur perdagangan sekuritas.
Setelah publikasi yang dilakukan oleh Ripley di dalam satu artikel yang
mengkritik teknik-teknik pelaporan sebagai sesuatu yang memperdayakan, George O.
May, kebangsaan Inggris, mengusulkan agar Institut Akuntan Publik Bersertifikat
Amerika (American Institute of Certified Public Accountant-AICPA) memulai sebuah
usaha kerja sama dengan bursa efek. Setelah diterbitkannya ASR No. 4 oleh SEC, yang
menantang profesi akuntan untuk memberikan “dukungan substansial dari yang
berwenang” bagi prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku, dan meningkatnya kecaman
dari Asosiasi Akuntansi Amerika (American Accounting Association) dan para
anggotanya yang baru saja dibentuk, Institut selanjutnya di tahun 1938 memutuskan
memberikan kuasa kepada Komite Prosedur Akuntansi (Committee Accounting
Procedure-CAP) untuk mengumumkan keputusannya.

Tahap politisasi (1973-sekarang)

5
Keterbatasan yang dimiliki oleh baik asosiasi profesional maupun manajemen di
dalam memformulasikan suatu teori akuntansi telah mengarah kepada pengadopsian
suatu pendekatan yang lebih deduktif sekaligus melakukan politisasi atas proses
penetapan standarnya-sebuah situasi yang diciptakan oleh pandangan yang berlaku
umum bahwa angka-angka akuntansi memengaruhi prilaku berekonomi dan, sebagai
konsekuensinya, aturan-aturan akuntansi hendaknya dibuat di dalam arena politik.
Hal yang dilakukan oleh FASB mendapatkan nilai yang lebih baik, pertama,
dengan adanya usaha untuk mengembangkan suatu kerangka kerja teoretis atau
kesepakatan dalam akuntansi, dan kedua, dengan lahirnya berbagai kelompok yang
berkepentingan, yang kontribusinya diperlukan bagi penerimaan “umum” atas standar
baru. Oleh sebab itu, proses penetapan standar memiliki aspek politis di dalamnya.

3 AKUNTANSI DAN KAPITALISME


Akuntansi dan kapitalisme saling dikaitkan oleh beberapa sejarawan ekonomi
dengan adanya klaim umum bahwa pembukuan pencatatan berpasangan adalah suatu hal
yang vital di dalam perkembangan dan evolusi dari kapitalisme. Max Weber
menekankan argumentasi sebagai berikut:
“Organisasi modern yang rasional dari perusahaan kapitalistis tidak akan mungkin
terjadi tanpa adanya dua faktor penting didalam perkembangannya: pemisahan bisnis
dari rumah tangga dan berkaitan erat dengannya, pembukuan yang rasional”.
Hubungan antara akuntansi dan kapitalisme ini selanjutnya dikenal sebagai tesis
atau argumen Sombart. Ia mengemukakan bahwa transformasi aktiva menjadi nilai-nilai
abstrak dan ekspresi kuantitatif dari aktivitas bisnis, dan akuntansi yang sistematis dalam
bentuk pembukuan pencatatan berpasangan membuat adanya kemungkinan untuk
seorang wirausahawan yang kapitalis untuk merencanakan, melakukan, dan mengukur
dampak dari aktivitas yang ia lakukan serta melakukan pemisahan dari pemilik dan
bisnis itu sendiri, sehingga memungkinkan adanya pertumbuhan bagi perusahaan. Empat
alasan berikut ini umumnya muncul untuk menjelaskan peranan dari pencatatan
berpasangan di dalam ekspansi ekonomi:
1. Pencatatan berpasangan memberikan kontribusi bagi munculnya satu sikap baru
atas kehidupan ekonomi.

6
2. Semangat baru melakukan akuisisi ini didukung dan didorong oleh adanya
perbaikan dari perhitungan-perhitungan ekonomis.
3. Rasionalisme baru ini kian ditingkatkan lagi dengan adanya organisasi yang
sistematis.
4. Pembukuan pencatatan berpasangan mengizinkan adanya pemisahan atas
kepemilikan dan manajemen dan karenanya meningkatkan pertumbuhan dari
perusahaan besar dengan saham gabungan.
Yamey mengindikasikan bahwa para usahawan di abad ke-16 sampai dengan
abad ke-18 tidak pernah menggunakan pembukuan dengan pencatatan berpasangan
untuk melacak laba dan modalnya, namun hanya menggunakannya untuk mencatat suatu
transaksi.

4 SEJARAH AKUNTANSI DI INDONESIA


Praktik akuntansi di Indonesia dapat ditelusur pada era penjajahan Belanda
sekitar 17 (ADB 2003) atau sekitar tahun 1642 (Soemarso 1995). Jejak yang jelas
berkaitan dengan praktik akuntansi di Indonesia dapat ditemui pada tahun 1747, yaitu
praktik pembukuan yang dilaksanakan Amphioen Sociteyt yang berkedudukan di Jakarta
(Soemarso 1995). Pada era ini Belanda mengenalkan sistem pembukuan berpasangan
(double-entry bookkeeping) sebagaimana yang dikembangkan oleh Luca Pacioli.
Perusahaan VOC milik Belanda-yang merupakan organisasi komersial utama selama
masa penjajahan-memainkan peranan penting dalam praktik bisnis di Indonesia selama
era ini (Diga dan Yunus 1997).
Kegiatan ekonomi pada masa penjajahan meningkat cepat selama tahun 1800an
dan awal tahun 1900an. Hal ini ditandai dengan dihapuskannya tanam paksa sehingga
pengusaha Belanda banyak yang menanmkan modalnya di Indonesia. Peningkatan
kegiatan ekonomi mendorong munculnya permintaan akan tenaga akuntan dan juru buku
yang terlatih. Akibatnya, fungsi auditing mulai dikenalkan di Indonesia pada tahun 1907
(Soemarso 1995). Peluang terhadap kebutuhan audit ini akhirnya diambil oleh akuntan
Belanda dan Inggris yang masuk ke Indonesia untuk membantu kegiatan administrasi di
perusahaan tekstil dan perusahaan manufaktur (Yunus 1990). Internal auditor yang
pertama kali datang di Indonesia adalah J.W Labrijn-yang sudah berada di Indonesia
pada tahun 1896 dan orang pertama yang melaksanakan pekerjaan audit (menyusun dan

7
mengontrol pembukuan perusahaan) adalah Van Schagen yang dikirim ke Indonesia
pada tahun 1907 (Soemarso 1995).
Pengiriman Van Schagen merupakan titik tolak berdirinya Jawatan Akuntan
Negara-Government Accountant Dienst yang terbentuk pada tahun 1915 (Soermarso
1995). Akuntan publik yang pertama adalah Frese & Hogeweg yang mendirikan kantor
di Indonesia pada tahun 1918. Pendirian kantor ini diikuti kantor akuntan yang lain yaitu
kantor akuntan H.Y.Voerens pada tahun 1920 dan pendirian Jawatan Akuntan Pajak-
Belasting Accountant Dienst (Soemarso 1995). Pada era penjajahan, tidak ada orang
Indonesia yang bekerja sebagai akuntan publik. Orang Indonesa pertama yang bekerja di
bidang akuntansi adalah JD Massie, yang diangkat sebagai pemegang buku pada
Jawatan Akuntan Pajak pada tanggal 21 September 1929 (Soemarso 1995).
Kesempatan bagi akuntan lokal (Indonesia) mulai muncul pada tahun 1942-1945,
dengan mundurnya Belanda dari Indonesia. Pada tahun 1947 hanya ada satu orang
akuntan yang berbangsa Indonesia yaitu Prof. Dr. Abutari (Soermarso 1995). Praktik
akuntansi model Belanda masih digunakan selama era setelah kemerdekaan (1950an).
Pendidikan dan pelatihan akuntansi masih didominasi oleh sistem akuntansi model
Belanda. Nasionalisasi atas perusahaan yang dimiliki Belanda dan pindahnya orang
orang Belanda dari Indonesia pada tahun 1958 menyebabkan kelangkaan akuntan dan
tenaga ahli (Diga dan Yunus 1997).
Atas dasar nasionalisasi dan kelangkaan akuntan, Indonesia pada akhirnya
berpaling ke praktik akuntansi model Amerika. Namun demikian, pada era ini praktik
akuntansi model Amerika mampu berbaur dengan akuntansi model Belanda, terutama
yang terjadi di lembaga pemerintah. Makin meningkatnya jumlah institusi pendidikan
tinggi yang menawarkan pendidikan akuntansi-seperti pembukaan jurusan akuntansi di
Universitas Indonesia 1952, Institute Ilmu Keuangan (Sekolah Tinggi Akuntansi
Negara-STAN) 1990, Univesitas Padjajaran 1961, Universitas Sumatera Utara 1962,
Universitas Airlangga 1962 dan Universitas Gadjah Mada 1964 (Soermarso 1995)-telah
mendorong pergantian praktik akuntansi model Belanda dengan model Amerika pada
tahun 1960 (ADB 2003). Selanjutnya, pada tahun 1970 semua lembaga harus
mengadopsi sistem akuntansi model Amerika (Diga dan Yunus 1997).
Pada pertengahan tahun 1980an, sekelompok tehnokrat muncul dan memiliki
kepedulian terhadap reformasi ekonomi dan akuntansi. Kelompok tersebut berusaha

8
untuk menciptakan ekonomi yang lebih kompetitif dan lebih berorientasi pada pasar-
dengan dukungan praktik akuntansi yang baik. Kebijakan kelompok tersebut
memperoleh dukungan yang kuat dari investor asing dan lembaga-lembaga internasional
(Rosser 1999). Sebelum perbaikan pasar modal dan pengenalan reformasi akuntansi
tahun 1980an dan awal 1990an, dalam praktik banyak ditemui perusahaan yang
memiliki tiga jenis pembukuan-satu untuk menunjukkan gambaran sebenarnya dari
perusahaan dan untuk dasar pengambilan keputusan; satu untuk menunjukkan hasil yang
positif dengan maksud agar dapat digunakan untuk mengajukan pinjaman/kredit dari
bank domestik dan asing; dan satu lagi yang menjukkan hasil negatif (rugi) untuk tujuan
pajak (Kwik 1994).
Pada awal tahun 1990an, tekanan untuk memperbaiki kualitas pelaporan
keuangan muncul seiring dengan terjadinya berbagai skandal pelaporan keuangan yang
dapat mempengaruhi kepercayaan dan perilaku investor. Skandal pertama adalah kasus
Bank Duta (bank swasta yang dimiliki oleh tiga yayasan yang dikendalikan presiden
Suharto). Bank Duta go public pada tahun 1990 tetapi gagal mengungkapkan kerugian
yang jumlah besar (ADB 2003). Bank Duta juga tidak menginformasi semua informasi
kepada Bapepam, auditornya atau underwriternya tentang masalah tersebut. Celakanya,
auditor Bank Duta mengeluarkan opini wajar tanpa pengecualian. Kasus ini diikuti oleh
kasus Plaza Indonesia Realty (pertengahan 1992) dan Barito Pacific Timber (1993).
Rosser (1999) mengatakan bahwa bagi pemerintah Indonesia, kualitas pelaporan
keuangan harus diperbaiki jika memang pemerintah menginginkan adanya transformasi
pasar modal dari model “casino” menjadi model yang dapat memobilisasi aliran
investasi jangka panjang.
Berbagai skandal tersebut telah mendorong pemerintah dan badan berwenang
untuk mengeluarkan kebijakan regulasi yang ketat berkaitan dengan pelaporan
keuangan.
Pertama, pada September 1994, pemerintah melalui IAI mengadopsi
seperangkat standar akuntansi keuangan, yang dikenal dengan Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK).
Kedua, Pemerintah bekerja sama dengan Bank Dunia (World Bank)
melaksanakan Proyek Pengembangan Akuntansi yang ditujukan untuk mengembangkan
regulasi akuntansi dan melatih profesi akuntansi.

9
Ketiga, pada tahun 1995, pemerintah membuat berbagai aturan berkaitan dengan
akuntansi dalam Undang Undang Perseroan Terbatas. Keempat, pada tahun 1995
pemerintah memasukkan aspek akuntansi/pelaporan keuangan kedalam Undang-Undang
Pasar Modal (Rosser 1999).
Jatuhnya nilai rupiah pada tahun 1997-1998 makin meningkatkan tekanan pada
pemerintah untuk memperbaiki kualitas pelaporan keuangan. Sampai awal 1998,
kebangkrutan konglomarat, collaps-nya sistem perbankan, meningkatnya inflasi dan
pengangguran memaksa pemerintah bekerja sama dengan IMF dan melakukan negosiasi
atas berbagaai paket penyelamat yang ditawarkan IMF. Pada waktu ini, kesalahan secara
tidak langsung diarahkan pada buruknya praktik akuntansi dan rendahnya kualitas
keterbukaan informasi (transparency).

5 RELEVANSI SEJARAH AKUNTANSI


Sejarah akuntansi penting bagi pedagogi, kebijakan, dan praktik akuntansi.
Sejarah memungkinkan kita untuk dapat “lebih baiik memahami masa kini dan
meramalkan atau mengendalikan masa depan kita”. Berkaitan dengan pedagogi, sejarah
akuntansi dapat sangat berguna untuk memberikan pemahaman dan apresiasi yang lebih
baik mengenai bidang akuntansi dan evolusinya sebagai satu ilmu sosial. Satu pemikiran
yang bagus akan relevansi dari sejarah akuntansi terhadap pedagogi diuraikan dibawah
ini:
Pertama-tama, suatu profesi yang didasarkan pada tradisi yang dikembangkan selama
berabad-abad seharusnya mendidik para anggotanya untuk lebih menghargai warisan
intelektual yang mereka miliki. Kedua, adanya impor keunggulan-keunggulan
pemikiran, kontribusi-kontribusi besar pada literatur, dan studi-studi positif yang penting
mungkin saja akan hilang, terfragmentasikan, atau dipelajari secara tidak sempurna di
dalam jangka waktu yang lebih panjang kecuali jika mereka telah didokumentasikan dan
digabungkan oleh orang-orang terpelajar yang memiliki keahlian sejarah. Ketiga, tanpa
memiliki akses kepada analisis dan interpretasi dari sejarah perkembangan pemikiran
dan praktik akuntansi, para empiris saat ini akan berisiko mendasarkan investigasi yang
mereka lakukan pada klaim-klaim atas masa lalu yang tidak lengkap atau tidak berdasar

10
BAB II

PENGANTAR TEORI AKUNTANSI DAN PROSES AKUNTANSI

Tujuan Belajar
Setelah mempelajari Bab ini saudara diharapkan mampu:
1. Menjelaskan teori akuntansi
2. Menjelaskan sifat dasar akuntansi

11
PENGANTAR TEORI AKUNTANSI DAN PROSES AKUNTANSI

egiatan ekonomi yang cepat berkembang dan lembaga ekonomi yang


melakukan aktivitas ekonomi semakin besar, menyebabkan diperlukannya berbagai alat
untuk mencapainya. Salah satu alat itu adalah ilmu manajemen. Ilmu manajemen
merupakan ilmu yang memberikan pedoman bagaimana cara mengatur manusia agar
dapat mencapai tujuan yang diharapkan, yang dalam hal ini untuk mendapatkan,
mengumpulkan, dan memelihara kekayaan atau harta.

1.PENGERTIAN AKUNTANSI
Akuntansi lahir dari lingkungan ekonomi kapitalis.Dimana disebut “tool of
management”, alat kapitalis untuk mengumpulkan harta dan memeliharanya agar proses
akumulasi kekayaaan berjalan lancar dan penguasaannya tetap di tangan kapitalis.
Akuntansi keuangan kapitalis atau ada yang menyebut Akunting adalah bahasa atau alat
komunikasi bisnis yang dapat memberikan informasi tentang kondisi keuangan
(ekonomi) berupa posisi keuangan yang tertuang dalam jumlah kekayaan, utang dan
modal suatu bisnis dan hasil usahanya pada suatu waktu atau periode tertentu.
Definisi lain Akuntansi seperti dalan buku A Statement of Basic Accounting Theory
(ASOBAT) diartikan “Proses mengidentifikasikan, mengukur, dan menyampaikan
informasi ekonomi sebagai bahan informasi dalam hal mempertimbangkan berbagai
alternatif dalam mengambil kesimpulan oleh para pemakainya”.
American Institute of Certified Public Accounting (AICPA) mendefinisikan
akuntasi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu
dan dalam ukuran moneter, transaksi, dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat
keuangan dan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya.
Accounting Principle Board (APB) statement No.4 mendefinisikan Akuntansi
adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah memberikan informasi kuantitatif,
umumnya dalam ukuran uang, mengenai suatu badan ekonomi yang dimaksudkan untuk
digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi sebagai dasar memilih di antara
beberapa alternatif.

12
Belkaoui (1986) dan penulis lain menggambarkan sifat-sifat akuntasi sebagai
berikut.
1. Akuntansi sebagai suatu ideologi
Pihak yang menganggap akuntansi sebagai ideologi menganggap bahwa akuntansi
ini alat untuk melegitimasi keadaan dan struktur sosial, ekonomi, dan politik
kapitalis.
2. Akuntansi sebagai suatu bahasa
Akuntansi adalah bahasa perusahaan yang dapat berbicara (berkomunikasi) sendiri
tentang sesuatu perusahaan/organisasi yang dilaporkannya.
3. Akuntansi sebagai suatu catatan historis
Akuntansi telah dianggap sebagai wahana untuk memberikan gambaran sejarah
organisasi dan transaksi yang dilakukan dengan lingkungannya pada masa lalu.
4. Akuntansi sebagai suatu realitas ekonomi saat ini
Laporan akuntansi dianggap menggambarkan situasi ekonomi perusahaan pada
saat sekarang sehingga mestinya sistem akuntansi harus menggunakan harga saat
ini atau current value.
5. Akuntansi sebagai suatu sistem informasi
Akuntansi merupakan teknik yang menggambarkan proses yang menghubungkan
sumber data melalui channel komunikasi dengan para penerima informasi.
6. Akuntansi sebagai suatu komoditas
Komoditas adalah barang yang dapat dijual kepada konsumen karena daya
gunanya. Output akuntansi dalam bentuk informasi adalah produk dari suatu
pabrik yang dalam konteks ini pabrik tersebut adalah sistem akuntansi. Output ini
dibutuhkan masyarakat karena memberikan manfaat yang besar terutama bagi para
pemakainya yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.
7. Akuntansi dianggap sebagai pertanggungjawaban (accountability)
Dengan adanya akuntansi, sumber-sumber kekayaan yang dikelola dapat ditelusuri,
dapat diketahui arus masuk dan keluarnya, serta hasil yang diperoleh dari transaksi
yang terjadi beserta posisi masing-masing kekayaan pada suatu tanggal tertentu
dan hasil usahanya pada suatu periode.
8. Akuntansi sebagai teknologi

13
Akuntansi adalah teknologi perangkat lunak. Akuntansi tidak ditujukan untuk
menerangkan dan meramalkan perilaku variabel-variabel sosial/ekonomis tertentu
melainkan untuk mengendalikan variabel-variabel itu guna memperbaiki status
ekonomis karenanya status sosial dari pelakunya. Wujud yang lebih konkret dari
akuntansi sebagai perangkat lunak adalah bahwa akuntansi merupakan disiplin
rekayasa informasi dan pengendalian (control) keuangan.

2. SIFAT DASAR AKUNTANSI


Prinsip yang mendasari akuntansi keuangan merupakan konsep yang harus
diyakini kebenarannya sebagai dasar dari ilmu akuntansi itu dibangun. Prinsip dasar
akuntansi ini bias menjadi keterbatasan atau sekaligus kekuatan informasi. Dalam APB
statement No.4 dijelaskan beberapa sifat dan elemen dasar dari akuntansi (keuangan)
sebagai berikut.
1. Accounting Entity
Kita tidak bias mencatat atau menyajikan informasi akuntansi sekaligus
menyangkut suatu perusahaan dan pemiliknya. Informasi yang disusun harus
masing-masing terpisah antara satu entity dengan entity yang lain.
2. Going Concern
Nilai kekayaaan dari suatu perusahaan yang dianggap hidup terus atau going
concern tidak akan sama dengan nilai kekayaan atau kewajiban dari suatu
perusahaan yang akan dilikuidasi. Biasanya nilai aset dari perusahaan yang sudah
dinyatakan likuidasiakan jauh lebih murah dibandingkan dengan nilai aset yang
masih berjalan.
3. Measurement
Akuntansi mencoba mengukur nilai suatu aset, kewajiban, modal, hasil dan
biaya. Yang namanya pengukuran tentu akan memiliki kemungkinan kesalahan
dalam pengukuran itu. Dalam prinsip diatur alat ukurnya adalah moneter.
4. Time Period
Laporan keuangan menyajikan informasi untuk suatu waktu tertentu, tanggal
tertentu atau periode tertentu. Neraca menggambarkan nilai kekayaan, utang dan
modalpada saat atau pada tanggal tertentu. Laporan rugi laba menggambarkan
informasi hasil (pendapatan dan biaya) usaha pada periode tertentu. Sementara

14
laporan arus kas menggambarkan informasi arus kas masuk dan keluar pada
periode tertentu, dari satu tanggal ke tanggal lain.
5. Monetery Unit
Pengukuran yang dipakai dalam akuntansi adalah dalam bentuk ukuran moneter
atau uang. Semua transaksi perusahaan dikuantitatifkan dan dilaporkan dalam
bentuk nilai uang bukan unit buah, luas meter, kilogram jumlah orang dan lain
sebagainya.
6. Accrual
Penentuan pendapatan dan biaya dari posisi harta dan kewajiban ditetapkan tanpa
melihat apakah transaksi kas telah dilakukan atau tidak. Penentuannya bukan
keterlibatan kas, tetapi didasarkan pada faktor legalnya apakah memang sudah
merupakan hak (pendapatan) atau kewajiban (biaya) perusahaan atau belum.
Kalau sudah, harus dicatat tanpa menunggu pembayaran atau penerimaan kas.
7. Exchange Price
Nilai yang terdapat dalam laporan keuangan umumnya didasarkan pada harga
pertukaran yang diperoleh dari harga pasar sebagai pertemuan bargaining antara
pembeli (demand) dan penjual (supply).
8. Approximation
Dalam akuntansi tidak dapat dihindarkan penafsiran-penafsiran, baik nilai, harga,
umur, jumlah penyisihan piutang ragu, kerugian dan sebagainya. Misalnya
taksiran umur aset, taksiran harga persediaan, harga surat berharga, penyisihan
piutang ragu dan lain sebagainya.
9. Judgment
Dalam penyusunan laporan keuangan banyak diperlukan pertimbangan-
pertimbangan akuntan atau manajemen berdasarkan keahlian atau pengalaman
yang dimilikinya. Misalnya judgment tentang memilih standar akuntan FIFO,
LIFO, metode garis lurus dan sebagainya.
10. General Purpose
Informasi yang disajikan dalam keuangan yang dihasilkan Akuntansi Keuangan
ditujukan buat pemakai secara umum, bukan pemakaian khusus. Tidak ditujukan
khusus kepada banker, investor, kreditor, analis, manajemen, atau karyawan,
tetapi ke semua pihak atau publik.

15
11. Interrelated Statement
Neraca, Daftar Rugi Laba, dan Laporan Arus Kas mempunyai hubungan yang
sangat erat dan berkaitan satu sama lain. Ini merupakan salah satu alat kontrol
akuntansi sehingga tidak mudah melakukan rekayasa laporan begitu saja tanpa
memperhatikan hubungan satu pos (akun) dengan pos lainnya.
12. Substance Over Form
Akuntansi ingin memberikan informasi yang dipercaya bagi pengambil
keputusan, akuntansi lebih menekankan penggunaan informasi yang berasal dari
kenyataan ekonomis suatu kejadian daripada bukti legalnya.
13. Materiality
Laporan keuangan hanya memuat informasi yang dianggap penting dan dalam
setiap pertimbangan yang dilakukannya tetap melihat signifikannya. Pengertian
penting di sini adalah jika informasi itu dapat mempengaruhi para pengambil
keputusan yang normal.

Di samping sifat-sifat tersebut, sebenarnya para penulis lain mengemukakan


sifat-sifat lain yang terkandung dalam akuntansi keuangan seperti:
1. Laporan Historis
Laporan keuangan pada hakikatnya mencatat informasi yang sudah terjadi. Tidak
mencatat informasi yang akan terjadi atau masa depan. Sehingga informasinya
bukan prediksi kendatipun dari laporan historis kita bisa melakukan prediksi
masa depan dalam keadaan situasi normal maupun abnormal.
2. Classification
Informasi melalui laporan keuangan diklasifikasikan sesuai dengan sifat dasar
akuntansi yang dapat memudahkan para pemakainya, misalnya klasifikasi
perkiraan berdasarkan likuiditasnya, klasifikasi biaya produksi, biaya operasi,
berguna untuk kepentingan pemilik, kreditor, dan pemakai lainnya.
3. Summarization
Transaksi dan kejadian-kejadian yang sama dalam perusahaan dikelompokkan
dan diikhtisarkan menurut metode tertentu sesuai dengan pola yang sudah mapan
dalam akuntansi sehingga lebih mudah dipahami dan dianalisi.

16
4. Measurement Basis
Dalam pengukuran yang digunakan dalam akuntansi, ada bermacam-macam
metode pengukuran seperti harga pokok (cost), harga pasar (market), harga yang
terendah antara harga pokok dan harga pasar atau Locom (Lower of Cost or
Market), harga realisasi, dan lain-lain.
5. Verifiability
Setiap informasi dalam laporan keuangan harus dapat ditelusuri sampai ke bukti-
bukti dan didukung oleh bukti-bukti yang sah.
6. Conservatism
Perusahaan biasanya memiliki kejadian-kejadian yang belum pasti atau yang
belum terjadi. Dalam keadaan seperti ini laporan keuangan akan
menginformasikan dengan cara memilih angka yang kurang menguntungkan
bagi entitas. Laporan keuangan memilih dan menilai aset dan pendapatannya
yang paling minimal.
7. Technical Terminology
Banyak istilah yang digunakan dalam laporan keuangan merupakan istilah teknis
akuntansi yang berlaku khusus untuk akuntansi yang harus dipahami para
pembaca yang belum tentu cocok dengan pengertian dalam disiplin ilmu yang
lain.

17
BAB III
PENDEKATAN TRADISIONAL DAN MODERN
DALAM PERUMUSAN TEORI AKUNTANSI

Tujuan Belajar
Setelah mempelajari Bab ini saudara diharapkan mampu :
1. Menjelaskan Pendekatan Tradisional dan Modern dalam Perumusan Teori
Akuntansi
2. Menjelaskan Perbedaan Pendekatan Tradisional dan Modern dalam Perumusan
Teori Akuntansi

18
PENDEKATAN TRADISIONAL DAN MODERN DALAM
PERUMUSAN TEORI AKUNTANSI

alam mempelajari teori akuntansi mungkin kita akan ditanya berbagai


pertanyaan baik yang berkaitan dengan masalah-masalah praktik, politik maupun sosial.
Misalnya, yang berkaitan dengan praktik adalah apakah yang dimaksud dengan
pendapatan? Mengapa pendaptan diukur? Bagaimana aktiva dan hutang dinilai dalam
neraca? Dan lain sebagainya.

1. METODOLOGI PENYUSUNAN TEORI AKUNTANSI


Dalam penyusunan teori akuntansi ada dua metodologi yang digunakan, yaitu :

Teori Positif (deskriptif)


Teori ini menekankan pada “apa yang terjadi” (what is) melalui penyusunan
praktik - praktik akuntansi. Karena hanya bertanya, teori ini dikritik oleh para
pendukung teroi normatif. Penjelasan atau penalaran untuk menunjukkan secara ilmiah
kebenaran pernyataan atau fenomena akuntansi seperti apa adanya sesuai fakta. Fakta
sebagai sasaran.

Teori Normatif
Teori berupaya untuk menyajikan lebih pada “apa yang seharusnya” (Ought to
be) daripada “apa yang terjadi”. Penjelasan atau penalaran untuk menjustifikasi
kelayakan suatu perlakuan akuntansi paling sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Nilai sebagai sasaran.

2. PENDEKATAN TRADISIONAL UNTUK PERUMUSAN TEORI


AKUNTANSI
Secara garis besar pendekatan tradisional dibagi dua bagian, yaitu :
Pendekatan Praktis/Non Teoritis
Yaitu suatu pendekatan yang tidak memiliki dasar teorinya. Pendekatan ini hanya
didasarkan pada pengamatan atau observasi suatu kejadian/peristiwa. Pendekatan
19
nonteoritis adalah suatu pendekatan pragmatis (praktis) dan pendekatan kekuasaan.
Pendekatan pragmatis terdiri atas penyusunan suatu teori yang ditandai oleh
kesamaannya dengan praktik dunia nyata yang berguna, dalam artian memberikan solusi
yang bersifat praktis.

Pendekatan Teoritis
Pendekatan ini dapat juga disebut pendekatan penalaran, diantaranya:
a. Pendekatan deduktif
Yaitu pendekatan yang dimulai dari sesuatu yang bersifat umum, kemudian dibuat
kesimpulan secara khusus. Misalnya dimulai dari asumsi atau postulat akuntansi,
kemudian disimpulkan menjadi teknik-teknik akuntansi. Langkah-langkah dalam
merumuskan teori akuntansi adalah:
1. Menentukan tujuan pelaporan keuangan
2. Memilih postulate akuntansi yang sesuai dengan kondisi, ekonomi, politik, dan
sosiologi.
3. Menentukan prinsip akuntansi
4. Mengembangkan teknik akuntansi
b. Pendekatan Induktif
Yaitu suatu pendekatan yang dimulai dari yang bersifat khusus, kemudian dibuat
kesimpulan secara khusus
Langkah-langkah dalam merumuskan teori akuntansi adalah:
1. Mencatat semua observasi
2. Menganalisis dan mengklasifikasi hasil observasi
3. Hasil observasi kemudian digeneralisasi
4. Pengujian terhadap generalisasi
c. Pendekatan Etis
Yaitu suatu pendekatan yang terkait dengan etika suatu individu, seperti kewajaran
(fairness), keadilan (justice), kebenaran (truth). Dalam penerapannya hal ini terkait
dengan pribadi individu manajemen dalam menyusun laporan keuangan perusahaan.
Diharapkan informasi yang dihasilkan adalah wajar, tidak fiktif dan dapat
dipertanggungjawabkan pada semua pihak pengguna laporan keuangan.

20
d. Pendekatan Sosiologis
Yaitu suatu pendekatan yang berhubungan dengan tatanan kehidupan sosial masyarakat.
e. Pendekatan Ekonomi
Yaitu suatu pendekatan yang tidak hanya berfokus pada akuntansi saja tetapi melibatkan
sisi ekonomi secara makro. Misalnya dalam pengambilan kebijakan moneter, melibatkan
beberapa pengambil keputusan dari pemerintah, seperti perbankan, analisis keuangan.
f. Pendekatan Eklektik
Pendekatan ini disebut juga pendekatan gabungan. Dalam melakukan pengambilan
keputusan dapat merupakan gabungan pihak akuntan dan pihak lain, seperti masyarakat
atau pemerintah.

3. PENDEKATAN MODERN UNTUK PERUMUSAN TEORI AKUNTANSI.


Teori akuntansi merupakan suatu proses pembuktian, akhir-akhir ini pendekatan
modern telah dikembangkan dan direvisi, dengan maksud membuktikan ataupun
membentuk suatu teori akuntansi yang diharapkan mampu memberi solusi untuk
masalah-masalah akuntansi. Pendekatan modern ini menunjukkan aliran baru penelitian
akuntansi yang menggunakan pemikiran konseptual dan empiris untuk merumuskan dan
membuktikan suatu kerangka akuntansi konseptual. Diantara pendekatan modern ini
terdiri dari :
Pendekatan Kejadian ( event approach )
Pendekatan kejadian mengusulkan bahwa tujuan akuntansi adalah memberikan
informasi tentang kejadia ekonomi yang relevan dan dapat dimanfaatkan dalam
berbagai model-model keputusan. Kejadian – kejadian menunjukkan setiap tindakan
yang dapat digambarkan oleh satu atau lebih ukuran/sifat dasar. Kejadian disini adalah
difokuskan pada kejadian ekonomi. Supaya dapat dikatakan bahwa suatu kejadian
tersebut adalah kejadian ekonomi, harus memenuhi kriteria sebagai berikut : a)
berdasarkan hasil observasi/pengamatan, b) dapat diidentifikasi, c) mempunyai nilai
rupiah atau satuan moneter.

Pendekatan Perilaku (behavior approach)


Pendekatan perilaku terhadap perumusan teori akuntansi dikaitkan dengan
perilaku manusia yang menyangkut masalah dan informasi. Akibat perilaku informasi

21
akuntansi Informasi akuntansi, ditinjau dari sisi dan bentuknya dapat berpengaruh
terhadap pengambilan keputusan individu, meskipun sudah jelas dan mudah diterima
oleh umum, akan tetapi disarankan agar melakukan penelitian demi kesempurnaan
sistem akuntansi dan pelaporan.
Studi penelitian di bidang perilaku telah memeriksa model-model pelaporan
alternatif dan mengungkapkan praktek-praktek untuk menilai pilihan-pilihan yang
tersedia ditinjau dari relevansinya dan pengaruhnya terhadap perilaku.

Pendekatan Prediktif (predictive approach)


Pendekatan prediktif timbul dari masalah kesulitan menilai metode alternatif
mengukur akuntansi dan dari pencarian suatu kriteria sebagai dasar pemilihan antara
alternatif-alternatif pengukuran. Pendekatan prediktif terhadap perumusan suatu teori
akuntansi mempergunakan criteria kemampuan prekdiktif. Kemampuan prediktif berarti
bahwa pemilihan diantara opsi-opsi akuntansi yang berbeda-beda akan tergantung pada
kemampuan metode tertentu meramalkan kejadian penting yang menarik pemakai.
Sebuah penelitian akuntansi empiris yang sedang tumbuh telah dikembangkan dari
pendekatan prediktif, yaitu :
- Prediksi Ekonomi
Prediksi ekonomi merupakan lemampuan data akuntansi untuk menjelaskan dan
meramalkan kejadian ekonomi. Menurut perspektif pendekatan prediktif terhadap
perumusan teori Akuntansi harus dinilai atas dasar kemampuannya meramalkan kejadian
ekonomi.
- Prediksi Reaksi Pasar
Menurut salah satu penafsiran prediktif, pengamatan reaksi pasar modal dapat
dipergunakan sebagai suatu penuntun penilaian dan pemilihan diantara berbagai
pengukuran akuntansi. Pasar yang benar-benar tepat guna adalah pasar yang senantiasa
dalam keadaan equlibrium terus menerus, sehingga nilai instrinsik surat berharga
bergerak secara tidak sengaja dan harga pasar selalu sama dengan nilai intrinsik yang
mendasari setiap saat.

22
Pendekatan Positif (positive approach)
Pendekatan Positif adalah suatu pendekatan yang menyatakan manajemen dapat
memilih metode akuntansi alternatif yang diharapkan dapat meningkatkan earnings.
Proses penetapan dan pelaksanaan standar merupakan masalah serius dalam profesi
akuntansi dan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Penentuan mekanisme terbaik
dalam menetapkan keseragaman standar akuntansi merupakan faktor penting agar
standar akuntansi dapat diterima dan bermanfaat. Kebutuhan untuk mencapai tujuan
sosial yang memuaskan mendukung perlunya regulasi akuntansi. Tujuan ini mencakup
kewajaran laporan, informasi yang disajikan secara seimbang dan perlindungan terhadap
investor.
Pendekatan regulasi dalam penyusunan standar akuntansi terdiri dari :
1. Pendekatan Pasar Bebas
Pendekatan pasar bebas dalam menghasilkan standar akuntansi dimulai dari
asumsi dasar bahwa informasi akuntansi merupakan sebuah produk yang bersifat
ekonomis, sama seperti barang atau jasa lainnya.
2. Pendekatan Sektor Swasta
Pendekatan sektor swasta dalam regulasi standar akuntansi menggunakan asumsi
dasar bahwa kepentingan publik terhadap akuntansi akan terlayani dengan baik
apabila penyusunan standar diserahkan kepada sektor swasta. Penyusunan
standar secara swasta.

23
BAB IV
STRUKTUR TEORI AKUNTANSI

Tujuan Belajar
Setelah mempelajari Bab ini saudara diharapkan mampu:
1. Menjelaskan Sifat teori akuntansi
2. Menjelaskan Postulat teori akuntansi

24
STRUKTUR TEORI AKUNTANSI

endekatan dan metodologi apa pun yang digunakan dalam penyusunan


teori akuntansi (deduktif atau induktif, normatif atau deskriptif), rerangka acuan yang
dihasilkan didasarkan pada serangkaian elemen dan hubungan yang mengatur
pengembangan teknik akuntansi

1. SIFAT STRUKTUR TEORI AKUNTANSI


Pendekatan dan metodologi apa pun yang digunakan dalam penyusunan teori
akuntansi (deduktif atau induktif, normatif atau deskriptif), rerangka acuan yang
dihasilkan didasarkan pada serangkaian elemen dan hubungan yang mengatur
pengembangan teknik akuntansi. Struktur teori akuntansi terdiri dari beberapa elemen-
elemen berikut ini:
1. Pernyataan tujuan laporan keuangan.
2. Pernyataan postulat dan konsep teoritis akuntansi yang terkait dengan asumsiasumsi
lingkungan dan sifat unit akuntansi. Postulat dan konsep teoritis diturunkan dari
pernyataan tujuan.
3. Pernyataan tentang prinsip-prinsip dasar yang didasarkan pada postulat dan konsep
teoritis.
4. Batang tubuh teknik-teknik akuntansi yang diturunkan dari prinsip-prinsip akuntansi.
Kita akan mendiskusikan tiga elemen teori akuntansi yang ada, yaitu:
1. Postulat akuntansi;
2. Konsep-konsep teoritis akuntansi;
3. Prinsip-prinsipakuntansi.

2. SIFAT POSTULAT AKUNTANSI, KONSEP TEORITIS, DAN PRINSIP-


PRINSIP
Pengembangan postulat, konsep teoritis dan prinsip akuntansi telah menjadi
tugas yang paling menantang dan sulit dalam akuntansi. Adanya kekurang tepatan
terminologi, yang telah diakui oleh kebanyakan teoritikawan, telah menambah
permasalahan. Littleton merujuk permasalahan ini dengan menyatakan bahwa: Setiap
25
buku biasanya terdiri dari aksioma, konvensi, generalisasi, metode, aturan, postulat,
praktik, prosedur, prinsip, dan standar. Istilah-istilah ini tidak dapat dipandang
sinonimus. Kebingungan seperti itu dapat dihindari dengan mempertimbangkan
penyusunan struktur teori akuntansi secara deduktif, proses interaktif di mana tujuan
akuntansi menyediakan dasar untuk postulat dan konsep teoritis dari mana teknik-teknik
diturunkan. Kita memulai dengan definisi berikut ini:
1. Postulat akuntansi dalam pernyataan yang tidak memerlukan pembuktian atau
aksioma, berterima umum berdasarkan kesesuaiannya dengan tujuan laporan keuangan,
menggambarkan lingkungan ekonomi, politik, sosiologi dan hukum tempat akuntansi
beroperasi.
2. Konsep teoritis akuntansi adalah juga pernyataan yang tidak memerlukan
pembuktian atau aksioma, juga berterima umum berdasarkan kesesuaiannya dengan
tujuan laporan keuangan, yang menggambarkan sifat entitas akuntansi yang beroperasi
dalam ekonomi bebas yang dikarakteristikkan oleh kepemilikan pribadi atas kekayaan.
3. Prinsip akuntansi adalah aturan keputusan umum, yang diturunkan baik dari tujuan
dan konsep teoritis akuntansi yang mengatur pengembangan teknikteknik akuntansi.
4. Teknik akuntansi adalah aturan spesifik yang diturunkan dari prinsip akuntansi
untuk memperlakukan transaksi atau peristiwa tertentu yang dihadapi oleh entitas
akuntansi.

3 POSTULAT - POSTULAT AKUNTANSI


Postulat Entitas
Akuntansi mengukur hasil operasi dari suatu entitas yang terpisah dan berbeda
dari pemilik entitas. Postulat entitas mengatakan bahwa setiap perusahaan merupakan
unit akuntansi yang terpisah dan berbeda dari pemiliknya dan perusahaan lain. Postulat
entitas merumuskan bidang perhatian akuntansi dan membatasi jumlah objek, peristiwa
dan atribut peristiwa yang harus dimasukkan dalam laporan keuangan. Postulat
memungkinkan akuntan membedakan antara transaksi bisnis dan individu akuntan
melaporkan transaksi perusahaan bukan transaksi pemilik perusahaan. Postulat juga
mengakui tanggungjawab pelayanan manajemen pada pemegang saham.
Konsep entitas diterapkan pada kemitraan, kepemilikan tunggal, korporasi
(perseroan terbatas dan bukan perseroan terbatas) dan perusahaan kecil dan besar.

26
Konsep ini juga diterapkan pada segmen perusahaan (seperti divisi) atau beberapa
perusahaan (seperti konsolidasi perusahaan yang saling terkait).

Postulat Kelangsungan Usaha.


Postulat kelangsungan usaha, atau postulat kontinuitas, menyatakan bahwa
entitas akuntansi akan terus beroperasi untuk melaksanakan projek, komitmen, dan
aktivitas yang sedang berjalan. Postulat mengasumsikan bahwa perusahaan tidak
diharapkan untuk dilikuidasi dalam masa mendatang yang dapat diketahui dari sekarang
atau bahwa entitas akan terus beroperasi untuk periode waktu yang tidak tertentu.
Seperti halnya hipotesis stabilitas merefleksikan harapan semua pihak yang
berkepentingan dengan entitas. Jadi, laporan keuangan menyediakan pandangan
sementara atas situasi keuangan perusahaan dan hanya merupakan bagian dari seri
laporan yang berkelanjutan. Kecuali untuk kasus likuidasi, pemakai menginterpretasikan
informasi yang dihitung dengan dasar asumsi kontinuitas perusahaan.
Postulat kelangsungan usaha juga diterapkan untuk mendukung teori manfaat.
Harapan tentang manfaat di masa mendatang mendorong manajer untuk melihat
kedepan dan memotivasi investor untuk menanamkan modalnya ke perusahaan.
Kelangsungan usaha (yaitu, kontinuitas entitas akuntansi yang tidak terbatas) adalah
penting untuk justifikasi teori manfaat. Beberapa teoritikawan akuntansi
mempertimbangkan postulat kelangsungan usaha sebagai sesuatu yang diperlukan dan
konvensi akuntansi yang penting. Paton dan Littleton secara sederhana menyatakan
bahwa "kemungkinan suatu aktivitas berhenti secara tiba-tiba tidak dapat menghasilkan
pondasi bagi akuntansi".

Postulat unit pengukur


Unit pertukaran dan pengukuran diperlukan untuk mencatat transaksi perusahaan
dengan cara yang seragam. Pengukur umum yang dipilih dalam akuntansi adalah unit
moneter. Kebertukaran barang jasa dan modal diukur dalam satuan uang. Postulat unit
pengukur menyatakan bahwa akuntansi adalah pengukuran dan proses
mengkomunikasikan aktivitas perusahaan yang dapat diukur dalam satuan moneter.
Postulat unit pengukur, atau postulat unit moneter, berimplikasi keterbatasan
utama dalam akuntansi. Akuntansi terbatas untuk memprediksi informasi yang

27
dinyatakan dalam satuan moneter, tidak mencatat dan mengkomunikasikan informasi
lain yang relevan namun bersifat nonmoneter. Informasi akuntansi diterima secara
esensial sebagai bersifat moneter dan terkuantifikasi, informasi nonakuntansi diterima
sebagai bersifat non-moneter dan tidak terkuantifikasi. Pandangan ini mendorong kita
untuk mendefinisi informasi akuntansi sebagai “kuantitatif, formal, terstruktur, dapat
diaudit, numerik, dan berorientasi masa lampau " dan mendefinisi informasi non-
akuntansi sebagai " kualitatif, informal, naratif, tidak teraudit, dan berorientasi masa
depan". Namun definisi ini menunjukkan bahwa meskipun akuntansi merupakan disiplin
yang terkait dengan pengukuran dan pengkomunikasian aktivitas moneter dapat
diperluas dalam area-area yang sebelumnya dipandang sebagai bersifat kualitatif. Pada
kenyataannya sejumlah studi empiris mengacu pada rlevansi informasi non-akuntansi
dibandingkan dengan informasi akuntansi.

Postulat Periode Akuntansi


Meskipun postulat kelangsungan usaha menyatakan bahwa perusahaan akan
tetap ada untuk periode waktu yang tidak terbatas, pemakai meminta berbagai informasi
tentang posisi keuangan dan kinerja perusahaan untuk membuat keputusan jangka
pendek. Sebagai tanggapan terhadap kendala yang disebabkan lingkungan pemakai,
postulat periode akuntansi menyatakan bahwa laporan keuangan yang menggambarkan
perubahan dalam kesejahteraan perusahaan seharusnya diungkapkan secara periodik.
Panjangnya periode waktu dapat bervariasi tetapi hukum pajak penghasilan yang
mensyaratkan penentuan income dengan dasar tahunan dan praktik bisnis tradisional,
menggunakan periode normal satu tahun. Meskipun kebanyakan perusahaan
menggunakan periode akuntansi yang terkait dengan tahun kalender, beberapa
perusahaan menggunakan tahun fiskal atau tahun bisnis alami". Bila siklus bisnis tidak
berhubungan dengan tahun kalender akan lebih bermanfaat untuk mengakhiri periode
akuntansi ketika aktivitas bisnis telah mencapai titik terendah. Karena kebutuhan akan
informasi yang tepat waktu, relevan dan sering, kebanyaka perusahaan juga menerbitkan
laporan interim yang menyediakan informasi keuangan triwulanan atau bulanan. Studi
empiris tentang reaksi pasar modal atas penerbitan laporan interim dan dampaknya
terhadap keputusan investasi pemakai mengindikasikan kegunaan laporan interim.
Untuk menjamin kredibilitas laporan interim, Accounting Principles Board menerbitkan

28
APB Opinion No.28, yang mensyaratkan laporan interim seharusnya didasarkan pada
prinsip akuntansi dan praktik yang sama dengan yang digunakan dalam pembuatan
laporan tahunan.

4. KONSEP-KONSEP TEORITIS AKUNTANSI


Teori Proprietary/Teori Kepemilikan
Menurut teori proprietary, entitas sebagai “genap”, perwakilan atau susunan
melalui wirausahawan individual atau pengoperasi pemegang saham". Sudut pandang
kelompok pemilik sebagai pusat kepentingan terefleksi dalam cara memelihara catatan
akuntansi dan membuat laporan keuangan. Tujuan utama teori proprietary adalah untuk
menentukan dan menganalisis kekayaan bersih pemilik, dengan persamaan akuntansi:

Aset - Utang = Ekuitas Pemilik.

Dengan kata lain, pemilik memiliki aset dan utang. Jika utang dianggap aset negatif,
maka teori proprietary dikatakan berpusat pada aset dan, secara konsekuen, berorientasi
neraca. Aset dinilai dan neraca disusun untuk mengukur perubahan dalam kepentingan
atau kesejahteraan pemilik. Revenue dan expenses dianggap meningkat atau menurun
secara berturut-turut dalam kepemilikan yang bukan berasal dari investasi pemilik atau
penarikan modal oleh pemilik. Jadi, income bersih atas utang dan pajak penghasilan
perusahaan adalah expenses; deviden adalah penarikan modal.
Meskipun teori kepemilikan secara umum dipandang terutama dapat diterapkan dalam
perusahaan dengan kepemilikan terbatas seperti proprietorship dan kemitraan, pengaruh
teori proprietary mungkin ditemukan dalam beberapa teknik akuntansi dan terminologi
yang digunakan oleh perusahaan yang dimiliki secara luas. Sebagai contoh, konsep
tentang income perusahaan, yang dihasilkan setelah memperlakukan bunga dan pajak
income sebagai expenses, menunjukkan "net income bagi pemegang saham" dan bukan
untuk semua penyedia modal. Demikian pula, istilah seperti "laba per lembar saham"
dan "deviden per lembar saham" berkonotasi pada penekanan pemilik. Metode ekuitas
dalam akuntansi untuk net income perusahaan anak yang belum dikonsolidasikan
termasuk dalam netincome. Jadi konsep proprietary mengandung makna praktis.

29
Teori proprietary dapat dianggap memiliki paling tidak dua bentuk, yang menjadi
dasar untuk membedakan siapa yang termasuk dalam kelompokpropnetary. Bentuk
pertama, hanya pemegang saham biasa yang merupakanbagian dari kelompok
proprietary dan pemegang saham preferred tidak termasuk di dalamnya. Jadi, deviden
preferen dikurangkan ketika menghitung earning pemilik. Bentuk kelompok proprietary
yang sempit ini identik dengan konsepekuitas residual yang dikembangkan Staubus.
Konsisten dengan bentuk teoripropnetary ini, net income diperluas dengan
mengurangkan deviden preferen untuk menghasilkan net income kepada ekuitas residual
yang menjadi dasar perhitungan laba per lembar saham. Dalam bentuk kedua, teori
proprietary, baik saham biasa dan saham preferen termasuk dalam ekuitas pemilik.
Pandangan yang lebih luas tentang teori ini memfokuskan perhatian pada bagian ekuitas
pemegang saham dalam neraca dan jumlah yang dikreditkan pada semua pemegang
saham dalam laporan income.

Teori Entitas
Teori entitas memandang entitas sebagai sesuatu yang terpisah dan berbeda dari pihak
yang menyediakan modal pada entitas. Secara sederhana, unit bisnis, bukan pemilik,
merupakan pusat kepentingan akuntansi. Unit bisnis memiliki sumber daya perusahaan
dan bertanggung jawab terhadap pemilik maupun kreditor. Menurut teori ini, persamaan
akuntansinya adalah:

Aset = Ekuitas
Aset= Utang+ Ekuitas Pemegang saham

Aset adalah pertumbuhan hak perusahaan ekuitas menunjukkan sumber aset dan terdiri
dari utang dan ekuitas pemegang saham. Baik kreditor dan pemegang saham adalah
pemilik ekuitas, meskipun mereka memiliki hak yang berbeda terkait dengan income,
kontrol risiko,dan likuidasi. Jadi, income yang diperoleh merupakan properti entitas
hingga didistribusikan sebaga dividen kepada pemegang saham. Karena unit bisnis
bertanggungjawab untuk memenuhi klaim pemilik ekuitas, teori entitas disebut
sebaga"berpusat pada income" dan secara konsekuen berorientasi pada laporan laba rugi.
Akuntabilitas kepada pemilik ekuitas dicapai dengan mengukur kinerja operasi dan

30
keuangan perusahaan. Dengan demikian, income merupakan peningkatan dalam ekuitas
pemegang saham setelah klaim pemilik ekuitas lainnya (sebagai contoh, bunga pinjaman
jangka panjang dan pajak penghasilan telah terpenuhi.
Peningkatan dalam ekuitas pemegang saham dipertimbangkan sebagai income
bagi pemegang saham hanya jika deviden telah diumumkan. Teori entitas merupakan
teori yang paling dapat diterapkan pada perusahaan bisnis bentuk korporat, yang terpisah
dan berbeda dari pemiliknya. Dampak teori entitas ditemukan dalam beberapa
terminologi teknik akuntansi yang digunakan dalam praktik. Pertama, teori entitas
menyetujui pengadopsian penilaian sediaan LIFO ketimbang FIFO, karena penilaian
LFO dapat mencapai penentuan income yang lebih baik, dibanding penerapannya
dibawah teori propretanary. Kedua, definisi umum revenue sebagai produk perusahaan
dan expenses sebagai barang dan jasa yang dikonsumsi untuk mendapatkan revenue
adalah konsisten dengan keasyikan teori entitas akan indeks kinerja dan akuntabilitas
pada pemilik ekuitas. Ketiga, pembuatan laporan konsolidasi dan pengakuan
kepentingan kelas minoritas sebagai pemilik ekuitas konsisten dengan teori entitas.
Akhirnya, baik teori entitas yang menekankan pada penentuan income bagi pemilik
ekuitas secara memadai, dan teori proprietary, yang menekankan pada penilaian aset
yang memadai, dianggap menyetujui pengadopsian nilai sekarang, atau penilaian
berbasis selain biaya historis.

Teori Dana
Dalam teori dana, dasar akuntansi bukan teori proprietary maupun teori entitas,
tetapi kelompok aset dan kewajiban dan restriksi terkait, disebut dana, yang mengatur
penggunaana aset. Jadi, teori dana memandang unit bisnis terdiri atas sumberdaya
ekonomi (dana) serta kewajiban dan restriksi terkait mengenai penggunaan sumber daya.
Persamaan akuntansinya adalah:
Aset = Restriksi Aset
Unit akuntansi didefinisi dalam pengertian aset dan penggunaan aset yang telah
dilakukan. Kewajiban menunjukkan serangkaian restriksi hukum dan ekonomi pada
penggunaan aset. Sehingga, teori dana "berorientasi aset" dalam pengertian bahwa fokus
utamanya adalah pada administrasi dan penggunaan aset secara memadai. Laporan
sumber dan penggunaan dana, bukan neraca atau laporan keuangan, merupakan tujuan

31
utama pelaporan keuangan. Laporan ini merefleksikan perilaku operasi perusahaan yang
berkaitan sumber dan penggunaan dana.
Teori dana terutama berguna untuk pemerintah dan organisasi nirlaba. Rumah
sakit, universitas, unit kota dan pemerintahan, sebagai contoh, dijalankan dalam operasi
yang beraneka segi sehingga memerlukan pemisahan dana. Setiap dana (self-balanced
fund) menghasilkan laporan terpisah melalui sistem akuntansi yang terpisah dan
serangkaian catatan yang memadai.Dana dapat didefinisi sebagai: entitas fiskal dan
akuntansi independen dengan pencatatan serangkaian akun kas dan atau sumber daya
lain yang berimbang bersama dengan utang, kewajiban, cadangan, dan ekuitas yang
terpisah untuk tujuan melakukan aktivitas tertentu atau mencapai tujuan tertentu sesuai
dengan aturan khusus, restriksi, atau limitasi.
Jumlah dana dalam institusi nirlaba tergantung pada jumlah dan tipe aktivitas
yang memiliki restriksi hukum berkaitan dengan penggunaan aset yang dipercayakan
kepada organisasi. Teori dana juga relevan untuk organisasi berorientasi laba, yang
menggunakan dana untuk aktivitas yang bermacam-macam seperti dana pelunasan
(sinking funds), akuntansi untuk kebangkrutan dan perkebunan dan perwalian, akuntansi
cabang atau divisional, pemisahan aset dalam aset lancer atau tetap, dan konsolidasi.

5. PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI
Prinsip Biaya
Menurut prinsip biaya, biaya pemerolehan (acquisition cost) atau biaya historis
merupakan dasar penilaian yang memadai untuk mengakui pemerolehan semua barang
dan jasa, expenses, biaya, dan ekuitas. Dengan kata lain, item dinilai dengan harga
pertukaran pada saat barang tersebut dibeli dan dicatat dalam laporan keuangan pada
nilai atau porsi amortisasi nilai barang. APB Statement No. 4 mendefinisikan biaya
sebagai berikut:
Biaya adalah jumlah, diukur dalam uang, kas yang dibelanjakan atau properti
lain yang ditransfer, penerbitan modal saham, jasa yang diberikan, atau utang yang
terjadi, sebagai imbalan atas barang atau jasa yang diterima, atau seharusnya diterima.
Biaya dapat diklasifikasikan sebagai belum terpakai ( unexpired) dan telah terpakai
(expired). Biaya yang belum terpakai (aset) adalah yang dapat digunakan untuk
menghasilkan revenue di masa mendatang

32
Biaya yang telah terpakai tidak dapat digunakan untuk menghasilkan revenue,
dan karena alasan ini maka diperlakukan sebagai pengurang dari revenue sekarang atau
dibebankan sebagai pengurang laba ditahan. Biaya menunjukkan harga pertukaran atau
imbalan moneter yang diberikan untuk memperoleh barang atau jasa. Jika imbalan
terdiri dari aset non moneter, harga pertukaran adalah ekuivalen kas atas aset atau jasa
yang diterima. Prinsip biaya dapatditerapkan untuk pengukuran transaksi utang dan
modal.
Prinsip biaya dijustifikasi oleh postulat objektivitas dan postulat kelangsungan
usaha. Pertama, biaya pemerolehan adalah objektif, informasi yang dihasilkan dapat
diuji kebenarannya. Kedua, postulat kelangsungan usaha mengasumsikan bahwa entitas
akan meneruskan aktivitasnya secara tidak terbatas, sehingga mengeliminasi seperlunya
menggunakan nilai sekarang atau nilai likuidasi untuk penilaian aset.
Validitas yang kurang atas postulat unit pengukur, yang mengasumsikan bahwa
daya beli dolar adalah stabil, merupakan keterbatasan utama untuk menerapkan prinsip
biaya. Penilaian biaya historis mungkin menghasilkan figure yang salah jika perubahan
dalam nilai aset sepanjang waktu diabaikan. Demikian pula, nilai aset yang diperoleh
pada waktu yang berbeda selama periode terjadinya perubahan daya beli dolar tidak
dapat ditambahkan bersama-sama dalam neraca dan memberikan hasil yang berarti.

Prinsip Revenue
Prinsip revenue menspesifikasi:
1. Sifat komponen-komponen revenue;
2. Pengukuran revenue;dan
3. Waktu pengakuan revenue.
Setiap bagian dari prinsip revenue menimbulkan isu yang menarik dan kontroversial
dalam teori akuntansi. Sifat dan komponen-komponen revenue. Revenue
diinterpretasikan sebagai:
1. Aliran masuk aset bersih yang berasal dari penjualan barang atau jasa;
2. Aliran keluar barang atau jasa dari perusahaan kepada pelanggan; dan
3. Produk perusahaan yang dihasilkan dari pencipataan barang atau jasa oleh perusahaan
selama periode waktu tertentu.

33
Hendriksen menganggap bahwa:
1. Konsep produk lebih superior daripada konsep aliran keluar, yang lebih superior
daripada konsep aliran masuk; dan
2. Konsep produk adalah netral terkait dengan pengukuran (jumlah) dan saat (tanggal
pengakuan revenue, sedangkan konsep aliran masuk membingungkan terkait dengan
pengukuran (jumlah) dan saat (tanggal pengakuan) proses revenue. Perbedaan
interpretasi atas sifat revenue disebabkan oleh perbedaan pandangan tentang apa yang
seharusnya masuk sebagai revenue. Secara mendasar terdapat dua pandangan tentang
komponen revenue. Pandangan revenue yang komprehensif memasukkan semua hasil
dari aktivitas bisnis dan investas. Pandangan ini mengidentifikasi revenue sebagai semua
perubahan dalam aset bersih yang berasal dari aktivitas penghasil revenue dan
keuntungan atau kerugian yang berasal dari penjualan aset tetap dan investasi.
Umumnya revenue dan income yang diperoleh diakui dalam semua tahap siklus
operasi (yaitu, selama penerimaan order, produksi, penjualan dan penagihan).
Dikarenakan adanya kesulitan mengalokasikan revenue dan income ke tahap yang
berbeda dari suatu siklus operasi, akuntan menggunakan prinsip realisasi untuk memilih
sebuah "peristiwa kritis" dalam siklus untuk waktu pengakuan revenue dan income.
Peristiwa kritis dipilih untuk mengindikasikan terjadinya perubahan tertentu dalam aset
dan utang untuk dicatat secara memadai. Definisi awal prinsip realisasi adalah: makna
inti realisasi adalah bahwa perubahan dalam aset atau utang secara memadai telah
menjadi tertentu dan bertujuan untuk membenarkan pengakuan dalam akun. Pengakuan
ini tergantung pada transaksi pertukaran antara pihak - pihak yang independen, atau
dalam praktik perdagangan yang berlaku, atau dalam pengertian kinerja kontrak yang
dianggap pasti benar.

Prinsip Penandingan
Prinsip penandingan menyatakan bahwa expenses harus diakui pada periode
yang sama dengan revenue; yaitu, revenue diakui dalam periode tertentu sesuai dengan
prinsip revenue, dan expenses yang terkait kemudian diakui. Hubungan terbaik dapat
dicapai ketika hubungan tersebut menggambarkan hubungan sebab-akibat antara cost
dan revenue. Secara operasional, terdapat proses dua tahap untuk akuntansi expenses.

34
Pertama, biaya dikapitalisir sebagai aset yang menggambarkan sekumpulan jasa
atau manfaat potensial. Kedua, setiap aset dihapus sebagai expense untuk mengakui
proporsi jasa potensial aset yang telah terpakai untuk menghasilkan revenue selama
periode tertentu. Jadi, akuntansi akrual lebih ditunjukkan oleh prinsip penandingan
dalam artian kapitalisasi dan alokasi dibanding akuntansi kas. Hubungan antara revenue
dan expenses tergantung pada satu dari empat kriteria:
1. Penandingan langsung biaya yang telah terpakai dengan revenue (sebagai contoh,
biaya barang terjual (cost of goods sold) ditandingkan dengan penjualan terkait).
2. Penandingan langsung biaya yang telah terpakai dengan periodenya (sebagai contoh,
gaji direktur untuk periode tertentu).
3. Alokasi biaya selama periode yang mendapatkan manfaat (sebagai contoh,
depresiasi).
4. Menjadikan expenses semua biaya lain dalam periode terjadinya, kecuali jika dapat
ditunjukkan bahwa masih memiliki manfaat di masa mendatang (sebagai contoh,
expenses advertensi). Biaya yang belum terserap (yaitu, aset) yang tidak memenuhi
salah satu dari empat kriteria untuk menjadikannya expenses pada periode berjalan dapat
dibebankan pada periode mendatang dan dapat diklasifikasikan dalam kategori yang
berbeda sesuai penggunaan yang berbeda dalam perusahaan. Penggunaan yang
bervariasi menjustifikasi perbedaan dalam penerapan prinsip penandingan. Kita
sekarang akan menguji aset utama dan kategori biaya dan aturan-aturan yang terkait
dengan waktu menjadikan expenses.

Prinsip Objektivitas
Kegunaan informasi keuangan tergantung pada tingkat realibilitas prosedur
pengukuran yang digunakan. Karena menjamin realibilitas maksimum adalah sangat
sulit, akuntan telah menggunakan prinsip objektivitas untuk menjustiikasi pemilihan
prosedur pengukuran yang digunakan. Prinsip objektivitas, bagaimanapun, telah menjadi
subjek interpretasi yang berbeda :
1. Pengukuran objektivitas merupakan ukuran yang “tidak bersifat personal”, dalam
pengertian bebas dari bias personal pengukurnya. “Dengan kata lain, objektivitas
merujuk pada realitas eksternal yang independen dari orang yang menerimanya”.

35
2. Pengukuran objektivitas merupakan pengukuran variable, dalam pengertian bahwa
pengukuran didasarkan pada bukti,
3. Pengukuran objektivitas merupakan hasil dari “consensus diantara kelompok
pengamat atau pengukur tertentu”. Pandangan ini juga memandang bahwa objektivitas
tergantung pada kelompok pengukur tertentu.
4. Ukuran penyebaran atas distribusi pengukuran digunakan sebagai indicator tingkat
objektivitas suatu system pengukuran termaksud.

Prinsip Konsistensi
Prinsip konsistensi menyatakan bahwa peristiwa ekonomi yang serupa
seharusnya dicatat dan dilaporkan secara konsisten dari periode ke periode. Prinsip ini
berimplikasi bahwa prosedur akuntansi yang sama akan diterapkan dalam item serupa
sepanjang lebih berguna. Kecenderungan dalam data akuntansi dan hubungan dengan
factor-faktor eksternal akan terungkap secara lebih akurat bila prosedur pengukuran
yang komparabel telah digunakan.
Demikian pula, distorsi jumlah income dan neraca dan kemungkinan manipulasi
laporan keuangan dapat dihindari dengan penggunaan prosedur akuntansi yang konsisten
sepanjang waktu. Konsistensi juga merupakan batasan bagi pengguna laporan keuangan
yang komparabel dari sebuah perusahaan selama beberapa waktu, sehingga
mempertinggi kegunaan laporan. Dalam opini standar, akuntan public mengakui prinsip
konsistensi dengan memperhatikan apakah laporan keuangan telah dibuat sesuai dengan
prinsip akuntansi berterima umum yang diterapkan dengan dasar yang “konsisten
dengan tahun sebelumnya” atau belum. Prinsip konsistensi tidak menghalangi
perusahaan mengubah prosedur akuntasi ketika hal tersebut dapat dibenarkan dengan
perubahan keadaan, atau jika prosedur altenatif lebih baik. Menurut APB Opinion No.
20, perubahan yang dapat menjustifikasi perubahan prosedur adalah :
1. Perubahan dalam prinsip akuntansi
2. Perusahaan dalam estimasi akuntansi
3. Perubahan dalam entitas pelaporan
Perubahan ini harus terefleksi dalam akun dan dilaporkan dalam laporan keuangan
secara retroaktif untuk perubahan entitas akuntansi, secara prospektif untuk parubahan

36
dalam estimasi akuntansi, dan secara umum dan segera untuk perubahan dalam prinsip
akuntansi.

Prinsip Pengungkapan Penuh


Terdapat konsensus umum dalam akuntansi bahwa terdapat pengungkapan data
akuntansi yang “penuh” (full), wajar (fair) dan “cukup” (adequate). Pengungkapan
penuh mensyaratkan bahwa laporan keuangan didesain dan dibuat untuk
menggambarkan secara akurat peristiwa ekonomi yang telah mempengaruhi perusahaan
untuk suatu periode dan memuat informasi yang memadai untuk membuat laporan
berguna dan tidak menyesatkan bagi rata-rata investor. Secara lebih eksplisit, prinsip
pengungkapan penuh berimplikasi bahwa tidak ada informasi penting atau kepentingan
bagi rata-rata investor yang menghilangkan atau disembunyikan. Skinner memberikan
perhatian pada beberapa permasalahan yang seharusnya menjadi subjek pengungkapan
penuh :
1. Rincian tentang kebijakan dan metode akuntansi, terutama bila diperlukan
pertimbangan dalam penerapan metode akuntansi, bila metode khas untuk entitas
pelaporan tertentu, atau bila metode akuntansi alternatif dapat digunakan.
2. Informasi tambahan untuk membantu analisis investasi atau untuk mengindikasikan
hak berbagai pihak yang memiliki klaim atas pelaporan entitas.
3. Perubahan dari tahun sebelumnya dalam kebijakan dan metode akuntansi yang
digunakan dan dampak perubahan tersebut.
4. Aset, utang, biaya dan revenue yang timbul dari transaksi dengan pihak lain yang
memiliki kepentingan pengendalian atau dengan direktur atau karyawan yang
memiliki hubungan khusus dengan entitas pelaporan.
5. Aset, utang, dan komitmen bersyarat
6. Transaksi keuangan atau transaksi operasi lainnya yang terjadi setelah tanggal neraca
yang memiliki dampak material terhadap posisi keuangan entitas sebagaimana telah
digambarkan dalam laporan akhir tahun.

Prinsip Konservatisme
Prinsip konservatisme merupakan prinsip pengecualian atau modifikasivdalam artian
bahwa prinsip tersebut bertindak sebagai batasan untuk penyajian data akuntansi yang

37
relevan dan reliable. Prinsip konservatisme menyatakan bahwa ketika memilih diantara
dua atau lebih teknik akuntansi yang dapat diterima, maka preferensinya adalah memilih
yang paling kecil dampaknya terhadap ekuitas pemegang saham. Secara lebih spesifik,
prinsip ini menunjukkan bahwa lebih disukai melaporkan nilai terendah untuk aset dan
revenue dan nilai tertinggi untuk utang dan expenses. Prinsip konservatisme kemudian
menyatakan bahwa akuntan secara umum menggambarkan perilaku pesimistik ketika
memilih teknik akuntansi untuk pelaporan keuangan. Untuk mencapai tujuan
pemahaman income sekarang dan aset, prinsip konservatisme mungkin mendorong
perlakuan yang merupakan penyimpangan dari pendekatan teoritis dan dapat diterima.
Sebagai contoh, pengadopsian konsep lower-of-cost-ormarket bertentangan dengan
prinsip biaya historis. Meskipun penilaian aset dan penyusutan dipercepat secara umum
diyakini sebagai ukuran yang melawan inflasi, mereka dipandang sebagai hasil dari
pengadopsian prinsip konservatisme.

Prinsip Materialitas
Seperti halnya konservatisme, prinsip materialitas merupakan prinsip
pengecualian atau modifikasi. Prinsip ini menyatakan bahwa transaksi dan peristiwa
yang tidak memiliki dampak ekonomi signifikan dapat diatasi dengan cara yang paling
tepat, apakah transaksi dan peristiwa tersebut sesuai dengan prinsip berterima umum
atau tidak, dan tidak perlu diungkapkan. Secara umum, badan-badan akuntansi telah
meninggalkan penggunaan materialitas dalam pertimbangan akuntan, pada saat yang
sama tetap menekankan pentingnya materialitas. Menurut APB Statement No. 4,
materialitas menunjukkan bahwa “pelaporan keuangan hanya berurusan dengan
informasi yang cukup signifikan untuk mempengaruhi evaluasi atau keputusan”, APB
Opinion No. 30 menggantungkan pada konsep materialitas yang tidak didefinisi untuk
menjelaskan item-item luar biasa. Demikian pula, APB Opinion No. 22
merekomendasikan pengungkapan pengungkapan semua kebijakan atau prinsip yang
secara material mempengaruhi posisi keuangan, hasil operasi dan perubahan dalam
posisi keuangan suatu entitas.
Pada tahun 1975, FASB menerbitkan memorandum diskusi tentang isu
materialitas, yang menekankan pentingnya prinsip ini. Prinsip materialitas kurang
memiliki definisi operasional. Kebanyakan definisi materialitas menekankan pada peran

38
akuntan dalam menginterpretasikan apa yang material dan apa yang tidak material.
Sebagai contoh, Frishkoff mendefinisi materialitas sebagai “arti pentingnya relative dan
kuantitatif dari suatu informasi akuntansi bagi pengguna dalam konteks keputusan yang
harus dibuat”.

Prinsip Keseragaman dan Kompabilitas


Prinsip konsistensi mengacu pada penggunaan prosedur yang sama untuk item-
item yang terkait dengan perusahaan tertentu antar waktu, prinsip keseragaman merujuk
pada penggunaan prosedur yang sama oleh perusahaan yang berbeda. Tujuan yang
diinginkan adalah mencapai komparabilitas laporan keuangan dengan mengurangi
keanekaragaman yang tercipta karena penggunaan prosedur akuntansi yang berbeda oleh
perusahaan yang berbeda. Pada kenyataannya, debat yang konstan terjadi tentang apakah
fleksibilitas atau keseragaman seharusnya berlaku dalam akuntansi dan pelaporan
keuangan.
Pendukung utama prinsip keseragaman mengklaim bahwa prinsip tersebut akan:
1. Mengurangi perbedaan penggunaan prosedur akuntansi dan ketidakcukupan praktik
akuntansi.
2. Memungkinkan pembandingan yang berarti bagi pengguna laporan keuangan.
3. Memperbaiki kepercayaan pengguna pada laporan keuangan.
4. Mendorong intervensi pemerintah dan regulasi praktik akuntansi
Tujuan implicit prinsip keseragaman maupun fleksibilitas adalah melindungi
pengguna dan menyajikan data bermanfaat bagi pengguna. Kedua prinsip tersebut gagal
mengatasi posisi ekstrimnya dalam isu pelaporan keuangan. Keseragaman tidak
mendorong komparabilitas, tidak dapat disangkal sebagai tujuan yang tidak layak.
Fleksibilitas terbukti telah mendorong munculnya kebingungan dan ketidakpercayaan,
solusi/tradeoff yang mungkin dapat diberikan adalah mendukung keseragaman dengan
mempersempit perbedaan praktik akuntansi dan, pada saat yang sama memungkinkan
pengakuan yang layak atas dasar dan peristiwa ekonomi khusus perusahaan tertentu dan
industry tertentu dengan hubungan yang tepat antara keadaan ekonomi tertentu dengan
teknik akuntansi. Posisi tengah ini meminta definisi operasional dari “perbedaan
keadaan” dan petunjuk yang lebih baik untuk keterkaitan perbedaan dengan berbagai
prosedur.

39
BAB V
LAPORAN KEUANGAN

Tujuan Belajar
Setelah mempelajari Bab ini saudara diharapkan mampu :
1. Menjelaskan dan memahami tujuan laporan keuangan

40
LAPORAN KEUANGAN

ujuan laporan keuangan : menyediakan informasi yang menyangkut posisi


keuangan, kinerja serta perubahan yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Tujuan Laporan Keuangan Menurut APB Statement No. 4 APB Statement No. 4
berjudul ”Basic Concepts and Accounting Principles Underlying Financial Statements
Business Enterprises”. Laporan ini bersifat deskriptif, dan laporan ini banyak
mempengaruhi studi-studi berikutnya tentang tujuan laporan keuangan. Dalam laporan
ini tujuan laporan keuangan digolongkan sebagai berikut :

Tujuan Khusus
Tujuan khusus laporan keuangan adalah untuk menyajiikan laporan posisi keuangan,
hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan
GAAP (Generally Accepted Accounting Principle).

Tujuan Umum
Adapun tujuan umum laporan keuangan disebutkan sebagai berikut.
a. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber ekonomi, dan
kewajiban perusahaan dengan maksud untuk menilai kekuatan dan kelemahan
perusahaan, untuk menunjukkan posisi keuangan dan investasinya, untuk menilai
kemampuannya untuk menyelesaikan utang-utangnya, dan menunjukkan
kemampuan sumber-sumber kekayaanya yang ada untuk pertumbuhan
perusahaan.
b. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang
berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba dengan maksud : memberikan
gambaran tentang dividen yang diharapkan, menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk membayar kepada kreditur, suplier, pegawai, pajak,
mengumpulkan dana untuk perluasan, memberikan informasi kepada manajemen
untuk digunakan dalam pelaksanaan fungsi perencanaan dan pengawasan,
41
menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan mendapatkan laba dalam jangka
panjang, menaksir informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menaksir
potensi perusahaan dalam menghasilkan laba, memberikan informasi yang
diperlukan lainnya tentang perubahan harta dan kewajiban, dan mengungkapkan
informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para pemakai laporan.

Dasar Akrual
Untuk mencapai tujuannya, laporan keuangan disusun atas dasar akrual. Dengan
dasar ini, pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya diakui pada saat kejadian (dan bukan
pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan dicatat dalam catatan akuntansi
serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan.

Kelangsungan Usaha
Laporan keuangan biasanya atas dasar asumsi kelangsungan usaha entitas dan
akan melanjutkan usahanya di masa depan. Karena itu, entitas diasumsikan tidak
bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara material skala
usahanya. Jika maksud atau keinginan tersebut timbul, laporan keuangan mungkin harus
disusun dengan dasar yang digunakan harus diungkapkan.

Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan


Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam
laporan keuangan berguna bagi pengguna. Terdapat karakteristik kualitatif pokok yaitu:
dapat dipahami, relevan, materialitas, keandalan, dan dapat diperbandingkan, dengan
penjelasan sebagai berikut:
a. Dapat Dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah
kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pengguna. Dalam hal ini, pengguna
diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan
bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang
wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam
laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa
informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pengguna tertentu.

42
b. Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pengguna
dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau
dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna dengan membantu mereka
mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, serta menegaskan atau
mengkoreksi hasil evaluasi pengguna di masa lalu.
c. Keandalan
Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas
andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat
diandalkan penggunaanya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithfull
representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan
dapat disajikan.
d. Dapat Dibandingkan
Pengguna harus· dapat membandingkan laporan keuangan entitas antar periode untuk
mengidentifikasi kecenderungan (tren) akuntansi dan kinerja keuangan. Pengguna
juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar entitas untuk
mengevaluasi akuntansi keuangan, kinerja, serta perubahan akuntansi keuangan
secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari
transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk
entitas tersebut, antar periode entitas yang sama dan untuk entitas yang berbeda.
Implikasi penting dari karakteristik kualitatif dapat diperbandingkan adalah bahwa
pengguna harus mendapat informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan
dalam penyusunan laporan keuangan dan perubahan kebijakan serta pengaruh
perubahan tersebut. Para pengguna harus dimungkinkan untuk dapat mengidentifikasi
perbedaan kebijakan akuntansi yang diberlakukan untuk transaksi serta peristiwa lain
yang sarna dalam sebuah entitas dari 1 (satu) periode ke periode dan dalam entitas
yang berbeda. Ketaatan pada standar akuntansi keuangan, termasuk pengungkapan
kebijakan akuntansi yang digunakan oleh entitas, membantu pencapaian daya
banding. Berhubung pengguna ingin membandingkan akuntansi keuangan, kinerja
serta perubahan akuntansi keuangan antar periode, maka entitas perlu menyajikan
informasi periode sebelumnya dalam laporan keuangan.

43
Kendala Informasi yang Relevan dan Andal
a. Tepat Waktu
Jika penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang
dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Manajemen mungkin perlu menyeimbangkan
manfaat relatif antara pelaporan tepat waktu dan ketentuan informasi andal. Untuk
menyediakan informasi tepat waktu, sering kali perlu melaporkan sebelum seluruh aspek
transaksi atau peristiwa lainnya diketahui, sehingga mengurangi keandalan informasi.
Sebaliknya, jika pelaporan ditunda sampai seluruh aspek diketahui, informasi yang
dihasilkan mungkin sangat andal tetapi kurang bermanfaat bagi pengambil keputusan.
Dalam usaha mencapai keseimbangan antara relevansi dan keandalan, kebutuhan
pengambil keputusan merupakan pertimbangan yang menentukan.
b. Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat
Keseimbangan antara biaya dan manfaat lebih merupakan kendala yang persuasif
daripada karakteristik kualitatif. Manfaat yang dihasilkan informasi seharusnya melebihi
biaya penyusunannya, namun evaluasi biaya dan manfaat merupakan proses
pertimbangan yang substansial. Biaya tersebut tidak perlu harus dipikul oleh pengguna
informasi yang menikmati manfaat. Manfaat mungkin juga dinikmati oleh pengguna lain
di samping mereka yang menjadi tujuan informasi, misalnya penyediaan informasi
lanjutan kepada kreditur mungkin mengurangi biaya pinjaman yang dipikul entitas.
Karena alasan inilah maka sulit untuk menerapkan uji biaya manfaat pada kasus tertentu.
Namun demikian komite penyusunan standar akuntansi keuangan pada khususnya,
seperti juga para penyusun dan pengguna laporan keuangan, harus menyadari kendala
ini.

Tujuan Laporan Keuangan menurut Trueblood Committee


Trueblood Committee merumuskan tujuan utama laporan keuangan sebagai
berikut: “Memberikan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan.” Tujuan
ini dijabarkan lagi dalam berbagai tujuan spesifik (ada dua belas buah) dan perincian
sifat kualitas yang diinginkan dimiliki laporan keuangan. Komite yang dipimpin
Trueblood ini beranggotakan sembilan orang yang berasal dari akademisi dan praktisi.

44
Mereka ditugaskan untuk merumuskan tujuan laporan keuangan. Dalam laporannya
komite ini ingin menentukan hal-hal berikut.
a. Siapa yang memerlukan laporan keuangan?
b. Informasi apa yang mereka perlukan?
c. Berapa banyak informasi yang diperlukan tersebut dapat disupply oleh akuntansi?
d. Kerangka apa yang dibutuhkan untuk menyusun informasi yang diperlukan itu?

Tujuan Dasar
Komite Trueblood merumuskan tujuan laporan keuangan sebagai berikut.
1. Pemakai Laporan Keuangan
Tujuan utama dari laporan keuangan adalah memberikan informasi sebagai dasar
dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.
2. Pemakai Umum
Tujuan laporan keuangan adalah melayani pemakai umum yang memiliki
wewenang, kemampuan atau sumber kekayaan yang terbatas untuk mendapatkan
informasi dan yang meyakini laporan keuangan sebagai sumber informasi utama
mengenai aktivitas perusahaannya.
3. Pemakai Lain
Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang berguna bagi
investor dan kreditor untuk meramalkan, membandingkan, dan memlai potensi arus
kas menurut jumlah, waktu, dan dengan memerhatikan ketidakpastian lainnya.
4. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi kepada para pemakai
laporan keuangan untuk meramalkan, membandingkan, dan menilai ‘earningpower’
(kemampuan mendapatkan laba) perusahaan.
5. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang berguna dalam
menilai kemampuan manajemen menggunakan sumber kekayaan perusahaan secara
efektif dalam mencapai tujuan utama perusahaan.
6. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi yang faktual dan yang dapat
ditafsirkan tentang transaksi dan kejadian lainnya yang berguna untuk meramalkan,
membandingkan, menilai earning power perusahaan. Hal yang menjadi dasar dalam
hal ini tergantung pada penafsiran, penilaian, peramalan, taksiran harus
diungkapkan.

45
7. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan laporan tentang posisi keuangan yang
berguna untuk meramalkan, membandingkan, menilai earning power perusahaan.
Laporan ini harus memberikan informasi yang menyangkut transaksi perusahaan dan
kejadian lainnya yang merupakan bagian dari siklus perolehan laba yang tidak
sempurna. Current value harus juga dilaporkan apabila perbedaannya dengan
wstoncal cost cukup besar. Harta dan kewajiban harus dikelompokkan atau
dipisahkan dengan memperhatikan ketidakpastian jumlah dan waktu kapan realisasi
atau likuidasinya.
8. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan laporan laba periodik yang berguna
untuk meramalkan, membandingkan, menilai earning power perusahaan. Hasil
bersih dan pendapatan yang timbul dari siklus perolehan laba yang “sempurna” dan
kegiatan perusahaan akibat kemajuan kerja yang dapat dihitung sampai penyelesaian
siklus perusahaan yang “belum sempurna” harus dilaporkan. Perubahan nilai yang
digambarkan dalam laporan yang berurutan dari laporan posisi keuangan harus
dilaporkan, tetapi terpisah apabila nilainya berbeda dan segi kepastian realisasinya.
Siklus perolehan laba dianggap “sempurna” apabila memenuhi syarat sebagai
berikut:
a. A realized sacrifice - realisasi atau kemungkinan yang besar terjadinya
pembayaran kas.
b. A realized benefit - realisasi atau kemungkinan yang besar terjadinya realisasi
penerimaan kas.
c. Tidak ada lagi kegiatan-kegiatan lanjutan dan siklus itu.
9. Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan laporan kegiatan yang berguna
untuk meramalkan, membandingkan, menilai earning power perusahaan. Laporan ini
harus menyajikan aspek nyata dari transaksi perusahaan yang memiliki unsur kas
atau diharapkan me-mengaruhi kas. Laporan ini harus menyajikan data yang
diperlukan oleh para pemakai dalam memperhitungkan dan menafsirkan laporan
keuangan.
10. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi yang berguna untuk proses
peramalan. Ramalan keuangan harus disajikan apabila mereka ingin meningkatkan
tingkat kegunaan laporan bagi pemakamya.

46
11. Tujuan laporan keuangan bagi lembaga pemerintah dan lembaga yang bukan
bertujuan untuk mendapatkan laba adalah memberikan informasi yang berguna
untuk menilai efektivitas dari manajemen dan sumber-sumber kekayaan dalam
mencapai tujuan perusahaan. Ukuran-ukuran prestasi harus dikuantitatifkan
berdasarkan tujuan yang ditetapkan.
12. Tujuan laporan keuangan adalah menyajikan kegiatan perusahaan yang
mempengaruhi masyarakat yang dapat ditentukan, dijelaskan atau diukur dan
merupakan hal yang penting bagi peranan perusahaan dalam lingkungannya.

Konsep Dasar Laporan Keuangan Menurut Trueblood Committee


Konsep dasar ini mencakup:
1. sifat-sifat kualitatif
2. definisi tentang elemen laporan keuangan

Sifat kualitatif ini menggambarkan kriteria untuk:


a. memilih alternatif prinsip akuntansi dan metode pelaporan yang digunakan; serta
b. persyaratan pengungkapannya.

Sifat-sifat kualitatif tersebut adalah sebagai berikut.


a. Kualitas Utama
1. Relevance
Informasi disebut relevan apabila informasi itu mampu dan berguna dalam
memengaruhi keputusan manajer dengan mengubah atau yang menguatkan
pengharapannya tentang hasil dan akibat tindakan atas kejadiannya. Dengan kata
lain, agar informasi relevan, informasi itu harus memiliki predictive value
(meramalkan nilai masa yang akan datang), feedback value (menguatkan atau
mengoreksi pengharapan yang sudah lalu) pada saat yang sama dan harus
disampaikan pada waktu yang tepat.
2. Reliability
Reliability menyangkut kualitas yang menyebabkan pemakai data bergantung
pada kepercayaan pada data yang disajikan dan yang dimaksudkan untuk
disajikan. Reliability tergantung pada tingkat kepercayaan dalam menyajikan
47
informasi tentang suatu kejadian. Kepercayaan terhadap laporan berbeda antara
seorang dengan orang lain. Biasanya untuk memngkatkan reliability maka
laporan keuangan harus dapat diperiksa (verifiability).
3. Verifiability
Adalah suatu sarana yang dapat memberikan kesempatan kepada orang-orang
tertentu yang bekerja secara terpisah antara satu dengan yang lain untuk
mengembangkan ukuran-ukuran yang sama atas bukti, data, dan catatan yang
sama.
4. Completeness
Completeness menjelaskan kelengkapan dan kesesuaian antara data akuntansi
dan kejadian yang dimaksud untuk disajikan. Neutrality berarti bahwa akuntansi
bebas dan bias (prasangka yang tidak berdasar) dalam menyajikan laporan
keuangan per-usahaan. Jangan sampai tujuan mengatur/memengaruhi laporan
yang disajikan.
b. Kualitas Sekunder
1. Comparability
Comparability berarti bahwa dalam menyusun laporan keuangan harus
digunakan metode yang sama sepanjang waktu oleh perusahaan tertentu agar
bisa diperbandingkan.
2. Consistency
Consistency berarti bahwa metode-metode akuntansi tidak dapat diubah apabila
telah dipilih. Namun, dalam prinsip akuntansi disebutkan boleh mengubahnya
apabila alternatif lam yang juga sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim
dianggap lebih baik. Perubahan itu harus diungkapkan dan termasuk
diungkapkan alasan mengapa prinsip alternatif itu dipilih.
c. Pertimbangan Cost Benefit
1. Cost Benefit
Informasi akuntansi akan diungkapkan apabila keuntungan yang didapat
diperoleh dari informasi itu melebihi biayanya. Jadi sebelum menyajikan
informasi maka harus dikaji terlebih dahulu untuk ruginya.
2. Materiality

48
Materiality adalah sesuatu yang secara relatif dianggap penting. Pada dasarnya
pertimbangan harus diberikan dalam hal apakah informasi itu mungkin bersifat
penting (significant) atau material atau tidak penting pengaruhnya terhadap
keputusan. Hal, yang selalu menjadi pertanyaan, siapa dan bagaimana
menentukannya?
Laporan komite Trueblood juga menjelaskan tujuh sifat dan kualitas laporan
keuangan sebagai berikut.
1. Relevan dan Materialitas (Relevance and Materiality)
2. Formalitas dan Kenyataan di atas formalitas (Form and Substance over Form)
3. Tingkat kepercayaan (Reliability)
4. Bebas dari Prasangka subjektif (Freedom from bias)
5. Dapat dibandmgkan (Comparability)
6. Konsistensi (Consistency)
7. Dapat dipahami (Understandability)

PENYUSUNAN KERANGKA KONSEPTUAL UNTUK AKUNTANSI


KEUANGAN OLEH FASB
Gambar di bawah ini adalah kerangka dan konseptual akuntansi keuangan menurut
FASB.

49
Tujuan
SFAC
No. 1 dan 4

Elemen Kualitatif
SFAC karakteristik
No. 3 SFAC No. 2

Kriteria Laporan Pengukuran


Pengakuan Keuangan & SFAs No. 33
pelaporan (Ekperimental)
keuangan

Laporan laba Laporan arus dana Laporan posisi


dan likuidasi keuangan

Gambar 1. Kerangka Konsep Akuntansi dan Pe/aporan Keuangan


Sumber: Ahmed Belkaoui, “Accounting Theory”

Di tingkat paling atas objectives merupakan penjelasan tentang tujuan laporan


keuangan. Tujuan ini ada dua tujuan yaitu tujuan laporan keuangan untuk “perusahaan”
dan tujuan laporan keuangan untuk “organisasi nonprofit.” Tujuan laporan keuangan
untuk perusahaan terdapat dalam SFAC No. 1 dan tujuan laporan keuangan untuk
organisasi nonprofit terdapat dalam SFAC No. 4.
Dalam tingkat kedua (dari atas) disebut fundamental yang mencakup ciri
kualitatif dari informasi akuntansi (SFAC No. 2) dan elemen laporan keuangan (SFAC
No. 3). Dalam tingkat III (Operational) menggambarkan pedoman operasional yang
digunakan dalam menyusun dan menerapkan prinsip akuntansi yang mencakup:
1. kriteria pengakuan (recognition criteria);
2. laporan keuangan vs pelaporan keuangan;
3. pengukuran.
Pada lantai dasar (display) dicantumkan laporan tentang Laba Rugi, Laporan
Perubahan Dana dan Likuiditas, dan Laporan Posisi Keuangan.
FASB pada tahun 1979 mengeluarkan SFAC dengan judul Objective of
Financial by Business Enterprises. Dalam statement itu laporan keuangan mencakup:

50
Tidak hanya laporan keuangan, tetapi juga media lain yang berfungsi
memberikan informasi yang berhubungan logis atau tidak logis pada informasi
yang diberikan oleh sistem akuntansi, yaitu informasi tentang harta kekayaan
perusahaan, kewajiban, pendapatan, dan lain-lain.

Tujuan Laporan Keuangan untuk Lembaga yang Mencari Laba


Tujuan laporan keuangan menurut standar itu cukup banyak, yaitu sebagai
berikut.
a. Laporan keuangan harus memberikan informasi yang berguna untuk investor (baik
yang sudah maupun yang potensial), kreditor, dan pemakai lainnya dalam
memutuskan secara rasional penggunaan investasi, kredit, dan keputusan lainnya.
Informasi ini harus lengkap bagi mereka yang mengerti bisnis dan kegiatan ekonomi
dan mereka yang ingin mempelajari informasi secara serius.
b. Laporan keuangan harus memberikan informasi untuk membantu investor atau calon
investor dan kreditor dan pemakai lainnya untuk menilai jumlah, waktu, dan prospek
penerimaan kas (yang belum pasti) dan dividen atau bunga dan juga penerimaan dari
penjualan, piutang atau saham dan pinjaman yang jatuh tempo. Prospek penerimaan
kas tersebut dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan untuk rnengumpulkan kas
yang cukup untuk memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo dan untuk
diinvestasikan dalam kegiatan perusahaan, pembayaran dividen, dan lain-lain.
c. Laporan keuangan harus memberikan informasi tentang sumber-sumber ekonomi
perusahaan, klaim terhadap kekayaan itu (kewajiban perusahaan untuk mentransfer
sumber-sumber itu kepada lembaga lain atau pemilik perusahaan), pengaruh
transaksi, kejadian, dan keadaan lain yang memengaruhi sumber kekayaan dan klaim
terhadap kekayaan itu.
d. Laporan keuangan harus dapat memberikan informasi tentang prestasi keuangan
perusahaan selama satu penode. Investor dan kreditor asmg menggunakan informasi
tentang masa lalu untuk menilai prospek perkembangan perusahaan sehmgga
walaupun keputusan mengenai investasi dan kredit menggambarkan pengharapan
investor dan kreditor tentang prestasi perusahaan di masa yang akan datang,
pengharapan itu biasanya didasarkan kepada informasi tentang prestasi perusahaan

51
masa lalu. Fokus utama dan laporan keuangan tentang prestasi perusahaan yang
ditunjukkan oleh data laba rugi (earning) dan komponen-komponennya.
e. Laporan keuangan harus memberikan informasi tentang bagaimana perusahaan
mendapatkan dan membelanjakan kas, tentang pinjaman dan pengembahannya,
tentang transaksi yang memengaruhi modal-nya, termasuk masalah dividen dan
pembayaran lainnya kepada pemilik, dan tentang faktor-faktor yang memengaruhi
hkuiditas dan solvabilitas perusahaan.
f. Laporan keuangan harus dapat memberikan informasi tentang bagaimana
manajemen perusahaan mempertanggungjawabkan pengelolaannya kepada pemilik
atas penggunaan sumber kekayaan yang dipercayakan kepadanya.
g. Laporan keuangan harus dapat memberikan informasi yang berguna bagi manajer
dan direksi dalam proses pengambilan keputusan untuk kepentmgan pemilik
perusahaan.
Beberapa sifat lain dari laporan keuangan dijelaskan oleh SFAC No. 1 sebagai
berikut.
a. Laporan keuangan bukan tujuan, tetapi dimaksudkan untuk menyajikan informasi
yang berguna dalam proses pengambilan keputusan bisnis dan ekonomi.
b. Tujuan laporan keuangan tidak dapat berubah sendiri, ia dipengaruhi oleh ekonomi,
hukum, pohtik, lingkungan sosial di mana laporan keuangan itu berada.
c. Tujuan laporan keuangan juga dipengaruhi oleh sifat dan keterbatasan jenis
informasi dan laporan keuangan yang disajikan.
d. Tujuan dalam laporan keuangan adalah untuk pemakaian ekstern secara umum.
e. Istilah investor dan kreditor diartikan secara luas bukan saja dimaksud-kan untuk
mereka yang mempunyai hak terhadap perusahaan, tetapi juga pihak yang mewakili
atau konsultannya.
f. Walaupun keputusan tentang investasi dan kredit menggambarkan pengharapan
investor dan kreditor tentang prestasi perusahaan di masa yang akan datang,
pengharapan itu umumnya didasarkan paling tidak pada penilaian terhadap prestasi
yang sudah lewat.
g. Fokus utama laporan keuangan adalah informasi laba rugi dan kom-ponennya.
h. Informasi tentang laba rugi perusahaan didasarkan pada accrual basis yang
umumnya memberikan indikator yang lebih baik tentang kemajuan perusahaan saat

52
ini dan seterusnya untuk menaksir arus kas, daripada informasi yang hanya terbatas
pada penerimaan dan pengeluaran kas saja.
i. Laporan keuangan diharapkan memberikan informasi tentang prestasi keuangan
perusahaan selama penode tertentu dan bagaimana manajemen
mempertanggungjawabkan kepemimpinannya kepada pemilik.
j. Laporan keuangan tidak didesain untuk mengukur secara logis nilai perusahaan,
tetapi informasi tersebut dapat membantu mereka yang ingin menaksir nilainya.
k. Investor, kreditor, dan yang lain dapat menggunakan laporan laba rugi dan informasi
tentang elemen-elemen laporan keuangan dalam berbagai cara untuk menilai prospek
arus kas. Mungkin mereka ingin menilai prestasi manajemen, menaksir kemampuan
perusahaan mendapatkan laba, meramalkan laba untuk masa yang akan datang;
menilai risiko atau mengkonfirmasi, mengubah atau melihat ramalan atau penilaian
sebelumnya. Walaupun laporan keuangan harus memberikan informasi untuk
membantu mereka, para pemakai laporan akan melakukan sendiri cara-cara mereka
untuk menilai, menaksir, mengonfirmasi, mengubah, dan menolaknya.
l. Manajemen mengetahui lebih banyak tentang perusahaan dan masalah-masalahnya
dibanding dengan investor, kreditor, atau pihak luar lainnya. Oleh karena itu, sering
kali laporan keuangan lebih bermanfaat apabila kejadian dalam perusahaan
diidentifikasikan dan dijelaskan pengaruhnya terhadap aspek keuangan.

Tujuan Laporan Keuangan untuk Organisasi yang Bukan Mencari Laba


Ada dua perbedaan penting antara organisasi bisnis yang mencari laba dan tidak
mencari laba, yaitu sebagai berikut.
a. Organisasi yang tidak mencari laba tidak memiliki indikator prestasi kerja yang
dapat dibandingkan dengan perusahaan yang bertujuan untuk mencari laba.
b. Umumnya organisasi ini tidak mengalami mekanisme persaingan di pasar.
Beberapa ciri organisasi yang tidak mencari laba adalah sebagai berikut.
a. Sumber dana yang diterima dari donatur tidak dimaksudkan untuk dibayar kembali
kepada pemberi dana (non reciprocal fund).
b. Organisasi ini umumnya bekerja bukan untuk menghasilkan barang atau jasa untuk
mendapatkan laba atau sejenisnya.

53
c. Tidak ada hak pemilik yang dapat dijual, ditransfer, dibayar kembali, atau diyakini
mempunyai hak atas kekayaan organisasi apabila timbul likuidasi.
Contoh orgamsasi-orgamsasi seperti mi adalah: organisasi kemasyarakatan,
organisasi sosial, perguruan tinggi, sekolah, rumah sakit, panti asuhan, masjid,
gereja, asuransi, yayasan, organisasi profesi, lembaga-lembaga pemerintah,
organisasi-organisasi pedagang, club, Badan lembaga Zakat Infaq Sadaqah dan
Wakaf dan lain-lain.
Pihak-pihak yang memerlukan informasi keuangan organisasi yang tidak
mencari laba ini adalah:
a. donatur, seperti pemberi pinjaman, pemasok bahan-bahan, pegawai, pembayar pajak,
dan anggota;
b. pihak yang memberikan keuntungan dari jasa-jasa yang diberikannya;
c. lembaga yang bertanggung jawab menyusun perencanaan dan kebijaksanaan serta
pengawasan dan penilaian terhadap manajemennya;
d. manajer atau pimpinan organisasi.
e. muzakhi bagi lembaga zakat.
f. regulator dan pengawas.
Dengan melihat kepentingan para pemakai lembaga ini, tujuan laporan keuangan
jenis ini harus mencakup hal-hal berikut.
a. Laporan keuangan harus dapat dimanfaatkan sebagai dasar dalam mengambil
keputusan mengenai alokasi sumber-sumber kekayaan.
b. Laporan keuangan berguna untuk menilai jasa dan kemampuan organisasi untuk
memberikan jasa.
c. Laporan keuangan berguna untuk menilai bagaimana manajemen meminjam dan
bagaimana menilai investasinya.
d. Laporan keuangan harus dapat memberikan informasi terhadap sumber kekayaan,
kewajiban, kekayaan bersih, dan perubahannya.
e. Laporan keuangan harus dapat menyajikan prestasi organisasinya.
f. Laporan keuangan harus dapat menyajikan kemampuan organisasi membayar
kewajiban-kewajiban jangka pendeknya (likuiditas).
g. Laporan keuangan harus memuat penjelasan dan penafsiran manajemen sehingga
para pemakai laporan keuangan dapat memohon informasi yang diberikan.

54
LAPORAN KEUANGAN
Tujuan Belajar
Setelah mempelajari Bab ini saudara diharapkan mampu :
1. Menjelaskan dan memahami Laporan Keuangan.
2. Menjelaskan jenis – jenis Laporan Keuangan.

55
LAPORAN KEUANGAN

aporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan


dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan
suatu entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi. Pengguna laporan keuangan meliputi investor, karyawan,pemberi
pinjaman,pemasok dan kreditor usaha lainnya,pelanggan,pemerintah dan masyarakat.
Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen
atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka
mecapai tujuan tersebut laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang
meliputi :
a) Aset
b) Liabilitas
c) Ekuitas
d) Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian
e) Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai
pemilik
f) Arus kas
Informasi tersebut beserta informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan
membantu pengguna laporan keuangan dalam mempredikasi arus kas masa depan dan
khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas. Laporan
keuangan yang lengkap terdiri dari :
 Laporan posisi keuangan (neraca pada akhir periode);
 Laba rugi komprehensif selama periode;
 Laporan perubahan ekuitas selama periode;
 Laporan arus kas selama periode;
 Catatan atas laporan keuangan berisi informasi ringkasan kebijakan akuntansi
penting dan informasi penjelasan lain.
 Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika
entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat
56
penyajian kembali pos-pos laporan keuangan atau ketika entitas mereklasifikasi
pos-pos dalam laporan keuangannya.
 Entitas menyajikan semua komponen laporan keuangan lengkap dengan
keutamaan yang sama
 Manajemen entitas bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan
keuangan

1. ISI DAN ELEMEN LAPORAN KEUANGAN


Ada tiga hal penting yang harus diingat dalam mempertimbangkan apakah suatu
transaksi dapat dianggap sebagai elemen laporan keuangan atau tidak, yaitu sebagai
berikut:
1. Konsep income dalam istilah tadi harus dianggap lebih luas daripada istilah income
menurut akuntansi secara tradisional
2. Pengertian aset, liabilities, equity menyangkut pada jumlah kekayaan sedangkan
pengertian revenues, expense, gains dan losses menyangkut pengaruh transaksi,
kejadian selama periode tertentu.
3. Nilai aset, liabilities, equity dianggap akibat pengaruh revenue, expenses, gain, loss.
Dalam mengkaji elemen akuntansi dan hubungan laporan laba rugi dengan
neraca dikenal dua pendekatan yaitu:
1. Articulated approach, kedua laporan dianggap memiliki hubungan matematis, di
mana laba rugi hanya merupakan perubahan modal pada periode itu dengan
asumsi tidak ada transaksi modal dan transaksi penyesuaian modal
2. Non-Articulated approach, hubungan antara neraca dan laba rugi dianggap tidak
ada, minimal tidak otomatis dan masing-masing berdiri sendiri antara satu sama
lain.
Dalam pendekatan articulated dikenal dengan dua konsep yaitu:
1. Revenue-Expense Approach, menganggap bahwa laporan utama adalah laporan laba
rugi. Laba rugi diperoleh dari pengurangan biaya dari hasil yang diakui. Neraca
hanya merupakan by product dari proses pengakuan, pengukuran laba tadi, sehingga
Neraca hanya merupakan kumpulan deferred charge dan deferred credit.

57
2. Aset Liability Approach, menganggap bahwa langkah pertama bukanlah mengukur
laba, tetapi mengukur harta dan kewajiban. Disini income didefinisikan sebagai
perubahan dalam net dan aset sehingga laporan laba rugi dianggap merupakan
pengelompokan dan pelaporan perubahan yang terjadi dalam net aset.

2. NERACA
1. Laporan Neraca (Posisi Keuangan)
a. Pengertian
Neraca atau disebut juga posisi keuangan menggambarkan posisi keuangan
perusahaan dalam suatu tanggal tertentu atau a moment of time, sering disebut per
tanggal tertentu misalnya per tanggal 31 Desember 2005. Posisi ini digambarkan
sesudah tertentu yaitu posisi harta, utang, dan modal.
b.Definisi Komponen Neraca
i. Definisi Harta, pertama: sesuatu yang akan disajikan di saldo debit yang akan
dipindahkan setelah tutup buku sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi, saldo
debit ini merupakan hak milik atau nilai yang dibeli atau pengeluaran yang dibuat
untuk mendapatkan kekayaan di masa yang akan datang. Kedua: kekayaan
ekonomi perusahaan, termasuk di dalamnya pembebanan yang ditunda, yang
dinilai dan diakui dengan prinsip akuntansi yang berlaku. Ketiga: aset adalah
kemungkinan keuntungan ekonomi yang diperoleh atau dikuasai di masa yang
akan datang oleh lembaga tertentu sebagai akibat transaksi atau kejadian yang
sudah berlalu.

ii. Pengakuan dan Penilaian Aktiva dan Kewajiban


Prinsip yang berlaku dalam pengakuan dan penilaian aktiva dan kewajiban sesuai
yang digariskan oleh APB adalah sebagai berikut: “pencatatan aktiva didasarkan
pada kejadian kapan perusahaan mendapatkan kekayaan atau aktiva itu dari pihak
lain sedangkan kewajiban kapan muncul kepada pihak lain. Penilaian keduanya
didasarkan pada nilai tukar, nilai pengorbanan pada pengalihan terjadi. Nilai ini
disebut acquisition cost. Disamping nilai pertukaran ini atau historical cost, dalam
prinsip akuntansi dikenal juga berbagai nilai yang sering dipakai dalam penilaian
aktiva. Nilai itu adalah:

58
a. Book Value adlah harga buku yang diperoleh dari nilai perolehan historis
dikurangi akumulasi penyusutan yang telah dibebankan kepada pendapatan.
b.Replacement cost adalah nilai barang yang dimaksudkan jika diganti dengan
barang lain yang sama
c. Selling price adalah harga penjualan
d.Net Realizable Value, harga jual dikurangi biaya penjualan atau dikurangi
tingkat margin yang normal

iii. Definisi Kewajiban/Utang (Liabilities)


Ada tiga definisi kewajiban telah berkembang terus yaitu:
- Kewajiban adalah saldo kredit atau jumlah yang harus dipindahkan dari
saat tutup buku ke periode tahun berikutnya berdasarkan pencacatan yang
sesuai dengan prinsip akuntansi (saldo kredit bukan akibat saldo negatif
aktiva)
- Kewajiban ekonomis dari suatu perusahan yang diakui dan dinilai sesuai
prinsip akuntansi. Kewajiban ini termasuk juga saldo kredit yang ditunda
yang bukan merupakan utang atau kewajiban
- Kemungkinan pengorbanan kekayaan ekonomis di mana yang akan datang
yang timbul akibat kewajiban perusahaan sekarang untuk masa yang akan
datang sebagai akibat suatu transaksi atau kejadian yang sudah terjadi.
Dari definisi Wolk,et.al., ini kita melihat tiga sifat kewajiban yaitu: kewajiban
itu benar ada; kewajiban itu tidak dapat dihindarkan; dan kejadian yang
menyebabkan perusahaan memiliki kewajiban telah terjadi. Dalam membahas
kewajiban ini kita mengenal beberapa istilah penting, yaitu sebagai berikut:
a. Contractual liabilities adalah kewajiban yang didukung oleh perjanjian
tertulis
b. Construtive obligation adalah kewajiban yang tidak dinyatakan secara
tertulis, misalnya pembayaran cuti atau bonus tertentu
c. Equitable Obligation adalah kewajiban yang tidak dikuatkan kontrak dan
hanya karena kewajiban moral atau kewajiban demi kewajaran atau keadilan
d. Contigent liabilities adalah situasi atau keadaan yang menggambarkan
ketidakpastian apakah mungkin menimbulkan keuntungan atau kerugian

59
kepada perusahaan, di mana hanya dapat dipastikan apabila suatu kejadian
atau beberapa kejadian di masa yang akan datang terjadi atau tidak.
e. Defered credit adalah sejenis kewajiban tetapi bukan dalam pengertian
memberikan pengorbanan di masa yang akan datang. Prepaid revenue
adalah penerimaan free di muka yang belum sepenuhnya diimbangi dengan
pemberian jasa atau produk yang dibayar dan Deferred revenue akibat
pertauran pengakuan pendapatan misalnya adalah investment tax credit dan
laba rugi dari transaksi leaseback.
f. Executory contract adalah perjanjian yang belum dilaksanakan, tetapi kita
sudah terikat dengan perjanjian baik untuk memenuhi kewajiban di masa
yang akan datang maupun yang akan menerima kekayaan atau jasa di masa
yang akan datang.

iv. Pengakuan dan Penilaian Kewajiban


Menurut APB Statement No. 4 serta SFAC No. 5 kewajiban dinilai sebesar
kejadian dalam transaksi, biasanya jumlah yang akan dibayarkan di masa yang
akan datang biasanya didiskontokan (dinilai berdasarkan present value untuk yang
jangka panjang), sejumlah nilai pertukaran, atau sejumlah nilai normal.

v. Modal Pemilik (Owner’s Equity)


Equity adalah suatu hak yang tersisa atas aktiva suatu lembaga (entity) setelah
dikurangi kewajibannya. Dalam perusahaan, equity adalah modal pemilik. Definisi
ini cenderung menganut proprietory theory. Laba ditahan terdiri dari laba tahunan
penyesuaian atau koreksi tahun sebelumnya dan besaran deviden.Cadangan
(reserve) dalam arti umum berarti sesuatu yang disimpan untuk maksud tertentu.
Sedangkan dalam akuntansi cadangan merupalan laba ditahan yang ditetapkan
untuk maksud tertentu.Pengakuan dan penilaian Modal, transaksi modal dibagi
menjadi dua yaitu transaksi modal dan transaksi yang berkaitan dengan laba.
Penilaian terhadap transaksi modal sama dengan penilaian pada harta dan
kewajiban, yaitu berdasarkan harga pasar pada saat terjadinya transaksi.

60
vi. Off Balance sheet
Transaksi off balance sheet adalah transksi yang terjadi dalam perusahaan, tetapi
karena menurut aturan, baik aturan prinsip akuntansi maupun aturan lainnya tidak
dimaukan dalam neraca atau belum boleh dicatat dalam proses akuntansi.
Transaksi biasanya menyangkut transaksi cash atau transaksi instrument keuangan
lainnya yang belum direalisasi, misalnya:
a. Giro, yang belum jatuh tempo Kas bon
b. Hak untuk menerima Kas atau aset keuangan lainnya misalnya plafond kredit
yang belum digunakan
c. Hak menukarkan aset keuangan lainnya yang lebih menguntungkan

2. Bentuk Neraca
Neraca biasanya disajikan berdasarkan likuiditas perkiraannya. Biasanya perkiraan
yang paling lancar dan paling dekat dengna konversi ke Kas dicatat paling atas.
Penyajian neraca dibagi menjadi tiga yaitu:
- Bentuk Neraca Staffel atau Report Form, neraca ini dilaporkan satu halaman
vertikal, disebelah atas dicantumkan total aktiva dan dibawahnya disajikan pos
kewajiban dan pos modal.
- Bentuk kedua Neraca Skontro atau T-Account Form, aktiva disajikan di sebelah
kiri dan kewajiban di sebelah kanan sehingga sebelah menyebelah penyajiannnya.
- Bentuk yang menyajikan Posisi Keuangan (Financial Position Form), posisi ini
dilaporkan seperti dalam bentuk sebelumnya yang berpedoman pada persamaan
akuntansi.

3. Penyajian Neraca Menurut Standar Akuntansi


Laporan keuangan harus disusun sesuai dengan standar akuntansi yang lazim.
Keuangan harus disusun secara sistematis sehingga dapat memberikan gambaran
mengenai posisi keuangan perusahaan pada suatu saat tertentu. Komponen-komponen
neraca dapat digolongkan sebagai berikut:
Aktiva: aktiva lancar, investasi, aktiva tetap, aktiva yang tidak berwujud, aktiva lain-
lain. Kewajiban: kewajiban lancar, kewajiban jangka panjang, kewajiban lain-lain.

61
Modal: modal saham, agio saham, laba yang ditahan. Penyajian di atas merupakan
pencerminan dari klasifiKasi lazim pos neraca sebagai berikut:
- Aktiva diklasifiKasikan menurut urutan likuiditas
- Kewajiban diklasifiKasikan menurut urutan jatuh tempo
- Modal diklasifiKasikan berdasarkan sifat kekekalan

4. Keterbatasan Neraca
Keterbatasan dan kelemahan neraca adalah ketidakmampuannya menyajikan
informasi current value dari aset yang dimiliki perusahaan

Catatan dan Penjelasan Laporan Keuangan


Catatan dan penjelasan laporan keuangan merupakan bagian penting yang tak
terpisahkan dari laporan keuangan. Hal-hal yang diungkapkan dalam catatan antara lain:
1. Kebijaksanaan akuntansi
2. Penjelasan perkara di pengadilan kalau ada, kewajiban contingent laba rugi
kontigensi dan komitmen yang tidak biasa
3. Rencana penggabungan usaha
4. Penjelasan tentang jenis saham
5. Jumlah penyusutan dan biaya riset dan pengembangan
6. Penjelasan pos penting seperti umur piutang, perincian persediaan, aktiva tetap,
penjualan, pembelian barang, dan daftar biaya produksi
7. Penjelasan tentang pajak penghasilan, komposisi, restitusi, perkara majelis
perpajakan

Peristiwa Kemudian (Subsequent Event)


Peristiwa kemudian adalah transaksi atau kejadian yang terjadi setelah tanggal
neraca sebelum laporan keuangan dikeluarkan atau diumumkan. Peristiwa kemudian ini
ada kemungkinan:
1. Menimbulkan penyesuaian terhadap laporan keuangan
2. Memerlukan disclosure
3. Tidak memerlukan apa-apa

62
Adjustment perlu jika jumlah yang ada dalam laporan harus disesuaikan karena
adanya peristiwa kemudian yang memberikan bukti yang berkaitan dengan keadaan
yang terjadi pada tanggal neraca dan mempengaruhi laporan keuangan secara materiil.
Pengungkapan perlu jika peristiwa kemudian memberikan bukti yang berkaitan dengan
persyaratan yang tidak ada pada tanggal neraca. Misalnya:
1. Penjualan saham dan obligasi yang cukup besar
2. Pembelian atau penjualan aset yang besar termasuk penggabungan usaha
3. Laba rugi dari realized dan unrealized surat berharga dari investasi
4. Pengajuan perkara atau penyelesaian perkara di pengadilan
5. Penurunan nilai persediaan yang tidak ada indiKasi pada tanggal neraca
6. Kerugian akibat keadaan yang tidak diduga seperti banjir, kebakaran, pencurian,
gempa bumi dan lain sebagainya
7. Pergantian pengurus perusahaan

Pengungkapan Laporan Keuangan di Pasar Modal


Elemen pengungkapan yang diterapkan BAPEPAM-LK dan Tim lain di
Indonesia. Elemen pengungkapan ini disusun oleh tim yang setiap tahun melakukan
perlombaan laporan tahunan perusahaan publik. Sponsornya adalah kementerian BUMN
didukung oleh Ditjen Pajak, BAPEPAM-LK, Bank Indonesia, Jakarta Study IAI dan
NCGP. Kriteria penjelasan sebagai berikut:
1. Umum
2. Ikhtisar Data Keuangan Penting
3. Laporan Dewan Komisaris dan Direksi
4. Profil Perusahaan
5. Analisis dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
6. Good Corporate Govermenance
7. Informasi Keuangan

LAPORAN LABA RUGI


1 Hubungan Rugi Laba dan Neraca
Angka laba rugi sebagai bottom line meruakan informasi penting yang
dicantumkan dalam laba rugi. Dalam neraca bisa ditampilkan melalui pos laba ditahan

63
atau pos laba rugi. Laporan laba rugi ini adalah penjelasan lengkap dan lebih rinci
tentang perhitungan laba rugi ini. Laporan laba rugi melaporkan seluruh hasil dan biaya
untuk mendapatkan hasil, dan laba (rugi) perusahaan selama suatu periode tertentu.
Untuk menyusun laporan ini maka kita perlu mengetahui mana yang termasuk hasil dan
mana yang termasuk biaya.
Dalam teori akuntansi dikenal dua pendekatan dalam menilai hubungan antara
neraca dan laba rugi, yaitu articulated dan non-articulated. Pendekatan articulated
artinya laporan laba rugi itu dianggap sebagai subklasifiKasi dari pos modal. Laba rugi
hanya merupakan hasil matematis yang berasal dari perubahan modal dari satu periode
ke periode lainnya. Pendekatan Non-articulated neraca dan laporan rugi laba ini secara
matematis independen satu sama lain.
Dalam pendekatan articulated ada dua konsep yaitu:
1. Revenue expense approach, laporan laba rugi dianggap laporan yang paling utama
semua transaksi dipandang sebagai pos revenue dan expense, semua transaksi
dianggap sebagai pengakuan laba, pengukuran laba dan aloKasi ke laba rugi
2. Aset liability approach, konsep ini yang dipindahkan adalah by product dari hasil
pengakuan laba atau matching tadi. Artinya yang dicatat ke neraca hanyalah
deffered credits dan deffered charge.

2 Konsep Matching
Biaya adalah semua yang dibebankan kepada produk barang dan jasa yang akan
dijual untuk mendapatkan revenue. Menurut teori matching concept, maka biaya harus
dibebankan sesuai dengan pengakuan dan periode penghasilan. Dalam hal sukar
melakukan matching, maka pembebanan harus dilakukan secara rasional dan sistematis.
Dala hal biaya yang masih memiliki potensi menghasilkan di masa mendatang maka
dapat ditunda pembebanannya, sebaliknya jika ada kemungkinannya lagi, langsung
dibebankan. Berdasarkan waktu pengeluaran/ pembebanan biaya dan prinsip matching
dikenal dua konsep yaitu:
1. Direct atau Product Matching
Pada saat penjualan atau hasil diketahui, hasil ini di match dengan biaya yang
berkaitan dengan produk atau jasa yang dijual itu. Periode ini disebut juga biaya
produk. Konsep ini sebenarnya konsep yang mengabaikan beberapa masalah antara

64
lain biaya yang belum bisa dikaitkan langsung kepada produk itu sehingga dalam
konsep ini semua biaya lain di luar biaya produk atau jasa itu dianggap sebagai aktiva
yang dialihkan ke periode yang akan datang.
2. Indirect atau Period Matching
Matching dilakukan antara hasil yang diperoleh dengan seluruh biaya yang
dikeluarkan/ dibebankan selama periode di mana digunakan bukan berdasarkan
waktu perolehan atau pembayaran ini disebut biaya periodik.

3 Definisi Hasil, Biaya dan Laba


Ada tiga difinisi menurut Committee on Terminology, APB Statement, dan FASB
Statement. Ketiganya antara lain:
1. Hasil (Revenue)
Committee on Terminology mendifinisikan revenue sebagai hasil dari penjualan
barang atau jasa yang dibebankan kepada langganan atau mereka yang menerima
jasa.
APB mendifinisaikan sebagai kenaikan gross di dalam aset dan penurunan gross
dalam kewajiban yang dinilai berdasarkan prinsip akuntansi yang berasal dari
kegiatan mencari laba.
FASB mendifinisikan sebagai arus masuk atau peningkatan nilai aset dari suatu
entitas atau penyelesaiakan kewajiban dari entitas atau gabungan keduanya selama
periode tertentu yang berasal dari enyerahan produksi barang, pemberian jasa atau
pelaksanaan kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan yang
sedang berjalan.
2. Biaya
Pengertian biaya menurut Committee on Terminology adalah semua biaya yang
telah dikenakan dan dapat dikurangi pada penghasilan
APB mendifinisikan biaya sebagai suatu penurunan gross dalam aset atau kenaikan
gross dalam kewajiban yang diakui dan dinilai menurut prinsip akuntansi yang
diterima yang berasal dari kegiatan mencari laba yang dilakukan perusahaan.
FASB mendifiniskan biaya sebagai arus keluar aktiva, penggunaan aktiva atau
munculnya kewajiban atu kombinasi keduanya selama satu periode yang disebabkan

65
oleh pengiriman barang, pembuatan barang, pembebanan jasa atau pelaksanaan
kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan.
Biaya dibagi dalam tiga golongan yaitu:
- Biaya yang dihubungkan dengan penghasilan pada periode itu
- Biaya yang dihubungkan dengan periode tertentu yang tidak dikaitkan dengan
penghasilan
- Biaya yang karena alasan praktis tidak dapat dikaitkan dengan periode mana pun
3. Gain and Loss
- Gain (laba/keuntungan dari transaksi tertentu yang sifatnya insidentil). Gain
adalah naiknya nilai ekuitas dari transaksi yang sifatnya insidentil dan bukan
kegiatan utama entitas dan dari transaksi kejadian lainnya yang mempengaruhi
entitas selama satu periode tertentu kecuali yang berasal hasil atau investasi dari
pemilik.
- Losses, adalah turunya nilai ekuitas dari transaksi yang sifatnya insidentil dan
bukan kegiatan utama entitas dan dari seluruh transaksi kejadian lainnya yang
mempengaruhi entitas selama periode tertentu kecuali yang berasal dari biaya
atau pemberian kepada pemilik.
4. Laba Rugi
Committee on Terminology mendifinisikan laba sebagai jumlah yang berasal dari
pengurangan harga pokok produksi, biaya lain dan kerugian dari penghasilan atau
penghasilan operasi
APB mendifinisikan laba sebagai kelebihan penghasilan di atas biaya selama satu
periode akuntansi
FASB mendifinisikan accounting income atau laba akuntansi sebagai perubahan
dalam ekuitas dari suatu entity selama satu periode tertentu yang diakibatkan oleh
transaksi dan kejadian atau peristiwa yang berasal bukan dari pemilik.

4 Pengakuan Penghasilan
Suatu penghasilan akan diakui sebagai penghasilan pada periode kapan kegiatan
utama yang perlu untuk menciptakan dan menjual barang dan jasa itu telah selesai.
Dalam hal waktu yang dimaksud di sini ada empat alternatif, yaitu:
- Selama produksi

66
- Pada saat produksi selesai
- Pada saat penjualan
- Pada saat penagihan Kas

5 Bentuk Penyajian Laba Rugi


Dalam menyajikan laporan laba rugi dikenal:
- Current Operating Income, konsep ini menganggap bahwa dalam menilai prestasi
manajemen yang dinilai hanyalah yang berasal dari kegiatan normal tidak termasuk
kegiatan insedentil dan angka inilah yang lebih tepat dalam membuat prediksi
kemampuan perusahaan mendapatkan laba di masa mendatang.
- All Inclusive Income, semua income yang berasal dari kegiatan normal dan kegiatan
insedentil dicantumkan dalam laporan laba rugi dan hasil akhirnya saja yang
dilaporkan ke laporan laba ditahan.
APB mendifinisikan extraordinary item sebagai kejadian atau transaksi yang
mempengaruhi secara materiil yang tidak diperkirakan terjadi berulangkali dan tidak
dianggap merupakan hal yang berulang dalam proses operasi yang biasa dari suatu
perusahaan. Suatu transaksi disebut pos luar biasa jika memenuhi syarat sebagai
berikut:
1. Unusual nature, yaitu yang bersifat tidak biasa
2. Infrequency of occurrence, tidak sering terjadi, yaitu kejadian atau transaksi ynag
tidak secara rasional diperkirakan akan terjadi berulang kali di masa yang akan
datang menurut lingkungan kebiasaan di mana perusahaan beroperasi
PSAK menggunakan kriteria yang persis sama yaitu:
1. Bersifat tidak normal
2. Tidak sering terjadi atau tidak diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang

6 Income Smoothing – Creative Accounting


Teori Efficiency Market Hypothesis (EMH) menyebutkan bahwa laporan
keuangan dapat mempengaruhi pasar modal. Ini bisa menunjukan betapa pentingnya
peranan laporan keuangan. Upaya menstabilkan laba ini disebut Income Smoothing.
Income Smoothing biasanya dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:
- Mengatur waktu kejadian transaksi

67
- Memilih prinsip atau metode aloKasi
- Mengatur penggolongan antara laba operasi normal dan laba yang bukan dari
operasional normal

7 Perubahan Akuntansi
Perubahan prinsip akuntansi tidak hanya mmepengaruhi laba rugi periode berjalan,
tetapi juga periode yang lalu. Perubahan akuntansi ada tiga, yaitu:
1. Perubahan dalam Prinsip Akuntansi
Perubahan ini timbul dari penerapan prinsip akuntansi yang baru yang berbeda dari
prinsip akuntansi yang dianut sebelumnya. Perubahan prinsip yang dimaksudkan
disini adalah perubahan dari prinsip yang diterima umum dengan prinsip yang lain
yang juga diterima umum yang lebih baik.
2. Perubahan dalam Taksiran
Perubahan taksiran yang lama menjadi taksiran yang baru. Perubahan taksiran dapat
mengubah biaya penyusutan
3. Perubahan dalam Pelaporan Entitas
Perubahan ini terjadi akibat dari perubahan yang material terjadi dalam entitas yang
sebelumnya dilaporkan melalui laporan keuangan.
PSAK memberikan pedoman terhadap perubahan akuntansi ini sebagai berikut:
1. Pengaruh kumulatif dari perubahan akuntansi yang baru dilaporkan dalam
perhitungan laba rugi periode berjalan, dan disajikan diantara pos luar biasa dan
laba bersih
2. Untuk perubahan penilaian persediaan dari atau ke metode LIFO di mana pengaruh
komulatif umumnya sulit ditemukan
3. Laporan keuangan harus dinyatakan kembali secara retroaktif untuk perubahan;
perubahan dalam metode akuntansi untuk kontrak pembangunan jangka panjang dan
perubahan atau dari metode biaya penuh dalam insdustri ekstraktif.
4. Sifat dan alasan dilakukannya perubahan dalam kebijaksanaan akuntansi harus
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan periode terjadinya perubahan.

68
8 Keterbatasan Laporan Keuangan
Bagaimanapun besarnya manfaat laporan keuangan, seorang user harus
memahami keterbatasan yang dimiliki laporan keuangan agar dalam membacanya tidak
menimbulkan salah tafsir. Sifat dan keterbatasan laporan keuangan adalah sebagai
berikut:
1. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah
lewat
2. Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan pihak tertentu
3. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan
berbagai pertimbangan
4. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material
5. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian
6. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa/
transaksi daripada bentuk hukumnya
7. Laporan keuangan disusun menggunakan istilah-istilah teknis dan pemakai laporan
diasumsikan memahami bahasa teknik akuntansi dan sifat dari informasi yang
dilaporkan
8. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan
variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antar
perusahaan
9. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantifiKasikan
umumnya diabaikan

69
BAB VI
AKUNTANSI KAS DAN LAPORAN ARUS KAS
Tujuan Belajar
Setelah mempelajari Bab ini saudara diharapkan mampu :
1. Memahami mengenai akuntansi kas
2. Memahami mengenai Laporan arus kas

70
AKUNTANSI KAS DAN LAPORAN KAS

alah satu fungsi yang paling dominan dari laporan keuangan adalah untuk
tujuan stewardship function, yaitu laporan keuangan harus dapat memberikan informasi
sejauh mana mengelola sumber daya yang dipercayakan kepadanya oleh para pemilik
modal.

1. KONSEP ACCRUAL BASIS


Konsep Accrual basis accounting merupakan bentuk pencatatan dimana
transaksi yang dicatat tidak hanya menyangkut transaksi yang melibatkan penerimaan
dan pengeluaran Kas, tetapi juga transaksi yang sudah terjadi dan telah menimbulkan
hak atau kewajiban. Konsep ini ditentang oleh pendukung cash flow accounting. Konsep
ini menyatakan bahwa yang dicatat hanya transaksi yang melibatkan Kas saja,
kendatipun kemudian disempurnakan sehingga menurut konsep ini pencatatan tidak
hanya pembayaran dan penerimaan Kas pada periode cash basis accounting, tetapi juga
arus Kas nanti yang akan dibayar atau diterima oleh perusahaan sebagai akibat transfer
barang dan jasa sebagaimana dalam accrual basis accounting.
Beberapa keuntungan cash flow accounting dibanding conventional accounting
adalah sebagai berikut:
1. Dapat memberikan kerangka kerja untuk menghubungkan prestasi masa lalu, saat
sekarang dan masa yang akan datang
2. Menurut kaca mata investor, proyeksi arus Kas akan menggambarkan kemampuan
perusahaan untuk membayar dan menggambarkan perencanaan kebijakan
keuangannya
3. Nilai discounted flow ratio lebih dipercaya untuk menjadi indikator investasi
daripada rasio laba dengan harga sekarang disebabkan sistem aloKasi yang
dilakukan dalam menghitung laba seperti dalam accrual basis accounting
4. Akuntansi Arus Kas dapat digunakan untuk memperbaiki gap antara bagaimana
investasi dilakukan yang bisanya dengan dasar Kas dengan bagaimana hasil suatu
investasi dinilai.

71
2. TUJUAN LAPORAN ARUS KAS
Tujuan menyajikan Laporan Arus Kas adalah memberikan informasi yang
relevan tentang penerimaan dan pengeluaran Kas atau setara Kas dari suatu perusahaan
pada suatu periode tertentu. Laporan ini akan membantu para investor, kreditor dan
pemakai lainnya untuk:
1. Menilai kemampuan perusahaan untuk memasukan Kas dimasa yang akan datang
2. Menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannnya membayar
deviden dan keperluan dana untuk kegiatan ekstern
3. Menilai alasan-alasan perbedaan antara laba bersih dan dikaitkan dengan
penerimaan dan pengeluaran Kas
4. Menilai pengaruh investasi baik Kas maupun bukan Kas dan transaksi keuangan
lainnya terhadap posisi lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu
periode tertentu
Maksud Kas dalam laporan ini adalah Kas yang bersifat jangka pendek, dan
surat-surat berharga yang sangat lancar yang memenuhi syarat:
1. Setiap saat dapat ditukar menjadi Kas
2. Tanggal jatuh temponya sangat dekat, kecil perubahan nilai yang disebabkan
perubahan terhadap bunga (investasi yang jatuh tempo maksimal tiga bulan)

3. PENGELOMPOKAN DALAM LAPORAN ARUS KAS


Dalam laporan ini penerimaan dan pengeluaran Kas dikelompokkan dari sumber
sebagai berikut:
1. Kegiatan Operasi Perusahaan (Operating)
Kegiatan yang termasuk dalam kelompok ini adalah aktivitas penghasil utama
pendapatan perusahaan dan kativitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi
dan aktivitas pendanaan, seluruh transaksi dan peristiwa-peristiwa lain yang tidak
dapat dianggap sebagai kegiatan investasi atau pembiayaan. Kegiatan ini biasanya
mencangkup: kegiatan produksi, pengiriman barang, pemberian servis. Arus Kas
dari operasi ini umumnya adalah pengaruh Kas dari transaksi dan peristiwa lainnya
yang ikut dalam menentukan laba.

72
Contoh arus Kas dari kegiatan operasi adalah sebagai berikut: Penerimaan Kas dari
penjualan barang dan jasa, penerimaan dari piutang, penerimaan dari bunga dari
simpanan dana di Bank,dan semua penerimaan yang bukan berasal dari sebagian
yang sudah dimasukan dalam kelompok investasi pembiayaan, seperti jumlah uang
yang diterima dari tuntutan di pengadilan, klaim asuransi, kecuali yang
berhubungan dengan kegiatan investasi dan pembiayaan seperti kerusakan gedung,
pengembalian dana dari supplier (refund).

Contoh Arus Kas Keluar dari Kegiatan Operasi ini adalah sebagai berikut:
Pembayaran Kas untuk membeli bahan, pembayaran utang jangka pendek atau jang
panjang, pembayaran gaji pegawai, pembayaran pajak, pembayaran bunga, dan
pembayaran Kas yang tidak berasal dari transaksi investasi atau pembiayaan seperti
pembayaran tuntutan di pengadilan, pengembalian dana kepada langganan, dan
sumbangan. Semua transaksi yang memengaruhi aktiva lancar dan utang lancar
biasanya termasuk ke dalam kelompok itu.

2. Arus Kas dari Kegiatan Pembiayaan/Pendanaan (Financing)


Kegiatan yang termasuk kegiatan pembiayaan adalah aktivitas yang mengakibatkan
perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman jangka panjang
perusahaan, berupa kegiatan mendapatkan sumber-sumber dana dari pemilik dengan
memberikan prospek penghasilan dari sumber dana tersebut, meminjam dan
membayar utang kembali atau melakukan pinjman jangka panjang untuk membayar
utang tertentu.

Contoh Arus Kas Masuk dari Kegiatan Pembiayaan adalah penerimaan dan
pengeluaran surat berharga dalam bentuk ekuitas, penerimaan dan pengeluaran
obligasi, hipotek, wesel dan pinjaman jangka pendek lainnya

Contoh Arus Kas Keluar dari Kegiatan Pembiayaan adalah Pembayaran dividen dan
pembayaran bunga kepada pemilik akibat adanya surat berharga saham (equity),
pembayaran kembali utang yang dipinjam jangka panjang , pembayaran utang
kepada kreditor termasuk yang sudah diperpanjang

73
3. Arus Kas dari Kegiatan Investasi
Kegiatan yang termasuk dalam Arus Kas Kegiatan Investasi adalah perolehan dan
pelepasan aktiva jangka panjang baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud
serta investasi lain tidak termasuk setara Kas, antara lain menerima dan menagih
pinjaman, utang, surat berharga atau modal, aktiva tetap dan aktiva produktif
lainnya yang digunakan dalam proses produksi.
Contoh arus Kas masuk dari kegiatan Investasi adalah: Penerimaan pinjaman luar
baik yang baru maupun yang sudah lama, Penjualan saham baik saham, penerimaan
dari penjualan aktiva tetap dan aktiva produktif dan tidak berwujud lainnya.
Contoh Arus Kas Keluar dari Kegiatan Investasi adalah:
a. Pembayaran utang peusahaan dan pembelian kembali surat utang perusahaan
b. Pembelian saham perusahaan lain atau perusahaan sendiri
c. Perolehan aktiva tetap dan aktiva produktif lainnya.

4. Isi dan Bentuk Laporan Arus Kas


Ada dua bentuk dalam menyajikan laporan arus Kas, yaitu :
1. Direct Method
Dalam metode ini pelaporan arus Kas dilakukan dengan cara melaporkan
kelompok-kelompok penerimaan Kas dan pengeluaran Kas dari kegiatan operasi
secara lengkap (gross), dan baru dilanjutkan dengan kegiatan investasi dan
pembiayaan
2. Indirect Method
Dalam metode ini net income disesuaikan (reconcile) dengan menghilangkan:
a. Pengaruh transaksi yang masih belum direalisasi (deferral) dari arus Kas
masuk dan keluar dari transaksi yang lalu seperti perubahan jumlah
persediaan deferral income, arus Kas masuk dan keluar yang accrued seperti
Piutang dan Utang pendek
b. Pengaruh perkiraan yang terdapat dalam kelompok investasi dan
pembiayaan yang tidak mempengaruhi Kas seperti: Penyusutan, Amortisasi,
Laba Rugi dari Penjualan Aktiva Tetap dan dari operasi yang dihentikan

74
(yang berkaitan dengan kegiatan investasi), Laba Rugi pembatalan utang
(transasksi pembiayaan).

Contoh laporan Direct Method

HOTEL NUSA DUA


LAPORAN ARUS KAS
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31-12-200x

Kegiatan 1-1-0x 31-12-0x Perubahan


AKTIVA Rp. Rp. Rp.
Kas dari sejenisnya xxxxx xxxxx xxxxx
Piutang xxxxx xxxxx xxxxx
Wesel Tagih xxxxx xxxxx (xxxxx)
Persedian xxxxx xxxxx xxxxx
By dibayar di muka xxxxx xxxxx xxxxx
Investasi xxxxx xxxxx xxxxx
Aktiva Tetap xxxxx xxxxx xxxxx
Akk. Penyusutan (xxxxx) (xxxxx) (xxxxx)
Aktiva Tetap xxxxx xxxxx xxxxx
Aktiva Tdk Berwujud xxxxx xxxxx xxxxx
Total Aktiva (xxxxx) (xxxxx) (xxxxx)

KEWAJIBAN DAN MODAL


Kewajiban:
Utang Dagang xxxxx xxxxx xxxxx
Utang Bunga xxxxx xxxxx xxxxx
Utang Jk Pendek xxxxx xxxxx (xxxxx)
Utang Lease - xxxxx xxxxx
Utang Jk Panjang xxxxx xxxxx xxxxx
Utang Pajak xxxxx xxxxx xxx
Utang Lain xxxxx xxxxx xxxxx
Total Utang (xxxxx) (xxxxx) (xxxxx)
MODAL:
Modal Saham xxxxx xxxxx xxxxx
Laba Ditahan xxxxx xxxxx xxxxx
Total Modal xxxxx xxxxx xxxxx
Total Utang &Modal xxxxx xxxxx xxxxx

75
HOTEL NUSA DUA
LAPORAN ARUS KAS
Untuk tahun yang berakhir pad a tanggal 31-12-200x
Rp. Rp.
A. Arus Kas dari kegiatan operasi:
Penerimaan Kas dari langganan xxxxx
Pembayaran Kas kepada Supplier &pegawai (xxxxx)
Penerimaan Deviden xxxxx
Penerimaan Bunga xxxxx
Pembayaran Bunga (xxxxx)
Pembayaran PAjak (xxxxx)
Penerimaan Klaim Asuransi xxxxx
Pembayaran tuntutan Pengadilan (xxxxx)
Kas Bersih yang berasal dari Operasi xxxxx
B. Arus Kas dari kegiatan Investasi
Penerimaan dari penjualan Aktiva Tetap xxxxx
Penerimaan dari penjualan Aktiv Tetap xxxxx
Pengeluaran Modal (Capital Expenditure) (xxxxx)
Pembelian perusahaan PT. Idapola (xxxxx)
Kas yang berasal dari Investasi (xxxxx)
C. Arus Kas Kegiatan Pembiayaan:
Penerimaan Pinjman BAru xxxxx
Penerimaan Lease (xxxxx)
Penerimaan dari Pengeluaran obligasi xxxxx
Penerimaan dan Penjualan Saham biasa xxxxx
Pembayaran Deviden (xxxxx)
Kas bersih dari kegiatan pembeljaan xxxxx
Kenaikan Kas xxxxx
Kas Awal Tahun xxxxx
Kas Akhir Tahun xxxxx

76
BAB VII
AKTIVA (ASSET)
Tujuan Belajar
Setelah mempelajari Bab ini saudara diharapkan mampu:
1. Menjelaskan Jenis-jenis Aset
2. Memahami pengukuran dan penilaian aset

77
AKTIVA (ASSET)

lemen - elemen statemen keuangan adalah keuangan adalah makna yang


sengaja ditentukan dalam perekayasaan untuk mempresentasikan realitas kegiatan badan
usaha sehingga orang dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang realitas tersebut
secara keuangan tanpa harus menyaksikan sendiri secara fisis realitas tersebut. Teori
Elemen statemen keuangan tidak terbatas pada penalaran tentang definisi tetapi meliputi
pula penalaran tentang pengukuran, penilaian, pengakuan, penyajian dan pengungkapan.
Konsep kesatuan usaha menegaskan bahwa perusahaan merupakan entitas yang berdiri
sendiri dan bertindak atas namanya sendiri dan perusahan menjadi fokus pelaporan.
Aset Merupakan fokus elemen neraca yang akan membentuk informasi semantik
berupa posisi keuangan bila dihubungkan dengan elemen yang yaitu kewajiban dan
ekuitas. Aset mempresentasikan potensi potensi jasa fisis dan nonfisis yang
memampukan badan usaha untuk menyediakan barang dan jasa.

1. PENGERTIAN
APB dan Ijiri mendifinisikan aset sebagai sumber ekonomik karena adanya
unsure kelangkaan sehingga suatu entitas hasrus mengendalikannya dari akses pihak lain
melalui transaksi ekonomik. APB juga membedakan aset menjadi sumber ekonomik dan
nonsumber ekonomik. APB merinci aset yang digolongkan sebagai sumber ekonomik
sebagai berikut:
1. Sumber Produktif (Productive resource)
a. Sumber produktif kesatuan usaha yang meliputi bahan baku, gedung, pabrik,
perlengkapan, sumber alam, paten dan semacamnya, jasa dan sumber lain yang
digunakan dalam produksi barang dan jasa.
b. Hak kontraktual atas sumber produktif meliputi semua hak untuk menggunakan
sumber ekonomik pihak lain dan hak untuk mendapatkan barang atau jasa dari
pihak lain
2. Produk (product) yang merupakan keluaran kesatuan usaha terdiri atas:
a. Barang jadi yang menunggu penjualan
78
b. Barang dalam proses
3. Uang (money)
4. Klaim untuk menerima uang (claims to receive money)
5. Hak pemilikan atau investasi pada perusahaann lain (ownership interest in other
enterprises)
Pada dasar terdapat tiga karakteristik utama yang harus dipenuhi agar suatu objek
atau pos dapat disebut aset yaitu: (a) manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti,
(b) dikuasai dan dikendalikan oleh entitas, (c) timbul akibat transaksi masa lalu.

2. MANFAAT EKONOMIK
Untuk dapat disebut sebagai aset, suatu objek harus mengandung manfaat
ekonomik di masa datang yang cukup pasti. Sejalan dengan APB, FASB menyatakan
bahwa aset adalah sumber ekonomik karena potensi jasa atau utilitas yang melekat di
dalamnya yaitu suatu daya atau kapasitas langka yang dapat dimanfaatkan kesatuan
usaha dalam upayanya untuk mendatangkan pendapatan melalui kegiatan ekonomik
yaitu konsumsi, produksi dan pertukaran. Sumber selain kas mempunyai manfaat
ekonomik karena dapat ditukarkan dengan kas, barang atau jasa, karena dapat digunakan
untuk memproduksi barang dan jasa, atau karrena dapat digunakan untuk melunasi
kewajiban.

Dikuasai oleh Entitas


Untuk dapat disebut sebagai aset atau pos tidak harus dimiliki oleh entitas tetapi
cukup dikuasai oleh entitas. Pemilikan mempunyai makna yuridis atau legal. Konsep
penguasaan (kendali) lebih penting daripada konsep pemilikan. Hal ini dilandasi oleh
konsep dasar substansi mengungguli bentuk yuridis. Substansi atau tujuan dari
pemilikan adalah penguasaan. Penguasaan berarti kemampuan entitas untuk
mendapatkan, memelihara/menahan, menukarkan, menggunakan manfaat ekonomik,
dan mencegah akses pihak lain terhadap manfaat tersebut. Penguaasaan atau kendali
terhadap suatu objek dapat diperoleh dengan cara:
1. Pembelian
2. Pemberian
3. Penemuan

79
4. Perjanjian
5. Produksi/Transformasi
6. Penjualan
7. Lain-lain seperti pertukaran, peminjaman, penjaminan, pengkonsignaan, dan
berbagai transaksi komersil yang diakui hukum atau kebisaaan bisnis.
Pemerolehan perlengkapan secara tunai merupakan contoh penguasaan manfaat
ekonomik karena pembelian. Piutang dagang adalah manfaat ekonomik yang yang
dikuasai kesatuan usaha karena penjualan. Pendifinisian aset lebih difokuskan pada
manfaat ekonomik masa datang yang dikuasai oleh entitas dan baru kemudian pada
objek fisis dan pihak yang menyediakan manfaat. Dua entitas atau lebih dapat
menguasai secara bersama-sama satu objek fisis atau satu onggok jasa yang disediakan
pihak lain.

Akibat Transaksi atau Kejadian Masa Lalu


Aset harus timbul akibat transaksi atau kejadian masa lalu adalah kriteria yang
memenuhi definisi tetapi bukan kriteria untuk pengakuan. Manfaat ekonomik dan
penguasaan atau hak atas manfaat saja tidak cukup untuk memasukan suatu objek ke
dalam aset kesatuan untuk dapat dilaporkan via statemen keuangan (neraca). Penguasaan
harus didahului oleh transaksi atau kejadian ekonomik. Kontrak yang belum
dilaksanakan oleh salah satu pihak mempunyai status yang disebut kontrak eksekutori
(executor contract) yang berarti belum berlaku sebelum saatnya (atau baru berlaku pada
saatnya). Sebelum berlaku kontrak semata-mata merupakan kesepakatan atau janji yang
bersifat saling mengimbangi antara hak dan kewajiban, artinya sebelum salah satu pihak
berprestasi pada saatnya, hak dan kewajiban pihak lain belum terjadi sehingga nilai
kontrak tidak dapat diakui.

Karakteristik Pendukung
FASB menyebutkan beberapa karakteristik pendukung yang melibatkan kos,
berwujud, tertukarkan, terpisahkan dan berkekuatan hukum. Karakteristik pendukung
tersebut lebih menguatkan atau meyakinkan adanya aset tetapi tiadanya karakteristik
pendukung tidak menghalangi suatu objek untuk memenuhi syarat sebagai aset.

80
1. Melibatkan kos, pemerolehan aset pada umumnya melibatkan kos sebagai
penghargaan sepakatan. Bila kos terjadi karena pemerolehan suatu objek terjadi
akibat pertukaran atau pembelian, objek tersebut lebih kuat untu masuk sebagai aset.
Esensi aset lebih terletak pada manfaat ekonomik masa datang daripada pada
terjadinya kos.
2. Berwujud, keterwujudan bukan kriteria untuk mendifinisikan aset. Objek-objek
seperti hak paten, hak cipta, merk dagang, dan goodwill tetap dapat dimasukan
sebagai aset meskipun tidak berwujud fisis. Pada umumnya pos-pos takberwujud
yang masuk dalam kategori aset lancer tidak disebut sebagai aset takberwujud.
3. Tertukarkan, suatu sumber ekonomik harus dapat ditukarkan dengan sumber
ekonomik lainnya. Syarat ini diajukan dengan alasan bahwa manfaat ekonomik akan
menjadi cukup pasti dan terukur kalau suatu sumber ekonomik mempunyai daya
atau bilai tukar.
4. Terpisahkan, untuk dapat ditukarkan suatu sumber ekonomik harus dapat
dipisahkan dengan sumber ekonomik yang lain atau berdiri sendiri. Alasannya
adalah pengukuran goodwill sangat objektif dan hipotesis dan tujuan penyajian
neraca adalah melaporkan nilai bersih aset dan bukan nilai perusahaan secara
keseluruhan.
5. Berkekuatan hukum, penguasaan atau hak atas aset tidak harus didukung secara
yuridis formal. Klaim seperti piutang usaha tidak harus didukung oleh dokumen
yang mempunyai daya paksa secara hukum untuk memenuhi definisi aset

3. PENGUKURAN
Pengukuran bukan merupakan kriteria untuk mendifinisi aset tetapi merupakan
kriterian pengakuan aset. Salah satu kriteria pengakuan aset adalah keterukuran manfaat
ekonomik masa datang. Pengukuran adalah penentuan jumlah rupiah yang harus
dilekatkan pada suatu objek aset pada saat terjadinya yang dijadikan data drasar untuk
mengikuti aliran fisis objek tersebut. Kos mengalami tiga tahap perlakuan akuntansi
mengikuti aliran fisis yaitu:
a. Pengukuran, pengakuan dan klasifikasi pertama kali pada saat terjadinya, tahap
ini disebut pengukuran

81
b. Pencatatan berikutnya dalam rangka mengikuti aliran fisis aset berupa alokasi,
distribusi dan penggabungan untuk kepentingan internal/manajerial atau untuk
kepentingan pengkosan produk, ini disebut penelusuran
c. Pembebanan ke pendapatan periode berjalan atau periode-periode yang akan
datang, ini disebut pembebanan.

Kos Sebagai Pengukur dan Bahan Olah Akuntansi


Konsep dasar penghargaan sepakatan menegaskan bahwa pengukur aset pada
saat pemerolehan yang paling objektif adalah jumlah rupiah yang terlibat dalam
transaksi pertukaran antara dua pihak independen yang sama-sama berkehendak.
Penghargaan sepakatan (kos) dalam transaksi antarpihak independen menjadi dasar
pengukuran karena jumlah rupiah tersebut dianggap cukup terandalkan untuk mendekati/
mengaproksimasi nilai sebenarnya atau nilai wajar suatu objek pada saat transaksi.

4. PENILAIAN
Pengukuran adalah penentuan angka satuan pengukur terhadap suatu objek untuk
menunjukan makna tertentu objek tersebut. Objek dapat berupa barang, jasa, binatang,
tubuh manusia, dan benda atau konstruk lainnya. Pengukuran bisaanya digunakan dalam
akuntansi untuk menunjuk proses penentuan jumlah rupiah yang harus dicatat untuk
objek pada saat pemerolehan. Penilaian bisaanya digunakan untuk menunjuk proses
penentuan jumlah yang harus dilekatkan pada tiap elemen atau pos stattemen keuangan
pada saat penyajian. Dalam penilaian suatu pos untuk tujuan penyajian, akuntansi dapat
menggunakan berbagai dasar penilaian bergantung pada makna yang ingin
dipresentasikan melalui pos statemen keuangan. Konsep dasar kontinuitas usaha
menempatkan aset sebagai sisa potensi jasa yang akan menjadi upaya dalam
menghasilkan pendapatan sehingga dasar penilaian yang paling menggambarkan makna
tersebut adalah kos historis.
Tujuan Penilaian Aset
Karena aset merupakan elemen pembentuk posisi keuangan sebagai informasi
semantik bagi investor dan kreditor, tujuan penilaian aset harus berpaut dengan tujuan
pelaporan keuangan. Tujuan pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
dapat membantu investor dan kreditor dalam menilai jumlah, saatdan ketidakpastian

82
aliran kas bersih ke badan usaha. Tujuan penilaian aset adalah merepresentasi atribut
pos-pos aset yang berpaut dengan tujuan pelaporan keuangan dengan menggunakan
basis penilaian yang sesuai.

Konsep dan Basis Penilaian


Konsep dan dasar penilaian aset untuk tujuan pelaporan keuangan dari dua
dimensi yaitu arah aliran aset dan waktu. Basis pengukuran untuk menilai aset tersebut
yang paling valid adalah harga atau nilai pertukaran. Konsep dasar penghargaan
sepakatan yang sebenarnya sama dengan harga/nilai pertukaran. Nilai pertukaran
dijadikan basis karena dianggap objektif sehingga memenuhi kualitas keterandalan
informasi. Nilai pertukaran dapat dipandnag dari dua sisi yaitu pertukaran dalam
pemerolehan dan pertukaran dalam pemanfaatan aset. Nilai ini diperoleh atas dasar
pertukaran pemerolehan disebut dengan nilai masukan, sedangkan yang diperoleh dari
pertukaran pemanfaatan disebut nilai keluran.

Basis Pengukuran Dalam dimensi Waktu dan Aliran Sesat


Nilai Masukan Nilai Keluaran
Masa lalu Kos historis Harga jual masa lalu
Sekarang Kos pengganti Harga jual sekarang
Masa datang Kos harapan Nilai terealisasi harapan

Konsep nilai masukan dan keluaran sebenarnya berkaitan dengan konsep kesatuan
usaha yang dianggap menguasai sumber ekonomik (aset) dan harus mempertanggung
jelaskan aset tersebut.

Nilai Masukan
Nilai masukan didasarkan atas jumlah yang harus dikeluarkan atau dikorbankan
untuk memperoleh aset atau objek jasa tertentu yang masuk dalam unit usaha. Tujuan
menyajikan makna aset ini adalah untuk menunjukan aliran kas yang akan keluar dari
unit usaha maka nilai masukan merupakan alternative nilai keluaran untuk objek jasa
bila memang tidak ada pasar objek tersebut sehingga nilai keluaran tidak dapat diukur

83
dengan cukup pasti dan andal. Nilai masukan menunjukan secara konservatif nilai
maksimum objek jasa atau pos aset bersangkutan.

Kos Historis
Kos historis sebagai nilai masukn merupakan pengukur potensi jasa yang paling
objektif untuk pos aset yang baru diperoleh. Kos menunjukan hargappertukaran pada
saat terjadinya. Salah satu keunggulan kos historis sari suatu konsep penilaian adalah
dapat diujinya hasil penilaian tersebut karena kos historis terjadi dari hasil kesepakatan
dua pihak yang independen. Kos historis merupakan nilai kesepakatan terendah bagi
pembeli karena dianggap pembeli tidak dapat memperoleh barang/jasa yang sama
ditempat lain dengan nilai lebih rendah. Beberapa konsep kos masukan historis diajukan
sebagai jawaban antara lain:
a. Kos Bijaksana, adalah kos selayaknya manajemen bijaksana, atau hati-hati
bersedia membayarnya untuk suatu objek
b. Kos standar, adalah kos yang seharusnya terjadi dalam kondisi proses produksi
tertentu yang diasumsi
c. Kos asli, merupakan kos suatu aset bagi perusahaan yang pertama kali
menempatkannya untuk digunakan dalam layanan publk.

Kos Pengganti
Kos pengganti atau kos masukan sekarang atau kos sekarang menunjukan jumlah
rupiah harga pertukaran atau kesepakatan yang diperlukan sekarang oleh unit usaha
untuk memperoleh aset yang sama jenis dan kondisinya atau penggantinya yang setara.
Kos pengganti hampir sama konsepnya dengan kos standar sekarang. Kos standar
sekarang adalah berapa kos yang seharusnya untuk menghasilkan suatu produk dengan
kondisi harga, teknologi dan effisiensi sekarang. Beberapa alternatif penilaian lain yang
masuk dalam katagori nilai pengganti antara lain:
a. Nilai penaksiran, adalah nilai taksiran kos sekarang atau nilai sekarang yang
ditentukan dengan prosedur dan analisis sistematik pleh pihak independen yang
kompeten

84
b. Nilai wajar, berarti jumlah rupiah yang dapat diterima untuk suatu objek dalam
suatu transaksi antara pihak-pihak yang berkehendak bebas tanpa tekanan atau
keterpaksaan
c. Nilai terealisasi bersih dikurangi laba normal, adalah nilai yang diharapkan
merepresentasi kos pengganti bila data untuk menenttukan kos penggantti tidak
tersedia.

Kos Harapan
Secara semantik, kos harapan suatu aset adalah nilai pengorbanan ekonomik di
masa datang seandainya potensi jasa aset tersebut diperoleh secara bagian demi bagian
dan bukan sekaligus. Untuk penilaian sekarang, kos harapan harus didiskun menjadi kos
harapan sekarang atau kos masukan masa datang didiskon. Kos harapan aset adalah nilai
sekarang pembayaran kas di masa datang. Kos fasilitas fisis yang diperoleh dengan
sewaguna menunjukan nilai atas dasar kos masa datang didiskun ini. Pos aset tetap
berwujud pada umumnya dapat menggunakan dasar penilaian ini baik pada saat
diperoleh maupun pada saat diperoleh maupun pada saat pelaporan keuangan.

Nilai Keluaran
Penerapan penilaian atas dasar nilai masukan di atas harus mempertimbangkan
pos yang dinilai, tujuan penilaian, dan kondisi yang berpaut untuk tiap dasar penilaian.
Nilai keluaran didasarkan atas jumlah rupiah kas atau penghargaan lainnya yang
diterima suatu unit usaha apabila suatu aset atau potensi jasa akhirnya keluar dari
kesatuan usaha melalui pertukaran atau konversi.

Harga Jual Masa Lalu


Harga jual masa lalu sebenarnya menunjukan kas yang cukup pasti akan diterima
dari konversi suatu pos aset yang timbul karena transaksi masa lalu. Pos yang
mempunyai atribut semacam ini adalah piutang usaha karena jumlah rupiah piutang
usaha merupakan harga jual masa lalu. Harga jual masa lalu merupakan salah satu
bentuk khusus penilaian yang disebut nilai terealisasi neto. Nilai terealisasi neto dapat
diterapkan tidak hanya untuk piutang tetaapi juga untuk sediaan barang. Nilai terealisasi

85
neto adalah seluruh kas yang akhirnya berhasil diperoleh atas konversi piutang atau
penjualan barang dagangan sampai tuntas transaksinya.

Harga Jual Sekarang


Harga jual sekarang didasarkan pada anggapan bahwa perusahaan akan
berlangsung terus dan transaksi dilaksanakan dalam pasar yang normal. Bila tidak ada
pasar regular, penilaian dapat ditentukan atas dasar nilai likuidasi. Nilai likuidasi hanya
dapat digunakan apabila kondisi beriikut ini yaitu: (1) bila produk atau potensi jasa
lainnya telah berkurang manfaat normalnya lantaran menjadi using atau tidak laku lagi
dipasarkan dan (2) bila unit usaha merencanakan untuk menutup usaha dalam waktu
dekat sehingga tidak dapat menjual seluruh potensi jasa unit usaha dalam pasar yang
normal sehingga perusahaan ada di dalam posisi tawar-menawar yang lemah. Nilai jual
sekarang sebenarnya didasari oleh konsep setara tunai sekarang. Secara teoritis setara
kas sekarang merupakan atribut atau properitas yang relevan untuk semua aset.

Nilai Terealisasi Harapan


Secara semantik nilai terealisasi harapan suatu aset adalah penerimaan kas atau
potensi jasa masa data yang jumlah dan waktunya cukup pasti. Untuk penilaian sekarang
suatu aseet, nilai terealisasi harapan harus didiskun menjadi nilai terealisasi harapan
sekarang atau penerimaan kas/potensi jasa masa datang diskunan. Dasar ini dapat
digunakan apabila harapan penerimaan kas atau setaranya cukup pasti dan senggang
waktu sampai penerimaan cukup panjang tapi saat atau tanggal penerimaan pasti. Pos
yang menggunakan dasar penilaian ini misalnya investasi dalam obligasi, piutang wesel
jangka panjang dan deposito berjangka. Beberapa kelemahannya antara lain:
a. Kalau tidak ada pasar untuk aset bersangkutan, penentuan aliran kas masa datang
bersifat subjektif sehingga sulit diverifikasi
b. Pemilihan tariff yang cukup representatif untuk merefleksi resiko tiap aset sangat
problematik
c. Aliran kas ke perusahaan dihasilkan oleh seluruh aset untuk mendatangkan kas
d. Beberapa aset memang tidak terpisahkan sehingga nilai sekarang seluruh aset
tidak akan sama dengan penjumlahan semua kas masa datang diskunan tiap pos
aset

86
Kos atau Pasar yang lebih Rendah
Penilaian atas dasar kos atau pasar yang lebih rendah merupakan kombinasi nilai
masukan dan keluaran karena pengertian pasar dalam hal ini dapat berarti pasar barang
masukan atau keluaran. Penggunaan konsep penilaian ini didasari oleh konsep dasar
konservatisme. Secara teoritis penilaian atas dasar kos atau pasar yang lebih rendah
mempunyai banyak kelemahan sehingga mengundang banyak kritik antara lain:
a. Konservatisme cenderung merendahkan aset total
b. Lebih rendahnya sediaan akhir pada suatu periode akan berakibat lebih
rendahnya biaya pada periode berikutnya
c. Terjadinya inkosistensi penilaian baik dalam suatu tahun atau antarperiode
d. Salah satu argument digunakannya metode KAPYLR adalah bila terjadi
penurunan manfaat akibat kerusakan, keusangan, perubahan harga, atau
kemampuan mendatangkan laba maka selayaknyalah bahwa kos juga harus
diturunkan.
Kalau kos pengganti sediaan akhir ditentukan di bawah batas bawah, pada saat penjualan
sediaan tersebut di awal tahun berikut, laba yang diperoleh akan lebih tinggi dari laba
normal sehingga diperoleh untung yang tidak dilaporkan.

Penilaian Menurut FASB


Penilaian menupat disarikarut FASB disarikan sebagai berikut:
a. Historical cost. Tanah, gedung, perlengkapan pabrik dan kebanyakan sediaan
dilaporkan atas dasar kos historisnya yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya yang
dikorbankan untuk memperolehnya. Kos historis ini tentunya disesuaikan dengan
jumlah bagian yang telah didepresiasi atau diamoetisasi.
b. Current cost. Beberapa sediaan disajikan sebesar nilai sekarang atau penggantinya
yaitu jumlah kas atau setaranya yang harus dikorbankan kalau aset tertentu yang
sejenis diperoleh sekarang
c. Current Market Value. Beberapa jenis investasi dalam surat berharga disajikan atas
dasar nilai pasar sekarang yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya yang dapat
diperoleh kesatuan usaha dengan menjual aset tersebut dalam kondisi perusahaan
yang normal.

87
d. Net Realizable Value. Beberapa jenis piutang jangka pendek dan sediaan barang
disajikan sebesar nilai terealisasi bersih yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya yang
akan diterima dari aset tersebut dikurangi dengan pengorbanan yang diperlukan untuk
mengkonversikan aset tersebut menjadi kas atau setaranya
e. Present Value of Future Cash Flows. Piutang dan investasi jangka panjang disajikan
sebesar nilai sekarang penerimaan kas di masa mendatang sampai piutang terlunasi
dikurangi dengan tambahan kos yang mungkin diperlukan untuk mendapatkan
penerimaan tersebut.

Pengakuan
Suatu jumlah rupiah atau kos diakui sebagai aset apabila jumlah rupiah tersebut
timbul akibat transaks, kejadian atau keadaan yang mempengaruhi aset. Pada umumnya
pengakuan aset dilakukan bersamaan dengan adanya transaksi, kejadian, atau keadaan
tersebut. Disamping memenuhi definisi aset kriteria keterukuran, keterpautan dan
keberadaan harus dipenuhi juga. Kondisi perlu dan kondisi cukup untuk menguji secara
rinci untuk mengakui aset antara lain:
a. Deteksi adanya aset
b. Sumber ekonomik dan kewajiban
c. Berkaitan dengan entitas
d. Mengandung nilai
e. Berkaitan dengan waktu pelaporan
f. Verifikasi

Beban Tangguhan
Diperlakukan sebagai aset meragukan karena manfaat ekonomik masa depan
tidak cukup pasti sementarakalau diperlakukan sebagai biaya atau dibebankan ke
pendapatan terjadinya juga tidak pas, dierlakukan sebagai rugi juga tidak tepat karena
kos merepresentasi upaya yang sah dan wajar. Kesulitan-kesulitan ini menimbulkan
praktik bahwa kos-kos semacam ini ditampung dalam satu pos yang disebut beban
tangguhan. Kos yang mempunyai karakteristik unik sehingga menimbulkan masalah
penangguhan pembebanan misalnya adalah kos yang terlibat dalam transaksi, kejadian
atau keadaan berikut:

88
a. Sewaguna
b. Bunga selama masa konstruksi aset tetap
c. Riset dan pengembangan
d. Eksplorasi minyak dan gas bumi
e. Rugi selain kurs valuta asing atau penjabaran valuta asing
f. Sumber daya manusia
g. Kos organisasi

Besarnya Kapitalisasi Bunga


Besarnya bunga yang harus dikapitulasi adalah bagian dari kos bunga yang
terjadi periode-periode pemerolehan aset yang secara teoritis dapat dihindari seandainya
kesatuan usaha tidak membangun fasilitas fisis yang bersangkutan. Bunga yang
dikapitalisasi dalam suatu periode akibat adanya konstruksi. Kos bunga yang
dikapitalisasi adalah kos kesempatan sebagaimana dijadikan argument bagi alternative.
Tingkat bunga pinjaman yang khusus digunakan untuk pembangunan aset dapat
digunakan sebagai tarif kapitalisasi kalau dana rata-rata yang tertanam dalam konstruksi
tidak melebihi dana pinjaman khusus tersebut.

Periode Kapitalisasi
Kapitalisasi kos bunga diperhitungkan untuk periode pemuerolehan sehingga
periode tersebut menjadi periode kapitalisasi. Periode kapitalisasi dimulai ketika tiga
kondisi dipenuhi yaitu:
1. Pengeluaran untuk pembangunan aset telah telah dilakukan atau terjadi
2. Kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pembangunan sampai
siap dipakai masih berlangsung
3. Kos bunga telah terhimpun atau terjadi bersamaan dengan berjalannya
pebangunan aset
Kapitalisasi bunga dapat terus dilakukan untuk tiap periode akuntansi selama tiga
kondisi di atas dipenuhi. Periode kapitalisasi akan berakhir apabila konstruksi
bersangkutan secara substansial telah selesai dan siap dioperasikan.

89
Pengungkapan
Perlunya adanya pengungkapan tentang sebagian atau seluruh bunga dikapitalisasi
sehingga stateman keuangan tidak menyesatkan. Standar akutansi kapitalisasi bunga
juga menentukan informasi tambahan yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan.
Hal-hal yang perlu diungkapkan antara lain:
1. Bila tidak ada kos bunga yang dikapitalisasi, total bunga yang terjadi selama
periode dan dibebankan sebagai biaya bunga periode tersebut
2. Bila sebagian kos bunga dikapitalisasi, bunga total yang terjadi dan bagian yang
dikapitalisasi

Penyajian
Prinsip akuntansi berterima umum, terutama standar akuntansi, menetapkan
penyajian dan pengungkapan tiap pos-pos aset. Pengungkapan dan penyajian pos-pos
aset harus dipelajari yang mengatur tiap pos. secara umum, prinsip akuntansi berterima
umum member pedoman penyajian dan pengungkapan aset sebagai berikut:
1. Aset disajikan disisi debit atau kiri dalam neraca berformat akun atau di bagian atas
dalam neraca berformat aturan
2. Aset diklasifikasikan menjadi aset lancer dan tetap
3. Aset diurutkan penyajiannya atas dasar likuiditas atau kelancarannya, yang paling
lancar dicantumkan pada urutan pertama
4. Kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan pos-pos tertentu harus diungkapkan

90
BAB VIII
KEWAJIBAN

Tujuan Belajar
Setelah mempelajari Bab ini saudara diharapkan mampu:
1. Menjelaskan Jenis-jenis Kewajiban
2. Memahami mengenai pengakuan dan pengungkapan kewajiban

91
KEWAJIBAN

lemen laporan neraca adalah kewajiban yang berada pada sisi kanan.
Kewajiban ini merupakan sumber danan yang berasal dari pihak ketiga.

1. PENGERTIAN
FASB mendifinisikan kewajiban dalam kerangka konseptualnya sebagai berikut
“kewajiban adalah pengorbanan manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti yang
timbul dari keharusan sekarang suatu kesatuan usaha untuk mentransfer aset atau
menyediakan/ menyerahkan jasa kepada kesatuan lain di masa datang sebagai akibat
transaksi atau kejadian masa lalu”. Definisi FASB digunakan sebagai basis pembahasan
karena cukup lengkap secara semantik. Artinya definisi tersebut telah mencangkupi
berbagai gagasan atau kata kunci yang terkandung dalam beberapa definisi kewajiban
oleh sumber-sumber yang lain. Secara umum kewajiban mempunyai tiga karakteristik
utama yaitu: (a)pengorbanan manfaat ekonomik masa datang, (b) keharusan sekarang
untuk mentranfer aset, dan (c)timbul akibat transaksi masa lalu.

2. PENGORBANAN MANFAAT EKONOMIK


Untuk dapat disebut sebagai kewajiban, suatu objek harus memuat suatu tugas
atau tanggung jawab kepada pihak lain yang mengharuskan kesatuan usaha untuk
melunasi, menuaikan atau melaksanakannya dengan cara mengorbankan manfaat
ekonomik yang cukup pasti di masa datang. Pengorbanan ekonomik diwujudkan dalam
bentuk transfer atau penggunaanaset kesatuan usaha. Transfer manfaat ekonomik kepada
pemilik tidak termasuk dalam pengertian pengorbanan sumber ekonomik masa datang
yang membentuk kewajiban karena untuk menjadi kewajiban pengorbanan tersebut
harus bersifat memaksa dan bukan atas dasar kebijakan atau keluasaan manajemen untuk
memuaskan manajemen untuk memutuskan baik dalam jumlah rupiah maupun dalam
saat transfer. Pengorbanan ekonomik harus dikaitkan dengan pihak lain berarti bahwa
kewajiban hanya dapat terjadi antarkesatuan usaha atau paling tidak melibatkan kesatuan
usaha lain.

92
Keharusan Sekarang
Untuk dapat disebut sebagai kewajiban, suatu pengorbanan ekonomik masa
datang harus timbul akibat keharusan sekarang. Pengertian sekarang dalam hal ini
mengacu dua hal yaitu waktu dan adanya. Waktu adalah tanggal pelaporan (neraca).
Objek yang nyata sebenarnya adalah keharusan yang sekarang ada. Jadi keharusan
sekarang seharusnya menjadi focus atau kata kunci definisi. Pengorbanan sumber
ekonomik masa datang sebenarnya sama maknanya dengan transfer aset atau
penyerahan jasa di masa datang sehingga definisi FASB berlebihan. Keharusan
mengorbankan sumber ekonomik dapat timbul akibat perjanjian antara dua usaha,
pengenaan/ pemaksaan pada entitas oleh pemerintah atau pengadilan atau kondisi
lingkungan bisnis.
a. Keharusan kontraktual, adalah keharusan yang timbul akibat perjanjian atau
peratuuran hukum yang ada di dalamnya kewajiban bagi suatu kesatuan usaha
dinyatakan secara eksplisit atau implicit dan mengikat.
b. Keharusan konstruktif, adalah keharusan yang timbul akibat kebijakan kesatuan
usaha dalam rangka menjalankan dan memajukan usahanya untuk memenuhi apa
yang disebut praktik usaha yang baik atau etika bisnis dan bukan untuk
memenuhi kewajiban yuridis.
c. Keharusan demi keadilan, adalah keharusan yang ada sekarang yang
menimbulkan kewajiban bagi perusahaan semata-mata karena panggilan etis atau
moral daripada karena peraturan hukum atau praktek bisnis yang sehat.
d. Keharusan bergantung atau bersayarat, adlah keharusan yang pemenuhannya
tidak pasti karena bergantung pada kejadian masa datang atau terpenuhinya
syarat-syarat tertentu di masa datang. Keberantungan adalah suatu kondisi,
situasi, atau serangkaian keadaan yang melibatkan ketidakpastian yang
menyangkut laba atau rugi yang mungkin terjadi. Munculan yang harus
dikonfirmasi dengan kejadian atau syarat masa datang untuk kedua
kebergantungan tersebut adalah:
1. Yang berkaitan dengan kebergantungan laba: pemerolehan aset versus tidak
atau pengurangan suatu kewajiban versus tidak
2. Yang berkaitan dengan kebergantungan rugi: hilangnya atau turunya nilai
suatu aset versus tidak atau timbulnya suatu kewajiban versus tidak

93
Keharusan bergantung merupakan salah satu bentuk kebergantungan yang
berkaitan dengan rugi. FASB menjelaskan bahwa tidak dapat kebergantungan
rugi, kemungkinan atau kebolehjadian bahwa suatu atau beberapa kejadian masa
datang akan memastikan muunculan dapat berkisar dari cukup pasti, agak pasti
dan jauh dari pasti.
Keharusan sekarang merupakan karakteristik dari kewajiban. Keempat keharusan di atas
merupakan keharusan sekarang yang memenuhi kriteria kewajiban.

Akibat Transasksi atau Kejadian Masa Lalu


Transaksi atau kejadian masa lalu adalah kriteria untuk memenuhi definisi tetapi
bukan kriteria untuk pengakuan. Jadi, adanya pengorbanan manfaat ekonomik masa
datang tidak cukup untuk mengakui suatu objek kedalam kewajiban kesatuan usaha
untuk dilaporkan via statemen keuangan. Transaksi masa lalu adalah transaksi yang
menimbulkan keharusan sekarang telah terjadi. Penandatangan kontrak merupakan
peristiwa yang telah terjadi yang menimbulkan keharusan. Tidak semua
penandatanganan kontrak dengan sendirinya menimbulkan keharusan. Tuntutan ganti
rugi resmi dari pihak lain atas tuduhan pelanggaran hak paten yang diajukan ke
pengadilan dalam suatu tahun menimbulkan keharusan sekarang bagi perusahaan di
akhir tahun meskipun pengorbanan sumber ekonomik masa datangnya masih bergantung
pada keputusan pengadilan.

Hak Kewajiban tak bersyarat


Suatu pihak tidak mempunyai kewajiban apapun kalau dia tidak mendapatkan
hak atas sesuatu yang nyata dari pihak lain. Konsep hak kewajiban takbersyarat
menyatakan tidak ada hak tanpa kewajiban dan sebaliknya tidak ada kewajiban tanpa
hak. Transaksi atau kejadian masa lalu bukanlah penandatanganan order pembelian
tetapi datangnya dan penerimaan barang. Sebelum barang datang atau diserahkan, order
pembelian bersifat eksekutori. Ada dua pendapat mengenai masalah yang timbul akibat
kontrak pembelian yang tidak dapat dibatalkan yaitu; tidak memperlakukan kontrak
tersebut sebagai eksekutori sehingga kewajiban tidak perlu diketahu dan menganjurkan
bahwa kewajiban diakui pada saat penandatanganan kontrak bersamaan dengan aset
yang terlibat. Untuk dapat menentukan apakah penandatanganan kontrak dengan

94
sendirinya menciptakan kewajiban yang harus diakui, perlu dipelajari karakteristik dari
kontrak tersebut. Transaksi atau kejadian yang dapat dijadikan dasar atau menandai saat,
titik atau tanggal pengakuan hak dan kewajiban dalam suatu kontrak memang sangat
pelik. Titik atau saat tersebut dapat berupa:
1. Tanggal kontrak ditandatangani
2. Tanggal objek kontrak telah diperoleh salah satu pihak
3. Tanggal objek kontrak telah siap digunakan oleh salah satu pihak
4. Tanggal objek kontrak telah dipisahkan untuk digunakan oleh pihal lain
5. Tanggal objek kontrak telah diserahkan
6. Tanggal telah diterima/dibayarnya uang muka, kalau ada
7. Dalam kasus kontrak konstruksi jangka panjang
a. Suatu titik selama konstruksi berjalan
b. Pada saat konstruksi dimulai
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan untuk memilih aset yang tepat antara lain:
a. Pemenuhan definisi aset dan kewajiban
b. Kekuatan mengikat yaitu seberapa kuat bahwa pelaksanaan kontrak tidak dapat
dibatalkan
c. Kebermanfaatan bagi keputusan
Karakteristik pendukung hanya menegaskan adanya kewajiban tetapi tidak membatalkan
suatu objek untuk disebut sebagai kewajiban. Karakteristik pendukung antara lain:
1. Keharusan membayar kas, pelunasan kewajiban pada umumnya dilakukan
dengan pembayaran kas. Keharusan membayar kas pada waktu dan jumlah
rupiah tertentu di masa datang merupakan petunjuk yang kuat atau jelas
mengenai adanya kewajiban.
2. Identitas terbayar jelas, bila identitas terbayar sudah jelas, hanya menguatkan
bahwa kewajiban memang ada tetapi untuk menjadi kewwajiban identitas
terbayar tidak harus dapat ditentukan pada saat keharusan terjadi
3. Berkekuatan hukum, keharusan suatu entitas untuk mengorbankan manfaat
timbul akibat klaim yuridis yang mempunyai kekuatan memaksa

95
3. PENGAKUAN, PENGUKURAN DAN PENILAIAN
Sebagai bayangan cermin aset, kewajiban juga harus diukur dan diakui pada saat
terjadinya. Aset diukur atas dasar penghargaan sepakatan (kos). Aset yang direpresentasi
oleh kos mengalami tiga tahap perlakukan (pemerolehan, pengolahan dan penyerahan),
kewajiban sebenarnya juga mengalami tiga tahap perlakuan yaitu: penanggungan
(pengakuan terjadinya), penelusuran dan pelunasan (penyelesaian). Kaidah pengakuan
merupakan prosedur aplikasi untuk menandai adanya elemen dan saat dipenuhinya
kriteria pengakuan umum. Empat kaidah pengakuan untuk menandai pengakuan
kewajiban yaitu:
a. Ketersediaan dasar hukum
b. Keterterapan konsep dasar konservatisma
c. Ketertentuan substansi ekonomik transaksi
d. Keterukunan nilai kewajiban
Kewajiban kontraktual, konstruktif dan demi keadilan dalam beberapa kasus juga
bersifat bergantung terutama bila kewajiban tersebut melibatkan penaksiran jumlah masa
depan yang meragukan. Rugi bergantung dapat diakui dengan landasan konsep dasar
konservatisme.
Pengakuan dilakukan setelah suatu kewajiban terukur dengan cukup pasti. Dasar
pengukuran aset yang paling objektif adalah kos tunai atau kos tunai implisit. Karena
kewajiban merupakan bayangan cermin aset, pengukurannya juga mengikuti pengukuran
aset. Nilai nominal atau jatuh tempo utang obligasi sering dianggap sebagai jumlah
rupiah kesepakatan pada saat penerbitan obligasi baik bagi penerbit maupun kreditor.
Diskun obligasi merupakan bunga yang belum dibayar, yaitu bagian bunga efektif total
yang baru akan dibayar pada saat utang oblihasi jatuh tempo. Kewajiban dapat bersifat
moneter dan nonmoneter.

Kewajiban moneter adalah kewajiban yang pengorban sumber ekonomik masa


datangnya berupa kas dengan jumlah rupiah dan saat yang pasti. Kewajiban nonmoneter
adalah keharusan yang menyediakan barang dan jasa dengan jumlah dan saat yang
cukup pasti yang bisaanya timbul karena penerimaan pembayaran dimuka untuk barang
dan jasa tersebut.

96
Penilaian kewajiban pada saat tertentu adalah penentuan jumlah rupiah yang harus
dikorbankan seandainya pada saat tersebut kewajiban harus dilunasi. Penilaian adalah
penentuan nilai sekarang kewajiban.
Pelunasan adalah tindakan atau upaya yang sengaja dilakukan oleh kesatuan usaha untuk
memenuhi kewajiban pada saatnya dan dlaam kondisi normal usaha sehingga bebas dari
kewajiban tersebut. Pelunasan bisaanya merupakan pemenuhan secara langsung kepada
pihak yang berhutang.

Dasar atau Atribut Penilaian Kewajiban


Basis (Atribut) Penilaian Keterterapan Contoh Pos Yang Berpaut
Harga dasar sekarang Berbagai kewajiban Kewajiban penerbit opsi
(current market value) yang melibatkan (baik call maupun put
komoditas dan surat- option) sebelum jangka opsi
surat berharga habis (expired) dan
(markertable beberapa kewajiban
commodities and pedagang efek
securities)
Nilai pelunasan netto Berbagai kewajiban Utang usaha, utang garansi,
(Net settlement value) yang melibatkan dan utang wesel jangka
jumlah rupiah yang pendek
cukup pasti tetapi
waktu pelunasannya
tidak cukup pasti

Nilai diskunan aliran kas Kewajiban moneter Utang obligasi dan utang
masa datang (Discounted jangka panjang jumlah wesel jangka panjang
value of future cash flows) rupiah maupun saat
pembayaran cukup
pasti

Untuk melunasi kewajiban, suatu entitas dapat mentransfer aset financial barang atau
jasa. Pada umumnya bila kewajiban telah dilunasi dengan mentransfer secara penuh kas,
97
barang atau jasa ke debitor, maka pada saat itu pelunasan dianggap lunas. Pelunasan
kewajiban dilakukan dengan transfer aset financial yang menimbulkan keterlibatan
berlanjut pentransfer dengan aset transferan atau tertransfer. Bila kewajiban dilunasi
pada saat jatuh tempo, nilai jatuh tempo dengan sendirinya merefleksi nilai sekarang
kewajiban sehingga tidak ada selisih antara jumlah rupiah yang dibayar dan nilai
nominal. Penarikan kembali obligasi yang beredar adalah suatu transaksi yang
mempengaruhi kontrak antara debitor dan kreditor tetapi transaksi ini sangat berbeda
dengan transaksi aliran kegiatan operasi dan transaksi penggunaan aset.
Obligasi terkonversi pada umumnya diterbitkan untuk menarik investor karena mereka
dapat menggeser riiko untuk mengubah status sekuritas menjadi lebih menguntungkan.
Obligasi terkonversi bisaanya mempunyai karakteristik:
a. Tingkat bunga nominal jauh dibawah tingkat bunga pasar untuk obligasi bisaa
yang setara
b. Harga konversi yang ditetapkan lebih tinggi dari harga pasar saham bisaa
c. Harga konversi tidak pernah menurun selama masa hak konversi kecuali karena
penyesuaian yang diperlukan akibat pengambilan hak yang melekat pada saham
bisaa seperti dalam hal terjadi pemecahan saham atau dividen saham
Dasar pikiran yang melandasi perlakuan sebagai utang semata-mata dapat dikemukakan
sebagai berikut:
a. Utang obligasi terkonversi merupakan sekuritas hibrida sehingga harus
dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan
b. Penilaian hak konversi akan bersifat subjektif karena ketidakterpisahan kedua
komponen.

4. PENYAJIAN
Secara umum kewajiban disajikan dalam neraca atas dasar urutan kelancarannya
sejalan dengan penyajian aset. PSAK No. 1 (pasal 39) menggariskan bahwa aset lancer
disajikan menurut urutan likuiditas sedangkan kewajiban disajikan menurut urutan jatuh
tempo artinya kewajiban jangka pendek disajikan lebih dulu sebelum kewajiban jangka
panjang. Kewajiban jangka diklasifikasikan sebagai jangka pendek bila:
a. Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi
perusahan, atau

98
b. Jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca
Kewajiban tidak selayaknya disajikan di neraca dengan mengkompensasinya atau
mengkontranya dengan aset yang dianggap berkaitan. Secara umum pengkompensasian
aset dan kewajiban dalam neraca adalah tidak layak kecuali terdapat hal mengontra. Hak
mengontra adalah hak yuridis, lantaran kontrak lainnya untuk menghapus semua atau
sebagian utang kepada pihak lain dengan cara mengkompensasi utang tersebut dengan
jumlah yang pihak lain berutang kepada debitor.

99
BAB IX
PENDAPATAN
Tujuan Belajar
Setelah mempelajari Bab ini saudara diharapkan mampu:
1. Menjelaskan mengenai pendapatan
2. Memahami pengakuan dan pengungkapan pendapatan

100
PENDAPATAN

lemen laporan Laba rugi adalah pendapatan yang merupakan penghasilan


operasional perusahaan.

1. PENGERTIAN
Berbagai karakteristik dilekatkan pada pengertian pendapatan. Berbagai sumber
memaknai pendapatan yang kurang lebih sama walaupun terdapat variasi. Beberapa
pengertian pendapatan antara lain:
1. Aliran masuk atau kenaikan aset
2. Kegiatan yang merepresetansi operasi utama atau sentral yang menerus
3. Pelunasan, penurunan atau pengurangan kewajiban
4. Suatu entitas
5. Produk perusahaan
6. Pertukaran produk
7. Menyandang beberapa nama atau mengambil beberapa bentuk
8. Mengakibatkan kenaikan ekuitas

Kenaikan Aset
Untuk dapat mengatakan bahwa pendapatan ada atau timbul, harus terjadi
transaksi atau kejadian yang menaikan aset atau menimbulkan aliran masuk aset. Aset
dapat bertambah karena berbagai transaksi, kejadian atau keadaan sebagai berikut:
a. Transaksi pendanaan yang berasal dari kreditor dan investor
b. Laba yag berasal dari kegiatan investasi, misalnya penjualan aset tetap, surat
berharga, segmen bisnis dan anak perusahaan
c. Hadiah, donasi atau temuan
d. Revaluasi aset yang telah ada
e. Penyediaan dan/atau penyerahaan produk (barang dan jasa)
Untuk disebut sebagai pendapatan, aliran aset masuk adalah jumlah rupiah. Pendifinian
pendapatan sebagai kenaikan aset merupakan pendifinisian dengan konsep aliran masuk.

101
2. OPERASI UTAMA BERLANJUT
Tidak semua kenaikan aset membentuk pendapatan. Kegiatan utama atau sentral
yang menerus atau berlanjut merupakan karakteristik yang membantu kenaikan yang
dapat disebut pendapatan. Kenaikan aset harus berasal dari kegiatan operasi dan bukan
kegiatan investasi dan pendanaan. Produk perusahaan harus diartikan sebagai seluruh
jenis barang dan jasa yang disediakan atau diserahkan kepada pelangganan tanpa
memandang jumlah rupiah relative tiap jenis produk tersebut atau sering tidaknya
produk tersebut dihasilkan. Pengertian operasi utama menunjuk kegiatan sebagaimana
pengertian operasi dalam klasifikasi kegiatan yang membentuk statemen aliran kas yaitu
operasi, investasi dan pendanaan.

Operasi dan Non Operasi


Produk yang dihasilkan secara tidak rutin atau insindental sering dianggap pos
pendapatan nonoperasi dan dipisahkan penyajiannya. Pembedaan perlu tapi
mengklasifikasinya sebagai nonoperasi dapat menyesatkan dalam pengukuran kinerja
atau daya melaba perusahaan. Perusahaan dijalankan dalam jalinan ekonomik berbagai
factor yang sangat kompleks dan bisaanya sangatlah sulit untuk memisahkan pengaruh
perubahan harga dan kondisi lainnya dari kegiatan operasi dalam arti sempit. Paton dan
Littletton (1970) berpedapat bahwa pemisahan laba atau rugi sebagai pos operasi dan
nonoperasi hanya dapat dibenarkan kalau laba dan rugi tersebut benar-benar luar bisaa
dan berkaitan dengan tujuan perusahaan utama hanya secara sangat kebetulan saja.
Untuk kepentingan manajerial, pemisahan kegiatan menjadi operasi dan nonoperasional
dapat saja dilakukan.

Penurunan Kewajiban
Pendapatan tidak hanya didefinisi dari sudut kenaikan aset tetapi juga dari
penurunan atau pelunasan kewajiban. Hal ini terjadi bila suatu entitas telah mengalami
kenaikan aset sebelumnya misalnya menerima pembayaran di muka dari pelanggan.
Penerimaan ini bukan merupakan pendapatan karena perusahaan belum melakukan
prestasi yang menimbulkan hak penuh atau aset yang diterima. Pengiriman barang atau
pelaksanaan jasa akan mengurangi kewajiban yang menimbulkan pendapatan. Kejadian
pengiriman barang mengubah kewajiban menjadi pendapatan.

102
Kenaikan Aset
Pendapatan didefinisi sebagai kenaikan aset bukannya kenaikan ekuitas bersih
meskipun kenaikan aset tersebut akhirnya berpengaruh terhadap kenaikan ekuitas bersih.
Aset yang masuk itu disebut dengan pendapatan. Ekuitas secara konseptual adalah utang
perusahaan kepada pemilik. Naiknya aset karena pendapatan akan mengakibatkan
naiknya ekuitas. Ekuitas naik karena pendapatan. Naiknya ekuitas merupakan
konsekuensi bukan sumber pendaptan sehingga pendapatan tidak dapat didefinisi
sebagai kenaikan ekuitas.

Produk Perusahaan
Definisi yang netral terhadap konsep aliran adalah definisi oleh Paton dan
Littleton yang menyatakan bahwa pendapatan adalah produk perusahaan. Pendapatan
didefinisi secara fisis bukan moneter. Aliran aset dari pelanggan berfungsi hanya sebagai
pengukur tetapi bukan pendapatan itu sendiri, produk fisis yang dihasilkan oleh kegiatan
usaha itulah yang merupakan pendapatan. Pendapatan terjadi pada saat produk terbentuk
bahkan selama proses produksi. Hal ini mengatasi kelemahan konsep aliran keluar dan
menjadi landasan apa yang nanti disebut proses pembentukan pendapatan. Ada dua
aliran yang berkaitan dengan pendapatan yaitu:
a. Aliran fisis, yaitu
1. Kejadian memproduksi dan menjual produk
2. Objek, yaitu produk fisis itu sendiri
b. Aliran moneter berupa
1. Kejadian menaiknya nilai aset perusahaan karena produksi atau penjualan
produk ke konsumer
2. Objek, yaitu jumlah rupiah (kos atau nilai) aset atau produk yang dihasilkan
atau dijual.

Pertukaran
Paton dan Littleton memasukan kata pertukaran dalam definisinya karena
pendapatan akhirnya harus dinyatakan dalam satuan moneter untuk dicatat dalam system
pembukuan. Satuan moneter yang paling objektif adalah kalau jumlah rupiah tersebut

103
merupakan hasil transaksi atau pertukaran antara pihak independen. Pendapatan untuk
suatu periode merupakan merupakan akumulasi pendapatan yang diukur secara objektif.

Berbagai Bentuk dan Nama


Pendapatan adalah konsep yang bersifat generik dan mencangkupi semua pos
dengan berbagai bentuk dan nama apapun. Pendapatan untuk perusahaan perdagangan
misalnya disebut dengan penjualan. Untuk perusahaan jasa, pendapatan dapat diberi
pewatas untuk menunjukan kegiatan atau jenis jasa yang diberikan misalnya pendapatan
sewa, pendapatan jasa angkutan, pendapatan bunga, dan sebagainya.

Untung
Seperti pendapatan, kata kunci yang melekat pada pengertian untung adalah:
a. Kenaikan ekuitas (aset bersih)
b. Transaksi peripheral atau insendental
c. Selain yang berupa pendapatan atau investasi oleh pemilik
FASB merinci transaksi, kejadian atau keadaan yang menimbulkan untung menjadi
empat sumber atau karakteristik yaitu:
a. Periferal dan insidental, misalnya penjualan invesatsi dalam surat-surat berharga,
penjualan aset tetap, pelunasan utang obligasi sebelum jatuh tempo
b. Transfer nontimbal-balik dengan pihak lain, antara lain hadiah dan donasi dan
penerimaan ganti rugi pemenangan tuntutan perkara hukum
c. Penahanan aset, misalnya kenaikan harga sekuritas investasi, kenaikan nilai tukar
valuta asing
d. Factor lingkungan, misalnya ganti rugi asuransi musibah alam yang melebihi kos
aset yang rusak

3. PENGAKUAN PENDAPATAN
Pengakuan adalah pencatatan jumlah secara resmi ke dalam system akuntansi
sehingga jumlah tersebut terefleksi dalam statemen keuangan. Pengertian dan definisi
pendapatan harus dipisahkan dengan pengakuan pendapatan bahkan pengertian
pendapatan sebenarnya juga dipisahkan dengan pengukuran pendapatan. Pengakuan
pendapatan tidak boleh menyimpang dari landasan konseptual. Secara konseptual

104
pendapatan hanya dapat diakui kalau memenuhi kualitas keterukuran dan keterandalan
kedua kriteria harus dipenuhi untuk pengakuan pendapatan.

Pembentukan Pendapatan
Pembentukan pendapatan adalah suatu konsep yang berkaitan dengan masalah
kapan dan bagaimana sesungguhnya pendapatan itu timbul atau menjadi ada. Konsep
pembentukan pendapatan menyatakan bahwa pendapatan terbentuk, terhimpun atau
terhak bersamaan dengan dan melekat pada seluruh atau totalitas proses berlangsungnya
operasi perusahaan dan bukan sebagai hasil transaksi tertentu. Operasi perusahaan
meliputi kegiatan produksi, penjualan dan pengumpulan piutang. Konsep pembentukan
ini sering disebut pendekatan proses pembentukan pendapatan atau pendekatan kegiatan.

Realisasi Pendapatan
Dengan konsep Realisasi pendapatan baru dapat dikatakan terjadi atau terbentuk
pada saat terjadi kesepakatan atau kontrak dengan pihak independen untuk membayar
produk baik produk telah selesai dan diserahkan ataupun belum dibuat sama sekali.
Konsep penghimpunan danrealisasi pendapatan sangat penting artinya dalam pengakuan
pendapatan. Konsep realisasi lebih berkaitan dengan masalah pengukuran pendapatan
secara objektif dan lebih bersifat kriteria pengakuan daripada bersifat makna
pendapatan. Konsep realisasi ataupendekatan transaksi lebih menekankan kejadian yang
dapat menandai pengakuan pendapatan yaitu:
a. Kepastian perubahan produk menjadi potensi jasa lain melalui proses penjualan
yang sah atau semacamnya
b. Penguatan atau validasi transaksi penjualan tersebut dengan diperolehnya aset
lancar

Kriteria Pengakuan Pendapatan


Pendapatan baru dapat diakui setelah suatu produk selesai diproduksi dan
penjualan benar-benar akan terjadi yang ditandai dengan penyerahan barang. Dengan
kata lain, pendapatan belum dapat dinyatakan ada dan diakui sebelum terjadinya
penjualan yang nyata. Dua kriteria pengakuan pendapatan yaitu:

105
a. Terealisasi atau cukup pasti terealisasi, Pendapatan baru diakui setelah
pendapatan tersebut terealisasi atau cukup pasti terealisasi
b. Terbentuk/ terhak, pendapatan baru diakui setelah terbentuk
Pendapatan baru dapat diakui setelah memenuhi syarat yaitu:
a. Keterukuran nilai aset
b. Adanya suatu transaksi
c. Proses penghimpunan secara substansial telah selesai

Saat Pengakuan Pendapatan


Beberapa kaidah pengakuan dan masalah teoritisnya antara lain:
A. Pada Saat Kontrak Penjualan
Dapat terjadi saat perusahaan telah menandatangani kontrak penjualan dan bahkan
sudah menerima kasatau seluruh nilai kontrak tetapi perusahaan belum mulai
memproduksi barang. Pengakuan harus menunggu sampai proses penghimpunan
cukup selesai yaitu di tahap penjualan.
B. Selama Proses Produksi Secara Bertahap
Dalam industry tertentu pembuatan produk memerlukan waktu yang cukup lama.
Bisaanya produk semacam ini diperlakukan sebagai projek dan dilaksanakan atas
dasar kontrak sehingga pendapatan telah terealisasi untuk seluruh periode kontrak
tetapi mungkin belum cukup terbentuk pada akhir tiap periode akuntansi. Dalam hal
ini pengakuan pendapatan dapat dilakukan secara bertahap sejalan dengan kemajuan
proses produksi (metode penyelesaian) atau sekaligus pada saat projek selesai dan
diserahkan (metode kontrak-selesai). Sebagai alternatif lain, perusahaan dapat
mengakui pendapatan secara bertahap dan tetap menggunakan periode sebagai
takaran perhitungan laba.

Akresi
Berkaitan dengan pengakuan pendapatan sebagai fungsi kegiatan produksi adalah
masalah akresi (accreation) yaitu pertambahan nilai akibat pertumbuhan fisis atau
proses alamiah lainnya. Akresi memenuhi pengertian pendapatan karena aset jelas
telah bertambah dan banyaknya tambahan fisis tersebut dapat ditentukan secara
objektif. Dari segi pelaporan laba periodic tidak diakuinya sebagai pendapatan

106
bukan berarti meniadakan arti penting akresi, lebih-lebih untuk kepentingan analisis
internal.

Apresiasi
Mirip dengan akresi, apresiasi adalah selisih nilai pasar wajar, aset perusahaan
dengan kos. Berbeda dengan akresi, apresiasi berlaku untuk semua jenis aset tidak
terbatas pada aset yang dikatagorikan sebagai produk. Disbanding akresi, apresiasi
memiliki kelemahan antara lain bukan merupakan transaksi dan tidak objektif.

Penghematan Kos
Pendapatan tidak timbul dalam proses pemerolehan aset. Pendapatan harus
meruupakan produk perusahaan atau hasil kegiatan produktif. Potongan tunai dan
keringan-keringan yang terjadi dalam pembelian barang atau jasa bukanlah
pendapatan melainkan merupakan pengurangan kos atau penghematan kos.
C. Pada Saat Produksi Selesai
Pengakuan pendapatan atas dasar saat produk selesai diproduksi dapat dianggap
layak untuk industry ekstraktif termasuk pertanian. Pengakuan pendapatan atas
dasar saat produk selesai mempunyai alasan logis yang kuat dalam industry
ekstraktif, namun penggunaan secaraumum kurang dapat diterima.
D. Pada Saat Penjualan
Pengakuan ini merupakan dasar yang paling umum karena pada saat penjualan
kriteria penghimpunan dan realisasi telah dipenuhi. Saat penjualan merupakan saat
yang kritis dalam operasi perusahaan sehingga menjadi standar utama dalam
pengakuan pendapatan. Beberapa cara mengatasi masalah yang timbul dalam
mengakui pendapatan pada saat penjualan yaitu:
a. Kembalian dan Potongan Tunai
b. Kos Purnajual
c. Kerugian Piutang
d. Transaksi Penjualan
E. Pada Saat Kas Terkumpul
Pengakuan pendapatan pada saat kas terkumpul sebenarnya merupakan pengakuan
pendapatan berdasarkan asas kas. Sebagai penyimpangan dari standar pengakuan

107
seluruh pendapatan pada saat penjualan, penerapan dasar kas paling banyak
dijuampai dalam perusahaan jasa dan penjualan yang melakukan penjualan
angsuran. Berbeda dengan pengakuan pada saat kontrak yang barangnya belum
diserahkan, pengakuan dasar kas digunakan untuk transaksi penjualan yang barang
dan jasanya telah diserahkan/dilaksanakan tetapi kasnya baru akan diterima secara
berkala dalam waktu yang cukup panjang. Kelayakan pengakuan ini terjadi seperti :
a. Jasa Dikonsumsi Dalam Jangka Pendek
b. Jasa Dikonsumsi Dalam Jangka Panjang
c. Argumen Pendukung
d. Alasan Penyanggah
e. Prosedur Akuntansi Dasar Kas
f. Biaya Administrasi dan Penjualan
g. Saat Pengakuan Penjualan Jasa

4. PEDOMAN UMUM PENGAKUAN PENDAPATAN


Dari uraian karakteristik, pengukuran, penghimpunan dan realisasi pendapatan
beserta konsekuensinya terhadap saat pengakuan dapat disusun suatu pedoman umum
pengakuan pendapatan termasuk untung dan rugi.
1. Kriteria terbentuk dan terealisasi bisaanya dipenuhi pada saat produk atau barang
dagangan diserahkan atau jasa diberikan kepada consumer
2. Kalau kontrak penjualan atau penerimaan kas mendahului produksi dan
pengiriman pendapatan dapat diakui pada saat terhak dan pengiriman
3. Kalau produk dikontrak sebelum diproduksi, pendapatan dapat diakui secara
bertahap dengan metode presentase penyelesaian pada saat sudah terbentuk
asalkan taksiran yang layak atas hasil pada saat penyelesaian dan taksiran
kemajuan produksi dapat diukur dengan cukup andal.
4. Kalaujasadiberikan atau hak untuk menggunakan aset berlangung secara
menerus selama suatu periode dengan kontrak harga yang pasti, pendapatan
dapat diakui bersamaan dengan berjalannya waktu
5. Kalau produk atau aset lain dapat segera terealisasi karena dapat dijual dengan
harga yang cukup pasti tanpa biaya tambahan yang berarti pendapatan dan

108
beberapa untung atau rugi dapat diakui pada saat selesainya produksi atau pada
saat harga aset tersebut berubah.
6. Kalau produk, jasa atau aset lain ditukarkan dengan aset nonmoneter yang tidak
segera dapat dikonversi menjadi kas, pendapatan atau untung atau rugi dapat
diakui pada saat meretia telah berhak atau pada saat transaksi telah selesai
asalkan nilai wajar aset nonmoneter yang tidak terlibat dapat ditentukan dalam
kisar yang layak
7. Kalau ketertagihan aset yang diterima untuk produk, jasa atau aset lain
meragukan, pendapatan dapat diakui atas dasar kas yang terkumpul.

5. PENYAJIAN
Masalah yang berkaitan dengan penyajian pendapatan adalah pemisahan antara
pendapatan dan untung dan pemisahan berbagai sifat untung menjadi pos bisaa dan luar
bisaa dan cara menuangkannya dalam statemen laba-rugi.

109
BAB X
BIAYA

Tujuan Belajar
Setelah mempelajari Bab ini saudara diharapkan mampu:
1. Menjelaskan Jenis-jenis biaya
2. Memahami mengenai pengakuan dan pengukuran biaya

110
BIAYA

lemen laporan Laba rugi berikutnya adalah biaya untuk operasional


perusahaan.

1. PENGERTIAN
Pengertian biaya tidak dipisahkan dengan pengertian kos dan aset dan juga rugi
(loss). Kalau kewajiban merupakan bayangan cermin aset, definisi biaya oleh FASB di
atas merupakan lawan atau kebalikan dari definisi pendapatan. Beban adalah penurunan
manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau
berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas
yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal. Beberapa sumber atau
literature lain selalu mendifinisi biaya dalam kaitannya dengan definisi kos. Dua
karakteristik penting yang melekat pada makna biaya yaitu:
1. Aliran keluar atau penurunan aset
2. Akibat kegiatan yang membentuk operasi utama yang menerus

2. PENURUNAN ASET
Untuk dapat mengatakan bahwa biaya timbul, harus terjadi transaksi atau
kejadian yang menurunkan aset atau menimbulkan aliran keluar aset atau sumber
ekonomik. Aset dalam hal ini diartikan sebagai semua aset perusahaan sebagai satu
kesatuan. Konsumsi atau pemakaian aset atau manfaat ekonomik harus diartikan bahwa
manfaat ekonomik aset telah habis karena melekat pada barang atau jasa yang telah
diserahkan dari kesatuan usaha sehingga kesatuan usaha tidak menguasai lagi manfaat
tersebut.

Operasi Utama yang menerus


Tidak semua penurunan atau konsumsi aset membentuk biaya. Agar menjadi
biaya konsumsi tersebut harus berkaitan dengan kegiatan utama atau sentral kesatuan
usaha. Yang dimaksud dengan kegiatan utama adalah kegiatan penciptaan pendapatan
yang dipresentasi dalam kegiatan memproduksi/ mengirim barang atau menyerahkan/
melaksanakan jalan. Pengertian operasi menunjuk kegiatan operasi yang merupkan
111
statemen aliran kas yaitu operasi, investasi dan pendanaan. Biaya adalah penurunan aset
yang berkaitan dengan operasi dan bukan dengan investasi dan pendanaan.

Kenaikan Kewajiban
Semua badan autoratif mendifinisi biaya tidak hanya dari sudut penurunan aset
tetapi juga dari kenaikan kewajiban. Alasannya adalah agar makna biaya cukup luas
untuk mencangkupi pula pos-pos yang timbul dalam penyesuaian akhir tahun.

Penurunan Ekuitas
Definisi APB dan IAI secara explicit menyebutkan, bahwa penurunan aset
akhirnya akan mengubah ekuitas atau menurunkan ekuitas. Pendifinisian ini sebenarnya
menegaskan bahwa akuntansi menganut konsep kesatuan usaha sehingga ekuitas secara
konseptual adalah utang perusahaan kepada pemilik. Oleh karena itu turunnya aset
bukan merupakan biaya. Penurunan ekuitas lebih menegaskan pengertian biaya karena
tidak semua penurunan aset mengakibatkan penurunan ekuitas. Penurunan ekuitas hanya
merupakan karakteristik pendukung makna biaya.

Rugi
Sebagai lawan dari makna untung kata kunci yang melekat pada pengertian rugi
adalah:
a. Penurunan ekuitas (aset bersih)
b. Transaksi peripheral atau insedental
c. Selain apayang didefinisi sebagai biaya atau selain distribusi ke pemilik
Seperti untung, rugi dapat merupakan jumlah kotor atau jumlah bersih. Rugi didefinisi
sebagai elemen dan dibedakan dengan biaya oleh FASB karena sifat terjadinya
sebagaimana disebut dalam karakteristiknya. Empat sumber rugi yang diidentifikasi
FASB adalah:
a. Peripheral dan insedentil, misalnya penjualan investasi dalam surat-surat
berharga, penjualan aset tetap, pelunasan utang obligasi sebelum jatuh tempo
b. Transfer nontimbal-balik dengan pihak lain, misalnya pencurian dan pembayaran
ganti rugi dari kekalahan dalam tuntutan perkara hukum

112
c. Penahanan aset, misalnya penurunan harga sekuritas investasi, penurunan nilai-
tukar valuta asing, dan penurunan harga karena penahanan sediaan
d. Faktor lingkungan, misalnya ganti rugi asuransi musibah alam yang lebih rendah
dari kos aset yang rusak. Contoh lain adalah lenyapnya manfaat aset yang tidak
diasuransikan akibat kebakaran

Pengakua Biaya
Pengakuan biaya tidak dibedakan dengan pengakuan rugi. Pengakuan
menyangkut masalah kriteria pengakuan yaitu apa yang harus dipenuhi agar penurunan
nilai aset yang memenuhi definisibiaya dan rugi dapat diakui dan masalah saat
pengakuan yaitu peristiwa atau kejadian apa yang menandai bahwa kriteria pengakuan
telah dipenuhi.

Kriteria Pengakuan
Biaya atau rugi umumnya diakui bilamana salah satu dari dua kriteria berikut
dipenuhi yaitu:
a. Konsumsi manfaat, biaya atau rugi diakui bilamana manfaat ekonomik yang
dikuasai suatu entitas telah dimanfaatkan atau dikonsumsi dalam pengiriman atau
pembuatan barang, penyerahan atau pelaksanaan jasa, atau kegiatan lain yang
merepresentasi operasi utama atau sentral entitas tersebut
b. Lenyapnya atau berkurangnya manfaat masa datang, biaya atau rugi diakui
bilama aset telah diakui sebelumnya diperkirakan telah berkurang manfaat
ekonomiknya atau tidak lagi mempunyai manfaat ekonomik

Kaidah atau Saat Pengakuan


Kejadian apa yang menadai bahwa salah satu dari kriteria di atas telah dipenuhi?
Dengan kata lain, kapan dan bagaimana jumlah rupiah biaya yang diperkirakan telah
menghasilkan pendapat diakui? Sebagai pedoman bagi penyusun standar atau
manajemen, perlu masukan pedoman umum saat pengakuan di tingkat rerangka
konseptual.

113
Konsumsi Manfaat
Konsumsi manfaat ekonomik selama suatu periode dapat diakui langsung pada
saat terjadinya atau diakui bersamaan dengan pengakuan pendapatan yang berkaitan.
Berbagai jenis atau pos biaya menghendaki cara pengakuan yang berbeda yaitu:
a. Beberapa pos biaya, seperti kos biaya barang terjual, ditandingkan dengan
pendapatan yang terkait
b. Banyak pos biaya, seperti gaji staf penjualan dan administrative, diakui selama
periode pada saat kas dibayarkan atau kewajiban terjadi untuk barang dan jasa
yang dimanfaatkan/ dikonsumsi bersamaan dengan pemerolehan atau segera
setelah itu
c. Beberapa pos biaya, seperti depresiasi dan asuransi, dialokasi (diakui) dengan
prosedur sistematik dan rasional untuk periode-periode yang menikmati manfaat
aset bersangkutan

Lenyapnya atau Berkurangnya Manfaat masa Datang


Biaya atau rugi diakui bila telah menjadi nyata atau jelas bahwa manfaat
ekonomik masa datang suatu aset yang diakui sebelumnya telah berkurang atau lenyap
atau bahwa kewajiban timbul atau bertambah tanpa adanya manfaat.

Kaidah Pengakuan
Kaidah pengakuan sebenarnya dilandasi oleh basis asosiasi yang oleh APB
disebut sebagai prinsip pengakuan biaya pervasive atau luas. Hal ini dinyatakan oleh
APB sebagai berikut:
a. Mengasosiasi sebab dan akibat (associating cause and effect). Beberapa kos
diakui sebagai biaya atas dasar asosiasi langsung dengan pendapatan tertentu
b. Alokasi sistematik dan rasional (systematic and rational allocation). Bila tidak
ada cara langsung untuk mengasosiasi sebab dan akibat, beberapa kos diasosiasi
dengan periode sebagai biaya atas dasar usaha (attempt) untuk mengalokasikan
kos secara sistematik dan rasional ke beberapa periode yang diperkirakan
menikmati manfaat
c. Pengakuan segera (immediate recognition). Beberapa kos diasosiasi dengan
periode berjalan sebagai biaya karena:

114
1. Kos yang terjadi dalam periode berjalan tidak member manfaat masa datang
cukup nyata
2. Kos yang dicatat sebagai aset dalam periode-periode sebelumnya tidak lagi
mempunyai manfaat ekonomik yang cukup nyata
3. Mengalokasikan berbagai kos baik atas dasar asosiasi dengan pendapatan
atau atas dasar periode akuntansi dipandang tidak mempunyai manfaat yang
berarti.
Beberapa sumber mendifinisi biaya dalam kaitannya dengan pengertian kos
karena memang biaya tidak dapat dipisahkan dengan kos. Perlu ditegaskan kembali
bahwa kos adalah pengukur biaya atau biaya direpresentasi dengan kos sehingga secara
teknis dan praktis biaya sering disebut kos saja. Memang biaya selalu dapat disebut kos
karena kos melekat di dalamnya karena kos dapat juga merepresentasi aset. Dengan kos
sebagai pengukur, kriteria konsumsi manfaat dan kelenyapan manfaat dapat dinyatakan
dalam dinyatakan dalam bentuk keterhabisan kos. Kriteria konsumsi lebih berkaitan
dengan pengakuan biaya sehingga kriteria ini oleh Paton dan Littleton (1970) disebut
keterhabisan kos penciptaan pendapatan sedangkan kriteria kelenyapan lebih berkaitan
dengan rugi sehingga kriteria ini dapat disebut keterhabisan kos nonpenciptaan
pendapatan.

3. PROSES DAN KONSEP PENANDINGAN


Laba akan mempunyai makna kalau laba merupakan selisih pendapatan dan
biaya yang mempunyai hubungan tertentu yang bermakna. Dua tahap kritis perlakuan
kos adalah pengakuan dan pembebanan. Tahap pengakuan tidak mengalami masalah
pelik karena pengakuan lebih banyak menyangkut bukti objektif yang umumnya tersedia
pada saat transaksi. Tahap pembebanan lebih banyak menyangkut pertimbangan,
pendapat, atau interpretasi terhadap situasi yang melingkupi. Tahap pembebanan banyak
melibatkan unsure kesubjektifan (subjektivitas).
Untuk menetukan laba yang bermakna, perlu dipahami dua pengertian yaitu
proses penandingan dan konsep atau prinsip penandingan. Proses penandingan adalah
proses penentuan laba dengan cara mengukur atau menakar dahulu pendapatan untuk
suatu periode dan barulah kemudian menentukan biaya yang berkaitan dengan
pendapatan tersebut. Konsep atau prinsip penandingan adalah dasar pemikiran untuk

115
menghubungkan pendapatan dan biaya sehingga laba yang dihasilkan bermakna. Prinsip
penandingan menjadi suatu kebutuhan dalam akuntansi karena alasan berikut:
a. Pengakuan pendapatantidak langsung dikaitkan dengan pengakuan biaya karena
teknik pembukuan tidak memungkinkan hal tersebut
b. Transaksi terjadinya pendapatan pada umumnya tidak berkaitan langsung dengan
transaksi terjadinya biaya.
Prinsip penandingan akan menghasilkan basis asosiasi atau dasar penandingan antara
pendapatan dan biaya. Bila dianalisis tiap ketentuan selalu didasarkan atas pertimbangan
berikut:
a. Hubungan atau asosiasi dengan pendapatan
b. Biaya diakui/ dilaporkan dalam periode yang sama dengan periode diakui
dilaporkannya pendapatan

116
BAB XI
EKUITAS
Tujuan Belajar
Setelah mempelajari Bab ini saudara diharapkan mampu:
1. Menjelaskan mengenai ekuitas
2. Memahami mengenai pengakuan dan pengungkapan ekuitas

117
EKUITAS

lemen laporan neraca adalah kewajiban yang berada pada sisi kanan. Kewajiban
ini merupakan sumber dana yang berasal dari pihak pemilik.

1. PENGERTIAN
Karena artikulasi harus dipertahankan, ekuitas tidak didefinisi secara semantik
tetapi secara sintaktik. Ekuitas didefinisi secara mekanik atau procedural dalam
kaitannya dengan elemen-elemenstatemen keuangan yang lain. Lebih tegasnya, ekuitas
tidak dapat didefinisi secara independen terhadap aset dankewajiban. Dalam kerangka
dasar standar akuntansi keuangan (2002), misalnya Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
mendifinisikan ekuitas sebagai berikut:
“ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahan setelah dikurangi semua
kewajiban”. Ekuitas didefinisi sebagai hak residual untuk menunjukan bahwa
ekuitasbukan kewajiban. Ini berarti ekuitas bukan pengorbanan sumber ekonomik masa
datang. Karena definisi atas dasar aset dan kewajiban, nilai ekuitas juga bergantung pada
bagaimana aset dan kewajiban diukur. Godfrey, Hodgson, dan Holmes (1997)
membedakan ekuitas dan kewajiban atas dasar kriteria berikut:
a. Hak-hak masing-masing pihak atas penyelesaian klaim
b. Hak penggunaan aset dalam operasi
c. Substansi ekonomik perjanjian
Atas dasar konsep kesatuan usaha, kreditor dan pemegang saham sama-sama
mempunyai klaim atau hak untuk dilunasi atas dana yang ditanamkan dalam perusahaan.
Ada dua karakteristik yang melekat pada hak kreditor yaitu a) penyelesaian klaim
mereka pada tanggal tertentu melalui transfer aset dan b)prioritas di atas pemilik dalam
penyelesaian klaim mereka dalam hal likuiditas. Klaim kreditor terbatas jumlahnya dan
harus diselesaikan pada tanggal tertentu sementara klaim pemegang saham merupakan
jumlah residual dan tidak harus diselesaikan atau dilunasi pada tanggal tertentu.
Hak kreditor danpemilik juga berbeda dalam penggunaan aset. Kreditor pada
umumnya tidak mempunyai akses dan kendali dalam penggunaan aset perusahaan.
Mereka juga tidaak mempunyai hak dalam pengambilan keputusan operasi secara

118
langsung. Pemilik mempunyai akses, hak, dan autoritas untuk menjalankan perusahaan
dan menggunakan atau mengendalikan aset.
Perjanjian menimbulkan hak dan kewajiban. Substansi ekonomik perjanjian
antara kreditor dengan berbeda dengan antara pemegang saham dan perusahaan dalam
hal risiko terhadap rugi. Pemegang saham menanggung segala resiko yang berkaitan
dengan operasi perusahaan.

Komponen Ekuitas Pemegang Saham


Dari segi riwayat terjadinya dan sumbernya, ekuitas pemegang saham
diklasifikasi atas dasar dua komponen penting yaitu modal setoran dan laba ditahan.
Modal setoran dipecah menjadi modal saham sebagai modal yuridis dan modal setoran
tambahan dan komponen lain yang merefleksi transaksi pemilik.
Ekuitas Pemegang Saham dan Komponennya

Ekuitas Pemegang Saham

Modal Setoran Modal Lain-lain


Bentukan atau
Laba Ditahan

Modal Yuridis Modal Setoran


Lain

 Penerbitan saham baru  Premium modal saham  Laba ataurugi (dari


 Kapitalisasi laba ditahan statemen laba-rugi)
 Penjualan saham
 Dividen
 Dividen saham
treasuri
 Konversi obligasi atau  Rekapitulasi
saham istimewa terkonversi  Penyerapan defisit  Defisit
(convertible bonds or  Deklarasi dividen  Koreksi
preferred stock) likuidasi  Perubahan akuntansi
 Stock subscription  Restrukturisasi capital
 Revaluasi aset

119
Tujuan Penyajian Ekuitas
Pengungkapan informasi ekuitas pemegang saham akan sangat dipengaruhi oleh
tujuan penyajian informasi tersebut kepada pemakai statemen keuangan. Pada tujuan
pelaporan informasi ekuitas pemegang saham adalah menyediakan informasi kepada
yang berkepentingan tentang efisien dan kepengurusan manajemen. Tujuan lain adalah
menyediakan informasi tentang riwayat serta prospek investasi pemilik dan pemegang
saham dan pihak lainnya. Informasi tentang kewajiban yuridis perseroan terhadap para
pemegang saham dan pihak lainnya juga merupakan tujuan penyajian ekuitas pemegang
saham. Informasi yang harus disampaikan tentang ekuitas pemegang saham adalah: 1)
sumber ekuitas pemegang saham beserta riwayatnya, 2) peraturan yuridis yang
membatasi pembagian dividen dan pengembalian modal setoran kepada pemegang
saham, dan 3) prioritas beberapa golongan pemegang saham atau pemegang ekuitas
lainnya.

Pembedaan Modal Setoran dan Laba Ditahan


Klasifikasi ekuitas pemegang saham menjadi modal setoran dan laba ditahan
sebenarnya merefleksi pembedaan atas dasar sumber. Penyajian ekuitas pemegang
saham atas dasar sumber sebenarnya bersifat tradisi karena anggapan bahwa penyajian
seperti ini akan memberi informasi tentang riwayat modal sejak berdirinya perseroan.
Beberapa komponen yang membentuk ekuitas pemegang saham yaitu:
1. Jumlah rupiah yang disetorkan oleh pemegang saham
2. Laba ditahan yang merupakan sisa laba setelah pembagian dividen
3. Jumlah rupiah yang timbul akibat/revaluasi ases fisis tertentu
4. Jumlah rupiah donasi dari pihak nonpemegang tertentu
5. Sumber lainnya
Laba ditahan pada dasarnya adalah dari akumulasi laba yang dipindahkan dari akun
Ikhtisar Laba-Rugi. Pembedaan antara dua bagian ekuitas pemegang sangat penting.

Modal Yuridis
Sebagai pasangan laba ditahan, modal setoran dibedakan menjadi modal yuridis
dan modal setoran lain. Modal yuridis timbul karena ketentuan hukum yang
mengharuskan bahwa harus ada sejumlah rupiah yang harus dipertahankan dalam rangka

120
perlindungan terhadap pihak lain. Ada juga aturan yang menetapkan bahwa saham tidak
dapat dijual di bawah nilai tertentu yang menjadi batas nilai yuridis sehingga tidak
dikenal adanya diskun modal saham. Tujuan penyajian modal yuridis ini adalah untuk
member informasi kepada para pemegang ekuitas lainnya tentang batas perlindungan
lainnya. Pengungkapan modal yuridis akan berfungsi semata-mata untuk menunjukan
batas jumlah aset yang dapat didistribusikan kepada pemegang saham baik dalam bentuk
dividen maupun likuidasi modal dan dianggap hal ini member informasi terhadap batas
perlindungan bagi kreditor.

Besarnya Modal Yuridis


Dalam hal saham bernilai nominal, modal yuridis dapat sama dengan jumlah
yang dikenal dengan nama modal saham. Modal sahammenunjuk jumlah rupiah
perkalian antara cacah saham beredar dengan nilai nominal per saham. Modal saham ini
juga merupakan batas tanggungjawab pemegang saham dan batas kerugian pribadi yang
harus ditanggung pemegang saham. Artinya dalam hal terjadi likuidasi pemegang saham
tidak dapat menuntut pembagian kekayaan atas dasar modal yang disetor.

Modal Setoran Lain


Nominal saham sering dianggap bukan merupakan harga efektif saham sehingga
secara akuntansi penentuan nilai nominal saham sebenarnya tidak bermakna ekonomik.
Ada dua alasan penerbitan saham dapat diterbitkan tanpa nilai nominal yaitu 1)untuk
menghindari utang bersyarat dalam hal saham terjual di bawah harga nominal dan 2)tida
ada hubungan antara nilai nominal dengan harga pasar saham. Modal yuridis dapat
diubah sewaktu-waktu tanpa harus menerbitkan saham baru. Modal yuridis juga dapat
berubah akibat transfer antarsumber dana sehingga terkadang sulit untuk menentukan
berapakah modal yuridis perusahaan yang sebenarnya sebagai informasi kepada pihak
yang berkepentingan. Dengan dasar pikiran di atas, transfer dari modal setoran ke laba
ditahan tanpa alasan yang kuat adalah penyimpangan dari penalaran yang valid. Ini
berarti bahwa modal tidak dapat digunakan sebagai sumber laba ditahan.

121
Perubahan Modal Setoran
Tujuan utama perekayasaan akuntansi modal setoran ini adalah untuk
membedakan secara tegas antara perubahan akibat transaksi modal. Dalam hal kenaikan
modal setoran, pembedaan ini bermanfaat untuk mencegah memperlakukan kenaikan
akibat transaksi modal sebagai laba sehingga timbul kesan adanya jumlah yangtersedia
untuk pembagian dividen. Berbagai sumber yang dapat mengubah modal setoran dengan
berbagai maslah teoritisnya adalah:
A. Pemesanan Saham
Pada umumnya investor yang berminat membeli saham perusahaan harus memesan
lebih dahulu saham yang akan dibeli dengan harga dengan kesepakatan pada saat
pemesanan. Yang menjadi masalah adalah apakah jumlah rupiah saham pesanan
tersebut telah dapat diakui sebagai setoran modal. Secara konseptual, ekuitas
pemegang saham bersifat seperti kewajiban. Jumlah rupiah saham pesanan pesanan
dapat diakui sebagai modal setoran hanya apabila kedua syarat berikut dipenuhi:
1. Jumlah rupiah yang disepakati dalam pemesanan merupakan klaim yuridis bagi
perusahaan terhadap pemesan dan tidak dapat dibatalkan
2. Harga pemesanan tersebut akan ditagih penerbit dalam periode yang cukup pasti
dan tidak terlalu lama
B. Obligasi terkonversi atau berhak-tukar
Kalau hak tukar tersebut diambil, yang terjadi adalah perubahan status kewajiban
menjadi modal setoran. Masalah teoritisnya adalah menentukan jumlah rupiah yang
dapat dianggap sebagai modal setoran sehingga modal saham dan kelebihan di atas
modal saham dapat ditentukan. Ada dua nilai yang dapat digunakan sebagai basis
kapitalisasi yaitu:
1. Nilai buku atau nilai bawaan obligasi pada saat penukaran
2. Harga pasar obligasi atau harga pasar
C. Saham istimewa terkonversi atau berhak-tukar
Pengukuran jumlah rupiah yang harus diakui sebagai modal setoran dapat
menggunakan cara seperti pada obligasi terkonversi. Setelah konversi berarti
perusahaan menjadi bebas dari kewajiban membayar dividen secara tetap. Ini berarti
likuiditas perusahaan bertambah dan akan mengurangi resiko pemegang saham bisaa.
Penggunaan harga pasar juga pararel dengan transaksi pertukaran untuk potensi jasa

122
atau asetyang tidak sejenis yang menggunakan harga psar sebagai dasar penentuan
kosnya. Yang menjadi masalah adalah apakah saham bisaa dan prioritas dianggap dua
komponen yang tidak sejenis secara substansif.
D. Dividen saham
Dividen saham adalah distribusi dividen dalam bentuk saham yang sejenis
dengan saham yang mula-mula diterbitkan. Bila distribusi dividen saham tidak
disertai dengan kapitalisasi laba ditahan, dividen saham akan menyerupai pemecahan
saham. Pemecahan saham adalah penurunan nominal per saham dengan cara menukar
tiap satu saham yang beredar dengan dua atau lebih saham baru yang nilai nominal
per sahamnya merupakan pecahan dari nilai nominal saham pemula. Pembagian
dividen saham tanpa kapitalisasi laba ditahan sama saja dengan mempertahankan
klasifikasi ekuitas atas dasar sumber. Bila reklasifikasi ekuitas yang menjadi tujuan
pembagian dividen saham dan nominal per saham dipertahankan, tambahnya saham
yang beredar bukan lagi merupakan pemecahan nominal saham tetapi benar-benar
merupakan dividen saham.
Bagi pemegang saham dividen bukan merupakan pendapatan atau laba. Dari
sudut pandang kesatuan usaha dividen saham bukan merupakan pembagian laba
karena tidak ada penurunan aset perusahaan atau kenaikan utang perusahaan.
Tujuan penyajian informasi modal pemegang saham adalah menunjukan modal
yuridis, kapitalisasi dividen saham harusnya hanya sebesar nilai nominal atau
nyatanya. Bila modal yuridis baru ingin ditujukan tanpa melakukan kapitalisasi resmi,
dapat ditempuh apa yang disebut klasifikasi ganda. Modal saham yuridis baru
ditunjukan dalam catatan kaki sementara di neraca ditunjukan bagian laba ditahan
yang dikapitalisasi. Dividen saham dapat dipandang sebagai pengganti dividen kas
karena dividen saham mempunyai nilai. Pemegang saham dapat menjual saham
tersebut kalau dividen kas yang diharapkan dan investasi semula tidak berubah.
Harga pasar merupakan dasar yang tepat untuk menentukan kapitalisasi dengan dasar
pemikiran:
1. Laba ditahan pada dasarnya adalah reinvestasi dari pemegang saham tanpa
tindakan pernyataan resmi
2. Transaksi dividen saham dapat dianggap terdiri atas dua yaitu pembagian dividen
kas dan penerbitan saham baru dengan harga sebesar dividen kas tersebut

123
3. Dari kaca mata perusahaan, jumlah rupiah dividen saham adalah kos kesempatan
penjualan saham baru ke pasar modal
4. Penggunaan harga pasar juga mengurangi kesan keliru para pemegang saham
bahwa masih tersedia laba ditahan yang dapat didistribusi labi baik dalam bentuk
dividen saham atau kas
E. Hak beli saham, opsi dan waran
Hak beli saham adalah hak yang diberikan bagi pemegang saham lama untuk
membeli sejumlah saham. Hal ini bisaanya dimaksudkan untuk mempertahankan
pemilikan pemegang saham lama. Bila dividen saham dapat dikapitalisasi maka hak
beli saham juga dapat dikapitalisasi karena hak beli saham dapat dianggap sebagai
dividen saham dengan nilai sebesar harga pasar hak beli saham.
Opsi merupakan instrument yang digolongkan sebagai sekuritas turunan-saham atau
derivative saham. Disebut turunan karena harus ada sekuritas yang melandasi atau
menjadi basis. Secara umum opsi diartikan sebagai klaim untuk membeli atau
menjual saham tertentu yang sengaja diciptakan oleh investor untuk dijual kepada
investor lain. Dalam arti khusus, opsi saham adalah semacam kontrak yang member
hak kepada karyawan perusahaan untuk membeli saham perusahaan dalam jangka
waktu tertentu dengan harga yang tertentu pula.
Ada kalanya program opsi saham diluncurkan bukan untuk tujuan meningkatkan
kompensasi karyawan tetapi untuk meningkatkan stats karyawan sebagai pemilik
perusahaan dan untuk membantu perusahaan menambah dana. Tujuan yang
terkandung dalam program opsi saham memang sulit untuk dijadikan dasar untuk
menentukan apakah opsi saham bersifat kompensasi atau nonkompensasi.
Kalau program opsi saham tidak memenuhi kriteria sebagaiopsi saham nonimbalan,
tentunya opsi saham tersebut merupakan opsi saham imbalan. Dalam program opsi
saham imbalan, begitu opsi diambil perusahaan menerima kas atau aset lainnya dan
potensi jasa karyawan.
Waran adalah efek yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang member hak kepada
pemegangnya untuk memesan saham dari perusahaan tersebut pada harga dan jangka
waktu tertentu. Pemegang waran dapat membeli sejumlah saham dengan
mengembalikan waran tersebut dan membayar sejumlah uang kas tertentu. Waran
berbeda dengan hak beli saham dan opsi saham dalam beberapa aspek yaitu:

124
1. Waran diterbitkan oleh perusahaan sedangkan hak beli saham diterbitkan oleh
investor
2. Jangka waktu opsi waran bisaanya lebih lama daripada jangka waktu opsi hak beli
saham
3. Waran dijual atau diterbitkan kepada umum dan bisaanya hal ini menjadi syarat
bagi pembeli
4. Saham dijual dengan harga tertentu/tunai
5. Harga pembelian saham total pada saat pengambilan opsi bisaanya melebihi harga
pasar saham pada saat waran ditawarkan
6. Bila hak opsi tidak diambil, kos waran tidak dapat ditarik kembali oleh pemegang
waran
7. Waran dapat diterbitkan menyertai penerbitan surat utang
F. Saham treasuri
Transaksi yang jelas akan mengurangi modal setoran adalah penarikan kembali
saham untuk sementara menjadi saham treasuri. Alasan perusahaan melakukan
penarikan kembali saham sebagai saham treasuri adalah:
1. Saham tersebut akan diterbitkan kembali kepada karyawan dalam program opsi
saham. Dengan penggunaan saham treasuri dalam program opsi saham, proposi
pemilikan saham yang masih beredar tidak berkurang dibandingkan kalau
digunakan saham baru
2. Saham tersebut akan digunakan untuk membeli perusahaan lain dalam transaksi
penggabungan usaha.
Msalah teoritis yang melekat pada transaksi saham treasuri adalah 1)penentuan
jumlah rupiah yang dianggap sebagai pengurangan modal setoran dan laba ditahan
dan 2) pengungkapan pengaruhnya terhadap moral yuridis bila saham treasuri dijual
kembali.

125
BAB XII
KONSEP LABA
Tujuan Belajar
Setelah mempelajari Bab ini saudara diharapkan mampu:
1. Menjelaskan dan memahami mengenai konsep laba

126
KONSEP LABA

emua perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba. Salah satu
fungsi akuntansi adalah melakukan pengukuran termasuk pengukuran prestasi, hasil
usaha, laba maupun posisi keuangan. Pengukuran laba bukan saja penting yang
menetukan prestasi perusahaan, tetapi juga penting sebagai informasi bagi pembagian
laba, penentuan kebijaksanan investasi, pembayaran pajak, zakat bonus, dan pembgisn
hasil. Dalam praktik di masyarakat, dalam pengukiran laba yang menjadi bahasan antara
lain:
a. Laba menurut ilmu ekonomi
b. Laba menurut fiskus (petugas pajak)
c. Laba menurut akuntansi
d. Laba menurut perhitungan zakat
Perbedaan ini disebabkan berbagai alasan antara lain, karena:
1. Benda dan produk dan jasa yang akan dinilai
2. Unit ukur

A. Laba Ekonomi (Economic Income)


Pada Abab XX Fischer, Linddahl dan Hick menjelaskan sifat-sifat laba ekonomi
mencangkup tiga tahap, yaitu sebagai berikut:
1. Physical Income, yaitu konsumen barang dan jasa pribadi yang sebenarnya
memberikan kesenangan fisik dan pemenuhan kebutuhan, laba jenis ini tidak dapat
diukur
2. Real Income, adalah ungkapan kejaidan yang memberikan peningkatan terhadap
kesenangan fisik
3. Money Income merupakan hasil uang yang diterima dan dimaksudkan untuk
konsumsi dalam memenuhi kebutuhan hidup

Konsep Capitan Maintanance


Menurut konsep ini laba baru disebut ada setelah modal yang dikeluarkan masih
tetap ada atau biaya yang telah tertutupi atau pengembalian modal. Konsep ini
127
dinyatakan baik dalam ukuran uang atau dalam ukuran tenaga beli yang disebut physical
capital. Berdasarkan konsep ini, konsep capital maintanance menghasilkan empat
konsep sebagai berikut:
1. Financial Capital
a. Money Maintanance, yaitu financial capital yang diukur menurut unit uang.
menurut konsep ini modal yang ditanamkan oleh pemilik tetap terpelihara
b. General Purchasing Power Money Maintanance, yaitu financial capital yang
diukur menurut tenaga beli yang sama. Menurut konsep ini tenaga beli dari
modal yang diinvestasikan pemilik tetap dipertahankan sehingga menurut konsep
ini laba adalah perubahan net aset setelah disesuaikan transaksi modal yang
diukur dengan tenaga beli yang sama
2. Physycal Capasity
Productive Capasity Maintanance, yaitu physical capital yang diukur menurut
konsep uang. Menurut konsep ini kapasitas produksi perusahaan dipertahankan,
kapasitas produksi dapat diartikan sebagai kapasitas fisik, kapasitas untuk
berproduksi, barang dan jasa dan kapasitas/ memproduksi nilai barang dan jasa yang
sama.
3. Current Value (nilai sekarang) dapat dihitung dengan lima metode.
a. Capitazation atau Present Value Method, yaitu jumlah bersih dari arus Kas (Kas
masuk-Kas keluar) yang diharapkan diterima Seama umur ekonominya yang
didiskontokan pada saat sekarang. Untuk menghitung ini perlu diketahui:
- Arus Kas yang diharapkan dari penggunaan/ penjualan aset tersebut
- Jangka waktu arus Kas tersebut
- Jumlah sisa umur aktiva tersebut
- Discount rate (tingkat diskonto)
b. Current Entry Price, yaitu jumlah Kas atau aktiva lainnya yang dibutuhkan untuk
mendapatkan aktiva yang sejenis atau yang sama. Istilah yang sering ada yaitu:
- Repacement Cost Used adalah jumlah Kas yang diperlukan untuk
mendapatkan aset yang serupa yang memiliki umur pemakaian yang sama di
pasaran barang bekas
- Reproduction Cost adlah jumlah Kas atau aktiva yang diperlukan untuk
mendapatkan aset yang persis sama dengan aktiva yang ada sekarang

128
- Current Exit Price adalah jumlah Kas yang diterima atau utang dianggap
lunas apabila aset tersebut dijual. Umumnya nilai ini bermakna:
a. Harga penjulan yang ada dalam keadaan pasar bebas bukan karena harga
yang timbul karena terpaksa
b. Harga jual pada saat berlangsungnya pengukuran /pencatatan
4. General Purchasing Power, Productive Capasity maintanance, yaitu physical
capital yang diukur dengan unit tenaga beli yang sama. Menurut konsep ini
kapasitas produksi fisik perusahaan yang diukur dalam unit tenaga beli yang sama
diperhatikan. Konsep yang serupa dengan ini adalah GPLA Current Value
Accounting.

B. Laba akuntansi dan Money Income


Money income berbeda dengan accounting income. Accountting income adalah
perbedaan antara realisasi penghasilan yang berasal dari transaksi perusahaan pada
periode tertentu dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan
penghasilan itu. Perhitungan income atau profit ini sangat sederhana jika transaksi itu
completed atau sempurna, tidak ada saldo piutang, sisa persediaan atau aktiva tetap.
Dalam konteks ini menurut Vernon Khan memberikan dua kemungkinan yaitu:
a. Kondisi pasti, dimana jumlah harga atau Kas yang akan diterima atau dibayarkan di
masa yang akan datang dapat ditentukan
b. Kondisi penuh ketidakpastian dimana jumlah harga atau Kas yang akan diterima
atau dibayarkan di masa yang akan datang belum dapat ditentukan secara pasti.
Beberapa bentuk harga antara lain:
a. Harga historis
b. Harga sekarang atau harga ganti
c. Harga nanti bisa harga ganti nanti atau harga exit price nanti
d. Harga diskonto atau harga amount
Akuntansi konvesional masih lebih banyak menggunakan harga historis. Harga
ini menentukan dalam perhitungan laba, income atau profit.
1. Modal (Capital)
Modal adalah aktiva bersih. Laba menaikan modal atau aktiva bersih. Laba adalah
arus kekayaan, sedangkan modal adalah simpanan kekayaan. Oleh karena itu

129
penentuan kenaikan modal juga menyangkut masalah harga juga. Modal bisa
berarti financial capital dimana tekanannya adlah nilai uang dari aktiva dikurangi
dengn nilai kewajiban yang merupakan kontribusi uang pemilik kepada perusahaan.
Physical capital yaitu disini difokuskan pada kemampuan fisik dari modal itu untuk
memproduksikan barang dan jasa bukan pada nilai uangnya. Ukurannya adalah
kapasitas produksi dari aktiva yang dimiliki.
2. Replacement Cost Income
Dalam konsep Replacement Cost Income dikenal dua komponen income yaitu:
a. Current operating profit yang dihitung dari penggunaan biaya pengganti
(replacement cost) dari penghasilan
b. Realized bolding gain and loss yang dihitung dari perbedaan antara replacement
cost dari barang yang dijual dengan biaya historis dari barang yang sama. Laba
rugi ini dapat dibagi dua yaitu:
- Yang direalisasi dan accrued selama periode itu
- Yang direalissi pada periode itu, tetapi accured pada periode sebelumnya

C. Laba Menurut Konsep Akuntansi (Accounting Income)


Dalam akuntansi yang meemiliki konsep perhitungan laba juga dikenal
perbedaan pandangan dalam menghitung laba (income). Ada empat pendapat mengenai
masalah ini yaitu:
1. Pemikiran klasik yang berpedoman pada postulat unit of measure dan prinsip
Historical Cost yang sering disebut Historical Cost.
2. Pemikiran neo klasik yang mengubah postulat of measure dengan menerapkan
perhitungan perubahan tingkat harga umum dan tetap mempertahankan prinsip
Historial Cost yang dikenal dengan istilah General Price Level Adjusted Historical
Cost Accounting dan perhitungan labanya disebut GPLA Accounting Income
3. Pemikiran radikal yang memilih harga sekarang sebagai dasar penilaian bukan
Historical lagi, dimana konsep ini dikenal dengan current Value Accounting,
seedangkan perhitungan labanya disebut Current Income.
4. Pemikiran neo radikal yang menggunakan current value, tetapi disesuaikan dengan
perubahan tingkat harga umum yang disebut GPLA Current Value Accounting,
sedangkan perhitungan labanya disebut Adjusted Current Income.

130
Menurut akuntansi yang dimaksud dengan laba akuntansi adalah perbedan antara
revenue yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode tertentu dihadapkan
dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tersebut. Menurut Belkaoui definisi
laba mengandung lima sifat yaitu:
1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi, yaitu timbulnya
hasil dan biaya untuk mendapatkan hasil tersebut
2. Laba akuntansi yang didasarkan pada postulat periodik laba itu, artinya merupakan
prestasi perusahaan pada periode tertentu
3. Laba akuntansi didadsarkan pada prinsip revenue yang memerlukan batasan
tersendiri tentang apa yang termasuk hasil
4. Laba akuntansi memerlukan perhitungan terhadap biaya dalam bentuk biaya historis
yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan hasil tertentu
5. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip matching artinya hasil dikurangi biaya yang
diterima/dikeluarkan dalam periode yang sama
Most menambahkan ciri-ciri laba akuntansi antara lain:
1. Laba akuntansi menggunakan konsep periodik
2. Laba akuntansi diperluas bukan hanya transaksi dan termasuk seluruh nilai
fenomena dan periode yang dapat diukur
3. Laba akuntansi mengijinkan agregasi ke dalam katagori berupa input dan output
4. Perbandingan input dengan output akan menghasilkan sisa
5. Mayoritas mereka yang berkepentingan terhadap angka dapat menggunakannya
untuk berbagai tujuan
Beberapa kebaikan dari konsep laba akuntansi antara lain:
1. Dapat terus menerus ditelusuri dan diuji
2. Karena perhitungannya didasarkan pada kenyataan yang terjadi dan dilaporkan
secara objektif, perhitungan laba ini dapat diperiksa
3. Memenuhi prinsip conservatisme, karena yang diakui hanya laba yang direalisasi
dan tidak memperhatikan perubahan nilai
4. Dapat dijadikan sebagai alat kontrol oleh manajmen dalam melaksanakan fungsi-
fungsi manajemen
Kelemahan laba akuntansi antara lain:
1. Tidak dapat menunjukan laba yang belum direalisasi yang timbul dari kenaikan nilai

131
2. Sulit mengakui kebenaran jika dilakukan perbandingan
3. Penerapan prinsip realisasi, historical cost, dan conservatism dapat menimbulkan
salah pengertian terhadap data yang disajikan
4. Konsep laba akuntansi belum dirumuskan secara jelas dalam teori akuntansi
5. Standar akuntansi yang diterima umum masih mengandung berbagai cara yang
berbeda-beda dan mengandung ketidakkonsistenan baik antar perusahaan maupun
dalam suatu periode tertentu
6. Perubahan tingkat harga telah mengubah arti laba yang diukur berdasarkan nilai
historis sehingga perubahan nilai uang atau tingkat inflasi belum diperhitungkan
dalam laporan keuanagan
7. Kurang bermanfaat untuk keputusan jangka pendek
8. Informasi lainnya di luar data historis dinilai lebih bermanfaat bagi investor dalam
pengambilan keputusan
9. Kurangnya informasi fisik dan perilaku yang membuat informan laba semakin
bermanfaat.

Konsep perhitungan laba serta mereka yang membutuhkan:


Konsep Laba Perhitungan Laba Penerima Informasi
Value Added Harga jual produksi dan jasa Pegawai, pemilik, kreditor
(Tambahan perusahaan dikurangi harga dan pemerintah
nilai) pokok barang dan jasa yang

132
dijual

Laba bersih Kelebihan hasil (revenue) dari Pemegang saham, pemegang


perusahaan biaya, seluruh pendapatan (gain) obligasi dan pemerintah
(Enterprice net dan rugi. Biaya tidak termasuk
income) unga, pajak dan bagi hasil

Laba bersih Sama seperti enterprice income, Pemegang saham, pemegan


bagi investor tetapi setelah dikurangi pajak obligasi dan kreditor jangka
penghasilan panjang

Laba bersih Laba bersih kepada pemegang Pemegang saham biasa


bagi pemegang saham dikurangi dividen saham (sekarang dan yang potensial)
saham residual preferen terkecuali prioritas
(residual pembayaran tidak terenuhi
equity holders)

133

Anda mungkin juga menyukai