Tujuan Belajar
Setelah mempelajari Bab ini saudara diharapkan mampu:
1. Menjelaskan sejarah akuntansi
2. Menjelaskan ilmu akuntansi
1
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN AKUNTANSI
kuntansi seperti ilmu yang lain mengalami perkembangan dari waktu ke waktu
sesuai dengan perkembangan teknologi dan perkembangan industri
3
Perkembangan pembukuan pencatatan berpasangan
Perkembangan tersebut meliputi hal-hal berikut ini :
1. Sekitar abad ke-16 terjadi beberapa perubahan di dalam teknik-teknik
pembukuan. Perubahan yang patut dicatat adalah diperkenalkan jurnal-jurnal
khusus untuk pencatatan berbagai jenis transaksi yang berbeda.
2. Pada abad ke-16 dan 17 terjadi evolusi pada personifikasi dari seluruh akun dan
transaksi, sebagai suatu usaha untuk merasionalisasikan aturan debit dan kredit
yang digunakan pada akun-akun yang tidak pasti hubungannya dan abstrak.
Penerapan sistem pencatatan berpasangan juga diperluas ke jenis-jenis organisasi
yang lain.
3. Abad ke-17 juga mencatat terjadinya penggunaan akun-akun persediaan yang
terpisah untuk jenis barang yang berbeda.
4. Dimulai dengan East India Company di abad ke-17 dan selanjutnya diikuti
dengan perkembangan dari perusahaan tadi, seiring dengan revolusi industri,
akuntansi mendapatkan status yang lebih baik, yang ditunjukkan dengan adanya
kebutuhan akan akuntansi biaya, dan kepercayaan yang diberikan kepada konsep-
konsep mengenai kelangsungan, periodisitas, dan akrual.
5. Metode-metode untuk pencatatan aktiva tetap mengalami evolusi pada abad ke-
18.
6. Sampai dengan awal abad ke-19, depresiasi untuk aktiva tetap hanya
diperhitungkan pada barang dagangan yang tidak terjual.
7. Akuntansi biaya muncul di abad ke-19 sebagai sebuah hasil dari revolusi industri.
8. Pada paruh terakhir dari abad ke-19 terjadi perkembangan pada teknik-teknik
akuntansi untuk pembayaran dibayar di muka dan akrual, sebagai cara untuk
memungkinkan dilakukannya perhitungan dari laba periodik.
9. Akhir abad ke-19 dan ke-20 terjadi perkembangan pada laporan dana.
10. Di abad ke-20 terjadi perkembangan pada metode-metode akuntansi untuk isu-isu
kompleks, mulai dari perhitungan laba per saham, akuntansi untuk perhitungan
bisnis, akuntansi untuk inflasi, sewa jangka panjang dan pensiun, sampai kepada
masalah penting dari akuntansi sebagai produk baru dari rekayasa keuangan
(financial engineering).
4
2 PERKEMBANGAN PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI DI AMERIKA
SERIKAT
5
Keterbatasan yang dimiliki oleh baik asosiasi profesional maupun manajemen di
dalam memformulasikan suatu teori akuntansi telah mengarah kepada pengadopsian
suatu pendekatan yang lebih deduktif sekaligus melakukan politisasi atas proses
penetapan standarnya-sebuah situasi yang diciptakan oleh pandangan yang berlaku
umum bahwa angka-angka akuntansi memengaruhi prilaku berekonomi dan, sebagai
konsekuensinya, aturan-aturan akuntansi hendaknya dibuat di dalam arena politik.
Hal yang dilakukan oleh FASB mendapatkan nilai yang lebih baik, pertama,
dengan adanya usaha untuk mengembangkan suatu kerangka kerja teoretis atau
kesepakatan dalam akuntansi, dan kedua, dengan lahirnya berbagai kelompok yang
berkepentingan, yang kontribusinya diperlukan bagi penerimaan “umum” atas standar
baru. Oleh sebab itu, proses penetapan standar memiliki aspek politis di dalamnya.
6
2. Semangat baru melakukan akuisisi ini didukung dan didorong oleh adanya
perbaikan dari perhitungan-perhitungan ekonomis.
3. Rasionalisme baru ini kian ditingkatkan lagi dengan adanya organisasi yang
sistematis.
4. Pembukuan pencatatan berpasangan mengizinkan adanya pemisahan atas
kepemilikan dan manajemen dan karenanya meningkatkan pertumbuhan dari
perusahaan besar dengan saham gabungan.
Yamey mengindikasikan bahwa para usahawan di abad ke-16 sampai dengan
abad ke-18 tidak pernah menggunakan pembukuan dengan pencatatan berpasangan
untuk melacak laba dan modalnya, namun hanya menggunakannya untuk mencatat suatu
transaksi.
7
mengontrol pembukuan perusahaan) adalah Van Schagen yang dikirim ke Indonesia
pada tahun 1907 (Soemarso 1995).
Pengiriman Van Schagen merupakan titik tolak berdirinya Jawatan Akuntan
Negara-Government Accountant Dienst yang terbentuk pada tahun 1915 (Soermarso
1995). Akuntan publik yang pertama adalah Frese & Hogeweg yang mendirikan kantor
di Indonesia pada tahun 1918. Pendirian kantor ini diikuti kantor akuntan yang lain yaitu
kantor akuntan H.Y.Voerens pada tahun 1920 dan pendirian Jawatan Akuntan Pajak-
Belasting Accountant Dienst (Soemarso 1995). Pada era penjajahan, tidak ada orang
Indonesia yang bekerja sebagai akuntan publik. Orang Indonesa pertama yang bekerja di
bidang akuntansi adalah JD Massie, yang diangkat sebagai pemegang buku pada
Jawatan Akuntan Pajak pada tanggal 21 September 1929 (Soemarso 1995).
Kesempatan bagi akuntan lokal (Indonesia) mulai muncul pada tahun 1942-1945,
dengan mundurnya Belanda dari Indonesia. Pada tahun 1947 hanya ada satu orang
akuntan yang berbangsa Indonesia yaitu Prof. Dr. Abutari (Soermarso 1995). Praktik
akuntansi model Belanda masih digunakan selama era setelah kemerdekaan (1950an).
Pendidikan dan pelatihan akuntansi masih didominasi oleh sistem akuntansi model
Belanda. Nasionalisasi atas perusahaan yang dimiliki Belanda dan pindahnya orang
orang Belanda dari Indonesia pada tahun 1958 menyebabkan kelangkaan akuntan dan
tenaga ahli (Diga dan Yunus 1997).
Atas dasar nasionalisasi dan kelangkaan akuntan, Indonesia pada akhirnya
berpaling ke praktik akuntansi model Amerika. Namun demikian, pada era ini praktik
akuntansi model Amerika mampu berbaur dengan akuntansi model Belanda, terutama
yang terjadi di lembaga pemerintah. Makin meningkatnya jumlah institusi pendidikan
tinggi yang menawarkan pendidikan akuntansi-seperti pembukaan jurusan akuntansi di
Universitas Indonesia 1952, Institute Ilmu Keuangan (Sekolah Tinggi Akuntansi
Negara-STAN) 1990, Univesitas Padjajaran 1961, Universitas Sumatera Utara 1962,
Universitas Airlangga 1962 dan Universitas Gadjah Mada 1964 (Soermarso 1995)-telah
mendorong pergantian praktik akuntansi model Belanda dengan model Amerika pada
tahun 1960 (ADB 2003). Selanjutnya, pada tahun 1970 semua lembaga harus
mengadopsi sistem akuntansi model Amerika (Diga dan Yunus 1997).
Pada pertengahan tahun 1980an, sekelompok tehnokrat muncul dan memiliki
kepedulian terhadap reformasi ekonomi dan akuntansi. Kelompok tersebut berusaha
8
untuk menciptakan ekonomi yang lebih kompetitif dan lebih berorientasi pada pasar-
dengan dukungan praktik akuntansi yang baik. Kebijakan kelompok tersebut
memperoleh dukungan yang kuat dari investor asing dan lembaga-lembaga internasional
(Rosser 1999). Sebelum perbaikan pasar modal dan pengenalan reformasi akuntansi
tahun 1980an dan awal 1990an, dalam praktik banyak ditemui perusahaan yang
memiliki tiga jenis pembukuan-satu untuk menunjukkan gambaran sebenarnya dari
perusahaan dan untuk dasar pengambilan keputusan; satu untuk menunjukkan hasil yang
positif dengan maksud agar dapat digunakan untuk mengajukan pinjaman/kredit dari
bank domestik dan asing; dan satu lagi yang menjukkan hasil negatif (rugi) untuk tujuan
pajak (Kwik 1994).
Pada awal tahun 1990an, tekanan untuk memperbaiki kualitas pelaporan
keuangan muncul seiring dengan terjadinya berbagai skandal pelaporan keuangan yang
dapat mempengaruhi kepercayaan dan perilaku investor. Skandal pertama adalah kasus
Bank Duta (bank swasta yang dimiliki oleh tiga yayasan yang dikendalikan presiden
Suharto). Bank Duta go public pada tahun 1990 tetapi gagal mengungkapkan kerugian
yang jumlah besar (ADB 2003). Bank Duta juga tidak menginformasi semua informasi
kepada Bapepam, auditornya atau underwriternya tentang masalah tersebut. Celakanya,
auditor Bank Duta mengeluarkan opini wajar tanpa pengecualian. Kasus ini diikuti oleh
kasus Plaza Indonesia Realty (pertengahan 1992) dan Barito Pacific Timber (1993).
Rosser (1999) mengatakan bahwa bagi pemerintah Indonesia, kualitas pelaporan
keuangan harus diperbaiki jika memang pemerintah menginginkan adanya transformasi
pasar modal dari model “casino” menjadi model yang dapat memobilisasi aliran
investasi jangka panjang.
Berbagai skandal tersebut telah mendorong pemerintah dan badan berwenang
untuk mengeluarkan kebijakan regulasi yang ketat berkaitan dengan pelaporan
keuangan.
Pertama, pada September 1994, pemerintah melalui IAI mengadopsi
seperangkat standar akuntansi keuangan, yang dikenal dengan Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK).
Kedua, Pemerintah bekerja sama dengan Bank Dunia (World Bank)
melaksanakan Proyek Pengembangan Akuntansi yang ditujukan untuk mengembangkan
regulasi akuntansi dan melatih profesi akuntansi.
9
Ketiga, pada tahun 1995, pemerintah membuat berbagai aturan berkaitan dengan
akuntansi dalam Undang Undang Perseroan Terbatas. Keempat, pada tahun 1995
pemerintah memasukkan aspek akuntansi/pelaporan keuangan kedalam Undang-Undang
Pasar Modal (Rosser 1999).
Jatuhnya nilai rupiah pada tahun 1997-1998 makin meningkatkan tekanan pada
pemerintah untuk memperbaiki kualitas pelaporan keuangan. Sampai awal 1998,
kebangkrutan konglomarat, collaps-nya sistem perbankan, meningkatnya inflasi dan
pengangguran memaksa pemerintah bekerja sama dengan IMF dan melakukan negosiasi
atas berbagaai paket penyelamat yang ditawarkan IMF. Pada waktu ini, kesalahan secara
tidak langsung diarahkan pada buruknya praktik akuntansi dan rendahnya kualitas
keterbukaan informasi (transparency).
10
BAB II
Tujuan Belajar
Setelah mempelajari Bab ini saudara diharapkan mampu:
1. Menjelaskan teori akuntansi
2. Menjelaskan sifat dasar akuntansi
11
PENGANTAR TEORI AKUNTANSI DAN PROSES AKUNTANSI
1.PENGERTIAN AKUNTANSI
Akuntansi lahir dari lingkungan ekonomi kapitalis.Dimana disebut “tool of
management”, alat kapitalis untuk mengumpulkan harta dan memeliharanya agar proses
akumulasi kekayaaan berjalan lancar dan penguasaannya tetap di tangan kapitalis.
Akuntansi keuangan kapitalis atau ada yang menyebut Akunting adalah bahasa atau alat
komunikasi bisnis yang dapat memberikan informasi tentang kondisi keuangan
(ekonomi) berupa posisi keuangan yang tertuang dalam jumlah kekayaan, utang dan
modal suatu bisnis dan hasil usahanya pada suatu waktu atau periode tertentu.
Definisi lain Akuntansi seperti dalan buku A Statement of Basic Accounting Theory
(ASOBAT) diartikan “Proses mengidentifikasikan, mengukur, dan menyampaikan
informasi ekonomi sebagai bahan informasi dalam hal mempertimbangkan berbagai
alternatif dalam mengambil kesimpulan oleh para pemakainya”.
American Institute of Certified Public Accounting (AICPA) mendefinisikan
akuntasi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu
dan dalam ukuran moneter, transaksi, dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat
keuangan dan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya.
Accounting Principle Board (APB) statement No.4 mendefinisikan Akuntansi
adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah memberikan informasi kuantitatif,
umumnya dalam ukuran uang, mengenai suatu badan ekonomi yang dimaksudkan untuk
digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi sebagai dasar memilih di antara
beberapa alternatif.
12
Belkaoui (1986) dan penulis lain menggambarkan sifat-sifat akuntasi sebagai
berikut.
1. Akuntansi sebagai suatu ideologi
Pihak yang menganggap akuntansi sebagai ideologi menganggap bahwa akuntansi
ini alat untuk melegitimasi keadaan dan struktur sosial, ekonomi, dan politik
kapitalis.
2. Akuntansi sebagai suatu bahasa
Akuntansi adalah bahasa perusahaan yang dapat berbicara (berkomunikasi) sendiri
tentang sesuatu perusahaan/organisasi yang dilaporkannya.
3. Akuntansi sebagai suatu catatan historis
Akuntansi telah dianggap sebagai wahana untuk memberikan gambaran sejarah
organisasi dan transaksi yang dilakukan dengan lingkungannya pada masa lalu.
4. Akuntansi sebagai suatu realitas ekonomi saat ini
Laporan akuntansi dianggap menggambarkan situasi ekonomi perusahaan pada
saat sekarang sehingga mestinya sistem akuntansi harus menggunakan harga saat
ini atau current value.
5. Akuntansi sebagai suatu sistem informasi
Akuntansi merupakan teknik yang menggambarkan proses yang menghubungkan
sumber data melalui channel komunikasi dengan para penerima informasi.
6. Akuntansi sebagai suatu komoditas
Komoditas adalah barang yang dapat dijual kepada konsumen karena daya
gunanya. Output akuntansi dalam bentuk informasi adalah produk dari suatu
pabrik yang dalam konteks ini pabrik tersebut adalah sistem akuntansi. Output ini
dibutuhkan masyarakat karena memberikan manfaat yang besar terutama bagi para
pemakainya yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.
7. Akuntansi dianggap sebagai pertanggungjawaban (accountability)
Dengan adanya akuntansi, sumber-sumber kekayaan yang dikelola dapat ditelusuri,
dapat diketahui arus masuk dan keluarnya, serta hasil yang diperoleh dari transaksi
yang terjadi beserta posisi masing-masing kekayaan pada suatu tanggal tertentu
dan hasil usahanya pada suatu periode.
8. Akuntansi sebagai teknologi
13
Akuntansi adalah teknologi perangkat lunak. Akuntansi tidak ditujukan untuk
menerangkan dan meramalkan perilaku variabel-variabel sosial/ekonomis tertentu
melainkan untuk mengendalikan variabel-variabel itu guna memperbaiki status
ekonomis karenanya status sosial dari pelakunya. Wujud yang lebih konkret dari
akuntansi sebagai perangkat lunak adalah bahwa akuntansi merupakan disiplin
rekayasa informasi dan pengendalian (control) keuangan.
14
laporan arus kas menggambarkan informasi arus kas masuk dan keluar pada
periode tertentu, dari satu tanggal ke tanggal lain.
5. Monetery Unit
Pengukuran yang dipakai dalam akuntansi adalah dalam bentuk ukuran moneter
atau uang. Semua transaksi perusahaan dikuantitatifkan dan dilaporkan dalam
bentuk nilai uang bukan unit buah, luas meter, kilogram jumlah orang dan lain
sebagainya.
6. Accrual
Penentuan pendapatan dan biaya dari posisi harta dan kewajiban ditetapkan tanpa
melihat apakah transaksi kas telah dilakukan atau tidak. Penentuannya bukan
keterlibatan kas, tetapi didasarkan pada faktor legalnya apakah memang sudah
merupakan hak (pendapatan) atau kewajiban (biaya) perusahaan atau belum.
Kalau sudah, harus dicatat tanpa menunggu pembayaran atau penerimaan kas.
7. Exchange Price
Nilai yang terdapat dalam laporan keuangan umumnya didasarkan pada harga
pertukaran yang diperoleh dari harga pasar sebagai pertemuan bargaining antara
pembeli (demand) dan penjual (supply).
8. Approximation
Dalam akuntansi tidak dapat dihindarkan penafsiran-penafsiran, baik nilai, harga,
umur, jumlah penyisihan piutang ragu, kerugian dan sebagainya. Misalnya
taksiran umur aset, taksiran harga persediaan, harga surat berharga, penyisihan
piutang ragu dan lain sebagainya.
9. Judgment
Dalam penyusunan laporan keuangan banyak diperlukan pertimbangan-
pertimbangan akuntan atau manajemen berdasarkan keahlian atau pengalaman
yang dimilikinya. Misalnya judgment tentang memilih standar akuntan FIFO,
LIFO, metode garis lurus dan sebagainya.
10. General Purpose
Informasi yang disajikan dalam keuangan yang dihasilkan Akuntansi Keuangan
ditujukan buat pemakai secara umum, bukan pemakaian khusus. Tidak ditujukan
khusus kepada banker, investor, kreditor, analis, manajemen, atau karyawan,
tetapi ke semua pihak atau publik.
15
11. Interrelated Statement
Neraca, Daftar Rugi Laba, dan Laporan Arus Kas mempunyai hubungan yang
sangat erat dan berkaitan satu sama lain. Ini merupakan salah satu alat kontrol
akuntansi sehingga tidak mudah melakukan rekayasa laporan begitu saja tanpa
memperhatikan hubungan satu pos (akun) dengan pos lainnya.
12. Substance Over Form
Akuntansi ingin memberikan informasi yang dipercaya bagi pengambil
keputusan, akuntansi lebih menekankan penggunaan informasi yang berasal dari
kenyataan ekonomis suatu kejadian daripada bukti legalnya.
13. Materiality
Laporan keuangan hanya memuat informasi yang dianggap penting dan dalam
setiap pertimbangan yang dilakukannya tetap melihat signifikannya. Pengertian
penting di sini adalah jika informasi itu dapat mempengaruhi para pengambil
keputusan yang normal.
16
4. Measurement Basis
Dalam pengukuran yang digunakan dalam akuntansi, ada bermacam-macam
metode pengukuran seperti harga pokok (cost), harga pasar (market), harga yang
terendah antara harga pokok dan harga pasar atau Locom (Lower of Cost or
Market), harga realisasi, dan lain-lain.
5. Verifiability
Setiap informasi dalam laporan keuangan harus dapat ditelusuri sampai ke bukti-
bukti dan didukung oleh bukti-bukti yang sah.
6. Conservatism
Perusahaan biasanya memiliki kejadian-kejadian yang belum pasti atau yang
belum terjadi. Dalam keadaan seperti ini laporan keuangan akan
menginformasikan dengan cara memilih angka yang kurang menguntungkan
bagi entitas. Laporan keuangan memilih dan menilai aset dan pendapatannya
yang paling minimal.
7. Technical Terminology
Banyak istilah yang digunakan dalam laporan keuangan merupakan istilah teknis
akuntansi yang berlaku khusus untuk akuntansi yang harus dipahami para
pembaca yang belum tentu cocok dengan pengertian dalam disiplin ilmu yang
lain.
17
BAB III
PENDEKATAN TRADISIONAL DAN MODERN
DALAM PERUMUSAN TEORI AKUNTANSI
Tujuan Belajar
Setelah mempelajari Bab ini saudara diharapkan mampu :
1. Menjelaskan Pendekatan Tradisional dan Modern dalam Perumusan Teori
Akuntansi
2. Menjelaskan Perbedaan Pendekatan Tradisional dan Modern dalam Perumusan
Teori Akuntansi
18
PENDEKATAN TRADISIONAL DAN MODERN DALAM
PERUMUSAN TEORI AKUNTANSI
Teori Normatif
Teori berupaya untuk menyajikan lebih pada “apa yang seharusnya” (Ought to
be) daripada “apa yang terjadi”. Penjelasan atau penalaran untuk menjustifikasi
kelayakan suatu perlakuan akuntansi paling sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Nilai sebagai sasaran.
Pendekatan Teoritis
Pendekatan ini dapat juga disebut pendekatan penalaran, diantaranya:
a. Pendekatan deduktif
Yaitu pendekatan yang dimulai dari sesuatu yang bersifat umum, kemudian dibuat
kesimpulan secara khusus. Misalnya dimulai dari asumsi atau postulat akuntansi,
kemudian disimpulkan menjadi teknik-teknik akuntansi. Langkah-langkah dalam
merumuskan teori akuntansi adalah:
1. Menentukan tujuan pelaporan keuangan
2. Memilih postulate akuntansi yang sesuai dengan kondisi, ekonomi, politik, dan
sosiologi.
3. Menentukan prinsip akuntansi
4. Mengembangkan teknik akuntansi
b. Pendekatan Induktif
Yaitu suatu pendekatan yang dimulai dari yang bersifat khusus, kemudian dibuat
kesimpulan secara khusus
Langkah-langkah dalam merumuskan teori akuntansi adalah:
1. Mencatat semua observasi
2. Menganalisis dan mengklasifikasi hasil observasi
3. Hasil observasi kemudian digeneralisasi
4. Pengujian terhadap generalisasi
c. Pendekatan Etis
Yaitu suatu pendekatan yang terkait dengan etika suatu individu, seperti kewajaran
(fairness), keadilan (justice), kebenaran (truth). Dalam penerapannya hal ini terkait
dengan pribadi individu manajemen dalam menyusun laporan keuangan perusahaan.
Diharapkan informasi yang dihasilkan adalah wajar, tidak fiktif dan dapat
dipertanggungjawabkan pada semua pihak pengguna laporan keuangan.
20
d. Pendekatan Sosiologis
Yaitu suatu pendekatan yang berhubungan dengan tatanan kehidupan sosial masyarakat.
e. Pendekatan Ekonomi
Yaitu suatu pendekatan yang tidak hanya berfokus pada akuntansi saja tetapi melibatkan
sisi ekonomi secara makro. Misalnya dalam pengambilan kebijakan moneter, melibatkan
beberapa pengambil keputusan dari pemerintah, seperti perbankan, analisis keuangan.
f. Pendekatan Eklektik
Pendekatan ini disebut juga pendekatan gabungan. Dalam melakukan pengambilan
keputusan dapat merupakan gabungan pihak akuntan dan pihak lain, seperti masyarakat
atau pemerintah.
21
akuntansi Informasi akuntansi, ditinjau dari sisi dan bentuknya dapat berpengaruh
terhadap pengambilan keputusan individu, meskipun sudah jelas dan mudah diterima
oleh umum, akan tetapi disarankan agar melakukan penelitian demi kesempurnaan
sistem akuntansi dan pelaporan.
Studi penelitian di bidang perilaku telah memeriksa model-model pelaporan
alternatif dan mengungkapkan praktek-praktek untuk menilai pilihan-pilihan yang
tersedia ditinjau dari relevansinya dan pengaruhnya terhadap perilaku.
22
Pendekatan Positif (positive approach)
Pendekatan Positif adalah suatu pendekatan yang menyatakan manajemen dapat
memilih metode akuntansi alternatif yang diharapkan dapat meningkatkan earnings.
Proses penetapan dan pelaksanaan standar merupakan masalah serius dalam profesi
akuntansi dan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Penentuan mekanisme terbaik
dalam menetapkan keseragaman standar akuntansi merupakan faktor penting agar
standar akuntansi dapat diterima dan bermanfaat. Kebutuhan untuk mencapai tujuan
sosial yang memuaskan mendukung perlunya regulasi akuntansi. Tujuan ini mencakup
kewajaran laporan, informasi yang disajikan secara seimbang dan perlindungan terhadap
investor.
Pendekatan regulasi dalam penyusunan standar akuntansi terdiri dari :
1. Pendekatan Pasar Bebas
Pendekatan pasar bebas dalam menghasilkan standar akuntansi dimulai dari
asumsi dasar bahwa informasi akuntansi merupakan sebuah produk yang bersifat
ekonomis, sama seperti barang atau jasa lainnya.
2. Pendekatan Sektor Swasta
Pendekatan sektor swasta dalam regulasi standar akuntansi menggunakan asumsi
dasar bahwa kepentingan publik terhadap akuntansi akan terlayani dengan baik
apabila penyusunan standar diserahkan kepada sektor swasta. Penyusunan
standar secara swasta.
23
BAB IV
STRUKTUR TEORI AKUNTANSI
Tujuan Belajar
Setelah mempelajari Bab ini saudara diharapkan mampu:
1. Menjelaskan Sifat teori akuntansi
2. Menjelaskan Postulat teori akuntansi
24
STRUKTUR TEORI AKUNTANSI
26
Konsep ini juga diterapkan pada segmen perusahaan (seperti divisi) atau beberapa
perusahaan (seperti konsolidasi perusahaan yang saling terkait).
27
dinyatakan dalam satuan moneter, tidak mencatat dan mengkomunikasikan informasi
lain yang relevan namun bersifat nonmoneter. Informasi akuntansi diterima secara
esensial sebagai bersifat moneter dan terkuantifikasi, informasi nonakuntansi diterima
sebagai bersifat non-moneter dan tidak terkuantifikasi. Pandangan ini mendorong kita
untuk mendefinisi informasi akuntansi sebagai “kuantitatif, formal, terstruktur, dapat
diaudit, numerik, dan berorientasi masa lampau " dan mendefinisi informasi non-
akuntansi sebagai " kualitatif, informal, naratif, tidak teraudit, dan berorientasi masa
depan". Namun definisi ini menunjukkan bahwa meskipun akuntansi merupakan disiplin
yang terkait dengan pengukuran dan pengkomunikasian aktivitas moneter dapat
diperluas dalam area-area yang sebelumnya dipandang sebagai bersifat kualitatif. Pada
kenyataannya sejumlah studi empiris mengacu pada rlevansi informasi non-akuntansi
dibandingkan dengan informasi akuntansi.
28
APB Opinion No.28, yang mensyaratkan laporan interim seharusnya didasarkan pada
prinsip akuntansi dan praktik yang sama dengan yang digunakan dalam pembuatan
laporan tahunan.
Dengan kata lain, pemilik memiliki aset dan utang. Jika utang dianggap aset negatif,
maka teori proprietary dikatakan berpusat pada aset dan, secara konsekuen, berorientasi
neraca. Aset dinilai dan neraca disusun untuk mengukur perubahan dalam kepentingan
atau kesejahteraan pemilik. Revenue dan expenses dianggap meningkat atau menurun
secara berturut-turut dalam kepemilikan yang bukan berasal dari investasi pemilik atau
penarikan modal oleh pemilik. Jadi, income bersih atas utang dan pajak penghasilan
perusahaan adalah expenses; deviden adalah penarikan modal.
Meskipun teori kepemilikan secara umum dipandang terutama dapat diterapkan dalam
perusahaan dengan kepemilikan terbatas seperti proprietorship dan kemitraan, pengaruh
teori proprietary mungkin ditemukan dalam beberapa teknik akuntansi dan terminologi
yang digunakan oleh perusahaan yang dimiliki secara luas. Sebagai contoh, konsep
tentang income perusahaan, yang dihasilkan setelah memperlakukan bunga dan pajak
income sebagai expenses, menunjukkan "net income bagi pemegang saham" dan bukan
untuk semua penyedia modal. Demikian pula, istilah seperti "laba per lembar saham"
dan "deviden per lembar saham" berkonotasi pada penekanan pemilik. Metode ekuitas
dalam akuntansi untuk net income perusahaan anak yang belum dikonsolidasikan
termasuk dalam netincome. Jadi konsep proprietary mengandung makna praktis.
29
Teori proprietary dapat dianggap memiliki paling tidak dua bentuk, yang menjadi
dasar untuk membedakan siapa yang termasuk dalam kelompokpropnetary. Bentuk
pertama, hanya pemegang saham biasa yang merupakanbagian dari kelompok
proprietary dan pemegang saham preferred tidak termasuk di dalamnya. Jadi, deviden
preferen dikurangkan ketika menghitung earning pemilik. Bentuk kelompok proprietary
yang sempit ini identik dengan konsepekuitas residual yang dikembangkan Staubus.
Konsisten dengan bentuk teoripropnetary ini, net income diperluas dengan
mengurangkan deviden preferen untuk menghasilkan net income kepada ekuitas residual
yang menjadi dasar perhitungan laba per lembar saham. Dalam bentuk kedua, teori
proprietary, baik saham biasa dan saham preferen termasuk dalam ekuitas pemilik.
Pandangan yang lebih luas tentang teori ini memfokuskan perhatian pada bagian ekuitas
pemegang saham dalam neraca dan jumlah yang dikreditkan pada semua pemegang
saham dalam laporan income.
Teori Entitas
Teori entitas memandang entitas sebagai sesuatu yang terpisah dan berbeda dari pihak
yang menyediakan modal pada entitas. Secara sederhana, unit bisnis, bukan pemilik,
merupakan pusat kepentingan akuntansi. Unit bisnis memiliki sumber daya perusahaan
dan bertanggung jawab terhadap pemilik maupun kreditor. Menurut teori ini, persamaan
akuntansinya adalah:
Aset = Ekuitas
Aset= Utang+ Ekuitas Pemegang saham
Aset adalah pertumbuhan hak perusahaan ekuitas menunjukkan sumber aset dan terdiri
dari utang dan ekuitas pemegang saham. Baik kreditor dan pemegang saham adalah
pemilik ekuitas, meskipun mereka memiliki hak yang berbeda terkait dengan income,
kontrol risiko,dan likuidasi. Jadi, income yang diperoleh merupakan properti entitas
hingga didistribusikan sebaga dividen kepada pemegang saham. Karena unit bisnis
bertanggungjawab untuk memenuhi klaim pemilik ekuitas, teori entitas disebut
sebaga"berpusat pada income" dan secara konsekuen berorientasi pada laporan laba rugi.
Akuntabilitas kepada pemilik ekuitas dicapai dengan mengukur kinerja operasi dan
30
keuangan perusahaan. Dengan demikian, income merupakan peningkatan dalam ekuitas
pemegang saham setelah klaim pemilik ekuitas lainnya (sebagai contoh, bunga pinjaman
jangka panjang dan pajak penghasilan telah terpenuhi.
Peningkatan dalam ekuitas pemegang saham dipertimbangkan sebagai income
bagi pemegang saham hanya jika deviden telah diumumkan. Teori entitas merupakan
teori yang paling dapat diterapkan pada perusahaan bisnis bentuk korporat, yang terpisah
dan berbeda dari pemiliknya. Dampak teori entitas ditemukan dalam beberapa
terminologi teknik akuntansi yang digunakan dalam praktik. Pertama, teori entitas
menyetujui pengadopsian penilaian sediaan LIFO ketimbang FIFO, karena penilaian
LFO dapat mencapai penentuan income yang lebih baik, dibanding penerapannya
dibawah teori propretanary. Kedua, definisi umum revenue sebagai produk perusahaan
dan expenses sebagai barang dan jasa yang dikonsumsi untuk mendapatkan revenue
adalah konsisten dengan keasyikan teori entitas akan indeks kinerja dan akuntabilitas
pada pemilik ekuitas. Ketiga, pembuatan laporan konsolidasi dan pengakuan
kepentingan kelas minoritas sebagai pemilik ekuitas konsisten dengan teori entitas.
Akhirnya, baik teori entitas yang menekankan pada penentuan income bagi pemilik
ekuitas secara memadai, dan teori proprietary, yang menekankan pada penilaian aset
yang memadai, dianggap menyetujui pengadopsian nilai sekarang, atau penilaian
berbasis selain biaya historis.
Teori Dana
Dalam teori dana, dasar akuntansi bukan teori proprietary maupun teori entitas,
tetapi kelompok aset dan kewajiban dan restriksi terkait, disebut dana, yang mengatur
penggunaana aset. Jadi, teori dana memandang unit bisnis terdiri atas sumberdaya
ekonomi (dana) serta kewajiban dan restriksi terkait mengenai penggunaan sumber daya.
Persamaan akuntansinya adalah:
Aset = Restriksi Aset
Unit akuntansi didefinisi dalam pengertian aset dan penggunaan aset yang telah
dilakukan. Kewajiban menunjukkan serangkaian restriksi hukum dan ekonomi pada
penggunaan aset. Sehingga, teori dana "berorientasi aset" dalam pengertian bahwa fokus
utamanya adalah pada administrasi dan penggunaan aset secara memadai. Laporan
sumber dan penggunaan dana, bukan neraca atau laporan keuangan, merupakan tujuan
31
utama pelaporan keuangan. Laporan ini merefleksikan perilaku operasi perusahaan yang
berkaitan sumber dan penggunaan dana.
Teori dana terutama berguna untuk pemerintah dan organisasi nirlaba. Rumah
sakit, universitas, unit kota dan pemerintahan, sebagai contoh, dijalankan dalam operasi
yang beraneka segi sehingga memerlukan pemisahan dana. Setiap dana (self-balanced
fund) menghasilkan laporan terpisah melalui sistem akuntansi yang terpisah dan
serangkaian catatan yang memadai.Dana dapat didefinisi sebagai: entitas fiskal dan
akuntansi independen dengan pencatatan serangkaian akun kas dan atau sumber daya
lain yang berimbang bersama dengan utang, kewajiban, cadangan, dan ekuitas yang
terpisah untuk tujuan melakukan aktivitas tertentu atau mencapai tujuan tertentu sesuai
dengan aturan khusus, restriksi, atau limitasi.
Jumlah dana dalam institusi nirlaba tergantung pada jumlah dan tipe aktivitas
yang memiliki restriksi hukum berkaitan dengan penggunaan aset yang dipercayakan
kepada organisasi. Teori dana juga relevan untuk organisasi berorientasi laba, yang
menggunakan dana untuk aktivitas yang bermacam-macam seperti dana pelunasan
(sinking funds), akuntansi untuk kebangkrutan dan perkebunan dan perwalian, akuntansi
cabang atau divisional, pemisahan aset dalam aset lancer atau tetap, dan konsolidasi.
5. PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI
Prinsip Biaya
Menurut prinsip biaya, biaya pemerolehan (acquisition cost) atau biaya historis
merupakan dasar penilaian yang memadai untuk mengakui pemerolehan semua barang
dan jasa, expenses, biaya, dan ekuitas. Dengan kata lain, item dinilai dengan harga
pertukaran pada saat barang tersebut dibeli dan dicatat dalam laporan keuangan pada
nilai atau porsi amortisasi nilai barang. APB Statement No. 4 mendefinisikan biaya
sebagai berikut:
Biaya adalah jumlah, diukur dalam uang, kas yang dibelanjakan atau properti
lain yang ditransfer, penerbitan modal saham, jasa yang diberikan, atau utang yang
terjadi, sebagai imbalan atas barang atau jasa yang diterima, atau seharusnya diterima.
Biaya dapat diklasifikasikan sebagai belum terpakai ( unexpired) dan telah terpakai
(expired). Biaya yang belum terpakai (aset) adalah yang dapat digunakan untuk
menghasilkan revenue di masa mendatang
32
Biaya yang telah terpakai tidak dapat digunakan untuk menghasilkan revenue,
dan karena alasan ini maka diperlakukan sebagai pengurang dari revenue sekarang atau
dibebankan sebagai pengurang laba ditahan. Biaya menunjukkan harga pertukaran atau
imbalan moneter yang diberikan untuk memperoleh barang atau jasa. Jika imbalan
terdiri dari aset non moneter, harga pertukaran adalah ekuivalen kas atas aset atau jasa
yang diterima. Prinsip biaya dapatditerapkan untuk pengukuran transaksi utang dan
modal.
Prinsip biaya dijustifikasi oleh postulat objektivitas dan postulat kelangsungan
usaha. Pertama, biaya pemerolehan adalah objektif, informasi yang dihasilkan dapat
diuji kebenarannya. Kedua, postulat kelangsungan usaha mengasumsikan bahwa entitas
akan meneruskan aktivitasnya secara tidak terbatas, sehingga mengeliminasi seperlunya
menggunakan nilai sekarang atau nilai likuidasi untuk penilaian aset.
Validitas yang kurang atas postulat unit pengukur, yang mengasumsikan bahwa
daya beli dolar adalah stabil, merupakan keterbatasan utama untuk menerapkan prinsip
biaya. Penilaian biaya historis mungkin menghasilkan figure yang salah jika perubahan
dalam nilai aset sepanjang waktu diabaikan. Demikian pula, nilai aset yang diperoleh
pada waktu yang berbeda selama periode terjadinya perubahan daya beli dolar tidak
dapat ditambahkan bersama-sama dalam neraca dan memberikan hasil yang berarti.
Prinsip Revenue
Prinsip revenue menspesifikasi:
1. Sifat komponen-komponen revenue;
2. Pengukuran revenue;dan
3. Waktu pengakuan revenue.
Setiap bagian dari prinsip revenue menimbulkan isu yang menarik dan kontroversial
dalam teori akuntansi. Sifat dan komponen-komponen revenue. Revenue
diinterpretasikan sebagai:
1. Aliran masuk aset bersih yang berasal dari penjualan barang atau jasa;
2. Aliran keluar barang atau jasa dari perusahaan kepada pelanggan; dan
3. Produk perusahaan yang dihasilkan dari pencipataan barang atau jasa oleh perusahaan
selama periode waktu tertentu.
33
Hendriksen menganggap bahwa:
1. Konsep produk lebih superior daripada konsep aliran keluar, yang lebih superior
daripada konsep aliran masuk; dan
2. Konsep produk adalah netral terkait dengan pengukuran (jumlah) dan saat (tanggal
pengakuan revenue, sedangkan konsep aliran masuk membingungkan terkait dengan
pengukuran (jumlah) dan saat (tanggal pengakuan) proses revenue. Perbedaan
interpretasi atas sifat revenue disebabkan oleh perbedaan pandangan tentang apa yang
seharusnya masuk sebagai revenue. Secara mendasar terdapat dua pandangan tentang
komponen revenue. Pandangan revenue yang komprehensif memasukkan semua hasil
dari aktivitas bisnis dan investas. Pandangan ini mengidentifikasi revenue sebagai semua
perubahan dalam aset bersih yang berasal dari aktivitas penghasil revenue dan
keuntungan atau kerugian yang berasal dari penjualan aset tetap dan investasi.
Umumnya revenue dan income yang diperoleh diakui dalam semua tahap siklus
operasi (yaitu, selama penerimaan order, produksi, penjualan dan penagihan).
Dikarenakan adanya kesulitan mengalokasikan revenue dan income ke tahap yang
berbeda dari suatu siklus operasi, akuntan menggunakan prinsip realisasi untuk memilih
sebuah "peristiwa kritis" dalam siklus untuk waktu pengakuan revenue dan income.
Peristiwa kritis dipilih untuk mengindikasikan terjadinya perubahan tertentu dalam aset
dan utang untuk dicatat secara memadai. Definisi awal prinsip realisasi adalah: makna
inti realisasi adalah bahwa perubahan dalam aset atau utang secara memadai telah
menjadi tertentu dan bertujuan untuk membenarkan pengakuan dalam akun. Pengakuan
ini tergantung pada transaksi pertukaran antara pihak - pihak yang independen, atau
dalam praktik perdagangan yang berlaku, atau dalam pengertian kinerja kontrak yang
dianggap pasti benar.
Prinsip Penandingan
Prinsip penandingan menyatakan bahwa expenses harus diakui pada periode
yang sama dengan revenue; yaitu, revenue diakui dalam periode tertentu sesuai dengan
prinsip revenue, dan expenses yang terkait kemudian diakui. Hubungan terbaik dapat
dicapai ketika hubungan tersebut menggambarkan hubungan sebab-akibat antara cost
dan revenue. Secara operasional, terdapat proses dua tahap untuk akuntansi expenses.
34
Pertama, biaya dikapitalisir sebagai aset yang menggambarkan sekumpulan jasa
atau manfaat potensial. Kedua, setiap aset dihapus sebagai expense untuk mengakui
proporsi jasa potensial aset yang telah terpakai untuk menghasilkan revenue selama
periode tertentu. Jadi, akuntansi akrual lebih ditunjukkan oleh prinsip penandingan
dalam artian kapitalisasi dan alokasi dibanding akuntansi kas. Hubungan antara revenue
dan expenses tergantung pada satu dari empat kriteria:
1. Penandingan langsung biaya yang telah terpakai dengan revenue (sebagai contoh,
biaya barang terjual (cost of goods sold) ditandingkan dengan penjualan terkait).
2. Penandingan langsung biaya yang telah terpakai dengan periodenya (sebagai contoh,
gaji direktur untuk periode tertentu).
3. Alokasi biaya selama periode yang mendapatkan manfaat (sebagai contoh,
depresiasi).
4. Menjadikan expenses semua biaya lain dalam periode terjadinya, kecuali jika dapat
ditunjukkan bahwa masih memiliki manfaat di masa mendatang (sebagai contoh,
expenses advertensi). Biaya yang belum terserap (yaitu, aset) yang tidak memenuhi
salah satu dari empat kriteria untuk menjadikannya expenses pada periode berjalan dapat
dibebankan pada periode mendatang dan dapat diklasifikasikan dalam kategori yang
berbeda sesuai penggunaan yang berbeda dalam perusahaan. Penggunaan yang
bervariasi menjustifikasi perbedaan dalam penerapan prinsip penandingan. Kita
sekarang akan menguji aset utama dan kategori biaya dan aturan-aturan yang terkait
dengan waktu menjadikan expenses.
Prinsip Objektivitas
Kegunaan informasi keuangan tergantung pada tingkat realibilitas prosedur
pengukuran yang digunakan. Karena menjamin realibilitas maksimum adalah sangat
sulit, akuntan telah menggunakan prinsip objektivitas untuk menjustiikasi pemilihan
prosedur pengukuran yang digunakan. Prinsip objektivitas, bagaimanapun, telah menjadi
subjek interpretasi yang berbeda :
1. Pengukuran objektivitas merupakan ukuran yang “tidak bersifat personal”, dalam
pengertian bebas dari bias personal pengukurnya. “Dengan kata lain, objektivitas
merujuk pada realitas eksternal yang independen dari orang yang menerimanya”.
35
2. Pengukuran objektivitas merupakan pengukuran variable, dalam pengertian bahwa
pengukuran didasarkan pada bukti,
3. Pengukuran objektivitas merupakan hasil dari “consensus diantara kelompok
pengamat atau pengukur tertentu”. Pandangan ini juga memandang bahwa objektivitas
tergantung pada kelompok pengukur tertentu.
4. Ukuran penyebaran atas distribusi pengukuran digunakan sebagai indicator tingkat
objektivitas suatu system pengukuran termaksud.
Prinsip Konsistensi
Prinsip konsistensi menyatakan bahwa peristiwa ekonomi yang serupa
seharusnya dicatat dan dilaporkan secara konsisten dari periode ke periode. Prinsip ini
berimplikasi bahwa prosedur akuntansi yang sama akan diterapkan dalam item serupa
sepanjang lebih berguna. Kecenderungan dalam data akuntansi dan hubungan dengan
factor-faktor eksternal akan terungkap secara lebih akurat bila prosedur pengukuran
yang komparabel telah digunakan.
Demikian pula, distorsi jumlah income dan neraca dan kemungkinan manipulasi
laporan keuangan dapat dihindari dengan penggunaan prosedur akuntansi yang konsisten
sepanjang waktu. Konsistensi juga merupakan batasan bagi pengguna laporan keuangan
yang komparabel dari sebuah perusahaan selama beberapa waktu, sehingga
mempertinggi kegunaan laporan. Dalam opini standar, akuntan public mengakui prinsip
konsistensi dengan memperhatikan apakah laporan keuangan telah dibuat sesuai dengan
prinsip akuntansi berterima umum yang diterapkan dengan dasar yang “konsisten
dengan tahun sebelumnya” atau belum. Prinsip konsistensi tidak menghalangi
perusahaan mengubah prosedur akuntasi ketika hal tersebut dapat dibenarkan dengan
perubahan keadaan, atau jika prosedur altenatif lebih baik. Menurut APB Opinion No.
20, perubahan yang dapat menjustifikasi perubahan prosedur adalah :
1. Perubahan dalam prinsip akuntansi
2. Perusahaan dalam estimasi akuntansi
3. Perubahan dalam entitas pelaporan
Perubahan ini harus terefleksi dalam akun dan dilaporkan dalam laporan keuangan
secara retroaktif untuk perubahan entitas akuntansi, secara prospektif untuk parubahan
36
dalam estimasi akuntansi, dan secara umum dan segera untuk perubahan dalam prinsip
akuntansi.
Prinsip Konservatisme
Prinsip konservatisme merupakan prinsip pengecualian atau modifikasivdalam artian
bahwa prinsip tersebut bertindak sebagai batasan untuk penyajian data akuntansi yang
37
relevan dan reliable. Prinsip konservatisme menyatakan bahwa ketika memilih diantara
dua atau lebih teknik akuntansi yang dapat diterima, maka preferensinya adalah memilih
yang paling kecil dampaknya terhadap ekuitas pemegang saham. Secara lebih spesifik,
prinsip ini menunjukkan bahwa lebih disukai melaporkan nilai terendah untuk aset dan
revenue dan nilai tertinggi untuk utang dan expenses. Prinsip konservatisme kemudian
menyatakan bahwa akuntan secara umum menggambarkan perilaku pesimistik ketika
memilih teknik akuntansi untuk pelaporan keuangan. Untuk mencapai tujuan
pemahaman income sekarang dan aset, prinsip konservatisme mungkin mendorong
perlakuan yang merupakan penyimpangan dari pendekatan teoritis dan dapat diterima.
Sebagai contoh, pengadopsian konsep lower-of-cost-ormarket bertentangan dengan
prinsip biaya historis. Meskipun penilaian aset dan penyusutan dipercepat secara umum
diyakini sebagai ukuran yang melawan inflasi, mereka dipandang sebagai hasil dari
pengadopsian prinsip konservatisme.
Prinsip Materialitas
Seperti halnya konservatisme, prinsip materialitas merupakan prinsip
pengecualian atau modifikasi. Prinsip ini menyatakan bahwa transaksi dan peristiwa
yang tidak memiliki dampak ekonomi signifikan dapat diatasi dengan cara yang paling
tepat, apakah transaksi dan peristiwa tersebut sesuai dengan prinsip berterima umum
atau tidak, dan tidak perlu diungkapkan. Secara umum, badan-badan akuntansi telah
meninggalkan penggunaan materialitas dalam pertimbangan akuntan, pada saat yang
sama tetap menekankan pentingnya materialitas. Menurut APB Statement No. 4,
materialitas menunjukkan bahwa “pelaporan keuangan hanya berurusan dengan
informasi yang cukup signifikan untuk mempengaruhi evaluasi atau keputusan”, APB
Opinion No. 30 menggantungkan pada konsep materialitas yang tidak didefinisi untuk
menjelaskan item-item luar biasa. Demikian pula, APB Opinion No. 22
merekomendasikan pengungkapan pengungkapan semua kebijakan atau prinsip yang
secara material mempengaruhi posisi keuangan, hasil operasi dan perubahan dalam
posisi keuangan suatu entitas.
Pada tahun 1975, FASB menerbitkan memorandum diskusi tentang isu
materialitas, yang menekankan pentingnya prinsip ini. Prinsip materialitas kurang
memiliki definisi operasional. Kebanyakan definisi materialitas menekankan pada peran
38
akuntan dalam menginterpretasikan apa yang material dan apa yang tidak material.
Sebagai contoh, Frishkoff mendefinisi materialitas sebagai “arti pentingnya relative dan
kuantitatif dari suatu informasi akuntansi bagi pengguna dalam konteks keputusan yang
harus dibuat”.
39
BAB V
LAPORAN KEUANGAN
Tujuan Belajar
Setelah mempelajari Bab ini saudara diharapkan mampu :
1. Menjelaskan dan memahami tujuan laporan keuangan
40
LAPORAN KEUANGAN
Tujuan Khusus
Tujuan khusus laporan keuangan adalah untuk menyajiikan laporan posisi keuangan,
hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan
GAAP (Generally Accepted Accounting Principle).
Tujuan Umum
Adapun tujuan umum laporan keuangan disebutkan sebagai berikut.
a. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber ekonomi, dan
kewajiban perusahaan dengan maksud untuk menilai kekuatan dan kelemahan
perusahaan, untuk menunjukkan posisi keuangan dan investasinya, untuk menilai
kemampuannya untuk menyelesaikan utang-utangnya, dan menunjukkan
kemampuan sumber-sumber kekayaanya yang ada untuk pertumbuhan
perusahaan.
b. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang
berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba dengan maksud : memberikan
gambaran tentang dividen yang diharapkan, menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk membayar kepada kreditur, suplier, pegawai, pajak,
mengumpulkan dana untuk perluasan, memberikan informasi kepada manajemen
untuk digunakan dalam pelaksanaan fungsi perencanaan dan pengawasan,
41
menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan mendapatkan laba dalam jangka
panjang, menaksir informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menaksir
potensi perusahaan dalam menghasilkan laba, memberikan informasi yang
diperlukan lainnya tentang perubahan harta dan kewajiban, dan mengungkapkan
informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para pemakai laporan.
Dasar Akrual
Untuk mencapai tujuannya, laporan keuangan disusun atas dasar akrual. Dengan
dasar ini, pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya diakui pada saat kejadian (dan bukan
pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan dicatat dalam catatan akuntansi
serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan.
Kelangsungan Usaha
Laporan keuangan biasanya atas dasar asumsi kelangsungan usaha entitas dan
akan melanjutkan usahanya di masa depan. Karena itu, entitas diasumsikan tidak
bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara material skala
usahanya. Jika maksud atau keinginan tersebut timbul, laporan keuangan mungkin harus
disusun dengan dasar yang digunakan harus diungkapkan.
42
b. Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pengguna
dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau
dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna dengan membantu mereka
mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, serta menegaskan atau
mengkoreksi hasil evaluasi pengguna di masa lalu.
c. Keandalan
Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas
andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat
diandalkan penggunaanya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithfull
representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan
dapat disajikan.
d. Dapat Dibandingkan
Pengguna harus· dapat membandingkan laporan keuangan entitas antar periode untuk
mengidentifikasi kecenderungan (tren) akuntansi dan kinerja keuangan. Pengguna
juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar entitas untuk
mengevaluasi akuntansi keuangan, kinerja, serta perubahan akuntansi keuangan
secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari
transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk
entitas tersebut, antar periode entitas yang sama dan untuk entitas yang berbeda.
Implikasi penting dari karakteristik kualitatif dapat diperbandingkan adalah bahwa
pengguna harus mendapat informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan
dalam penyusunan laporan keuangan dan perubahan kebijakan serta pengaruh
perubahan tersebut. Para pengguna harus dimungkinkan untuk dapat mengidentifikasi
perbedaan kebijakan akuntansi yang diberlakukan untuk transaksi serta peristiwa lain
yang sarna dalam sebuah entitas dari 1 (satu) periode ke periode dan dalam entitas
yang berbeda. Ketaatan pada standar akuntansi keuangan, termasuk pengungkapan
kebijakan akuntansi yang digunakan oleh entitas, membantu pencapaian daya
banding. Berhubung pengguna ingin membandingkan akuntansi keuangan, kinerja
serta perubahan akuntansi keuangan antar periode, maka entitas perlu menyajikan
informasi periode sebelumnya dalam laporan keuangan.
43
Kendala Informasi yang Relevan dan Andal
a. Tepat Waktu
Jika penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang
dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Manajemen mungkin perlu menyeimbangkan
manfaat relatif antara pelaporan tepat waktu dan ketentuan informasi andal. Untuk
menyediakan informasi tepat waktu, sering kali perlu melaporkan sebelum seluruh aspek
transaksi atau peristiwa lainnya diketahui, sehingga mengurangi keandalan informasi.
Sebaliknya, jika pelaporan ditunda sampai seluruh aspek diketahui, informasi yang
dihasilkan mungkin sangat andal tetapi kurang bermanfaat bagi pengambil keputusan.
Dalam usaha mencapai keseimbangan antara relevansi dan keandalan, kebutuhan
pengambil keputusan merupakan pertimbangan yang menentukan.
b. Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat
Keseimbangan antara biaya dan manfaat lebih merupakan kendala yang persuasif
daripada karakteristik kualitatif. Manfaat yang dihasilkan informasi seharusnya melebihi
biaya penyusunannya, namun evaluasi biaya dan manfaat merupakan proses
pertimbangan yang substansial. Biaya tersebut tidak perlu harus dipikul oleh pengguna
informasi yang menikmati manfaat. Manfaat mungkin juga dinikmati oleh pengguna lain
di samping mereka yang menjadi tujuan informasi, misalnya penyediaan informasi
lanjutan kepada kreditur mungkin mengurangi biaya pinjaman yang dipikul entitas.
Karena alasan inilah maka sulit untuk menerapkan uji biaya manfaat pada kasus tertentu.
Namun demikian komite penyusunan standar akuntansi keuangan pada khususnya,
seperti juga para penyusun dan pengguna laporan keuangan, harus menyadari kendala
ini.
44
Mereka ditugaskan untuk merumuskan tujuan laporan keuangan. Dalam laporannya
komite ini ingin menentukan hal-hal berikut.
a. Siapa yang memerlukan laporan keuangan?
b. Informasi apa yang mereka perlukan?
c. Berapa banyak informasi yang diperlukan tersebut dapat disupply oleh akuntansi?
d. Kerangka apa yang dibutuhkan untuk menyusun informasi yang diperlukan itu?
Tujuan Dasar
Komite Trueblood merumuskan tujuan laporan keuangan sebagai berikut.
1. Pemakai Laporan Keuangan
Tujuan utama dari laporan keuangan adalah memberikan informasi sebagai dasar
dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.
2. Pemakai Umum
Tujuan laporan keuangan adalah melayani pemakai umum yang memiliki
wewenang, kemampuan atau sumber kekayaan yang terbatas untuk mendapatkan
informasi dan yang meyakini laporan keuangan sebagai sumber informasi utama
mengenai aktivitas perusahaannya.
3. Pemakai Lain
Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang berguna bagi
investor dan kreditor untuk meramalkan, membandingkan, dan memlai potensi arus
kas menurut jumlah, waktu, dan dengan memerhatikan ketidakpastian lainnya.
4. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi kepada para pemakai
laporan keuangan untuk meramalkan, membandingkan, dan menilai ‘earningpower’
(kemampuan mendapatkan laba) perusahaan.
5. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang berguna dalam
menilai kemampuan manajemen menggunakan sumber kekayaan perusahaan secara
efektif dalam mencapai tujuan utama perusahaan.
6. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi yang faktual dan yang dapat
ditafsirkan tentang transaksi dan kejadian lainnya yang berguna untuk meramalkan,
membandingkan, menilai earning power perusahaan. Hal yang menjadi dasar dalam
hal ini tergantung pada penafsiran, penilaian, peramalan, taksiran harus
diungkapkan.
45
7. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan laporan tentang posisi keuangan yang
berguna untuk meramalkan, membandingkan, menilai earning power perusahaan.
Laporan ini harus memberikan informasi yang menyangkut transaksi perusahaan dan
kejadian lainnya yang merupakan bagian dari siklus perolehan laba yang tidak
sempurna. Current value harus juga dilaporkan apabila perbedaannya dengan
wstoncal cost cukup besar. Harta dan kewajiban harus dikelompokkan atau
dipisahkan dengan memperhatikan ketidakpastian jumlah dan waktu kapan realisasi
atau likuidasinya.
8. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan laporan laba periodik yang berguna
untuk meramalkan, membandingkan, menilai earning power perusahaan. Hasil
bersih dan pendapatan yang timbul dari siklus perolehan laba yang “sempurna” dan
kegiatan perusahaan akibat kemajuan kerja yang dapat dihitung sampai penyelesaian
siklus perusahaan yang “belum sempurna” harus dilaporkan. Perubahan nilai yang
digambarkan dalam laporan yang berurutan dari laporan posisi keuangan harus
dilaporkan, tetapi terpisah apabila nilainya berbeda dan segi kepastian realisasinya.
Siklus perolehan laba dianggap “sempurna” apabila memenuhi syarat sebagai
berikut:
a. A realized sacrifice - realisasi atau kemungkinan yang besar terjadinya
pembayaran kas.
b. A realized benefit - realisasi atau kemungkinan yang besar terjadinya realisasi
penerimaan kas.
c. Tidak ada lagi kegiatan-kegiatan lanjutan dan siklus itu.
9. Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan laporan kegiatan yang berguna
untuk meramalkan, membandingkan, menilai earning power perusahaan. Laporan ini
harus menyajikan aspek nyata dari transaksi perusahaan yang memiliki unsur kas
atau diharapkan me-mengaruhi kas. Laporan ini harus menyajikan data yang
diperlukan oleh para pemakai dalam memperhitungkan dan menafsirkan laporan
keuangan.
10. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi yang berguna untuk proses
peramalan. Ramalan keuangan harus disajikan apabila mereka ingin meningkatkan
tingkat kegunaan laporan bagi pemakamya.
46
11. Tujuan laporan keuangan bagi lembaga pemerintah dan lembaga yang bukan
bertujuan untuk mendapatkan laba adalah memberikan informasi yang berguna
untuk menilai efektivitas dari manajemen dan sumber-sumber kekayaan dalam
mencapai tujuan perusahaan. Ukuran-ukuran prestasi harus dikuantitatifkan
berdasarkan tujuan yang ditetapkan.
12. Tujuan laporan keuangan adalah menyajikan kegiatan perusahaan yang
mempengaruhi masyarakat yang dapat ditentukan, dijelaskan atau diukur dan
merupakan hal yang penting bagi peranan perusahaan dalam lingkungannya.
48
Materiality adalah sesuatu yang secara relatif dianggap penting. Pada dasarnya
pertimbangan harus diberikan dalam hal apakah informasi itu mungkin bersifat
penting (significant) atau material atau tidak penting pengaruhnya terhadap
keputusan. Hal, yang selalu menjadi pertanyaan, siapa dan bagaimana
menentukannya?
Laporan komite Trueblood juga menjelaskan tujuh sifat dan kualitas laporan
keuangan sebagai berikut.
1. Relevan dan Materialitas (Relevance and Materiality)
2. Formalitas dan Kenyataan di atas formalitas (Form and Substance over Form)
3. Tingkat kepercayaan (Reliability)
4. Bebas dari Prasangka subjektif (Freedom from bias)
5. Dapat dibandmgkan (Comparability)
6. Konsistensi (Consistency)
7. Dapat dipahami (Understandability)
49
Tujuan
SFAC
No. 1 dan 4
Elemen Kualitatif
SFAC karakteristik
No. 3 SFAC No. 2
50
Tidak hanya laporan keuangan, tetapi juga media lain yang berfungsi
memberikan informasi yang berhubungan logis atau tidak logis pada informasi
yang diberikan oleh sistem akuntansi, yaitu informasi tentang harta kekayaan
perusahaan, kewajiban, pendapatan, dan lain-lain.
51
masa lalu. Fokus utama dan laporan keuangan tentang prestasi perusahaan yang
ditunjukkan oleh data laba rugi (earning) dan komponen-komponennya.
e. Laporan keuangan harus memberikan informasi tentang bagaimana perusahaan
mendapatkan dan membelanjakan kas, tentang pinjaman dan pengembahannya,
tentang transaksi yang memengaruhi modal-nya, termasuk masalah dividen dan
pembayaran lainnya kepada pemilik, dan tentang faktor-faktor yang memengaruhi
hkuiditas dan solvabilitas perusahaan.
f. Laporan keuangan harus dapat memberikan informasi tentang bagaimana
manajemen perusahaan mempertanggungjawabkan pengelolaannya kepada pemilik
atas penggunaan sumber kekayaan yang dipercayakan kepadanya.
g. Laporan keuangan harus dapat memberikan informasi yang berguna bagi manajer
dan direksi dalam proses pengambilan keputusan untuk kepentmgan pemilik
perusahaan.
Beberapa sifat lain dari laporan keuangan dijelaskan oleh SFAC No. 1 sebagai
berikut.
a. Laporan keuangan bukan tujuan, tetapi dimaksudkan untuk menyajikan informasi
yang berguna dalam proses pengambilan keputusan bisnis dan ekonomi.
b. Tujuan laporan keuangan tidak dapat berubah sendiri, ia dipengaruhi oleh ekonomi,
hukum, pohtik, lingkungan sosial di mana laporan keuangan itu berada.
c. Tujuan laporan keuangan juga dipengaruhi oleh sifat dan keterbatasan jenis
informasi dan laporan keuangan yang disajikan.
d. Tujuan dalam laporan keuangan adalah untuk pemakaian ekstern secara umum.
e. Istilah investor dan kreditor diartikan secara luas bukan saja dimaksud-kan untuk
mereka yang mempunyai hak terhadap perusahaan, tetapi juga pihak yang mewakili
atau konsultannya.
f. Walaupun keputusan tentang investasi dan kredit menggambarkan pengharapan
investor dan kreditor tentang prestasi perusahaan di masa yang akan datang,
pengharapan itu umumnya didasarkan paling tidak pada penilaian terhadap prestasi
yang sudah lewat.
g. Fokus utama laporan keuangan adalah informasi laba rugi dan kom-ponennya.
h. Informasi tentang laba rugi perusahaan didasarkan pada accrual basis yang
umumnya memberikan indikator yang lebih baik tentang kemajuan perusahaan saat
52
ini dan seterusnya untuk menaksir arus kas, daripada informasi yang hanya terbatas
pada penerimaan dan pengeluaran kas saja.
i. Laporan keuangan diharapkan memberikan informasi tentang prestasi keuangan
perusahaan selama penode tertentu dan bagaimana manajemen
mempertanggungjawabkan kepemimpinannya kepada pemilik.
j. Laporan keuangan tidak didesain untuk mengukur secara logis nilai perusahaan,
tetapi informasi tersebut dapat membantu mereka yang ingin menaksir nilainya.
k. Investor, kreditor, dan yang lain dapat menggunakan laporan laba rugi dan informasi
tentang elemen-elemen laporan keuangan dalam berbagai cara untuk menilai prospek
arus kas. Mungkin mereka ingin menilai prestasi manajemen, menaksir kemampuan
perusahaan mendapatkan laba, meramalkan laba untuk masa yang akan datang;
menilai risiko atau mengkonfirmasi, mengubah atau melihat ramalan atau penilaian
sebelumnya. Walaupun laporan keuangan harus memberikan informasi untuk
membantu mereka, para pemakai laporan akan melakukan sendiri cara-cara mereka
untuk menilai, menaksir, mengonfirmasi, mengubah, dan menolaknya.
l. Manajemen mengetahui lebih banyak tentang perusahaan dan masalah-masalahnya
dibanding dengan investor, kreditor, atau pihak luar lainnya. Oleh karena itu, sering
kali laporan keuangan lebih bermanfaat apabila kejadian dalam perusahaan
diidentifikasikan dan dijelaskan pengaruhnya terhadap aspek keuangan.
53
c. Tidak ada hak pemilik yang dapat dijual, ditransfer, dibayar kembali, atau diyakini
mempunyai hak atas kekayaan organisasi apabila timbul likuidasi.
Contoh orgamsasi-orgamsasi seperti mi adalah: organisasi kemasyarakatan,
organisasi sosial, perguruan tinggi, sekolah, rumah sakit, panti asuhan, masjid,
gereja, asuransi, yayasan, organisasi profesi, lembaga-lembaga pemerintah,
organisasi-organisasi pedagang, club, Badan lembaga Zakat Infaq Sadaqah dan
Wakaf dan lain-lain.
Pihak-pihak yang memerlukan informasi keuangan organisasi yang tidak
mencari laba ini adalah:
a. donatur, seperti pemberi pinjaman, pemasok bahan-bahan, pegawai, pembayar pajak,
dan anggota;
b. pihak yang memberikan keuntungan dari jasa-jasa yang diberikannya;
c. lembaga yang bertanggung jawab menyusun perencanaan dan kebijaksanaan serta
pengawasan dan penilaian terhadap manajemennya;
d. manajer atau pimpinan organisasi.
e. muzakhi bagi lembaga zakat.
f. regulator dan pengawas.
Dengan melihat kepentingan para pemakai lembaga ini, tujuan laporan keuangan
jenis ini harus mencakup hal-hal berikut.
a. Laporan keuangan harus dapat dimanfaatkan sebagai dasar dalam mengambil
keputusan mengenai alokasi sumber-sumber kekayaan.
b. Laporan keuangan berguna untuk menilai jasa dan kemampuan organisasi untuk
memberikan jasa.
c. Laporan keuangan berguna untuk menilai bagaimana manajemen meminjam dan
bagaimana menilai investasinya.
d. Laporan keuangan harus dapat memberikan informasi terhadap sumber kekayaan,
kewajiban, kekayaan bersih, dan perubahannya.
e. Laporan keuangan harus dapat menyajikan prestasi organisasinya.
f. Laporan keuangan harus dapat menyajikan kemampuan organisasi membayar
kewajiban-kewajiban jangka pendeknya (likuiditas).
g. Laporan keuangan harus memuat penjelasan dan penafsiran manajemen sehingga
para pemakai laporan keuangan dapat memohon informasi yang diberikan.
54
LAPORAN KEUANGAN
Tujuan Belajar
Setelah mempelajari Bab ini saudara diharapkan mampu :
1. Menjelaskan dan memahami Laporan Keuangan.
2. Menjelaskan jenis – jenis Laporan Keuangan.
55
LAPORAN KEUANGAN
57
2. Aset Liability Approach, menganggap bahwa langkah pertama bukanlah mengukur
laba, tetapi mengukur harta dan kewajiban. Disini income didefinisikan sebagai
perubahan dalam net dan aset sehingga laporan laba rugi dianggap merupakan
pengelompokan dan pelaporan perubahan yang terjadi dalam net aset.
2. NERACA
1. Laporan Neraca (Posisi Keuangan)
a. Pengertian
Neraca atau disebut juga posisi keuangan menggambarkan posisi keuangan
perusahaan dalam suatu tanggal tertentu atau a moment of time, sering disebut per
tanggal tertentu misalnya per tanggal 31 Desember 2005. Posisi ini digambarkan
sesudah tertentu yaitu posisi harta, utang, dan modal.
b.Definisi Komponen Neraca
i. Definisi Harta, pertama: sesuatu yang akan disajikan di saldo debit yang akan
dipindahkan setelah tutup buku sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi, saldo
debit ini merupakan hak milik atau nilai yang dibeli atau pengeluaran yang dibuat
untuk mendapatkan kekayaan di masa yang akan datang. Kedua: kekayaan
ekonomi perusahaan, termasuk di dalamnya pembebanan yang ditunda, yang
dinilai dan diakui dengan prinsip akuntansi yang berlaku. Ketiga: aset adalah
kemungkinan keuntungan ekonomi yang diperoleh atau dikuasai di masa yang
akan datang oleh lembaga tertentu sebagai akibat transaksi atau kejadian yang
sudah berlalu.
58
a. Book Value adlah harga buku yang diperoleh dari nilai perolehan historis
dikurangi akumulasi penyusutan yang telah dibebankan kepada pendapatan.
b.Replacement cost adalah nilai barang yang dimaksudkan jika diganti dengan
barang lain yang sama
c. Selling price adalah harga penjualan
d.Net Realizable Value, harga jual dikurangi biaya penjualan atau dikurangi
tingkat margin yang normal
59
kepada perusahaan, di mana hanya dapat dipastikan apabila suatu kejadian
atau beberapa kejadian di masa yang akan datang terjadi atau tidak.
e. Defered credit adalah sejenis kewajiban tetapi bukan dalam pengertian
memberikan pengorbanan di masa yang akan datang. Prepaid revenue
adalah penerimaan free di muka yang belum sepenuhnya diimbangi dengan
pemberian jasa atau produk yang dibayar dan Deferred revenue akibat
pertauran pengakuan pendapatan misalnya adalah investment tax credit dan
laba rugi dari transaksi leaseback.
f. Executory contract adalah perjanjian yang belum dilaksanakan, tetapi kita
sudah terikat dengan perjanjian baik untuk memenuhi kewajiban di masa
yang akan datang maupun yang akan menerima kekayaan atau jasa di masa
yang akan datang.
60
vi. Off Balance sheet
Transaksi off balance sheet adalah transksi yang terjadi dalam perusahaan, tetapi
karena menurut aturan, baik aturan prinsip akuntansi maupun aturan lainnya tidak
dimaukan dalam neraca atau belum boleh dicatat dalam proses akuntansi.
Transaksi biasanya menyangkut transaksi cash atau transaksi instrument keuangan
lainnya yang belum direalisasi, misalnya:
a. Giro, yang belum jatuh tempo Kas bon
b. Hak untuk menerima Kas atau aset keuangan lainnya misalnya plafond kredit
yang belum digunakan
c. Hak menukarkan aset keuangan lainnya yang lebih menguntungkan
2. Bentuk Neraca
Neraca biasanya disajikan berdasarkan likuiditas perkiraannya. Biasanya perkiraan
yang paling lancar dan paling dekat dengna konversi ke Kas dicatat paling atas.
Penyajian neraca dibagi menjadi tiga yaitu:
- Bentuk Neraca Staffel atau Report Form, neraca ini dilaporkan satu halaman
vertikal, disebelah atas dicantumkan total aktiva dan dibawahnya disajikan pos
kewajiban dan pos modal.
- Bentuk kedua Neraca Skontro atau T-Account Form, aktiva disajikan di sebelah
kiri dan kewajiban di sebelah kanan sehingga sebelah menyebelah penyajiannnya.
- Bentuk yang menyajikan Posisi Keuangan (Financial Position Form), posisi ini
dilaporkan seperti dalam bentuk sebelumnya yang berpedoman pada persamaan
akuntansi.
61
Modal: modal saham, agio saham, laba yang ditahan. Penyajian di atas merupakan
pencerminan dari klasifiKasi lazim pos neraca sebagai berikut:
- Aktiva diklasifiKasikan menurut urutan likuiditas
- Kewajiban diklasifiKasikan menurut urutan jatuh tempo
- Modal diklasifiKasikan berdasarkan sifat kekekalan
4. Keterbatasan Neraca
Keterbatasan dan kelemahan neraca adalah ketidakmampuannya menyajikan
informasi current value dari aset yang dimiliki perusahaan
62
Adjustment perlu jika jumlah yang ada dalam laporan harus disesuaikan karena
adanya peristiwa kemudian yang memberikan bukti yang berkaitan dengan keadaan
yang terjadi pada tanggal neraca dan mempengaruhi laporan keuangan secara materiil.
Pengungkapan perlu jika peristiwa kemudian memberikan bukti yang berkaitan dengan
persyaratan yang tidak ada pada tanggal neraca. Misalnya:
1. Penjualan saham dan obligasi yang cukup besar
2. Pembelian atau penjualan aset yang besar termasuk penggabungan usaha
3. Laba rugi dari realized dan unrealized surat berharga dari investasi
4. Pengajuan perkara atau penyelesaian perkara di pengadilan
5. Penurunan nilai persediaan yang tidak ada indiKasi pada tanggal neraca
6. Kerugian akibat keadaan yang tidak diduga seperti banjir, kebakaran, pencurian,
gempa bumi dan lain sebagainya
7. Pergantian pengurus perusahaan
63
atau pos laba rugi. Laporan laba rugi ini adalah penjelasan lengkap dan lebih rinci
tentang perhitungan laba rugi ini. Laporan laba rugi melaporkan seluruh hasil dan biaya
untuk mendapatkan hasil, dan laba (rugi) perusahaan selama suatu periode tertentu.
Untuk menyusun laporan ini maka kita perlu mengetahui mana yang termasuk hasil dan
mana yang termasuk biaya.
Dalam teori akuntansi dikenal dua pendekatan dalam menilai hubungan antara
neraca dan laba rugi, yaitu articulated dan non-articulated. Pendekatan articulated
artinya laporan laba rugi itu dianggap sebagai subklasifiKasi dari pos modal. Laba rugi
hanya merupakan hasil matematis yang berasal dari perubahan modal dari satu periode
ke periode lainnya. Pendekatan Non-articulated neraca dan laporan rugi laba ini secara
matematis independen satu sama lain.
Dalam pendekatan articulated ada dua konsep yaitu:
1. Revenue expense approach, laporan laba rugi dianggap laporan yang paling utama
semua transaksi dipandang sebagai pos revenue dan expense, semua transaksi
dianggap sebagai pengakuan laba, pengukuran laba dan aloKasi ke laba rugi
2. Aset liability approach, konsep ini yang dipindahkan adalah by product dari hasil
pengakuan laba atau matching tadi. Artinya yang dicatat ke neraca hanyalah
deffered credits dan deffered charge.
2 Konsep Matching
Biaya adalah semua yang dibebankan kepada produk barang dan jasa yang akan
dijual untuk mendapatkan revenue. Menurut teori matching concept, maka biaya harus
dibebankan sesuai dengan pengakuan dan periode penghasilan. Dalam hal sukar
melakukan matching, maka pembebanan harus dilakukan secara rasional dan sistematis.
Dala hal biaya yang masih memiliki potensi menghasilkan di masa mendatang maka
dapat ditunda pembebanannya, sebaliknya jika ada kemungkinannya lagi, langsung
dibebankan. Berdasarkan waktu pengeluaran/ pembebanan biaya dan prinsip matching
dikenal dua konsep yaitu:
1. Direct atau Product Matching
Pada saat penjualan atau hasil diketahui, hasil ini di match dengan biaya yang
berkaitan dengan produk atau jasa yang dijual itu. Periode ini disebut juga biaya
produk. Konsep ini sebenarnya konsep yang mengabaikan beberapa masalah antara
64
lain biaya yang belum bisa dikaitkan langsung kepada produk itu sehingga dalam
konsep ini semua biaya lain di luar biaya produk atau jasa itu dianggap sebagai aktiva
yang dialihkan ke periode yang akan datang.
2. Indirect atau Period Matching
Matching dilakukan antara hasil yang diperoleh dengan seluruh biaya yang
dikeluarkan/ dibebankan selama periode di mana digunakan bukan berdasarkan
waktu perolehan atau pembayaran ini disebut biaya periodik.
65
oleh pengiriman barang, pembuatan barang, pembebanan jasa atau pelaksanaan
kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan.
Biaya dibagi dalam tiga golongan yaitu:
- Biaya yang dihubungkan dengan penghasilan pada periode itu
- Biaya yang dihubungkan dengan periode tertentu yang tidak dikaitkan dengan
penghasilan
- Biaya yang karena alasan praktis tidak dapat dikaitkan dengan periode mana pun
3. Gain and Loss
- Gain (laba/keuntungan dari transaksi tertentu yang sifatnya insidentil). Gain
adalah naiknya nilai ekuitas dari transaksi yang sifatnya insidentil dan bukan
kegiatan utama entitas dan dari transaksi kejadian lainnya yang mempengaruhi
entitas selama satu periode tertentu kecuali yang berasal hasil atau investasi dari
pemilik.
- Losses, adalah turunya nilai ekuitas dari transaksi yang sifatnya insidentil dan
bukan kegiatan utama entitas dan dari seluruh transaksi kejadian lainnya yang
mempengaruhi entitas selama periode tertentu kecuali yang berasal dari biaya
atau pemberian kepada pemilik.
4. Laba Rugi
Committee on Terminology mendifinisikan laba sebagai jumlah yang berasal dari
pengurangan harga pokok produksi, biaya lain dan kerugian dari penghasilan atau
penghasilan operasi
APB mendifinisikan laba sebagai kelebihan penghasilan di atas biaya selama satu
periode akuntansi
FASB mendifinisikan accounting income atau laba akuntansi sebagai perubahan
dalam ekuitas dari suatu entity selama satu periode tertentu yang diakibatkan oleh
transaksi dan kejadian atau peristiwa yang berasal bukan dari pemilik.
4 Pengakuan Penghasilan
Suatu penghasilan akan diakui sebagai penghasilan pada periode kapan kegiatan
utama yang perlu untuk menciptakan dan menjual barang dan jasa itu telah selesai.
Dalam hal waktu yang dimaksud di sini ada empat alternatif, yaitu:
- Selama produksi
66
- Pada saat produksi selesai
- Pada saat penjualan
- Pada saat penagihan Kas
67
- Memilih prinsip atau metode aloKasi
- Mengatur penggolongan antara laba operasi normal dan laba yang bukan dari
operasional normal
7 Perubahan Akuntansi
Perubahan prinsip akuntansi tidak hanya mmepengaruhi laba rugi periode berjalan,
tetapi juga periode yang lalu. Perubahan akuntansi ada tiga, yaitu:
1. Perubahan dalam Prinsip Akuntansi
Perubahan ini timbul dari penerapan prinsip akuntansi yang baru yang berbeda dari
prinsip akuntansi yang dianut sebelumnya. Perubahan prinsip yang dimaksudkan
disini adalah perubahan dari prinsip yang diterima umum dengan prinsip yang lain
yang juga diterima umum yang lebih baik.
2. Perubahan dalam Taksiran
Perubahan taksiran yang lama menjadi taksiran yang baru. Perubahan taksiran dapat
mengubah biaya penyusutan
3. Perubahan dalam Pelaporan Entitas
Perubahan ini terjadi akibat dari perubahan yang material terjadi dalam entitas yang
sebelumnya dilaporkan melalui laporan keuangan.
PSAK memberikan pedoman terhadap perubahan akuntansi ini sebagai berikut:
1. Pengaruh kumulatif dari perubahan akuntansi yang baru dilaporkan dalam
perhitungan laba rugi periode berjalan, dan disajikan diantara pos luar biasa dan
laba bersih
2. Untuk perubahan penilaian persediaan dari atau ke metode LIFO di mana pengaruh
komulatif umumnya sulit ditemukan
3. Laporan keuangan harus dinyatakan kembali secara retroaktif untuk perubahan;
perubahan dalam metode akuntansi untuk kontrak pembangunan jangka panjang dan
perubahan atau dari metode biaya penuh dalam insdustri ekstraktif.
4. Sifat dan alasan dilakukannya perubahan dalam kebijaksanaan akuntansi harus
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan periode terjadinya perubahan.
68
8 Keterbatasan Laporan Keuangan
Bagaimanapun besarnya manfaat laporan keuangan, seorang user harus
memahami keterbatasan yang dimiliki laporan keuangan agar dalam membacanya tidak
menimbulkan salah tafsir. Sifat dan keterbatasan laporan keuangan adalah sebagai
berikut:
1. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah
lewat
2. Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan pihak tertentu
3. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan
berbagai pertimbangan
4. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material
5. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian
6. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa/
transaksi daripada bentuk hukumnya
7. Laporan keuangan disusun menggunakan istilah-istilah teknis dan pemakai laporan
diasumsikan memahami bahasa teknik akuntansi dan sifat dari informasi yang
dilaporkan
8. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan
variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antar
perusahaan
9. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantifiKasikan
umumnya diabaikan
69
BAB VI
AKUNTANSI KAS DAN LAPORAN ARUS KAS
Tujuan Belajar
Setelah mempelajari Bab ini saudara diharapkan mampu :
1. Memahami mengenai akuntansi kas
2. Memahami mengenai Laporan arus kas
70
AKUNTANSI KAS DAN LAPORAN KAS
alah satu fungsi yang paling dominan dari laporan keuangan adalah untuk
tujuan stewardship function, yaitu laporan keuangan harus dapat memberikan informasi
sejauh mana mengelola sumber daya yang dipercayakan kepadanya oleh para pemilik
modal.
71
2. TUJUAN LAPORAN ARUS KAS
Tujuan menyajikan Laporan Arus Kas adalah memberikan informasi yang
relevan tentang penerimaan dan pengeluaran Kas atau setara Kas dari suatu perusahaan
pada suatu periode tertentu. Laporan ini akan membantu para investor, kreditor dan
pemakai lainnya untuk:
1. Menilai kemampuan perusahaan untuk memasukan Kas dimasa yang akan datang
2. Menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannnya membayar
deviden dan keperluan dana untuk kegiatan ekstern
3. Menilai alasan-alasan perbedaan antara laba bersih dan dikaitkan dengan
penerimaan dan pengeluaran Kas
4. Menilai pengaruh investasi baik Kas maupun bukan Kas dan transaksi keuangan
lainnya terhadap posisi lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu
periode tertentu
Maksud Kas dalam laporan ini adalah Kas yang bersifat jangka pendek, dan
surat-surat berharga yang sangat lancar yang memenuhi syarat:
1. Setiap saat dapat ditukar menjadi Kas
2. Tanggal jatuh temponya sangat dekat, kecil perubahan nilai yang disebabkan
perubahan terhadap bunga (investasi yang jatuh tempo maksimal tiga bulan)
72
Contoh arus Kas dari kegiatan operasi adalah sebagai berikut: Penerimaan Kas dari
penjualan barang dan jasa, penerimaan dari piutang, penerimaan dari bunga dari
simpanan dana di Bank,dan semua penerimaan yang bukan berasal dari sebagian
yang sudah dimasukan dalam kelompok investasi pembiayaan, seperti jumlah uang
yang diterima dari tuntutan di pengadilan, klaim asuransi, kecuali yang
berhubungan dengan kegiatan investasi dan pembiayaan seperti kerusakan gedung,
pengembalian dana dari supplier (refund).
Contoh Arus Kas Keluar dari Kegiatan Operasi ini adalah sebagai berikut:
Pembayaran Kas untuk membeli bahan, pembayaran utang jangka pendek atau jang
panjang, pembayaran gaji pegawai, pembayaran pajak, pembayaran bunga, dan
pembayaran Kas yang tidak berasal dari transaksi investasi atau pembiayaan seperti
pembayaran tuntutan di pengadilan, pengembalian dana kepada langganan, dan
sumbangan. Semua transaksi yang memengaruhi aktiva lancar dan utang lancar
biasanya termasuk ke dalam kelompok itu.
Contoh Arus Kas Masuk dari Kegiatan Pembiayaan adalah penerimaan dan
pengeluaran surat berharga dalam bentuk ekuitas, penerimaan dan pengeluaran
obligasi, hipotek, wesel dan pinjaman jangka pendek lainnya
Contoh Arus Kas Keluar dari Kegiatan Pembiayaan adalah Pembayaran dividen dan
pembayaran bunga kepada pemilik akibat adanya surat berharga saham (equity),
pembayaran kembali utang yang dipinjam jangka panjang , pembayaran utang
kepada kreditor termasuk yang sudah diperpanjang
73
3. Arus Kas dari Kegiatan Investasi
Kegiatan yang termasuk dalam Arus Kas Kegiatan Investasi adalah perolehan dan
pelepasan aktiva jangka panjang baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud
serta investasi lain tidak termasuk setara Kas, antara lain menerima dan menagih
pinjaman, utang, surat berharga atau modal, aktiva tetap dan aktiva produktif
lainnya yang digunakan dalam proses produksi.
Contoh arus Kas masuk dari kegiatan Investasi adalah: Penerimaan pinjaman luar
baik yang baru maupun yang sudah lama, Penjualan saham baik saham, penerimaan
dari penjualan aktiva tetap dan aktiva produktif dan tidak berwujud lainnya.
Contoh Arus Kas Keluar dari Kegiatan Investasi adalah:
a. Pembayaran utang peusahaan dan pembelian kembali surat utang perusahaan
b. Pembelian saham perusahaan lain atau perusahaan sendiri
c. Perolehan aktiva tetap dan aktiva produktif lainnya.
74
(yang berkaitan dengan kegiatan investasi), Laba Rugi pembatalan utang
(transasksi pembiayaan).
75
HOTEL NUSA DUA
LAPORAN ARUS KAS
Untuk tahun yang berakhir pad a tanggal 31-12-200x
Rp. Rp.
A. Arus Kas dari kegiatan operasi:
Penerimaan Kas dari langganan xxxxx
Pembayaran Kas kepada Supplier &pegawai (xxxxx)
Penerimaan Deviden xxxxx
Penerimaan Bunga xxxxx
Pembayaran Bunga (xxxxx)
Pembayaran PAjak (xxxxx)
Penerimaan Klaim Asuransi xxxxx
Pembayaran tuntutan Pengadilan (xxxxx)
Kas Bersih yang berasal dari Operasi xxxxx
B. Arus Kas dari kegiatan Investasi
Penerimaan dari penjualan Aktiva Tetap xxxxx
Penerimaan dari penjualan Aktiv Tetap xxxxx
Pengeluaran Modal (Capital Expenditure) (xxxxx)
Pembelian perusahaan PT. Idapola (xxxxx)
Kas yang berasal dari Investasi (xxxxx)
C. Arus Kas Kegiatan Pembiayaan:
Penerimaan Pinjman BAru xxxxx
Penerimaan Lease (xxxxx)
Penerimaan dari Pengeluaran obligasi xxxxx
Penerimaan dan Penjualan Saham biasa xxxxx
Pembayaran Deviden (xxxxx)
Kas bersih dari kegiatan pembeljaan xxxxx
Kenaikan Kas xxxxx
Kas Awal Tahun xxxxx
Kas Akhir Tahun xxxxx
76
BAB VII
AKTIVA (ASSET)
Tujuan Belajar
Setelah mempelajari Bab ini saudara diharapkan mampu:
1. Menjelaskan Jenis-jenis Aset
2. Memahami pengukuran dan penilaian aset
77
AKTIVA (ASSET)
1. PENGERTIAN
APB dan Ijiri mendifinisikan aset sebagai sumber ekonomik karena adanya
unsure kelangkaan sehingga suatu entitas hasrus mengendalikannya dari akses pihak lain
melalui transaksi ekonomik. APB juga membedakan aset menjadi sumber ekonomik dan
nonsumber ekonomik. APB merinci aset yang digolongkan sebagai sumber ekonomik
sebagai berikut:
1. Sumber Produktif (Productive resource)
a. Sumber produktif kesatuan usaha yang meliputi bahan baku, gedung, pabrik,
perlengkapan, sumber alam, paten dan semacamnya, jasa dan sumber lain yang
digunakan dalam produksi barang dan jasa.
b. Hak kontraktual atas sumber produktif meliputi semua hak untuk menggunakan
sumber ekonomik pihak lain dan hak untuk mendapatkan barang atau jasa dari
pihak lain
2. Produk (product) yang merupakan keluaran kesatuan usaha terdiri atas:
a. Barang jadi yang menunggu penjualan
78
b. Barang dalam proses
3. Uang (money)
4. Klaim untuk menerima uang (claims to receive money)
5. Hak pemilikan atau investasi pada perusahaann lain (ownership interest in other
enterprises)
Pada dasar terdapat tiga karakteristik utama yang harus dipenuhi agar suatu objek
atau pos dapat disebut aset yaitu: (a) manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti,
(b) dikuasai dan dikendalikan oleh entitas, (c) timbul akibat transaksi masa lalu.
2. MANFAAT EKONOMIK
Untuk dapat disebut sebagai aset, suatu objek harus mengandung manfaat
ekonomik di masa datang yang cukup pasti. Sejalan dengan APB, FASB menyatakan
bahwa aset adalah sumber ekonomik karena potensi jasa atau utilitas yang melekat di
dalamnya yaitu suatu daya atau kapasitas langka yang dapat dimanfaatkan kesatuan
usaha dalam upayanya untuk mendatangkan pendapatan melalui kegiatan ekonomik
yaitu konsumsi, produksi dan pertukaran. Sumber selain kas mempunyai manfaat
ekonomik karena dapat ditukarkan dengan kas, barang atau jasa, karena dapat digunakan
untuk memproduksi barang dan jasa, atau karrena dapat digunakan untuk melunasi
kewajiban.
79
4. Perjanjian
5. Produksi/Transformasi
6. Penjualan
7. Lain-lain seperti pertukaran, peminjaman, penjaminan, pengkonsignaan, dan
berbagai transaksi komersil yang diakui hukum atau kebisaaan bisnis.
Pemerolehan perlengkapan secara tunai merupakan contoh penguasaan manfaat
ekonomik karena pembelian. Piutang dagang adalah manfaat ekonomik yang yang
dikuasai kesatuan usaha karena penjualan. Pendifinisian aset lebih difokuskan pada
manfaat ekonomik masa datang yang dikuasai oleh entitas dan baru kemudian pada
objek fisis dan pihak yang menyediakan manfaat. Dua entitas atau lebih dapat
menguasai secara bersama-sama satu objek fisis atau satu onggok jasa yang disediakan
pihak lain.
Karakteristik Pendukung
FASB menyebutkan beberapa karakteristik pendukung yang melibatkan kos,
berwujud, tertukarkan, terpisahkan dan berkekuatan hukum. Karakteristik pendukung
tersebut lebih menguatkan atau meyakinkan adanya aset tetapi tiadanya karakteristik
pendukung tidak menghalangi suatu objek untuk memenuhi syarat sebagai aset.
80
1. Melibatkan kos, pemerolehan aset pada umumnya melibatkan kos sebagai
penghargaan sepakatan. Bila kos terjadi karena pemerolehan suatu objek terjadi
akibat pertukaran atau pembelian, objek tersebut lebih kuat untu masuk sebagai aset.
Esensi aset lebih terletak pada manfaat ekonomik masa datang daripada pada
terjadinya kos.
2. Berwujud, keterwujudan bukan kriteria untuk mendifinisikan aset. Objek-objek
seperti hak paten, hak cipta, merk dagang, dan goodwill tetap dapat dimasukan
sebagai aset meskipun tidak berwujud fisis. Pada umumnya pos-pos takberwujud
yang masuk dalam kategori aset lancer tidak disebut sebagai aset takberwujud.
3. Tertukarkan, suatu sumber ekonomik harus dapat ditukarkan dengan sumber
ekonomik lainnya. Syarat ini diajukan dengan alasan bahwa manfaat ekonomik akan
menjadi cukup pasti dan terukur kalau suatu sumber ekonomik mempunyai daya
atau bilai tukar.
4. Terpisahkan, untuk dapat ditukarkan suatu sumber ekonomik harus dapat
dipisahkan dengan sumber ekonomik yang lain atau berdiri sendiri. Alasannya
adalah pengukuran goodwill sangat objektif dan hipotesis dan tujuan penyajian
neraca adalah melaporkan nilai bersih aset dan bukan nilai perusahaan secara
keseluruhan.
5. Berkekuatan hukum, penguasaan atau hak atas aset tidak harus didukung secara
yuridis formal. Klaim seperti piutang usaha tidak harus didukung oleh dokumen
yang mempunyai daya paksa secara hukum untuk memenuhi definisi aset
3. PENGUKURAN
Pengukuran bukan merupakan kriteria untuk mendifinisi aset tetapi merupakan
kriterian pengakuan aset. Salah satu kriteria pengakuan aset adalah keterukuran manfaat
ekonomik masa datang. Pengukuran adalah penentuan jumlah rupiah yang harus
dilekatkan pada suatu objek aset pada saat terjadinya yang dijadikan data drasar untuk
mengikuti aliran fisis objek tersebut. Kos mengalami tiga tahap perlakuan akuntansi
mengikuti aliran fisis yaitu:
a. Pengukuran, pengakuan dan klasifikasi pertama kali pada saat terjadinya, tahap
ini disebut pengukuran
81
b. Pencatatan berikutnya dalam rangka mengikuti aliran fisis aset berupa alokasi,
distribusi dan penggabungan untuk kepentingan internal/manajerial atau untuk
kepentingan pengkosan produk, ini disebut penelusuran
c. Pembebanan ke pendapatan periode berjalan atau periode-periode yang akan
datang, ini disebut pembebanan.
4. PENILAIAN
Pengukuran adalah penentuan angka satuan pengukur terhadap suatu objek untuk
menunjukan makna tertentu objek tersebut. Objek dapat berupa barang, jasa, binatang,
tubuh manusia, dan benda atau konstruk lainnya. Pengukuran bisaanya digunakan dalam
akuntansi untuk menunjuk proses penentuan jumlah rupiah yang harus dicatat untuk
objek pada saat pemerolehan. Penilaian bisaanya digunakan untuk menunjuk proses
penentuan jumlah yang harus dilekatkan pada tiap elemen atau pos stattemen keuangan
pada saat penyajian. Dalam penilaian suatu pos untuk tujuan penyajian, akuntansi dapat
menggunakan berbagai dasar penilaian bergantung pada makna yang ingin
dipresentasikan melalui pos statemen keuangan. Konsep dasar kontinuitas usaha
menempatkan aset sebagai sisa potensi jasa yang akan menjadi upaya dalam
menghasilkan pendapatan sehingga dasar penilaian yang paling menggambarkan makna
tersebut adalah kos historis.
Tujuan Penilaian Aset
Karena aset merupakan elemen pembentuk posisi keuangan sebagai informasi
semantik bagi investor dan kreditor, tujuan penilaian aset harus berpaut dengan tujuan
pelaporan keuangan. Tujuan pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
dapat membantu investor dan kreditor dalam menilai jumlah, saatdan ketidakpastian
82
aliran kas bersih ke badan usaha. Tujuan penilaian aset adalah merepresentasi atribut
pos-pos aset yang berpaut dengan tujuan pelaporan keuangan dengan menggunakan
basis penilaian yang sesuai.
Konsep nilai masukan dan keluaran sebenarnya berkaitan dengan konsep kesatuan
usaha yang dianggap menguasai sumber ekonomik (aset) dan harus mempertanggung
jelaskan aset tersebut.
Nilai Masukan
Nilai masukan didasarkan atas jumlah yang harus dikeluarkan atau dikorbankan
untuk memperoleh aset atau objek jasa tertentu yang masuk dalam unit usaha. Tujuan
menyajikan makna aset ini adalah untuk menunjukan aliran kas yang akan keluar dari
unit usaha maka nilai masukan merupakan alternative nilai keluaran untuk objek jasa
bila memang tidak ada pasar objek tersebut sehingga nilai keluaran tidak dapat diukur
83
dengan cukup pasti dan andal. Nilai masukan menunjukan secara konservatif nilai
maksimum objek jasa atau pos aset bersangkutan.
Kos Historis
Kos historis sebagai nilai masukn merupakan pengukur potensi jasa yang paling
objektif untuk pos aset yang baru diperoleh. Kos menunjukan hargappertukaran pada
saat terjadinya. Salah satu keunggulan kos historis sari suatu konsep penilaian adalah
dapat diujinya hasil penilaian tersebut karena kos historis terjadi dari hasil kesepakatan
dua pihak yang independen. Kos historis merupakan nilai kesepakatan terendah bagi
pembeli karena dianggap pembeli tidak dapat memperoleh barang/jasa yang sama
ditempat lain dengan nilai lebih rendah. Beberapa konsep kos masukan historis diajukan
sebagai jawaban antara lain:
a. Kos Bijaksana, adalah kos selayaknya manajemen bijaksana, atau hati-hati
bersedia membayarnya untuk suatu objek
b. Kos standar, adalah kos yang seharusnya terjadi dalam kondisi proses produksi
tertentu yang diasumsi
c. Kos asli, merupakan kos suatu aset bagi perusahaan yang pertama kali
menempatkannya untuk digunakan dalam layanan publk.
Kos Pengganti
Kos pengganti atau kos masukan sekarang atau kos sekarang menunjukan jumlah
rupiah harga pertukaran atau kesepakatan yang diperlukan sekarang oleh unit usaha
untuk memperoleh aset yang sama jenis dan kondisinya atau penggantinya yang setara.
Kos pengganti hampir sama konsepnya dengan kos standar sekarang. Kos standar
sekarang adalah berapa kos yang seharusnya untuk menghasilkan suatu produk dengan
kondisi harga, teknologi dan effisiensi sekarang. Beberapa alternatif penilaian lain yang
masuk dalam katagori nilai pengganti antara lain:
a. Nilai penaksiran, adalah nilai taksiran kos sekarang atau nilai sekarang yang
ditentukan dengan prosedur dan analisis sistematik pleh pihak independen yang
kompeten
84
b. Nilai wajar, berarti jumlah rupiah yang dapat diterima untuk suatu objek dalam
suatu transaksi antara pihak-pihak yang berkehendak bebas tanpa tekanan atau
keterpaksaan
c. Nilai terealisasi bersih dikurangi laba normal, adalah nilai yang diharapkan
merepresentasi kos pengganti bila data untuk menenttukan kos penggantti tidak
tersedia.
Kos Harapan
Secara semantik, kos harapan suatu aset adalah nilai pengorbanan ekonomik di
masa datang seandainya potensi jasa aset tersebut diperoleh secara bagian demi bagian
dan bukan sekaligus. Untuk penilaian sekarang, kos harapan harus didiskun menjadi kos
harapan sekarang atau kos masukan masa datang didiskon. Kos harapan aset adalah nilai
sekarang pembayaran kas di masa datang. Kos fasilitas fisis yang diperoleh dengan
sewaguna menunjukan nilai atas dasar kos masa datang didiskun ini. Pos aset tetap
berwujud pada umumnya dapat menggunakan dasar penilaian ini baik pada saat
diperoleh maupun pada saat diperoleh maupun pada saat pelaporan keuangan.
Nilai Keluaran
Penerapan penilaian atas dasar nilai masukan di atas harus mempertimbangkan
pos yang dinilai, tujuan penilaian, dan kondisi yang berpaut untuk tiap dasar penilaian.
Nilai keluaran didasarkan atas jumlah rupiah kas atau penghargaan lainnya yang
diterima suatu unit usaha apabila suatu aset atau potensi jasa akhirnya keluar dari
kesatuan usaha melalui pertukaran atau konversi.
85
neto adalah seluruh kas yang akhirnya berhasil diperoleh atas konversi piutang atau
penjualan barang dagangan sampai tuntas transaksinya.
86
Kos atau Pasar yang lebih Rendah
Penilaian atas dasar kos atau pasar yang lebih rendah merupakan kombinasi nilai
masukan dan keluaran karena pengertian pasar dalam hal ini dapat berarti pasar barang
masukan atau keluaran. Penggunaan konsep penilaian ini didasari oleh konsep dasar
konservatisme. Secara teoritis penilaian atas dasar kos atau pasar yang lebih rendah
mempunyai banyak kelemahan sehingga mengundang banyak kritik antara lain:
a. Konservatisme cenderung merendahkan aset total
b. Lebih rendahnya sediaan akhir pada suatu periode akan berakibat lebih
rendahnya biaya pada periode berikutnya
c. Terjadinya inkosistensi penilaian baik dalam suatu tahun atau antarperiode
d. Salah satu argument digunakannya metode KAPYLR adalah bila terjadi
penurunan manfaat akibat kerusakan, keusangan, perubahan harga, atau
kemampuan mendatangkan laba maka selayaknyalah bahwa kos juga harus
diturunkan.
Kalau kos pengganti sediaan akhir ditentukan di bawah batas bawah, pada saat penjualan
sediaan tersebut di awal tahun berikut, laba yang diperoleh akan lebih tinggi dari laba
normal sehingga diperoleh untung yang tidak dilaporkan.
87
d. Net Realizable Value. Beberapa jenis piutang jangka pendek dan sediaan barang
disajikan sebesar nilai terealisasi bersih yaitu jumlah rupiah kas atau setaranya yang
akan diterima dari aset tersebut dikurangi dengan pengorbanan yang diperlukan untuk
mengkonversikan aset tersebut menjadi kas atau setaranya
e. Present Value of Future Cash Flows. Piutang dan investasi jangka panjang disajikan
sebesar nilai sekarang penerimaan kas di masa mendatang sampai piutang terlunasi
dikurangi dengan tambahan kos yang mungkin diperlukan untuk mendapatkan
penerimaan tersebut.
Pengakuan
Suatu jumlah rupiah atau kos diakui sebagai aset apabila jumlah rupiah tersebut
timbul akibat transaks, kejadian atau keadaan yang mempengaruhi aset. Pada umumnya
pengakuan aset dilakukan bersamaan dengan adanya transaksi, kejadian, atau keadaan
tersebut. Disamping memenuhi definisi aset kriteria keterukuran, keterpautan dan
keberadaan harus dipenuhi juga. Kondisi perlu dan kondisi cukup untuk menguji secara
rinci untuk mengakui aset antara lain:
a. Deteksi adanya aset
b. Sumber ekonomik dan kewajiban
c. Berkaitan dengan entitas
d. Mengandung nilai
e. Berkaitan dengan waktu pelaporan
f. Verifikasi
Beban Tangguhan
Diperlakukan sebagai aset meragukan karena manfaat ekonomik masa depan
tidak cukup pasti sementarakalau diperlakukan sebagai biaya atau dibebankan ke
pendapatan terjadinya juga tidak pas, dierlakukan sebagai rugi juga tidak tepat karena
kos merepresentasi upaya yang sah dan wajar. Kesulitan-kesulitan ini menimbulkan
praktik bahwa kos-kos semacam ini ditampung dalam satu pos yang disebut beban
tangguhan. Kos yang mempunyai karakteristik unik sehingga menimbulkan masalah
penangguhan pembebanan misalnya adalah kos yang terlibat dalam transaksi, kejadian
atau keadaan berikut:
88
a. Sewaguna
b. Bunga selama masa konstruksi aset tetap
c. Riset dan pengembangan
d. Eksplorasi minyak dan gas bumi
e. Rugi selain kurs valuta asing atau penjabaran valuta asing
f. Sumber daya manusia
g. Kos organisasi
Periode Kapitalisasi
Kapitalisasi kos bunga diperhitungkan untuk periode pemuerolehan sehingga
periode tersebut menjadi periode kapitalisasi. Periode kapitalisasi dimulai ketika tiga
kondisi dipenuhi yaitu:
1. Pengeluaran untuk pembangunan aset telah telah dilakukan atau terjadi
2. Kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pembangunan sampai
siap dipakai masih berlangsung
3. Kos bunga telah terhimpun atau terjadi bersamaan dengan berjalannya
pebangunan aset
Kapitalisasi bunga dapat terus dilakukan untuk tiap periode akuntansi selama tiga
kondisi di atas dipenuhi. Periode kapitalisasi akan berakhir apabila konstruksi
bersangkutan secara substansial telah selesai dan siap dioperasikan.
89
Pengungkapan
Perlunya adanya pengungkapan tentang sebagian atau seluruh bunga dikapitalisasi
sehingga stateman keuangan tidak menyesatkan. Standar akutansi kapitalisasi bunga
juga menentukan informasi tambahan yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan.
Hal-hal yang perlu diungkapkan antara lain:
1. Bila tidak ada kos bunga yang dikapitalisasi, total bunga yang terjadi selama
periode dan dibebankan sebagai biaya bunga periode tersebut
2. Bila sebagian kos bunga dikapitalisasi, bunga total yang terjadi dan bagian yang
dikapitalisasi
Penyajian
Prinsip akuntansi berterima umum, terutama standar akuntansi, menetapkan
penyajian dan pengungkapan tiap pos-pos aset. Pengungkapan dan penyajian pos-pos
aset harus dipelajari yang mengatur tiap pos. secara umum, prinsip akuntansi berterima
umum member pedoman penyajian dan pengungkapan aset sebagai berikut:
1. Aset disajikan disisi debit atau kiri dalam neraca berformat akun atau di bagian atas
dalam neraca berformat aturan
2. Aset diklasifikasikan menjadi aset lancer dan tetap
3. Aset diurutkan penyajiannya atas dasar likuiditas atau kelancarannya, yang paling
lancar dicantumkan pada urutan pertama
4. Kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan pos-pos tertentu harus diungkapkan
90
BAB VIII
KEWAJIBAN
Tujuan Belajar
Setelah mempelajari Bab ini saudara diharapkan mampu:
1. Menjelaskan Jenis-jenis Kewajiban
2. Memahami mengenai pengakuan dan pengungkapan kewajiban
91
KEWAJIBAN
lemen laporan neraca adalah kewajiban yang berada pada sisi kanan.
Kewajiban ini merupakan sumber danan yang berasal dari pihak ketiga.
1. PENGERTIAN
FASB mendifinisikan kewajiban dalam kerangka konseptualnya sebagai berikut
“kewajiban adalah pengorbanan manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti yang
timbul dari keharusan sekarang suatu kesatuan usaha untuk mentransfer aset atau
menyediakan/ menyerahkan jasa kepada kesatuan lain di masa datang sebagai akibat
transaksi atau kejadian masa lalu”. Definisi FASB digunakan sebagai basis pembahasan
karena cukup lengkap secara semantik. Artinya definisi tersebut telah mencangkupi
berbagai gagasan atau kata kunci yang terkandung dalam beberapa definisi kewajiban
oleh sumber-sumber yang lain. Secara umum kewajiban mempunyai tiga karakteristik
utama yaitu: (a)pengorbanan manfaat ekonomik masa datang, (b) keharusan sekarang
untuk mentranfer aset, dan (c)timbul akibat transaksi masa lalu.
92
Keharusan Sekarang
Untuk dapat disebut sebagai kewajiban, suatu pengorbanan ekonomik masa
datang harus timbul akibat keharusan sekarang. Pengertian sekarang dalam hal ini
mengacu dua hal yaitu waktu dan adanya. Waktu adalah tanggal pelaporan (neraca).
Objek yang nyata sebenarnya adalah keharusan yang sekarang ada. Jadi keharusan
sekarang seharusnya menjadi focus atau kata kunci definisi. Pengorbanan sumber
ekonomik masa datang sebenarnya sama maknanya dengan transfer aset atau
penyerahan jasa di masa datang sehingga definisi FASB berlebihan. Keharusan
mengorbankan sumber ekonomik dapat timbul akibat perjanjian antara dua usaha,
pengenaan/ pemaksaan pada entitas oleh pemerintah atau pengadilan atau kondisi
lingkungan bisnis.
a. Keharusan kontraktual, adalah keharusan yang timbul akibat perjanjian atau
peratuuran hukum yang ada di dalamnya kewajiban bagi suatu kesatuan usaha
dinyatakan secara eksplisit atau implicit dan mengikat.
b. Keharusan konstruktif, adalah keharusan yang timbul akibat kebijakan kesatuan
usaha dalam rangka menjalankan dan memajukan usahanya untuk memenuhi apa
yang disebut praktik usaha yang baik atau etika bisnis dan bukan untuk
memenuhi kewajiban yuridis.
c. Keharusan demi keadilan, adalah keharusan yang ada sekarang yang
menimbulkan kewajiban bagi perusahaan semata-mata karena panggilan etis atau
moral daripada karena peraturan hukum atau praktek bisnis yang sehat.
d. Keharusan bergantung atau bersayarat, adlah keharusan yang pemenuhannya
tidak pasti karena bergantung pada kejadian masa datang atau terpenuhinya
syarat-syarat tertentu di masa datang. Keberantungan adalah suatu kondisi,
situasi, atau serangkaian keadaan yang melibatkan ketidakpastian yang
menyangkut laba atau rugi yang mungkin terjadi. Munculan yang harus
dikonfirmasi dengan kejadian atau syarat masa datang untuk kedua
kebergantungan tersebut adalah:
1. Yang berkaitan dengan kebergantungan laba: pemerolehan aset versus tidak
atau pengurangan suatu kewajiban versus tidak
2. Yang berkaitan dengan kebergantungan rugi: hilangnya atau turunya nilai
suatu aset versus tidak atau timbulnya suatu kewajiban versus tidak
93
Keharusan bergantung merupakan salah satu bentuk kebergantungan yang
berkaitan dengan rugi. FASB menjelaskan bahwa tidak dapat kebergantungan
rugi, kemungkinan atau kebolehjadian bahwa suatu atau beberapa kejadian masa
datang akan memastikan muunculan dapat berkisar dari cukup pasti, agak pasti
dan jauh dari pasti.
Keharusan sekarang merupakan karakteristik dari kewajiban. Keempat keharusan di atas
merupakan keharusan sekarang yang memenuhi kriteria kewajiban.
94
sendirinya menciptakan kewajiban yang harus diakui, perlu dipelajari karakteristik dari
kontrak tersebut. Transaksi atau kejadian yang dapat dijadikan dasar atau menandai saat,
titik atau tanggal pengakuan hak dan kewajiban dalam suatu kontrak memang sangat
pelik. Titik atau saat tersebut dapat berupa:
1. Tanggal kontrak ditandatangani
2. Tanggal objek kontrak telah diperoleh salah satu pihak
3. Tanggal objek kontrak telah siap digunakan oleh salah satu pihak
4. Tanggal objek kontrak telah dipisahkan untuk digunakan oleh pihal lain
5. Tanggal objek kontrak telah diserahkan
6. Tanggal telah diterima/dibayarnya uang muka, kalau ada
7. Dalam kasus kontrak konstruksi jangka panjang
a. Suatu titik selama konstruksi berjalan
b. Pada saat konstruksi dimulai
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan untuk memilih aset yang tepat antara lain:
a. Pemenuhan definisi aset dan kewajiban
b. Kekuatan mengikat yaitu seberapa kuat bahwa pelaksanaan kontrak tidak dapat
dibatalkan
c. Kebermanfaatan bagi keputusan
Karakteristik pendukung hanya menegaskan adanya kewajiban tetapi tidak membatalkan
suatu objek untuk disebut sebagai kewajiban. Karakteristik pendukung antara lain:
1. Keharusan membayar kas, pelunasan kewajiban pada umumnya dilakukan
dengan pembayaran kas. Keharusan membayar kas pada waktu dan jumlah
rupiah tertentu di masa datang merupakan petunjuk yang kuat atau jelas
mengenai adanya kewajiban.
2. Identitas terbayar jelas, bila identitas terbayar sudah jelas, hanya menguatkan
bahwa kewajiban memang ada tetapi untuk menjadi kewwajiban identitas
terbayar tidak harus dapat ditentukan pada saat keharusan terjadi
3. Berkekuatan hukum, keharusan suatu entitas untuk mengorbankan manfaat
timbul akibat klaim yuridis yang mempunyai kekuatan memaksa
95
3. PENGAKUAN, PENGUKURAN DAN PENILAIAN
Sebagai bayangan cermin aset, kewajiban juga harus diukur dan diakui pada saat
terjadinya. Aset diukur atas dasar penghargaan sepakatan (kos). Aset yang direpresentasi
oleh kos mengalami tiga tahap perlakukan (pemerolehan, pengolahan dan penyerahan),
kewajiban sebenarnya juga mengalami tiga tahap perlakuan yaitu: penanggungan
(pengakuan terjadinya), penelusuran dan pelunasan (penyelesaian). Kaidah pengakuan
merupakan prosedur aplikasi untuk menandai adanya elemen dan saat dipenuhinya
kriteria pengakuan umum. Empat kaidah pengakuan untuk menandai pengakuan
kewajiban yaitu:
a. Ketersediaan dasar hukum
b. Keterterapan konsep dasar konservatisma
c. Ketertentuan substansi ekonomik transaksi
d. Keterukunan nilai kewajiban
Kewajiban kontraktual, konstruktif dan demi keadilan dalam beberapa kasus juga
bersifat bergantung terutama bila kewajiban tersebut melibatkan penaksiran jumlah masa
depan yang meragukan. Rugi bergantung dapat diakui dengan landasan konsep dasar
konservatisme.
Pengakuan dilakukan setelah suatu kewajiban terukur dengan cukup pasti. Dasar
pengukuran aset yang paling objektif adalah kos tunai atau kos tunai implisit. Karena
kewajiban merupakan bayangan cermin aset, pengukurannya juga mengikuti pengukuran
aset. Nilai nominal atau jatuh tempo utang obligasi sering dianggap sebagai jumlah
rupiah kesepakatan pada saat penerbitan obligasi baik bagi penerbit maupun kreditor.
Diskun obligasi merupakan bunga yang belum dibayar, yaitu bagian bunga efektif total
yang baru akan dibayar pada saat utang oblihasi jatuh tempo. Kewajiban dapat bersifat
moneter dan nonmoneter.
96
Penilaian kewajiban pada saat tertentu adalah penentuan jumlah rupiah yang harus
dikorbankan seandainya pada saat tersebut kewajiban harus dilunasi. Penilaian adalah
penentuan nilai sekarang kewajiban.
Pelunasan adalah tindakan atau upaya yang sengaja dilakukan oleh kesatuan usaha untuk
memenuhi kewajiban pada saatnya dan dlaam kondisi normal usaha sehingga bebas dari
kewajiban tersebut. Pelunasan bisaanya merupakan pemenuhan secara langsung kepada
pihak yang berhutang.
Nilai diskunan aliran kas Kewajiban moneter Utang obligasi dan utang
masa datang (Discounted jangka panjang jumlah wesel jangka panjang
value of future cash flows) rupiah maupun saat
pembayaran cukup
pasti
Untuk melunasi kewajiban, suatu entitas dapat mentransfer aset financial barang atau
jasa. Pada umumnya bila kewajiban telah dilunasi dengan mentransfer secara penuh kas,
97
barang atau jasa ke debitor, maka pada saat itu pelunasan dianggap lunas. Pelunasan
kewajiban dilakukan dengan transfer aset financial yang menimbulkan keterlibatan
berlanjut pentransfer dengan aset transferan atau tertransfer. Bila kewajiban dilunasi
pada saat jatuh tempo, nilai jatuh tempo dengan sendirinya merefleksi nilai sekarang
kewajiban sehingga tidak ada selisih antara jumlah rupiah yang dibayar dan nilai
nominal. Penarikan kembali obligasi yang beredar adalah suatu transaksi yang
mempengaruhi kontrak antara debitor dan kreditor tetapi transaksi ini sangat berbeda
dengan transaksi aliran kegiatan operasi dan transaksi penggunaan aset.
Obligasi terkonversi pada umumnya diterbitkan untuk menarik investor karena mereka
dapat menggeser riiko untuk mengubah status sekuritas menjadi lebih menguntungkan.
Obligasi terkonversi bisaanya mempunyai karakteristik:
a. Tingkat bunga nominal jauh dibawah tingkat bunga pasar untuk obligasi bisaa
yang setara
b. Harga konversi yang ditetapkan lebih tinggi dari harga pasar saham bisaa
c. Harga konversi tidak pernah menurun selama masa hak konversi kecuali karena
penyesuaian yang diperlukan akibat pengambilan hak yang melekat pada saham
bisaa seperti dalam hal terjadi pemecahan saham atau dividen saham
Dasar pikiran yang melandasi perlakuan sebagai utang semata-mata dapat dikemukakan
sebagai berikut:
a. Utang obligasi terkonversi merupakan sekuritas hibrida sehingga harus
dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan
b. Penilaian hak konversi akan bersifat subjektif karena ketidakterpisahan kedua
komponen.
4. PENYAJIAN
Secara umum kewajiban disajikan dalam neraca atas dasar urutan kelancarannya
sejalan dengan penyajian aset. PSAK No. 1 (pasal 39) menggariskan bahwa aset lancer
disajikan menurut urutan likuiditas sedangkan kewajiban disajikan menurut urutan jatuh
tempo artinya kewajiban jangka pendek disajikan lebih dulu sebelum kewajiban jangka
panjang. Kewajiban jangka diklasifikasikan sebagai jangka pendek bila:
a. Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi
perusahan, atau
98
b. Jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca
Kewajiban tidak selayaknya disajikan di neraca dengan mengkompensasinya atau
mengkontranya dengan aset yang dianggap berkaitan. Secara umum pengkompensasian
aset dan kewajiban dalam neraca adalah tidak layak kecuali terdapat hal mengontra. Hak
mengontra adalah hak yuridis, lantaran kontrak lainnya untuk menghapus semua atau
sebagian utang kepada pihak lain dengan cara mengkompensasi utang tersebut dengan
jumlah yang pihak lain berutang kepada debitor.
99
BAB IX
PENDAPATAN
Tujuan Belajar
Setelah mempelajari Bab ini saudara diharapkan mampu:
1. Menjelaskan mengenai pendapatan
2. Memahami pengakuan dan pengungkapan pendapatan
100
PENDAPATAN
1. PENGERTIAN
Berbagai karakteristik dilekatkan pada pengertian pendapatan. Berbagai sumber
memaknai pendapatan yang kurang lebih sama walaupun terdapat variasi. Beberapa
pengertian pendapatan antara lain:
1. Aliran masuk atau kenaikan aset
2. Kegiatan yang merepresetansi operasi utama atau sentral yang menerus
3. Pelunasan, penurunan atau pengurangan kewajiban
4. Suatu entitas
5. Produk perusahaan
6. Pertukaran produk
7. Menyandang beberapa nama atau mengambil beberapa bentuk
8. Mengakibatkan kenaikan ekuitas
Kenaikan Aset
Untuk dapat mengatakan bahwa pendapatan ada atau timbul, harus terjadi
transaksi atau kejadian yang menaikan aset atau menimbulkan aliran masuk aset. Aset
dapat bertambah karena berbagai transaksi, kejadian atau keadaan sebagai berikut:
a. Transaksi pendanaan yang berasal dari kreditor dan investor
b. Laba yag berasal dari kegiatan investasi, misalnya penjualan aset tetap, surat
berharga, segmen bisnis dan anak perusahaan
c. Hadiah, donasi atau temuan
d. Revaluasi aset yang telah ada
e. Penyediaan dan/atau penyerahaan produk (barang dan jasa)
Untuk disebut sebagai pendapatan, aliran aset masuk adalah jumlah rupiah. Pendifinian
pendapatan sebagai kenaikan aset merupakan pendifinisian dengan konsep aliran masuk.
101
2. OPERASI UTAMA BERLANJUT
Tidak semua kenaikan aset membentuk pendapatan. Kegiatan utama atau sentral
yang menerus atau berlanjut merupakan karakteristik yang membantu kenaikan yang
dapat disebut pendapatan. Kenaikan aset harus berasal dari kegiatan operasi dan bukan
kegiatan investasi dan pendanaan. Produk perusahaan harus diartikan sebagai seluruh
jenis barang dan jasa yang disediakan atau diserahkan kepada pelangganan tanpa
memandang jumlah rupiah relative tiap jenis produk tersebut atau sering tidaknya
produk tersebut dihasilkan. Pengertian operasi utama menunjuk kegiatan sebagaimana
pengertian operasi dalam klasifikasi kegiatan yang membentuk statemen aliran kas yaitu
operasi, investasi dan pendanaan.
Penurunan Kewajiban
Pendapatan tidak hanya didefinisi dari sudut kenaikan aset tetapi juga dari
penurunan atau pelunasan kewajiban. Hal ini terjadi bila suatu entitas telah mengalami
kenaikan aset sebelumnya misalnya menerima pembayaran di muka dari pelanggan.
Penerimaan ini bukan merupakan pendapatan karena perusahaan belum melakukan
prestasi yang menimbulkan hak penuh atau aset yang diterima. Pengiriman barang atau
pelaksanaan jasa akan mengurangi kewajiban yang menimbulkan pendapatan. Kejadian
pengiriman barang mengubah kewajiban menjadi pendapatan.
102
Kenaikan Aset
Pendapatan didefinisi sebagai kenaikan aset bukannya kenaikan ekuitas bersih
meskipun kenaikan aset tersebut akhirnya berpengaruh terhadap kenaikan ekuitas bersih.
Aset yang masuk itu disebut dengan pendapatan. Ekuitas secara konseptual adalah utang
perusahaan kepada pemilik. Naiknya aset karena pendapatan akan mengakibatkan
naiknya ekuitas. Ekuitas naik karena pendapatan. Naiknya ekuitas merupakan
konsekuensi bukan sumber pendaptan sehingga pendapatan tidak dapat didefinisi
sebagai kenaikan ekuitas.
Produk Perusahaan
Definisi yang netral terhadap konsep aliran adalah definisi oleh Paton dan
Littleton yang menyatakan bahwa pendapatan adalah produk perusahaan. Pendapatan
didefinisi secara fisis bukan moneter. Aliran aset dari pelanggan berfungsi hanya sebagai
pengukur tetapi bukan pendapatan itu sendiri, produk fisis yang dihasilkan oleh kegiatan
usaha itulah yang merupakan pendapatan. Pendapatan terjadi pada saat produk terbentuk
bahkan selama proses produksi. Hal ini mengatasi kelemahan konsep aliran keluar dan
menjadi landasan apa yang nanti disebut proses pembentukan pendapatan. Ada dua
aliran yang berkaitan dengan pendapatan yaitu:
a. Aliran fisis, yaitu
1. Kejadian memproduksi dan menjual produk
2. Objek, yaitu produk fisis itu sendiri
b. Aliran moneter berupa
1. Kejadian menaiknya nilai aset perusahaan karena produksi atau penjualan
produk ke konsumer
2. Objek, yaitu jumlah rupiah (kos atau nilai) aset atau produk yang dihasilkan
atau dijual.
Pertukaran
Paton dan Littleton memasukan kata pertukaran dalam definisinya karena
pendapatan akhirnya harus dinyatakan dalam satuan moneter untuk dicatat dalam system
pembukuan. Satuan moneter yang paling objektif adalah kalau jumlah rupiah tersebut
103
merupakan hasil transaksi atau pertukaran antara pihak independen. Pendapatan untuk
suatu periode merupakan merupakan akumulasi pendapatan yang diukur secara objektif.
Untung
Seperti pendapatan, kata kunci yang melekat pada pengertian untung adalah:
a. Kenaikan ekuitas (aset bersih)
b. Transaksi peripheral atau insendental
c. Selain yang berupa pendapatan atau investasi oleh pemilik
FASB merinci transaksi, kejadian atau keadaan yang menimbulkan untung menjadi
empat sumber atau karakteristik yaitu:
a. Periferal dan insidental, misalnya penjualan invesatsi dalam surat-surat berharga,
penjualan aset tetap, pelunasan utang obligasi sebelum jatuh tempo
b. Transfer nontimbal-balik dengan pihak lain, antara lain hadiah dan donasi dan
penerimaan ganti rugi pemenangan tuntutan perkara hukum
c. Penahanan aset, misalnya kenaikan harga sekuritas investasi, kenaikan nilai tukar
valuta asing
d. Factor lingkungan, misalnya ganti rugi asuransi musibah alam yang melebihi kos
aset yang rusak
3. PENGAKUAN PENDAPATAN
Pengakuan adalah pencatatan jumlah secara resmi ke dalam system akuntansi
sehingga jumlah tersebut terefleksi dalam statemen keuangan. Pengertian dan definisi
pendapatan harus dipisahkan dengan pengakuan pendapatan bahkan pengertian
pendapatan sebenarnya juga dipisahkan dengan pengukuran pendapatan. Pengakuan
pendapatan tidak boleh menyimpang dari landasan konseptual. Secara konseptual
104
pendapatan hanya dapat diakui kalau memenuhi kualitas keterukuran dan keterandalan
kedua kriteria harus dipenuhi untuk pengakuan pendapatan.
Pembentukan Pendapatan
Pembentukan pendapatan adalah suatu konsep yang berkaitan dengan masalah
kapan dan bagaimana sesungguhnya pendapatan itu timbul atau menjadi ada. Konsep
pembentukan pendapatan menyatakan bahwa pendapatan terbentuk, terhimpun atau
terhak bersamaan dengan dan melekat pada seluruh atau totalitas proses berlangsungnya
operasi perusahaan dan bukan sebagai hasil transaksi tertentu. Operasi perusahaan
meliputi kegiatan produksi, penjualan dan pengumpulan piutang. Konsep pembentukan
ini sering disebut pendekatan proses pembentukan pendapatan atau pendekatan kegiatan.
Realisasi Pendapatan
Dengan konsep Realisasi pendapatan baru dapat dikatakan terjadi atau terbentuk
pada saat terjadi kesepakatan atau kontrak dengan pihak independen untuk membayar
produk baik produk telah selesai dan diserahkan ataupun belum dibuat sama sekali.
Konsep penghimpunan danrealisasi pendapatan sangat penting artinya dalam pengakuan
pendapatan. Konsep realisasi lebih berkaitan dengan masalah pengukuran pendapatan
secara objektif dan lebih bersifat kriteria pengakuan daripada bersifat makna
pendapatan. Konsep realisasi ataupendekatan transaksi lebih menekankan kejadian yang
dapat menandai pengakuan pendapatan yaitu:
a. Kepastian perubahan produk menjadi potensi jasa lain melalui proses penjualan
yang sah atau semacamnya
b. Penguatan atau validasi transaksi penjualan tersebut dengan diperolehnya aset
lancar
105
a. Terealisasi atau cukup pasti terealisasi, Pendapatan baru diakui setelah
pendapatan tersebut terealisasi atau cukup pasti terealisasi
b. Terbentuk/ terhak, pendapatan baru diakui setelah terbentuk
Pendapatan baru dapat diakui setelah memenuhi syarat yaitu:
a. Keterukuran nilai aset
b. Adanya suatu transaksi
c. Proses penghimpunan secara substansial telah selesai
Akresi
Berkaitan dengan pengakuan pendapatan sebagai fungsi kegiatan produksi adalah
masalah akresi (accreation) yaitu pertambahan nilai akibat pertumbuhan fisis atau
proses alamiah lainnya. Akresi memenuhi pengertian pendapatan karena aset jelas
telah bertambah dan banyaknya tambahan fisis tersebut dapat ditentukan secara
objektif. Dari segi pelaporan laba periodic tidak diakuinya sebagai pendapatan
106
bukan berarti meniadakan arti penting akresi, lebih-lebih untuk kepentingan analisis
internal.
Apresiasi
Mirip dengan akresi, apresiasi adalah selisih nilai pasar wajar, aset perusahaan
dengan kos. Berbeda dengan akresi, apresiasi berlaku untuk semua jenis aset tidak
terbatas pada aset yang dikatagorikan sebagai produk. Disbanding akresi, apresiasi
memiliki kelemahan antara lain bukan merupakan transaksi dan tidak objektif.
Penghematan Kos
Pendapatan tidak timbul dalam proses pemerolehan aset. Pendapatan harus
meruupakan produk perusahaan atau hasil kegiatan produktif. Potongan tunai dan
keringan-keringan yang terjadi dalam pembelian barang atau jasa bukanlah
pendapatan melainkan merupakan pengurangan kos atau penghematan kos.
C. Pada Saat Produksi Selesai
Pengakuan pendapatan atas dasar saat produk selesai diproduksi dapat dianggap
layak untuk industry ekstraktif termasuk pertanian. Pengakuan pendapatan atas
dasar saat produk selesai mempunyai alasan logis yang kuat dalam industry
ekstraktif, namun penggunaan secaraumum kurang dapat diterima.
D. Pada Saat Penjualan
Pengakuan ini merupakan dasar yang paling umum karena pada saat penjualan
kriteria penghimpunan dan realisasi telah dipenuhi. Saat penjualan merupakan saat
yang kritis dalam operasi perusahaan sehingga menjadi standar utama dalam
pengakuan pendapatan. Beberapa cara mengatasi masalah yang timbul dalam
mengakui pendapatan pada saat penjualan yaitu:
a. Kembalian dan Potongan Tunai
b. Kos Purnajual
c. Kerugian Piutang
d. Transaksi Penjualan
E. Pada Saat Kas Terkumpul
Pengakuan pendapatan pada saat kas terkumpul sebenarnya merupakan pengakuan
pendapatan berdasarkan asas kas. Sebagai penyimpangan dari standar pengakuan
107
seluruh pendapatan pada saat penjualan, penerapan dasar kas paling banyak
dijuampai dalam perusahaan jasa dan penjualan yang melakukan penjualan
angsuran. Berbeda dengan pengakuan pada saat kontrak yang barangnya belum
diserahkan, pengakuan dasar kas digunakan untuk transaksi penjualan yang barang
dan jasanya telah diserahkan/dilaksanakan tetapi kasnya baru akan diterima secara
berkala dalam waktu yang cukup panjang. Kelayakan pengakuan ini terjadi seperti :
a. Jasa Dikonsumsi Dalam Jangka Pendek
b. Jasa Dikonsumsi Dalam Jangka Panjang
c. Argumen Pendukung
d. Alasan Penyanggah
e. Prosedur Akuntansi Dasar Kas
f. Biaya Administrasi dan Penjualan
g. Saat Pengakuan Penjualan Jasa
108
beberapa untung atau rugi dapat diakui pada saat selesainya produksi atau pada
saat harga aset tersebut berubah.
6. Kalau produk, jasa atau aset lain ditukarkan dengan aset nonmoneter yang tidak
segera dapat dikonversi menjadi kas, pendapatan atau untung atau rugi dapat
diakui pada saat meretia telah berhak atau pada saat transaksi telah selesai
asalkan nilai wajar aset nonmoneter yang tidak terlibat dapat ditentukan dalam
kisar yang layak
7. Kalau ketertagihan aset yang diterima untuk produk, jasa atau aset lain
meragukan, pendapatan dapat diakui atas dasar kas yang terkumpul.
5. PENYAJIAN
Masalah yang berkaitan dengan penyajian pendapatan adalah pemisahan antara
pendapatan dan untung dan pemisahan berbagai sifat untung menjadi pos bisaa dan luar
bisaa dan cara menuangkannya dalam statemen laba-rugi.
109
BAB X
BIAYA
Tujuan Belajar
Setelah mempelajari Bab ini saudara diharapkan mampu:
1. Menjelaskan Jenis-jenis biaya
2. Memahami mengenai pengakuan dan pengukuran biaya
110
BIAYA
1. PENGERTIAN
Pengertian biaya tidak dipisahkan dengan pengertian kos dan aset dan juga rugi
(loss). Kalau kewajiban merupakan bayangan cermin aset, definisi biaya oleh FASB di
atas merupakan lawan atau kebalikan dari definisi pendapatan. Beban adalah penurunan
manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau
berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas
yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal. Beberapa sumber atau
literature lain selalu mendifinisi biaya dalam kaitannya dengan definisi kos. Dua
karakteristik penting yang melekat pada makna biaya yaitu:
1. Aliran keluar atau penurunan aset
2. Akibat kegiatan yang membentuk operasi utama yang menerus
2. PENURUNAN ASET
Untuk dapat mengatakan bahwa biaya timbul, harus terjadi transaksi atau
kejadian yang menurunkan aset atau menimbulkan aliran keluar aset atau sumber
ekonomik. Aset dalam hal ini diartikan sebagai semua aset perusahaan sebagai satu
kesatuan. Konsumsi atau pemakaian aset atau manfaat ekonomik harus diartikan bahwa
manfaat ekonomik aset telah habis karena melekat pada barang atau jasa yang telah
diserahkan dari kesatuan usaha sehingga kesatuan usaha tidak menguasai lagi manfaat
tersebut.
Kenaikan Kewajiban
Semua badan autoratif mendifinisi biaya tidak hanya dari sudut penurunan aset
tetapi juga dari kenaikan kewajiban. Alasannya adalah agar makna biaya cukup luas
untuk mencangkupi pula pos-pos yang timbul dalam penyesuaian akhir tahun.
Penurunan Ekuitas
Definisi APB dan IAI secara explicit menyebutkan, bahwa penurunan aset
akhirnya akan mengubah ekuitas atau menurunkan ekuitas. Pendifinisian ini sebenarnya
menegaskan bahwa akuntansi menganut konsep kesatuan usaha sehingga ekuitas secara
konseptual adalah utang perusahaan kepada pemilik. Oleh karena itu turunnya aset
bukan merupakan biaya. Penurunan ekuitas lebih menegaskan pengertian biaya karena
tidak semua penurunan aset mengakibatkan penurunan ekuitas. Penurunan ekuitas hanya
merupakan karakteristik pendukung makna biaya.
Rugi
Sebagai lawan dari makna untung kata kunci yang melekat pada pengertian rugi
adalah:
a. Penurunan ekuitas (aset bersih)
b. Transaksi peripheral atau insedental
c. Selain apayang didefinisi sebagai biaya atau selain distribusi ke pemilik
Seperti untung, rugi dapat merupakan jumlah kotor atau jumlah bersih. Rugi didefinisi
sebagai elemen dan dibedakan dengan biaya oleh FASB karena sifat terjadinya
sebagaimana disebut dalam karakteristiknya. Empat sumber rugi yang diidentifikasi
FASB adalah:
a. Peripheral dan insedentil, misalnya penjualan investasi dalam surat-surat
berharga, penjualan aset tetap, pelunasan utang obligasi sebelum jatuh tempo
b. Transfer nontimbal-balik dengan pihak lain, misalnya pencurian dan pembayaran
ganti rugi dari kekalahan dalam tuntutan perkara hukum
112
c. Penahanan aset, misalnya penurunan harga sekuritas investasi, penurunan nilai-
tukar valuta asing, dan penurunan harga karena penahanan sediaan
d. Faktor lingkungan, misalnya ganti rugi asuransi musibah alam yang lebih rendah
dari kos aset yang rusak. Contoh lain adalah lenyapnya manfaat aset yang tidak
diasuransikan akibat kebakaran
Pengakua Biaya
Pengakuan biaya tidak dibedakan dengan pengakuan rugi. Pengakuan
menyangkut masalah kriteria pengakuan yaitu apa yang harus dipenuhi agar penurunan
nilai aset yang memenuhi definisibiaya dan rugi dapat diakui dan masalah saat
pengakuan yaitu peristiwa atau kejadian apa yang menandai bahwa kriteria pengakuan
telah dipenuhi.
Kriteria Pengakuan
Biaya atau rugi umumnya diakui bilamana salah satu dari dua kriteria berikut
dipenuhi yaitu:
a. Konsumsi manfaat, biaya atau rugi diakui bilamana manfaat ekonomik yang
dikuasai suatu entitas telah dimanfaatkan atau dikonsumsi dalam pengiriman atau
pembuatan barang, penyerahan atau pelaksanaan jasa, atau kegiatan lain yang
merepresentasi operasi utama atau sentral entitas tersebut
b. Lenyapnya atau berkurangnya manfaat masa datang, biaya atau rugi diakui
bilama aset telah diakui sebelumnya diperkirakan telah berkurang manfaat
ekonomiknya atau tidak lagi mempunyai manfaat ekonomik
113
Konsumsi Manfaat
Konsumsi manfaat ekonomik selama suatu periode dapat diakui langsung pada
saat terjadinya atau diakui bersamaan dengan pengakuan pendapatan yang berkaitan.
Berbagai jenis atau pos biaya menghendaki cara pengakuan yang berbeda yaitu:
a. Beberapa pos biaya, seperti kos biaya barang terjual, ditandingkan dengan
pendapatan yang terkait
b. Banyak pos biaya, seperti gaji staf penjualan dan administrative, diakui selama
periode pada saat kas dibayarkan atau kewajiban terjadi untuk barang dan jasa
yang dimanfaatkan/ dikonsumsi bersamaan dengan pemerolehan atau segera
setelah itu
c. Beberapa pos biaya, seperti depresiasi dan asuransi, dialokasi (diakui) dengan
prosedur sistematik dan rasional untuk periode-periode yang menikmati manfaat
aset bersangkutan
Kaidah Pengakuan
Kaidah pengakuan sebenarnya dilandasi oleh basis asosiasi yang oleh APB
disebut sebagai prinsip pengakuan biaya pervasive atau luas. Hal ini dinyatakan oleh
APB sebagai berikut:
a. Mengasosiasi sebab dan akibat (associating cause and effect). Beberapa kos
diakui sebagai biaya atas dasar asosiasi langsung dengan pendapatan tertentu
b. Alokasi sistematik dan rasional (systematic and rational allocation). Bila tidak
ada cara langsung untuk mengasosiasi sebab dan akibat, beberapa kos diasosiasi
dengan periode sebagai biaya atas dasar usaha (attempt) untuk mengalokasikan
kos secara sistematik dan rasional ke beberapa periode yang diperkirakan
menikmati manfaat
c. Pengakuan segera (immediate recognition). Beberapa kos diasosiasi dengan
periode berjalan sebagai biaya karena:
114
1. Kos yang terjadi dalam periode berjalan tidak member manfaat masa datang
cukup nyata
2. Kos yang dicatat sebagai aset dalam periode-periode sebelumnya tidak lagi
mempunyai manfaat ekonomik yang cukup nyata
3. Mengalokasikan berbagai kos baik atas dasar asosiasi dengan pendapatan
atau atas dasar periode akuntansi dipandang tidak mempunyai manfaat yang
berarti.
Beberapa sumber mendifinisi biaya dalam kaitannya dengan pengertian kos
karena memang biaya tidak dapat dipisahkan dengan kos. Perlu ditegaskan kembali
bahwa kos adalah pengukur biaya atau biaya direpresentasi dengan kos sehingga secara
teknis dan praktis biaya sering disebut kos saja. Memang biaya selalu dapat disebut kos
karena kos melekat di dalamnya karena kos dapat juga merepresentasi aset. Dengan kos
sebagai pengukur, kriteria konsumsi manfaat dan kelenyapan manfaat dapat dinyatakan
dalam dinyatakan dalam bentuk keterhabisan kos. Kriteria konsumsi lebih berkaitan
dengan pengakuan biaya sehingga kriteria ini oleh Paton dan Littleton (1970) disebut
keterhabisan kos penciptaan pendapatan sedangkan kriteria kelenyapan lebih berkaitan
dengan rugi sehingga kriteria ini dapat disebut keterhabisan kos nonpenciptaan
pendapatan.
115
menghubungkan pendapatan dan biaya sehingga laba yang dihasilkan bermakna. Prinsip
penandingan menjadi suatu kebutuhan dalam akuntansi karena alasan berikut:
a. Pengakuan pendapatantidak langsung dikaitkan dengan pengakuan biaya karena
teknik pembukuan tidak memungkinkan hal tersebut
b. Transaksi terjadinya pendapatan pada umumnya tidak berkaitan langsung dengan
transaksi terjadinya biaya.
Prinsip penandingan akan menghasilkan basis asosiasi atau dasar penandingan antara
pendapatan dan biaya. Bila dianalisis tiap ketentuan selalu didasarkan atas pertimbangan
berikut:
a. Hubungan atau asosiasi dengan pendapatan
b. Biaya diakui/ dilaporkan dalam periode yang sama dengan periode diakui
dilaporkannya pendapatan
116
BAB XI
EKUITAS
Tujuan Belajar
Setelah mempelajari Bab ini saudara diharapkan mampu:
1. Menjelaskan mengenai ekuitas
2. Memahami mengenai pengakuan dan pengungkapan ekuitas
117
EKUITAS
lemen laporan neraca adalah kewajiban yang berada pada sisi kanan. Kewajiban
ini merupakan sumber dana yang berasal dari pihak pemilik.
1. PENGERTIAN
Karena artikulasi harus dipertahankan, ekuitas tidak didefinisi secara semantik
tetapi secara sintaktik. Ekuitas didefinisi secara mekanik atau procedural dalam
kaitannya dengan elemen-elemenstatemen keuangan yang lain. Lebih tegasnya, ekuitas
tidak dapat didefinisi secara independen terhadap aset dankewajiban. Dalam kerangka
dasar standar akuntansi keuangan (2002), misalnya Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
mendifinisikan ekuitas sebagai berikut:
“ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahan setelah dikurangi semua
kewajiban”. Ekuitas didefinisi sebagai hak residual untuk menunjukan bahwa
ekuitasbukan kewajiban. Ini berarti ekuitas bukan pengorbanan sumber ekonomik masa
datang. Karena definisi atas dasar aset dan kewajiban, nilai ekuitas juga bergantung pada
bagaimana aset dan kewajiban diukur. Godfrey, Hodgson, dan Holmes (1997)
membedakan ekuitas dan kewajiban atas dasar kriteria berikut:
a. Hak-hak masing-masing pihak atas penyelesaian klaim
b. Hak penggunaan aset dalam operasi
c. Substansi ekonomik perjanjian
Atas dasar konsep kesatuan usaha, kreditor dan pemegang saham sama-sama
mempunyai klaim atau hak untuk dilunasi atas dana yang ditanamkan dalam perusahaan.
Ada dua karakteristik yang melekat pada hak kreditor yaitu a) penyelesaian klaim
mereka pada tanggal tertentu melalui transfer aset dan b)prioritas di atas pemilik dalam
penyelesaian klaim mereka dalam hal likuiditas. Klaim kreditor terbatas jumlahnya dan
harus diselesaikan pada tanggal tertentu sementara klaim pemegang saham merupakan
jumlah residual dan tidak harus diselesaikan atau dilunasi pada tanggal tertentu.
Hak kreditor danpemilik juga berbeda dalam penggunaan aset. Kreditor pada
umumnya tidak mempunyai akses dan kendali dalam penggunaan aset perusahaan.
Mereka juga tidaak mempunyai hak dalam pengambilan keputusan operasi secara
118
langsung. Pemilik mempunyai akses, hak, dan autoritas untuk menjalankan perusahaan
dan menggunakan atau mengendalikan aset.
Perjanjian menimbulkan hak dan kewajiban. Substansi ekonomik perjanjian
antara kreditor dengan berbeda dengan antara pemegang saham dan perusahaan dalam
hal risiko terhadap rugi. Pemegang saham menanggung segala resiko yang berkaitan
dengan operasi perusahaan.
119
Tujuan Penyajian Ekuitas
Pengungkapan informasi ekuitas pemegang saham akan sangat dipengaruhi oleh
tujuan penyajian informasi tersebut kepada pemakai statemen keuangan. Pada tujuan
pelaporan informasi ekuitas pemegang saham adalah menyediakan informasi kepada
yang berkepentingan tentang efisien dan kepengurusan manajemen. Tujuan lain adalah
menyediakan informasi tentang riwayat serta prospek investasi pemilik dan pemegang
saham dan pihak lainnya. Informasi tentang kewajiban yuridis perseroan terhadap para
pemegang saham dan pihak lainnya juga merupakan tujuan penyajian ekuitas pemegang
saham. Informasi yang harus disampaikan tentang ekuitas pemegang saham adalah: 1)
sumber ekuitas pemegang saham beserta riwayatnya, 2) peraturan yuridis yang
membatasi pembagian dividen dan pengembalian modal setoran kepada pemegang
saham, dan 3) prioritas beberapa golongan pemegang saham atau pemegang ekuitas
lainnya.
Modal Yuridis
Sebagai pasangan laba ditahan, modal setoran dibedakan menjadi modal yuridis
dan modal setoran lain. Modal yuridis timbul karena ketentuan hukum yang
mengharuskan bahwa harus ada sejumlah rupiah yang harus dipertahankan dalam rangka
120
perlindungan terhadap pihak lain. Ada juga aturan yang menetapkan bahwa saham tidak
dapat dijual di bawah nilai tertentu yang menjadi batas nilai yuridis sehingga tidak
dikenal adanya diskun modal saham. Tujuan penyajian modal yuridis ini adalah untuk
member informasi kepada para pemegang ekuitas lainnya tentang batas perlindungan
lainnya. Pengungkapan modal yuridis akan berfungsi semata-mata untuk menunjukan
batas jumlah aset yang dapat didistribusikan kepada pemegang saham baik dalam bentuk
dividen maupun likuidasi modal dan dianggap hal ini member informasi terhadap batas
perlindungan bagi kreditor.
121
Perubahan Modal Setoran
Tujuan utama perekayasaan akuntansi modal setoran ini adalah untuk
membedakan secara tegas antara perubahan akibat transaksi modal. Dalam hal kenaikan
modal setoran, pembedaan ini bermanfaat untuk mencegah memperlakukan kenaikan
akibat transaksi modal sebagai laba sehingga timbul kesan adanya jumlah yangtersedia
untuk pembagian dividen. Berbagai sumber yang dapat mengubah modal setoran dengan
berbagai maslah teoritisnya adalah:
A. Pemesanan Saham
Pada umumnya investor yang berminat membeli saham perusahaan harus memesan
lebih dahulu saham yang akan dibeli dengan harga dengan kesepakatan pada saat
pemesanan. Yang menjadi masalah adalah apakah jumlah rupiah saham pesanan
tersebut telah dapat diakui sebagai setoran modal. Secara konseptual, ekuitas
pemegang saham bersifat seperti kewajiban. Jumlah rupiah saham pesanan pesanan
dapat diakui sebagai modal setoran hanya apabila kedua syarat berikut dipenuhi:
1. Jumlah rupiah yang disepakati dalam pemesanan merupakan klaim yuridis bagi
perusahaan terhadap pemesan dan tidak dapat dibatalkan
2. Harga pemesanan tersebut akan ditagih penerbit dalam periode yang cukup pasti
dan tidak terlalu lama
B. Obligasi terkonversi atau berhak-tukar
Kalau hak tukar tersebut diambil, yang terjadi adalah perubahan status kewajiban
menjadi modal setoran. Masalah teoritisnya adalah menentukan jumlah rupiah yang
dapat dianggap sebagai modal setoran sehingga modal saham dan kelebihan di atas
modal saham dapat ditentukan. Ada dua nilai yang dapat digunakan sebagai basis
kapitalisasi yaitu:
1. Nilai buku atau nilai bawaan obligasi pada saat penukaran
2. Harga pasar obligasi atau harga pasar
C. Saham istimewa terkonversi atau berhak-tukar
Pengukuran jumlah rupiah yang harus diakui sebagai modal setoran dapat
menggunakan cara seperti pada obligasi terkonversi. Setelah konversi berarti
perusahaan menjadi bebas dari kewajiban membayar dividen secara tetap. Ini berarti
likuiditas perusahaan bertambah dan akan mengurangi resiko pemegang saham bisaa.
Penggunaan harga pasar juga pararel dengan transaksi pertukaran untuk potensi jasa
122
atau asetyang tidak sejenis yang menggunakan harga psar sebagai dasar penentuan
kosnya. Yang menjadi masalah adalah apakah saham bisaa dan prioritas dianggap dua
komponen yang tidak sejenis secara substansif.
D. Dividen saham
Dividen saham adalah distribusi dividen dalam bentuk saham yang sejenis
dengan saham yang mula-mula diterbitkan. Bila distribusi dividen saham tidak
disertai dengan kapitalisasi laba ditahan, dividen saham akan menyerupai pemecahan
saham. Pemecahan saham adalah penurunan nominal per saham dengan cara menukar
tiap satu saham yang beredar dengan dua atau lebih saham baru yang nilai nominal
per sahamnya merupakan pecahan dari nilai nominal saham pemula. Pembagian
dividen saham tanpa kapitalisasi laba ditahan sama saja dengan mempertahankan
klasifikasi ekuitas atas dasar sumber. Bila reklasifikasi ekuitas yang menjadi tujuan
pembagian dividen saham dan nominal per saham dipertahankan, tambahnya saham
yang beredar bukan lagi merupakan pemecahan nominal saham tetapi benar-benar
merupakan dividen saham.
Bagi pemegang saham dividen bukan merupakan pendapatan atau laba. Dari
sudut pandang kesatuan usaha dividen saham bukan merupakan pembagian laba
karena tidak ada penurunan aset perusahaan atau kenaikan utang perusahaan.
Tujuan penyajian informasi modal pemegang saham adalah menunjukan modal
yuridis, kapitalisasi dividen saham harusnya hanya sebesar nilai nominal atau
nyatanya. Bila modal yuridis baru ingin ditujukan tanpa melakukan kapitalisasi resmi,
dapat ditempuh apa yang disebut klasifikasi ganda. Modal saham yuridis baru
ditunjukan dalam catatan kaki sementara di neraca ditunjukan bagian laba ditahan
yang dikapitalisasi. Dividen saham dapat dipandang sebagai pengganti dividen kas
karena dividen saham mempunyai nilai. Pemegang saham dapat menjual saham
tersebut kalau dividen kas yang diharapkan dan investasi semula tidak berubah.
Harga pasar merupakan dasar yang tepat untuk menentukan kapitalisasi dengan dasar
pemikiran:
1. Laba ditahan pada dasarnya adalah reinvestasi dari pemegang saham tanpa
tindakan pernyataan resmi
2. Transaksi dividen saham dapat dianggap terdiri atas dua yaitu pembagian dividen
kas dan penerbitan saham baru dengan harga sebesar dividen kas tersebut
123
3. Dari kaca mata perusahaan, jumlah rupiah dividen saham adalah kos kesempatan
penjualan saham baru ke pasar modal
4. Penggunaan harga pasar juga mengurangi kesan keliru para pemegang saham
bahwa masih tersedia laba ditahan yang dapat didistribusi labi baik dalam bentuk
dividen saham atau kas
E. Hak beli saham, opsi dan waran
Hak beli saham adalah hak yang diberikan bagi pemegang saham lama untuk
membeli sejumlah saham. Hal ini bisaanya dimaksudkan untuk mempertahankan
pemilikan pemegang saham lama. Bila dividen saham dapat dikapitalisasi maka hak
beli saham juga dapat dikapitalisasi karena hak beli saham dapat dianggap sebagai
dividen saham dengan nilai sebesar harga pasar hak beli saham.
Opsi merupakan instrument yang digolongkan sebagai sekuritas turunan-saham atau
derivative saham. Disebut turunan karena harus ada sekuritas yang melandasi atau
menjadi basis. Secara umum opsi diartikan sebagai klaim untuk membeli atau
menjual saham tertentu yang sengaja diciptakan oleh investor untuk dijual kepada
investor lain. Dalam arti khusus, opsi saham adalah semacam kontrak yang member
hak kepada karyawan perusahaan untuk membeli saham perusahaan dalam jangka
waktu tertentu dengan harga yang tertentu pula.
Ada kalanya program opsi saham diluncurkan bukan untuk tujuan meningkatkan
kompensasi karyawan tetapi untuk meningkatkan stats karyawan sebagai pemilik
perusahaan dan untuk membantu perusahaan menambah dana. Tujuan yang
terkandung dalam program opsi saham memang sulit untuk dijadikan dasar untuk
menentukan apakah opsi saham bersifat kompensasi atau nonkompensasi.
Kalau program opsi saham tidak memenuhi kriteria sebagaiopsi saham nonimbalan,
tentunya opsi saham tersebut merupakan opsi saham imbalan. Dalam program opsi
saham imbalan, begitu opsi diambil perusahaan menerima kas atau aset lainnya dan
potensi jasa karyawan.
Waran adalah efek yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang member hak kepada
pemegangnya untuk memesan saham dari perusahaan tersebut pada harga dan jangka
waktu tertentu. Pemegang waran dapat membeli sejumlah saham dengan
mengembalikan waran tersebut dan membayar sejumlah uang kas tertentu. Waran
berbeda dengan hak beli saham dan opsi saham dalam beberapa aspek yaitu:
124
1. Waran diterbitkan oleh perusahaan sedangkan hak beli saham diterbitkan oleh
investor
2. Jangka waktu opsi waran bisaanya lebih lama daripada jangka waktu opsi hak beli
saham
3. Waran dijual atau diterbitkan kepada umum dan bisaanya hal ini menjadi syarat
bagi pembeli
4. Saham dijual dengan harga tertentu/tunai
5. Harga pembelian saham total pada saat pengambilan opsi bisaanya melebihi harga
pasar saham pada saat waran ditawarkan
6. Bila hak opsi tidak diambil, kos waran tidak dapat ditarik kembali oleh pemegang
waran
7. Waran dapat diterbitkan menyertai penerbitan surat utang
F. Saham treasuri
Transaksi yang jelas akan mengurangi modal setoran adalah penarikan kembali
saham untuk sementara menjadi saham treasuri. Alasan perusahaan melakukan
penarikan kembali saham sebagai saham treasuri adalah:
1. Saham tersebut akan diterbitkan kembali kepada karyawan dalam program opsi
saham. Dengan penggunaan saham treasuri dalam program opsi saham, proposi
pemilikan saham yang masih beredar tidak berkurang dibandingkan kalau
digunakan saham baru
2. Saham tersebut akan digunakan untuk membeli perusahaan lain dalam transaksi
penggabungan usaha.
Msalah teoritis yang melekat pada transaksi saham treasuri adalah 1)penentuan
jumlah rupiah yang dianggap sebagai pengurangan modal setoran dan laba ditahan
dan 2) pengungkapan pengaruhnya terhadap moral yuridis bila saham treasuri dijual
kembali.
125
BAB XII
KONSEP LABA
Tujuan Belajar
Setelah mempelajari Bab ini saudara diharapkan mampu:
1. Menjelaskan dan memahami mengenai konsep laba
126
KONSEP LABA
emua perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba. Salah satu
fungsi akuntansi adalah melakukan pengukuran termasuk pengukuran prestasi, hasil
usaha, laba maupun posisi keuangan. Pengukuran laba bukan saja penting yang
menetukan prestasi perusahaan, tetapi juga penting sebagai informasi bagi pembagian
laba, penentuan kebijaksanan investasi, pembayaran pajak, zakat bonus, dan pembgisn
hasil. Dalam praktik di masyarakat, dalam pengukiran laba yang menjadi bahasan antara
lain:
a. Laba menurut ilmu ekonomi
b. Laba menurut fiskus (petugas pajak)
c. Laba menurut akuntansi
d. Laba menurut perhitungan zakat
Perbedaan ini disebabkan berbagai alasan antara lain, karena:
1. Benda dan produk dan jasa yang akan dinilai
2. Unit ukur
128
- Current Exit Price adalah jumlah Kas yang diterima atau utang dianggap
lunas apabila aset tersebut dijual. Umumnya nilai ini bermakna:
a. Harga penjulan yang ada dalam keadaan pasar bebas bukan karena harga
yang timbul karena terpaksa
b. Harga jual pada saat berlangsungnya pengukuran /pencatatan
4. General Purchasing Power, Productive Capasity maintanance, yaitu physical
capital yang diukur dengan unit tenaga beli yang sama. Menurut konsep ini
kapasitas produksi fisik perusahaan yang diukur dalam unit tenaga beli yang sama
diperhatikan. Konsep yang serupa dengan ini adalah GPLA Current Value
Accounting.
129
penentuan kenaikan modal juga menyangkut masalah harga juga. Modal bisa
berarti financial capital dimana tekanannya adlah nilai uang dari aktiva dikurangi
dengn nilai kewajiban yang merupakan kontribusi uang pemilik kepada perusahaan.
Physical capital yaitu disini difokuskan pada kemampuan fisik dari modal itu untuk
memproduksikan barang dan jasa bukan pada nilai uangnya. Ukurannya adalah
kapasitas produksi dari aktiva yang dimiliki.
2. Replacement Cost Income
Dalam konsep Replacement Cost Income dikenal dua komponen income yaitu:
a. Current operating profit yang dihitung dari penggunaan biaya pengganti
(replacement cost) dari penghasilan
b. Realized bolding gain and loss yang dihitung dari perbedaan antara replacement
cost dari barang yang dijual dengan biaya historis dari barang yang sama. Laba
rugi ini dapat dibagi dua yaitu:
- Yang direalisasi dan accrued selama periode itu
- Yang direalissi pada periode itu, tetapi accured pada periode sebelumnya
130
Menurut akuntansi yang dimaksud dengan laba akuntansi adalah perbedan antara
revenue yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode tertentu dihadapkan
dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tersebut. Menurut Belkaoui definisi
laba mengandung lima sifat yaitu:
1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi, yaitu timbulnya
hasil dan biaya untuk mendapatkan hasil tersebut
2. Laba akuntansi yang didasarkan pada postulat periodik laba itu, artinya merupakan
prestasi perusahaan pada periode tertentu
3. Laba akuntansi didadsarkan pada prinsip revenue yang memerlukan batasan
tersendiri tentang apa yang termasuk hasil
4. Laba akuntansi memerlukan perhitungan terhadap biaya dalam bentuk biaya historis
yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan hasil tertentu
5. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip matching artinya hasil dikurangi biaya yang
diterima/dikeluarkan dalam periode yang sama
Most menambahkan ciri-ciri laba akuntansi antara lain:
1. Laba akuntansi menggunakan konsep periodik
2. Laba akuntansi diperluas bukan hanya transaksi dan termasuk seluruh nilai
fenomena dan periode yang dapat diukur
3. Laba akuntansi mengijinkan agregasi ke dalam katagori berupa input dan output
4. Perbandingan input dengan output akan menghasilkan sisa
5. Mayoritas mereka yang berkepentingan terhadap angka dapat menggunakannya
untuk berbagai tujuan
Beberapa kebaikan dari konsep laba akuntansi antara lain:
1. Dapat terus menerus ditelusuri dan diuji
2. Karena perhitungannya didasarkan pada kenyataan yang terjadi dan dilaporkan
secara objektif, perhitungan laba ini dapat diperiksa
3. Memenuhi prinsip conservatisme, karena yang diakui hanya laba yang direalisasi
dan tidak memperhatikan perubahan nilai
4. Dapat dijadikan sebagai alat kontrol oleh manajmen dalam melaksanakan fungsi-
fungsi manajemen
Kelemahan laba akuntansi antara lain:
1. Tidak dapat menunjukan laba yang belum direalisasi yang timbul dari kenaikan nilai
131
2. Sulit mengakui kebenaran jika dilakukan perbandingan
3. Penerapan prinsip realisasi, historical cost, dan conservatism dapat menimbulkan
salah pengertian terhadap data yang disajikan
4. Konsep laba akuntansi belum dirumuskan secara jelas dalam teori akuntansi
5. Standar akuntansi yang diterima umum masih mengandung berbagai cara yang
berbeda-beda dan mengandung ketidakkonsistenan baik antar perusahaan maupun
dalam suatu periode tertentu
6. Perubahan tingkat harga telah mengubah arti laba yang diukur berdasarkan nilai
historis sehingga perubahan nilai uang atau tingkat inflasi belum diperhitungkan
dalam laporan keuanagan
7. Kurang bermanfaat untuk keputusan jangka pendek
8. Informasi lainnya di luar data historis dinilai lebih bermanfaat bagi investor dalam
pengambilan keputusan
9. Kurangnya informasi fisik dan perilaku yang membuat informan laba semakin
bermanfaat.
132
dijual
133