Anda di halaman 1dari 4

Motivasi, Tujuan dan Manfaat serta Proses Riset

Nama: Diyana
NIM: 141.13.042

 Motivasi Riset

Hartono (2015:43) mengatakan beberapa riset dilakukan dengan dukungan dana dari
sponsor dan kadangkala melibatkan dana yang tidak sedikit. Untuk riset semacam ini,
sponsor ingin meyakinkan dirinya bahwa dana yang diberikan akan bermanfaat jika
dignakan untuk mendukung riset tersebut. Periset harus dapat meyakinkan seponsor
bahwa isu yang diteliti merupakan isu yang penting dan perlu untuk diteliti. Periset harus
dapat ”menjual” idenya kepada sponsor sehingga sponsor dapat ”membelinya.”
Demikian juga untuk riset akademik seperti skripsi, tesis atau disertasi. Periset
harus dapat meyakinkan pembimbing riset bahwa pembimbing tidak akan membuang
waktunnya untuk membimbing riset yang isunya tidak penting dan tidak menarik.

 Tujuan Riset

Tujuan dari riset adalah apa yang ingin dicapai dengan melakukan risetnya. Secara
umum, tujuan dari riset adalah untuk mencapai sasaran dari isu riset yang terdiri dari 4
hal yaitu memecahkan masalah, menangkap oportuniti, memverifikasi fenomena dengan
teori yang ada dan menemukan teori yang baru. Dengan demikian tujuan dari riset
seharusnnya mengacu pada isunnya, yaitu untuk mencapai sasaran untuk memecahan
masalah, menangkap oportuniti, memverifikasi fenomena dan menemukan teori baru
(Hartono, 2015:44).

Dalam bukunya, Hasan (2002:11) mengungkapkan tujuan umum riset terdiri dari 4
(empat) hal, yaitu:
1. Tujuan eksploratif (tujuan penemuan), menemukan sesuatu (pengetahuan) yang
baru dalam bidang tertentu.
2. Tujuan verifikatif (tujuan pengujian), menguji kebenaran sesuatu (pengetahuan
dalam bidang yang telah ada.
3. Tujuan developmental (tujuan pengembangan), mengembangkan sesuatu
(pengetahuan) dalam bidang yang telah ada.
4. Tujuan penulisan karya ilmiah, pembuatan skripsi, tesis dan disertasi.

 Kontribusi/Manfaat Riset

Riset yang baik harus mempunyai kontribusi atau manfaat kepada pemakai hasil riset.
Pemakai riset dapat berkisar dari akademik, praktisi, perusahaan, sampai ke pemerintah.
Tergantung siapa pemakai hasil dari riset, kontribusi riset dapat berupa kontibusi teori,
kontribusi praktek dan kontribusi kebijakan. Kontribusi riset juga harus berhubungan
dengan isu yang diteliti. Dengan demikian kontribusi riset dapat didefinisikan sebagai
manafaat yang diteliti berupa kontribusi teori, kontribusi praktek dan kontribusi kebijakan
dari isu yang diteliti kepada pemakai riset. (Hartono; 2015:45)
1. Kontribusi teori adalah hasil dari riset diharapkan dapat memperbaiki teori yang
sudah ada, menjelaskan fenomena dengan teori yang sudah ada atau menjelaskan
fenomena dengan teori yang baru yang ditemukan.

2. Kontribusi praktek menunjukkan bahwa hasil dari riset dapat digunakan untuk
diterapkan di praktek nyata atau paling tidak dapat digunakan untuk memperbaiki
praktek yang ada dengan lebih baik.

3. Kontribusi kebijakan berhubungan dengan manfaat bagi regulator yang


mengeluarkan kebijakan untuk kepentingan publik.

Kontribusi dari riset harus menunjukkan siapa yang mendapatkan kontribusinya,


misalnya periset-periset atau pengajar-pengajar untuk kontribusi teori, manajer-manajer
untuk kontribusi praktek, dan regulator untuk kontribusi kebijakan. Disamping kontribusi
riset menyebutkan siapa yang mendapatkan kontribusinya, seperti apa dan bagaimana
kontribusinya juga harus dijelaskan.

 Proses Riset

Widi (2010:110) mengelompokkan proses riset menjadi 3 (tiga) kelompok, yakni sebagai
berikut:
1. Menentukan “apa”
Seorang periset harus terlebih dahulu menentukan apa yang hendak dicari
jawabannya, permasalahan apa yang ingin dipecahkan. Pada tahap ini ada satu
langkah yang harus dilakukan yaitu:
(1) Perumusan Masalah
Permasalahan riset akan menunjukkan tujuan seorang periset. Tahapan
ini adalah salah satu tahapan yang krusial karena langkah-langkah riset
selanjutnya sangat dipengaruhi dan ditentukan oleh rumusan masalah
yang telah dibuat. Beberapa hal yang harus diperhatikan saat
merumuskan masalah adalah mengevaluasi terlebih dahulu rumusan
maslaha tersebut dengan kebutuhan dana dan ketersediannya, waktu yang
diperlukan, serta pengetahuan dan keahlian seorang periset pada bidang
yang akan diteliti.

2. Merencanakan “bagaimana”
Tentukan “bagaimana” cara menjawab pertanyaan atau rumusan masalah yang
telah ditentukan tersebut, tahapan-tahapannya adalah:
(2) Pengkonsepan desain riset
Desain riset sebaiknya mencakup desain studi itu sendiri, pengaturan
perencanaan yang diusulkan untuk dilakukan, penentuan prosedur,
strategi sampling (jika ada), struktur analisis, dan juga jadwal
pelaksanaan.
(3) Penentuan alat, instrumen untuk pengumpulan data
Pada dasarnya, segala sesuatu yang dapat menjadi sarana dalam
pengumpulan informasi disebut sebagai ‘alat riset’ (research tool), atau
‘instrumen riset’ (research instrument).
(4) Pemilihan sampel
(5) Penulisan proposal riset
3. Pelaksanaan
(6) Pengumpulan data
(7) Analisis data
(8) Penulisan laporan riset
Menurut Hartono (2015:13) langkah – langkah dari riset adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi isu atau topik dari riset (dilaporkan di bab 1 laporan riset).
2. Menjual ide atau isu tersebut dengan cara menjustifikasi bahwa isu tersebut
adalah menarik dan penting untuk diteliti (dilaporkan di bab 1 laporan riset).
3. Menentukan tujuan dan kontribusi dari riset (bab 1 di laporan hasil riset).
4. Mengembangkan Hipotesis
Untuk merancang (membangun hipotesis) diperlukan teori dan hasil-hasil riset
sebelumnya (dilaporkan di bab 2 laporan hasil riset).
5. Merancang riset.
Merancang riset berarti merancang data yang akan digunakan untuk menguji
hipotesis – hipotesisnya secara empiris dan merancang model empiris untuk
menguji hipotesis – hipotesisnya secara statistik.
Rancangan data dan model empiris dilaporkan di bab metodologi (dilaporkan di
bab 3 laporan hasil riset).
6. Mengumpulkan data.
Proses dan metode pengumpulan data dilakukan setelah mengetahui data apa
yang dibutuhkan. Beberapa metode pengumpulan data di antarannya adalah
metode pengumpulan data dari arsip (data sekunder), wawancara (data primer)
dan eksperimen (data primer). Proses ini juga dilaporkan di bab 3 di hasil riset.
7. Menganalisis data dan menguji hipotesis (dilaporkan di bab 4 laporan hasil riset).
8. Membuat ringkasan, mengevaluasi dan mendiskusikan hasil pengujian serta
menyimpulkan hasilnya (dilaporkan di bab 5 laporan hasil riset).
9. Menunjukan keterbatasan dan halangan – halangan riset (dilaporkan di bab 5
laporan hasil riset).
10. Mengusulkan perbaikan – perbaikan riset berikutnya (dilaporkan di bab 5 laporan
hasil riset).
DAFTAR PUSTAKA

Widi, Restu Kartiko. (2010). Asas Metodologi Riset: Sebuah Pengenalan dan
Penuntun Langkah demi Langkah Pelaksanaan Riset. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Hasan, Iqbal M. (2002). Pokok-pokok Materi Metodologi Riset & Aplikasinya. Bogor:
Ghalia Indonesia.

Hartono, Jogiyanto. (2015). Metodologi Riset Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-
pengalaman. Cetikan Ketiga. Yogyakarta: BPFE.

Anda mungkin juga menyukai