Anda di halaman 1dari 7

PENERAPAN GOOD MANUFACTURING PRACTICE DAN WORK

IMPROVEMENT IN SMALL ENTERPRISE PADA USAHA KECIL


DAN MENENGAH SEBAGAI PEMENUHAN STANDAR
KESEHATAN

Afrian Daputra, Tri Wahyudi, Silvia Uslianti

Jurnal Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura, Pontianak 78124


E-mail: afriandaputra@student.untan.ac.id

Abstarak : UKM Sari Mandiri merupakan UKM yang bergerak dalam indusri pangan dengan mengasilkan
aneka macam keripik. Permasalahan yang ditemui antara lain yaitu kurangnya hygiene dan sanitasi yang
terdapat pada UKM tersebut, baik dari kebersihan mesin yang digunakan maupun para pekerja yang
melakukan proses produksi dengan tidak menggunakan sarung tangan serta masker. Selain itu UKM Sari
Mandiri juga belum memiliki tata letak ruang yang sesuai dengan urutan proses, sehingga dapat membuat
proses produksi menjadi lama dan tidak efisien. Dari permasalahan tersebut akan dilakukan perbaikan
sistem kerja dengan menggunakan penerapan daftar periksa Good Manufacturing Practice (GMP) dan
Work Improvement In Small Enterprise (WISE) yang bertujuan untuk mengetahui aspek apa saja yang
belum diterapkan oleh UKM tersebut pada saat melakukan proses produksi, dimana dari aspek yang belum
dilakukan penerapan tersebut akan dilakukan perbaikan sistem kerja. Berdasarkan hasil penelitian pada
daftar periksa penilaian GMP ditemukan beberapa penyimpangan aspek yang belum diterapkan oleh UKM
tersebut antara lain yaitu aspek bangunan, fasilitas sanitasi, lokasi dan lingkungan, mesin dan peralatan,
pemeliharaan program sanitasi, serta karyawan. Selain itu untuk hasil dari penilaian daftar periksa WISE
diolah dengan bantuan kuesioner AHP oleh beberapa expert judgment, dimana hasil dari penilaian tersebut
menunjukan bahwa ditemukan beberapa subkriteria yang belum terlaksana antara lain menyediakan alat
pemadam kebakaran, penyediaan wadah untuk sampah, lantai tidak licin, ventilasi alami, pemeriksaan
mesin secara teratur, melampirkan prosedur kerja, pembersihan mesin secara berkala, penggunaan rak
bertingkat, menetapkan kebijakan K3 dan menyediakan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja yang
memadai bagi semua pekerja, ruangan produksi luas nyaman, memiliki ruang penyimpanan tersendiri,
pemberian jarak cukup lebar antara mesin dan dinding, dan melindungi tempat kerja dari panas luar yang
berlebihan. Sedangkan untuk perancangan fasilitas hasil dari penilitian tersebut didapatkan urutan proses
produksi yang sesuai dengan kebutuhan UKM dan standar keamanan

Kata Kunci: Good Manufacturing Practice, Perancangan Fasilitas, UKM Keripik, Work Improvement In
Small Enterprise

1. Pendahuluan sebesar 25 kg perhari dan untuk pemasaran yang


UKM Sari Mandiri merupakan usaha kecil dimiliki oleh UKM Sari Mandiri sudah cukup luas
menengah yang memproduksi beraneka macam yaitu sudah tersedia di supermarket besar yang ada
keripik seperti keripik singkong, peyek, bayam, dan di kota Pontianak dan sampai ke luar daerah Kalbar
pangsit dengan berbagai varian rasa yaitu seperti seperti di kota Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta.
rasa original, balado, jagung bakar, jagung manis, Berdasarkan hasil observasi pada UKM Sari
serta masih banyak lagi keripik dan varian rasa yang Mandiri terdapat beberapa permasalahan yang
diproduksinya sesuai dengan bahan baku dan seharusnya langsung ditindaklanjuti, karena ini
permintaan pasar yang tersedia pada saat itu. berhubungan erat dengan kualitas produk yang
Kapasitas produksi pada UKM Sari Mandiri saat ini dimiliki oleh UKM tersebut. Permasalahan yang

- 23 -
terdapat pada UKM Sari Mandiri ini yaitu berupa industri yang terkait dengan pangan yang berfungsi
kondisi sarana dan prasarana yang kurang untuk meningkatkan mutu hasil produksinya
diperhatikan. Hal ini dilihat dari cara pekerja pada terutama terkait dengan keamanan dan keselamatan
UKM tersebut yang melakukan pekerjaan konsumen yang mengkonsumsi produk yang di
pemotongan singkong dengan menggunakan mesin produksinya. Selain itu GMP juga menjadi salah
pemotong singkong. Alat yang digunakan tidak satu prerequisite program atau program persyaratan
dibersihkan terlebih dahulu, padahal alat pemotong dasar dalam penerapan sistem HACCP yang
tesebut masih mempunyai sisa hasil pemotongan menjamin praktek pencegahan terhadap
sebelumnya pada hari yang berbeda, sehingga dapat kontaminasi yang menyebabkan produk menjadi
membuat produk menjadi terkontaminasi dan tidak aman untuk dikonsumsi (Winarno dan Surono
membuat kualitas produk menjadi menurun. Selain 2002).
itu permasalahan Hygiene dan sanitasi yang Adapun manfaat dari penerapan GMP sebagai
terdapat pada UKM sangat kurang diperhatikan, berikut :
dimana para pekerja yang melakukan packaging 1. Menjamin kualitas dan keamanan pangan yang
produk tidak menggunakan sarung tangan serta dihasilkan oleh UKM itu sendiri.
masker, selain itu juga untuk kondisi sekitar 2. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasaan
lingkungan kerja pada proses produksi terdapat pelanggan dalam keamanan produk dan
banyak tumbuhan liar serta semak belukar. Dan produksi.
untuk yang terakhir yaitu UKM juga belum 3. Mengurangi kerugian dan pemborosan sehingga
memiliki tata letak ruang yang sesuai dengan urutan dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
proses sehingga dapat membuat proses produksi 4. Menjadi pendukung dalam pengendalian
menjadi lama dan tidak efisien, dan permasalahan kualitas.
lainnya yaitu mengenai perancangan fasilitas yang b. Work Improvement In Small Enterprises
belum terpenuhi seperti tidak adanya warehouse (WISE)
produk jadi, gudang bahan baku dan tidak adanya Work Improvement In Small Enterprises
tempat packaging produk. (WISE) merupakan sebuah program yang
Permasalahan diatas sangat jelas bahwa UKM dikeluarkan oleh ILO yang diperuntukan pada
Sari Mandiri sangat memerlukan sebuah perbaikan masyarakat dalam menjalankan usaha kecil dan
kondisi kerja dan cara produksi pangan olahan yang menengah (UKM) untuk mengambil tindakan
baik dengan menggunakan penerapan Good praktis dan murah yang bertujuan memperbaiki
Manufacturing Practices (GMP) dan Work produktivitas tenaga kerja dan meningkatkan
Improvement In Small Enterprises (WISE) sebagai kondisi kerja, sehingga dapat memberikan
penyelesaian masalah yang ada pada UKM Sari keuntungan pada pemilik usaha dan pekerja.
Mandiri tersebut, sehingga dapat membantu UKM Berikut merupakan kelebihan WISE adalah sebagai
dalam melakukan perbaikan sistem kerja yang berikut (ILO, 2004).
sesuai dengan daftar periksa GMP dan WISE. 1. Penerapan yang dilakukan lebih murah dan
Sedangkan untuk output dalam penelitian ini yaitu mudah sehingga dapat memberikan keuntungan
sebuah rekomendasi perbaikan proses produksi yang jelas.
keripik dengan tujuan untuk meningkatkan 2. Tindakan yang dilakukan sangat jelas dan
produktivitas pada proses produksi serta kondisi sederhana untuk melakukan perbaikan pada
kerja yang lebih baik dan nyaman dengan suatu usaha yang sedang dijalankan
menggunakan metode GMP sebagai penilaian 3. Dapat menemukan pendekatan yang positif
keamanan pangan di industri makanan serta metode dalam suatu masalah yang dihadapi
WISE sebagai penilaian kondisi kerja dari 4. Menekankan keterlibatan antara kedua belah
pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja di pihak baik pemilik usaha dan pekerja dalam
industri kecil dan menengah. mengumpulkan ide, prioritas perbaikan dan
2. Tinjauan Pustaka membuat perubahan nyata pada tempat kerja.
a. Good Manufacturing Practices (GMP) 5. Mendorong kemampuan dan kepercayaan
Good Manufacturing Practices (GMP) antara pemilik usaha dan pekerja untuk
merupakan suatu pedoman bagi industri terutama menerapkan perubahan yang lebih efisien.

- 24 -
c. Perencanaan Fasilitas Mulai

Perencanaan fasilitas merupakan penentuan


Studi Lapangan
bagaimana aset tetap tangible yang dapat
medukung dalam pencapaian tujuan aktivitas atau Studi Literatur

organisasi, selain itu perencanaan fasilitas dapat


Perumusan Masalah
juga sebagai salah satu cara dalam penentuan untuk
Penentuan Tujuan
mendukung kegiatan produksi. Pentingnya Penelitian

perencanaan fasilitas dapat dilihat dari proses


Pengumpulan Data
merencanakan yang terdiri dari perencanaan, •

Data Primer
Data Sekunder
perancangan, pembangunan, pemasangan, dan uji
Pengolahan Data
coba. Sehingga tahap ini dapat menentukan kualitas
hasil kerja yang sesuai dengan perencanaan yang
Penilain Pada Daftar Penilain Pada Daftar Perancangan Fasilitas
sudah dibuat secara matang (Hadiguna, 2008:1). Periksa GMP Periksa WISE

Perencanaan fasilitas menggunakan metode Penentuan Kebutuhan


Luas Layout Yang
Systematic Layout Planning dalam membuat proses Pemeringkatan dari Hasil
Penilaian Daftar Periksa Apakah Perlu Dibutuhkan
(GMP) Perbaikan ?
perencanaan layout produksi, berikut merupakan
Perancangan Layout Baru Dengan
langkah-langkah penjelasan dalam melakukan Ya

Menggunakan Metode SLP
Actvity Relationship Chart (ARC).
proses perencanaan dengan menggunakan SLP. Apakah Perlu • Actvity Relationship Diagram (ARD)
Perbaikan ? Pembobotan Hasil • Space Relationship Diagram (SRD)
1. Activity Relationship Chart (ARC)merupakan Kuisener AHP

sebuah peta kerja yang berhubungan dengan Tidak


Ya Penerapan RCA Untuk
kedekatan pada setiap aktivitas. Keterkaitan Mengetahui Akar
Penyebab Permasalahan
aktivitas bisa berupa departemen yang terdapat Yang Terjadi Pada UKM

pada setiap perusahaan, sedangkan tujuan dari


Tidak
aktivitas yaitu untuk menghindari terjadinya •
Analisa dan Pembahasan
Analisa Good Manufacturing Practice

kesalahan dalam melakukan punyusunan layout •
Analisa Work Improvement In Small Enterprises
Analisa Root Cause Analysis
• Analisa Perancangan Fasilitas
(Wignjosoebroto, 2000). • Rekomendasi Perbaikan

2. Activity Relationship Diagram (ARD)


Kesimpulan dan Saran
merupakan diagram hubungan aktivitas untuk
mengkombinasikan antara derajat hubungan Selesai
aktivitas dan aliran material. Pada Activity
Relationship Diagram, derajat kedekatan antar Gambar 1 Metodologi Penelitian
fasilitas dinyatakan dengan kode huruf, garis, 4. Hasil dan Pembahasan
dan warna (Apple, 1990 : 229). Hasil yang diperoleh yaitu menunjukkan
3. Space Relationship Diagram (SRD) atau sering beberapa penyimpangan pada aspek dan prioritas
disebut dengan diagram hubungan ruangan yang akan dilakukan perbaikan sistem kerja dari
adalah tahapan proses evaluasi mengenai luas daftar periksa Good Manufacturing Practices
area yang dibutuhkan untuk semua aktivitas (GMP), dan Work Improvement In Small
pada tempat produksi. Diagram hubungan Enterprises (WISE). Selain itu juga akan dilakukan
ruangan ini dapat dilakukan dengan perancangan fasilitas yang dibutuhkan oleh UKM
mengkombinasikan antara ARC, ARD, dan dalam perbaikan kondisi temoat proses produksi
kebutuhan luas ruangan. Tujuan dari SRD yaitu dengan menggunakan metode Systematic Layout
untuk mempermudah dalam pembuatan layout Planning (SLP). Berikut merupakan hasil dan
usulan (Apple, 1990.233). pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan
3. Metodologi Penelitian antara lain yaitu :
Diagram alir di bawah ini menunjukkan tahapan a. Penilaian Daftar Periksa GMP
dalam melakukan penelitian. Penelitian ini Berdasarkan dari hasil penilaian yang
dilakukan berdasarkan dari hasil penilaian yang dilakukan ditemukan beberapa penyimpangan
dilakukan dengan menggunakan metode GMP dan yang terjadi pada setiap aspek di daftar periksa
WISE. Berikut merupakan diagram alir yang dapat Good Manufacturing Practices (GMP) yang
dilihat pada Gambar 1. dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini.

- 25 -
Tabel 1 Hasil Penilaian GMP Tabel 3 Keperluan Tindakan WISE

Selanjutnya yaitu dari penilaian


pemeriksaan Good Manufacturing Practices,
akan terasebut akan diperoleh hasil keputusan
yang akan diambil dalam melakukan perbaikan
cara produksi pangan olahan yang baik dengan
berdasarkan aspek penilaian yang mengalami
penyimpangan. Dimana dari aspek tersebut akan Setelah itu melakukan pengolahan data hasil
dijadikan sebuah acuan dalam melakukan dari daftar periksa dengan menggunakan
perbaikan sistem pengolahan makanan yang pendekatan metode Analytical Hierarchy
sesuai dengan standar. Berikut merupakan aspek Process (AHP). Hal ini bertujuan untuk
yang akan dilakukan perbaikan yang dapat menentukan sub aspek mana yang menjadi
dilihat pata Tabel 2. prioritas dalam perbaikan UKM, karena pada
Tabel 2Aspek Perbaikan Penerapan GMP skor penilaian tersebut tidak dapat digunakan
untuk pengambilan keputusan, karena harus
dipastikan apakah sub aspek tersebut memiliki
bobot atau pengaruh kontribusi yang signifikan
terhadap perbaikan pada UKM tersebut. Berikut
merupakan contoh hasil penilaian pada
b. Penilaian Daftar Periksa WISE
kuesioner AHP dengan menggunakan software
Berdasarkan penyusunan dan penilaian terhadap
expert choice yang dilakukan pada setiap pakar
daftar periksa Work Improvement In Small
yang dapat dilihat pada Gambar 2.
Enterprises (WISE) didapatkan hasil yang dapat
dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut :
Tabel 3 Keperluan Tindakan WISE

Gambar 2 Pemasukan Nilai Kuesioner


Selanjutnya akan dilakukan perhitungan
pada bobot subkriteria yang berasal dari
penilaian tingkat kepentingan yang
menggunakan skala likert. Setelah didapatkan
bobot subkriteria pada hintungan sebelumnya,
langkah selanjutnya adalah menghitung nilai
akhir subkriteria yang berasal dari perkalian
nilai pelaksanaan dan bobot subkriteria. Dari
perkalian nilai pelaksanaan dan bobot
subkriteria didapatkan nilai akhir subkriteria
yang ditunjukkan pada Tabel 4 dibawah ini.

- 26 -
Tabel 4 Nilai Akhir Subkriteria Tabel 5 Subkriteria Terpilih Pada WISE

c. Perancangan Fasilitas
Perancangan fasilitas merupakan output
dari hasil penelitian, hal ini dilakukan untuk
memberikan rancangan layout baru bagi UKM
Sari Mandiri sehingga dapat memberikan
rekomendasi perbaikan pada perancangan tata
letak fasilitas produksi yang sesuai dengan
kebutuhan UKM tersebut. Selain itu dari hasil
evaluasi yang telah dilakukan dengan
menggunakan metode penerapan GMP dan
WISE, diketahui bahwa salah satu aspek yang
mempengaruhi dalam penerapan tersebut yaitu
terdapat pada bagian aspek bangunan produksi
Langkah selanjutnya menentukan subkriteria
sehingga dari hasil evaluasi tersebut diketahui
paling berpengaruh dari 22 subkriteria yang ada.
bahwa UKM Sari Mandiri sangat membutuhkan
Penentuan ini dilakukan dengan menggunakan
perbaikan pada perancangan fasilitas produksi.
diagram pareto. Pemilihan subkriteria berdasarkan
Berikut merupakan kondisi fasilitas UKM
prinsip 80:20 Dari persentase kumulatif maka akan
dengan mengunakan penerapan Good
dikonversikan ke dalam diagram pareto, kemudian
Manufacturing Practice sebagai evaluasinya.
dicari subkriteria berdasarkan 80% permasalahan.
Tabel 6 Kondisi Fasilitas Ruang Pada UKM
Berikut merupakan diagram pareto yang dibuat
sesuai dengan urutan yang diperoleh dari
perhitungan pada nilai akhir.

Setelah melakukan pengukuran pada


setiap fasilitas dan evaluasi pada kondisi UKM
Gambar 3 Diagram Pareto Sari Mandiri, selanjutnya akan dilakukan
Terlihat dari gambar diagram pareto perancangan fasilitas pada perbaikan layout
bahwa garis hitam yang terputus-putus produksi. Perancangan fasilitas ini dilakukan
dengan menggunakan prosedur Systematic
menunjukkan posisi 80% permasalahan yang Planning Layout sebagai perbaikan kondisi
terjadi pada UKM Sari Mandiri. Hal ini dapat tempat produksi UKM tersebut. Berikut
diartikan bahwa subkriteria yang berada pada merupakan tahapan dalam melakukan perbaikan
garis hitam putus-putus sebelah kanan fasilitas layout dengan menggunakan prosedur
merupakan subkriteria terpilih sebagai Systematic Planning Layout.
perbaikan kondisi kerja pada UKM Sari 1. Activity Relationship Chart (ARC)
Berdasarkan hubungan antar aktivitas
Mandiri. Berikut merupakan subkriteria terpilih
tersebut dan alasannya, maka ARC untuk
yang akan dilakukan perbaikan pada kondisi seluruh area yag tersedia di UKM dapat
kerja pada Tabel 5 dibawah ini. dilihat pada gambar dibawah ini.

- 27 -
Warehouse Produk Jadi

Tempat Pengemasan Produk Jadi

Pengupasan Bahan
Tempat Pemcampuran Tempat

Tempat
Bumbu Pada Produk yang Tempat Penggorengan Pemotongan

Baku
5 Bahan Baku
Telah Digoreng 4

Gambar 4 Activity Relationship Chart


2. Activity Relationship Diagram (ARD) 3

2
1

Activity Relationship Diagram merupakan


Tempat Pencucian Tempat Pencucian Bahan

diagram hubungan antar aktivitas Kamar Mandi Peralatan Baku

Warehouse Bahan Baku


berdasarkan tingkat prioritas kedekatannya.
Tujuan dari pembuatan Activity Relationship
Diagram yaitu menentukan letak lokasi
departemen satu dengan yang lainnya, dan
menggambaran hubungan derajat Gambar 6 Space Relationship Diagram
kepentingan antar departemen, sehingga Hasil dari menggunakan metode Systematic
perencanaan fasilitas yang dibuat dapat Layout Planning pada perancangan fasilitas seperti
berjalan dengan tepat dan benar. Selain itu Activity Relationship Chart (ARC), Activity
keuntungan dalam pembuatan Activity Relationship Diagram (ARD), dan Space
Relationship Diagram adalah dapat Relationship Diagram (SRD) yang telah didapatkan
mebagikan area kegiatan menjadi lebih sebelumnya, maka didapatkan gambaran kedekatan
sistematis dan meminimumkan ruangan antar ruang sesuai dengan prinsip GMP-WISE.
yang tidak digunakan serta memudahkan Selanjutnya akan dirancang layout perbaikan
dalam proses tata letak. Berikut merupakan dengan menyesuaiakan hasil kedekatan antar ruang
Activity Relationship Diagram yang dibuat dengan perhitungan jumlah kebutuhan luas. Dalam
sesuai dengan kebutuhan area di UKM Sari rekomendasi tata letak UKM perbaikan ini
Mandiri menggunakan lokasi yang lama yang dapat
memenuhi standar dari GMP-WISE. Berikut
10
Warehouse Produk Jadi

merupakan rekomendasi dari hasil perancangan


fasilitas pada layout di UKM Sari Mandiri dengan
menggunakan metode Systematic Layout Planning.
9
Tempat Pengemasan
produk Jadi

Kamar 1

4
Tempat Pengupasan
Bahan Baku
8 5
Tempat Pemcampuran 7 Tempat Pemotongan
Bumbu Pada Produk Tempat Penggorengan Bahan Baku
yang Telah Digoreng

Warehouse produk jadi Kamar 2

3 6
2
Tempat Pencucian Tempat Pencucian Bahan
Kamar Mandi
Peralatan Baku
Kamar 4 Tempat pengemasan
Produk jadi
Kamar 3
1
Warehouse Bahan Baku Pengupasan pada
bahan baku

Gambar 5 Activity Relationship Diagram Tempat Penggorengan Pemotongan bahan baku


Dapur tungku

3. Space Relationship Diagram (SRD) Tempat pemberian bumbu

SRD adalah pembuatan diagram hubungan


Tempat Tempat
Toilet

antar ruangan dengan mengevaluasi luas penyucian


peralatan
penyucian
bahan baku
Warehouse Bahan baku

ruang yang dibutuhkan. Selain itu SRD juga


merupakan sebuah kombinasi antara Activity Gambar 7 Hasil Perbaikan Layout
ARC dan ARD. Diagram SRD berbentuk 5. Kesimpulan
diagram usulan supaya mempermudah untuk Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,
pembuatan layout usulan. maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

- 28 -
1. Hasil evaluasi yang telah dilakukan pada International Labour Organization. 2004. Work
penilaian daftar periksa GMP diketahui bahwa Improvement In Small Enterprises
besarnya penerapan yang dilakukan oleh UKM (WISE):Package for Trainers. ILO:
Sari Mandiri berada pada level cukup. Selain itu Winarno, F. G. dan Surono. 2002. HACCP dan
terdapat 6 aspek penyimpangan yang menjadi Penerapannya dalam Industri Pangan. M-
permasalahan dalam cara melakukan Brio Press. Bogor.
Wignjosoebroto, S. (2000). Pengantar Teknik dan
pengolahan pangan yang baik. Sehingga dari
Manajemen Industri. Penerbit Prima Printing,
enam aspek tersebut akan menjadi dasar dalam
Surabaya.
perbaikan sistem kerja. Sedangkan untuk hasil
penilaian daftar periksa WISE didapatkan bobot
Biografi Penulis
kriteria tertinggi terdapat pada kriteria desain
tempat kerja sebesar 0.255 dan bobot kriteria
Afrian Daputra, lahir di Tg Sebauk, Kepulauan
terendah terdapat pada kriteria organisasi
Riau, Kabupaten Natuna pada tanggal 26 April
pekerjaan sebesar 0.046. Selain itu terdapat 13
1999. Anak ketiga dari 5 bersaudara dan merupakan
subkriteria yang menjadi prioritas dalam
putra dari pasangan Tarmizi dan Nurhayati. Peneliti
perbaikan sistem kerja pada UKM Sari Mandiri.
sebelumnya menempuh pendidikan di SDN 005 Tg
2. Pembuatan SOP yang dapat diberikan dari hasil
Sebauk lulus pada tahun 2010, SMP Negeri 02
daftar periksa GMP dan WISE bertujuan untuk
Bunguran Barat Natuna lulus pada tahun 2013, dan
selalu menjaga hygiene dan sanitasi baik dari
SMA Negeri 2 Bunguran Barat Natuna lulus pada
produk yang dihasilkan maupun kondisi kerja
tahun 2016. Penulis menjadi mahasiswa di Jurusan
yang terjadi pada UKM. Sedangkan untuk
Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas
penggunaan alat dibuat berdasarkan hasil
Tanjungpura mulai dari tahun 2016 dan
observasi yang dilakukan dengan tujuan untuk
menyelesaikan studi program sarjana dengan gelar
selalu menjaga kebersihan mesin serta
Sarjana Teknik (S.T) pada tahun 2020.
menghindari dari hal-hal yang tidak dinginkan
seperti rusaknya performa mesin pada saat
Tri Wahyudi, lahir di Pontianak, 29 Mei 1981.
melakukan proses produksi dan kecelakaan
Tahun 2005 dia memperoleh gelar Sarjana Teknik
pekerja pada saat pengoprasian mesin.
(ST) dari Universitas Pasundan di Bandung dengan
3. Berdasarkan hasil dari perancangan fasilitas
bidang keahlian Teknik Manajemen Industri.
yang dilakukan pada UKM Sari Mandiri dengan
Kemudian gelar Magister Teknik (MT) dengan
menggunakan metode SLP (Systematic Layout
bidang keahlian Teknik Manajemen Industri di
Planning). Dapat memberikan rekomendasi
peroleh dari Institut Teknologi Bandung (ITB) pada
berupa perubahan layout yang sesuai dengan
tahun 2009. Sejak tahun 2010 sampai dengan
urutan prose produksi, dimana sebelum
sekarang beliau merupakan dosen tetap pada
melakukan perancangan posisi tempat pada
Program Studi Teknik Industri di Fakultas Teknik
proses produksi sangat berantakan dan tidak
Universitas Tanjungpura.
sesuai dengan urutan. Selain itu pada tempat
penggorengan yang berhadapan langsung Silvia Uslianti, lahir di Pontianak, 31 Agustus
dengan toilet sehingga besar terjadinya 1972. Tahun 1996 dia memperoleh gelar Sarjana
persilangan terkontaminasinya produk yang Teknik (S.T.) dari Universitas Islam Indonesia
dihasilkan. Selain itu dari hasil perancangan (UII) dengan bidang keahlian Teknik Industri.
dilengkapi fasilitas yang belum tersedia pada Sedangkan gelar Magister Teknik (M.T.) di peroleh
UKM seperti warehouse bahan baku dan dari ITS dengan bidang keahlian Teknik Industri.
warehouse produk jadi. Sejak tahun 1998 sampai tahun 2008, beliau
merupakan dosen yang mengajar di Jurusan Teknik
REFERENSI
Elektro Universitas Tanjungpura, dan dari tahun
Apple, James M. 1990. Tata Letak Pabrik dan
2008 sampai sekarang beliau merupakan dosen
Pemindahan Bahan. Bandung : Penerbit
tetap pada Jurusan Teknik Industri, Fakultas
ITB.
Teknik, Universitas Tanjungpura.
Hadiguna, Rika Ampuh, dan Setiawan, H., 2008,
“Tata Letak Pabrik”. Yogyakarta: Andi.

- 29 -

Anda mungkin juga menyukai