Anda di halaman 1dari 18

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN

BAKU TEPUNG PADA HOME INDUSTRY SEKAR SARI BAKERY


DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DAN
BUSINESS PROCESS MODELING NOTATION (BPMN)

Eben Ezer Sianturi 1, Akmal Hawari2, Elfander Sinaga3, M. Khairul Hanif4,


Salsabila Khairumi5, Trivira Wulansuci6, Cici Meldayanti7

Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Universitas Riau

eben.ezer3481@student.unri.ac.id, akmal.hawari6302@student.unri.ac.id ,
elfander.sinaga3471@student.unri.ac.id,
m.khairul1215@student.unri.ac.id, ,cici.melda0571@student.unri.ac.id ,
trivira.wulansuci4439@student.unri.ac.id, salsabila.khairumi5776@student.unri.ac.id.

ABSTRAK

Pengendalian persediaan menjadi aspek utama dalam manajemen persediaan


sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan mengenai kebutuhan
produksi dapat terpenuhi secara optimal. Home Industry Sekar sari Bakery adalah
sebuah Home Industry yang bergerak dalam industri makanan, berupa roti manis,
roti tawar, roti selai dan lain-lain. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi
proses sistem pengambilan keputusan pengendalian persediaan bahan baku tepung
pada home industry sekar sari bakery, mendesain sistem pengambilan keputusan
pengendalian persediaan bahan baku tepung pada home industry sekar sari bakery
dan menghitung pengendalian persediaan bahan baku tepung pada home industry
sekar sari bakery. (kesimpulan nanti)

Kata Kunci: Home Industry Sekar Sari Bakery, EOQ (Economic Order Quantity),
Bahan Baku, ROP (Reorder Point), TIC (Total Inventory Cost)
I PENDAHULUAN
Seiring perkembangan zaman saat selai dan lain-lain. Home Industry
ini, perkembangan ilmu teknologi Sekarsari Bakery terletak di jalan
sangatlah cepat dan pesat. Sehingga Kopra Raya Pandau Jaya Blok C19
mampu membantu pekerjaan No. 5 Pekanbaru. Pemilik Home
manusia. Salah satu yang berkaitan Industry Sekar Sari Bakery adalah
dengan UMKM ini yaitu dalam Bapak Piono yang berproduksi sejak
bidang usaha dan bisnis. Dalam tahun 2005. Usaha ini telah
menjalankan sebuah usaha owner mendapat izin dari dinas kesehatan
membutuhkan teknologi untuk Kota Pekanbaru. Industri roti yang
membantu mensukseskan usahanya terus berkembang memiliki prospek
baik itu pada bagian publikasi, yang cerah dimasa depan. Para
produksi, dan penjualan (Laksamana, pesaing barupun semakin
2019). bermunculan salah satunya adalah
Pada saat ini roti merupakan roti bobo, roti hoya, dan roti sari roti,
makanan yang tidak asing lagi di tidak hanya Home Industry yang
kalangan masyarakat dan bersekala kecil saja, namun juga
perkembanganya begitu pesat. Tidak Home Industry yang berskala besar
heran lagi jika roti sekarang sudah yang mulai merambah di Kota
menjadi bagian dari kehidupan kita Pekanbaru. Home Industry tersebut
sehari - hari, bahkan roti juga sudah semakin gencar dalam melakukan
menjadi menu utama untuk kegiatan pemasaran baik melalui
pengganti sarapan karena didalam promosi, inovasi produk,
roti terkandung banyak vitamin. Roti memperluas wilayah distribusi
saat ini juga sangat mudah untuk hingga menerapkan harga yang
didapatkan, karena sudah banyak bersaing.
pengusaha yang membuka industri
Pengendalian persediaan yang
roti (Lucky, 2015).
tepat dapat mengantisipasi suatu
Home Industry Sekar sari Bakery situasi atau masalah yang mungkin
adalah sebuah Home Industry yang timbul agar tidak menghalangi
bergerak dalam industri makanan, perusahaan untuk mencapai
berupa roti manis, roti tawar, roti tujuannya. Artinya mereka, seperti
bisnis pada umumnya, menginginkan tidak terpenuhi, dan Perusahaan
keuntungan maksimal dengan biaya kehilangan keuntungan.
Minimum. Oleh karena itu, perlu
Menurut Rangkuti (2004) terdapat
memperhatikan faktor-faktor penting
5 macam sistem pengendalian
dan langkah-langkah dalam
persediaan, salah satunya ialah
peramalan manajemen persediaan.
metode Economic Order Quantity.
Salah satu praktik pengendalian
Metode ini merupakan teknik
persediaan adalah determinasi
pengendalian persediaan dengan
strategi yang tepat agar pengiriman
menekan biaya-biaya, baik biaya
didistribusikan secara efisien. Ada
pemesanan maupun biaya
banyak faktor dapat mempengaruhi
penyimpanan sehingga akan berada
keputusan politik, termasuk
dinilai paling rendah total biaya
lingkungan bisnis dan peran
persediaanya (Heizer & Render,
persediaan dalam strategi perusahaan
2010). Beberapa asumsi dasar
(Mikosch et al., 2010). pengiriman
metode EOQ yang digunakan adalah
Pengurangan dapat mengakibatkan
tingkat permintaan tetap, pemesanan
kerugian bagi perusahaan karena
instan, harga barang tetap, waktu
risiko eksposur Barang rusak atau
tenggang (lead time), barang yang
usang dan biaya meningkat
berkualitas dan tidak mudah rusak
(Darmawan et al., 2015). Beberapa
(Soares et al., 2021).
biaya terkait persediaan yang perlu
diperhatikan adalah biaya Biaya Keputusan adalah pemilihan

penyimpanan, pemesanan atau alternatif-alternatif yang ada untuk

pembelian, biaya teknik dan biaya menjawab suatu pertanyaan maupun

risiko Kekurangan karena suatu keadaan guna mewujudkan

kelangkaan barang di pasar (Dewi tujuan yang telah ditetapkan, dimana

dan Pratiwi, 2022). Di sisi lain, jika mengandung tiga hal penting, yaitu:

Jika perusahaan kekurangan atau a. Ada pilihan atas dasar logika


kehabisan bahan baku, maka proses atau pertimbangan.
produksi terganggu. Hal ini
b. Ada beberapa alternatif yang
mengakibatkan target produksi tidak
harus dan dipilih salah satu yang
terpenuhi, permintaan konsumen
terbaik.
Ada tujuan yang ingin dicapai, hingga kepada orang-orang bisnis
dan keputusan itu makin yang akan mengelola dan memantau
mendekatkan pada tujuan tersebut.” proses mereka (Herdiyanto, 2020).
(Hasan, 2000:9). Tujuan dari penelitian ini adalah
mengidentifikasi proses sistem
BPMN merupakan diagram yang
pengambilan keputusan
mengambarkan alur proses bisnis
pengendalian persediaan bahan baku
dari suatu sistem atau kegiatan yang
tepung pada home industry sekar sari
direncanakan. Tujuan utama dari
bakery, mendesain sistem
BPMN adalah untuk menyediakan
pengambilan keputusan
suatu notasi dalam pemodelan alur
pengendalian persediaan bahan baku
proses bisnis yang mudah dipahami
tepung pada home industry sekar sari
oleh semua pengguna bisnis, mulai
bakery dan menghitung pengendalian
dari bisnis analis yang membuat draft
persediaan bahan baku tepung pada
dari awal proses, para pengembang
home industry sekar sari bakery.
teknis yang bertanggung jawab untuk
menerapkan teknologi yang akan
melakukan proses-proses tersebut,
II METODE PENELITIAN

2.1 Rancangan Penelitian persediaan bahan baku pada Home


Industry Sekar Sari Bakery.
Berdasarkan latar belakang
masalah dan rumusan masalah yang 2.2.2 Teknik Pengambilan Sampel
ada penelitian ini merupakan
Metode pengumpulan data pada
penelitian deskriptif dengan
Home Industry Sekar Sari Bakery ini
melakukan pendekatan kuantitatif.
dilakukan dengan metode Purposive
Menurut Sugiyono (2018)
Sampling yang teknik penentuan
Pendekatan Kuantitatif merupakan
sampel dengan pertimbangan tertentu
pendekatan berisi tentang angka-
(Sugiyono, 2018). Sampel yang
angka yang akan diolah dan
dipilih adalah sampel sumber data
dianalisis menggunakan analisis
yaitu data pembelian bahan baku
statistik. Pada penelitian ini terdapat
pada bulan Januari – Desember tahun
data yang akan diolah berupa data
2022, penggunaan bahan baku pada
harga bahan baku, persiapan
bulan Januari – Desember tahun
persediaan bahan baku, data biaya
2022, biaya pemesanan pada bulan
penyimpanan, biaya pemesanan dan
Januari – Desember tahun 2022,
biaya pembelian.
meliputi biaya telepon dan biaya
2.2 Populasi Penelitian dan Teknik pembongkaran penerimaan bahan
Pengambil Sampel baku, dan biaya penyimpanan pada
bulan Januari-Desember tahun 2022.
2.2.1 Populasi
2.3 Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2011)
populasi adalah wilayah generalisasi 2.3.1 Klasifikasi Variabel
yang terdiri atas objek atau subjek
Variabel penelitian adalah suatu
yang mempunyai kualitas dan
atribut atau sifat atau nilai dari orang,
karakteristik tertentu yang ditetapkan
obyek, organisasi, atau kegiatan yang
oleh peneliti untuk dipelajari dan
mempunyai variasi tertentu yang
kemudian ditarik kesimpulannya.
ditetapkan oleh peneliti untuk
Populasi penelitian ini adalah Home
dipelajari dan kemudian ditarik
Industry Sekar Sari Bakery adalah
kesimpulannya (Sugiyono, 2016).
sebuah Home Industry yang bergerak
Adapun klasifikasi dalam penelitian
dalam industri makanan, berupa roti
pengendalian persediaan bahan baku
manis, roti tawar, roti selai dan
pada Home Industry Sekar Sari
lainlain. Home Industry Sekarsari
Bakery sebagai berikut:
Bakery terletak di jalan Kopra Raya
Pandau Jaya Blok C19 No 5 a) Persediaan bahan baku
Pekanbaru. bagian produksi dan data
b) Penentuan jumlah pesanan digunakan untuk biaya penyimpanan
ekonomis (Economic Order adalah Rupiah (Rp).
Quantity) d) Biaya Total Persediaan (Total
c) Biaya Persediaan Inventory Cost) adalah hasil
d) Biaya total persediaan (TIC) penjumlahan biaya pemesanan dan
e) Pemesanan titik kembali (ROP) pembelian bahan baku tepung.
Indikator yang digunakan dalam
2.3.2 Definisi Operasional Variabel biaya total persediaan adalah Rupiah
Berdasarkan variabel penelitian (Rp).
yang telah ditentukan, berikut e) Pemesanan Ulang/Titik Kembali
definisi operasional variabel (Reorder Point) adalah waktu yang
mengenai masing-masing variabel tepat untuk melakukan pengadaan
yang telah ditentukan. pemesanan bahan baku tepung
a) Persediaan bahan baku adalah kembali untuk kelancaran proses
bahan baku tepung yang tersimpan di produksi. Indikator yang digunakan
perusahaan untuk mendukung proses dalam pemesanan ulang adalah
produksi dan menghindari fluktuasi Kilogram (Kg).
harga bahan baku. Indikator yang
digunakan dalam menentukan 2.4 Instrumen Penelitian
kebutuhan bahan baku adalah Instrumen penelitian adalah alat
Kilogram (Kg). yang berguna untuk mengukur
b) Jumlah pesanan ekonomis adalah variabel penelitian atau fenomena
total setiap kali pemesanan bahan alam yang banyak tersedia untuk
baku tepung meminimalkan biaya diamati (Sugiyono, 2018). Alat ukur
pengeluaran perusahaan. yang digunakan dalam penelitian ini
c) Biaya persediaan bahan baku adalah dengan kuesioner terbuka
adalah biaya yang dikeluarkan oleh untuk mendapatkan data atau
perusahaan untuk membeli atau informasi mengenai pengendalian
menyimpan bahan baku tepung persediaan bahan baku pada Home
untuk kelancaran proses produksi. Industry Sekar Sari Bakery Jember.
Biaya persediaan terdiri dari:
1. Biaya Pemesanan Total (Ordering 2.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
Cost) adalah biaya yang dikeluarkan Penelitian ini akan dilaksanakan
oleh perusahaan untuk pemesanan di jalan Kopra Raya Pandau Jaya
bahan baku tepung. Indikator yang Blok C19 No 5 Pekanbaru. Pemilik
digunakan untuk mengukur biaya Home Industry Sekarsari Bakery
pemesanan adalah Rupiah (Rp). adalah Bapak Piono yang
2. Biaya Penyimpanan Total berproduksi sejak tahun 2005.
(Carrying Cost) adalah biaya yang Waktu Pelaksanaan penelitian yaitu
dikeluarkan perusahaan untuk pada Senin, 15 Mei 2023.
melakukan proses penyimpanan 2.6 Prosedur Pengumpulan Data
bahan baku tepung. Indikator yang
Menurut Sugiyono (2018) bersifat mudah diolah, memiliki
menyatakan bahwa ada beberapa harga yang terjangkau dan stabil.
yang dapat dilakukakan untuk Untuk menjaga kelancaran
pengumpulan data yaitu dengan proses produksi, hal yang perlu
setting, berbagai sumber dan cara. diperhatikan oleh perusahaan yaitu
Pada penelitian ini menggunakan pembelian dan penggunaan bahan
pengumpulan data sebagai berikut: baku. Untuk dapat menganalisis
a. Sumber Primer (wawancara) kebutuhan bahan baku yang akan
merupakan sumber data yang didapat digunakan dalam memproduksi roti
secara langsung dengan melakukan pada tahun selanjutnya yaitu dengan
wawancara dengan pemilik usaha menggunakan metode analisis
untuk mengetahui informasi moving average (pergerakan rata-
permasalahan pengendalian rata). Adapun rumus yang
persediaan bahan baku pada digunakan dalam moving average
perusahaan dan data persediaan menurut Handoko (2019), adalah
bahan baku pada perusahaan. sebagai berikut:
b. Sumber Sekunder (dokumentasi) MA= ∑ X
merupakan sumber data yang didapat
secara tidak langsung dengan Jumlah periode
pengambilan dokumentasi gambar Dengan keterangan bahwa
atau tulisan untuk memperoleh data perhitungan rata-rata dilakukan
yang menyangkut persediaan bahan dengan bergerak kedepan untuk
baku seperti data pembelian bahan memperkirakan kebutuhan bahan
baku dan penggunaan bahan baku baku di waktu yang akan datang dan
pada tahun tertentu. dicatat dalam posisi terpusat pada
rata- ratanya, dimana perhitungan
2.7 Teknik Analisis rata-rata bergerak dapat dilakukan
2.7.1 Analisis Kebutuhan Bahan dengan total gerakan tiga kuartal
Baku sehingga untuk nilai rata-rata
Pengolahan bahan baku menjadi bergerak terakhir dapat digunakan
faktor yang sangat penting bagi sebagai nilai ramalan periode
perusahaan dalam rangka menjaga berikutnya.
kelancaran proses produksi.
Sehingga bahan baku merupakan 3.7.2 Metode EOQ (Economic Order
kebutuhan utama yang harus selalu Quantity)
ada dalam proses produksi karena Sebuah perusahaan pada
bahan baku akan diolah menjadi
dasarnya mengadakan perencanaan
produk jadi. Bahan baku yang
dimaksudkan dalam perusahaan yaitu dan pengendalian bahan baku yang
berupa bahan baku tepung. Tepung bertujuan untuk meminimalkan biaya
merupakan komoditas pangan yang
dan memaksimalkan laba perusahaan
tersebut. Untuk meminimalkan biaya tahun dengan jumlah pembelian
persediaan tersebut maka dapat setiap kali pemesanan. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada rumus
digunakan analisis Economic Order
yang diutarakan oleh Heizer dan
Quantity (EOQ). Metode Render (2015) sebagai berikut:
inimerupakan teknik pengendalian D
I=
persediaan dengan menekan biaya- EOQ
biaya, baik biaya pemesanan maupun I = Frekuensi Pembelian
biaya penyimpanan sebagai D = Permintaan Selama
Satu Tahun (Kg)
akibatnya akan berada dievaluasi EOQ = Jumlah Pemesanan
total paling rendah biaya Bahan Baku Optimal

persediaanya (Heizer & Render, 2.7.4 Persediaan Pengaman


2010). Beberapa Perkiraan metode (Safety Stock)
Safety stock adalah persediaan
dasar EOQ yg digunakan yaitu tambahan yang disimpan untuk
tingkat permintaan tetap, pemesanan mengatasi ketegangan dalam stok
persediaan. (Sholehah et al., 2021).
instan, harga barang permanen, Hal ini dipengaruhi oleh faktor-
waktu tenggang (lead time), barang faktor seperti permintaan yang
bervariasi, lead time yang tidak
yang berkualitas dan tidak mudah tetap, dan fluktuasi pasokan. Tujuan
rusak (Soares et al., 2021). dari safety stock adalah untuk
menentukan jumlah persediaan yang
diperlukan selama periode lead time.
Berikut rumus EOQ
Dengan memiliki persediaan
pengaman ini, perusahaan tetap
Q* =
√ 2 DS
H
dapat memenuhi permintaan
pelanggan selama waktu di mana
persediaan utama sedang diproses
Keterangan:
atau disuplai. Rumus yang
Q = Jumlah optimum unit per tahun digunakan untuk menghitung safety
D = Jumlah permintaan satu periode stock dapat bervariasi tergantung
pada metode yang digunakan, namun
S = Biaya Pemesanan/pembelian tujuannya adalah untuk
H = Biaya penyimpanan mengantisipasi ekologi dan risiko
yang mungkin terjadi dalam
2.7.3 Frekuensi Pembelian kekacauan pasok. Adapun rumus
persediaan pengaman menurut
Metode EOQ mengacu pada
Herjanto (2017) dapat dihitung
pembelian dengan jumlah yang sama sebagai berikut:
dalam setiap kali melakukan
pemesanan. Maka dari itu, jumlah SS= Z * 𝜎
pembelian dapat diketahui dengan
SS = Safety Stock
cara membagi kebutuhan dalam satu
atau Persediaan paling murah atau EOQ. (Umami et
pengaman al., 2018)
Z = Tingkat
Pelayanan (Service D Q
TIC = 𝑆+ 𝐻
Level) Q 2
𝜎 = Standar Deviasi
Keterangan:
2.7.5 Reorder Point (Ttitik Pemesan TIC = Biaya variabel
Kembali) persediaan (Rp)
D = Kebutuhan bahan baku
Menurut Heizer dan Render per tahun (Kg)
(2015), Reorder point adalah titik Q = Unit yang dipesan per
(tingkat persediaan) dimana tindakan order (Kg)
diambil untuk mengisi ulang S = Biaya pesanan per order
(Rp)
persediaan barang atau bahan baku.
Berikut ini merupakan perhitungan 2.8 Business Process
reorder point menurut Haming dan Modelling Notation (BPMN)
Nurnajamuddin (2012)
BPMN adalah standar untuk
ROP= SS+dL
memodelkan proses bisnis dan
Keterangan: proses-proses web services.
SS = Safety Stock atau Diusulkan oleh BPMI – Business
persediaan pengaman Process Management Initiative pada
d = Rata-rata pemakaian
tahun 2004. BPMN dirancang bukan
selama satuan waktu
L = Lead Time atau waktu hanya mudah digunakan dan
tunggu dipahami, tetapi juga memiliki
kemampuan untuk memodelkan
2.7.6 Total Inventory Cost proses bisnis yang kompleks dan
(Total Biaya Persediaan secara spesifik dirancang dengan
Bahan Baku) mempertimbangkan web services.
Total Biaya Persediaan (TIC)
BPMN menyediakan notasi yang
adalah jumlah biaya pemesanan dan
dapat dengan mudah dipahami oleh
persediaan. Ketika biaya
semua pengguna bisnis, termasuk
penyimpanan dan pemesanan
juga analis bisnis yang menciptakan
terendah, total biaya terendah
draf awal dari proses sampai
tercapai. Ketika total biaya
pengembang teknis yang
persediaan mencapai nilai
bertanggung jawab untuk
terendahnya, kuantitas persediaan
mengimplementasikan teknologi
dapat dikatakan sebagai persediaan
yang digunakan untuk menjalankan
proses-proses tersebut (Dewi, 2012)
III HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Persediaan Bahan Baku Home Industry Sekar Sari Bakery
Home Industry Sekar Sari Bakery merupakan usaha rumahan yang bergerak
dibidang kue dan bakery dengan bahan baku utamanya ialah tepung terigu. Dalam
pengadaan persediaan bahan baku, Home Industry Sekar Sari Bakery sering
melakukan pembelian bahan baku tepung dengan jumlah yang terbatas. Akibatnya
usaha ini sering mengalami kekurangan bahan baku sehingga menghambat
kegiatan produksi. Frekuensi pembelian bahan baku Home Industry Sekar Sari
Bakery dapat terjadi 7-8 kali dalam sebulan. Artinya usaha ini melakukan
pembelian setiap 2 kali dalam seminggu.

Bulan Pembelian (kg) Frekuensi Penggunaan(kg)


Januari 2500 8 2550
Februari 2400 8 2470
Maret 2500 8 2620
April 2600 8 2700
Mei 2500 8 2670
Juni 2500 8 2590
Juli 2600 8 2650
Agustus 2600 8 2690
September 2600 8 2700
Oktober 2500 8 2540
November 2500 8 2530
Desember 2600 8 2680
Jumlah 30400 96 31390
Rata-rata 2533,33 2615,83

Berdasarkan data pada tabel 1 kuantitas pembelian bahan baku hampir


konsisten yaitu tepung sebesar 2500 Kg perbulan. Namun kuantitas pembelian
belum dapat memenuhi kebutuhan produksinya. Terdapat peningkatan jumlah
penggunaan bahan baku setiap bulannya. Diketahui penggunaan bahan baku
tepung bulan Januari – Desember 2022 berjumlah 30400 Kg dengan rata-rata
2533,33 Kg. Beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya penggunaan bahan
baku ialah pembelian, hari kerja, dan kapasitas produksi setiap hari (Larasati et
al., 2021). Menurut pemilik usaha, Home Industry Sekar Sari Bakery hanya
mampu memproduksi 2500 kg tepung setiap harinya. Hal ini juga dipengaruhi
oleh jumlah tenaga kerja yang terbatas.
Biaya pembelian merupakan ongkos yang dikeluarkan perusahaan pada saat
melakukan pembelian bahan baku. Biaya pembelian Home Industry Sekar Sari
Bakery berupa biaya transportasi. Hal ini disebabkan pemilik melakukan
pembongkaran persediaan yang diangkut menggunakan tenaga sendiri. Biaya
pembelian Home Industry Sekar Sari Bakery pada saat pembelian bahan baku
meliputi biaya transportasi sebesar Rp640.000/bulan atau Rp80.000 setiap
pembelian.
Tabel 2 Data Biaya Pembelian Home Industry Sekar Sari Bakery
Jenis Biaya Pembelian Jumlah per tahun Biaya pembelian
Biaya Transportasi Rp7.680.000 Rp80.000
Sedangkan untuk biaya penyimpanan bahan baku Home Industry Sekar Sari
Bakery tidak mengeluarkan biaya yang besar disebabkan tidak menyewa gudang.
Perhitungan biaya penyimpanan dihitung dalam persentase dari harga tepung.
Persentase ditetapkan sebesar 10% karena Home Industry Sekar Sari Bakery
melakukan kegiatan produksi setiap hari sehingga penyimpanan bahan baku tidak
terlalu lama dan tidak memakan tempat yang luas serta perawatan khusus.
Tabel 3 Biaya Penyimpanan Home Industry Sekar Sari Bakery
Harga Persediaan per Kg % Biaya Penyimpanan
Rp8000 10% Rp800

Berdasarkan tabel 3 harga bahan baku pada tahun 2021 sebesar Rp8000.
Besar biaya penyimpanan bahan baku dihitung dari 10% harga bahan baku.
Akumulasi perhitungan biaya penyimpanan tersebut dinyatakan oleh Haming dan
Nurnajumuddin, 2012:8 (dalam Larasati et al., 2021) bahwa umumnya biaya
penyimpanan dihitung dengan menetapkan besar persentase terhadap harga bahan
baku pada saat itu. Sehingga besar biaya penyimpanan bahan baku Home Industry
Sekar Sari Bakery sebesar Rp800 per Kg selama tahun 2022.

Analisis Persediaan Bahan Baku Menggunakan Metode Economic Order


Quantity
Menurut Langke (2018) bahwa metode Economic Order Quantity merupakan
teknik pengendalian persediaan yang dapat menentukan kuantitas optimum pada
setiap pemesanan/pembelian dan meminimumkan biaya-biaya yang timbul seperti
biaya penyimpanan dan biaya pemesanan (Hikam, 2022).

Jenis Jumlah Penggunaan Total Biaya Biaya


Bahan Pembelian Penyimpanan
Baku (D) per unit (H)
Tepung 31390 kg Rp80000 Rp800

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dihitung jumlah optimal


persediaannya menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Heizer & Render
(2017) sebagai berikut:
a. Jumlah optimal persediaan bahan baku terigu
2𝐷𝑆
EOQ : √
2 ×31390 × 80000
EOQ :√
800
6.278.000
:√
= 2.505,6 kg
Jadi pembelian bahan baku optimum sebesar yaitu 2.505,6 Kg dimana lebih
optimal dari jumlah persediaan menurut kebijakan usaha yaitu 2.500 Kg.
Frekuensi pembelian bahan baku sebagai berikut:
𝑃𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
F=
𝐸𝑂𝑄
31390
F=
2801,33
= 12,53
= 13 Kali
Maka pada tahun 2022 Home Industry Sekar Sari Bakery mengadakan
pembelian bahan baku sebanyak 13 kali dengan jumlah optimal sebesar 2505,6
Kg pada setiap pembelian. Artinya, Home Industry Sekar Sari Bakery hanya perlu
mengadakan pembelian kembali bahan baku sekali atau dua kali dalam sebulan.

Menentukan Jumlah Persediaan Pengaman (Safety Stock)


Safety Stock merupakan persediaan cadangan sebagai antisipasi banyaknya
permintaan selama menunggu persediaan barang datang. Persediaan pengaman ini
berfungsi untuk melindungi atau menjaga persediaan dari kemungkinan
kekurangan bahan pada saat persediaan dibutuhkan (Sari dan Putri, 2019). Selain
itu, Safety Stock juga berfungsi untuk menjaga kestabilan apabila terjadi fluktuasi
permintaan ketika barang yang dipesan mengalami keterlambatan datang.
Persediaan pengaman Home Industry Sekar Sari Bakery belum pernah diterapkan
sehingga pembeliaan bahan baku terjadi ketika bahan baku menipis atau bahkan
telah habis.
Oleh sebab itu menentukan persediaan pengaman akan lebih efisien.
Pemakaian max Rata-rata Masa tenggang
pemakaian / lead time

2700 kg 2615,83 kg 3 hari


SS = (Pemakaian Maksimum – Pemakaian Rata-Rata) × lead time
= (2700 – 2615,83) × 3
= 252,51 kg
Jadi persediaan pengaman yang seharusnya tersedia tahun 2022 sebesar 252,51
Kg.

Menentukan Titik Pemesanan Kembali (Reoder Point)


Reorder Point merupakan titik perhitungan untuk melakukan pemesanan
persediaan kembali. Perhitungan titik pemesanan persediaan kembali ini bertujuan
agar persediaan yang telah dipesan dapat datang dengan tepat waktu pada saat
persediaan pada posisi safety stock. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
Reorder Point (Suhendra et al., 2021) yaitu sebagai berikut: (1) lead time atau
masa tunggu pesanan datang, ialah waktu yang dibutuhkan pada saat pemesanan
persediaan sampai dengan barang yang dipesan tiba; (2) persediaan pengaman
(safety stock) ialah persediaan yang harus dipersiapkan perusahaan untuk
menghindari kekurangan barang dan juga berfungsi sebagai persediaan antisipasi
selama masa tunggu pesanan tiba; (3) rata-rata penggunaan persediaan dalam satu
periode. Nilai ini berfungsi dalam memprediksi titik pemesanan secara tepat.
Penentuan titik pemesanan (Reoder Point) dapat menggunakan rumus sebagai
berikut:
Safety Stock Masa Tenggang Permintaan (LT) Hari Kerja
(D)
252,51 kg 3 Hari 31.390 Kg 324

D
ROP = SS + (LT x )
Hari Kerja
31.390
ROP = 252,51 kg + (3 x ¿
324
ROP = 252,51 + 290,65
ROP = 543,16 Kg
Berdasarkan perhitungan ROP, Home Industry Sekar Sari Bakery harus
melakukan pemesanan tepung kembali pada saat persediaan tersisa 543,16 Kg.

Menghitung Total Biaya Persediaan (Total Inventory Cost)


Total biaya persediaan adalah sejumlah biaya yang diperoleh dari biaya
penyimpanan ditambah biaya pemesanan. Untuk mencapai total biaya minimum
maka biaya penyimpanan harus seimbang dengan biaya pemesanan. Apabila total
biaya pada posisi paling rendah maka jumlah pesanan dapat dikategorikan sebagai
jumlah pesanan paling ekonomis atau EOQ.
Berikut informasi perhitungan total biaya persediaan Home Industry Sekar
Sari Bakery:

Jumlah Jumlah Optimum unit Biaya Pembelian Biaya Penyimpanan


Permintaan (D) per pembelian (Q) (S) (H)
31390 kg 2505,6 Kg Rp80.000 Rp800
D Q
TIC = 𝑆+ 𝐻
Q 2

31390 2505,6
= 80000 + (800)
2505,6 2

= Rp 1.002.235 + 1.002.240

= Rp 2.004.475

Berdasarkan perhitungan menggunakan metode EOQ diatas, diketahui


besar total biaya persediaan Home Industry Sekar Sari Bakery sebesar Rp
2.004.475 yang membuktikan bahwa metode ini lebih efisien dan dapat
mengurangi biaya besar dibandingkan menggunakan kebijakan Home Industry
Sekar Sari Bakery.
Perbandingan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Tepung dengan
Kebijakan Home Industry Sekar Sari Bakery dan Metode EOQ
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat diketahui hasil perhitungan
persediaan tepung Home Industry Sekar Sari Bakery baik menggunakan metode
Economic Order Quantity dan kebijakan perusahaan dapat diketahui metode mana
yang lebih efektif untuk diterapkan dalam pengendalian persediaan untuk
meminimalkan biaya yang ada. Berikut perbandingan kebijakan perusahaan
dengan metode Economic Order Quantity:
Tabel 4 Perbandingan Kebijakan Home Industry Sekar Sari Bakery
dan Metode EOQ
Keterangan Kebijakan Perusahaan Metode EOQ
Kuantitas Pembelian 2500 Kg 2.505,6 kg
Frekuensi Pembelian 96 13
Safety Stock - 252,51 kg
Reorder Point - 543,16 Kg
Total Biaya Persediaan Rp2.130.000 Rp2.004.475
Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa Home Industry Sekar Sari Bakery
tidak mengadakan Safety Stock dan Reorder Point.
Pada saat perusahaan tidak mengadakan stok pengaman maka berakibat
seringnya kehabisan bahan baku untuk produksi sehingga menyebabkan kegiatan
produksi terhambat. Sedangkan apabila perusahaan tidak menerapkan ROP, maka
frekuensi pembelian akan meningkat sehingga biaya pembelian semakin besar dan
kelancaran produksi berikutnya ikut terhambat. Sedangkan pada total biaya
persediaan terdapat selisih sebelum dan setelah menerapkan metode EOQ.
IV KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Darmawan, G. A., Cipta, W., dan Yulianthini, N. N. 2015. Penerapan economic


order quantity (eoq) dalam pengelolaan persediaan bahan baku
tepung pada usaha pia ariawan di desa banyuning tahun 2013. e-
Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha. 3(2): 23-35.
Dewi, L. P., Indahyanti, U., dan Hari, Y. 2012. Pemodelan proses bisnis
menggunakan activity diagram UML dan BPMN (studi kasus frs
online) (Doctoral dissertation, Petra Christian University).
Dewi, S., dan Pratiwi, T. H. 2022. Analysis of sales return and economic order
quantity to assess turn of goods inventory. 1(1):62–76.
Handoko. 2019. Prediksi jumlah penerimaan mahasiswa baru dengan metode
single exponential smoothing (Studi Kasus: Amik Royal Kisaran).
JURTEKSI (Jurnal Teknol. dan Sist. Informasi). 5(2): 125 – 132.
Hasan dan M. Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Teori Pengambilan Keputusan,
Ghalia Indonesia, Jakarta.
Heizer, J dan Render, B. 2010. Manajemen Operasi (Edisi 9 Buku). Salemba
Empat.
Heizer, J. dan R., Barry. 2015. Manajemen Operasi: Manajemen Keberlangsungan
dan Rantai Pasok Edisi 11. Jakarta: Salemba Empat.
Heizer, J., dan Render, B. 2017. Manajemen Operasi, Manajemen
Keberlangsungan dan Rantai Pasokan (11th ed.). Salemba Empat.
Herdiyanto. 2020. Notulis – Aplikasi Minute of Meeting Pada Modul Admin dan
Pengelola Rapat. Jurnal Fak Ilmu Terap Telkom Univ. 6(2): 1–8.
Herjanto, E. 2017. Manajemen Operasi edisi ketiga. Jakarta: Grasindo.
Hikam, K. M. 2022. Analisa pengendalian persediaan bahan baku dengan metode
economic order quantity (eoq) pada umkm pengrajin sangkar burung
sunda makmur. Jurnal Manajemen. 17(1): 61–72.
Laksmana, R. D., Santoso, E., dan Rahayudi, B. 2019. Prediksi penjualan roti
menggunakan metode exponential smoothing (Studi Kasus: Harum
Bakery). Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu
Komputer. 3(5): 4933 – 4941.
Langke, A. V, Palandeng, I. D., Karuntu, M. M., Manajemen, J., Sam, U., dan
Manado, R. 2018. Analisis pengendalian persediaan bahan baku
kelapa pada pt. tropica cocoprima menggunakan economic order
quantity (eoq). Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen,
Bisnis Dan Akuntansi. 6(3): 1158–1167.
Larasati, A. D., Retnowati, N., Abdurrahman, A., dan Mayasari, F. 2021. Analisis
pengendalian persediaan bahan baku dengan metode economic order
quantity (eoq) pada layla bakery jember. Jurnal Manajemen
Agribisnis Dan Agroindustri. 1(1): 9–17.
Lucky, Y. 2015. Roti Sebagai Sumber Karbohidrat.
Mikosch, T. V, Resnick, S. I., dan Robinson, S. M. 2010. Principle of Inventory
Managment. Springer Science+Business Media.
Rangkuti dan Freddy. 2004. Manajemen Persediaan Aplikasi Di Bidang Bisnis,
Edisi Kedua. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Sari, S., & Putri, K. R. (2019). Analisis pengendalian stok barang di perusahaan x
dengan memanfaatkan pendekatan metode economic order quantity
(EOQ) pengembangan dalam bidang ekonomi sampai pembangunan.
Jurnal TECNOSCIENZA. 6(1): 72-85.
Sholehah, R., Muhammad Marsudi, dan Ghiffary, A. 2021. Analisis persediaan
bahan baku kedelai menggunakan eoq, rop dan safety stock produksi
tahu berdasarkan metode forecasting di pt. langgeng. Jurnal JIEOM.
4(2): 53–61.
Soares, T. A. F., Montolalu, C. E. J. C dan Manurung, T. 2021. Analisis persediaan
karton dengan metode economic order quantity (eoq) (studi kasus: pt
asegar murni jaya, minahasa utara carton inventory analysis using
the economic order quantity (eoq) method (case study: pt. asegar
murni jaya). Jurnal Minahasa. 21(2):170–175.
Soares, T. A. F., Montolalu, C. E. J. C., dan Manurung, T. 2021. Analisis
persediaan karton dengan metode economic order quantity (eoq)
(studi kasus: pt. asegar murni jaya. Jurnal Manajemen Operasi.
2(2): 34 – 42.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatid Kualitatif dan R&D. Bandung:
Jawa barat.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: 
PT Alfabet.
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.
Suhendra, C. A., Asfi, M., Lestari, W. J., & Syafrinal, I. 2021. Sistem peramalan
persediaan sparepart menggunakan metode weight moving average
dan reorder point. Jurnal Manajemen, Teknik Informatika Dan
Rekayasa Komputer. 20(2): 343–354.
Umami, D. M., Mu’tamar, M. F. F., dan Rakhmawati, R. 2018. Analisis efisiensi
biaya persediaan menggunakan metode eoq (economic order
quantity) pada pt. xyz. Jurnal Agroteknologi. 12(1): 64-75.

Anda mungkin juga menyukai