Anda di halaman 1dari 16

KARISMATIKA p-ISSN : 2443 – 0366

VOL. 6 NO. 1 APRIL 2020 e-ISSN : 2528 – 0279

PENERAPAN METODE ECONOMIC ORDER


QUANTITY (EOQ) DALAM PENGENDALIAN
PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA
PT. BUSUR INTI INDO PANAH

Widyastika1, Nerli Khairani 2


1,2)
Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Medan
email: widya1195@gmail.com

ABSTRAK
Pengendalian persediaan merupakan salah satu masalah yang sering dihadapi
perusahaan. Persediaan bahan baku yang optimal merupakan faktor penting dalam proses
kelancaran produksi. Pengendalian persediaan bahan baku menggunakan metode
Economic Order Quantity (EOQ),yang bertujuan untuk mengetahui besarnya pembelian
bahan baku yang optimal (EOQ), frekuensi pembelian bahan baku dalam satu periode,
batas titik pemesanan bahan baku (reorder point),total biaya persediaan dan untuk
membandingkan total biaya pengendalian persediaan bahan baku yang digunakan
perusahaan dengan pengendalian persediaan bahan baku menggunakan metode EOQ
(Economic Order Quantity). Hasil penelitian yang didapat untuk besarnya pembelian
bahan baku yang optimal untuk bahan baku kedelai dan gula aren sebesar 9761,57 kg dan
12816,31 kg, dengan frekuensi pembelian kedelai dan gula aren sebesar 13 kali dan 20
kali, dengan reorder point bahan baku kedelai dan gula aren sebesar 1.252,33 kg dan
2.504,90 kg, dan total biaya persediaan bahan baku kedelai dan gula aren sebesar Rp
5.466.481,5 dan Rp 12.303.658, Dan hasil analisis membuktikan bahwa jika perusahaan
menggunakan metode Economic Order Quantity pada persediaan bahan baku kedelai
maka terdapat adanya selisih penghemataan yaitu Rp 5.496.519, dan pada bahan
baku gula aren terdapat selisih penghematan sebesar Rp 15.380.342, jadi total
penghematan yang diperoleh perusahaan yaitu Rp 20.876.861 selama periode agustus
2016 sampai juli 2017.

Kata kunci: Pengendalian persediaan, Bahan baku, Economic Order Quantity (EOQ)

ABSTRACT

Inventory control is one of the problems that companies often encounter. The optimal
supply of raw materials is an important factor in the smoothness of production process.
Control of raw material inventory using Economic Order Quantity (EOQ) method, which
aims to know the optimal purchase of raw materials (EOQ), the frequency of raw material
purchase in one period, the limit of reorder point, total inventory cost and compare the
total cost of inventory control of raw materials used by companies with raw material
inventory control using EOQ (Economic Order Quantity) method. The results obtained for
the optimal purchase of raw materials for soybean and palm sugar raw material of 9761.57
kg and 12816.31 kg, with the frequency of purchasing soybeans and palm sugar 13 times
and 20 times, with the reorder point of soybean raw material and palm sugar 1,252,33 kg
and 2,504,90 kg, and total cost of supply of raw material of soybean and palm sugar equal
to Rp 5,466,481,5 and Rp 12,303,658, And analysis result proves that if company use
Economic Order Quantity method on inventory soybean raw material there is a difference
in the cost of Rp 5.496.519, and the raw material of palm sugar there is a savings difference

29
KARISMATIKA p-ISSN : 2443 – 0366
VOL. 6 NO. 1 APRIL 2020 e-ISSN : 2528 – 0279

of Rp 15,380,342, so the total savings obtained by the company is Rp 20,876,861 during


the period of August 2016 until July 2017.

Keywords: Inventory control, Raw materials, Economic Order Quantity (EOQ)

PENDAHULUAN penentuan berapa bahan baku yang akan


dibeli dalam periode tertentu, kapan
Industri di Indonesia semakin
pemesanan bahan baku harus dilakukan,
berkembang dengan sangat pesat, hal ini
berapa jumlah minimum bahan yang
dapat dilihat dengan semakin
harus selalu ada dalam pengamanan
bertambahnya perusahaan-perusahaan
safety stock agar perusahaan terhindar
yang berdiri di Indonesia. Semakin
dari kemacetan produksi akibat
pesatnya perkembangan industri ini
keterlambatan bahan, dan berapa jumlah
mengakibatkan semakin ketatnya
maksimum kuantitas bahan dalam
persaingan di bidang industri. Untuk
persediaan agar dana yang digunakan
dapat memenangkan persaingan tersebut
tidak berlebihan.
maka mendorong perusahaan untuk
PT. Busur Inti Indo Panah
menetapkan pengendalian persediaan
merupakan perusahaan yang bergerak di
bahan baku secara tepat agar dapat
bidang industri, Perusahaan ini biasa
mencapai tujuan yang diinginkan. Tujuan
dikenal dengan nama pabrik kecap sinar
tersebut dipengaruhi oleh beberapa
langkat, ia sudah berdiri sejak tahun
faktor, salah satu faktornya yaitu
1960. Kegiatan utama industry ini adalah
mengenai masalah produksi. Masalah
memproduksi kecap. Bahan baku yang
produksi merupakan masalah yang
digunakan dalam dalam produksi
sangat penting bagi perusahaan karena
tersebut adalah kacang kedelai dan gula
hal tersebut sangat berpengaruh terhadap
merah. Permasalahan yang biasa
keuntungan yang akan diperoleh
dihadapi perusahaan belum dapat
perusahaan. Maka apabila proses
merealisasikan rencana produksi yang
produksi berjalan dengan lancar maka
paling optimal dengan persediaan
tujuan perusahaan akan tercapai [1] .
sumber daya yang ada. Produksi yang
Dalam pengendalian bahan baku
dilakukan harus dapat memenuhi
tersebut masalah utamanya adalah
permintaan dari marketing tersebut,
membuat persediaan bahan baku yang
namun perusahaan hanya berproduksi
tepat agar kegiatan produksi tidak
berdasarkan pengalaman masa lalu.
terganggu dan dana yang digunakan
Untuk itu diperlukan perencanaan
dalam persediaan tidak berlebihan.
persediaan dan pengoptimalan produksi
Masalah tersebut berpengaruh terhadap

30
KARISMATIKA p-ISSN : 2443 – 0366
VOL. 6 NO. 1 APRIL 2020 e-ISSN : 2528 – 0279

untuk memperoleh pendapatan persediaan barang jadi, metode ini dapat


maksimum dan meminimumkan biaya. dikatakan cocok untuk digunakan.
Penyediaan bahan baku hanya Metode EOQ dapat dilaksanakan apabila
berdasarkan pada perkiraan kebutuhan kebutuhan-kebutuhan permintaan pada
yang telah direncanakan setiap tahunnya, masa yang akan datang memiliki jumlah
hal ini terkadang dapat menimbulkan yang konstan dan relatif memiliki
permasalahan seperti tiba-tiba fluktuasi perubahan yang sangat kecil.
permintaan menurun maka akan terjadi Apabila jumlah permintaan dan masa
kelebihan bahan baku yang tenggang diketahui, maka dapat
mengakibatkan kerugian perusahaan, diasumsikan bahwa jumlah permintaan
ataupun permintaan yang melonjak yang dan masa tenggang merupakan bilangan
dapat mengakibatkan kekurangan bahan yang konstan dan diketahui. EOQ
baku dan menghambat proses produksi dihitung dengan menganalisis total biaya
yang mengakibatkan kecewanya . Total biaya pada satu periode
konsumen. Hal tersebut dapat terjadi merupakan jumlah dari biaya pemesanan
karena perusahaan belum menerapkan ditambah biaya penyimpanan selama
reorder point dan safety stock. Oleh periode tertentu [2].
karena itu penggunaan Metode Economic Amrillah dkk. [3] merupakan
Order Quantity (EOQ) bisa menjadikan peneliti terdahulu yang meneliti terkait
perhitungan persediaan bahan baku dengan pengendalian persediaan yaitu
perusahaan lebih efisien dan optimal menganalisis metode Economic Order
dalam menghasilkan laba yang optimal. Quantity (EOQ) sebagai dasar
Economic Order Quantity pengendalian persediaan bahan baku
(EOQ) adalah sebuah model persediaan (Studi Pada PG. Ngadirejo Kediri - PT.
yang meminimalkan total biaya Perkebunan Nusantara X). Hasil
penyimpanan dan biaya pemesanan, Penelitian ini membuktikan bahwa
model persediaan yang pertama kali apabila perusahaan menerapkan metode
dikembangkan tahun 1915 secara Economic Order Quantity pada tahun
terpisah oleh Ford Harris dan R.H. 2013, 2014, dan 2015 di dalam
Wilson. Metode EOQ merupakan sebuah pembelian bahan baku pembantu yang
perhitungan dengan rumus mengenai optimal, maka terdapat adanya selisih
berapa jumlah, atau frekuensi penghematan pengeluaran total biaya
pemesanan, atau nilai pemesanan yang untuk bahan baku belerang. Begitu juga
paling ekonomis. Dalam hampir semua bahan baku phospat pada tahun 2013,
situasi yang menyangkut pengelola 2014, dan 2015 terdapat total

31
KARISMATIKA p-ISSN : 2443 – 0366
VOL. 6 NO. 1 APRIL 2020 e-ISSN : 2528 – 0279

penghematan. Berdasarkan hasil analisis persediaan bahan mentah (bahan baku


yang dilakukan, maka sebaiknya PG. raw material), barang setengah jadi (work
Ngadirejo Kediri menerapkan metode in proces) dan barang jadi (finished
Economic Order Quantity di dalam goods). Dari definis diatas, dapat
menentukan kuantitas pembelian bahan disimpulkan bahwa persediaan adalah
baku pembantu yang optimal, material yang merupakan bahan baku,
sehingga dapat meminimalkan total barang setengah jadi, atau barang jadi
biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang disimpan dalam suatu tempat atau
setiap tahunnya. gudang dimana barang tersebut
Berdasarkan latar belakang menunggu untuk diproduksi lebih lanjut
masalah tersebut maka tujuan penelitian sehingga dapat memenuhi permintaan
ini adalah untuk mengetahui besarnya dari konsumen atau pelanggan setiap
pembelian bahan baku yang optimal waktu.
(EOQ), frekuensi pembelian bahan baku
dalam satu periode, batas titik pemesanan Biaya Persediaan
bahan baku (reorder point),total biaya
persediaan dan untuk membandingkan Menurut [6], biaya yang terkait
total biaya pengendalian persediaan dengan persediaan dikelompokkan
bahan baku yang digunakan perusahaan menjadi tiga, yaitu carrying or holding
dengan pengendalian persediaan bahan costs adalah biaya untuk memiliki dan
baku menggunakan metode EOQ menyimpan dalam periode tertentu.,
(Economic Order Quantity). ordering costs adalah biaya yang
berhubungan dengan penambahan
persediaan yang dimiliki. Biaya ini
TINJAUAN PUSTAKA
biasanya dinyatakan dalam rupiah per
Pengertian Persediaan (Inventory) pesanan dan tidak terkait dengan volume
pesanan., dan shortage costs adalah biaya
Persediaan menurut [4]
kekurangan persediaan .
menyebutkan bahwa persediaan adalah
suatu istilah umum yang menunjukkan
Pengertian Pengendalian Persediaan
segala sesuatu atau sunber daya
organisasi yang disimpan dalam
Menurut [7], manajemen
antisipasinya terhadap pemenuhan
persediaan (inventory control) adalah
permintaan. Dan menurut [5], Persediaan
kegiatan yang berhubungan dengan
adalah kekayaan lancar yang terdapat
perencanaan, pelaksanaan dan
dalam perusahaan dalam bentuk

32
KARISMATIKA p-ISSN : 2443 – 0366
VOL. 6 NO. 1 APRIL 2020 e-ISSN : 2528 – 0279

pengawasan penentuan kebutuhan sebuah teknik kontrol persediaan yang


material sehingga kebutuhan operasi meminimalkan total biaya dengan
dapat dipenuhi waktunya dan persediaan meminimalkan biaya pemesanan dan
dapat ditekan secara optimal. biaya penyimpanan. Demikian juga
berdasarkan pendapat [12]
Tujuan Pengendalian Persediaan mengungkapkan bahwa kualitas barang
yang dapat diperoleh dengan biaya yang
Menurut [8] merupakan bahwa minimal atau sering dikatakan sebagai
tujuan dari pengendalan persediaan jumlah pembelian yang optimal.
adalah
Perhitungan Economic Order Quantity
pemasaran ingin melayani konsumen (EOQ)
secepat mungkin hingga menginginkan
persediaan dalam jumlah banyak, dan Untuk mendapatkan besarnya
produksi ingin beroperasi secara efisien. pembelian yang optimal setiap kali pesan
hal ini mengimplikasikan order produksi dengan biaya minimal sesuai dengan
yang tinggi akan menghasilkan paparan Subagyo [4], Perhitungan
persediaan yang besar (untuk Economic Order Quantity (EOQ) dapat
mengurangi setup mesin). Disampng itu diformulasikan sebagai berikut:
juga produk mengingnkan persediaan
bahan baku, setengah jadi atau komponen
2. 𝐷. 𝑆
yang cukup sehingga proses produksi 𝐸𝑂𝑄 = √
ℎ. 𝑐
tidak terganggu karena kekurangan
bahan. Keterangan :
EOQ = Jumlah pembelian optimum

Economic Order Quantity (EOQ) yang ekonomis.


D = Pemakaian bahan periode per
waktu.
Pengertian Economic Order Quantity
S = Biaya pemesanan per
(EOQ)
pemesanan.

Salah satu model untuk h = Biaya penyimpanan per unit

mengontrol model persediaan adalah per waktu.

dengan Economic Order Quantity c = Procurmnet Cost (Biaya

(EOQ). Heizer dan Render [9] pengadaan)

menerangkan bahwa EOQ merupakan

33
KARISMATIKA p-ISSN : 2443 – 0366
VOL. 6 NO. 1 APRIL 2020 e-ISSN : 2528 – 0279

dilakukan untuk mengantisipasi dan

Frekuensi Pembelian kekurangan bahan baku.


untuk menghitung besarnya safety stock
Pada dasarnya metode EOQ maka perlu diketahui nilai dari standar
mengacu pada pembelian dengan jumlah deviasi (𝜎) dan besarnya nilai z, adapun
yang sama dalam setiap kali melakukan rumus safety stock menurut [10] dan
pemesanan. Frekuensi pemesanan dapat rumus standar deviasi menurut [7]
diformulasikan sebagai berikut : adalah sebagai berikut :
𝐾 𝑠 = 𝑧𝜎
𝐼=
𝐸𝑂𝑄
Dimana :
I = frekuensi pemesanan dalam Keterangan :
s = Persediaan Pengaman
satu bulan
z = Safety Factor
K = jumlah kebutuhan bahan
selama satu bulan 𝜎 = Standar Deviasi

EOQ = jumlah pembelian bahan sekali ̅𝐿 )2


∑(𝐷𝐿 − 𝐷
𝜎=√
pesan 𝑁
Keterangan :
Persediaan Pengaman (Safety Stock)
𝜎 = Standar Deviasi
𝐷𝐿 = Data
Menurut [2] Persediaan
̅𝐿
𝐷 = rata-rata
Pengaman (Safety Stock) atau bisa
N = Jumlah data
disebut juga cadangan persediaan.
Kemudian z adalah luas wilayah dibawah
Persediaan pengaman adalah persediaan
kurva normal dapat dilihat pada gambar
yang dilakukan untuk mengantisipasi
berkut :
adanya ketidakpastian persediaan yang

𝒛
𝑷(𝒛 ≤ 𝒛) = ∫ ∅(𝒛)𝒅𝒛
−∞
1 1
∅(𝑧) = 𝑒 −2 𝑧 2
√2𝜋

34
KARISMATIKA p-ISSN : 2443 – 0366
VOL. 6 NO. 1 APRIL 2020 e-ISSN : 2528 – 0279

Reorder Point (ROP)

Menurut [13], reorder point ialah


Total Biaya Persediaan atau Total
saat atau titik di mana harus diadakan
Inventory Cost (TIC)
pesanan lagi sedemikian rupa sehingga
kedatangan atau penerimaan material
Biaya total persediaan, bertujuan
yang dipesan itu adalah tepat pada waktu
untuk membuktikan bahwa dengan
dimana persediaan di atas safety stock
terdapatnya jumlah pembelian bahan
sama dengan nol. Menurut [4] formulasi
baku yang optimal, yang dihitung dengan
reorder point adalah sebagai berikut:
metode EOQ akan dicapai biaya total
𝑅𝑂𝑃 = (𝐿𝐷 × 𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 ℎ𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛)
persediaan baku yang minimal. Total
+𝑠
Inventory Cost (TIC) dapat
Dimana :
diformulasikan sebagai berikut:
LD = Lead time atau waktu
𝑇𝐼𝐶 = √2. 𝐷. 𝑆. ℎ
tunggu
Dimana :
s = Safety stock atau
D = jumlah kebutuhan barang
persediaan pengaman
dalam unit
Penentuan Persediaan Maksimum S = biaya pemesanan setiap kali
(Maximum Inventory) pesan
h = biaya penyimpanan
Persediaan maksimum
deperlukan oleh perusahaan agar jumlah Total Biaya Persediaan atau Total
persediaan yang ada digudang tidak Inventory Cost (TIC) Menurut
berlebihan sehingga tidak terjadi Perusahaan
pemborosan modal kerja. Adapun untuk
mengetahui besarnya persediaan Untuk menghitung total biaya
maksimum dapat digunakan rumus persediaan menurut perusahaan dapat
:𝑀𝑎𝑥𝑖𝑚𝑢𝑚 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦 = 𝑠 + 𝐸𝑂𝑄 menggunakan
Keterangan : persediaan rata-rata yang ada di
Maximum Inventory = Persediaan perusahaan dengan rumus sebagai
maksimum. berikut:
s = Persediaan pengaman.
EOQ = Jumlah pembelian optimum yang 𝑇𝐼𝐶 = (𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 × 𝐶)
ekonomis. + (𝑃 × 𝐹)

35
KARISMATIKA p-ISSN : 2443 – 0366
VOL. 6 NO. 1 APRIL 2020 e-ISSN : 2528 – 0279

Keterangan : 2. Analisis data


C = Biaya Penyimpanan a. Economic Order Quantity
P = Biaya Pemesanan (EOQ).
F = Frekuensi Pembelian b. Frekuensi Pembelian
c. Persedian Pengaman (safety
stock).
METODE PENELITIAN d. Titik pemesanan kembali
(reorder point).
Penelitian ini dilakukan di e. Persediaan Maksimum
PT.Busur Inti Indo Panah yang berlokasi (Maximum Inventory).
di Jl.Rasberi no.18, Suka Maju, Binjai. f. Biaya total persediaan (Total
Penelitian ini dilaksanakan selama Inventory Cost).
kurang lebih 2 bulan. Jenis penelitian g. Biaya total persediaan
yang digunakan peneliti adalah menurut perusahaan
penelitian studi kasus. Pengambilan data 3. Menarik kesimpulan
mengenai persediaan bahan baku dari PT.
Busur Inti Indo Panah untuk menjamin
HASIL DAN PEMBAHASAN
kelancaran produksi. Selanjutnya
Penyajian Data
menggunakan literatur yang memuat
teori-teori yang berhubungan dengan
Berikut merupakan data
permasalahn model persediaan Economic
persediaan dan pemakaian, biaya
Order Quantity yang mendukung dalam
pemesanan, biaya penyimpanan, biaya
pengolahan data .
pembelian bahan baku kedelai dan gula
Agar penelitian dapat berjalan
aren PT. Busur Inti Indo panah Periode
dengan baik, maka diperlukan beberapa
Agustus 2016 sampai Juli 2017.
prosedur penelitian sebagai berikut:
1. Pengumpulan data

36
KARISMATIKA p-ISSN : 2443 – 0366
VOL. 6 NO. 1 APRIL 2020 e-ISSN : 2528 – 0279

Tabel 1: Persediaan Bahan Baku Kacang Kedelai dan Gula Aren Periode Agustus
2016 sampai Juli 2017

No Bulan Kedelai (kg) Gula Aren (kg)


1 Agustus 9.800 19.600
2 September 11.800 23.600
3 Oktober 10.500 21.000
4 November 10.300 20.600
5 Desember 10.800 21.600
6 Januari 10.500 21.000
7 Februari 10.500 21.000
8 Maret 10.000 20.000
9 April 10.500 21.000
10 Mei 9.700 19.400
11 Juni 10.800 21.600
12 Juli 10.500 21.000
Jumlah 125.700 251.400
Rata-Rata 10.475 20.950
Sumber : PT. Busur Inti Indo Panah

37
KARISMATIKA p-ISSN : 2443 – 0366
VOL. 6 NO. 1 APRIL 2020 e-ISSN : 2528 – 0279

Tabel 2 : Pemakaian Bahan Baku Kacang Kedelai dan Gula Aren dari Bulan
Agustus 2016 sampai Bulan Juli 2017

No Bulan Kedelai (kg) Gula Aren (kg)


1 Agustus 9.800 19.600
2 September 11.750 23.500
3 Oktober 10.400 20.800
4 November 10.150 20.300
5 Desember 10.750 21.500
6 Januari 10.600 21.200
7 Februari 10.500 21.000
8 Maret 10.100 20.200
9 April 10.700 21.400
10 Mai 9.700 19.400
11 Juni 11.200 22.400
12 Juli 10.500 21.000
Jumlah 126.150 252.300
Rata-Rata 10.512,5 21.025

Sumber : PT. Busur Inti Indo Panah

Tabel 3: Biaya Pemesanan Bahan Baku PT. Busur Inti Indo Panah Periode Agustus
2016 – Juli 2017
Kacang Kedelai
Jenis Biaya (Rp) Gula Aren (Rp)
No
1 Biaya Telepon 9.500 10.000
2 Biaya Administrasi 2.000 2.500
3 Biaya Upah 200.000 300.000
Total 211.500 312.500

Sumber : PT. Busur Inti Indo Panah

38
KARISMATIKA p-ISSN : 2443 – 0366
VOL. 6 NO. 1 APRIL 2020 e-ISSN : 2528 – 0279

Tabel 4: Persentase Biaya Simpan, Harga per unit dan Biaya Penyimpanan

% Biaya Harga (Rp) Per


No Bahan Baku Simpan Unit(Kg) Biaya Penyimpanan
1 Kacang Kedelai 8% 7.000 560
2 Gula Aren 8% 12.000 960
Sumber : PT. Busur Inti Indo Panah

Tabel 5 : Tabel Pembelian Bahan Baku PT. Busur Inti Indo Panah Periode Agustus
2016 sampai Juli 2017

Kuantitas Harga Beli Total Biaya


Bahan Baku (Kg) (Rp/Kg) Pembelian (Rp)
No
Kacang Kedelai 125.700 7.000 879.900.000
1
Gula Aren 251.400 1.2000 3.016.800.000
2
Total Biaya
Pembelian 3.896.700.000

Sumber : PT. Busur Inti Indo Panah

Menghitung Pengendalian Persediaan


Bahan Baku Pembantu dengan
Menggunakan Metode Economic
Order Quantity (EOQ)
2. Penentuan EOQ gula aren
A. Perhitungan Economic Order
Quantity (EOQ)

1. Penentuan EOQ kacang Kedelai 2. 𝐷. 𝑆


𝐸𝑂𝑄 = √
ℎ. 𝑐
2. 𝐷. 𝑆
𝐸𝑂𝑄 = √
ℎ. 𝑐 2 × 252300 × 312500
=√
960
2 × 126150 × 211500
=√
560 = √16425718,5

= √95288303,57
= 12816,31 𝑘𝑔
= 9761,57𝑘𝑔

39
KARISMATIKA p-ISSN : 2443 – 0366
VOL. 6 NO. 1 APRIL 2020 e-ISSN : 2528 – 0279

B. Frekuensi Pembelian
2. Safety Stock bahan baku gula
1. Frekuensi pembelian kacang aren
kedelai Menghitung standar deviasi
𝐾 126150
𝐼= = ̅𝐿 )2
∑(𝐷𝐿 − 𝐷
𝐸𝑂𝑄 9761,57 𝜎=√
𝑁
= 12,92
Dengan daur pemesanan 14.342.500
𝜎=√
ulang 12
360 = 1.093,25 𝑘𝑔
= = 28 ℎ𝑎𝑟𝑖
12,92
2. Frekuensi pembelian gula
Menghitung safety stock
aren
𝑠 = 𝑧𝜎
𝐾 252300
𝐼= =
𝐸𝑂𝑄 12816,31
s=
= 20
1.65 × 1.093,25 = 1.803,86 𝑘𝑔
Dengan daur pemesanan
ulang
D. Reorder Point
360
= = 18 ℎ𝑎𝑟𝑖 1. ROP bahan baku kacang
19,68
C. Safety Stock kedelai

𝑅𝑂𝑃 = (𝐿𝐷 × 𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 ℎ𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛)


1. Safety Stock bahan baku
+𝑠
kacang kedelai
126.150
Menghitung standar deviasi = (1 × ) + 901,923
360
̅𝐿 )2
∑(𝐷𝐿 − 𝐷 = 1.252,33 𝑘𝑔
𝜎=√
𝑁
2. ROP bahan baku gula
3.585.625
𝜎=√ aren
12

= 546,62 𝑘𝑔 𝑅𝑂𝑃 = (𝐿𝐷 × 𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 ℎ𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛)


+𝑠
Menghitung safety stock 252.300
= (1 × ) + 1.803,86
360
𝑠 = 𝑧𝜎 = 2.504,69𝑘𝑔
E. Maximum Inventory
= 1.65 × 546,62 = 901,923 𝑘𝑔

40
KARISMATIKA p-ISSN : 2443 – 0366
VOL. 6 NO. 1 APRIL 2020 e-ISSN : 2528 – 0279

1. Maximum Inventory bahan 𝑇𝐼𝐶 = (𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 × 𝐶)


baku kacang kedelai + (𝑃 × 𝐹)
= (10.512,5 × 560) + (211.500 × 24)
𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦 = 𝑠 + 𝐸𝑂𝑄
= 𝑅𝑝 10.963.000
= 901,923 + 9761,57
= 10.663,493 𝑘𝑔
2. TIC bahan baku gula aren

2. Maximum Inventory bahan 𝑇𝐼𝐶 = (𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 × 𝐶)


bakugula aren + (𝑃 × 𝐹)
= (21.025 × 960) + (312.500 × 24)
𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦 = 𝑠 + 𝐸𝑂𝑄
= 𝑅𝑝 27.684.000
= 1.803,86 + 12.816,31
= 14.620,17𝑘𝑔

F. Total Biaya Persediaan atau


Total Inventory (TIC)
Total Inventory (TIC) dengan
menggunakan metode EOQ

1. TIC bahan baku kacang


kedelai
𝑇𝐼𝐶 = √2. 𝐷. 𝑆. ℎ
= √2 × 126.150 × 211.500 × 560
= 𝑅𝑝 5.466.481,5
2. TIC bahan baku gula aren

𝑇𝐼𝐶 = √2. 𝐷. 𝑆. ℎ
= √2 × 252.300 × 312.500 × 960
= 𝑅𝑝 12.303.658

Total Inventory (TIC) pada


PT.Busur Inti Indo Panah

1. TIC bahan baku kacang


kedelai

41
KARISMATIKA p-ISSN : 2443 – 0366
VOL. 6 NO. 1 APRIL 2020 e-ISSN : 2528 – 0279

KESIMPULAN sebesar Rp 894.013.000 jadi terdapat


penghematan sebesar Rp 5.496.519. Dan
Setelah melakukan perhitungan total biaya yang dihitung dengan
dengan menggunakan metode EOQ, menggunakan metode EOQ untuk gula
dapat diketahui jumlah pembelian bahan aren sebesar Rp 3.039.903.658,
yang optimal (EOQ) untuk bahan baku sedangkan yang dikeluarkan perusahaan
kacang kedelai dan gula aren sebesar sebesar Rp 3.055.284.000 jadi terdapat
9761,57 kg, dan 12816,31 kg, frekuensi penghematan sebesar Rp 15.380.342.
pembelian bahan baku kacang kedelai jadi total penghematan dari biaya kedelai
dan gula aren adalah 13 kali dan 20 kali dan gula aren sebesar Rp 20.876.861.
pembelian dalam satu periode (1 tahun) , Jadi total biaya persediaan bahan baku
Reorder Point untuk bahan baku kacang yang dihitung dengan menggunakan
kedelai dan gula aren sebesar 1.252,33 kg metode EOQ lebih sedikit dibandingkan
dan 2.504,69 kg, dan total biaya untuk dengan biaya yang dikeluarkan oleh PT.
bahan baku kacang kedelai dan gula aren Busur Inti Indo Panah, maka akan
sebesar Rp 5.466.481,5 dan Rp terdapat penghematan biaya bahan baku
12.303.658. yang akan meminimalkan biaya
Berdasarkan hasil perhitungan, persediaan dan dapat meningkatkan
dimana total biaya yang dihitung dengan pendapatan bila PT. Busur Inti Indo
menggunakan metode EOQ untuk Panah menggunakan metode EOQ dalam
kedelai sebesar Rp 888.516.481 persediaan bahan bakunya.
sedangkan yang dikeluarkan perusahaan

DAFTAR PUSTAKA

[1] Gorby Taroreh, I., K., dan [3] Amrillah, A F., ZA, Z., dan NP, M.
Sumarauw, J., (2016): Analisis G.E., (2016): Analisis Metode
Persediaan Bahan Baku di Rumah Economic Order Quantity (EOQ)
Makan Sabuah Oki Sario-Manado, Sebagai Dasar Pengendalian
Jurnal Berkala Efisiensi, 16(4,321- Persediaan Bahan Baku Pembantu
330). (Studi Pada PG.Ngadirejo Kediri –
PT. Perkebunan Nusantara X),
[2] Ristono, A., (2016): Manajemen Jurnal Administrasi Bisni,
Persediaan, Graha Ilmu, 33(1)35-42.
Yoqyakarta

42
KARISMATIKA p-ISSN : 2443 – 0366
VOL. 6 NO. 1 APRIL 2020 e-ISSN : 2528 – 0279

[4] Subagyo (2010): Dasar-dasar [9] Heizer, J., dan Render, B., (2005):
Operation Research Edisi Dua, Operation Management
Penerbit BPFE, Yogyakarta. (Manajemen Operasi) Edisi
Ketujuh, Penerbit Salemba,
[5] Prawirosentono, S. (2007) Filosofi Jakarta.
Baru Tentang Manajemen Mutu
Terpadu Abod 21: Jakarta: Bumi [10] Schroeder, R. G., (1997):
Aksara. Manajemen Operasi Pengambilan
Keputusan dalam fungsi Operasi
[6] Mulyono, S.,(2002): Operations Edisi Ketiga, Erlangga, Jakarta.
Research Edisi Kedua, Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi [11] Riyanto, B., (2001): Dasar - dasar
Universitas Indonesia, Jakarta. Pembelanjaan Perusahaan,
BPFE, Yogyakarta.
[7] Pardede, P., (2007): Manajemen
Operasi dan Produksi Teori, [12] Nafarin, M. (2004): Penganggaran
Model dan Kebijakan, Andi, Perusahaan,SalembaEmpat,
Yogyakarta. Jakarta.

[8] Ginting, R.,(2007): Sistem Produksi, [13] Riyanto, B., (2001): Dasar - dasar
Graha Ilmu, Yogyakarta. Pembelanjaan Perusahaan,
BPFE, Yogyakarta

43
KARISMATIKA p-ISSN : 2443 – 0366
VOL. 6 NO. 1 APRIL 2020 e-ISSN : 2528 – 0279

44

Anda mungkin juga menyukai