Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA HOME INDUSTRI

TEMPE AA
SAMBIREJO NGANJUK

Oleh :
Ika Khusnia Rahmawati1
Silvia Ayu Fitriana2
Manajemen Bisnis Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri
Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung

ABSTRAK

Dengan mudahnya memperoleh kacang kedelai banyak orang yang membuka usaha
dengan memproduksi tempe. Di desa Sambirejo terdapat salah satu Industri rumahan tempe yang
didirikan oleh Bapak Adi. Setiap usaha yang bergerak dibidang produksi akan dipengaruhi oleh
persediaan bahan baku. Persediaan bahan baku merupakan aset berharga perusahaan yang
berperan penting dalam mendukung aktivitas produksi, sehingga diperlukan pengendalian yang
optimal. Karena penentuan jumlah bahan baku yang tepat dapat mengurangi hal-hal yang dapat
menghambat proses produksi untuk mengetahui berapa banyak bahan baku yang dibutuhkan
dalam jangka waktu tertentu. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dan menganalisis
pengendalian persediaan bahan baku yang diterapkan di home industri tempe AA Sambirejo
Nganjuk. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan memaparkan
bagaimana pengendalian persediaan bahan baku yang diterapkan perusahaan kemudian data yang
diperoleh dianalisis menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ). Sedangkan data
yang digunakan adalah data primer berupa hasil observasi dan wawancara. Hasil penelitian
menunjukkan pengendalian persediaan bahan baku yang diterapkan oleh home industri tempe
AA belum optimal. Dimana berdasarkan alat analisis kuantitatif terhadap persediaan bahan baku
pada home industry tempe AA di Desa Sambirejo Kecamatan Tanjunganom, bahwa perencanaan
persediaan bahan baku yang dilakukan setiap kali pesan belum ekonomis menurut perhitungan
EOQ.
Kata kunci: Persediaan bahan baku, pengendalian persediaan, biaya persediaaan, metode EOQ

1
PENDAHULUAN harus mampu merencanakan dengan matang
dalam mengendalikan persediaan bahan
Latar Belakang
baku agar tidak terlalu besar dan juga terlalu
Terdapat banyak faktor yang kecil.
mempengaruhi kelancara suatu produksi
Tujuan dari pengendalian persediaan
pada perusahaan. Kelancaran produksi
bahan baku adalah untuk menekan biaya-
sangat penting bagi perusahaan karena hal
biaya operasional seminimal mungkin
tersebut berpengaruh terhadap laba yang
sehingga kinerja dan keuntungan perusahaan
diperoleh perusahaan. Lancar atau tidaknya
lebih optimal. Biaya operasional yang
proses produksi suatu perusahaan ditentukan
dimaksud dalam hal ini adalah biaya
oleh persediaan bahan baku yang optimal.
persediaan yang terdiri dari biaya
Oleh karena itu setiap perusahaan harus
pemesanan dan biaya penyimpanan. Untuk
mampu mengendalikan persediaan bahan
melaksanakan pengendalian persediaan yang
baku yang optimal untuk kelancaran proses
dapat diandalkan dan dipercaya tersebut
produksi. Melalui pengendalian persediaan
maka harus diperhatikan berbagai faktor
yang optimal perusahaan dapat memenuhi
yang terkait dengan persediaan. Penentuan
kebutuhan pelanggan dengan tepat waktu
dan pengelompokan biaya-biaya yang terkait
dan meminimalkan biaya persediaan
dengan persediaan perlu mendapatkan
sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
perhatian yang khusus dalam mengambil
Ketika persediaan bahan baku keputusan yang tepat.
melebihi kebutuhan perusahaan, akan
Sambirejo merupakan desa yang
menambah biaya pemeliharaan dan
terletak di Kecamatan Tanjunganom
penyimpanan serta risiko yang akan
Nganjuk. Di kabupaten Nganjuk tidak
ditanggung apabila bahan baku yang
semua memiliki usaha industri rumah
disimpan menjadi rusak atau tidak layak
tangga, tetapi hanya sebagian saja dan salah
pakai. Sebaliknya, bila perusahaan berupaya
satunya terdapat pada kecamatan
mengurangi persediaan, perusahaan akan
Tanjunganom dimana terdapat satu industri
dihadapkan pada masalah kehabisan
kecil rumah tangga tempe milik bapak Adi
persediaan (stock out) sehingga akan
yang terdapat di desa Sambirejo. Industri
mengganggu kelancaran atau kelangsungan
rumah tangga ini sudah berjalan selama 15
proses produksi perusahaan. Perusahaan

2
tahun. Rantai pasokan produk tempe yang jadi, atau barang jadi yang disimpan dalam
dihasilkan oleh bapak Adi telah menjalin suatu tempat dimana barang tersebut
koordinasi dengan pelaku-pelaku rantai menunggu untuk diproses lebih lanjut.
pasokan lainnya seperti supplier, namun Menurut Sumarni dan Soeprihanto (2000),
koordinasi yang terjalin belum begitu baik persediaan merupakan sebuah aktiva yang
sehingga proses penambahan nilai dalam meliputi barang-barang milik perusahaan
rantai pasokan belum berjalan optimal. dengan maksud untuk dijual dalam suatu
Sering terjadi kelebihan jumlah produk yang periode usaha, atau persediaan barang yang
beredar di pasar dibanding tingkat masih dalam proses produksi. Persediaan
permintaan konsumen atau kekurangan berfungsi untuk mengefektifkan sistem
persediaan produk yang beredar di banding persediaan bahan, efisiensi operasional
tingkat permintaan konsumen. Oleh karena perusahaan dapat ditingkatkan melalui
itu, peneliti tertarik untuk melakukan fungsi persediaan, dengan mengefektifkan
penelitian tentang analisis manajemen rantai fungsi decoupling, fungsi economic size dan
pasokan tempe di Desa Sambirejo fungsi antisipasi.
Tanjunganom.
Menurut Hanggana (2006:11),
Tujuan Penelitian pengertian bahan baku adalah sesuatu yang
digunakan untuk membuat barang jadi,
Tujuan dari penelitian ini adalah
bahan pasti menempel menjadi satu dengan
untuk mengetahui apakah pengendalian
barang jadi. Sedangkan, menurut Masiyal
persediaan bahan baku yang diterapkkan
Kholmi (2003;29) bahan baku merupakan
perusahaan home industri tempe AA
bahan yang membentuk sebagian besar
Sambirejo Nganjuk sudah optimal dan untuk
produk jadi, bahan baku yang diolah dalam
mengetahui total biaya persediaan bahan
perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari
baku minimal pada perusahaan home
pembelian lokal, impor atau hasil
industri tempe AA Sambirejo Nganjuk.
pengolahan sendiri.
TINJAUAN PUSTAKA
Jadi berdasarkan pengertian diatas
Persediaan Bahan Baku persediaan bahan baku dapat diartikan
sebagai, persediaan dari barang-barang
Persediaan adalah material berupa
berwujud yang digunakan dalam proses
bahan baku, baik berupa barang setengah

3
produksi, dimana barang tersebut dapat biaya atau beban bunga, biaya penyimpanan,
diperoleh dari sumber-sumber alam maupun biaya pemeliharaan gudang atau mesin, serta
dibeli dari supplier atau perusahaan yang memungkinkan penyusutan dan kualitas
menghasilkan bahan baku bagi perusahaan yang tidak bisa dipertahankan sehingga akan
pabrik yang menggunakan usahanya. mengurangi keuntungan perusahaan.
Sedangkan Menurut Rangkuti (2000), Sebaliknya apabila persediaan bahan baku
persediaan yang diadakan mulai dari bahan yang terlalu kecil atau kurang akan
baku sampai barang jadi memiliki fungsi mengakibatkan kemacetan dalam produksi,
sebagai berikut: sehingga perusahaan akan mengalami
kerugian juga
1. Menghilangkan resiko
keterlambatan datangnya barang Menurut Ginting (2007),
2. Menghilangkan resiko barang menjelaskan bahwa tujuan dari pengendalian
yang rusak. persediaan adalah sebagai berikut:
3. Mempertahankan stabilitas
a. Pemasaran ingin melayani
operasi perusahaan
konsumen secepat mungkin
4. Mencapai penggunaan mesin
sehingga menginginkan
yang optimal
persediaan dalam jumlah yang
5. Memberi pelayanan yang
banyak.
sebaik-baiknya bagi konsumen
b. Produksi ingin beroperasi secara
Pengendaliaan Persediaan efisien. Hal ini
mengimplikasikan order produksi
Pengendalian persediaan (Inventory
yang tinggi akan menghasilkan
Control) merupakan penentuan suatu
persediaan yang besar (untuk
kebijakan pemesanan bahan baku, kapan
mengurangi setupmesin). Selain
bahan baku tersebut dipesan, berapa banyak
itu, produk memerlukan
yang dipesan secara optimal untuk dapat
persediaan bahan baku, setengah
memenuhi permintaan. Persediaan
jadi atau komponen yang cukup
mempunyai efek yang langsung terhadap
sehingga proses produksi tidak
keuntungan perusahaan. Adanya persediaan
terganggu karena kekurangan
bahan baku yang terlalu besar dibandingkan
bahan.
kebutuhan perusahaan akan menambah

4
c. personalia menginginkan adanya dimiliki. Biaya ini biasanya
persediaan untuk mengantisipasi dinyatakan dalam rupiah per
fluktuasi kebutuhan tenaga kerja pesanan dan tidak terkait dengan
dan Pemutusan Hubungan Kerja volume pemesanan.
(PHK) tidak perlu dilakukan
Metode EOQ
Biaya Persediaan
Menurut Gitosudarmo (2002), EOQ
Untuk pengambilan keputusan merupakan volume atau jumlah pembelian
penentuan besarnya biaya-biaya variabel dan yang paling ekonomis untuk dilaksanakan
untuk menentukan kebijakan persediaan pada setiap kali pemesanan. Menurut
yang perlu diperhatikan adalah bagaimana Hansen dan Mowen (2005), EOQ atau
perusahaan dapat meminimalkan biaya- kuantitas pemesanan ekonomis adalah
biaya. Biayabiaya yang harus sebuah contoh dari sistem persediaan yang
dipertimbangkan menurut Rangkuti (2004), bertujuan menentukan kuantitas pesanan
adalah sebagai berikut : yang akan meminimalkan total biaya.
Pembelian bahan baku dilakukan untuk
1. Biaya Penyimpanan (carrying
memenuhi kebutuhan perusahaan agar tidak
cost)
kekurangan bahan baku serta pembelian dan
Biaya Penyimpanan terdiri dari
persediaan bahan baku optimal dengan
biaya-biaya yang bervariasi
menggunakan EOQ.
secara langsung dengan kuantitas
persediaan, biaya penyimpanan Untuk menghitung EOQ dapat
per periode akan semakin besar menggunakan rumus sebagai berikut :
apabila kuantitas bahan yang 𝐸𝑂𝑄 =
√2 𝑆𝐷
1𝐶
dipesan semakin banyak atau
rata-rata persediaan semakin Dimana :
tinggi. ➢ S : biaya pemesanan
2. Biaya Pemesanan (ordering cost) ➢ D : kebutuhuan bahan
3. Menurut Mulyono (2002), baku per periode (tahun)
ordering cost adalah biaya yang ➢ I : harga bahan
berhubungan dengan baku/unit
penambahan persediaan yang

5
➢ C : biaya penyimpanan hasil analisis dan wawancara atau
yang umum dalam persen. pengamatan mengenai masalah yang diteliti
yang terjadi di lapangan. Penelitian
Titik pemesanan kembali (Re-Order dilakukan di home industri tempe AA
Point) Sambirejo Nganjuk. Waktu penelitian
Re-Order Point (ROP) atau titik dilakukan pada tanggal 19 Juni 2021. Data
pemesanan kembali adalah suatu titik penelitian ini diperoleh melalui hasil
minimum atau batas dari jumlah persediaan wawancara dari Bapak Adi langsung selaku
yang ada pada suatu saat dimana pemesanan pemilik home industri ini.
harus kembali dilakukan. Menurut Rangkuti Teknik Pengumpulan Data
(2007), ROP merupakan batas titik jumlah Teknik pengumpulan data yang digunakan
pemesanan kembali termasuk permintaan pada penelitian ini adalah :
yang diinginkan atau dibutuhkan selama 1. Wawancara
masa tenggang, misalnya suatu tambahan Wawancara yaitu suatu cara
atau ekstra. ROP terjadi apabila jumlah pengumpulan data dengan
persediaan yang dimiliki sudah berkurang melakukan tanya jawab langsung
mendekati nol, dengan demikian perusahaan dengan pemilik.
harus menentukan berapa banyaknya 2. Observasi
minimal tingkat persediaan yang harus Observasi adalah pengamatan dan
dipertimbangkan agar tidak terjadi pencatatan secara langsung di
kekurangan ataupun kehabisan persediaan. lapangan dengan teliti dan sistematis
METODE PENELITIAN 3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu metode
Metode penelitian yang digunakan
pengumpulan data yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah metode
dengan cara mencatat atau menyalin
deskriptif kuantitatif. Metode yang
data dari perusahaan
digunakan dalam penelitian ini adalah
Proses Analisis Data
metode deskriptif kuantitatif yang menurut
1) Menghitung biaya penyimpanan per
Winartha (2006:155) yaitu menganalisis,
unit bahan baku (H) dan biaya
menggambarkan, dan meringkas berbagai
pemesanan per unit bahan baku (S)
kondisi, situasi dari berbagai data dalam
bentuk angka-angka yang dikumpulkan dari

6
2) Setiap jenis bahan baku dihitung satu Biaya pemesanan yang diakui setiap
persatu dengan urutan sebagai kali pesan (S) = Rp.2000
berikut
Biaya simpan per unit (C) = Rp.150
a) Total Inventory Cost
berdasarkan kondisi aktual √2 𝑆𝐷
Jawaban : 𝐸𝑂𝑄 = 1𝐶
perusahaan
b) Metode Economic Order 𝐸𝑂𝑄 =
Quantity (EOQ), frekuensi √2 (2.000)(4.800)
1 (150)
pemesanan bahan baku, Total
Inventory Cost berdasarkan EOQ = √128.000
metode EOQ
EOQ = 357,9
c) Safety Stock (Persediaan
Kg/bulan
Pengaman)
d) Reorder Point (Titik Berdasarkan hasil perhitungan
Pemesanan Kembali) dengan metode EOQ dapat dilihat
bahwa home industry tempe AA
HASIL PENELITIAN seharusnya melakukan pemesanan
sebanyak 357,9 kg setiap kali pesan.
1. Untuk mengetahui seberapa besar
Rata-rata pemesanan bahan baku
persediaan bahan baku yang
oleh home industry tempe AA
ekonomis atau optimal pada home
selama bulan Juni sebanyak 4800 kg,
industry tempe AA dimana
sedangkan jumlah pemesanan yang
pemesanan dalam satu periode maka
ekonomis menurut perhitungan EOQ
penulis akan menggunakan rumus
sebanyak 357,9 kg setiap kali pesan.
Economic Order Quantity (EOQ):
Hal tersebut menunjukkan bahwa
Diketahui : pemesanan rata-rata yang dilakukan
perusahaan lebih besar dari jumlah
Jumlah kuantitas persediaan yang
pemesanan yang ekonomis menurut
dibutuhkan per periode (D) = 4.800
perhitungan EOQ
kg
2. Untuk mengetahui jumlah
pesanan yang diperkirakan dalam

7
sekali pesan menurut EOQ yaitu Biaya penyimpanan
menggunakan rumus : (rupiah/unit/bulan) (C) = Rp.150
𝘋
= 𝘌𝘖𝘘 𝘌𝘖𝘘
Jawaban : 𝑥𝐶
2
4.800
= = 13,41 kali
357,9
=
pemesanan atau 13 kali pemesanan
357,9
𝑥 150 = Rp. 26.842,5
Pemesanan bahan baku dapat 2

dilakukan sebanyak 13 kali


Dari perhitungan tersebut
pemesanan dalam bulan Juni.
menunjukkan bahwa biaya
pemesanan dan biaya penyimpanan
3. Untuk menghitung biaya
relatif seimbang atau konstan yaitu
pemesanan bahan baku per bulan
sebesar Rp.26.823,1 dan
menggunakan rumus: Diketahui :
Rp.26.842,5.
Jumlah kebutuhan barang
(unit/bulan) (D) = 4.800 kg 5. Untuk menghitung total biaya

Jumlah ekonomis bahan baku persediaan bahan baku menurut

per pesanan ( EOQ) = 357,9 kg EOQ menggunakan rumus yaitu :

Biaya pemesanan atau biaya TC = biaya pemesanan + biaya

setup (rupiah/pesanan) (S) = penyimpanan

Rp.2000 TC = Rp. 26.823,1 + Rp. 26.842,5


𝘋 TC = Rp.53.665,6 per bulan
Jawaban : = 𝘌𝘖𝘘 𝑥 𝑆
Dari perhitungan tersebut total biaya
4.800
= 357,9 𝑥 2000 persediaan bahan baku dalam bulan
= Rp. 26.823,1 Juni adalah sebesar : Rp. 53.665,6
per bulan
4. Untuk menghitung biaya
penyimpanan bahan baku per 6. Untuk menghitung atau
bulan menggunakan rumus : menentukan titik pemesanan
Diketahui : kembali bahan baku pada home
Jumlah ekonomis bahan baku indutry tempe AA yaitu
per pesanan (EOQ) = 357,9 kg menggunakan rumus (ROP) :

8
Dalam bulan Juni, home industry produksi. Untuk dapat melakukan
tempe AA membutuhkan bahan baku proses produksi diperlukan bahan
4.800 kg yang akan diproses menjadi baku sebagai salah satu penunjang
tahu setiap harinya. Maka untuk pelaksanaan kegiatan proses
menghitung kebutuhan bahan baku produksi tersebut. Perencanaan
digunakan rumus sebagai berikut: persediaan bahan baku oleh home
Diketahui : industry tempe AA harus dilakukan
Permintaan per hari seefesien mungkin. Hal ini
(d) = disebabkan karena masalah
𝘋 persediaan bahan baku dapat
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
mempengaruhi kegiatan produksi

4800
lainya.
= = 160kg/h
30
Dari perhitungan mengenai
Waktu tunggu pesanan baru dalam perencanaan persediaan bahan baku
hari (L) = 3 hari oleh home industry tempe AA di

Jawaban : ROP = d x L desa Sambirejo, dengan


menggunakan metode EOQ pada
ROP = 160 x 3 = 480 kg /hari
bulan Juni menunjukkan bahwa

Jadi home industry membutuhkan home industry tempe AA belum

160 kg per harinya untuk diproduksi melakukan persediaan bahan baku

menjadi tempe. Home industry secara ekonomis. Hal ini dapat

melakukan pemesanan ulang 3 hari dilihat dari hasil perhitungan terdapat

sebelum home industry jumlah pemesanan rata-rata bahan

membutuhkan bahan baku. Selama baku yang dilakukan perusahaan

waktu tunggu, home industry pada bulan Juni adalah sebesar 480

membutuhkan 480 kg. kg, sedangkan menurut perhitungan


dengan menggunakan metode EOQ
PEMBAHASAN
diperoleh hasil untuk bulan Juni
Salah satu kegiatan home pemesanan yang ekonomis sebesar
industry tempe dalam rangka 357,9 Kg. Home industry tempe AA
mempertahankan kelancaran proses juga dapat mengetahui pemesanan

9
dalam bulan Juni yaitu sebanyak 13 1) Home industry tempe AA dalam
kali pemesan, dan biaya pemesanan perencanaan persediaan bahan
sebesar Rp.26.823,1 biaya baku belum dilakukan secara
penyimpanan sebesar Rp.26.842,5 ekonomis, karena berdasarkan
kemudian menghitung total biaya perhitungan dengan metode EOQ
persediaan menggunakan metode pemesanan bahan baku jauh lebih
EOQ yaitu sebesar Rp. 53.665,6 per ekonomis dibandingkan dengan
bulan. Home industry dapat kebijakan home industry tempe
mengetahui selama waktu tunggu (3 AA yaitu pada perhitungan
hari) membutuhkan persediaan dengan metode EOQ sebesar
bahan baku sebesar 480 kg. 357,9 Kg setiap kali pesan,
sedangkan menurut kebijakan
Berdasarkan alat analisis
home industry tempe AA yaitu
kuantitatif terhadap persediaan bahan
sebanyak 480 kg setiap kali
baku pada home industry tempe AA
pesan.
di Desa Sambirejo Kecamatan
2) Berdasarkan perhitungan dengan
Tanjunganom, bahwa perencanaan
menggunaan metode EOQ home
persediaan bahan baku yang
industry tempe AA dapat
dilakukan setiap kali pesan belum
menghitung pemesanan bahan
ekonomis menurut perhitungan
baku yang ekonomis yaitu
EOQ.
sebesar 357,9 Kg dalam sekali
KESIMPULAN DAN SARAN pesan. Home industry tempe AA
juga dapat mengetahui
1. Kesimpulan
pemesanan dalam bulan Juni
Berdasarkan hasil penelitian dan yaitu sebanyak 13 kali
pembahasan yang telah dilakukan pemesanan, dan biaya pemesanan
pada persediaan bahan baku pada sebesar Rp. 26.823,1 biaya
home industry tempe AA di Desa penyimpanan sebesar
Sambirejo tahun 2021 maka dapat Rp.26.842,5 kemudian
disimpulkan sebagai berikut: menghitung total biaya
persediaan menggunakan metode

10
EOQ yaitu sebesar Rp.53.665,6 Industry menggunakan metode
per bulan. Home industry dapat EOQ.
mengetahui selama waktu tunggu
DAFTAR PUSTAKA
(3 hari) membutuhkan persediaan
bahan baku sebesar 480 kg. Yuliani, Eka Frisma.(2018).Analisis
Sehingga dapat diambil Persediaan Bahan Baku Pada
kesimpulan bahwa dengan Home Industry Tahu Di Desa
menggunakan metode EOQ Raman Aji Kecamatan Raman
biaya persediaan bahan baku Utara.volume 1 nomor 1.
lebih ekonomis. http://fe.ummetro.ac.id/ejournal/in
dex.php/JS/article/view/230.diakse
2. Saran
s pada tanggal 22 juni 2021.
Berdasarkan kesimpulan yang Lahu, Enggar Paskhalis & Jacky S.B
telah dilakukan pada persediaan Sumarauw.(2017).Analisis
bahan baku pada Home Industry Pengendalian Persediaan Bahan
tempe AA di Desa Sambirejo tahun Baku Guna Meminimalkan Biaya
2021 maka peneliti memberikan Persediaan Pada Dunkin Donuts
saran sebagai berikut: Manado.volume 5 nomor 3.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.ph
1) Home industry tempe AA
p/emba/article/view/18394.diakses
hendaknya menyusun perkiraan
22 juni 2021.
pemakaian bahan baku agar
Tampubolon, Manahan
pemesanan yang dilakukan
P.((2019).Manajemen Operasi Dan
sesuai dengan kebutuhan
Rantai Pasok.Jakarta: Mitra Wacana
sehingga tingkat persediaan
Media.
bahan baku menjadi ekonomis.
https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1205
2) Home industry tempe AA
315026-3-BAB%20II.pdf diakses
sebaiknya mencoba menerapkan
pada tanggal 26 Juni 2021
metode EOQ dalam melakukan
perencanaan persediaan bahan
baku agar lebih ekonomis,
dibandingkan sebelum Home

11

Anda mungkin juga menyukai