Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TUTORIAL KE-2

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Nama Mata Kuliah : Manajemen Kualitas


Kode Mata Kuliah : EKMA 4265
Jumlah sks : 3 (tiga) sks
Nama Pengembang : Dr.Muhtar Sapiri,SE.MM.,M.Kes,Ak
Nama Penelaah : Dr.Zainur Hidayah,MM,S.Pi
Status Pengembangan : Baru/Revisi* (coret yang tidak sesuai)
Tahun Pengembangan : 2019
Edisi Ke- : I

Sumber
Skor
No Tugas Tutorial Tugas
Maksimal
Tutorial
1. Manajemen persediaan telah menjadi semakin 40 Modul 3 KB-2
canggih dalam beberapa tahun terakhir ini. Dalam
industri tertentu, banyak proses produksi
menggunakan pengendalian persediaan Just in Time
(JIT), yang merupakan filosofi pemanufakturan yang
memiliki implikasi penting dalam “Manajemen
biaya”
a. Jelaskan maksud dari pernyataan tersebut.
b. Jelaskan elemen-elemen penting, kunci
keberhasilan penerapan JIT.

2. Terdapat lima GAP, dari The Gaps model 60 Modul 4 KB 1


Parasuraman (1985) yang dapat dijumpai dalam
model kualitas pelayanan.
- Jelaskan dan berikan contoh beserta faktor
penyebab dari setiap GAP tersebut.
dst
* coret yang tidak sesuai

Jawaban :

1. Manajemen persediaan telah menjadi semakin canggih dalam beberapa tahun terakhir ini.
Dalam industri tertentu, banyak proses produksi menggunakan pengendalian persediaan Just
in Time (JIT), yang merupakan filosofi pemanufakturan yang memiliki implikasi penting
dalam “Manajemen biaya.”
a. Maksudnya adalah Tujuan utama dariditerapkannya system produksi just in time. Ini adalah
mengurangi ongkos produksi danmeningkatkan produktivitas total industry secara keseluruhan
dengan cara menghilangkanpemborosan (waste) secara terus-menerus (john A. White :
Production Hand Book, Georgia Instituteof Technology, 1987). Sasaran dari strategi
produksi just in time (JIT) adalah reduksi biaya danmeningkatkan arus perputaran modal (Capital
turnover ratio) dengan jalan menghilangkan setiappemborosan (waste) dalam system industry.
JIT harus dipandang sebagai suatu yang lebih luas daripada sekedar suatu program pengendalian
inventori. JIT
b. elemen-elemen penting, kunci keberhasilan penerapan JIT.
1. Menghasilkan produk sesuai dengan jadwal yang didasarkan pada permintaan
pelanggan.Sistem JIT biasanya menghasilkan produksi sesuai denganpesanan pelanggan
dengan sistemproduksi tarik (pull system) yang dibantu dengan menggunakan kartu
kanban.
Dharma EkonomiNo. 36 / Th. XIX / Oktober 2012
2. Memproduksi dalam jumlah kecil (small lot size).Ciri khas lain adalah memproduksi
dalam jumlah kecil sesuai dengan permintaan pelanggan akanmenghemat biaya dan
sumber daya selain menghilangkan persediaan barang dalam proses yangmerupakan
sejenis pemborosan yang dapat dihindari dengan menggunakan penjadwalan
prosesproduksi selain itu juga menggunakan pola produksi campur meratayaitu
:memproduksibermacam-mcam dalam satu lini produksi.
3. Menghilangkan pemborosan.Untuk menghindari pemborosan pada persediaan,
pembelian dan penjadwalan denganmenggunakan sistem kartu kanban yang mendukung
sistem produksi tarik, selain menghasilkanproduksi dengan baiksejak awal yaitu pantang
menerima, pantang memproses dan pantangmenyerahkan produk cacat dengan
bekerjasama dengan pemasok dengan persediaan yaitumengurangi jumlah barang yang
datang, menghilangkan persediaan penyangga, mengurangibiaya pembelian, memperbaiki
penanganan bahan baku, tercapainyapersediaan dalam jumlahkecil dan mendapatkan
pemasok yang dapat dipercaya
.4. Memperbaiki aliran produksi.Penataan produksi dilakukan dengan berpedoman pada
lima disiplin di tempat kerja yaitu 5-Syang antara lain :Seiri atau pemilahanyaitu disiplin
ditempat kerja dengan cara melakukanpemisahan berbgai alat atau komponen ditempat
masing-masing sehingga untuk mencarinyananti bila diperlukan akan lebih mudah.Seiton
atau penataanyaitu disiplin ditempat kerja denganmelakukan penyimpanan fungsional dan
membuang waktu untuk mencari barang.Seiso ataupembersihanyaitu disiplin ditempat
kerja dengan melakukan pembersihan sebagai pemeriksaandan tingkat kebersihan.Seiketsu
atau pemantapan/perawatanyaitu manajemenvisual danpemantpn 5-S seperti pemberian
tanda, pengumuman, label, pengaturan kabel,kode, dsb.Shitsuke atau pembiasaanyaitu
pembentukan kebiasaan dan tempat kerja yang berdisiplin.
5. Menyempurnakan kualitas produk.Salah satunya untuk menyempurnakan kualitas
produk dengan melihat prinsip manajemen yaitumemelihara pengendalian proses dan
membuat semua orang bertanggung-jawab terhadap
Dharma EkonomiNo. 36 / Th. XIX / Oktober 2012 tercapainya mutu, meningkatkan
pandangan manajemen terhadap mutu, terpenuhinyapengendalian mutu produk dengan
tegas,memberikan wewenang kepada karyawan untuk mengadakan pengendalian mutu
produk, menghendaki koreksi terhadapprodukcacatolehkaryawan, tercapainya inspeksi
100 % terhadap mutu produk dan tercapai komitmen terhadappengedalian mutu jangka
panjang.
6. Orang-orang yang tanggap.Penerapan sistem JIT ini tidak lagi menggunakan pilar
keuangan, pemasaran, SDM, tapimenggunakan lintas fungsi atau lintas disiplin sehingga
seluruh karyawan harus menguasaiseluruh bidang dalam perusahan sesuai dengan jenjang
dan kedudukannya dan kesalahan dalamproses selalu ditandai dengan menyalanya lampu
andon dan proses dihentikan dan seluruhkaryawan terfokus pada perbaikan yang terkenal
dengan istilh jidoka yaitu semua karyawanbertanggungjawab terhadap tercapaianya
produk yang baik dan mencegah terjadinya kesalahan.
7. Menghilangkan ketidakpastian.Untuk menghilangkan ketidakpastian dengan pemasok
dengan cara menjalin hubungan abadi danmemilki satu pemasok yang lokasinya
berdekatan dengan perusahaan yang masih kerabat denganpemilik perusahaan, sedang
dalam proses produksi dengan cara menerapkan sistem produksitarik dengan bantuan kartu
kanban dan produksi campur merata.
8. Penekanan pada pemeliharaan jangka panjang.Karakteristik pemeliharaan dengan
berpegang pada kontrakjangka panjang, memperbaiki mutu,fleksibelitas dalam
mengadakan pesanan barang, pemesanan dalam jumlah kecil yang dilakukanberkali-kali,
mengadakan perbaikan secara terus-menerus dan berkesinambungan.

2. Terdapat lima GAP, dari The Gaps model Parasuraman (1985) yang dapat dijumpai dalam
model kualitas pelayanan.
faktor penyebab dari setiap GAP tersebut adalah
GAP 1 adalah gap antara Harapan Pelanggan – Persepsi Manajemen. Sehubungan GAP 1 ini,
ketiganya mengajukan Proposisi 1: “Gap antara harapan pelanggan dan persepsi (kinerja)
manajemen atas harapan tersebut akan punya dampak pada penilaian pelanggan atas
kualitas pelayanan.”

GAP 2 adalah gap antara Persepsi Manajemen – Spesifikasi Kualitas Pelayanan. Sehubungan
dengan GAP 2 ini, ketiganya mengajukan Prosposisi 2: “Gap antara persepsi manajemen
seputar harapan pelanggan dan spesifikasi kualitan pelayanan akan berdampak pada
kualitas pelayanan dari sudut pandang pelanggan.”

GAP 3 adalah gap antara Spesifikasi Kualitas Pelayanan – Penyelenggaraan Pelayanan.


Sehubungan dengan GAP 3 ini, ketiganya mengajukan Prosisi 3: “Gap antara spesifikasi
kualitas pelayanan dan penyelenggaraan pelayanan aktual akan berdampak pada kualitas
pelayanan dari sudut pandang pelanggan.”

GAP 4 adalah gap antara Penyelenggaraan Pelayanan – Komunikasi Eksternal. Sehubungan


dengan GAP 4 ini, ketiganya mengajukan Proposisi 4: “Gap antara penyelenggaraan
pelayanan aktual dan komunikasi eksternal tentang pelayanan akan berdampak pada
kualitas pelayanan dari sudut pandang pelanggan.”
GAP 5 adalah gap antara Pelayanan Diharapkan (Expected Service) – Pelayanan Diterima
(Perceived Service). Sehubungan dengan GAP 5 ini, ketiganya mengajukan Proposisi 5:
“Kualitas yang pelanggan teriman dalam pelayanan adalah fungsi magnitude dan arah
gap antara pelayanan yang diharapkan dan pelayanan yang diterima.”

Anda mungkin juga menyukai