Setelah dikumpulkan informasi terkait dari review jurnal internasional serta, didapatkan
18 jurnal yang diklasifikasikan sebagai berikut; 10 jurnal internasional menggunakan metode
survey dari partisipan dan juga organisasi/perusahaan serta analisis kuantitatif yang, 7 jurnal
menggunakan analisa kualitatif, dan satu jurnal yang mempelajari mengenai pegawai dan
kegiatan dan kejadian yang terjadi pada tingkat shop floor (area kerja). Dari 18 jurnal yang telah
dikumpulkan, 9 jurnal membahas mengenai proses produksi pada industry garmen, satu artikel
berfokus pada manajemen quality, dan satu artikel membahas mengenai hasil pemantauan
kegiatan pada bagian penjahitan pada garment industri. 7 jurnal lainya membahas secara spesifik
mengenai kegiatan di industri garmen seperti pemotongan, penjahitan, finishing, dan produksi
total. Jurnal yang dikumpulkan dapat dilihat pada Gambar 1.
4.2 Hubungan antara penerapan lean manajemen dan produktivitas
Lean manajemen mempunyai banyak pengaruh terhadap kegiatan produksi dan
efektivitas suatu kegiatan. Lean manajemen dilakukan untuk mengurangi pemborosan pada
sektor sumber daya, perekrutan karyawan, dan operasional (Sibastrova & Vishnevskiy, 2106).
Tujuan dilakukanya lean manajemen adalah untuk meningkatkan kualitas produk, kepuasan
pelanggan, menghemat biaya (Koohestani, 2020). Pada jurnal review ini pengaruh penerapan
lean manajemen terhadap produktivitas dibagi menjadi beberapa faktor sebagai berikut :
Dari artikel yang telah di review, perusahaan yang menggunakan metode lean
management dalam proses produksi dapat meningkatkan efektifitas waktu produksi.
(Kumar et al., 2019) dalam jurnalnya menemukan bahwa menggunakan metode
lean management mampu mengurangi waktu siklus produksi hingga 34%. Lean
management juga dapat mengurangi waktu bongkar muat barang dari satu tempat
ke tempat lainya (dock to dock). Dari dua pabrik yang menggunakan metode lean
management, diketahui bahwa waktu bongkar muat yang dilakukan berkurang
masing masing hingga 20 hari dan 43 hari (Wickramasinghe dan Wickramasinghe
2011). Ketepatan waktu pengiriman juga dipengaruhi oleh adanya metode lean
managemet ini. Dari jurnal Wickramasinghe dan Wickramasinghe, (2017),
ditunjukkan bahwa menggunakan metode lean dapat meningkatkan persentase
ketepatan waktu pengiriman hingga 4%.
Dalam artikel yang ditulis oleh Quddus dan Nazmul Ahsan, (2014) dilaporkan
bahwa terdapat pengurangan barang yang cacat dalam produksi setelah menerapkan
lean manajemen. Pengurangan tersebut ditentukan dengan Defect per Hundred
Unit (DHU). DHU merupakan satuan untuk mengetahui berapa banyak barang
produksi yang cacat dalam setiap seratus produk. Dalam hal ini, penulis melaporkan
pengurangan jumlah DHU hingga 62%. Penulis lain melaporkan bahwa setelah
melakukan penerapan lean manajemen, jumlah persentase barang yang cacat
berkurang dari yang awalnya 11,29% menjadi 5,27%. Pengerjaan ulang juga
menjadi berkurang hingga 75%. Hal ini menunjukan bahwa metode lean
manajemen sangat cocok untuk meningkatkan kualitas produksi dan efisiensi
produksi. Terlihat dari berkurangnya jumlah barang yang cacat dan juga pengerjaan
ulang menyebabkan waktu dan bahan baku yang diperlukan dapat dimanfaatkan
secara efektif. Waktu tidak terbuang karena tidak adanya adanya pengerjaan ulang
sehingga produksi dapat terus menghasilkan sedangkan bahan baku dapat
dimanfaatkan dengan baik karena barang yang cacat berkurang sehingga produk
dapat dipasarkan semua dan tidak ada yang menjadi limbah karena termasuk barang
cacat.
4.2.4 Limbah Hasil Produksi
Limbah hasil produksi selain dari sisa sisa proses produksi yang tidak terpakai,
juga bisa dihasilkan dari barang yang cacat dan tidak bisa masuk ke pasar. Sehingga
harus dibuang dan akhirnya menjadi limbah. Pada kasus limbah hasil produksi
digunakan Teknik VSM atau value stream mapping. VSM merupakan teknik
memvisualkan proses aktivitas dalam bentuk mapping flow chart yang berguna
untuk memetakan aktivitas yang memberikan nilai tambah dalam mewujudkan
proses lean. VSM berfokus pada nilai tambah dan pengurangan pemborosan pada
produk. Untuk mewujudkan proses lean, manajemen harus memahami proses
bisnis, yang mencakup seluruh proses value chain, seperti proses produksi, aliran
material, aliran informasi, dan aliran uang. Fokus proses lean terletak pada aktivitas
yang memberikan penambahan nilai bagi pelanggan dan menghilangkan aktivitas
yang tidak menambah nilai atau pemborosan.
Teknik VSM digunakan dalam mewujudkan proses lean dengan cara memetakan
dan menganalisis aktivitas yang menambah nilai dan tidak menambah nilai serta
langkah-langkah dalam aliran dan proses informasi. Model VSM ini
memvisualisasikan kegiatan yang menambah nilai bagi pelanggan, dan kegiatan
yang tidak menambah nilai. Dengan memvisualkan proses dan memetakan aktivitas
yang memberi nilai tambah dan mengidentifikasi aktivitas yang tidak memberi nilai
tambah, maka kita dapat menemukan potensi perbaikan yang signifikan dan
tindakan perbaikan yang sesuai. Dengan adanya VSM limbah hasil produksi dapat
diminimalisasi dan dioptimalkan pada proses produksi (Kumar et al., 2019).
4.2.5 Pembenahan
Lima studi difokuskan pada tahapan implementasi lean dan kecenderungannya adalah
semakin lama durasi lean semakin besar dampaknya. Salah satu artikel menemukan bahwa
sebagian besar perusahaan yang mengadopsi lean masih berada pada fase awal
implementasi lean (9 dari 10 pabrik). Hanya satu pabrik yang menunjukkan implementasi
lean yang konsisten dengan hasil yang terlihat (Kaur et al., 2016). Adapun durasi
implementasi lean, beberapa penelitian menunjukkan bahwa durasi waktu implementasi
lean berpengaruh positif terhadap produktivitas pekerja, partisipasi karyawan dalam
pengambilan keputusan, dan komitmen manajerial (Jackson & Mullarkey, 2000). Secara
khusus, Perusahaan yang menerapkan lean manajemen memiliki sistem perbaikan
berkelanjutan yang lebih mapan.
Ahmed, M., Islam, T., & Kibria, G. (2018). Study on 6S method and improving working environments in
the garments industry. International Journal of Scientific & Engineering Research, 9(3), 737–754.
Jackson, P. R., & Mullarkey, S. (2000). Lean production teams and health in garment manufacture.
Journal of Occupational Health Psychology, 5(2), 231–245.
Kaur, P., Marriya, K., & Kashyap, R. (2016). Assessment of lean initiatives: An investigation in the
Indian apparel export industry. Indian Journal of Management, 9(9), 52–66.
Koohestani, K., Poshdar, M., & Gonzalez, V. (2020, August). Finding the Way to Success in
Implementing Lean Construction in an Unfavourable Context. In 28th Annual Conference of the
International. Group for Lean Construction (IGLC28). International Group for Lean Construction (IGLC).
Kumar, D. V., Mohan, G. M., & Mohanasundaram, K. M. (2019). Lean tool implementation in the
garment industry. Fibres and Textiles in Eastern Europe, 27(2(134)), 19–23.
Quddus, M. A., & Nazmul Ahsan, A. M. M. (2014). A shop-floor kaizen breakthrough approach to
improveworking environment and productivity of a sewing floor inRMGindustry. Journal of Textile and
Apparel, Technology and Management, 8(4).
Sibatrova, S., & Vishnevskiy, K. (2016). Present and future of the production: integrating lean
management into corporate foresight. Higher School of Economics Research Paper No. WP BRP, 66.
Vijayakumar, G., & Robinson, Y. (2016). Impacts of lean tools and techniques for improving
manufacturing performance in garment manufacturing scenario : A case study. International Journal of
Advanced Engineering Technology, 7(2), 251–260.
Wickramasinghe, G., & Wickramasinghe, V. (2017). Implementation of lean production practices and
manufacturing performance: The role of lean duration. Journal of Manufacturing Technology
Management, 28(4). JMTM-08-2016-0112. doi:10.1108/JMTM-08-2016-0112
Wickramasinghe, G. L. D., & Perera, A. (2016). Effect of total productive maintenance practices on
manufacturing performance investigation of textile and apparel manufacturing firms. Journal of
Manufacturing Technology Management, 27(5), 713–729.